Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL 2

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah PDGK 4207


Pendidikan Seni di SD
Tutor : Frahma Sekarningsih, S.Sen., M.Si., Dr.

Disusun oleh:

Nama : Retna Puspita


NIM 857494958
Pojkar : Centeh

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Bagaimana Anda akan mengembangkan kemampuan bernyanyi pada anak SD
dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif ? Berikan contoh kegiatan
atau metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bernyanyi di kelas SD.

Jawaban

Kegiatan bernyanyi merupakan salah satu kegiatan seni yang tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan anak-anak, umumnya pada siswa pra sekolah dan
sekolah dasar. Bernyanyi secara pengertian adalah kegiatan yang mengeluarkan
suara yang beraturan, berirama baik diiringi musik atau tidak. Bernyanyi berbeda
dengan berbicara, karena suara yang dihasilkan dikelola menggunakan teknik atau
metode tertentu. Bagi anak kegiatan bernyanyi merupakan kegiatan yang
menyenangkan, pengalaman bernyanyi memberi kepuasaan karena selain dapat
digunakan sebagai media dan sumber belajar, bernyanyi juga dapat digunakan
sebagai media ekspresi, stimulasi motorik dan kinestetik, dan sebagai sarana untuk
pengembangan potensi.

Berikut ini beberapa pendekatan yang menyenangkan dan interaktif dalam


mengembangkan kemampuan bernyanyi pada anak SD.

1) Pemilihan lagu yang sesuai dengan karakteristik anak


Lagu yang memiliki lirik tidak terlalu panjang, mudah dihapal, memiliki pesan
dan karakter yang sesuai dengan usia sekolah dasar, dan memiliki nada yang
mudah dimengerti dan dijangkau oleh anak.

2) Mengajarkan dasar-dasar bernyanyi pada anak menggunakan teknik pemanasan


dengan cara menguap, latihan pernapasan seperti mengeluarkan udara dari
mulut dll. Teknik dasar bernyanyi dapat dilatih dengan cara menggunakan
permainan, seperti meniup peluit terlama (melatih pernapasan).

3) Mengenalkan nada-nada dan tempo-tempo kepada anak dengan menggunakan


nyanyian sederhana sesuai rutinitas.

4) Menggunakan permainan mencocokan nada atau permainan meniru untuk


membantu anak mengenali nada dan mengatur suara untuk menyesuaikannya
dengan nada.
Permianan ini dilakukan dengan cara seperti menyanyikan nada seperti
‘la’ dan minta anak mengulang nada tersebut. Terus bernyanyi bergantian
sampai anak menjangkau nada tersebut.

5) Menggunakan reward sebagai apresiasi jika anak mampu mencapai kompetensi


pengembangan tertentu selama proses latihan. Reward dapat dilakukan dengan
memberi stiker ketika anak sudah mencapai suatu nada.

6) Menggunakan lagu bersahutan antara siswa dan pengajar.


Metode ini dilakukan agar siswa terlibat untuk merespons tanda dari
seorang pemandu lagu. Peserta dapat mengulangi kata-kata atau memberi
tambahan seperti ‘la-di’da’. Metode ini dapat mengajarkan anak untuk
bernyanyi dengan selaras.

Contoh lagu yang dapat digunakan yaitu : ‘Camp Town Races”, “1 Met a Bear”,
dan “ The Green Grass Grew All Around”

7) Belajar dengan menggunakan alat musik sederhana.


Alat musik pengiring dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar dan
berlatih. Berlatih dengan alat musik seperti piano juga dapat melatih kepekaan
anak untuk menyesuaikan dengan nada.

8) Belajar bernanyi dengan atau sambil menirukan suatu gerakan.


Berlatih bernyanyi menggunakan metode ini akan membuat siswa aktif dalam
proses pembelajaran dan membantu siswa untuk mengingat lirik lagu dengan
mudah.

