Anda di halaman 1dari 8

JSM 3 (1) (2014)

JURNAL SENI MUSIK

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm

PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER BAND DI SMA NEGERI


JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

Yuniar Dwi Purnadi 




Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran band pada
Diterima April 2014 kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri Jatilawang, serta untuk mengetahui faktor pendukung dan
Disetujui Mei 2014 faktor penghambat proses pembelajaran ekstrakurikuler band di SMA Negeri Jatilawang.
Dipublikasikan Juni 2014 Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran ekstrakurikuler band di SMA N
Jatilawang: (1) bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan musikal dan juga mampu mengasah
Keywords: aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, (2) materi pembelajaran ekstrakurikuler band
Learning, band, di SMA Negeri Jatilawang terbagi dalam tiap instrumen, seperti vokal, gitar elektrik, bass
extracurricular elektrik, drum dan keyboard (3) metode yang digunakan dalam pembelajaran band bervariasi
seperti metode ceramah plus, metode demonstrasi, serta metode latihan (drill), dan (4)
evaluasi pembelajaran musik di SMA Negeri Jatilawang bersifat terbuka dan mampu
menyemangati siswa untuk lebih giat berlatih. Faktor pendukung pembelajaran band di SMA
Negeri Jatilawang, yaitu minat dan bakat, motivasi, sarana dan fasilitas, warga sekolah dan
orang tua, serta program. Sedangkan faktor penghambatnya adalah emosi, dan keterbatasan
waktu.

Abstract

The purpose of this research is to figure out and describe band learning on extracurricular activity in
State Senior High School of Jatilawang and to know supporting factors and inhibiting factors of
band extracurricular learning process in State Senior High School of Jatilawang. The result of this research
showed that band extracurricular learning in State Senior High School of Jatilawang: (1) has the purpose to
improve musical intelligence and sharpen the cognitive, affective and psychomotor aspects of the students
(2) the material of band extracurricular learning in State Senior High School of Jatilawang is divided
in each instrument, such as vocal, electric guitar, electric bass, drum and keyboard (3) the used method
in band learning is vary, such as plus lecture method, demonstration method, and drill method, and (4) music
learning evaluation in State Senior High School of Jatilawang is open and able to motivate students to be more
vigorous in exercise. The supporting factors of band learning in State Senior High School of Jatilawang are
interest and talent, motivation, infrastructure, school community and parents and the program. While
inhibiting factors are emotion and limited time.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2301- 4091
Gedung B2 Lantai 2 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: joeniarady@gmail.com

1
Yuniar Dwi Purnadi / Jurnal Seni Musik 3 (1) (2014)

PENDAHULUAN jenis musik hiburan atau musik populer.


