Anda di halaman 1dari 8

RESUME

KONSEP, PENGERTIAN, MACAM-MACAM MEDIA INOVATIF SERTA


PERANCANGAN MEDIA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN PPKN KELAS
RENDAH BERBASIS DIGITAL

Dosen Pengampu :
Dra. Reinita, M.Pd
SESI 21 BB 04

Oleh :
SOVI HELENA SAFITRI
21129483

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Pengertian media pembelajaran PPKN kelas rendah

Media pembelajaran merupakan bagian yang sulit dipisahkan dalam proses pembelajaran.
Demi tercapainya tujuan pembelajaran, seorang pendidik kerap memanfaatkan media
pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran menjadi penting dan tergantung
pada komponen yang akan dicapai. Jika diterapkan secara tepat maka penggunaan media
pembelejaran dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Selain
itu, media pembelajaran juga menjadi alat bantu bagi siswa untuk memperoleh pemahamannya
dalam belajar.
Media pembelajaran dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran yang telah ia
rancang. Perlu diketahui bahwa. keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh dua komponen
utama yaitu metode pengajaran dan media pembelajaran (Mustadi, 2009). Agar sumber belajar
dapat diterima pembelajar secara maksimal, maka diperlukan adanya media pembelajaran
sebagai pendukung sumber belajar.
Pendapat lain datang dari Indriana (2011: 16) yang menyatakan bahwa media pembelajaran
yaitu semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan
pembelajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau tujuan pembelajaran. Media
sering dikaitkan dengan alat atau benda fisik. Hal demikian dikarenakan media menjadi
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran sehingga memiliki wujud fisik yang dapat dilihat atau
digunakan siswa untuk membantu mereka dalam belajar.
Media pembelajaran digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan yang dapat
membantu siswa dalam memahami materi sehingga tercapailah tujuan pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran memiliki beragam cara, hal itu bergantung pada kreativitas
guru dan juga tujuan yang ingin dicapai. Seperti halnya sebuah perangkat, media pembelajaran
juga memiliki fungsi secara khusus.
Pada dasarnya, pemanfaatan media pembelajaran berasal dari dorongan guru dalam
mengatasi permasalahan pembelajaran yang muncul di dalam kelas. Hal tersebut didukung oleh
pendapat Scarratt & Davison (2012: 11) yang menyatakan bahwa seorang guru yang memiliki
karakteristik pedagogi, akan memiliki dorongan untuk memberikan pembelajaran yang efektif
bagi siswa yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran. Hal inilah yang perlu ditanamkan
oleh seluruh aspek pendidik tak terkecuali guru untuk memiliki karakter pedagogi sehingga
memiliki sikap dan intuisi dalam mengembangkan pembelajaran.
Media berfungsi sebagai perantara yang digunakan guru dalam menyampaikan ilmu
pengetahuan maupun informasi kepada siswa untuk memperjelas suatu materi pelajaran PPKn.
Adapun fungsi yang dimiliki media pembelajaran PPKn, yaitu:
1. Penyampaian isi pesan dan pengetahuan menjadi bersifat standar.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran berlangsung lebih interaktif.
4. Penggunaan waktu dan tenaga dalam memperoleh informasi dan pengetahuan menjadi
lebih efesien.
5. Meningkatkan kualitas proses belajar.
6. Proses belajar menjadi lebih fleksibel.
7. Meningkatkan sikap positif terhadap isi atau materi pembelajaran.

