Anda di halaman 1dari 22

1

PROPOSAL JUDUL PENELITAN

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP MINAT BELAJAR


SISWA KELAS IV PADA PELAJARAN SKI DI MDTA NURUL HUDA DESA
PUSAKA JAYA UTARA KECAMATAN CILEBAR KABUPATEN KARAWANG

Oleh:

NENG AYU FAUZIAH


NIM: 201841497

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAISA)
SHALAHUDDIN AL-AYYUBI JAKARTA
1444 H/2023 M
2

JUDUL: PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP MINAT


BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PELAJARAN SKI DI MDTA
NURUL HUDA DESA PUSAKA JAYA UTARA KECAMATAN
CILEBAR KABUPATEN KARAWANG

A. Latar Belakang Masalah

Munculnya inovasi di dalam perkembangan pembelajaran di dunia

pendidikan yang sifatnya multi teknologi sebagai media, maka kemudian

sebagian guru memanfaatkan untuk kemudahan dalam proses belajar mengajar.

Kegiatan belajar mengajar akan berjalan optimal manakala guru mempergunakan

media pembelajaran sebagai alat bantu, yang dimanfaatkan oleh guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu dalam memahamkan materi

pembelajaran yang diajarkan, guru mempergunakan media pembelajaran sebagai

alat bantu. Hal ini dilandasi pemahaman bahwa kamampuan guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran mempunyai keterbatasan, terutama yang

berkaitan dengan pemahaman materi pembelajaran yang disampaikan dalam

bentuk verbal. Media pembelajaran merupakan alat bantu sekaligus partner bagi

guru yang dapat mempercepat proses transfer materi pembelajaran. Guru akan

mengalami kesulitan tertentu jika materi pembelajaran tidak disampaikan dengan

menggunakan media pembelajaran yang tepat, terutama jika pembelajaran

tersebut peserta didik untuk terlibat secara langsung dalam materi pembelajaran

yang disampaikanl. 1

1
Euis Karwati,Strategi Pembelajaran (Alfabeta:Bandung,2015),h.223.
3

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Standar

proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan (peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat

6).

Penggunaan media dalam proses pembelajaran menegaskan bahwa

penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan minat dan

motivasi belajar siswa, mengurangi atau menghindari terjadinya verbalisme,

membangkitkan nalar yang teratur, sistematis, dan untuk menumbuhkan

pengertian dan mengembangkan nilai-nilai pada diri siswa. Di samping itu,

penggunaan media pembelajaran sangat penting, karena dapat menyingkat waktu.

Artinya, pembelajaran dengan menggunakan media dapat menyederhanakan

masalah terutama dalam menyampaikan halhal yang baru dan asing bagi siswa. 2

Media pembelajaran adalah suatu alat bantu berupa fisik maupun nonfisik

yang sengaja digunakan sebagai perantara anatar guru dan peserta didik dalam

2
Supriyono,”Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SD”,Junal
Pendidikan Dasar,Vol.II,No.1 (2018),h.45.
4

memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efesien. 3 Media

pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Materi yang sulit akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik dengan adanya

media pembelajaran. Dengan kata lain, media pembelajaran merupakan alat bantu

yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pada dasarnya dasarnya proses pembelajaran yang dilakukan diarahkan

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam proses pembelajaran terjadi

interaksi antara berbagai komponen, komponen-komponen pembelajaran itu dapat

dikelompokkkan dalam tiga kategori yaitu : guru, materi ajar, dan siswa. 4 Tugas

guru dalam proses mengajar tidak terbatas hanya sebagai penyampai informasi

kepada peserta didik.guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta

didik dengan berbagai perbedaannya agar mampu membantu mereka dalam

menghadapi kesulitas belajar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu

menyediakan dan menggunakan berbagai media pembelajaran yang sesuai dengan

materi agar siswa lebih efektif dan efesien dalam mengajar.