9) Berikan pengalaman langsung bernyanyi dengan mengikuti audisi atau kontes


bernyanyi.
Metode ini dapat melatih kepercaya dirian pada anak saat pentas,
mengembangkan potensi lebih baik lagi ketika hasil tidak sesuai, dan siswa
dapat menilai hasil usaha pengembangan potensinya untuk dapat lebin
termotivasi.

10) Belajar bernyanyi berkelompok dengan teman sebaya.


Kegiatan berkaroke menyanyikan lagu kesukaan mereka akan melatih siswa
untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam bernyanyi. Jika mereka
mengetahui ada siswa atau teman mereka yang lebih pandai dalam bernyanyi,
mereka akan lebih termotivasi.

11) Adakan konser sederhana


Pengadaan konser nyanyian sederhana misalnya di sekolah digunakan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam bernyanyi, menumbuhkan percaya diri,
dan sebagai bentuk apresiasi terhadap kerja keras dalam berlatih bernyanyi.

12) Pementasan Musikal


Pembelajaran ini dilakukan dengan membuat pementasan musikal mini dengan
memadukan berbagai lagu yang telah dipelajari. Biarkan anak-anak berperan
dan bernyanyi dalam pementasan ini.

13) Menggunakan pendekatan tematis dalam melatih bernyanyi


Pendekatan tematis dilakukan dengan memilij salah satu tema yang akan
diajarkan kepada anak. Menggunakan pendekatan ini anak akan memiliki
sumber pengetahuan tentang musik yang luas.

14) Belajar dengan merekam dan menilai


Siswa berlatih bernyanyi dan direkam menggunakan tape recorder, setelah
selesai guru bersama siswa mendengarkan nyanyian tersebut dan mengevaluasi
hasil nyanyian yang dilakukan. Metode ini dapat membantu siswa untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan siswa dalam berlatih bernyanyi.

15) Menggunakan Konten Digital Interaktif


Dalam melatih bernyanyi guru dapat menggunakan teknologi seperti aplikasi
atau sumber daya digital interaktif yang dapat membantu anak-anak berlatih
bernyanyi dengan lebih menyenangkan, seperti aplikasi karaoke atau video
musik yang sesuai.

2. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam proses penciptaan iringan
lagu anak SD? Jelaskan tiga faktor penting yang perlu dipertimbangkan agar
iringan lagu tersebut sesuai dengan karakteristik anak SD.

Jawaban

Dalam menciptakan instrumentalia untuk anak sekolah dasar terdapat tiga


aspek yang harus diperhatikan yaitu pembuatan pola ritmik, pengembangan pola
ritmik, dan pemilihan instrumen musik.

Penjelasan

1) Pembuatan pola ritmik


Dalam menciptakan musik intrumental dibutuhkan gagasan dan ide sederhana.
Ide tersebut dituangkan dalam unsur-unsur instrumen seperti nada, irama. Pada
pembuatan musik instrumental digunakan bunyi dari alat musik buatan manusia.

Dalam penyusunan musik instrumental, terdapat 4 hal yang perlu


dipertimbangkan yaitu :
• Karakteristik bunyi dan register masing-masing instrumen.
• Tingkat kesulitan teknik permainan instrumen tersebut.
• Hasil perpaduan bunyi sebagian atau keseluruhan instrumen yang
digunakan.
• Instrumen natural atau transpose.

Untuk pembuatan instrumental di sekolah yang perlu dipertimbangkan


adalah ketersediaan alat musik di sekolah, tingkat keterampilan siswa
memainkan alat musik, dan faktor teknis dalam memilih nada sesuai dengan
siswa SD perlu dipertimbangkan seperti menggunakan alat musik ansambel
(pianika dan piano).

Penggunaan musik ansambel dapat membantu siswa menghasilkan ketukan


yang pas pada birama, yaitu tipe ketukan satu (dalam satu ketukan terdapat
satu ketukan berat pada ketukan pertama (x) dan lainnya ketukan ringan).