Lahirnya berbagai macam band dengan gaya
SMA Negeri Jatilawang adalah satu- dan jenis musik yangberbeda-beda
satunya Sekolah Menengah Atas yang berstatus membuktikan bahwa sikap apresiasi masyarakat
negeri di kecamatan Jatilawang, Kabupaten terhadap musik sangat tinggi. Bahkan
Banyumas. Sekolah Menengah Atas yang pembelajaran band telah banyak dimasukkan
sebelum berstatus negeri bernama SMA Pemda dalam program ekstrakurikuler sekolah sebagai
Jatilawang ini mempunyai visi dan misi yang salah satu upaya menampung dan
salah satunya adalah melaksanakan mengembangkan potensi siswa dalam bidang
pembelajaran yang efektif dan efisien, serta musik.
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler untuk Kegiatan ekstrakurikuler merupakan
mengembangkan bakat anak didik dalam bidang kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam
olahraga dan kesenian. pelajaran sekolah yang bertujuan untuk
Menurut Jamalus (1988 : 37), pendidikan mengembangkan kepribadian, bakat dan
seni adalah upaya untuk mewariskan kemampuannya di berbagai bidang di luar
kemampuan berkesenian yang dapat dilakukan bidang akademik. Salah satu ekstrakurikuler
oleh seniman, pelaku seni, pendidik seni, atau yang ada di SMA N Jatilawang adalah seni
siapapun yang memiliki kemampuan musik. Menurut pendapat peneliti, adanya
berkesenian dan mampu membelajarkan. pembelajaran band dalam kegiatan
Sedangkan menurut Jazuli (2008 : 14), ekstrakurikuler seni musik sangat bermanfaat
pendidikan seni adalah usaha sadar untuk untuk siswa guna mengembangkan kemampuan
mewariskan atau menularkan kemampuan musikalnya, terutama dalam era musik modern
berkesenian sebagai perwujudan transformasi saat ini dimana terdapat berbagai macam karya
kebudayaan dari generasi ke generasi yang musik dengan gaya yang baru dan berbeda. Oleh
dilakukan oleh para seniman atau pelaku seni sebab itu, penelitian ini mengambil judul
kepada siapapun yang terpanggil. Jazuli juga ”Pembelajaran Ekstrakurikuler Band di SMA
menambahkan pendidikan seni digunakan untuk Negeri Jatilawang”.
menyiapkan siswa melalui kegiatan
pembimbingan, pembelajaran, dan pelatihan LANDASAN TEORI
agar siswa memiliki kemampuan untuk Pembahasan mengenai hakikat
berkesenian. pembelajaran tidak akan terlepas dari
Pendidikan Seni Budaya diberikan di pembahasaan mengenai belajar dan mengajar,
sekolah karena keunikan dan manfaat yang Karena dalam setiap proses pembelajaran terjadi
diberikan terhadap kebutuhan perkembangan peristiwa belajar mengajar. Dalam proses
peserta didik, yang terletak pada pemberian pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua
pengalaman estetis dalam bentuk kegiatan komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara
berekspresi serta berkreasi dan juga berapresiasi dua komponen tersebut harus terjalin interaksi
terhadap kesenian. Dalam pembelajaran seni, yang saling menunjang agar hasil belajar
materi yang disajikan harus menunjang mengajar dapat tercapai secara optimal.
pendidikan apresiasi dan kreasi sehingga siswa Tujuan belajar siswa adalah mencapai
mampu mengembangkan daya kreativitas, dan perkembangan optimal dalam aspek kognitif,
diharapkan juga dapat menjadi lebih kreatif afektif dan psikomotorik. Pembelajaran
dalam bidang yang lain guna mengatasi mempunyai tujuan yang searah dengan tujuan
dinamika serta masalah yang dihadapi dengan belajar siswa tersebut, yakni agar siswa
sikap estetik. mencapai perkembangan optimal dalam aspek
Perkembangan musik di Indonesia yang kognitif, afektif dan psikomotorik.
semakin menunjukkan kemajuan yang positif Menurut Achmad Sugandi (2006: 53),
sangat menarik untuk diikuti. Terutama dalam terdapat beberapa komponen yang

