Anda di halaman 1dari 23

16

BAB II
KERANGKA DASAR TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengembangan Media Pembelajaran

a. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu proses ataupun langkah yang

dilakukan untuk mengembangkan suatu produk atau

menyempurnakan produk yang sebelumnya telah ada, yang mana

produk yang sudah dibuat atau disempurnakan dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam melaksanakan pengembangan media

itu haruslah sesuai dengan sistem pendidikan yang telah ada.1

Pengembangan merupakan sebuah proses penterjemaan spesifikasi

desain ke dalam bentuk fisik yang dapat berupa produk.

Pengembangan itu sendiri juga merupakan proses penulisan,

pembuatan ataupun prosuksi bahan-bahan yang berguna dalam

proses pembelajaran. Bentuk pengembangan itu sendiri tidak hanya

terdiri dari perangkat keras pembelajaran melainkan juga dapat

mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan visual dan audio, serta

program atau paket yang merupakan paduan dari berbagai bagian.

Tujuan pengembangan adalah untuk menghasilkan produk

berdasarkan temuan-temuan uji lapangan kemudian direvisi dan

seterusnya.2

1
Sukmadinatasi dan Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.164.
2
Rayanto, Yudi Hari, Sudianti dkk. Penelitian Pengembangan Moodel ADDIE
dan R2D2: Teori dan Praktek, (Pasuruan: Lembaga Academic & Reaswarch Institute,
2020), hlm. 19

16
17

Ada empat kategori dalam dominan pengembangan yaitu

teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi komputer dan

teknologi terpadu. Pengembangan adalah salah satu metode

penelitian yang hasil akhirnya menghasilkan sbeuah produk baru

kemudian melakukan pengujian keefektifan produk tersebut, yang

harus dijelaskan sesuai dengan objek yang akan diteliti, yang

berguna untuk memecahkan masalah mengenai pelatihan,

pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk yang dibuat haruslah

memiliki spesifikasi berbeda dengan produk lain, meskipun di

dalamnya didapat komponen yang sama. Hasil dari sebuah

penelitian pengembangan tidak hanya untuk pengembangan suatu

produk melainkan juga untuk menemukan suatu pengetahuan atau

sebuah jawaban atas sebuah permasalahan yang bersifat praktis.3

b. Media Pembelajaran

1) Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim kepenerima pesan. Seiring dengan

perkembangannya media hanya dianggap sebagai alat bantu

mengajar guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual,

misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat

memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta

3
Iwan Fachrozi., dkk. Penelitian Pengembangan Pendidikan Olahraga,
(Malang:Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Malang, 2020), hlm. 187
18

mempertinggi daya serap dan retensi daya serap siswa.4 Media

merupakan sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa)

sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada

dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan

audiens (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan

performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.5

Media pembelajaran dapat berupa software dan

hardware untuk membantu proses interaksi guru dengan siswa

dan interaksi siswa dengan lingkungan belajar serta sebagai alat

bantu menunjang penggunaan metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru. Berdasarkan beberapa pendapat diatas

maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang

dapat membantu dalam tercapainya tujuan atau kompetensi

tertentu dalam pembelajaran.6

2) Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran dalam proses pembelajaran

yaitu sebagai suatu alat dan bahan yang dapat digunakan untuk

menyampaikan suatu materi pelajaran, sehingga tujuan dalam

proses pembelajaran dapat tercapai. Media pembelajaran yang

4
Arief Sadiman dkk, Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1984), hlm. 7
5
Asnawir dan Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), hlm. 11.
6
Nur Ixsanie Putri Kharisma “Pengembangan Media Pembelajaran Audio
Visual untuk Materi Menyimak Bahasa Prancis Kelas XI SMK/SMA” Universitas
Negeri Yogyakarta (2018) hlm. 9
19

digunakan oleh pendidikan digunakan untuk memudahkan

peserta didik dalam memahami pembelajaran yang disampaikan

oleh pendidik, sehingga diharapkan tujuan dari pembelajaran

dapat tercapai dengan optimal.