Jenis-jenis ketukan per birama terdiri dari :


a. Tipe ketukan 1
b. Tipe ketukan 2
c. Tipe ketukan 3
d. Tipe ketukan 4

Dalam membuat pola irama perlu diperhatikan tanda birama, tempo, melodi, dan
harmoni.

2) Pengembangan pola ritmik


Cara mengembangan suatu pola ritmik dapat dilakukan dengan cara menambah
atau memperkecil nilai not pada masing-masing ketukan per birama. Selain itu
untuk memperkaya dasar-dasar pola irama dapat dilakukan dengan variasi
seperti menambah atau memindahkan aksennya.

Faktor-faktor pada pengembangan pola irama di sekolah dasar yaitu


keterampilan anak untuk memainkan pola irama tersebut. Anak di kelas rendah
masih lemah dalam koordinasi kedua tangannya ketika memainkan suatu pola
irama yang terlalu banyak sinkop atau perpindahan aksen dalam waktu yang
lama.

3) Pemilihan instrumen

Ada patokan dasar dalam memilih instrumen untuk iringan lagu


• Ketukan berat dimainkan oleh instrumen besar atau beregister rendah.
• Ketukan ringan dimainkan oleh instrumen kecil atau beregister tinggi.
• Sinkop dimainkan oleh instrumen kecil dan atau besar.

Musik ansambel di sekolah pembuatan pola iramanya disesuaikan dengan alat


musik yang tersedia. Dalam memilih instrumen guru harus memiliki kreativitas
untuk menentukan alat-alat musik yang digunakan, contohnya pemilihan alat
musik perkusi di sekolah dapat digunakan untuk memainkan pola irama.

Dalam menciptakan iringan lagu anak SD diperlukan latihan dan juga


pengalaman membuat dan mengenbangkan pola irama. Semakin banyak
pengalaman maka kemampuan imajinatif akan meningkat dan proses
penuangan dalam tulisan dapat lebih mudah.

3. Jelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses penciptaan tari anak!

Dalam menciptakan tari anak terdapat 4 langkah yang harus dilakukan yaitu tahap
eksplorasi, improvisasi, evaluasi, dan forming atau pembentukan gerak.

1) Langkah Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahap awal dalam menyusun tari dalam proses
penciptaan atau penyusunan tari. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
berfikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon alam sekitar, lingkungan fisik,
dunia di sekitar kita serta kejadian-kejadian yang ditemukan.
Setelah merenung dan berimajinasi, pencipta tari melakukan eksplorasi
gerak dengan bebas menggunakan seluruh anggota tubuh. Contoh gerak-gerak
yang dihasilkan dalam proses eksplorasi : Gerak angin, gerak pohon, gerakan
pintu,gerak hewan-hewan burung berkicau dll.
Proses selanjutnya adalah memilih objek pengamatan yang paling
diminati. Objek tersebut dirasakan dan dihayati kemudian mulai membuat
gerakan dari hasil imajinasi. Gerakan tubuh disesuaikan dengan hasil imajinasi
yang paling diminati.

2) Tahap Improvisasi
Dalam tahap ini seorang koreografer atau pencipta tari diberikan kesempatan
lebih luas dan dalam melalukan imajinasi, pemilihan, dan pencipataan gerak.
Ciri dari tahap ini yaitu seseorang secara spontan menciptakan gerak.
Improvisasi memacu kreativitas dan kesadaran untuk mengekspresikan segala
sesuatu melalui gerak.

3) Tahap Evaluasi
• Pada tahap ini pencipta tari memilih gerak yang sudah dibuatnya pada
tahap eksplorasi dan improvisasi. Pemilihan gerak juga didasarkan pada
ide dasar seperti tema, ceritera, watak, gerak, dan gerak-gerak yang
menjadi ide gagasannya.
• Gerak-gerak yang dipilih disusun menjadi gerak kaki, gerak tangan,
gerak kepala, dan gerak tubuh atau torso.
• Memperagakan gerakan yang sudah dipilih secara berulang-ulang.
• Lakukan penilaian terhadap gerakan tari seperti apakah gerakan mudah
dilakukan? Apakah nyaman dan aman dilakukan? Dan apakah gerakan
sudah cukup harmonis?
• Jika penilaian terhadap gerak kurang sesuai, maka gerakan dimodifikasi
dengan cara diubah, diganti, ditambah, atau dikurangi dan ditukar
susunannya
• Menyesuaikan gerakan dengan pengguna tarian yaitu siswa sekolah
dasar, sehingga perlu dilakukan penyesuaian pada gerakan disesuaikan
dengan karakteristik dan kemampuan siswa.