2
Yuniar Dwi Purnadi / Jurnal Seni Musik 3 (1) (2014)

mempengaruhi pembelajaran, yakni: (1) Big band adalah satuan musik besar, baik
Kurkulum, (2) metode, (3) materi, dan (4) ditiup maupun campuran sebagai penyaji karya
evaluasi. musik iringan atau musik hiburan.
Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan
yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang METODE PENELITIAN
tercantum dalam susunan pembelajaran sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Berdasarkan pada pokok permasalahan
Kegiatan ekstrakurukuler berupa pengayaan dan yang dikaji, yaitu mengenai pembelajaran
perbaikan yang berkaitan program kurikuler ekstrakurikuler band di SMA Negeri Jatilawang,
(Purnomo, 2007: 10). Ekstrakurikuler maka penelitian ini menggunakan pendekatan
merupakan kegiatan yang bermuatan pengayaan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan
yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
dengan tujuan mengembangkan bakat yang Deskriptif adalah penguraian tentang kejadian-
dimiliki siswa. kejadian berdasarkan data-data baik yang tertulis
Band merupakan suatu perkembangan maupun yang tidak tertulis.
dari seni musik. Band adalah grup musik yang Menurut Bogdan dan Taylor (dalam
mempunyai perkembangan dari sebuah Sumaryanto, 2001: 2) penelitian kualitatif
kelompok orkestra. Lahirnya sebuah Big Band adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
berasal dari orchestra. Definisi orchestra itu data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
sendiri adalah sebuah kumpulan musik dengan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
besetting komplit, yaitu instrumen-instrumen diamati. Kirk dan Miller (dalam Sumaryanto,
gesek, tiup, petik, pukul dan lain-lain. Inilah 2001: 2), mendefinisikan penelitian kualitatif
yang disebut sebagai awal mulanya Big Band. sebagai tradisi tertentu dalam penellitian sosial
Bentuk big band kemudian dibuat lebih kecil yang fundamental bergantung pada pengamatan
dari ensambel, namun pemain brass section pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
komplit (Samboedi, 1989: 50). berhubungan dengan orang-orang tersebut
Dr. Wayne Dyess, Professor of Trombone dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.
dari Lamar University (1998: 2) mengatakan Peneltian ini menggunakan pendekatan
bahwa seni musik band berkaitan dengan deskriptif kualitatif, dalam hal ini obyek
keharmonisan pola nada sehinga enak terdengar penelitiannya adalah pembelajaran
di telinga. Dia juga mengatakan bahwa grup ekstrakurikuler band di SMA Negeri Jatilawang.
band adalah sekelompok musisi yang bersama- Dengan demikian sifat kualitatif penelitian ini
sama membentuk komunitas hiburan musik mengarah pada proses pembelajaran band pada
dalam bingkai orkestra. Adapun jenis atau kegiatan ekstrakurikuler seni musik di SMA
macam-macam band dapat dijabarkan dan Negeri Jatilawang serta faktor pendukung dan
dijelaskan sebagai berikut (Banoe, 2003: 42): faktor penghambat proses pembelajaran
Drum band adalah lazimnya hampir tersebut.
sama dengan marching band yaitu band Dalam penelitian ini menggunakan
pendukung baris-berbaris yang perangkat beberapa tahapan untuk mempermudah dalam
pokoknya berbagai ragam drum. Tipikal bentuk proses penelitian sehingga penelitian lebih
dan penampilan drum band yang paling dikenal terkonsep dan dapat berjalan sesuai dengan
adalah drum band yang dimiliki oleh institusi rencana penelitian ini. Tahapan-tahapan
kemiliteran ataupun kepolisian. tersebut adalah tahap pra-lapangan, tahap
Combo band adalah satuan musik kecil pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.
yang lazim mengiringi penampilan pentas secara Untuk memperoleh data atau informasi
improvisasi dan spontan. yang diperlukan maka ditentukan sumber data
atau informasi yang terdiri dari narasumber
yang dipandang memiliki pengetahuan atau