Adapun tujuan penggunaan media secara umum adalah

alat bantu pendidik untuk menyampaikan materi atau pesan

yang ingin disampaikan kepada siswa pada saat proses belajar

berlangsung. Adapun tujuan penggunaan media secara khusus

adalah sebagai berikut :

a) Meningkatkan minat belajar siswa karena dengan belajar

menggunakan media pembelajaran, siswa akan

mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dan

bervariasi

b) Dengan menggunakan media pembelajaran daya ingat siswa

terhadap materi yang dipelajari akan lebih meningkat

c) Proses belajar yang menggunakan media pembelajaran akan

lebih efektif karena dapat membuat siswa lebih aktif dan

kreatif

d) Motivasi siswa untuk belajar lebih meningkat karena belajar

menggunakan media pembelajaran.7

3) Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen

pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses

7
Teni Nurita “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa” Misykat [Online], Volume 3 No. 1 (1 April 2018)
20

pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajarandapat dijadikan

saah satu alat untuk menyalurkan informasi pembelajaran

kepada peserta didik sehingga proses pembelajaran lebih

menarik sehingga dapat memberikan motivasi belajar lebih

kepada siswa. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian

yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasiitator dalam

setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, tiap- tiap

pendidik perlu mempelajari bagaimana bagaimana menetapkan

media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian

tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.8

Secara umum media pembelajaran memiliki manfaat

sebagai berikut :

a) Memperjelas pesan yang akan disampaikan agar tidak

terkesan terlalu verbalitas.

b) Mengatasi akan keterbatasan ruang, waktu maupun daya

indra seseorang ketika kegiatan belajar mengajar

c) Meningkatkan motivasi belajar siswa karena murid dapat

berinteraksi langsung

d) Dapat membuat peserta didik lebih belajar mandiri sesuai

dengan minat dan bakatnya masing-masing

e) Memberikan pengalaman yang menyenankan kepada siswa

saat belajar.9

8
Nurjannah Husain “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio
Visual untuk pembelajaran ” UIN Alauddin Makasar (2017) hlm. 14.
9
Cepi Riyana, Media Pembelajaran (Jakarta: Direktorst Jenderal Pendidikan
Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 13
21

4) Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi sebagai instruksi dimana

informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa

baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktifitas

yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus

dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi

prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang

efektif. Disamping menyenangkan, media pembelajaran harus

dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan

mesmenuhi kebutuhan perorangan siswa.

Berdasarkan definisi di atas, fungsi media adalah

sebagai perantara dalam menyampaikan materi dari guru ke

siswa, karena dengan adanya media dapat mempermudah siswa

untuk mengerti materi yang disampaikan. Media pembelajaran

berguna untuk menimbulkan motivasi siswa dalam proses

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan efektif.10

5) Ciri-ciri Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki berbagai macam ciri

yang menggambarkan bagaimana media pembelajaran tersebut

digunakan. Adapun ciri umum media pembelajaran adalah

sebagai berikut :

a) Fiksatif, yakni menggambarkan, menyimpan dan

mengulang kembali suatu kejadian ataupun peristiwa dlari


10
Ashar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), hlm. 21.
22

suatu objek sehingga media dapat mengartikan suatu

kejadian tertentu.

b) Manipulatif, yakni memanipulasi atau mengubah suatu

objek, sehingga media dituntut untuk mengoptimalkan

waktu seefesien dan seefektif mungkin.

c) Distributif, yakni media dapat digunakan dan diproduksi

lebih dari satu kali dan siap digunakan dalam waktu yang

bersamaan diberbagai tempat atau dapat digunakan secara

berulang-ulang disuatu tempat. mudah disimpan dan

digunakan, praktis dan mudah cara penggunaanya serta

dilengkapi dengan petunjuk pengunaan.11

6) Jenis-jenis Media Pembelajaran

Jenis-jenis media pembelajaran secara umum adalah sebagai

berikut :

a) Media visual

Media visual merupakan media pembelajaran yang dapat

dilihat dengan indra penglihatan. Contoh media visual

adalah foto, gambar,majalah, poster, miniature dan lain

sebagainya.

b) Media audio

Media audio merupakan media pembelajaran yang dapat di

dengar dengan telinga. Contohnya music, CD, siaran radio,

11
Teguh Wibowo, Media Pembelajaran Matematika.(Yogyakarta: Magnum
Pustakan Utama, 2019), hlm. 3-5.
23

suara, musik dam lain sebagainya.

c) Media audio visual

Media audio visual merupakan media pembelajaran yang

dapat dilihat dan didengar secara bersamaan. Contoh media

audio visual adalah televisi, pementasan drama, VCD, film

dan lain sebagainya.

d) Multimedia

Multimedia merupakan salah satu jenis media pembelajaran

yang semua jenis media terangkum menjadi satu.

