Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan bagian penting dari pendidikan di Indonesia dan


terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan sesuai
dengan kegiatan belajar mengajar, sehingga terdapat interaksi antara guru dan
siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Belajar merupakan bagian dari
pembelajaran. Belajar merupakan suatu aktivitas dalam memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian, menurut Suyono (2012, hlm. 9). Hilgard dalam
Suyono (2012, hlm. 12), mengatakan belajar merupakan perilaku yan muncul
atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Adapula aktivitas
dari pengalaman yang terjadi berulang kali, maka akan melahirkan
pengetahuan dan mengajak siswa untuk bereksplorasi dan menggali ilmu
untuk memperoleh pengetahuan. Sehingga suatu kegiatan belajar tidak hanya
berpusat pada guru, pengalaman juga merupakan guru yang memberikan
pengetahuan dan mengubah sikap serta perilaku. Sesuai dengan Winkel dalam
Suyono (2012, hlm. 14) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung antara interaksi diri dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan nilai sikap.

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengetahuan atau pemahaman


yang diperoleh melalui pengalaman. Untuk mencapai harapan pengajar, maka
diperlukannya proses pembelajaran. Menurut Winarno Surachmad dalam
Suryosubroto (2009, hlm. 29),

Proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas


yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sehingga, pelaksanaan
pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan
bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Adapula tahapan pembelajaran menurut Nana Sudjana dalam
Suryosubroto (2009, hlm. 30), yaitu tahap pra instruksional, tahap intruksional
dan tahap evaluasi serta tindak lanjut.

Kegiatan pembelajaran dapat kita temui di berbagai jenjang sekolah, juga


tempat les. Menurut Saleh Marzuki (2010, hlm. 137) kegiatan pembelajaran di
sekolah biasa kita kenal dengan sebutan pendidikan formal, yaitu proses
belajar yang terjadi secara terstruktur, berjenjang, termasuk studi akademik
secara umum, dan memiliki beragam program lembaga pendidikan dengan
waktu penuh.

Adapula pendidikan informal yang dapat kita peroleh sepanjang hayat dan
terjadi pada setiap individu serta dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan
yang bersumber dari lingkungan sekitar, menurut Saleh Marzuki (2010, hlm.
137). Sedangkan tempat les seperti kursus musik merupakan pendidikan
nonformal, sesuai dengan yang diungkapkan oleh Saleh Marzuki (2010, hlm.
137), yaitu proses belajar yang terjadi secara terorganisasikan di luar sistem
pendidikan sekolah atau pendidikan formal yang dimaksudkan untuk melayani
sasaran didik tertentu dan belajarnya diwaktu tertentu pula.

Adanya tempat les ditujukan untuk menambah ilmu dan keterampilan


siswa, seperti halnya kursus musik. Siswa dapat menambah ilmu dan
keterampilan bermain musik. Perlunya dorongan orang tua tentu dapat
menambah semangat siswa untuk mengikuti pendidikan nonformal di tempat
kursus musik. Dengan tersedianya beragam kursus musik, anak dapat memilih
minat dan bakat yang sesuai dan dapat memaksimalkan bakat masing-masing
anak.

Terdapat beberapa kursus musik di Bandung dengan cabang yang berada


di berbagai tempat di kota Bandung, diantaranya seperti Yamaha Music
School, Venche Music School, Allegria Music, Efata Cantata Music School,
Swara Harmony Music School, Indiz Music School, serta Sinfonia Music
School. Namun tidak semua kursus musik sudah berstandar ABRSM
(Associated Board of The Royal Schools of Music). Dalam situs resmi Swara
Harmony Music Shool, ABRSM sendiri merupakan badan penguji di bawah
yayasan yang dilindungi oleh Ratu Kerajaan Inggris, dimana ketika ujian
musik diselenggarakan bekerja sama dengan 4 Royal Schools of Music yaitu,
Royal Academy of Music, Royal College of Music, Royal Nothern College of
Music dan Royal Scottish Academy of Music and Drama, dengan tujuan ujian
musik yang bermutu dan objektif. ABRSM sendiri selalu mengadakan ujian
dan seminar-seminar untuk meningkatkan standar serta silabus setiap
tahunnya.