3
Yuniar Dwi Purnadi / Jurnal Seni Musik 3 (1) (2014)

wawasan yang memadahi tentang informasi kualitatif harus mampu mencari benda-benda,
yang diperlukan. Narasumber yang dimaksud mencatat keteraturan, pola-pola, konfigurasi
adalah guru pengajar, kepala sekolah dan siswa yang semua itu merupakan satu kesatuan yang
SMA Negeri Jatilawang. Sedangkan teknik- utuh, bahkan barangkali ada keterkaitan alur,
teknik yang digunakan dalam penelitian adalah sebab akibat serta preposisi.
teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik
dokumentasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kemudian dari data yang diperoleh, data
tersebut dianalisis. Proses pengolahan data Sejarah Berdirinya SMA N Jatilawang
dimulai dengan mengelompokkan data-data SMA Negeri Jatilawang merupakan
yang terkumpul melalui observasi, wawancara, sekolah menengah atas yang beralamat di Jl.
dokumentasi dan kajian pustaka maupun Raya Jatilawang no. 376, tepatnya di desa
catatan yang dianggap dapat menunjang dalam Tunjung. Secara administratif, SMA Negeri
penelitian ini untuk diklasifikasikan dan Jatilawang masuk dalam wilayah Kecamatan
dianalisa berdasarkan kepentingan penelitian. Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Provinsi
Hasil analisis data tersebut selanjutnya disusun Jawa Tengah.
dalam bentuk laporan dengan teknik deskriptif Menurut bapak Ananto Nur Semedi
analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan selaku kepala sekolah di SMA N Jatilawang,
keterangan-keterangan atau data-data yang telah pada tahun 1983 di wilayah eks kawedanan
terkumpul dan dianalisis berdasarkan teori-teori Jatilawang yang meliputi 5 kecamatan
yang ada. (Jatilawang, Wangon, Rawalo, Lumbir,
Reduksi data merupakan proses Purwojati) belum terdapat sekolah menengah
pemilihan, pemusatan perhatian pada atas yang berstatus negeri. Bagi masyarakat
penyederhanaan, pengabstrakan dan Jatilawang yang menginginkan adanya SMA
transformasi data kasar yang muncul dari Negeri sudah mulai merintis dengan mendirikan
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi SMA Swasta yang diberi nama SMA Pemda
data berkaitan erat dengan proses analisis data. Jatilawang dengan suatu harapan agar SMA
Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data Pemda tersebut suatu saat menjadi sebuah SMA
mana yang dipilih, data yang dibuang, cerita Negeri.
mana yang sedang berkembang itu merupakan Pemerintah pada waktu itu melalui
pilihan-pilihan analisis. Reduksi data Depdikbud sedang menggalakan program
merupakan bentuk analisis yang menajamkan, gedung sekolah paket B/UGB (Unit Gedung
menggolongkan, mengarahkan, membuang Baru) yang dibangun langsung oleh pemerintah
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data pusat. Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten
dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan Banyumas pada waktu itu menawarkan program
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. tersebut untuk kecamatan Jatilawang atau
Penyajian data merupakan sekumpulan kecamatan Wangon. Atas perjuangan Camat
informasi yang terkumpul dan memberikan Jatilawang dan Kepala Desa Tunjung pada
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan waktu itu, proyek UGB tersebut dibangun di
pengambilan tindakan. Penyajian yang sering kecamatan Jatilawang, tepatnya di desa
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah Tunjung.
bentuk wacana naratif (penceritaan kronologis) Hambatan yang dihadapi selanjutnya saat
yang merupakan penyederhanaan dari informasi itu adalah tanah untuk lokasi pembangunan
yang banyak jumlahnya ke dalam kesatuan gedung seluas 4 bahu/sekitar 30.000 m 2. Lokasi
bentuk yang disederhanakan. yang digunakan adalah tanah milik warga, oleh
Kegiatan verifikasi merupakan kegiatan karena itu diperlukan beberapa kali musyawarah
yang sangat penting, sebab dari awal dengan pemilik tanah. Disamping antusiasme
pengumpulan data, seorang penganalisis warga yang sangat mendukung didirikannya