Media pembelajaran adalah suatu alat bantu berapa fisik maupun nonfisik

yang sengaja digunakan sebagai perantara anatar guru dan peserta didik dalam

memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efesien.5 Media

pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

3
Musfiqon,Pengembangan Media dan Sumber Pembelajran (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya,2012),
h.28.
4
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar ( Bandung: Sinar Baru Algensindo,2007), h. 4.
5
Musfiqon,Pengembangan Media dan Sumber Pembelajran (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya,2012),
h.28.
5

Materi yang sulit akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik dengan adanya

media pembelajaran. Dengan kata lain, media pembelajaran merupakan alat bantu

yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pada dasarnya dasarnya proses pembelajaran yang dilakukan diarahkan

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam proses pembelajaran terjadi

interaksi antara berbagai komponen, komponen-komponen pembelajaran itu dapat

dikelompokkkan dalam tiga kategori yaitu : guru, materi ajar, dan siswa. 6 Tugas

guru dalam proses mengajar tidak terbatas hanya sebagai penyampai informasi

kepada peserta didik.guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta

didik dengan berbagai perbedaannya agar mampu membantu mereka dalam

menghadapi kesulitas belajar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu

menyediakan dan menggunakan berbagai media pembelajaran yang sesuai dengan

materi agar siswa lebih efektif dan efesien dalam mengajar

Al-Qur’an telah menjelaskan tentang dasar penggunaan media

pembelajaran terdapat dalam surat An-Nahl ayat 44:

ِ ‫ٱلزبُ ِِۗر َوأَنزَ ۡلنَا ٓ ِإلَ ۡيكَ ٱلذ ِۡك َر ِلت ُبَ ِينَ ِللن‬
َ‫اس َما نُ ِز َل ِإلَ ۡي ِه ۡم َولَ َعل ُه ۡم يَتَفَك ُرون‬ ِ َ‫ِب ۡٱلبَ ِي َٰن‬
ُّ ‫ت َو‬
Artinya: “Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami

turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa

yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”, ( Q.S An-

Nahl ayat:44).

6
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar ( Bandung: Sinar Baru Algensindo,2007), h. 4.
6

Media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah suatu

kenyataan yang tidak dapat dipungkiri karena dengan adanya media dapat kata

atau kalimat tertentu. Media pendidikan merupakan sarana dan prasarana untuk

menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran. Untuk itu dari semua pihak

yang terlibat dari proses pembelajaran perlu memberikan perhatian yang mamadai

untuk masalah ini.keberadaan media tidak dapat diabaikan begitu saja dalam

proses pembelajaran hal ini dikarenakan tanpa adanya media pendidikan,

pelaksanaan pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik termasuk dalam proses

pembelajaran bidang studi. 7 Dari uraian tersebutterlihat bahwa pentingnya media

pembelajaran serta beragamnya media yang bisa dilakukan dalam proses

pelajaran. Akan tetapi masih banyak guru hanya menggunakan beberapa media

saja bahkan ada juga yang sama sekali tidak mampu untuk mengembangkanya,

sehingga dalam proses pembelajaran berakibat pada kejenuhan dan kebosanan

pada peserta didik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di MDTA Nurul Huda, barubaru

ini proses belajar mengajar banyak siswa yang bersikap kurang peduli, peserta

didik tidak memiliki semangat dalam belajar dengan alasan terlalu membosankan

dalam melakukan proses belajar mengajar. Dengan semua sikap peserta didik

disini tertuju pada kurangnya variasi penggunaan media dalam melakukan proses

pembelajaran. Dan dari hasil observasi secara umum mengatakan bahwa

7
Ramli Abdullah,”Pembelajaran dalam Perspektif Kreativitas Guru dalam Pemanfaatan Media
Pembelajaran.” Lantanida Journal, Vol.4, No.1, (2016) h.35-49.
7

