Anda di halaman 1dari 17

“PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE

LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN GAMELAN


DEGUNG SISWA KELAS VI SDN 2 MEKARMUKTI”

diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata kuliah


Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu : Risma Nuriyanti, M.Pd.

disusun oleh :
MAULANA YUSUP
NIM. 208444012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, BAHASA, DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI) GARUT
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kuasa-Nya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal penelitian sesuai dengan tenggat
waktu yang diberikan. Penulis menyadari jika selama proses pengerjaan proposal
penelitian ini, banyak pihak telah memberikan bantuan dan dukungannya, oleh
karena itu penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Risma Nuriyanti, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Proposal yang telah
memberikan arahan disetiap tahapan pengerjaan proposal hingga selesai.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan, doa, dan kata-kata penyemangat
selama penulis berkutat dengan pengerjaan proposal penelitian.
3. Teman-teman satu bimbingan penelitian yang sama-sama berjuang dan saling
memberikan dukungan selama proses pengerjaan proposal.
Adapun penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Active Learning Terhadap Kemampuan Bermain Gamelan Degung
Siswa Kelas VI SDN 2 Mekarmukti.” Ini bertujuan untuk mengetahui peserta
didik tersebut sampai mana dalam meningkatkan belajarnya.
Dalam penulisan proposal ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyelesaikannya dengan baik, namun penulis juga menyadari jika masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran dari pembaca untuk menyempurnakan kekurangan yang ada dalam proposal
penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap jika proposal penelitian ini dapat
berguna bago pembaca sekalian dan pihak- pihak lainnya.

Garut, Desember 2023

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Musik di Indonesia sangat beragam jenisnya. Musik adalah bunyi yang
ditimbulkan dan dapat diterima oleh seseorang serta memiliki sifat yang
berbedabeda berdasarkan lokasi, budaya, selera, sejarah dari penikmat musik
(Nurhayati, 2015:168). Musik daerah biasa disebut dengan musik tradisional
merupakan alat musik yang dipengaruhi serta berkembang dengan nuansa
suatu budaya daerah tertentu. Ada musik Tanjidor, Gambang Keroncong dan
Karawitan (Nurhayati, 2015:169). Musik gamelan dan adalah salah satu
kesenian dari kebudayaan bangsa Indonesia yang selalu hadir di acara-acara
ritual, upacara kepercayaan dan beberapa kebudayaan yang masih dianut
sampai sekarang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
banyak sekali keanekaragaman seni dan budaya.Gamelan adalah sebuah alat
musik tradisional yang terdiri dari beberapa instrumen. Gamelan memiliki
komponen penyusun dari kayu, besi dan logam. Masing-masing instrumen dari
gamelan memiliki cara dan fungsi tersendiri. Instrumen dalam gamelan ada
gong, kendang, saron, peking, gambang, celempung, seruling. Gamelan
merupakan salah satu diantara sekian banyak kesenian di Indonesia yang mulai
tergeser keberadaanya. Musik yang ditimbulkan dengan memainkan gamelan
memiliki keindahan dan kenikmatan bagi para pendengarnya.
Pembelajaran gamelan pada siswa merupakan salah satu cara
mempertahankan kesenian daerah di era globalisasi. Masih ada siswa yang
tidak memahami bahkan tidak tahu mengenai gamelan degung tersebut. Hal ini
terjadi karena pendidik yang kurang kompeten pada bidangnya bahkan tidak
memahami dan menguasai materi pelajaran gamelan degung, oleh sebab itu
materi pembelajaran musik tradisional secara berkelompok yaitu gamelan
degung tidak tersampaikan dan tidak dipelajari oleh siswa. Tujuan
pembelajaran seni musik disekolah terutama pada pembelajaran bermain
gamelan degung ialah, untuk menumbukan karakter siswa diantaranya :
kepekaan, disiplin, rasa toleransi dan kebersamaan. Diharapkan dengan

