Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BUKU METODE KELAS MUSIK KARYA DR.

PONO BANOE

Aulia Zahra Ihsani

2201398

PGSD, 1C

A. Pendahuluan
Musik adalah suara atau bunyi yang biasanya dijadikan sebagai media
hiburan. Musik bukan merupakan suatu kenikmatan kultur, atau suatu yang
mahal, tetapi ia adalah suatu bentuk keharusan dari suatu pernyataan hidup. Musik
adalah alat untuk berekspresi, guna mengurangi ketegangan-ketegangan yang
bersifat psikis maupun kritis.
Cara supaya orang-orang memahami musik, maka haruslah menumbuhkan
pendidikan musik dari usia dini. Bila Pendidikan musik dilakukan di sekolah-
sekolah dengan mata pelajaran lainnya, maka musik akan dapat berakar di dalam
jiwa anak-anak. Akan tetapi, masih saja banyak orang-orang yang tidak paham
bagaimana cara memberi metode yang efektif untuk anak supaya bisa menerapkan
pendidikan musik, dan juga kekurangan perhatian dalam masyarakat terhadap
pedagogis musik.
Buku Metode Kelas Musik karya Dr. Pono Banoe yaitu buku yang berisikan
metode-metode atau cara untuk mendidik anak dalam hal pendidikan musik. Buku
ini diterbitkan pada tahun 2013 oleh PT Indeks. Buku yang tebalnya 102 halaman
ini sangat bermanfaat untuk dibaca orang.
Buku Metode Kelas Musik karya Dr. Pono Banoe berwarna dasar cover warna
biru dan putih dan terdapat gambar awan, gitar, saxophone, dan notasi balok.
Buku ini juga terdiri dari 12 bab yang secara umum berisi mengenai aspek dan
metode pengajaran musik.

B. Ringkasan
Ekspresi jiwa manusia itu merupakan seni. Dengan ekspresi, manusia bisa
membuat atau menciptakan sebuah lagu atau komposisi. Dengan ekspresi juga
manusia bisa menuangkannya dalam bentuk seni yang dipertontonkan kepada
audiens, para audiens pun bisa menikmatinya dan juga mengekspresikan seni yang
mereka tonton.
Dalam pedagogis musik khususnya untuk anak, pada zaman sekarang
kebanyakan anak yang mengisi waktu luangnya dengan hal yang tidak
bermanfaat. Biasanya, anak-anak zaman sekarang mengisi waktu luang dengan
bersantai, bermain game, nongkrong dan masih banyak lagi. Hal itu disebabkan
karena anak-anak belum mengerti cara memanfaatkan waktu luang mereka
dengan baik.
Pendidikan musik seperti pelajaran instrumen, gitar, biola, piano, drum, dan
alat musik yang lainnya dapat menyalurkan atau menuangkan nafsu-nafsu anak,
sehingga keaktifannya dapat terpenuhi dan waktu luang yang mereka miliki jika
dimanfaatkan dengan musik akan menjadi bermanfaat.
Untuk menjadi seorang guru terutama untuk pelajaran musik, mereka harus
bersikap dewasa, menyayangi anak-anak dengan sabar, menguasai materi tentang
bidang musik, pandai bermain alat musik ataupun membuat sebuah musik dengan
