Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL OBSERVASI

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA


MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SD PANCASILA
PADA MATA PELAJARAN SENI TARI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Seni Tari SD

Dosen Pengampu: Deasylina da Ary, S.Pd., M.Sn.

Disusun oleh:

Nama : Helmilia Qilla Fatur Rosyida


NIM : 1401422063
Rombel : B

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. Latar Belakang
Substansi paling mendalam yang ingin dicapai melalui pendidikan adalah
kemajuan jasmani dan rohani siswa. Untuk mencapainya, salah satu instrumen atau
media yang dapat dimanfaatkan adalah melalui pendidikan seni tari. Keistimewaan seni
tari tersedia dalam kurikulum pendidikan pada Sekolah Dasar (SD) sebagai mata
pelajaran yang memberikan kesempatan terbuka lebar kepada siswa untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman mengenai dunia seni. Pengalaman ini kemudian digunakan
mendukung upaya instruktif pendidikan.

Seni tari merupakan salah satu bentuk seni yang memiliki nilai estetika tinggi
dan memiliki peran penting dalam perkembangan budaya suatu masyarakat.
Pembelajaran seni tari pada tingkat Sekolah Dasar Kelas V memiliki peranan yang
krusial dalam mengenalkan siswa pada keindahan seni dan budaya yang ada di
Indonesia. Melalui pembelajaran seni tari ini, siswa tidak hanya dapat mengembangkan
kreativitas mereka tetapi juga memahami berbagai aspek penting yang ada dalam seni
tari.

Minat memiliki hubungan yang erat dengan tercapainya tujuan dan hasil
pembelajaran yang nantinya dapat digunakan sebagai pendorong untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Sehingga dalam konteks belajar dikelas, seorang pendidik perlu
membangkitkan minat belajar siswanya agar tertarik terhadap materi yang akan
dipelajari. Oleh karena itu menciptakan sebuah pembelajaran yang ideal dan memiliki
tujuan untuk meningkatkan berbagai aspek yang saling berkaitan, perlu didasari dengan
adanya dorongan dari tiap individu agar proses pembelajaran berjalan dengan
maksimal.

Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi


pelaksanaan kurikulum merdeka di Sekolah Dasar (SD) khususnya pada mata pelajaran
Seni Tari. Selain itu, penyusun juga ingin mengetahui sudah sejauh mana keterpaduan
pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar (SD) dalam penerapan kurikulum merdeka.
Sekolah yang dipilih penyusun untuk pembuatan laporan ini adalah SD Pancasila,
Semarang, Jawa Tengah. Alasan pemilihan sekolah tersebut karena penyusun ingin
mengetahui sejauh mana perubahan kurikulum yang tentunya juga diikuti oleh
perubahan model, metode, strategi, teknik, serta media pembelajaran pada proses
pembelajaran seni tari yang sedang berlangsung di SD tersebut.
Salah satu permasalahan di lapangan dalam pelaksanaan pendidikan seni tari di
SD Pancasila adalah rendahnya minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran seni tari.
Sehingga pembelajaran seni tari dalam lingkup pendidikan perlu ditegaskan kembali
mengenai tujuannya yang lebih menanamkan makna dan mengutamakan kreativitas
siswa. Permasalahan lain dari segi praktik misalnya dalam pelajaran tari di sekolah
dasar, siswa diminta untuk melakukan gerakan instan yang terkadang kurang sesuai
dengan tingkat perkembangannya, padahal siswa tidak mempunyai gambaran sama
sekali mengenai hal tersebut. Padahal dengan melakukan gerakan mengandung makna
bahwa guru secara kreatif dapat menghubungkan seni dengan nilai kehidupan siswa
secara luas (Ni Luh Sistiawati, dkk 2018).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:

1. Bagaimana minat siswa kelas V pada SD Pancasila dalam mengikuti mata


pelajaran seni tari?
2. Kasus atau permasalahan apa saja yang terdapat dalam pembelajaran seni tari
kelas V di SD Pancasila?
3. Bagaimana proses pembelajaran seni tari pada siswa kelass V di SD Pancasila?
4. Apa saja media, metode, teknik, dan strategi yang digunakan guru dalam mata
pelajaran seni tari kelas V di SD Pancasila?
5. Bagaimana cara yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran seni tari kelas V di SD Pancasila?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka mendapatkan tujuan penulisan sebagai
berikut:

1. Mengetahui bagaimana minat dari siswa kelas V pada SD Pancasila dalam


mengikuti mata pelajaran seni tari.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan tentang permasalahan yang ada dalam
pembelajaran seni tari pada siswa kelass V di SD Pancasila.
3. Mengetahui bagaimana proses pembelajaran seni tari pada siswa kelas V di SD
Pancasila.
4. Mengetahui apa saja media, metode, teknik, dan strategi pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam mata pelajaran seni tari pada kelass V di SD
Pancasila.
5. Mengetahui cara yang digunakan oleh guru dalam mengatasi permasalahan
yang ada dalam pembelajaran seni tari kelas V di SD Pancasila.
D. Kajian Pustaka