3
dipelajarinya pembelajaran musik bermain gamelan degung ini karakter yang
telah disebutkan tadi bisa tumbuh pada diri siswa tersebut. Untuk itu pendidik
selain harus menguasai materi perlu juga menggunakan metode atau media
agar dapat menarik perhatian siswa dan fokus pada pembelajaran.
Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Dr. Dewi Suryati
Budiwati, S. Sen., M. Pd. Dr. Uus Karwati, S. Kar., M. Sn. Dr. H. Nanang
Supriatna, S. Sen., M. Pd. dan Iwan Gunawan, S. Pd., M.Sn. selaku dosen di
Departemen Pendidikan Musik FPSD UPI telah menciptakan sebuah metode
baru yakni metode pembelajaran gamelan degung dengan menggunakan media
grafis. Dalam hal ini media grafis yag digunakan berupa kertas karton atau
duplek yang di bentuk menyerupai waditra aslinya menjadi berbagai macam
instrumen gamelan degung seperti saron 1, saron 2, bonang, dan jenglong,
semua bentuk media bantu tersebut merupakan media pembelajaran yang dapat
memperlancar dan mempareasikan proses pembelajaran gamelan degung.
Dengan metode imitasi kertas karton ini dapat dijadikan solusi alternative
untuk mengatasi permasalahan keterbatasan media. Media imitasi tersebut
untuk menghasilkan suaranya dibantu oleh vokal dari orang yang sedang
menyanyikan notasi lagu atau gending tersebut.
Maka dari itu kegiatan belajar mengajar musik dengan menggunakan
metode atau media pembelajaran musik yang tepat, dapat mempengaruhi
keyakinan, penilaian minat dan tindakkan, selain itu juga sebagai hasilnya dan
mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam kegiatan belajar, partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan
belajarnya akan meningkat, siswa tidak akan malas, siswa akan bergairah
dalam mengikuti dan melakukan sesuai tahapan pembelajaran yang dilakukan
di kelas, dan siswa akan fokus pada kegiatan pembelajaran yang terjadi.
Keadaan tersebut terjadi dikarenakan kurang efektifnya penerapan strategi
pembelajaran musik yang dilakukan di kelas. Dari hasil pengamatan penelti
siswa kurang diajak untuk berkegiatan secara aktif dan mandiri, siswa kurang
diberdayakan, siswa hanya menerima materi, dan guru tidak menjadi fasilitator
dalam proses pembelajarannya. Guru lebih mengutamakan hasil dari pada
proses perlibatan siswa dan cenderung memperhatikan kelas secara

4
menyeluruh tidak perorangan atau kelompok anak sehingga tidak efektifnya
proses pembelajaran tersebut. Kondisi demikian dikhawatirkan akan
berdampak buruk terhadap perkembangan belajar musik siswa dan
pembelajaran musik disekolah tersebut, dan sebenarnya pembelajaran musik
mampu membantu perkembangan pribadi siswa karena pada dasarnya melalui
pembelajaran musik kita dapat melatih ingatan, pengamatan, pendekatan,
berbicara, kemauan, dan disiplin, menumbuhkan rasa percayadiri, gotong
royong, rasa toleransi. Melihat keadaan seperti itu harus ada upaya perbaikan
yang di lakukan dalam pembelajaran musik disekolah dan dikhawatirkan siswa
tidak akan mencapai nilai kompetensi yang sesuai dengan standar kurikulum.
Dengan permasalahan yang sudah dipaparkan di atas, peneliti bermaksud
untuk melakukan eksperimen dengan menerapkan pembelajaran aktif dalam
pembelajaran musik pada materi yang sesuai dengan kurikulum disekolah
tersebut. Menurut Machmudah ( 2008, hlm.19 ) “pembelajaran aktif (active
learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi
yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimiliki”. Dan pada
penelitian ini juga peneliti mengimitasi strategi pembelajaran yang diterapkan
oleh Dr. Uus Karwati, S. Kar., M. Sn. yaitu menggunakan media imitasi
gamelan dengan karton dibentuk sesuai dengan waditra yang ada pada gamelan
degung yaitu bonang, saron 1, saron 2, dan jenglong. Akan tetapi pada
penelitian ini peneliti mengimitasi strategi tersebut bertujuan selain untuk
mengatasi kurangya media pembelajaran, juga agar siswa terlibat dan lebih
aktif pada pembelajaran gamelan degung ini dengan cara membuat imitasi
gamelan degung secara langsung.
Dengan demikian diharapkan penerapan pembelajaran aktif (active
learning) pada pemebelajaran musik dapat membantu efektifnya proses
pebelajaran seni musik pada materi yang sesuai dengan RPP yaitu bermain alat
musik tradisional secara berkelompok, sehingga siswa dapat mencapai kriteria
kompetensi minimal yang telah ditetapkan dan meningkatkan prestasi belajar
siswa. Untuk itu peneliti tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul

5
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Terhadap
Kemampuan Bermain Gamelan Degung Siswa Kelas VI SDN 2 Mekarmukti.
B. Identifikasi Masalah
1. Siswa kurang diajak untuk berkegiatan secara aktif dan mandiri
2. Siswa kurang mengetahui pembelajaran gamelan secara jelas
3. Guru tidak menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran gamelan
degung
4. Guru cenderung lebih memperhatikan kelas secara menyeluruh tidak
perorangan atau kelompok
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu meluas dan menyimpang,
maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Peneliti hanya akan meneliti, apakah ada pengaruh daalam penerapn
model pembelajaran active learning terhadap kemampuan bermaain
gamelan degung musik gamelan s kreativitas siswa kelas VI di SDN 2
Mekarmukti.
2. Penelitian ini akan di lakukan di kelas VI SDN 2 Mekarmukti.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran active learning
Bermain Gamelan Degung Kelas VI Di SDN 2 Mekarmuti Melalui
Active Learning ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui desain pembelajaran musik dalam meningkatkan
kemampuan belajar gamelan degung di kelas VII SDN 2
Mekarmukti

6
.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah di uraikan di atas, maka peneliti
mengharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1.Segi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan pengetahuan yang memadai kepada pembaca, khususnya
dalam mata kuliah Metodolodi Penelitian Kuantitatif, yaitu sebagai
pembuktian bahwa media gamelan sunda cukup berperan dalam mengubah
karakter dan kreativitas seseorang.
2.Segi Praktis
Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai wadah pengevaluasian diri
dalam menyikapi perkembangan globalisasi yang terus berkembang
seiring berjalannya waktu, yaitu untuk mengetahui dampak positif dan
negatif yang timbul dari perkembangan globalisasi.
3.Bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut melalui
peningkatan kompetensi para tenaga pendidiknya terutama dibidang musik
pedagogik dan pengajaran musik. Dan diharapkan menjadi alternative strategi
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
4.Bagi Guru
Dapat membantu guru dalam pembelajaran seni musik agar
menjadi lebih menarik serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
melalui penerapan active learning.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Alat Musik Gamelan Sunda
a. Pengertian Alat Musik Gamelan Sunda
Musik adalah hasil dari sebuah pemikiran, yakni elemen yang berupa
vibrasi atas frekuensi, bentuk, amplitude dan durasi belum dapat
dikatakan menjadi sebuah musik bagi manusia sampai kesemua itu
berubah bentuk secara neurologis dan diinterpretasikan melalui otak
manusia menjadi : pitch, warna suara, keras-lembut dan waktu (dalam
kerangka nada). Perubahan ke dalam musik dan respon manusia begitu
unik untuk dirasa karena otak besar manusia berkembang dengan amat
pesat sebagai akibat dari pengalaman musikal sebelumnya. Musik juga
disebut-sebut memiliki kekuatan dalam komunikasi emosi. (Djohan, 2003
: 4)
Musik bisa sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, selain
dapat didengarkan dan dimainkan musik juga dapat dikaji berdasarkan