barang barang sekitar. Seorang guru harus mampu mencetak pola-pola dasar
musik di dalam benak anak yang masih murni. Contoh latihan yang diberikan
guru kepada anak yaitu Ketika seorang guru bermain piano, kemudian anak
berbaris dan bergerak sesuai dengan irama piano yang dimainkan oleh guru.
Dalam praktik pengajaran banyak siswa yang hadir dari berbagai latar
belakang, kemampuan musik mereka perlu dipersiapkan dari sekarang dengan
sebuah metode pembelajaran, metode pembelajaran itu yang tidak akan
memberatkan bagi siswa sebagai pelajar maupun guru sebagai sumber belajar.
Adapun tujuan dari pedagogis musik yaitu untuk mengembangkan rasa minat
akan seni musik pada diri anak anak sehingga mereka bisa mengekspresikannya
kepada orang lain, dan pendengarnya pun bisa mendengar berbagai macam musik
yang bervariasi.
Rencana pendidikan musik di dalam kurikulum sekolah umum harus lebih
direnungkan dan direncanakan sebaik-baiknya, agar memperoleh hasil pendidikan
estetika melalui musik dalam tingkatan yang tinggi, serta bisa memberikan rasa
bahagia bagi setiap manusia di Indonesia.
C. Pembahasan
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi semua manusia, tanpa
pendidikan manusia tidak akan tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Pendidikan musik adalah suatu pelajaran atau bidang studi yang mempelajari
tentang musik. Musik mencangkup beberapa bidang diantaranya vokal, alat
musik, dan juga benda apapun yang menghasilkan sebuah bunyi atau suara
disebut dengan musik, kemudian semua itu bisa disatukan menjadi sebuah lagu.
Seorang anak sangat bagus untuk diajarkan bidang musik, di bidang musik
anak bisa bebas mengekspresikan perasaan mereka lewat musik. Dengan sikap
tersebut, anak-anak bisa mengembangkan bakat musikal mereka dalam aspek
menampilkan dan mendengarkan.
Di dalam undang-undang No.3 tahun 1950 dibentangkan tujuan serta
pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia Susila yang cakap, dan
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan tanah air. (Banoe Pono, 2013: 12)
Metode ini disusun oleh W. Gehrels seorang pedagog musik yang berasal
dari Belanda. Dalam bukunya yang terkenal: “Algemeen Vormend
Muziekonderwijs” yang berisikan:
1. Dasar-dasar metode dalam pelaksanaan dengan menggunakan isyarat
tangan dari metode tonika-do serta kesukaannya terhadap lagu-lagu
rakyat dan kanon.
2. Pelaksanaan dengan cara menyebutkan not secara relatif, jenis-jenis
tangga nada otentik, latihan improvisasi dan latihan-latihan
pendengaran.
3. Rencana pelajaran untuk SD dan sekolah musik dasar, sekolah guru
musik dan kursus 3 tahun untuk sekolah lanjutan musik bagi orang
yang lebih tua usianya. (Banoe Pono, 2013:30)