Contohnya internet, itu artinya penggunaan media

mengaplikasikan semua jenis media termasuk pembelajaran

jarak jauh.12

7) Cara Menentukan Pemilihan Media Pembelajaran yang

tepat

Sebenarnya tidak ada ketentuan khusus dalam memilih

media pembelajaran, akan tetapi pemilihan media pembelajaran

haruslah ditentukan dengan tepat. Dalam menetukan pemilihan

media pembelajaran yang tepat ada beberapa hal yang harus

dilakukan yaitu sebagai berikut :

a) Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b) Pemilihan media pembelajaran haruslah sesuai dengan

aspek materi agar penggunaan media pembelajaran

12
Satrianawati, Media dan Sumber belajar.(Yogyakarta: Deepublish Publisher,
2018), hlm. 10
24

berdampak maksimal bagi siswa.

c) Pemilihan media pembelajaran haruslah disesuaikan dengan

kondisi siswa misalnya dari faktor umur, intelegensi, latar

belakang pendidikan, budaya dan latar pendidikan sebagai

salah satu pertimbangan yang penting dalam memilih media

pembelajaran yan tepat.

d) Media pembelajaran yang dipilih harus dapat berdampak

postitif bagi siswa, dalam artian ketika guru menyampaikan

materi dengan menggunakan media pembelajaran, siswa

tersebut dapat memehami materi yang disampaikan secara

optimal.

e) Pemilihan media pembelajaran juga dapat dilihat dari segi

biaya dan cara pembuatan atau bahan-bahan yang

digunakan. Media pembelajaran yang dipilih haruslah

efektif dan efesien dan sesuai dengan hasil yang

didaptkan.13

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengembangan media

pembelajaran adalah suatu proses ataupun langkah yang dilakukan untuk

mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang

sebelumnya telah ada, yang mana produk yang sudah dibuat atau

disempurnakan dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut berupa

alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat

membantu dalam tercapainya tujuan atau kompetensi tertentu dalam

13
Abdul Wahab, Media Pembelajaran Matematika.(Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini, 2021), hlm. 8-9
25

pembelajaran

2. Media Pembelajaran Corong Berhitung

a. Pengertian Media Pembelajaran Corong Berhitung

Media pembelajaran corong berhitung adalah sebuah media

tiga dimensi yang biasa digunakan dalam pembelajaran matematika.

Corong berhitung adalah sebuah alat bantu berbentuk kotak atau

balok yang mana setiap memiliki ukuran panjang dan lebar sehingga

media tersebut dapat diamati dari arah mana saja. Media

pembelajaran corong berhitung adalah sebuat media yang dapat

digunakan untuk menjelaskan meteri operasi perkalian dan

pembagaian bilangan cacah yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran matematika. 14

Media pembelajaran corong berhitung ini disebut corong

berhitung karena media pembelajaran corong berhitung ini

menggunakan semacam corong yang diletakkan di bagian yang

sebulumnya sudah dilubangi. Corong ini bertujuan sebagai wadah

atau tempat memasukkan kelereng atau benda yang berbentuk bulat

lainnya lainnya. Kelereng disini sama seperti bilangan, jadi jumlah

kelereng yang dimasukkan itu harus sesuai dengan operasi hitung

perkalian ataupun pembagaian yang akan dicari jawabannya.

