Anda di halaman 1dari 42

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MEDIA FILM BAHASA ARAB DALAM

MENINGKATKAT KEMAMPUAN MEMAHAMI SUSUNAN KALIMAT DI KELAS XI


MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN USWATUN HASANAH

IAIN PALOPO

Oleh :

Hamsyar Atmaja Hamdinata

17 0203 0043

Pembimbing :

1. Dr. Kartini, M.Pd.

2. Dr. H. Rukman Abdur Rahman Said,

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM EGERI PALOPO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

pembaharuan dalam pemanfaatan hasil hasil teknologi dalam proses belajar mengajar.

Teknologi pendidikan dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari perkembangan alat

komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan 1. Teknologi modern telah memberi kami

banyak sarana pendidikan perangkat, peralatan, dan bahan yang berkontribusi untuk

memfasilitasi proses komunikasi antara guru dan siswa, terutama dalam kasus di mana bahasa

saja tidak dapat melakukan pekerjaan ini dengan efisiensi yang diperlukan.2

Dalam buku Arsyad Azhar, Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap

orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pembelajaran saat itu. 3 Penggunaan media juga dapat

mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan

kualitas hasil belajar siswa.

1
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). 13

‫ معامل اللغات وأثرهايف تنميةاملهارات اللغوية‬،‫ صاحل عبد اجمليد العريب وعبد العزيز حممد العقيلي‬2
‫ اا‬:‫) `ص‬1986 ،‫ دار املريح‬:‫(الرياض‬
3
Ibid.,h.19
Film pada hakikatnya merupakan penemuan baru dalam interaksi belajar mengajar yang

mengkombinasikan dua macam indera pada saat yang sama 4. Film merupakan alat komunikasi

yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar

oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah daripada apa yang hanya dibaca saja atau hanya didengar

saja5.

Melihat dari definisi diatas bahwa media film melibatkan pendengaran dan penglihatan. Hal

ini dapat kita lihat dalam surat Al-Mu’minun ayat 78 :

)٧٨ : ‫وهو الذي أنشألَكم السمع و األبصار و األفئدة قليال ما تشكرون (سورة املؤمنون‬

Artinya:”Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran,

penglihatan dan hati, amatlah sedikitlah kamu bersyukur”.18

Dari surat Al-Mu’minum ayat 78, Allah menerangkan bahwa sebagai umat manusia kita harus

mensyukuri nikmat Allah, karena telah diberikan pendengaran, penglihatan serta hati nuranidengan

cara memanfaatkan fungsi-fungsi indra dengan baik, kaitanya dalam hal ini adalah dalam proses

pembelajaran.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi komunikasi sangat

berpengaruh terhadap persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran . Menggunakan media

komunikasi tidak hanya mempermudah, menyederhanakan proses pembelajaran dan membuat

proses pembelajaran menjadi menjadi lebih menarik.

Berdasarkan hasil wawancara pada hari ahad tanggal 7 Februari 2021 di madrasah aliyah

Uswatun Hasanah . Pertama, kurangnya kreativitas guru dalam penggunaan media dan media

pembelajaran bahasa Arab di sekolah hanya berupa buku paket bahasa Arab, sehingga siswa

cenderung bosan dengan pembelajaran bahasa Arab. Proses pembelajaran disekolah yang

berlangsung selama ini hanya berorientasi pada memorisasi bahan-bahan pelajaran dan interaksi

4
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2013). 102

5
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: GP Press Group, 2013). 116
pembelajaran yang berjalan satu arah. Guru hanya memberikan materi dan memegang peranan

yang dominan serta kurang melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa menjadi kurang aktif

dalam pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi tersendiri

dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.

Penulis memilih media film sebagai kegiatan peningkatan kemampuan memahami makna

kalimat makna kalimat berbasis karena media film tidak asing bagi para guru dan para siswa.

Sehingga bagi guru tidak susah dalam menerapkan didalam proses belajar mengajar akan tetapi

dalam pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik meneliti dengan

judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Media Film Bahasa Arab Dalam Meningkatkan

Kemampuan Memahami Susunan Kalimat Pada Siswa Kelas XI MA Uswatun Hasanah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pengembangan media film dalam meningkatkan kemampuan memahami

susunan kalimat di kelas IX Madrasa Aliyah pondok pesantren Uswatun Hasanah ?

2. Bagaimana Kevalidan pengembangan media film dalam memahami susunan kalimat bahasa

arab di kelas IX Madrasa Aliyah pondok pesantren Uswatun Hasanah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini bila dikaitkan dengan rumusan masalah di atas sebagai

berikut :

1. Mengetahui proses pengembangan media film dalam meningkatkan kemampuan memahami

susunan kalimat bahasa arab.

2. Menilai kevalidan pengembangan media film dalam meningkatkan kemampuan memahami

susunan kalimat bahasa arab


D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat teoritis dan praktis hasil penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis, diharapkan bahan ajar berbasis media ini dapat menjadi salah satu pilihan

dalam pembelajaran agar lebih menarik, efektif dan menyenangkan.

2. Manfaat praktis

1) Manfaat bagi guru

a) Guru dapat menggunakannya sebagai salah satu alteratif penggunaan bahan ajar

dalam melaksanakan proses pembelajaran.

b) Mengembangkan kegiatan pembelajaran bahasa arab yang dapat membangkitkan

semangat belajar peserta didik dengan indikasi keterlibatan secara aktif dari seluruh

peserta didik di dalam kelas dan pemahaman peserta didik.

2) Manfaat bagi peserta didik

a) Dengan mengembangkan bahan ajar berbasis media film memungkinkan peserta

didik meningkatkan hasil belajar bahasa arab.

b) Diperoleh pemahaman tentang bahan ajar sehingga peserta didik memiliki konsep

yang konkret dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat.

E. Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan pada pengembangan ini berupa bahan ajar berbasis media film.