4
Yuniar Dwi Purnadi / Jurnal Seni Musik 3 (1) (2014)

SMA Negeri, dicapailah kesepakatan antara Negeri Jatilawang tahun 2013 adalah sebagai
pemerintah dan pemilik tanah dengan berikut:
dikeluarkannya Surat Keputusan Pembebasan Penanggung Jawab :
Tanah tertanggal 28 Februari 1984. Drs Ananto Nur Semedi
Pada 1 Juli 1984, SMA Negeri Jatilawang Pembina :
membuka penerimaan siswa baru untuk pertama Solikhin, S.Pd
kalinya. Namun karena pembangunan gedung Sekretaris :
belum terselesaikan, kegiatan belajar mengajar Hesti Muslikhah, S.Pd
dilaksanakan pada siang hari di SMP Negeri 1 Pengajar/pelatih :
Jatilawang, dan ini berlangsung selama kurang Solikhin, S,Pd
lebih 1 tahun. Gedung baru selesai dibangun Kasirun
pada tanggal 31 Agustus 1985,terdiri dari 9 Hesti Muslikhah, S.Pd
ruang yang dipergunakan sebagai kegiatan Koordinator Siswa :
belajar mengajar, masing-masing sebuah Difki Pambudi (kelas XI)
laboratarium, perpustakaan, ruang UKS, ruang Dalam pembelajaran ekstrakurikuler band
keterampilan sekaligus ruang praktik seni musik, di SMA Negeri Jatilawang, materi yang
ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata diberikan adalah berupa lagu. Siswa pada akhir
usaha, mushola dan 2 buah kamar mandi serta pembelajaran diharapkan bisa memainkan
rumah penjaga. Secara resmi SMA Negeri beberapa lagu yang telah dipelajari. Namun
Jatilawang berdiri berdasarkan Surat Keputusan pada awal pemberian materi, siswa dilatih
Mendikbud RI no. 0558/0/1984 tertanggal 20 teknik-teknik dasar bermain untuk tiap-tiap
November 1984. instrumen.
Menurut bapak Solikhin (51), selaku
Pembelajaran Ekstrakurikuler Band di SMA N pelatih dalam kegiatan pembelajaran
Jatilawang ekstrakurikuler band di SMA Negeri Jatilawang,
Pembelajaran band dalam kegiatan pemberian materi diawali pengenalan dan teknik
ekstrakurikuler seni musik di SMA Negeri memainkannya. Penyampaian materi dibagi
Jatilawang pertama kali diterapkan pada tahun sesuai dengan instrumen yang dimainkan, yaitu
2001. Penerapan pembelajaran ini dilakukan vokal, gitar, bass elektrik, keyboard dan drum.
sebagai wadah untuk mengembangkan potensi Metode pembelajaran yang digunakan
bakat dan kecerdasan siswa agar dapat dalam pembelajaran ekstrakurikuler band di
berkembang optimal dan seimbang. SMA N Jatilawang adalah:
Menurut Solikhin (51), guru seni musik
dan pelatih ekstrakurikuler seni musik SMA Metode Ceramah Plus
Negeri Jatilawang, melalui kegiatan Metode ceramah plus adalah
pembelajaran ini para siswa dapat pembelajaran dengan menggunakan metode
mengembangkan kemampuan musikalnya. ceramah plus demonstrasi dan latihan. Dalam
Selain itu juga mereka belajar untuk bekerja menggunakan metode ini, pelatih memberikan
sama dengan orang lain, meningkatkan materi secara teoritis atau ceramah kemudian
kreativitas dan kepercayaan diri dalam mempraktekkan materi tersebut dengan alat
mengekspresikan diri. Pada tahun pertama musik. Misalnyamateri akord pada instrumen
pelaksanaan pembelajaran band di SMA Negeri gitar, pelatih menuliskan macam-macam akord
Jatilawang terbentuk grup band Zenit yang di papan tulis kemudian menjelaskan letak
terdiri dari 5 siswa, dan menyajikan beberapa penjarian sambil mempraktikkannya kepada
lagu dari Cranberries pada acara perpisahan kelas siswa. Dengan metode ini, siswa diharapkan
3 di akhir tahun. mampu menangkap materi yang disampaikan
Berdasarkan hasil observasi, susunan oleh pelatih dan dapat mempraktekkannya
pengurus ekstrakurikuler seni musik SMA secara langsung.