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji tentang pembelajaran


seni tari di SD. Darmayanti, dkk (2022) dalam jurnal yang berjudul “Pendampingan
Pengembangan Pembelajaran Seni Tari di SD” mengatakan bahwa pembelajaran seni
tari di SD merupakan salah satu mata pelajaran yang menyokong terwujudnya tujuan
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan seni tari sendiri di sekolah adalah untuk
menjadi media dalam menumbuhkembangkan kreativitas siswa agar mampu menjawab
tantangan zaman. Pada hakekatnya pendidikan seni tari di lingkungan pendidikan
formal memiliki kedudukan yang penting dalam membantu membentuk kecerdasan
peserta siswanya baik kecerdasan intelektual, emosional, estetis, prilaku (afektif) dan
kecerdasan motoric. Pembelajaran tari seharusnya diarahkan dalam membentuk
perkembangan individual secara menyeluruh yang terkait dengan potensi fisik, emosi,
intelektual dan spiritual kita siswa (Mariyah, Budiman, Rohayani, & Audina, 2021).
Pembelajaran seni tari dapat dikatakan berhasil apabila sebagian siswanya
terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajarannya.
Upaya pendidik dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran
seni tari sangatlah penting, karena keaktifan belajar siswa menjadi penentu
keberhasilan pembelajaran yang sedang dilaksanakan, (Ashobah, Nurbaeti, &
Toharudin, 2019) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Minat Belajar Siswa Laki-Laki
Kelas V dalam Pembelajaran Seni Tari”.
Sustiawati, Suryatini, & Artati (2018) mengemukakan bahwa permasalahan
pelaksanaan pembelajaran seni tari di SD pada kelas V salah satunya adalah kurangnya
pengetahuan tentang konsep dan tujuan menari, kemudian siswa diminta untuk menari
tarian yang susah dan terkadang tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya, bahkan
siswa tidak mengetahui makna tari dan gerak tersebut. Partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran tentunya terbentuk karena adanya faktor minat dari dalam dirinya. Minat
sangat dibutuhkan dalam pembelajaran seni tari pada sekolah dasar. Karena dengan
minat siswa tersebut nantinya akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
sesuatu yang diminati dan tidak menghiraukan sesuatu yang lain (Wahyuni & Puspito,
2022).
E. Deskripsi Kasus
Pendidikan seni tari diberikan di jenjang Sekolah Dasar (SD) karena keunikan,
kebermaknaan, dan kebermanfaatan pendidikan tersebut terhadap kebutuhan
perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman yang estetik dalam
bentuk kegiatan berekspresi ataupun berkreasi. Berhasilnya suatu proses pembelajaran
tersebut dapat tercermin melalui minat belajar siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran tersebut. Melalui seni siswa nantinya tidak hanya menemukan cara untuk
berkomunikasi dan mengekspresikan dirinya, akan tetapi juga sebagai alat untuk
mengkontruksi makna dan belajar secara efektif.
Minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran nantinya akan berkaitan erat
dengan tercapainya tujuan dan hasil belajar yang selanjutnya untuk digunakan sebagai
pendorong meningkatkan hasil belajar siswa. Disini seorang pendidik diharuskan
mampu menciptakan sebuah pembelajaran yang ideal dengan tujuan untuk
meningkatkan berbagai aspek yang saling berkaitan dan nantinya akan menjadi sebuah
dorongan kepada tiap individu agar proses pembelajaran dapat berjalan secara
maksimal.
Berdasarkan kegiatan observasi yang telah dilakukan di SD Pancasila, para
siswa kelas V diberi mata pelajaran seni tari dengan alokasi waktu 1 x 2 jam pelajaran
disetiap minggunya. Namun demikian sangat disayangkan terdapat permasalahan yang
muncul dan menjadi dasar ialah banyak siswa yang kurang berminat mengikuti mata
pelajaran seni tari. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya adalah
lebih banyaknya jumlah siswa laki-laki ketimbang perempuan yang menjadikan siswa
tersebut malu-malu dan menjadi malas saat praktik menari, banyak siswa yang memang
tidak mempunyai pengalaman menari, kurangnya siswa dalam memahami makna gerak
tari yang diajarkan dan menjadikan siswa tersebut tidak dapat berekspresi dan
berkreasi, sehingga siswa menjadi cepat bosan saat proses pembelajaran berlangsung.
Dengan adanya permasalahan tersebut siswa menjadi tidak percaya diri untuk
mengungkapkan keterampilan atau bakat yang dimiliki secara individual maupun
berkelompok.
Setiap proses pembelajaran seni tari, masih terdapat banyak siswa yang tidak
memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan. Ada yang bercanda dengan
temannya dan ada juga yang berlari kesana kemari untuk mengganggu teman-
temannya. Hal itulah yang menjadikan waktu yang digunakan untuk pembelajaran seni
tari menjadi kurang efisien. Terkadang juga terdapat siswa yang hanya diam dan
melamun, tidak pernah bertanya kepada guru apabila ada yang kurang dipahami,
bahkan ada juga yang menari semaunya sendiri. Permasalahan tersebut menandakan
bahwa siswa tersebut tidak memiliki antusias untuk mengikuti pembelajaran seni tari.
Ada kemungkinan penyebab siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran tersebut
adalah guru kurang menarik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya.
Karena dalam pembelajaran yang sedang berlangsung siswa kurang berkonsentrasi
untuk mengikutinya, sehingga materi yang telah disampaikan guru tidak dipahami oleh
siswa.
Selain itu minat dan kemampuan siswa yang berbeda-beda juga menjadi salah
satu faktor penyebab kurangnya minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran seni tari.
Dalam satu kelas tentunya hanya beberapa siswa yang bisa menari dan sisanya baru
beradaptasi dengan dunia tari, karena menari bukan sekedar minat tetapi juga sebuah
bakat. Siswa yang tidak bisa menari biasanya cenderung memilih diam dan merasa
kurang percaya diri karena tidak bisa mengimbangi temannya yang sudah bisa menari.
Pembelajaran seni tari dalam dunia pendidikan perlu ditegaskan bahwa
tujuannya adalah untuk menanamkan makna dan mengutamakan kreativitas siswa.
Disini guru dapat menciptakan inovasi-inovasi baru saat penyampaian materi agar
siswa tertarik untuk mendengarkannya, memberikan kreasi gerak tari terhadap siswa
melalui pembelajaran praktik yang dilakukan agar para siswa tertarik untuk ikut menari
dan nantinya dapat menyukai mata pelajaran seni tari. Pada pembelajaran praktik yang
dimaksud disini siswa tidak hanya meniru semua gerak yang diperagakan oleh guru,
akan tetapi pembelajaran praktik dapat memberikan peranan siswa untuk berkreasi
dengan menemukan gerak sebagai komponen tari melalui rangsangan yang diberikan
oleh guru. Pada SD Pancasila sudah menerapkan konsep tersebut yaitu dengan metode
bermain peran (role playing) dengan teman sebayanya.
F. Hasil dan Pembahasan
1) Hasil Kegiatan
Tabel 1.1