Dalam setiap pengembangan yang akan dilakukan menggunakan media film. Pengembangan

bahan ajar dapat digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran yang lebih

efektif. Dalam bahan ajar ini ada kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indicator dan

materi pembelajaran. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan memiliki keunggulan sebagai upaya

peningkatan memahami makna kalimat bahasa arab dalam proses pembelajaran.


Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang dirancang dalam pembelajaran agar

peserta didik dengan mudah memahami materi pembelajaran yang disajikan.

F. Devinisi Istilah

Beberapa istilah sebagai kata kunci perlu dijelaskan agar tidak terjadi kerancuan.

Berikut beberapa penjelasannya :

1. Penelitian Pengembangan R&D

Penelitian dan pengembangan pendidikan (R&D) adalah proses yang digunakan untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.6

2. Bahan ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau

instructor dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud

bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.7

3. Tulisan pegon

Film merupakan serangkaian gambar yang di proyeksikan ke layar pada kecepatan

tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga

menggambarkan pergerakan yang nampak normal.8

6
Hanafi, Konsep Penelitian R&D Dalam Bidang Pendidikan, Desember 2017, Vol. 4 No. 2, h. 133

7
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung, Alfabeta,
2009), hal. 173
8
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2010)102 ‫و‬.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori

1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu diambil untuk menghindari terjadinya

pengulangan dalam penelitian. Peneliti menemukan penelitian yang berbeda namun

ada relevansinya dengan penelitian ini.

1. Peningkatan Kompetensi Istima’ wa takallum. Journal ini dikarang oleh Rini dan

Renti Yasmar. Pada tahun 2020, IAIN Curup Program Studi Pendidikan Bahasa

Arab.9

2. Pengembangan Fim Pendek berbasis pada karakter anak usia dini di TK Ma’arif NU

Hasanuddin oleh Wisnu Kristanto, Surabaya pada tahun 2018. STKIP Bina

Mandiri Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini.10

2. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat menentukan

pencapaian setiap kompetensi dasar yang ditetapkan. Oleh sebab itu, harus dipahami

pengertian bahan ajar yang dimaksud. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

9
Dian Risdiawati, Wahyudi Siswanto dan Nurhadi, Pengembangan Bahan Ajar Tulisan Arab-Melayu,
Universitas Negeri Malang, Juni 2016, Vol. 1. No.6
10
Noor Latifah, Analisis Perancangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Arab Pegon berbasis
Android, Universitas Muria Kudus, 2017, Vol. 9, No.3
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

kelas.11 Bahan yang dimaksud berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.12

Bahan ajar dalam bentuk tertulis berupa materi yang harus dipelajari

mahasiswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Materi pembelajaran tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

harus diajarkan oleh pendidik dan harus dipelajari oleh mahasiswa untuk mencapai

standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara terperinci, jenis-jenis materi ajar

terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur) keterampilan, dan sikap

atau nilai.13

Bahan ajar memiliki peran sangat penting dalam keefektifan pembelajaran di

Pergurun Tinggi. Dalam proses perencanaan pembelajran tersebut guru bertugas

untuk menyiapkan bahan ajar yang dapat menunjang proses pembelajaran, sehingga

dapat membantu mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, bahan ajar adalah

seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak yang

harus dikuasai peserta didik dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada

setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu yang memungkinkan peserta

didik untuk belajar.

b. Fungsi Bahan Ajar

11
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru

12
Suyatman, Pengembangan Bahan ajar, (IAIN Surakarta: Fataba Press, 2013)

13
Meilan Arsanti, Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif Bermuatan Nilai-Nilai
Pendidikan Karakter Religius Bagi Mahasiswa, Universitas Islam Sultan Agung, April 2018, Vol. 1, No.2, h.72
Bahan ajar memiliki fungsi penting dalam pembelajaran. Adapun fungsi-

fungsinya sebagai berikut :

a) Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktifitasnya dalam

proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang

seharusnya diajarkan kepada siswa.

b) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktifitasnya dalam

proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang

seharusnya dipelajari/dikuasainya.

c) Sebagai alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

c. Jenis Bahan Ajar

Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi

empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul,

lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar

dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan

ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar

multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted

Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar

berbasis web (web based learning materials). Selanjutnya pada proposal ini hanya

akan dibahas tentang bahan ajar cetak.

Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul,

brosur dan lembar kerja siswa / LKS. Berikut akan diuraikan penjelasan terkait

dengan jenis-jenis bahan ajar.


a) Handout adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik ketika

mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga yang mengartikan handout

sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan peserta

didik. Guru dapat membuat handout dari beberapa literature yang memiliki

relevansi dengan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa. Saat ini handout

dapat diperoleh melalui download internet atau menyadur dari berbagai buku dan

sumber lainnya.

b) Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar

secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu modul berisi

tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran,

informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi dan balikan terhadap

evaluasi.

c) Buku teks

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun 2005 dijelaskan

bahawa buku (teks) pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah

yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan

ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang

disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Adapun menurut beberapa ahli

buku pelajaran adalah media pembelajaran (instruksional) yang dominan peranannya

di kelas, media penyampaian materi kurikulum dan bagian sentral dalam suatu sistem

pendidikan (Patrick, 1988; Lockeed dan Verspoor, 1990; Altbach, dkk., 1991;
Buchkingham dalam Harris, ed., 1980; Rusyana, 1984; Chambliss dan Calfee

(1998).14

d) LKS

Lembar kegiatan siswa ( student work sheet) adalah lembaran-lembaran yang

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.lembaran kegiatan biasanya

berupa petunjuk langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang

diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan

dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-

tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara

baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan

materi tugasnya.15

2. Media

Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan. Secara istilah dikemukakan oleh AECT

(Associationof Education and Communication Technology) bahwa media

merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan

atau informasi.16 Dalam pembelajaran media merupakan salah satu unsur yang amat

penting karena ditinjau dari fungsi utamanya sebagai alat bantu mengajar yang turut

14
Maman Suryaman, Dimensi-dimensi Kontekstual di Dalam Penulisan Buku Teks Pelajaran Bahasa
Indonesia, FBS Universitas Negeri Yogyakarta, Juli 2016, Vol. 13, No.2, h.166
15
Damelyana Sagita, Peran Bahan Ajar LKS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika,
(Skripsi: Universitas Lampung 2016) h. 39

16
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Cet. 19 (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 3.
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan

oleh guru.17

Menurut Hamalik dalam buku Azhar Arsyad bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu media juga dapat

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.18

Adapun pengelompokkan berbagai jenis media, menurut Leshin, Pollock dan

Reigeluth dalam buku Azhar Arsyad mengklasifikasikan media kedalam lima

kelompok, yaitu:

1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan

kelompok).