8
ilmu pengetahuan yang ada. Phytagoras, matematikawan Yunani, pada
abad 6 SM telah mengupas suatu gejala yang ada dalam musik. Apabila
seutas rentangan tali nada alat musik diperpendek lima puluh persen akan
menyebabkan nada yang dihasilkan menjadi satu oktaf lebih tinggi.
Kemudian, musik seperti apapun baik yang memiliki tempo cepat ataupun
lambat, memiliki pengaruh dan efek tersendiri bagi pendengarnya.
(Djohan, 2003 : 106-107)
Bicara soal musik tentu tak lepas dari berbagai instrumen penghasil
nada dan suara yaitu alat musik. Pada dasarnya semua instrumen yang
dibuat dengan desain sedemekian rupa dan mampu menghasilkan nada
suara dapat dikategorikan sebagai alat musik. Dari waktu ke waktu alat
musik pun ikut berkembang layaknya industri musik itu sendiri. Pada
awalnya alat musik masih berupa alat tradisonal yang umumnya
merupakan hasil dari sebuah kebudayaan tertentu.
Gamelan adalah kumpulan instrumen musik pukul yang terbuat dari
bahan perunggu, berbentuk bilah dan pencon, memiliki berbagai ukuran,
dan ruang resonansi yang berbeda-beda, Gamelan dilengkapi instrumen
lain seperti kendhang, rebab, gambang, siter, yang dimainkan oleh
niyaga2 dengan cara yang sesuai instrumen dan fungsinya masing-
masing. Tangga nada yang terdapat pada gamelan adalah tangga nada
pentatonis. Tangga nada pentatonis adalah susunan nada yang hanya
memiliki lima nada. Tangga nada pentatonis yang digunakan adalah
pentatonis pelog dan pentatonis slendro.Tangga nada pelog terrsusun atas
tujuh nada yakin 1-2-3-4-5 (d0-mi-fa-sol-si),sementara tangga nada
salendro tersusun atas nada 1-2-3-5-6 (do-re-mi-sol-la).
b. Ciri-Ciri Gamelan
Ciri-ciri gamelan sunda yaitu diwariskan dan dipelajari secara lisan, tidak
memiliki notasi, bersifat informal, pemainannya tidak terspesialisasi,
berbahasa daerah, melibatkan alat musik daerah,dan merupakan bagian
dari masyarakat. Berikut penjelasan ciri-ciri musik tradisional, menurut
Rulita (2017):

9
a. Diwariskan dan dipelajari secara lisan. Musik tradisional adalah
musik yang diwariskan turun temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Proses pewarisannya biasanya dipelajari
secara lisan. Ketika generasi sebelumnya hendak mewariskan
sebuah seni musik tradisional kepada generasi penerusnya, maka
yang dilakukan adalah mengajari para generasi muda secara
langsung dari mulut ke mulut, begitupun ketika generasi muda
harus mewariskannya kembali kepada generasi mendatang.

b. Tidak memiliki notasi. Ciri-ciri musik tradisional dipelajari secara


lisan, sehingga pelakunya tidak memiliki catatan seperti panduan,
partitur atau semacamnya. Ide dari musik tradisional biasanya tidak
tertulis, tidak bernotasi, atau tidak memiliki partitur.

c. Bersifat informal. Kebanyakan dari seni musik tradisional yang ada


hingga saat ini tidak bersifat formal. Meski memang ada beberapa
musik tradisional yang digunakan untuk kegiatan beribadat sebuah
suku. Ini karena biasanya daerah yang menciptakan sebuah musik
khas diinisialisasi untuk hiburan atau seni karya yang dapat
menghibur masyarakatnya.