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang diajarkan oleh guru mata pelajaran

tersebut tidak menggunakan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran,

sehingga pembelajaran menjadi monoton dengan menyampaikan materi pelajaran

menggunakan metode ceramah yang lebih dominan, meskipun ada sekali-kali

menggunakan metode pembelajaran yang lain, seperti metode diskusi, dan

bermain kuis, tetapi pembelajaran tidak disertai dengan penggunaan media

interaktif yang menarik.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala peserta didik mempunyai

minat dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan minat belajar

siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut untuk

memperbanyak variasi-variasi media pembelajaran untuk menumbuhkan minat

belajar peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas bahwasanya di sekolah

tersebut guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam belum maksimal dalam

menggunakan media pembelajaran, dikarenakan dapat dilihat dalam proses

pembelajaran guru hanya menggunakan beberapa metode pembelajaran tertentu

saja. Selain itu terdapat beberapa siswa yang kurang serius dalam memperhatikan

guru ketika sedang mengajar didepan kelas. Dan juga sebagian siswa yang malas

dalam mencatat apa yang sudah ditulis oleh guru kerena sudah ada dibuku

pelajaran. Hal ini sangat berpengaruh dalam motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam siswa.

Dalam pembelajaran sering kita jumpai khususnya permasalahan

pembelajaran Sejarah Kebuyaan Islam adalah bagaimana penyajian materi kepada


8

siswa yang baik sehingga diperoleh proses pembelajaran yang efektif dan efesien

serta hasil yang maksimal. Dan yang sering didapati adalah kurangnya perhatian

guru agama terhadap variasi penggunaan metode mengajar dalam upaya

peningkatan mutu pembelajaran secara baik.

Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat

disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut

sesuai dengan perkembangan dan tuntunan zaman. Guru sekurangnya-kurangnya

dapat menggunakan alat yang murah dan efesien yang meskipun sederhana dan

bersahaja, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran

yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru

juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media

pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.

Dari pemaparan diatas, guru diharapkan mampu untuk mengembangkan

variasi dalam menggunakan media pembelajarannya sendiri yang lebih kreatif dan

inovatif. Agar tumbuh minat siswa dalam belajar Sejarah Kebuyaan Islam. Oleh

karena itu peneliti mengambil judul penelitian yaitu “Pengaruh Penggunaan

Multimedia Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas IV pada Pelajaran SKI di

MDTA Nurul Huda Desa Pusaka Jaya Utara Kecamatan Cilebar Kabupaten

Karawang”.

B. Identifikasi Masalah
9

Berdasarkan uraian latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam

belum dianggap optimal.

2. Guru belum dapat menggunakan media pembelajaran yang ada secara

maksimal.

3. Minatsiswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam belum

menunjukkan keseriusan.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan penelitian tidak meluas kemana-mana maka

penulis mencoba ingin memberikan batasan penelitian pada ranah judul yang

telah penulis tetapkan. Dalam pembatasan masalah dalam penelitian ini lebih

menitik beratkan pada Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Minat

Belajar Siswa.

2. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah:

a. Bagaimana Penggunaan Multimedia Pelajaran di MDTA Nurul Huda

Desa Pusaka Jaya Utara Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang?


10

b. Bagaimana Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Minat Belajar

Siswa Kelas IV pada Pelajaran SKI di MDTA Nurul Huda Desa Pusaka

Jaya Utara Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang?

D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Penggunaan Multimedia Pelajaran di MDTA Nurul

Huda Desa Pusaka Jaya Utara Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang.

b. Untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Minat

Belajar Siswa Kelas IV pada Pelajaran SKI di MDTA Nurul Huda Desa

Pusaka Jaya Utara Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang.

2. Signifikansi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan karena beberapa alasan. Salah satunya

adalah karena ingin memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang

utamanya bagi para ahli pendidikan khususnya bagi guru Sejarah Kabudayaan

Islam. Sebagai tujuan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat,

baik secara teoritis maupun secara praktis.

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti

selanjutnya tentang Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Minat

Belajar Siswa. Agar dapat menjadi lebih kompleks dan lebih jelas.

b. Manfaat Praktis
11

Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi penyelenggara pendidikan

untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran demi peningkatan kualitas

peserta didik.

Bagi Masyarakat, sebagai sumbangan karya ilmiah dunia

pendidikan khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Bagi Sekolah, sebagai tolak ukur dalam penggunaan multimedia

dengan minat belajar siswa.

E. Deskripsi Teori

1. Pengertian Penggunaan Multimadia

Multimedia memiliki banyak arti dalam sebuah media pembelajaran.