2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, (workbook), alat bantu

kerja, dan lembaran lepas).

3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar,

transparansi, slide).

4) Media berbasis audio-visual (Video, film, program slide-tape, televisi).

5) Media berbasis komputer (pengajaran denan bantuan komputer, interaktif video,

hypertext).19

17
Azhar Arsyad, 19.

18
Azhar Arsyad, 20.

19
Azhar Arsyad, 38.
Media yang digunakan peneliti adalah media audio visual. Media audio visual adalah

media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai

kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar)

dan visual (melihat). Media audio-visual merupakan sebuah alat bantu audio-visual

yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu

tulisan dan kata yang diucapkan dalam mengeluarkan pengetahuan, sikap, dan ide.

Yang termasuk dalam kategori media audio visual adalah siaran televise, rekaman,

VCD/DVD, maupun pentas drama/sandiwara.

1. Media Film

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi komunikasi sangat

berpengaruh terhadap persiapan dan pelaksanaan proses pembelajara . Menggunakan

media komunikasi tidak hanya mempermudah, menyederhanakan proses pembelajaran

dan membuat proses pembelajaran menjadi menjadi lebih menarik. Karena proses

pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem maka

media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu

komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan

proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan biasaberlangsung

secara optimal.

a. Pengertian Media Film

Film terdir dari sekumpulan gambar dengan beberapa data penjelasan dan disusun

dalam urutan khusus pada film ukuran. Film merupakan serangkaian gambar yang

di proyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan

tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak

normal. Film atau gambar hidup adalah gambar-gambar dalam frame dimana frame
demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada

layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian

sehingga memberikan visual yang continue. Film juga disebut gambar hidup, yaitu

serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga

menimbulakan kesan hidup dan bergerak.

a. Kelebihan dan kelemahan film

1. Kelebihin media film

1) Film merupakan suatu denominator belajar yang umum. Baik anak yang cerdas

maupun lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama. Keterampilan

membaca atau penguasaan bahasa yang kurang, bias diatasi dengan menggunakan

film.

2) Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. Gerakan-gerakan lambat

dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi.

3) Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-

kejadian sejarah yang lampau.

4) Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari bersifat umum ke

khusus atau sebaliknya.

5) Film dapat mendatangkan seorang ahli dan mendengarkan suaranya di kelas.

6) Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi,

dan sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu.

7) Film menarik perhatian seseorang

8) Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya, sesuai

dengan kebutuhan. Hal-hal yang abstrak menjadi jelas.

9) Film bias mengatasi keterbatasan daya indra kita (penglihatan).


10) Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan seseorang.

2. Kekurangan Media Film

1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan

waktu yang banyak

2) Pada saat film dipertunjukan, gambar – gambar bergerak terus sehingga tidak

semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film

tersebut.

3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

belajar yang diinginkan, kecuali film dan vidio dirancang dan diproduksi khusus

untuk kebutuhan sendiri.

b. Langkah Penggunaan Media Film

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan film

sebagai media pengajaran. Langkah-langkah tersebut sebgai berikut:

1) Film harus dipilih dengan tujuan pembelajaran

2) Guru harus mengenal film yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk

mengetahui manfaatnya bagi pelajaran

3) Sesudah film dipertunjukan, perlu diadakan diskusi, yang perlu disiapkan juga

sebelumnya, disini perserta didik melatih diri untuk mencari pemecah masalah,

membuat dan menjawab pertanyaan.

4) Adakalanya film tertentu pula diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan

aspek-aspek tertentu.

5) Agar perserta didik tidak memandang film sebagai media hiburan


belaka,sebelumnya perlu ditegaskan untuk memperhatikan bagian–bagian

tertentu.

6) Sesudah itu dapat dites berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari film

itu.

3. Kalimat Bahasa Arab

a. Pengertian Kalimat

Kalimat ( kalam ) adalah kalimat yang berguna dengan makna yang

mencukupi diri sendiri. Kalimat (kalam) adalah lafaz yang tersusun yang berfaedah

dengan sengaja. Kalimat dalam bahasa arab ada dua, yaitu : 1) Jumlah ismiyyah

( kalimat yang dimulai dengan isim). 2) Jumlah fi’liyyah (kalimat yang dimulai

dengan fi’il).

b. Unsur-unsur kalimat bahasa arab

Al-kalimah atau kata adalah lafaz tunggal yang menunjukkan suatu makna. Kata

dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah al- kalimah yang terbentuk dari huruf

hijaiyyah. Setiap huruf tersebut merupakan simbol dan tidak memiliki makna

sebelum berkombinasi dengan huruf yang lain. Apabila suatu huruf telah

berkombinasi dengan huruf lain, maka terbentuklah sebuah kata atau al-kalimah.

Misalnya kata ‫م´ف‬famun adalah hasil perpaduan dari huruf‫ف‬fa dan‫م‬mim20

1. Jenis kata dalam bahasa arab

Kata adalah lafaz yang menunjukkan pada makna tunggal. Dan kata terdiri

dari tiga bagian : isim, fi’il & huruf.

20
Abbas Hasan, al-Nahw al-Wafi, Juz I (Mesir; Dar al-Ma’arif, 1976), h. 13.
a. Isim

Isim adalah sesuatu yang menunjukkan pada makna dalam dirinya tidak

disertai dengan waktu. Seperti :

‫خالد وفرس وعصفور ودار وحنطة وماء‬

b. Fi’il

Fi’il adalah sesuatu yang menunjukkan pada makna dalam dirinya disertai

dengan waktu.