d. Pemainannya tidak terspesialisasi. Pada umumnya, pemain atau


orang-orang yang memainkan musik tradisional biasanya adalah
orang-orang yang berasal dari daerah asal musik tradisional
tersebut, meski tidak menutup kemungkinan orang lainpun dapat
memainkannya. Biasanya juga orang-orang tersebut tidak hanya
mempelajari satu jenis alat musik atau satu jenis musik. Banyak
dari mereka yang mampu memainkan bermacam-macam alat
musik.

e. Berbahasa daerah. Ciri-ciri musik tradisional pada umumnya


menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Seni musik

10
tradisional biasanya turut menghadirkan melodi atau alunan musik
yang sesuai dengan karakter daerahnya. Misalnya, lagu Jawa
memiliki alunan musik yang mendayu-dayu dan halus seperti
karakter kebanyakan orang Jawa.

f. Melibatkan alat musik daerah. Pada umumnya, lagu-lagu daerah


yang merupakan seni musik tradisional dibawakan atau dimainkan
dengan alat-alat musik tradisional daerah tersebut.

g. Merupakan bagian dari masyarakat. Ciri-ciri musik tradisional


benar-benar penggambaran dari kebudayaan atau karakter suatu
daerah. Hal itu membuat siapa saja yang mendengarkan musik
tradisional dapat menebak dari mana adal daerah musik tradisional
tersebut.

c. Fungsi Alat Musik Gamelan Sunda


1. Pengiring Tarian

Fungsi musik tradisional yang pertama yakni sebagai pengisi suasana


dalam suatu adegan sendratari. Musik tradisional tentunya membuat
suasana menjadi lebih hidup, sehingga adegan sendratari lebih menarik
perhatian masyarakat. Masyarakat lebih menikmati sebuah adegan jika
ada yang mengiringi. Musik tradisional memang memiliki peranan
penting untuk mengiringi setiap acara adat di setiap daerah di Indonesia.

2. Sarana Komunikasi

Fungsi musik tradisional berikutnya yakni adalah sebagai sarana


komunikasi. Bunyi-bunyi tertentu alat musik tradisional memiliki arti

11
tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi-
bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota
masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum
digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di
masjid, dan lonceng di gereja.

3. Sarana Pertunjukan dan Hiburan

Fungsi musik tradisional berikutnya yakni adalah sebagai sarana


pertunjukan dan hiburan yang bersifat sosial maupun komersial. Musik
merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat
rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan
warga lainnya. Musik tradisional dapat hidup jika diiringi dengan alat
musik tradisional. Keduanya menciptakan kesatuan yang tentunya
menjadi sarana untuk menghibur masyarakat jika diadakannya suatu
pertunjukan.

4. Sarana Ekspresi diri dan Kreasi

Fungsi musik tradisional berikutnya yakni adalah sebagai sarana ekspresi


diri dan kreasi. Bagi para seniman, baik pencipta lagu maupun pemain
musik, musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui
musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Dengan musik,
seniman dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita
tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.

5. Sarana Upacara Budaya

Fungsi musik tradisional berikutnya yakni sebagai sarana upacara budaya


atau ritual. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa musik
memiliki hubungan yang erat dengan tradisi masyarakat. Musik di
Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara-upacara kematian,

12
perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Di
beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu
diyakini memiliki kekuatan magis.