Munir berpendapat multimedia terdiri dari multi dan media. Kata multi

berasal dari bahasa latin yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-

macam. Sedangkan kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang

berarti perantara atau sesuatu yang digunakan untuk menghantarkan,

menyampaikan dan membawa sebuah pesan atau informasi. Multimedia

merupakan perpaduan dari berbagai elemen informasi seperti teks, grafik,

gambar, foto, animasi, audio dan foto yang dapat memperjelas tujuan yang

hendak kita sampaikan.8

Multimedia terdiri dari beberapa gabungan aspek yaitu teks, video,

gambar, audio dan animasi yang memiliki kemampuan untuk menampilkan

8
Wati, E. R. (2016). Ragam Media Pembelajaran Visual, Audio Visual, Komputer, Power Point,
Internet, Interactive Video. Kata Pena. H. 129
12

secara jelas tujuan dari pembelajaran. Surjono (2017:3) menyatakan

multimedia yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami

materi pembelajaran sehingga mencapai tujuan pembelajaran tertentu sering

disebut dengan multimedia pembelajaran. 9

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.10

Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan,

dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau

penyalur pesan. 11

Berdasarkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education

Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-

bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.

Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.12

Sedangkan menurut Association of Education and Communication

Technology (AECT), media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyalurkan pesan atau informasi. 13

9
Sujono, E. 2017. Metode Penelitian Adminitrasi & Manajemen. Yogyakarta: CV Budi Utama.h.3
10
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 3.
11
Rusman, Deni Kurniawan dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h. 169.
12
Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), h. 7.
13
Hamzah, Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2011), h. 121.
13

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan media adalah alat

yang digunakan untuk menunjang suatu pembelajaran sehingga pembelajaran

tersebut dapat berjalan dengan baik. Media juga dapat diartikan sebagai

penghubung antara pemberi dan penerima informasi. Penggunaan media

sebagai penghubung antara pendidik dan peserta didik inilah yang disebut

dengan pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa belajar aktif memerlukan

dukungan media untuk menghantarkan materi yang akan mereka pelajari.

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang

dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti

menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah

menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui

pembelajaran. 14

Kata pembelajaran mengandung makna yang lebih pro-aktif dalam

melaksanakan kegiatan belajar, sebab di dalamnya bukan hanya pendidik atau

instruktur yang aktif, tetapi peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam

belajar. 15

2. Pengertian Minat Belajar Siswa

Slameto menjelaskan bahwa belajar ialah proses yang dilakukan

individu baik melalui pengalaman sendiri maupun interaksi dengan

14
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2008) h.265
15
Hamzah, Nina Lamatenggo, Op. Cit h. 70.
14

lingkungannya agar memperoleh perubahan tingkah laku yang baru.16

Sedangkan Fathurrohman mengungkapkan belajar ialah suatu kegiatan yang

menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relative tetap dan perubahan

itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja. 17

Menurut Slameto minat adalah suatu rasa lebih suka atau ketertarikan

yang lebih pada suatu hal dan aktivitas tanpa ada yang menyuruh.18

Sedangkan Lusi Nuryanti dalam Ryan Anggoro Hidayat menjelaskan bahwa,

minat adalah kecenderungan terhadap sesuatu untuk dilakukan karena

kesukaan pada hal tersebut. Abdul Rahman dalam Iman Septia menyatakan

minat adalah kecenderungan individu untuk memberikan perhatian dalam

sebuah situasi atau aktivitas serta bertindak terhadap individu lain dengan

perasaan senang. Sardiman dalam Susanto mengatakan bahwa minat adalah

suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri- ciri atau arti

sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan sendiri. 19

Ahmad Susanto juga mengutip pendapat Elizabeth Hurlock yang

memaparkan bahwa minat belajar merupakan hasil dari pengalaman atau

proses belajar.20 Menurut Hurlock, minat memiliki dua aspek yaitu kognitif

16
Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 2.
17
Muhammad Fathurrohman Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012), 174.
18
Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor., 180
19
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: PrenadaMedia Group,
2016), 57.
20
Ibid., 58.
15

dan afektif. Aspek kognitif didasarkan atas pengalaman dan apa yang

dipelajari dari lingkungan, sedangkan aspek afektif dinyatakan dalam sikap

terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat belajar. Aspek afektif

ini mempunyai peranan yang besar dalam meminatkan tindakan seseorang. 21

Selanjutnya, Bloom dalam Ahmad Susanto menjelaskan bahwa minat

adalah apa yang disebutnya sebagai subject- related affect, yang didalamnya

termasuk minat dan sikap terhadap materi pelajaran.34 Maksudnya, seseorang

cenderung untuk menyukai suatu kegiatan yang diyakininya telah dilakukan

atau dapat dilakukannya dengan berhasil.