‫جاء وجييء وجيء‬

c. Huruf

Huruf adalah sesuatu yang menunjukkan pada makna selainnya. Seperti :

‫هل ويف ومل وعلى وأن ومن‬

Tidak ada baginya tanda sebagaimana pada isim dan fi’il.

2. Susunan Kalimat Yang Akan Dijelaskan

Susunan kalimat yang akan dijelaskan adalah pada buku bahasa arab kelas XI

Madrasah Aliyah.

Susunan :

a. ‫ الفعل‬+ ‫أن‬

‫ أن‬adalah salah satu dari huruf-huruf nashob. Apabila huruf nashob


bertemu dengan fi’il maka fi’ilnya di nashobkan.
b. Maf’ul bih
Maf’ul bih adalah isim yang di nashobkan yang letaknya dengannya fi’il.
Seperti :

‫ضربت زيدا‬

c. Idhofah

Idhofah adalah sesuatu yang disandarkan pada isim dhomir, isim ‘alam,

isim mubham, dan isim yang pada alif dan lam. Polanya :

‫ املعرفة‬+ ‫اسم النكرة‬

Seperti :

‫كتاب الدرس‬

d. Jumlah Fi’liyah

Jumlah fi’liyah tersusun dari fi’il, fa’il dan maf’ul. Seperti :

‫ضربت زيدا‬
e. Fi’il Amr

Fi’il amr adalah sesuatu yang menunjukkan meminta terjadinya pebuatan

dari lawan bicara tanpa lam amr. Seperti :

‫جيء واجتهد وتعلم‬


B. Kerangka Pikir

Dalam proses belajar mengajar, bahan ajar digunakan sebagai penunjang

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Namun, dalam pembelajaran

bahasa Arab khususnya pada Pondok Pesantren Riyadhul Badi’ah belum bisa

membantu siswa untuk memahami sejarah munculnya tulisan pegon dan

bagaimana cara penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah tulisan pegon. Hal

tersebut dikarenakan kurangnya bahan ajar yang digunakan oleh guru. Siswa

dihadapkan langsung dengan kitab-kitab gundul yang mereka sendiri belum

mengerti asal muasal tulisan yang mereka gunakan sehari-hari untuk memaknai

kitab gundul tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dibutuhkan suatu

pengembangan bahan ajar yang digunakan untuk menyampaikan materi yang akan

diajarkan dan untuk mengkreasikan bahan ajar yang belum pernah dipergunakan

oleh guru. Berikut ini gambaran kerangka pikir pada penelitian ini :
Fakta yang ditemukan

1. Kurang variatifnya bahan ajar


yang sudah digunakan.
2. Bahan ajar kurang lengkap.
3. Rendahnya pengetahuan
siswa terhadap tulisan pegon.

Pengembangan Bahan Ajar Konsep

Validasi oleh pakar

Bahan Ajar berbasis Tulisan Pegon untuk Santri


Uji coba produk Pondok Pesantren Riyadhul Badi’ah yang valid,
praktis dan efektif.

Produk
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian R&D

atau Research and Development. R&D adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

metode tersebut. Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan atau

Research and Development merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan

dalam pendidikan dan pembelajaran.21

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah untuk

menghasilkan produk berupa bahan ajar berbasis media film. Rancangan

penelitian dan pengembangan bahan ajar yang digunakan mengacu pada

rancangan penelitian dan pengembangan modifikasi dari model

pengembangan Borg & Gall dalam Hanafi yang terdiri atas :

1. Analisis data

2. Perencanaan (Design)

3. Pengembangan (Development)

4. Uji coba produk awal

5. Penyempurnaan produk awal

6. Uji coba produk yang telah disempurnakan

7. Penyempurnaan produk yang telah disempurnakan


21
Hanafi, Konsep Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan, Desember 2017, Vol. 4,
No.2, h.130
8. Pengujian produk yang telah disempurnakan

9. Uji lapangan produk yang telah disempurnakan

10. Dimensi, implementasi dan institusionalisasi

Berdasarkan tahapan penelitian menurut Borg dan Gall diatas, peneliti

mengadaptasi tahapan menjadi empat tahapan. Langkah ini diambil karena

menyesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan tujuan penelitian. Adapun tiga

tahapan yang akan dilakukan yaitu:

1) Analisis (Analysis)

2) Perencanaan (Design)

3) Pengembangan (Development)

4)

5)

B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Uswatun Hasanah

Desa Cendana Hijau Kec. Wotu Kab. Luwu Timur. Subjek dalam penelitian

ini adalah santriwan kelas XI MA Ponpes Uswatun Hasanah yang berjumlah

12 orang.

C. Prosedur Penelitian/Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis media

film ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan itu adalah

sebagai berikut :

1. Analisis
Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis

situasi dan analisis kebutuhan.

a. Analisis situasi

Dari pengamatan yang telah peneliti lakukan belum ada bahan ajar

yang menggunakan media film dalam proses pembelajaran terutama di

masa pandemic yang mengacu pada pembelajaran virtual.

Keterbatasan bahan ajar inilah yang mengacu peneliti untuk

mengembangkan bahan ajar berbasis media film.

b. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis

keadaan bahan ajar sebagai informasi utama dalam pembelajaran serta

ketersediaan bahan ajar yang mendukung terlaksananya suatu

pembelajaran.

2. Perencanaan (Design)
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan

pengembangan bahan ajar berbasis media film ini, mulai dari

pengumpulan informasi yng berkaitan dengan materi yang dipelajari,

penyesuaian desain film yang tepat dengan materi, membuat alur cerita

film yang menarik sesuai dengan karakteristik peserta didik, sampai

dengan menyiapkan bahan-bahan sebagai evaluasi dalam bahan ajar

yang dikembangkan.

3. Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan merupakan tahap realisasi produk. Pada

tahap ini pengembangan bahan ajar berbasis media film dilakukan


sesuai perancangan. Selain itu bahan ajar berbasis media film tersebut

akan di uji validitas juga praktikalitasnya.

4. Uji Validasi Ahli

Materi pendidikan bahasa Arab yang dihasilkan pada tahap desain

akan divalidasi oleh ahli yang berkompeten untuk mengevaluasi

produk yang dibuat oleh peneliti untuk memberikan saran dan

masukan terhadap isi buku yang nantinya akan dijadikan sebagai tolak

ukur untuk melakukan review perbaikan dan penyempurnaan produk.

5. Pengalaman Produk

Pengujian produk harus dilakukan agar produk yang dihasilkan

benar-benar bagus, sesuai dan tepat sasaran. Pengujian produk juga

merupakan salah satu persyaratan yang harus dilakukan seorang

peneliti ketika melakukan penelitian pengembangan yang khas.

D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi dan wawancara.

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

tampak pada objek yang sedang diteliti.

2. Lembar validasi
Lembar validasi digunakan untuk memperoleh data tentang

kualitas produk yang dibuat. Data berupa komentar, saran dan revisi

disimpulkan sebagai masukan untuk merevisi produk yang akan

dikembangkan.

Lembar validasi ini berisikan indikator-indikator yang akan dinilai

oleh validator. Adapun indikator-indikatornya antara lain :

1) Kelayakan isi

2) Bahasa

3) Penyajian

Lembar validasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang

tanggapan dan saran dari subjek uji coba, selanjutnya dianalisis dan

digunakan sebagai revisi. Adapun lembar validasi yang dibutuhkan

adalah:

1. Lembar validasi ahli materi

2. Lembar validasi ahli media

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengambil gambar maupun video.

Menurut KBBI dokumentasi adalah proses pengumpulan,pemilihan,

pengolahan dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan,

pemberian atau pengumpulan bukti.


E. Teknik analisis data

Analis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari

seluruh responden dan sumber data lain yang dikumpulkan. Teknik

analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Teknik ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli bahasa

Arab, ahli desain, ahli bahan ajar, guru dan dosen Pembina. Teknik

analisis data ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi-

informasi dari data kualitatif berupa komentar, saran dan revisi yang

terdapat pada angket dan hasil wawancara.

2. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Teknik ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui

lembar validasi ahli dan lembar validasi praktikalitas. Berdasarkan

lembar validasi yang telah diisi oleh validator tersebut maka dapat

ditemukan validasinya dengan rumus statistic Aiken’s sebagai berikut :

V=

Keterangan:

S = r- lo

r = Skor yang diberikan oleh validator


lo = Skor penilaian validasi terendah (dalam hal ini 1)

n = Banyaknya validator

c = Skor penilaian tertinggi (dalam hal ini 5).22

Untuk menginterpretasi nilai validitas, maka digunakan

pengklasifikasian validitas seperti yang ditunjukkan pada tabel kriteria

validitas berikut :

Tabel 1. Kriteria Validitas Ahli

Hasil Validitas Kriteria Validitas

80 – 100 Sangat Tinggi

60 – 80 Tinggi

40 – 60 Cukup

20 – 40 Rendah

0 – 20 Sangat Rendah

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

22
Saifuddin Azwar, Realibilitas dan Validitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 113.
Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Madrasah Tasnawiyah

Darul Istiqamah Cilallang .

1. Sejarah singkat Madrasah Tsanawiyah Darul Istiqamah Cilallang

Madrasah Tsanawiyah Darul Istiqamah Cilallang beralamat di desa Wara

kecamatan Kamanre kabupaten Luwu. Madrasah Tsanawiyah Darul Istiqamah

Cilallang adalah sekolah swasta yang berdiri pada tahun 1990 yang kemudian

terdaftar Di kantor Depertemen Agama kab. Luwu pada tahun 1992.

Madrasah Tsanawiyah Darul Istiqamah Cilallang memiliki visi dan misi

mendidik anak dengan corak keagamaan dan pengetahuan umum sebagai prospek

jaminan pendidikan kedepan yang menjanjikan. Pengelolaan madrasah mendapat

dukungan dari orang tua siswa dan masyarakat sehingga dapat berapresiasi

menjadi layanan prndidikan yang memenuhi standarisasi mutu pendidikan.

Madrasah Tsanawiyah Darul Istiqamah Cilallang selama berdirinya (1990)

sampai sekarang sudah 3 (tiga) kali pergantian pimpinan, yaitu:

a. 1990-1996 (Muh. Ma’shum)

b. 1996-2001 (Husain, N)

c. 2002-sampai sekarang (Muh. Ma’shum, S.Pd.I)

2. Visi dan Misi MTs Darul Istiqamah Cilallang

a. Visi:

Terbentuknya sebuah komunitas masyarakat yang cerdas terampil mandiri,

bermoral dan produktif sebagai upaya peningkatan taraf hidup menuju masyarakat
yang sejahtera dan harmonis serta menyadari fungsinya sebagai manusia ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa.

b. Misi:

Mengakomodir dan menfasilitasi usaha-usaha pembinaan dan

pemberdayaan masyarakat pada suatu komunitas tertentu secara dinamis menurut

kebutuhannya serta menjadi mediator bagi upaya peningkatan sumber daya insane

untuk ikut berperan aktif dalam pelaksanaan program pembelajaran dan

pemberdayaan masyarakat secara terencana dan berkesinambungan.

c. Tujuan

Terbinanya masyarakat islam menjadi insan rabbani menuju tatanan

masyarakat Baldatu thayyibatun wa rabbul gafur.