6. Sarana Ekonomi

Fungsi musik tradisional yang keenam sebagai sarana ekonomi. Tak dapat
dipungkiri, musik tradisional bisa menghasilkan pendapatan sambil tetap
menikmati kepuasan batin. Bagi seniman pendapatan bisa berupa wujud
ucapan terima kasih (honorarium) atas jasa main musiknya. Pendapatan
berupa bayaran atau gaji apabila bersifat pekerjaan pokok (profesi)
ataupun sambilan (amatir). Pendapatan ekonomis bisa bersifat komersial
maupun layanan bakti.
B. Pembelajaran Active Learning
Pembelajaran aktif (active learning) merupakan suatu proses
pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar
belajar dengan menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam
hal ini proses aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik
dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, disamping itu juga untuk menyiapkan
mental dan melatih ketrampilan fisiknya. 1 Kebanyakan guru dalam
mengajar peserta didik hanya menggunakan satu metode yaitu metode
ceramah, namun sebaiknya dalam proses pembalajaran guru dapat
menggunakan beberapa metode dan dikreasikan dengan media
pembelajar. Active Learning dikembangkan oleh Mel Silberman,
seorang guru besar kajian psikologi pendidikan di Temle Universitas
yang berspesialisasi dalam psikologi pengajaran. Active Learning ini
dikembangkan dari pernyataan filosof China Confucius 2400 tahun
yang lalu dalam Silberman yaitu: “Apa yang saya dengar, saya lupa.,
Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya kerjakan, saya pahami”.
Menurut Silberman belajar secara aktif apabila pelajar senang untuk
mencari sesuatu yang dapat ditunjukkan dengan menjawab pertanyaan,

13
memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki
cara untuk melakukan pekerjaan. Belajar secara aktif lebih mengajak
peserta didik untuk terlibat secara langsung melalui pengalaman nyata
daripada konsep atau sekedar teori.
Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran
yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta
didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas
pembelajaran. Mereka secara aktif menggunakan otak mereka baik
untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan
persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke
dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. 5 Fungsi dari
penggunaan metode active learning dalam proses pembelajaran yaitu,
Membekali siswa dengan kecakapan (life skill atau life misalkan
pemecahan masalah secara reflektif sangat penting dalam kegiatan
belajar yang dilakukan melalui kerjasama secara demokratis.6
Keterlibatan mental dan fisik dalam pembelajaran dapat meningkatkan
minat siswa. Setiap siswa tentunya akan memiliki pemahaman yang
berbedabeda, hal ini dikarenakan kemampuan yang mereka miliki
berbeda – beda. Karena itulah setiap siswa akan menghasilkan
pemahaman yang berbeda juga, dan hal ini tentunya akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.

14
III
METODOLOGI PENELITIAN
 
3.1 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode pen
elitian deskriptif analitik, yakni metode yang memberikan gambaran 
secarasistematis dan akurat mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat te
rtentu yang terdapat di dalam objekpenelitian. Metode ini merupaka
n metode yang bertujuan untuk menganalisis objek yang ditelitisesu
ai dengan prosedur yang telah ditentukansebelumnya pada awal pen
elitian untuk mencapaihasil dan tujuan yang diinginkan.
Salah satunyadalam menganalisis sebuah komposisi musik, pertama
- tama perlu ditelaah terlebih dahulubagaimana bentuk (form) secar
a keseluruhan(umum) dari komposisi tersebut.
Hal tersebutdilakukan dengan cara mengumpulkan data, berupa aud
io
yang dapat dianalisis secara auditifdan partitur yang dapat dianalisis 
secara visual.(Surakhmad 2011:34) mengemukakan bahwa:
Metode penelitian deskriptif analitik adalahsuatu metode yang 
digunakan untuk memecahkanmasalah yang ada pada
masa sekarang denganjalan mengumpulkan data, menyusun dan me
ngklasifikasikannya, menganalisis, dan menginterpretasikannya.
Sebagaimana yang dikemukakan Surakhmaddi atas, dapat dike
tahui bahwa metode tersebutmerupakan suatu metode yang dapat di
gunakanseorang peneliti, untuk memecahkan suatumasalah dengan 
cara mengumpulkan data penelitian terlebih dahulu. Kemudian data 
tersebut disusun dan diklasifikasi oleh peneliti. Setelah itu peneliti 
menganalisis data tersebut dan menginterpretasikannya.
Dengan demikian, dalam “Penerapan Alat musikGamelan Sunda” p
eneliti melakukan pendekataninterpretatif sebagai usaha untuk mene
rapkan alatmusik gamelan tersebut kepada siswa. Pendekatan terseb
ut dilakukan melalui dua tahap, yaitu melalui analisis auditif dan an
alisis partitur.
Analisis auditif dilakukan dengan cara mengkajimusik yang dideng
ar melalui rekaman dalambentuk audio, sedangkan analisis partiturd
ilakukan dengan mengkaji fenomena musikyang tertulis pada partit
ur