Anak-anak perlu ditanamkan teori musik, biasanya anak-anak cepat


memahami jika dilakukan bersama praktik secara langsung. Dengan praktik, otak
anak langsung berfikir dan akan langsung memahami karena teori itu langsung
diperagakan oleh Guru.

Adapun contoh praktik pendidikan musik di dalam sistem-sistem pengajaran


modern khususnya di sekolah-sekolah modern.

1. Pengajaran Heimatkunde (alam sekitar)


Dalam pengajaran ini anak-anak diajak untuk berkeliling kemudian
mengamati alam yang mereka jelajah. Dengan begitu anak-anak bisa
mengekspresikan apa yang mereka rasakan, kemudian mereka bisa
mengolahnya dalam sebuah bahan misalkan membuat sebuah lagu,
puisi, cerita ataupun masih banyak lagi.
2. Pengajaran Alam Nyata
Untuk membawa anak-anak menyaksikan kenyataan oleh panca indra
mereka.
3. Pengajaran sekolah kerja Arbeitsschule
Dalam hal ini, pelaksanaannya bertujuan untuk menghubungkan suatu
sekolah dengan masyarakat. Sekolah kerja bisa disebut dengan
pedagogis sosial yang membawa anak untuk menjadi anggota
masyarakat agar menjadi warga negara yang baik. Sekolah kerja ini
membuat anak bisa melatih pengalaman, pendidikan sosial,
kecerdasan, dan juga watak.
4. Pengajaran Landerziehunglehre
“Di dalam sekolah yang disebut ‘Landerziehunglehre’ yaitu
pengajaran dan pendidikan yang diselenggarakan di desa dari Sekolah
Dasar sampai ke Sekolah Tinggi bertujuan kependidikan manusia
harmonis”. (Banoe Pono, 2013: 45)
Dalam sebuah jurnal yang berjudul Kreativitas dalam Pembelajaran Musik
yang ditulis oleh Herwin Yogo Wicaksono berisi tentang minat siswa untuk lebih
serius mengikuti pelajaran musik juga dapat dipengaruhi oleh faktor dari luar,
seperti metode pengajaran yang disampaikan oleh guru. Metode pembelajaran
musik yang menarik, mampu menciptakan minat yang besar bagi siswa untuk
mengikuti mata pelajaran tersebut. Minat yang besar untuk mengikuti mata
pelajaran musik diharapkan memunculkan penguasaan yang baik terhadap materi
mata pelajaran musik, seperti penguasaan instrumen musik dan olah vokal.
Anak-anak suka menyanyi dan menikmati musik, sangat baik jika
mengadakan latihan orkes atau musik bersama dengan tujuan mendidik mereka ke
arah keindahan serta ekspresi. Dengan demikian ada imbangan yang harmonis
didalam jiwa anak-anak.
Sistem pembelajaran Landerziehunglehre ini diterapkan atau serupa dengan
salah satu sekolah yaitu sekolah “Shantiniketan” atau “Rumah Damai”. Sekolah
ini memperhatikan bahan pengajarannya, metode pembelajarannya, kesenian,
kebudayaan, juga bahasanya. Mereka menerapkan pengajaran di luar kelas
maupun diluar sekolah seperti di alam. Mereka juga tidak banyak memberi buku-
buku yang harus dipelajari oleh siswa, dan sistem belajarnya pun berupa bertanya
dan menjawab. Metode ini guna agar siswa tidak tertekan dengan pelajaran dan
bebas untuk siswa berekspresi. Dalam berekspresi ini mereka mengolahnya
menjadi suatu pertunjukan seni musik, seni rupa, seni tari, maupun drama.

Ada beberapa aspek-aspek sosial psikologis dan pedagogis dalam kelas musik.
Kita ambil contoh dari Paduan Suara.

1. Dalam paduan suara secara tidak langsung telah menimbulkan proses


sosialisasi, mulai dari penetapan kelompok suara, hingga program latihannya
yang menghasilkan berbagai pemecahan masalah secara bersama-sama.
2. Ditinjau dari segi psikologi, mereka selalu bersungguh-sungguh dalam
menyumbangkan suara. Kelompok musik pengiring mendapat pengalaman
tersendiri dengan menyajikan konser orkesta dengan peralatan keyboard midi,
dan memainkannya dengan sempurna seraya mengiringi kelompok paduan
suara.
3. Para anggota paduan suara juga diatur dengan tata tertib, disiplin, mematuhi
perintah dan aba-aba konduktor. Kemampuan mendisiplinkan diri merupakan
unsur positif yang sangat besar pengaruhnya terhadap sosial pedagogis, hal ini
bisa disebut juga dengan sosial psikologis.
4. Dalam paduan suara juga terdapat pemimpin yaitu Dirigen, dirigen adalah
seorang yang mengatur penampilan melalui instruksinya atas komposisi musik
yang dimainkan. Dirigen ini berposisi sangat penting dalam sebuah paduan
suara, karena dirigen berfungsi untuk mengatur semuanya sehingga tercipta
nuansa musikal yang menjiwai.