Berikut digambarkan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan Madrasah

Tsanawiyah Darul Istiqamah Cilallang:

d. Struktur Organisasi

Tabel 4.1
Struktur Organisasi MTs Darul Istiqamah Cilallang Kecamatan Kamanre
Kabupaten Luwu 2019/2020
No Nama Jabatan

1. Muh. Ma’shum, S.Pd.I Ketua yayasan

2. Ridhallah, S.Pd.I Kepala sekolah

3. Muhammad Yusuf Wakil kepala sekolah

4. Muh. Jayadir S.E Operator


5. Raodah S.Pd.I Bendahara

6. Selvi S.Pd Wali kelas IX

7. Hira Warnia, S.Pd Wali kelas VIII

8. Andi Rahmat N, S.Pd Wali kelas VII

9. Suprianto, S.Pd.I Kepala perpustakaan

10. Israwati Muis, S.Pd Pustakawan

11. Bahirah, S.Pd Humas

e. Keadaan siswa

Tabel 4.2
Daftar Jumlah Siswa Tahun 2019/2020

No Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan

1 Kelas VII 7 7 14

2 Kelas VIII 4 6 10

3 Kelas IX 5 4 9

Keseluruhan 18 22 40

f. Sarana dan prasarana

Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana MTs Darul Istiqamah Cilallang
No Jenis Sarana Jumlah ruang
1. Ruang kepala sekolah 1

2. Ruang guru 1

3 Ruang kelas 3

4. Ruang computer 1

5. Tempat beribadah 1

6. Ruang tata usaha 1

7. Ruang BK 1

8. Gudang 1

9. Kamar mandi/wc 3

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Pengembangan Produk

Penelitian ini menghasilkan media pembelajaran bahasa Arab berbasis

audiovisual dengan metode bernyanyi melalui VCD pembelajaran kosa kata

bahasa Arab siswa kelas VII MTs Darul Istiqamah Cilallang.

Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (Research and

Development) yang mengacu pada model pengembangan Borg and Gall yang

disederhanakan menjadi 3 tahapan sesuai kebutuhan peneliti. Diantaranya:


Analisis Situasi

TAHAP ANALISIS Analisis Literatur

Analisis Kebutuhan

Analisis Karakter Peserta Didik

Pengumpulan Kosa Kata

Pemilihan Istrumen
TAHAP
PERENCANAAN Pencarian gambar-gambar
pendukung

Perekaman Lagu-lagu

Pendwonloadan Aplikasi

Pembuatan Video Pembelajaran


TAHAP
PENGEMBANGAN Validasi oleh Ahli

Bagan 4.1 Langkah-Langkah Pengembangan

a. Tahap Analisis (Analysis)

Pada tahap awal ini dilakukan beberapa tahapan kegiatan seperti tahap analisis situasi,

analisis literatur, analisis kebutuhan, dan analisis karakter peserta didik.

1) Analisis Situasi

Analisis situasi dilakukan untuk mengamati buku-buku apa saja yang digunakan guru

dan siswa dalam mengembangkan metode pembelajaran kosakata bahasa Arab. Dan
buku yang digunakan siswa kelas VII di MTs Darul Istiqomah Cilallang adalah Buku

Siswa Bahasa Arab MTs Kelas VII.

2) Analisis Literatur

Di tahap ini peneliti menelaah kurikulum, dan mengkaji referensi-referensi yang sesuai

dengan kebutuhan siswa untuk mata pelajaran bahasa Arab mengenai kosakata bahasa

Arab melalui metode bernyanyi.

Telaah kurikulum dilakukan untuk mengetahui kurikulum apa yang diterapkan dalam

menjalankan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum yang digunakan di Madrasah

Tsanawiyah Darul Istiqomah Cilallang adalah kurikulum 2013.

3) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan

peneliti dalam mempermudah serta memberi kenyamaan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Muhammad Yusuf bahwa siswa sulit

menghafal kosakata yang diberikan guru karena tanpa metode dan ada siswa yang

belum mampu membaca al-Qur’an sehingga sulit menghafalkan kosa kata.

4) Analisis Karakter Peserta Didik

Analisis karakter peserta didik dilakukan agar pengembangan metode pembelajaran

kosa kata bahasa Arab sesuai dengan karakter peserta didik. Baik dari cara belajarnya,

metode serta strateginya.

b. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mulai merancang apa saja yang akan ditampilkan dalam media

pembelajaran audiovisual, baik dari segi kosakata, audio, maupun gambar-gambar

pendukung lainnya. Dimulai dari pengumpulan kosa kata bahasa Arab, pemilihan instrumen,

proses rekaman lagu-lagu, mendownload aplikasi KineMaster Pro, Eraser Background serta
aplikasi pendukung lainnya yang menunjang pembuatan media audiovisual vcd atau video

pembelajaran kosa kata bahasa Arab.

c. Tahap Pengembangan

Pada tahap ini peneliti mulai merancang desain-desain yang akan ditampilkan dalam

video pembelajaran kosa kata bahasa Arab. Selanjutnya tahap akhir dari pengerjaan produk

ini yakni pengeditan video pembelajaran kosa kata bahasa Arab yang nantinya akan

dimasukkan ke dalam vcd pembelajaran.

1) Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab Berbasis Audiovisual VCD

Adapun komponen-komponen yang ada dalam media audiovisual vcd sebagai berikut:

a) Profil

b) Kosa kata bahasa Arab tentang sarana dan prasarana sekolah

c) Kosa kata bahasa Arab tentang tempat dan lokasi

d) Kosa kata bahasa Arab tentang warna warni

e) Kosa kata bahasa Arab tentang hewan-hewan

f) Kosa kata bahasa Arab tentang anggota tubuh

g) Kosa kata bahasa Arab tentang kata-kata kerja

h) Kosa kata bahasa Arab tentang pekerjaan, jabatan, dan status

i) Kosa kata bahasa Arab tentang kata sifat

j) Kosa kata bahasa Arab yang ada di rumah

2) Penyajian Data Validasi

Penyajian data validasi yang diperoleh dalam penelitian ini yakni data kualitatif dan

kuantitatif. Data tersebut diperoleh dari tahap penelitian validasi ahli.

Data validasi terhadap media pembelajaran yaitu diperoleh dari penilaian yang

dilakukan oleh 2 validator yakni validator ahli media dan validatior ahli materi. Data

yang diperoleh merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berasal
dari angket penilaian sedangkan data kualitatif berupa penilaian tambahan atau saran

dari validator.