15
 
3.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2018,
hlm.117) nahwapopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiriata
s; obyek/subyek yang mempunyai kualitasdan karakteristik tertentu 
yang
di terapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarikkesim
pulan. Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh peserta didik kel
as IV MIN
SDN Sukagalih yang berjumlah 63 siswa dengandistribusi kelas se
bagai berikut :
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasidalam penelitian ini ad
alah siswa laki-laki SDN 2 Mekarmukti kelas VI  sejumlah 14
orang dengan distribusi kelas sebagai berikut.
 
Kelas Jenis Kelamin JumlahSiswa
VI Laki-laki 14
 
 
2. Sampel
Menurut Menurut Sugiyono (2018 :131) sampel penelitian adala
h faktor dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasiter
sebut. Bila populasi besar,
dan peneliti tidakmemungkinkan mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karenaketerbatasan dana, tenag
a dan waktu, makapeneliti dapat menggunakan sampel yang diambi
l dari populasi itu.
Teknik
sampling merupakan teknikpengambilan sampel. Untuk menentuka
n sampelyang akan digunakan dalam penelitian, terdapatberbagai te
knik sampling yang digunakan. Teknik sampling
pada dasarnya dapatdikelompokkan menjadi dua yaitu probability
sampling dan nonprobabilility sampling (Sugiyono, 2018:80).
Cara pengambilan sampel yang digunakanpeneliti adalah dengan 
purposive
sampling, yaitupeneliti membuat kriteria khusus terhadap subjekpe
nelitian yang dinilai dapat memenuhi kriteriatujuan dan masalah da
lam sebuah populasi.
Adapun sampel dalam penelitian ini dengankriteria sebagai berikut 
:
1.Siswa SDN 2 Mekarmukti
2.14 orang Siswa laki-laki kelas IV SDN 2 Mekarmukti

16
3.Alat Musik Gamelan ( saron,peking,kendang,bonang,rincik,goo
ng)
4.Audio musik Kararange
5.Partitur gamelan sunda
 
3.3 Objek Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti mengambilobjek penelitian dengan 
judul “ Penerapan Alat Musik Gamelan Sunda Terhadap Karakter D
anKreativitas Siswa SDN
2 Mekarmukti. Penerapanalat musik gamelan tersebut menggunaka
nkonsep laras salendro yang dimainkan secarabersamaan dalam pen
yajiannya,untukmenumbuhkan karakter dan meningkatkankreativita
s siswa SDN 2 Mekarmukti. 
3.4 Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 61) menyatakanbahwa,
“Variabel penelitian adalah suatu atributatau sifat atau nilai dari orang, 
obyek atau kegiatanyang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkano
leh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya”. Unt
uk menghindarkan terjadinyakekeliruan terhadap suatu istilah di dala
m variabelpenelitian, maka definisi oprasional yang digunakandalam p
enelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gamelan
Gamelan adalah seperangkat alat musikJawa (Sunda, Bali)
yang terdiri atas saron, bonang, gambang, rebab, gendang, gong
dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1984:251)
2. Karakter
Karakter adalah kualitas, kekuatan mental,
moral atau budi pekerti yang merupakankepribadian khusus sebagai 
pendorong sertapembeda antara individu yang satu denganindividu 
yang lainnya (Hidatatullah 2010:13).
 
3. Kreativitas
Kreativitas adalah kecenderungan untukmengaktualisasi diri, m
ewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadimatan
g, kecenderungan untuk mengekspresikandan mengaktifkan semua 
kemampuan organisme(Rogers 0142:18).

17

Anda mungkin juga menyukai