5
Yuniar Dwi Purnadi / Jurnal Seni Musik 3 (1) (2014)

mudah menerima materi yang disampaikan


a) Metode Demonstrasi daripada siswa yang memiliki minat yang
Metode ini merupakan salah satu cara rendah. Minat siswa dalam mengikuti
untuk menunjukan dan memperagakan pembelajaran band di SMA Negeri Jatilawang
bagaimana cara memainkan alat musik dengan cukup tinggi, artinya siswa antusias dengan
baik kepada siswa, sehingga siswa menjadi lebih pembelajaran band di SMA Negeri Jatilawang.
terampil dalam memainkannya. Metode ini Hampir setiap jadwal latihan siswa selalu hadir.
dilakukan pada tahap materi lagu. Misalnya Siswa yang berbakat juga menjadi faktor
materi drum pada lagu Pasti Bisa, pelatih akan pendukung pembelajaran band di SMA Negeri
memperagakan pola irama drum pada lagu Jatilawang.
tersebut dengan menggunakan media seperti
mp3 player atau tape recorder. Motivasi
Semakin banyak siswa mendapatkan
b) Metode Drill (Latihan) motivasi akan meningkatkan daya juang serta
Metode latihan (drill) merupakan metode kegigihannya untuk menguasai materi yang
yang efektif untuk meningkatkan kemampuan diberikan dalam pembelajaran band. Pada
siswa dalam menguasai suatu alat musik. Dalam pembelajaran band di SMA Negeri Jatilawang,
metode ini, siswa akan diberi materi latihan agar siswa selalu diberi motivasi oleh pelatih maupun
pelatih dapat menilai sejauh mana siswa teman-teman sebayanya. Misalnya teman-teman
menangkap materi yang telah diberikan. Selain sebaya menonton proses latihan pada saat
itu juga untuk memotivasi siswa untuk jadwal latihan, itu menjadi motivasi siswa
meningkatkan kemampuan dalam menguasai sehingga lebih bersemangat dalam latihan.
materi.
Evaluasi pembelajaran ekstrakurikuler Sarana dan Fasilitas
band di SMA Negeri Jatilawang bersifat SMA Negeri Jatilawang memberikan
terbuka, yakni siswa ditawarkan nilai yang sarana dan fasilitas yang cukup memadai untuk
tinggi apabila memenuhi kriteria yang memperlancar proses pembelajaran band.
ditentukan. Selain kemampuan musikal, kriteria Fasilitas dan sarana yang diberikan berupa
yang dinilai dalam pembelajaran band yaitu ruang musik, aula serba guna dan seperangkat
kekompakkan dan kedisiplinan. Adapun hasil alat band. Proses pembelajaran dan latihan
yang diperoleh selain peningkatan dalam dilaksanakan di ruang musik, sedangkan
kemampuan musikal (musical intelligence), pementasan dilaksanakan di aula serba guna
ternyata pembelajaran ekstrakurikuler band di yang didalamnya terdapat sebuah panggung
SMA Negeri Jatilawang dapat membentuk sifat yang cukup luas. Selain itu pihak sekolah juga
kemandirian, kepercayaan diri, gotong royong, memberikan sarana berupa peralatan band
serta sikap kesadaran sosial yang tinggi pada untuk kegiatan tersebut.
siswa.
Warga Sekolah dan Orang Tua
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Warga sekolah SMA Negeri Jatilawang
Faktor pendukung dalam pembelajaran seperti kepala sekolah, guru, karyawan dan
ekstrakurikuler band di SMA N Jatilawang siswa mendukung pelaksanaan kegiatan
yaitu; pembelajaran band. Begitu pula halnya dengan
orang tua siswa, mereka mendukung kegiatan
Minat dan Bakat anak untuk berkreasi dalam hal yang positif
Minat dan bakat menjadi faktor yang seperti musik.
memiliki peranan penting dalam pembelajaran
band. Siswa yang memiliki minat yang tinggi
dalam mengikuti pembelajaran akan lebih