2. Hasil Validasi Ahli Media

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif hasil validasi ahli media dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Hasil Validasi Ahli Terhadap Media Audiovisual VCD pada Pembelajaran Bahasa Arab

Skor Tingkat
No. Kriteria Presentase Ket.
X X1 Kevalidan

Tampila video/gambar telah sesuai Sangat Tidak


1. 5 5 100
dengan materi Tinggi Revisi

Tidak
2. Tampilan video menarik perhatian siswa 4 5 80 Tinggi
Revisi

Sangat Tidak
3. Pelafalan mufrodat jelas 5 5 100
Tinggi Revisi

Tulisan pada media pembelajaran dapat Sangat Tidak


4. 5 5 100
dibaca dengan jelas Tinggi Revisi

Sangat Tidak
5. Kesesuaian tempo lagu 5 5 100
Tinggi Revisi

Kesesuaian warna tulisan dengan Sangat Tidak


6. 5 5 100
background Tinggi Revisi

Pemilihan background dan animasi tidak Sangat Tidak


7. 5 5 100
mengganggu pandangan Tinggi Revisi

Sangat Tidak
Analisis Kebutuhan 34 35 97.2
Tinggi Revisi

Keterangan:

P = presentasi yang dicari


∑X = total jawaban reponden dalam 1 item

∑X1 = jumlah jawaban tertinggi dalam 1 item

100 = bilangan konstan

b. Data Kualitatif

Data kualitatif hasil validasi ahli media dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5
Kritik atau Saran Terhadap Media Audiovisual VCD pada Pembelajaran Bahasa Arab

Nama Subjek Uji Ahli Materi Kritik atau Saran

Penulisan teks arab disesuaikan dengan kaidah


Mustafa, S.Pd.I., M.Pd.I Peneliti tidak hanya menguasai media tapi
menguasai juga materinya

3. Hasil Validasi Ahli Materi

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif hasil validasi ahli materi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6
Hasil Validasi Ahli Terhadap Materi Berbasis Audiovisual VCD pada Pembelajaran Bahasa Arab

Skor Tingkat
No. Kriteria Presentase Ket.
X X1 Kevalidan

Sangat Tidak
1. Bahasa Arab yang digunakan sesuai 5 5 100
Tinggi Revisi

Sangat Tidak
2. Materi dikemas dengan baik/menarik 5 5 100
Tinggi Revisi

3. Materi yang disajikan lazim digunakan 4 5 80 Tinggi Tidak


Revisi

Kesesuaian materi dengan kemampuan Tidak


4. 4 5 80 Tinggi
peserta didik Revisi

Media pembelajaran membantu peserta Sangat Tidak


5. 5 5 100
didik memahami materi Tinggi Revisi

Sangat Tidak
Analisis Kebutuhan 23 25 92
Tinggi Revisi

Keterangan :

P = presentasi yang dicari

∑X = total jawabn reponden dalam 1 item

∑X1 = jumlah jawaban tertinggi dalam 1 item

100 = bilangan konstan

b. Data Kualitatif

Data kualitatif hasil validasi ahli materi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7
Kritik atau Saran Terhadap Materi Berbasis Audiovisual VCD pada Pembelajaran Bahasa Arab

Nama Subjek Uji Ahli Materi Kritik atau Saran

Dikembangkan lebih banyak lagi

Andi Arif Pamessangi, S.Pd.I., M.Pd. Dibuat dalam materi yang lain

Secara umum sudah sangat menarik


C. Pembahasan

Tingkat kevalidan bahan ajar bahasa Arab berbasis audio visual VCD yang

dikembangkangkan sangat penting. Media pembelajaran dikatakan valid apabila memenuhi

kriteria uji validitas yang telah dilakukan sebelum media tersebut diujicobakan. Hasil analisis

media pembelajaran yang divalidasi oleh dua validator yang dipaparkan sebelumnya

diperoleh kesimpulan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria

kevalidan dan termasuk ke dalam kategori valid.

Media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dikatakan valid berdasarkan uji

validitas. Hasil uji validitas bahan ajar bahasa Arab berbasis audiovisual diperoleh nilai rata-

rata total yang didapatkan 94.6. Jadi dapat dikatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan

memenuhi kriteria valid. Maka bahan ajar berbasis audiovisual VCD pada pembelajaran

bahasa Arab tentang kosakata termasuk dalam kriteria sangat tinggi atau valid untuk

diujicobakan sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa Arab tentang kosakata di Madrasah

Tsanawiyah Darul Istiqamah Cilallang. Data keseluruhan penilaian bahan ajar berbasis

audiovisual VCD dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8
Data Keseluruhan Penilaian Media Audiovisual VCD