Ada beberapa tinjauan teknis-teknis musik di dalam pengajaran musik yang


harus diperhatikan diantaranya,

1. Teknik Permainan Alat Musik


a. Metode klasik dalam berbagai pengajaran alat musik pada dasarnya
berisi:
1) Latihan penempatan jari yang benar
2) Sikap dan posisi badan saat bermain
3) Drill (Latihan padat berulang kali) atas motif lagu
4) Tangga nada dalam jangkauan oktaf tertentu
5) Memainkan etude atau lembar (pieces) Latihan Teknik
6) Memainkan urutan buku menurut kurikulum
7) Memainkan komposisi musik (pieces) menurut pilihan guru.
b. Berbagai jenis alat musik membutuhkan kekhususan dalam tata tertib
teknis permainannya seperti: memainkan brass (tiup logam) dalam 2
kondisi normal dan front bell, memainkan Sitar klasik folk/pop dan gaya
klasik folk/pop, wood dengan Albert dan Bohm system, drum/perkusi
gaya pop dan gaya klasik, dll.
2. Gaya Penampilan
Gaya penampilan dalam pengajaran musik seperti berikut,
a. Teknik bermain alat musik, contohnya yaitu gaya petikan senar dalam
gitar.
b. Teknik bernyanyi, contohnya yaitu gaya bernyanyi pop, klasik, melayu.
c. Dirigen dalam penampilan orkes, contohnya dalam penampilan marching
band, paduan suara, orkes keroncong.
3. Cara Baca Tikitiki
Tikitiki adalah penyempurnaan cara baca ritme dari hasil seminar children
music course di Jepang diperkenalkan oleh Dr. Pono Banoe.
4. Cara Baca Drum-band Tradisional
5. Cara Baca Notasi Angka
(Banoe Pono, 2013: 63)
Sebagai seorang guru atau calon guru, kita harus mempersiapkan kondisi
yang akan kita hadapi ketika akan melaksanakan pertemuan kelas. Persiapan itu
diantaranya seperti:

1. Pembentukan massa di kalangan siswa, perhatian atas kondisi kejiwaan


para siswa, memberikan penghargaan atas kemampuan siswa,
melaksanakan evaluasi belajar yang mengacu pada pengarahan
2. Membentuk opini dalam kebersamaan dengan menempatkan perasaan
guru dengan sudut pandang seorang siswanya.
3. Membentuk keberanian siswa agar bisa menjawab pertanyaan walaupun
jawaban mereka salah.

Guru sebagai sumber belajar siswa dan guru juga yang membangkitkan
semangat apresiasi belajar siswa dalam musik. Melalui pengetahuan musik yang
mendasar, guru membawa dan memberikan panduan kepada siswanya jika mereka
memiliki minat untuk mempelajari musik yang lebih mendalam.

Dalam hal belajar musik, semua siswa memiliki latar belakang yang berbeda-
beda, ada yang tidak tahu sama sekali tentang pembelajaran musik, ada yang
memiliki pengalaman bermain musik, dan ada juga yang pernah belajar dasar-
dasar musik. Dalam kondisi ini, guru harus mempertemukan dan mengatur
kondisi siswanya dengan latar belakang yang berbeda-beda ini.

Dalam praktik pengajaran bagi siswa yang hadir dari berbagai sumber dan
latar belakang kemampuan musik yang berbeda, guru perlu mempersiapkan
sebuah metode yang tidak memberatkan para siswa dan tidak memberatkan
kepada gurunya juga sebagai sumber pembelajaran.

Adapun materi pengajaran musik yang diajarkan kepada murid Sekolah


Dasar yaitu sebagai berikut:

1. SD Kelas-1: Lagu kebangsaan Indonesia Raya (menyanyikan dengan


tertib dan benar) Bait-1, memahami syair lagu, menepukkan pola ritme
atau melodi, mengenal beberapa lagu nasional Indonesia dan
mendeklamasikan syair menurut paduan guru.
2. SD Kelas-2: Lagu kebangsaan Indonesia Raya, gambaran negara
kesatuan Indonesia melalui lagu, notasi musik, sikap menyanyi, birama
dan sukat, penghayatan lagu, not balok, Latihan tulis musik, nada dan
tangga nada, pola ritme, baca lagu sederhana, pengenalan alat musik.
3. SD Kelas-3: Lagu kebangsaan Indonesia Raya, Lambang Negara
Indonesia (lagu), notasi musik, metrum, not balok, tangga nada, notasi
angka, doremi, doremifasol, menyanyikan lagi, baca lagu sederhana,
pengenalan alat musik.
4. SD Kela-4: Lagu kebangsaan Indonesia Raya, Negara Kesatuan
Indonesia (lagu), ritme dan pola ritme, nyanyi Bersama, pengenalan
lambing petunjuk praktik main musik, praktik rekorder dan pianika,
lambing musik dalam praktik, bentuk ulang pengenalan tempo,
kemampuan tulis musik, praktik main musik (2), aritmatika musik,
mendireksi, ansambel, nyanyi bersama (2), pengenalan mayor dan
minor.
5. SD Kelas-5: Lagu kebangsaan Indonesia Raya kuplet 1-2, Persatuan
Bangsa Indonesia (lagu), nyanyi bersama, pemantapan ritmik, notasi
musik, not balok, dinamik, praktik main musik, papan nada klaviatur,
bentuk ulang, ansambel ritmik, pengenalan alat musik.
6. SD Kelas-6: Lagu kebangsaan Indonesia Raya kuplet 1-2-3, Negara
Kesatuan Indonesia (lagu), ikhtisar kunci bacaan musik, pola ritme,
oktaf, praktif main musik, menulis musik, birama, not per enam belas,
suara nyanyi, paduan suara.
(Banoe Pono, 2013: 87-88)