B. Macam-macam desain dan media pembelajaran PPKN inovatif.

Berikut ini beberapa jenis media yang digunakan dalam pembelajaran PPKn:
1. Media nonproyeksi
Media nonproyeksi disebut juga media pameran atau displayed media. Media yang
termasuk media nonproyeksi yaitu:
a. Model
Model adalah benda nyata yang dimodifikasikan.Penggunaan model sebagai
media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala pengadaan
realita karena harga yang mahal, sulit pengadaannya, barangnya terlalu besar,
bahkan mungkin terlalu kecil. Model dapat berukuran lebih besar, lebih kecil
atau berukuran sama persis dengan benda aslinya, dan dapat menampilkan
bentuk yang lengkap dan rinci dari benda aslinya. Sebagai salah satu media
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, model memiliki keunggulan dan
keterbatasan.
b. Grafis
Grafis adalah media visual nonproyeksi yang mudah digunakan karena tidak
membutuhkan peralatan dan relatif murah. ada lima jenis media grafis yang
memiliki keunggulan yang cukup tinggi dalam proses pembelajaran yaitu: graft,
chart atau diagram, kartun, poster, peta atau globe. Masing-masing media grafis
memiliki keunggulan dan keunikan sendiri-sendiri.
2. Media diproyeksikan
Media yang termasuk sebagai media yang diproyeksikan adalah slide. Media
tersebut diproyeksikan ke layar dengan menggunakan proyektor. Perkembangan
teknologi yang ada saat ini memungkinkan komputer dan video juga diproyeksikan
dengan menggunakan peralatan khusus, yaitu LCD.
3. Media audio
Media audio merupakan media yang fleksibel karena bentuknya yang mudah
dibawa, praktis, dan relatif murah, misalnya tape compo, pengeras suara. Menurut
Rowntree penggunaan media audio dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Media audio. Media audio yang dipakai hanya untuk mendengarkan misalnya
tape compo dan berdiri sendiri tanpa ada fasilitas yang lain.
b. Media audio visual. Pada media audio visual apa yang didengar oleh siswa dan
apa yang dilihat berkaitan satu dengan yang lain dan saling memperkuat, atau
lebih dikenal dengan sebutan terintegrasi.
c. Media video. Media video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada
berbagai bidang studi. Hal itu disebabkan oleh kemampuan video untuk
memanipulasi kondisi waktu dan ruang sehingga peserta didik atau siswa dapat
diajak untuk melihat objek yang sangat kecil maupun objek yang sangat besar.

C. Langkah-langkah membuat Desain Media Pembelajaran Inovatif

Diantaranya menurut Prof.Dr.H. Aminuddin Rasyad merumuskan enam langkah-langkah


pengembangan program media sebagai berikut:
1. Menganalisis keperluan dan karakteristik peserta didik.
Program dibuat sebelumnya harus meneliti secara seksama pengetahuan awal meupun
pengetahuan prasarat yang dimiliki dan tingkat kebutuhan peserta didik yang menjadi
sasaran program yang dibuat. Penelitian ini biasanya menggunakan perangkat tes. Bila
tes tidak dapat dilakukan karena faktor-faktor pengetahuan peserta didik, maka
pembuat program harus dapat membuat asumsi-asumsi mengenai kemempuan dan
ketrampilan peserta didik.
2. Merumuskan tujuan intruksional dan oprasional.
Pembuatan tujuan dapat member arah kepada tindakan yang dilakukan, termasuk
penyesuaian penggunaan media yang digunakan sehingga dapat sinergi antara tujuan
yang ingin dicapai dan penggunaan model dan macam media yang digunakan.
3. Merumuskan butir-butir materi secara terinci.
Setelah tujuan intrusional jelas, kita harus memikirkan bagaimana caranya agar peserta
didik memiliki kemampuan dan ketrampilan. Untuk mengembangkannya tujuan yang
telah dirumuskan dianalisis lebih lanjut. Demikian pula cara pengembangan bahan
yang harus dipelajari peserta didik. Setelah daftar pokok pelajaran diperoleh,
selanjutnya mengorganisasikan urutan penyajian yang logis, dari yang sederhana
sampai kepada hal yyang rumit, dari yang kongkrit kepada yang abstrak.
4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
Alat pengukur keberhasilan peserta didik ini perlu dirancang secara seksama sebelum
kegiatan pembelajaran dilaksanakan, bisa berupa tes, penugasan atau daftar cek
perilaku. Sebaiknya dalam tes tersebut harus tercakup semua kemampuan dan
ketrampilan yang dimuat dalam tujuan intruksional yang dibuat.
5. Menulis naskah media/Menyusun media yang digunakan.
Setelah penyusunan tujuan pembelajaran dilaksanakan penyusunan media yang
digunakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai tersebut. Penyusunan dan
pembuatan media pembelajaran dengaan langkah-langkah dan tahapan-tahapan yang
tersusun secara sistematis ini harus sinergi dengan tujuan dan sesuai dengan tingkat
pemahaman serta ketrampilan peserta didik. Sehingga fungsi media benar-benar dapat
menjadi alat untuk mempernudah dalam pemahaman peserta didik terhadap materi
yang diberikan dan bukan sebaliknya justru menjadi mempersulit tingkat pemahaman
peserta didik.
6. Mengadakan test dan revisi.
Setelah media pembelajaran dibuat tujuan, pembuatan narasi, proses editing dan diuji
coba langkah yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi penggunaan media dalam
proses intruksional. Sehingga dapat mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan
media yang digunakan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan test dan revisi,
manfaatnya kita bisa mengetahui tingkat efektifitas proses intruksional dan media yang
digunakan serta problematika yang dihadapi .