No. Kriteria Skor

1. Ahli Media 97.2

2. Ahli Materi 92

Skor Total 189.2

Skor Rata-rata 94.6

BAB V
PENUTUP
B. Ringkasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan materi
pendidikan ini peneliti menggunakan 5 tahap pengembangan, yaitu : 1) tahap analisis,
yang meliputi analisis situasi dan analisis kebutuhan, (2) tahap perencanaan, dimana
peneliti merancang materi pendidikan yang akan digunakan di pondok pesantren
Uswatun Hasanah, (3) Tahap pengembangan yaitu tahap membuat produk yang telah
dirancang sebelumnya dan kemudian membuatnya menarik. Berkreasilah sekreatif
mungkin agar dapat mengambil fokus siswa dalam pembelajaran, (4) Tahap Expert
Viability Test merupakan tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum menguji
produk untuk mengetahui bahwa produk yang dihasilkan benar-benar valid dan layak
digunakan. Pada titik ini dibutuhkan dua orang validator, yaitu validator ahli materi
dan validator ahli media. dan (5) tahap uji coba produk, setelah divalidasi oleh ahli
dan memperoleh kategori valid atau sangat valid, Produk telah dinyatakan dapat
digunakan, dalam hal ini sedang diuji pada siswa di MA Uswatun Hasanah. Kegiatan
eksperimen mencakup 3 aspek, Yaitu aspek kegunaan, aspek daya tarik penawaran
dan aspek manfaat. Berdasarkan hasil keseluruhan tahap penilaian, diketahui bahwa
mata kuliah ini memiliki nilai rata-rata 85,33% yang jika dicocokkan dengan tabel
kriteria kelayakan, Mereka termasuk dalam kategori kelayakan untuk digunakan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis data dan pembahasan
tersebut di atas, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan, yaitu sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan bahan ajar berbasis tulisan yang dikembangkan dalam
penelitian ini sebagai acuan untuk mengembangkan bahan ajar yang mandiri dan
praktis sesuai kebutuhan siswa.
2. Bahan ajar berbasis Media film dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar alternatif yang dapat membantu siswa dalam mempelajari Kitab Kuning
khususnya dalam menulis Merpati.
3. Diharapkan peneliti di bidang pendidikan yang tertarik untuk melanjutkan
penelitian ini lebih memperhatikan kelemahan dan keterbatasan peneliti, sehingga
penelitian yang dilakukan dapat benar-benar meningkatkan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
‫ معام \\ل اللغ \\ات و أثرها يف تنمية امله \\ارات‬،‫ وعب \\د العزي \\ز حمم \\د العقيلي‬،‫ ص \\احل عب \\د اجملي \\د‬،‫الع \\ريب‬
)1986 ،‫ دار املريح‬: ‫ (الرياض‬،‫اللغوية‬

)1987 ،‫ دار القلم‬: ‫ (كويت‬،‫ وسائل االتصال و التكنولوجيا‬،‫حسني محدى الطوجبي‬

)2009 ،‫ دار ابن اجلوزي‬: ‫ (القاهرة‬،‫ جامع الدروس العربية‬،‫مصطفى الغاليين‬

)1332 ،‫ دار العلم‬: ‫ (سورابايا‬،‫ شرح خمتصر جدا‬،‫أمحد زيين دحالن‬

)1976 ،‫ دار املعارف‬: ‫ (املصر‬،‫ جزء واحد‬، ‫ النحو الوضح‬،‫عباس حسن‬

Arsanti, Meilan, “Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif Bermuatan
Nilai-nilai Pendidikan Karakter Religius bagi Mahasiswa”, Jurnal Ilmiah Bahasa dan
Sastra, no. 2 (April 2018): 72.

https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/article/view/2107

Arsyad, Ashar, Media Pembelajaran, )Jakarta: Rajawali Pers, 2014(

Azwar, Saifuddin, Realibilitas dan Validitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003)


Cecep Kustandi, Media Pembelajaran, (Bogor; Ghalia Indonesia, 2016)

Borg &, Gall, Edicational Research, An Introduction, (New York and London; Longman Inc,
1983)
Brian Tomlinson, Developing Materials For Language Teaching, (Edition. 2; London:
British Library Cataloguing-in-Publication Data, 2014), 6.

https://www.academia.edu/36454579/DevelopingMaterialsforLanguageTeaching

Damelyana Sagita, “Peran Bahan Ajar LKS untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika”, Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, no. 6
(2016): 39.

http://seminar.uad.ac.id
Daryanto, Dwicahyono. Pengembangan Perangkat Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media,
2017)
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia, 2008)
Devy Retnosari Dewi and others, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Untuk Pembelajaran
Permutasi Dan Kombinasi Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa SMA
Kelas XI, 2013.
Fitriah, “Teaching Material”, Itqan, no. 2 (Juli-Desember 2015): 2.
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article

Hadiyanto, Manajemen Peserta Didik Bernuansa Pendidikan Karakter, (Cet; 1 Jakarta Selatan
: Al-Wasath, 2013)

Hanafi, “Konsep penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan”, Jurnal Kajian Keislaman”, no.
2 ( Desember 2017): 133.

http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/saintifikaislamica/article/download/

Majid, Abdul, “Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru”,


(Bandung: Alfabeta, 2009)

Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya, (Cet; 1 Jakarta : Rajawali Pers, 2016)

M. Shabir U, “Kedudukan Guru Sebagai Pendidik”, “Auladuna”, no. 2 (Desember 2015):


222.

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php.auladuna

Munadhi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: GP Press Group,
2013)

Munir, Nilam Permatasari, “Pengembangan Buku Ajar Trigonometri Berbasis


Konstruktivisme dengan Media E- Learning pada Prodi Tadris Matematika IAIN
Palopo”, “Al- Khawarismi: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam,”, No.2 ( Juni 2020 ): 171.

https://www.researchgate.net

Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012)


Pranowo, “Mendidik Calon Pendidik”, Cakrawala Pendidikan, no. 3 (2015): 44.

https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article

Rini & Renti Yasmar, “Peningkatan kompetensi istima’ wa takallum melalui media film”,
Journal: Curup: Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Curup, 2020.

Rudi dan Cepi, Media Pembelajaran, (Bandung; CV Wacana Prima, 2007)

S. Margono, MetodePenelitianPendidikan, (Jakarta : RinekaCipta, cet-6, 2009)

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta)

Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2013)

Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014)

Suryaman, Maman, “Dimensi-dimensi kontekstual didalam penulisan buku teks pelajaran


bahasa Indonesia”, Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra dan Pengajarannya, no. 2 (Juli
2006): 166.

https://journal.uny.ac.id

Suyatman, Pengembangan Bahan ajar, (IAIN Surakarta: Fataba Press, 2013)

Tajuddin, Shafruddin dkk, “Arabic Material Development Design For Senior High School”,
Arabiyat:Jurnal Pendidikan Bahasa dan Kebahasaaraban, no. 1 (Juni 2019): 99.

http://journal.uinjkt.ac.id

Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:


Kencana, 2009)

Wisnu Kristanto, Pengembangan film pendek berbasis pada karakter anak usia dini di TK.
Ma’arif NU Hasanuddin, Journal: Surabaya : Program Studi Pendidikan Guru Anak
Usia Dini STKIP Bina Mandiri Surabaya, 2018

Anda mungkin juga menyukai