Sinfonia Music School merupakan salah satu kursus musik di Bandung yang
sudah berstandar ABRSM, baik kurikulumnya hingga ujian yang
diselenggarakannya pun sudah berstandar ABRSM, sehingga murid-murid
yang mengikuti ujian sudah mendapatkan sertifikat ABRSM. Tentu, guru
pengajar Sinfonia Music School harus memililki minimal sertifikat ABRSM
Grade 5 agar mampu mengajar siswa dengan standar ABRSM. Kursus yang
disediakan oleh Sinfonia Music School diantaranya, ada vokal klasik dan pop,
piano klasik dan pop, keyboard, gitar klasik dan pop, violin, cello, flute,
saxophone, cajon, kelas teori serta kelas musik anak. Kelas teori sendiri
disediakan untuk mengikuti ujian teori ABRSM serta ujian teori lokal yang
disediakan Sinfonia, tentunya sudah berstandar ABRSM. Kelas teori tentunya
membahas teori musik, istilah-istilah dalam musik, serta bagaimana membuat
pola ritmik, tentunya hal-hal tersebut merupakan materi yang diujiankan.
Kursus piano klasik merupakan salah satu kursus musik di Sinfonia dengan
peminat yang cukup tinggi dibandingkan dengan kursus alat musik lainnya.
Dengan jumlah siswa yang cukup banyak, namun tidak semua siswa dapat
bertahan hingga ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelas piano klasik. Rata-rata
siswa yang mengikuti kursus piano klasik hanya bertahan hingga grade 2 saja.
Yang mengikuti kursus piano klasik diantaranya adalah anak-anak usia 6 hingga
10 tahun, namun adapula orang tua sekaligus pengajar vokal yang mengikuti
kursus piano karena kebutuhan untuk menjadi pengiring vokal.

Menurut Nancy Sugiri selaku pengajar kursus musik mengatakan, bahwa


setiap guru perlu meng-upgrade ilmu musiknya masing-masing, dengan turut
belajar dan mengikuti ujian ABRSM yang selalu diadakan setiap tahunnya, agar
mampu mengajar siswa dari berbagai tingkatan. (Wawancara, 13 Juni 2019)
Sinfonia Music School berdiri sejak 11 Februari 2008, memiliki ruang untuk
berbagai instrumen yang diajarkan dan kualitas piano yang terbilang baru serta
sehat karena dengan suara piano yang terdengar baik mampu melatih
pendengaran (hearing) menjadi semakin peka dan tepat dalam menjawab
pertanyaan nada dari guru pengajar. Hanya saja tidak memiliki ruangan kedap
suara. Jadwal kursusnya pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan para siswa
dan terdapat hari pengganti jika guru atau muridnya berhalangan hadir. Hal
tersebut bertujuan agar tidak mengganggu aktivitas siswa di luar tempat les dan
melatih kedisiplinan siswa.

Menurut Roger Kamien (1998, hlm. 25), piano, harpsichord, organ, dan
accordion merupakan kelompok instrumen keyboard. Meskipun alat-alat musik
tersebut sangatlah berbeda, namun alat-alat musik tersebut memiliki keyboard
dengan beberapa nada yang dapat dimainkan bersamaan dengan cepat dan
mudah. Piano sudah ada sejak tahun 1700 dan disempurnakan pada tahun 1850-
an. Dengan menghasilkan suara melalui dawai yang bergetar dan berada di
dalam rangka besi, jika kita memainkan suatu nada maka palu yang terdapat di
dalam piano akan memukul dawai tersebut, dan jika menekan nada piano lebih
keras, maka palu akan memukul dawai dengan keras sehingga menghasilkan
suara yang sangat keras. Jika kita mengangkat tuts piano maka terdapat peredam
yang terasa turun pada dawai dan mengakhiri nada yang dimainkan.

Oleh karena itu, Sinfonia sangat menggunakan kurikulum yang berstandar


ABRSM dan memiliki guru-guru yang kompeten di bidangnya, menjadi bahan
peninjauan mengenai kegiatan proses pembelajaran piano grade 3 yang telah
dilakukan di Sinfonia Music School. Maka peneliti tertarik untuk meneliti
proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Adapun penelitian ini
peneliti susun dalam sebuah penelitian berjudul “PEMBELAJARAN
PIANO GRADE 3 BERSTANDAR ABRSM MELALUI METODE
IMITASI DI SINFONIA MUSIC SCHOOL”.

1.2 Rumusan Masalah


Hal yang menarik bagi peneliti yang menjadikan Sinfonia Music School
sebagai tempat penelitian adalah tempat les ini sudah berstandar ABRSM
sehingga siswa memiliki kemampuan bermain piano yang sangat baik. Serta
memiliki standar minimal bagi para guru Sinfonia Music School.

Mengacu pada uraian dalam latar belakang yang berdasarkan kekhasan


tempat les piano yang sudah berstandar ABRSM, maka peneliti merumuskan
pertanyaan peneliti yang akan dikaji, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana materi yang diterapkan pada pembelajaran piano grade 3


berstandar ABRSM melalui metode imitasi di Sinfonia Music School?