Persepsi tentang keberhasilan itu ditentukan oleh latar belakang dari

hasil yang diperoleh melalui tugas- tugas dan dari orang yang ada kaitannya

dengan tugas- tugas tersebut atau yang serupa, seperti guru atau orangtua. Jika

seorang individu percaya bahwa ia telah melakukan sejumlah tugas yang

berkaitan sebelumnya dengan berhasil, ia cenderung akan menghadapi tugas-

tugas pelajaran selanjutnya dengan sikap yang positif dan sebaliknya. 22

Dari beberapa pernyataan Slameto, Fathurrohman, Lusi Nuryanti,

Abdul Rohman, Sardiman, Elizabeth Hurlock, dan Bloom dapat disimpulkan

bahwa minat belajar siswa adalah kecenderungan individu untuk menyukai

hal- hal yang berkaitan dengan proses belajar dengan ditandai adanya

perubahan perilaku pada individu tersebut dan biasanya ditandai dengan

21
Ibid.,
22
Ibid., 59.
16

perasaan senang dan selalu memberikan perhatian pada pelajaran tertentu

sebagai pengalaman sendiri maupun interaksi dengan lingkungannya. Minat

belajar pada diri seseorang bukan bawaan sejak lahir, melainkan dipelajari

melalui proses penilaian kognitif dan afektif seseorang yang dinyatakan dalam

sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang

terhadap objek minat belajar adalah positif maka akan menghasilkan sikap

yang positif dan dapat menimbulkan minat belajar.

3. Hakekat Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah salah satu

mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah. Mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu pelajaran penting sebagai

upaya untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sejarah Kebudayaan

Islam (SKI) adalah sekumpulan kejadian atau peristiwa penting dari tokoh

muslim. 23 Dengan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik

dapat memperoleh pelajaran yang berharga dari perjalanan dari seorang tokoh

atau generasi zaman dulu. Peserta didik juga dapat meneladani sifat-sifat yang

baik dari para tokoh-tokoh islam zaman dulu.

Sejarah menurut bahasa berarti riwayat atau kisah. Sedangkan menurut

istilah, sejarah ialah proses perjuangan manusia untuk mencapai penghidupan

kemanusiaan yang lebih sempurna dan sebagai ilmu yang berusaha

23
Muhammad Haidir.Sejarah Kebudayaan Islam.dalam
http://muhammadhaidir.blogspot.com/2013/04/pengertian-sejarah-kebudayaan-islam.html diakses
tanggal 20 November 2016.
17

mewariskan pengetahuan tentang masa lalu suatu masyarakat tertentu.24

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan

bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal,

kelakuan, dan norma. Sedangkan “daya” berarti hasil karya cipta manusia.

Dengan demikian, kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa dan cipta

manusia di masyarakat

Apabila dikaitkan dengan islam, maka Kebudayaan Islam adalah hasil

karya, karsa dan cipta umat islam yang didasarkan kepada nilai-nilai ajaran

islam yang bersumber hukum dari al-Qur'an dan sunnah nabi. Jadi

kesimpulannya, Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa

masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat islam yang

didasarkan kepada sumber nilai-nilai islam. 25

Tujuan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) antara lain

adalah sebagai berikut (a) mengetahui lintasan peristiwa, waktu dan kejadian

yang berhubungan dengan kebudayaan Islam; (b) mengetahui tempat-tempat

bersejarah dan para tokoh yang berjasa dalam perkembangan Islam; (c)

memahami bentuk peninggalan bersejarah dalam kebudayaan islam dari satu

periode ke periode berikutnya.