Dibawah corong sudah tersedia wadah atau laci tempat untuk

menampung kelereng atau benda yang berbentuk bulat tersebut ketika

14
Dwi Noprianti, “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Numbered
Heads Together Berbatu Media Coron Berhitung Terhadap Hasil Belajar Matematika
Peserta Didik di Kelas III Miftahul Huda Abdiluwih ” UIN Raden Intan Lampung
(2018): hlm. 21
26

sudah dijatuhkan dari corong tersebut, yang mana laci tersebut diberi

pembatas pada setiap bagian yang dilubangi.15

Penggunaan media corong berhitung yakni dengan cara

memasukkan benda yang berbentuk bulat, mislanya saja kelereng ke

dalam corong tersebut. Media pembelajaran corong berhitung ini

berbentuk berbentuk balok atau kotak yang dapat terbuat dari kardus

yang dilubangi di sisi atasnya untuk diletakan wadah-wadah atau

corong, yang mirip dengan inovasi dari media congklak yang

merupakan jenis permainan tradisional yang terkenal di Indonesia.16

b. Tujuan Media Pembelajaran Corong Berhitung

Media pembelajaran corong berhitung ini adalah salah satu

media pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi siswa untuk

lebih menyukai materi pelajaran matematika sejak dini. Corong

berhitung sendiri merupakan sebuah alat peraga untuk mata pelajaran

matematika yang dibuat untuk meningkatkan pemahaman dasar

mengenai operasi hitung, seperti operasi penjumlahan, pengurangan,

perkalian ataupun pembagian.

Pada saat materi operasi hitung tersebut biasanya siswa

merasa bosan hingga bisa sampai mengantuk karena pembelajarannya

yang monoton dan terfokus pada buku , hal itu dapat membuat siswa

hanya menerka-nerka dan mengingat bukan memahami materi


15
Indah Novariani, Ahmad Nashir Tsalatsa dan Eka Sari Setianingsih,
“Pengaruh Model Direct Intruction Berbantu Media Corong Berhitung Terhadap Hasil
Belajar Matematika Penjumlahan Bilangan” Jurnal Ilmiah Sekolah dasar [Online],
Volume 02 Number 4 (2018)
16
Ira Purnama Sari, “Pengaruh Media Corong Berhitung Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas II di SD Negeri 02 Seluma”
IAIN Bengkulu (2019): hlm. 25
27

operasi hitung tersebut. Dengan menggunakan media pembelajaran

corong berhitung maka proses belajar siswa dapat lebih bervariasi,

sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar. Tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang sedang diajarkan juga akan lebih

meningkatkan, karena dengan belajar menggunakan media

pembelajaran corong berhitung, pembelajaran siswa akan lebih

menyenangkan dan lebih bermakna.17

c. Manfaat Media Pembelajaran Corong Berhitung

Media pembelajaran ini cocok digunakan untuk siswa SD

kelas rendah misalnya kelas II saat belajar materi operasi hitung.

Media pembelajaran corong berhitung sangat berguna bagi guru pada

saat menyampaikan materi operasi hitung yang merupakan problema

bagi siswa sekolah dasar kelas rendah.18

Media pembelajaran corong berhitung adalah media

pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guru untuk menyampaiakan

materi matematika mengenai perkalian yang sama saja dengan

penjumlahan yang berulang. Media pembelajaran corong berhitung

dapat dimanfaatkan sebagai media untuk anak yang kesulitan belajar

matematika mengenai operasi hitung sederhana sehingga dapat

meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dan juga dapat

meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang

17
Yupita Yunarti, “Pengaruh Media Corong Berhitung Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa SD Negeri 52 Kota Bengkulu ” IAIN Bengkulu (2019): hlm.
25
18
Teguh wibowo, Media Pembelajaran Matematika.(Yogyakarta: Magnum
Pustaka Utama, 2019), hlm. 16
28

dipelajari.19

d. Fungsi Media Pembelajaran Corong Berhitung

Media pembelajaran corong berhitung adalah salah satu

media pembelajarann yang dapat membantu siswa untuk belajar

matematika khususnya materi operasi hirung pada kelas rendah

sekolah dasar. Dengan menggunakan media pembelajaran corong

berhitung saat belajar matematika, maka proses belajar akan menjadi

lebih konkrit atau nyata. Media pembelajaran corong berhitung dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi yang biasanya