2. Bagaimana tahapan pembelajaran piano grade 3 berstandar ABRSM melalui


metode imitasi di Sinfonia Music School?

3. Bagaimana hasil pembelajaran piano grade 3 berstandar ABRSM melalui


metode imitasi di Sinfonia Music School?

1.3 Tujuan Penelitian


Dalam melakukan setiap kegiatan tentu memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Begitupula dalam kegiatan penelitian ini yang memiliki tujuan secara
umum dan khusus untuk memecahkan masalah yang diurai dalam rumusan
masalah.

1.3.1 Tujuan Umum


Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses
pembelajaran piano grade 3 berstandar ABRSM melalui metode imitasi di
Sinfonia Music School dan menemukan ragam metodologi dalam pembelajaran
musik tersebut.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui,
mendeskripsikan serta menjawab pertanyaan penelitian, antara lain:

1. Materi yang diterapkan pada pembelajaran piano grade 3 berstandar ABRSM


melalui metode imitasi di Sinfonia Music School.

2. Tahapan pembelajaran piano grade 3 berstandar ABRSM melalui metode


imitasi di Sinfonia Music School.
3. Hasil yang diperoleh dari pembelajaran piano grade 3 berstandar ABRSM
melalui metode imitasi di Sinfonia Music School.

1.4 Manfaat dan Signifikansi Penelitian


Setelah peneliti melakukan penelitian ini, maka peneliti harap dapat
memberikan manfaat kepada beberapa pihak, diantaranya:

1.4.1 Secara Teoretis


Secara teoretis, hasil kegiatan penelitian ini dapat memberi gambaran dan
informasi secara jelas agar bisa dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya,
menemukan konsep metodologi pembelajaran musik ataupun sebagai ilmu
baru yang bisa diterapkan dalam pembelajaran di tempat kursus musik bahkan
di sekolah.

1.4.2 Secara Kebijakan


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran akan
pemecahan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran di tempat kursus
musik dan dapat menjadi pengayaan program atau kurikulum seni musik.

1.4.3 Secara Praktis


1) Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan ilmu terkait dengan proses pembelajaran
dan metode pembelajaran yang diterapkan di kursus musik guna
mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pengajar di bidang musik.

2) Bagi Siswa
Dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran musik khususnya dalam
pembelajaran piano sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang aktif
dan kreatif.

3) Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi bagi
guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pendidik, khususnya
dalam penggunaan metode pembelajaran dan sebagai acuan guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran.
4) Bagi Kursus Musik
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kurikulum,
agar terciptanya pembelajaran yang efektif.

5) Bagi Peneliti Lainnya


Diharapkan dapat mendukung penelitian-penelitian sejenis dalam
mengembangkan ilmu dibidang pendidikan.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Berikut urutan organisasi skripsi yang berjudul Pembelajaran Piano Grade


3 Berstandar ABRSM melalui Metode Imitasi di Sinfonia Music School,
beserta rinciannya:

1.5.1 BAB I : Pendahuluan

BAB I membahas mengenai latar belakang masalah dan data terkait


dengan penelitian Pembelajaran Piano Grade 3 melalui Metode Imitasi di
Sinfonia Music School, yang disusun sebagai berikut: Latar belakang masalah
penelitian, Rumusan masalah penelitian, Tujuan peneitian, Manfaat penelitian,
dan Sistematika penulisan skripsi.

1.5.2 BAB II : Landasan Teori

BAB II merupakan pemaparan tentang teori-teori yang menjadi landasan


peneliti dalam melaksanakan penelitian. Bab tersebut berisi tentang teori
pendidikan nonformal, teori pembelajaran, metode pembelajaran hingga
materi pembelajaran.

1.5.3 BAB III : Metode Penelitian

BAB III memaparkan langkah-langkah operasional penelitian yang


digunakan dalam mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan menganalisis
data penelitian dengan susuan yang meliputi: Desain penelitian, Partisipan,
Instrumen penelitian, Teknik pengumpulan data, Teknik pengolahan dan
Analisis data serta Prosedur Penelitian.
1.5.4 BAB IV : Temuan dan Pembahasan

BAB IV merupakan temuan hingga hasil penelitian selama melakukan


observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi, guna menjawab
pertanyaan dalam rumusan masalah, diantaranya, materi yang dipilih dan
diterapkan dalam pembelajaran piano, tahapan yang dilakukan guru selama
proses pembelajaran berlangung dan hasil dari pembelajaran piano tersebut.

1.5.5 BAB V : Kesimpulan, Diskusi dan Saran

BAB V berisikan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai pembelajaran


piano grade 3 berstandar ABRSM melalui metode imitasi di Sinfonia Music
School.

Anda mungkin juga menyukai