Selain tujuan ada juga manfaat yang diperoleh dengan mempelajari

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) antara lain sebagai berikut (a)

24
Auvib.Sejarah Kebudayaan Islam.dalam http://auvib.blogspot.com/2013/07/sejarahkebudayaan-
islam-ski.html diakses pada tanggal 20 November 2016.
25
ibid
18

menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan islam yang merupakan buah

karya kaum muslimin masa lalu; (b) memahami berbagai hasil pemikiran dan

hasil karya para ulama untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari; (c)

membangun kesadaran generasi muslim akan tanggung jawab terhadap

kemajuan dunia islam; (d) memberikan pelajaran kepada generasi muslim dari

setiap kejadian untuk mencontoh/meneladani dari perjuangan para tokoh di

masa lalu guna perbaikan dari dalam diri sendiri, masyarakat, lingkungan

negerinya serta demi islam pada masa yang akan datang.26

F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif berdasarkan

informasi statistika. Pendekatan penelitian yang menjawab permasalahan

penelitian memerlukan pengukuran yang cermat terhadap variable-variable dari

objek yang diteliti untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan

terlepas darikonteks waktu, tempat dan situasi.

Menurut Sugiyono (2016) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel

pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan

26
ibid
19

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.27

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

kuantitatif merupakan suatu pendekatan di dalam penelitian untuk menguji

hipotesis dengan menggunakan uji data statistik yang akurat. Berdasarkan latar

belakang dan rumusan masalah yang disebutkan, penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif untuk mengukur Pengaruh Penggunaan Multimedia

Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas IV pada Pelajaran SKI di MDTA Nurul

Huda Desa Pusaka Jaya Utara Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang.

G. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau

subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh

subyek atau obyek itu. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

Siswa Kelas IV di MDTA Nurul.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

27
Ibid h. 102
20

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga, waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu. 28 Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik Siswa

Kelas IV di MDTA Nurul Huda.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

non probability sampling dengan metode pengambilan sampel yang dilakukan

adalah metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2016), purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan sampel yang ditetapkan ialah Siswa Kelas IV Nurul Huda.

Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 maka

seluruh populasi diambil sebagai sampel dalam hal ini tidak menggunakan

teknik tertentu dalm pengambilan sampel. 29

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 21 orang.

Hal ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa jumlah populasi sebesar 21

orang.

H. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi, adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian dengan

28
Ibid h. 102
29
Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
21

tujuan mengadakan pengukuran terhadap variabel dari segala sesuatu yang

berhubungan dengan penelitian.9

2. Interview, adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan

mengadakan wawancara secara langsung (face to face communication) kepada

pihak responden yang dipilih dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang

berhubungan dengan penelitian.

3. Dokumentasi. Data yang diperoleh melalui observasi, angket maupun hasil

wawancara didokumentasikan untuk diolah dan dianalisis. 10

4. Angket atau kuisioner merupakan teknik penumpulan data dalam bentuk

pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden. Dalam hal ini angket

diberikan kepada sampel penelitian yaitu Siswa Kelas IV di MDTA Nurul

Huda. Masing-masing siswa mendapatkan dua puluh (20) pertanyaan yang

terdiri dari lima (5) opsi dan masing-masing opsi diberi skor sebagai berikut:

untuk pertanyaan positif (a : 5); (b: 4); (c : 3); (d : 2) dan (e : 1), sementara

untuk pertanyaan negatif (a : 1); (b: 2); (c : 3); (d : 4) dan (e : 5).

I. Teknik Analisis Data

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 orang. Hal ini di

dasarkan pada pertimbangan bahwa jumlah populasi sebesar 21 orang. maka

9
Irawan Suhartono, Op. Cit. h. 69
10
Ibid. h. 67
22

teknik analisa data yang akan dipergunakan penulis adalah analisis statistik

dengan menggunakan rumus product momen dengan rumus sebagai berikut:

∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁.𝑆𝐷𝑥.𝑆𝐷𝑦

Keterangan:

∑ xy : hasil perkalian sekor variabel x dengan variabel y

N : banyaknya subyek data/ sampel penelitian

SDx dan SD y : standar deviasi variabel x dan y pada product moment

rxy : angka indeks korelasi variabel x dan y pada product moment

Anda mungkin juga menyukai