D. Langkah-langkah dalam membuat/mendesain media pembelajaran inovatif

Diantara beberapa media pembelajaran yang tersedia, disini akan dijelaskan langkah-
langkah dalam pembuatan media video pembelajaran dan buku digital.
1. Video pembelajaran capcut
Untuk membuat video pembelajaran menggunakan Capcut, dapat mengikuti
langkah-langkah berikut :
a. Pilih Judul dan Konten yang Akan Disampaikan
Sebelum membuat video, pastikan kamu memiliki topik atau konten yang akan
disampaikan dengan jelas. Selain itu, pilih juga judul yang menarik dan bisa
menarik perhatian para penonton. Konten harus disajikan dalam bentuk yang
mudah dipahami dan sesuai dengan target audiens.
b. Siapkan Materi dan Rekam Video
Sebelum memulai rekaman video, pastikan kamu telah mempersiapkan materi
atau bahan-bahan yang akan digunakan dalam video pembelajaran. Selain itu,
pastikan kamu juga telah menentukan lokasi yang tepat dan tidak terdapat
gangguan suara, misalnya suara lalu lintas atau suara orang yang sedang
berbicara.
c. Menyusun Video Pembelajaran
Setelah merekam video, kamu bisa langsung memasukkannya ke dalam Capcut.
Selanjutnya, kamu bisa mulai mengedit video dan menambahkan berbagai efek
dan filter sesuai dengan kebutuhan.

2. Buku digital dari book creator


Untuk dapat membuat eBook, simak susunan langkah-langkah pembuatan eBook
yang tepat adalah di bawah ini.
a. Menentukan Topik
Dalam menentukan topik, Anda harus memerhatikan beberapa aspek di bawah
ini:
1) Kenali audiens. Anda harus peka, apa saja topik yang kira-kira menarik
audiens atau calon pembaca Anda. Hal ini sangat penting dilakukan dan
salah satu caranya adalah melakukan analisis data dari pengguna media
sosial menggunakan analytical tool yang ada di internet.
2) Mencari topik. Setelah mengetahui siapa target pembaca, tentukan topik
dari yang banyak diminati dari target pembaca Anda. Hal ini untuk
memudahkan buku Anda laris dan laku di pasaran.
b. Buat Judul Menarik
Setelah itu, buat judul yang menarik yang membuat pembaca merasa sangat
ingin membaca buku tersebut. Pastikan judulnya menggambarkan isi buku yang
mengundang rasa penasaran calon pembaca.
c. Buat Kerangka
Kerangka buku menjadi hal penting yang harus disusun untuk mengembangkan
berbagai poin yang akan ditulis ke dalam sebuah buku yang komprehensif dan
juga membantu memudahkan penulis dalam menyusun buku.
d. Memilih Desain Visual
Pastikan desain visual mulai dari layout, font, dan warna serta gambar sesuai
dengan tema dan topik pada buku yang Anda tulis. Anda bisa membuat desain
visual menggunakan berbagai macam aplikasi, salah satunya melalui Canva.
e. Menulis Isi eBook
Setelah matang, Anda siap untuk menulis eBook. Penulisan ini bisa dilakukan
di Ms. Office, Google Docs, atau aplikasi penulisan lainnya. Di dalamnya Anda
bisa bereksperimen dengan berbagai ilustrasi yang memanjakan mata pembaca
agar tidak bosan membaca banyak teks.
f. Membuat Cover
Buat sampul atau cover menarik sehingga ketika calon pembaca melihat cover-
nya saja, sudah tertarik untuk membeli. Buatlah cover yang menggambarkan isi
buku secara keseluruhan dan menarik untuk dilihat
DAFTAR PUSTAKA

Andrijati, N. (2014). Penerapan media pembelajaran inovatif dalam pembelajaran matematika


sekolah dasar di PGSD UPP Tegal. Jurnal Penelitian Pendidikan, 31(2).

Indriana, D. (2011). Ragam alat bantu media pengajaran. Yogyakarta: Diva Press Jogjakarta

Muslim, A. H. (2020). Media Pembelajaran PKn di SD.

Nasution, L. A. A. (2019). MEDIA DAN SUMBER BELAJAR PEMBELAJARAN PPKn


KELAS 1 SD/MI.

Nurdyansyah, N. (2019). Media Pembelajaran Inovatif.

Scarratt, E., & Davison, J. (Eds.). (2012). The media teacher's handbook. Routledge.

Anda mungkin juga menyukai