berbentuk symbol visual. Penggunaan media corong berhitung dapat

menjadikan sebuah pembelajaran matematika lebih menarik dan

bermakna bagi siswa karena pada saat proses belajar mengajar siswa

terjun langsung melihat bagaimana proses dihasilkannya jawaban dari

sebuah operasi hitung, bukan hanya menerka-nerka jawaban hanya

dengan meilihat buku. Media ini dapat digunakan untuk

mempermudah peserta didik dalam belajar operasi hitung terakit

materi perkalian dan pembagian biangan cacah.20

e. Langkah-langkah membuat Media Pembelajaran Corong

Berhitung

19
Yunita Desi Dwi Jayanti, Asri Kusumaning Ratri, “Implementasi Media
Corong Berhitung Dalam Pembelajaran Matematika (Perkalian) Kelas II di SD Negeri 3
Gesikan Tulungagung” Jurnal inovasi Pendidikan Pembelajaran Sekolah Dasar,
[Online], Volume 03 Number 2 (Desember 2020)
20
Yosepina Handarino, Yarmis Hasan, “Efektivitas Media Pembelajaran
Corong Berhitung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan Sederhana Pada
Anak Kesulitan Belajar” Jurnal Penelitian Pendidikan Kebutuhan Khusus [Online],
Volume 07 Number 1 (2019)
29

Alat dan bahan yang harus disiapkan pada saat membuat

media ini diantaranya yakni gunting, cutter, penggaris, pensil, double

tape, solasi, lakban, kardus sepatu, botol aqua, kertas origami atau

sukung, dan kelereng atau juga dapat menggunakan benda lainnya

yang berbentuk bulatan. Berikut langkah pembuatan media

pembelajaran corong berhitung :

1) Ukurlah lubang pada tutup kardus atau kotak sepatu sebanyak 10

lubang untuk tempat memasukkan corong.

2) Bungkus kardus menggunakan kertas sukung

3) Potong botol air mineral untuk mengambil bagian atasnya.

4) Pasang bagian atas botol atau corong pada lubang yang sudah

dibuat.

5) Buat pola pesegi panjang sesuai dengan panjang kardus.

6) Buatlah pola angka 1 sampai 10 pada kertas origami atau juga

bisa di print, kemudian tempel pada kardus

7) Buat sekat antar lobang pada kardus lalu disisi depan kardus

buatlah bentuk atau pola menyeruapi laci meja.

8) Tutup semua bagian kardus dengan kertas hingga rapi.

9) Siapkan kelereng ataupun beda berbentuk bulatan lainnya dan

media corong berhitung siap digunakan.21

f. Cara Penggunaan Media Pembelajaran Corong Berhitung

Adapun cara penggunaan media pembelajaran corong berhitung adalah sebagai

21
Rustina Sundayana, Media dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran
Matematika.(Bandung : Universita Alfebeta, 2016), hlm. 19
30

berikut :

1) Ketika akan melakukan sebuah operasi hitung misal perkalian

yakni a x b maka a adalah nomor corong dan b adalah jumlah

biji atau kelereng yang dimasukkan. Hasil perkaian dihitung

setelah kelereng dimasukkan.

2) Ketika melakukan operasi pembagian, misal a : b maka a adalah

biji yang diambil dan b adalah jumlah corong. Hasil pembagian

dilihat dari banyaknya biji dalam setiap corong.22

g. Kelebihan dan kelemahan Media Pembelajaran Corong

Berhitung

Adapun kelebihan media pembelajaran corong berhitung adalah

sebagai berikut:

1) Bahan yang digunakan dalam membuat media pembelajaran

corong berhitung ini cukup sederhana karena mudah dicari dan

relatif terjangkau

2) Media pembelajaran corong berhitung termasuk media yang tahan

lama karena bahan-bahan yang ada diskekitar

3) Dengan menggunakan media pembelajaran corong berhitung

maka siswa dapat menjadi lebih aktif dan kreatif

4) Penggunaan media pembelajaran corong berhitung dapat

meningkatan motivasi siswa pada saat belajar matematika

5) Penggunaan media pembelajaran corong berhitung dapat menjadi

variasi pada saat mengajar sehingga siswa tidak mudah bosan dan

22
Dyah Worowirowirasartika Ekowati., dkk. ETHNOMATIKA Belajar
Konsep Matematika Menggunakan Budaya Nusantara (Malang:Universitas
Muhammadiya Malang Press, 2018), hlm. 28-33
31

mengantuk pada saat belajar matematika.