6
Yuniar Dwi Purnadi / Jurnal Seni Musik 3 (1) (2014)

Program Pembelajaran ekstrakurikuler band di


Program pembelajaran band dalam SMA Negeri Jatilawang sangat bermanfaat
kegiatan ekstrakurikuler seni musik di SMA untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif,
Negeri Jatilawang diadakan sesuai dengan dan psikomotorik siswa di bidang musik. Materi
program sekolah yang telah disusun pembelajaran ekstrakurikuler band yang
sebelumnya. Kegiatan ini dapat berjalan dengan diajarkan di SMA Negeri Jatilawang terbagi
lancar karena sekolah memiliki program dan dalam tiap instrumen dalam pembelajaran band,
tujuan yang jelas yaitu sebagai sarana bagi siswa seperti vokal, gitar elektrik, bass elektrik, drum
dalam berkreasi dan berekspresi dalam kegiatan dan keyboard. Metode yang digunakan adalah
seni musik, serta dapat meningkatkan metode ceramah plus, metode latihan (drill) dan
kemampuan musikal dan kreativitas siswa. metode demonstrasi. Evaluasinya bersifat
Dengan adanya tujuan yang jelas ini, kegiatan terbuka, yakni siswa diberi nilai tinggi jika
pembelajaran dapat direncanakan dan memenuhi kriteria yang ditentukan. digunakan
dilaksanakan dengan baik. dalam pembelajaran musik sesuai dengan
Sedangkan faktor yang menghambat materi.
pembelajaran ekstrakurikuler band di SMA N Faktor pendukung proses pembelajaran
Jatilawang yaitu. band pada kegiatan ekstrakurikuler seni musik di
SMA Negeri Jatilawang antara lain; (1) minat
Emosi dan bakat, (2) motivasi, (3) sarana dan fasilitas,
Pada pembelajaran band di SMA Negeri (4) warga sekolah dan orang tua, serta (5)
Jatilawang, emosi siswa menjadi salah satu program. Sedangkan faktor penghambat
faktor yang menghambat proses pembelajaran. pembelajaran band di SMA Negeri Jatilawang
Misalnya ketika siswa merasa bosan, bersikap antara lain: (1) emosi, dan (2) keterbatasan
acuh, atau terjadi konflik antar siswa dalam waktu yang diberikan pada pembelajaran
pembelajaran band. Hal ini akan menghambat ekstrakurikuler band di SMA Negeri Jatilawang
proses pembelajaran band yang membutuhkan yang hanya 2 jam seminggu.
konsentrasi dan kerjasama dalam
pelaksanaannya. Saran
Saran yang diberikan untuk pembelajaran
Keterbatasan Waktu band pada kegiatan ekstrakurikuler seni musik di
Alokasi waktu latihan pembelajaran band SMA Negeri Jatilawang sebagai berikut:
di SMA Negeri Jatilawang yang hanya sekitar 2 Bagi pelatih/pengajar agar lebih
jam seminggu menjadi salah satu faktor menambah lagi variasi dalam mengajarkan
penghambat proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran band pada siswa, misalnya dengan
terkadang siswa harus latihan di luar sekolah pemutaran video atau live performance dari
agar dapat lebih cepat menguasai materi. band-band ternama dunia bisa dijadikan
Apalagi jika pelatih sedang berhalangan hadir alternatif agar siswa mempunyai motivasi untuk
sehingga siswa tidak mendapatkan materi meningkatkan keterampilan mereka.
pembelajaran, ini sangat menghambat proses Diharapkan siswa yang mengikuti
pembelajaran. kegiatan pembelajaran band di SMA Negeri
Jatilawang dapat mengembangkan kemampuan
PENUTUP dalam mengaransemen lagu dalam berbagai
genre atau aliran musik, karena sebagai pemain
Kesimpulan band (pemusik) tidak hanya mempelajari aliran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian musik tertentu saja dan supaya lebih kaya akan
tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai genre musik
berikut:

7
Yuniar Dwi Purnadi / Jurnal Seni Musik 3 (1) (2014)

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yoyakarta: Samboedi. 1989. Jazz Sejarah dan Tokoh-Tokohnya.
Karusius Jakarta: Dahara Prize
Dyess, Wayne Dr. 1998. The Studi of Music Band. Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran.
(Lamar University) Semarang: UPT UNNES PRESS
Jamalus. 1981. Musik Jilid 5 untuk Sekolah Pendidikan Suharto, S. 2013. Problematika Pelaksanaan
Guru. Jakarta. Depdikbud. Pendidikan Seni Musik di Sekolah Kejuruan
Non Seni. Harmonia: Journal of Arts Research
----------- 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman
and Education. [Online] 12:1
Musik. Jakarta: P2LPTK Suharto, S. 2011. Pengembangan Materi dan Kegiatan
Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Pembelajarannya dalam Kurikulum Tingkat
Seni. Semarang: UNNES Press. Satuan Pendidikan Bidang Seni Musik.
Purnomo, Atmo. 2007. Ekstrakurikuler Band di SD Harmonia: Journal of Arts Research and
Hajah Isriati Semarang (Kajian tentang Education. [Online] 8:3
Proses Pembelajaran).Skripsi Pendidikan Seni Sumaryanto, Totok. 2001. Diktat Kuliah Metodologi
Musik: UNNES Penelitian Kualitatif. Seamarang: IKIP Press.

Anda mungkin juga menyukai