4) Forming (Pembentukan Gerak/Komposisi)


• Proses forming atau penyusunan gerak dilakukan dengan menyatukan
keseluruhan gerak yang sudah diciptakan pada tahap eksplorasi,
improvisasi, dan evaluasi dan dilanjutkan dengan proses pemilihan
gerak, pengintegrasian gerak serta penyatuan gerak.
• Gerak-gerak yang sudah terorganisir kemudian menjadi bentuk simbolis
yang mengandung ekspresi dan makna dari pencipta tari.
4. Apa keunikan dari seni rupa dwimatra dan trimatra? Jelaskan bagaimana
pengalaman estetika berbeda dalam seni rupa dwimatra dan trimatra

Jawaban

Seni Rupa Dwimantra


• Seni rupa dwimantra atau dua dimensi adalah karya seni yang ditandai
dengan ukuran yang memiliki dimensi luas, memiliki sisi dan panjang, dan
merupakan bidang datar. Karena merupakan bidang datar, karya ini hanya
bisa dipandang dari satu arah.
• Karya seni dwimatra mengandalkan elemen visual dua dimensi, seperti
garis, warna, bentuk, dan tekstur yang terlihat pada permukaan. Kekuatan
dan pesona karya seni terletak dalam kreativitas penggunaan elemen-elemen
ini.
• Seni rupa dwimatra sering kali lebih fokus pada visualisasi suatu objek atau
ide, dan pengalaman estetikanya biasanya terbatas pada pengamatan visual.
• Pengamat dapat lebih mudah "melihat" dan menghargai detail-detail visual
dalam karya ini.
• Karya seni dwimatra biasanya tidak memiliki ruang visual yang dalam dan
kompleks. Pengalaman estetika cenderung lebih terbatas dalam hal
kedalaman dan perasaan ruang.
• Contoh seni rupa dwimantra yaitu gambar, lukisan, dan mencetak pada
media tertentu, seni ilustrasi, grafis, dan sablon.

Seni Rupa Trimantra


• Seni rupa trimantra atau seni rupa tiga dimensi adalah karya seni yang
ditandai dengan ukuran yang memiliki dimensi volume. Selain memiliki sisi
dan panjang, pada seni rupa trimantra terdapat dimensi lebar. Bentuk dari
seni rupa trimantra adalah bidang ruang atau tiga dimensi. Sehingga karya
seni ini dapat dilihat dari segala sisi.
• Karya seni trimatra menciptakan ruang dan kedalaman dalam karya, yang
memungkinkan pengamat untuk mengelilingi, menjelajahi, dan berinteraksi
langsung dengan objek atau lingkungan yang diciptakan. Karya ini ada
dalam ruang nyata.
• Pengamat dapat berinteraksi dengan objek atau lingkungan karya seni
trimatra dengan cara yang tidak mungkin dalam seni dwimatra. Mereka
dapat meraba, menyentuh, berjalan di sekitar objek, dan merasakan
kedalaman serta dimensi fisiknya.
• Seni rupa trimatra sering kali lebih kompleks dalam hal desain dan
bentuknya, memungkinkan eksplorasi pengalaman estetika yang lebih dalam
dan multidimensional.
• Contoh seni rupa trimantra yaitu patung, tembikar, anyaman, relief dan ukir,
serta merakit dan membangun karya seni tiga dimensi.
Pengalaman estetika dalam seni rupa dwimatra dan trimatra memiliki
perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari
dimensi yang dimiliki karya seni dwimantara dan trimantra yang berbeda. Pada
karya seni dwimantra karena dicirikan dengan ukurannya yang memiliki dimensi
luas, (panjang dan tinggi), sehingga pengalaman estetik bersifat visual. Sedangkan
pada karya seni trimantra karena memiliki dimensi volume, maka pengamat seni
dapat memiliki pengalaman estetika secara langsung dengan cara berinteraksi
langsung, menyentuh, dan memiliki pengalaman ruang yang lebih mendalam.
Meskipun karya seni dwimantra dan trimantra dapat memberikan
pengalaman estetika yang berbeda, namun mengenai tujuan artistik, kreatif,
ekspresif dari seniman akan tersampaikan kepada pengamat melalui penyampaian
ide dan gagasan yang dituangkan ke dalam karya seni baik dwimantra atau
trimantra.