6) Penggunaan media pembelajaran corong berhitung dapat

memperjelas materi yang sedang dipelajari sehingga

pembelajaran siswa lebih bermakna dan menyenangkan.

Disamping kelebihan penggunaan media pembelajaran

corong berhitung diatas, ada juga beberapa kelemahan media

pembelajaran corong berhitung, diantaranya sebagai berikut :

1) Pembuatan media pembelajaran corong berhitung terbilang agak

rumit.

2) Cukup banyak waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan

media pembelajaran corong berhitung.23

3. Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang

dipelajari di suatu lembaga pendidikan, yang diberikan kepada

peserta didik sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi

yakni perguruan tinggi. Matamatika adalah salah satu pelajaran

yang sangat penting, karena matematika adalah dasar dari ilmu

lainnya, matematika juga sangat bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari.24

Matematika merupakan suatu badan kajian yang

mempunyai suatu objek yang abstrak yang dibangun melalui proses

23
Aas Hasanah, “Penerapan Corong Berhitung dalam Meningkatkan
Kemampuan Number Sanse Anak Usia Dini” Journal Golden Age, Universitas
Hamzawadi [Online], Volume04 Number 1 (Juni 2020)
24
Siti Ruqoyyah., dkk. Op. Cit. hlm. 1
32

penalaran yang deduktif, yakni kebenaran suatu konsep yang

diperoleh akibat kebenaran sebelumnya yang sudah diterima,

sehingga konsep dalam matematika sangatlah berkaitan dengan kuat

dan jelas. Tujuan pembelajaran matematika yakni dapat melatih cara

berfikir secara sistematis, logis, kreatif dan juga konsisten.25

b. Tujuan Matematika

Tujuan pembelajaran matematika yang diajarkan di sekolah

dapat dibagai menjadi dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Adapun tujuan umum matematika adalah agar peserta didik

dapat mengaplikasikan matematika nya dalam kehidupan sehari-

hari, karena dalam kehidupan sehari-hari tentunya matematika

sangatlah terkait misalnya saja mengenai perhitungan, pengukuran

dan lain sebagainya.

Sedangkan tujuan khusus matematika yakni dapat membuat

siswa lebih berfikir logis, kritis dan mengajarkan siswa untuk

berfikir secara komunikatif dengan cara mengungkapkan semua ide

dan gagasan mengenai materi matematika yang sedang dipelajari.

Tujuan matematika lainnya yakni dapat melatih siswa untuk lebih

berani dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan kemauan untuk

mencoba menyelesaikan suatu masalah matematika.26

c. Manfaat Matematika

Pada saat belajar matematika banyak sekali manfaat yang

25
Malinda. PTK Guru Matematika Penerapan Metode Kooperatif Model Group
Investigation (GI) Materi Pokok Eksponen dan Logaritma. (Jakarta : Malinda,
2018), hlm. 2
26
Erna Yayuk,Pembelajaran Matematika SD.(Malang : Universita
Muhammadiyah Malang, 2019), hlm. 4-5
33

dapat dirasakan. Salah satu manfaat belajar matematika adalah

sebagai berikut :

1) Membuat seseorang memiliki kemampuan-kemampuan yang

berkaiatan dengan matematika

2) Memenuhi kebutuhan

Dengan belajar matematika otomatis kebutuhan akan ilmu

pengtahuan kita terpenuhi karena matematika sangat erat

kaitannya dengan ilmu pengetahuan lainnya.

3) Mempercanggih teknologi

Dengan belajar matematika diharapkan teknologi semakin

canggih karena matematika juga sangat erat dengan yang

namanaya teknologi.

4) Kesejahteraan banyak orang

Dengan belajar matematika maka diharapkan dapat menciptakan

kesejahteraan bagi banayak orang misalnya saja pada saat di

pasar untuk belanja, jika kita belajar matematika maka

diharapkan akan terhindar dari pembohongan pada saat

terjadinya interaksi jual beli.27

d. Fungsi Matematika

Matematika dapat berfungsi sebagai salah satu alat ataupun

sarana peserta didik dalam mencapai kompetensi. Dengan belajar

matematika diharapkan perserta didik dapat mencapai kompetensi

27
Trygu, Teori Motivasi Abraham H. Maslow dan Impikasinya dalam Belajar
Matematika. (Bogor : Guepedia, 2021), hlm. 95-96
34