Selain di Sekolah Dasar, meteri pengajaran musik juga terdapat di luar sekolah
contohnya yaitu ekstakulikuler ataupun belajar les privat.

1. Pelaksanaan praktik musik perorangan


a. Faktor siswa: usia, motivasi belajar, alat musik yang dimiliki;
b. Faktor alat musik;
c. Faktor teknis permainan;
d. Faktor nuasa kesendirian;
2. Pelaksanaan praktik musik berkelompok
a. Faktor siswa dengan adanya siswa dalam berbagai kelompok usia dan latar
belakang kemampuan dasar yang berbeda-beda;
b. Faktor alat musik yang digunakan dalam kelas berkelompok dengan
memperhatikan jenis, kualitas dan kondisinya;
c. Factor warna suara dari sejumlah alat musik;
d. Factor penghargaan terhadap siswa sesuai dengan kemampuan masing-
masing sehingga perhatian perorangan harus dipertimbangkan guna
mendapat hasil yang setara;
e. Faktor kelulusan pada prinsipnya harus diusahakan memberi penghargaan
dengan nilai yang berbeda beda sesuai dengan kemampuan;

Kemampuan yang akan didapatkan dari memahami musik yaitu

1. Kemampuan pendengaran musik


a. Mampu meniru nada, melodi dan intonasi dengan benar;
b. Mampu meniru ritme;
c. Mampu mengartikan makna dari lagu;
2. Berkemampuan memainkan musik
3. Kemampuan membaca musik, seperti membaca notasi;
4. Kemampuan olah vokal;
5. Kemampuan ansabel;
6. Menguasai teori musik;

D. Penutup
Berdasarkan uraian isi buku yang di bahas, buku Metode Kelas Musik dapat
disimpulkan dalam beberapa hal diantaranya, metode dan strategi pembelajaran
yang dipersiapkan oleh guru sangat penting supaya para murid tidak kesulitan
dalam mengkaji pembelajaran musik. Pendidikan musik harus dikembangkan
sejak kecil agar memunculkan kreativitas pada anak, sehingga anak bisa bebas
berekspresi dan memanfaatkannya menjadi sebuah kreasi. Buku Metode Kelas
Musik memiliki beberapa keunggulan yaitu buku tersebut berisikan tentang
metode untuk semua kalangan, tidak hanya untuk guru sekolah dasar namun untuk
kalangan ataspun buku ini sangan bermanfaat dan bisa di baca oleh semua orang.
Adapun kelemahan dari buku tersebut yaitu kalimat yang berisi pemborosan kata,
dan juga kalimat yang sulit dimengerti oleh pembaca karena banyaknya kata-kata
yang belum tersusun rapih di dalam kalimatnya, juga kesalahan penempatan kata
“dan” yang di letakan di depan awal kalimat.
Buku Metode Kelas Musik karya Dr. Pono Banoe bagus untuk dibaca oleh
para guru ataupun calon guru yang ingin mengetahui pedagogis pembelajaran
dalam mendidik siswanya terutama dalam bidang musik.
Daftar Pustaka

Banoe, P. (2013). Metode Kelas Musik. Jakarta: Indeks.

Wicaksono, H. Y. (2009). Kreativitas dalam Pembelajaran Musik. Cakrawala Pendidikan,


Februari 2009, Th,XXVIII,No.1, 1-12.

Anda mungkin juga menyukai