5. Apa perbedaan antara tempat pertunjukan (panggung) proscenium dan arena.


Jelaskan pula kelebihan dan kekurangan dari keduanya!

Perbedaan Panggung Proscenium Panggung arena


Bentuk Panggung Dikenal dengan panggung Theater in the round,
tradisional. panggung berbentuk bulat
Berbentuk lonjong dan dan oval
pembatas antara panggung dan
penonton
Ciri Khas Panggung Panggung memiliki layar, Panggung yang diatur di
jendela atau boneka yang tengah ruangan dengan
melingkupi tepi atas dan bawah penonton duduk di
panggung. sekelilingnya.
Penempatan tempat Penongton duduk di depan Penonton dapat menonton
duduk penonton panggung. aksi yang terjadi dari
berbagai sudut
Kelebihan • Lebih cocok digunakan • Lebih cocok untuk
untuk produksi yang produksi yang
membutuhkan aksi dan membutuhkan informasi
dialog seperti drama klasik yang kuat antara penonton
dan teather modern dan aktror seperti drama,
• Proscenium juga musikal, teater.
memungkinkan aktor untuk • Panggung arena
menggunakan keterampilan memungkinkan aktor
dramatis mereka dengan untuk bergerak dan
lebih baik karena ada jarak berinteraksi dengan
antara penonton dan aktor. penonton dengan lebih
• Ini juga memberikan lebih bebas.
banyak kesempatan untuk • Ini juga membuat aksi
menggunakan efek dan lebih interaktif, sehingga
dekorasi panggung.
• Panggung proscenium membuat pertunjukan
cocok untuk pertunjukan lebih memikat
teater, musik, dan acara • Panggung arena lebih
lainnya. fleksibel dan
• Panggung proscenium memungkinkan para
memiliki desain yang lebih pemirsa untuk melihat
tradisional dan aksi yang terjadi dari
menyediakan lingkungan berbagai sudut.
yang lebih intim untuk para • Panggung arena
pemirsa. memberikan kesempatan
• Panggung ini memiliki aktor untuk bergerak
layar belakang atau bebas dan beralih dari satu
backdrop, yang bagian ke bagian lain.
memungkinkanpenggunaan
efek dan dekorasi
panggung yang lebih
variabel.

Kekurangan • para pemirsa hanya dapat • panggung arena lebih


melihat aksi yang terjadi di rumit dan mahal untuk
depan panggung, karena disetel.
mereka tidak terlalu dekat • Lebih sulit mengatur
dengan panggung. perangkat efek khusus,
• Panggung proscenium juga peralihan latar belakang
lebih terbatas dari sisi atau elemen desain set
fleksibilitas, karena hanya yang rumit
ada satu tempat untuk para • Pandangan beberapa
pemain bergerak, yaitu di penonton akan terbatas
depan panggung. tergantung posisi tempat
• Hubungan aktor dan duduk.
penonton cenderung lebih
jauh dan terbatas.
• Pertunjukan bersifat lebih
formal dan kurang interaktif.

Anda mungkin juga menyukai