yang telah ditetapkan. Kompetensi atau kemampuan siswa bukan

hanya sekedar kemampuan untuk behitung saja, akan tetap juga

kemampuan bernalar yang logis dan kritis dalam memecahkan

masalah. Pemecahan masalah ini, tidak hanya dalam memecahkan

atau mencari jawaban dari soal-soal yang diberikan di sekolah. Akan

tetapi juga pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi

lain matematika adalah dapat dijadikan sebagai pola pikir ilmu atau

pengetahuan matematika ataupun ilmu pengetahuan lainnya, karena

matematika tak terlepas dari ilmu pengetahuan. Setiap ilmu

pengetahuan pasti menerapkan atau menggunakan salah satu materi

dalam matematika.28

e. Ruang Lingkup Matematika SD/MI

Ruang lingkup pembelajaran matematika SD/MI meliputi

bilangan, geometri, pengukuran, serta pengelolaan data. Semua

materi tersebut kecuali materi pengelolaan data diajarkan di seluruh

kelas, mulai dari kelas satu sampai dengan kelas enam. Pada materi

operasi hitung yang dipelajari antara lain mengenai penjumlahan,

pembagian, perkalian dan pengurangan. Sedangkan materi geometri

yang dipelajari mengenai baun ruang, bangun datar, dan alat ukur.

Untuk materi pengelolaan data adapun materi yang dipelajari yakni

mengenai pentafsiran, mengumpulkan dan menyajikan data-data.

Perubahan kurikulum pendidikan Indonesia, yang tadinya

kurikulum lama menggunakan KTSP berubah menjadi kurikulum

28
Dyah Retno Kusmawardani, Wardono, dan Kartono, “Pentingnya Penalaran
Matematika dalam Meningkatkan Kemampuan Literas Matematika” Prisma, Prosidi ng
Seminar Nasi onal Matemati ka,[Online], Volume 01 Number 4 (2018)
35

baru yakni kurikulum 2013, hal tersebut mengakibatkan adanya

sedikit perubahan, misalnya perubahan dalam penyampaian materi

matematika di sekolah dasar. Materi matematika yakni pengelolaan

data yang tadinya diajarkan hanya untuk kelas enam, mengalami

perubahan pada kelas yang diajarkan mulai dari kelas empat samapi

dengan kelas enam sejak perubahan kurikulum yang baru.29

f. Faktor yang Mempengerahui Kesulitan Belajar Matematika

Matematika memegang peranan penting dalam pendidikan,

karena dengan belajar matematika daya nalar peserta didik dapat

terarah. Akan tetapi masih banyak peserta didik yang mengalami

kesulitan pada saat belajar matematika.30 Ada banyak faktor yang

mempengaruhi kesulitan belajar matematika anak, yang secara

umum berupa faktor dari dalam diri anak sendiri dan faktor dari luar

diri anak.

Siswa yang menunjukkan kesulitan dalam belajar

matematika juga menunjukkan kesulitan dalam berperilaku seperti

adanya gangguan emosional, rasa tak tenang, khawatir, mudah

tersinggung, sikap agresif, gangguan dalam proses berpikir,

semuanya menjadikan kegiatan belajar terganggu. Solusi yang dapat

diberikan guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran remedial

bagi anak berkesulitan belajar matematika.31

4. Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah


29
Isro’atun, Pembelajaran Matematika dan Sains Secara Interagtif Melalaui
Situation-Based Learning.(Sumedang: UPI SumedanG pRESS, 2020), hlm. 18
30
Catur Supatmono. Op. Cit. hlm. 1
31
Ety Mukhlesi Yeni, “Kesulitan Belajar Matematika di Sekolah Dasar”
Jurnal Pendidikan Dasar. 2015, hlm. 1
36

Operasi hitung adalah suatu perbuatan untuk menentukan nilai

atau solusi sesuatu hal dengan cara proses matematika yaitu proses

menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, membagi, dan lain

sebagainya.32 Penjumlahan itu sendiri adalah suatu upaya

menggabungkan atau menjumlahkan dua bilangan atau lebih sehingga

menjadi bilangan baru. Pengurangan adalah upaya mengambil sejumlah

bilangan dari bilangan tertentu. Perkalian adalah penjumlahan yang

berulang, atau menjumlahkan bilangan yang sama sebanyak bilangan

pengali. Sedangkan pembagian adalah pengurangan yang berulang atau

membagi suatu bilangan dalam beberapa kelompok dengan jumlah yang

sama.33

Perkalian adalah satu operasi hitung dasar yang dapat diartikan

sebagai penjumlahan yang berulang. Misalnya 4 × 3 dapat dihitung

dengan cara menambahkan 3 sebanyak 4 kali sehingga hasilnya adalah

12.34 Pembagian berhubungan erat dengan perkalian karena operasi

pembagian tidak lain adalah operasi hitungan kebalikan dari perkalian

atau juga bias disebut operasi hitung pengurangan yang berulang.

Misalnya operasi perkalain 3 × 4 = 12 maka operasi pembagiannya

adalah kebalikan dari operasi perkalian yakni 12 ÷ 3 = 4. 35

Operasi hitung ada banyak sekali salah satu contohnya adalah

32
Hasan Alwi, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. (Jakarta; Balai
Pustaka, 2007). Hlm. 405
33
Siti Ruqqoyah. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. (Cirebon;
CV. Edutrimedia Indonesia, 2019). hlm. 23
34
Harris Syamsi Yulianto.Trik Mudah Perkalain dalam Hitungan Detik.
(Jakarta: Media Pusindo, 2019). hlm. 1
35
Otaka Arya. Matematika Otak Kanan Cara Meningkatkan Kemampuan
Menguasai Matematika Hingga 30 X Lipat. (Jakarta : PT Gramedia Pustala Umum,
2013). hlm. 57
37

operasi hitung bilangan bulat ataupun bilangan cacah. Bilangan cacah

sendiri merupakan himpunan bilangan asli ditambah dengan bilangan

nol. Bilangan asli sendiri merupakan bilangan yang dimulai dari satu,

lalu selanjutnya bertambah satu-satu dan seterusnya.36 Operasi hitung

menggunakan bilangan cacah hampir sama dengan operasi bilangan

lainnya, hanya saja bilangan yang diapakai adalah bilangan asli ditambah

dengan bilangan nol. Sama seperti operasi hitung lainnya, operasi hitung

bilangan cacah juga seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagaian.

Operasi hitung perkalian bilangan cacah adalah penjumlahan

berulang dari bilangan yang sama pada setiap sukunya yang mana

bilangan yang digunakan adalah bilangan asli ditambah dengan nol.

Prinsip dari oeprasi perkalian cacah adalah semua bilangan yang dikali

dengan nol, maka hasilnya nol. Semua bilangan yang dikalikan dengan

angka satu, maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Sedangkan operasi

pembagian bilangan cacah adalah pengurangan berulang, membagi suatu

bilangan dalam beberapa kelompok dengan jumlah yang sama atau juga

kebalikan dari operasi perkalain dengan catatan bilangan yang dipakai

adalah bilangan asli ditambah nol.37

B. Hipotesis

Hipotesis adalah sebagai jawaban sementara terhadap masalah

36
Muhammad Khoirul Umam, “Konsep Pembelajaran Mzatematika Bilangan
Cacah Pada Sekolah Dasar” STAI Badrus Sholeh Kediri. Vol. 02 No. 1 Mei 2020,
hlm. 1
37
Vina Amalia Suganda., dkk. Buku Ajar Berbasis HOTS Pada Mata Kuliah
Pembelajaran Matematika di Kelas Rendah Sekolah Dasar. (Palembang; Bening
Media Publishing, 2020). hlm. 3
38

yang diteliti kebenarannya. Sehubungan dengan penelitian ini yaitu mengenai

“Pengembangan Media Pembelajaran Corong Berhitung Pada Materi Operasi

Hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah di Kelas II SD/MI”.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka peneliti dapat merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Dengan adanya pengembangan media pembelajaran corong berhitung

maka motivasi belajar peserta didik lebih meningkat serta dapat membuat

peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

2. Adanya kevalidan dan kepraktisan media pembelajaran corong berhitung

pada materi perkalian dan pembagian bilangan cacah.

Anda mungkin juga menyukai