No Aspek-Aspek Pembelajaran Deskripsi


Seni Tari di SD Pancasila Hasil Wawancara
1 Identitas Guru Evi Vidiastutik Kondang, S.Pd.
2 Spesialisasi Guru Guru Kelas V
3 Kurikulum Kurikulum Merdeka
4 Jumlah Alokasi Waktu Dalam 1 minggu terdapat 1 kali pertemuan
Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Tari yaitu pada hari
Senin, dengan alokasi waktu (1 x 2 JP).
5 Pandangan Mengenai Pembelajaran Seni Tari sangatlah
Pembelajaran Seni Tari yang menyenangkan dan penting untuk masa
Sering Kali dianggap tidak depan. Pandangan mengenai Pendidikan
Penting. seni tari tidak penting adalah suatu hal
yang salah karena pembelajaran seni tari
dapat mengembangkan bakat yang
dimiliki siswa.
6 Media Pembelajaran Menggunakan media pembelajaran
LCD/Proyektor.
7 Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran yang digunakan
yaitu dengan cara mengulang materi
pembelajaran pertemuan minggu lalu di
pertemuan yang sedang berlangsung
dengan tujuan agar siswa tidak lupa
mengenai materi yang telah disampaikan
di pertemuan sebelumnya.
8 Teknik Pembelajaran ➢ Guru menjelaskan materi di papan
tulis dengan memanfaatkan E-
book dari pemerintah sebagai
penunjang proses pembelajaran.
➢ Siswa dibentuk kelompok untuk
mempraktikkan gerakan tari.
9 Metode Pembelajaran Menggunakan metode pembelajaran
bermain peran (role playing).
10 Buku atau Modul Menggunakan E-book yang disediakan
Pembelajaran oleh pemerintah.
11 Kendala Pembelajaran Seni Kendala dalam proses pembelajaran seni
Tari di Kelas V tari adalah tidak semua siswa suka menari
dan tidak semua siswa bisa menari.
12 Strategi Guru dalam ➢ Guru memberikan motivasi
Mengatasi Kendala penyemangat untuk semua siswa
agar dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan sungguh-
sungguh.
➢ Guru membuat kelompok saat
praktik menari berdasarkan tingkat
kemampuan masing-masing
siswa.
13 Kesulitan Siswa dalam Kesulitan yang umum terjadi dalam
Mengikuti Pembelajaran Seni proses pembelajaran seni tari adalah
Tari menyamakan gerakan antara siswa yang
satu dengan yang lainnya, karena hal
tersebut membutuhkan waktu yang
lumayan lama.
14 Cara yang digunakan Guru ➢ Menanyangkan video tari secara
untuk Membantu Siswa yang bertahap agar siswa dapat mudah
Kesulitan menirukan.
➢ Tutor teman sebaya atau dalam
artian siswa yang sudah bisa
menari mengajari temannya yang
belum bisa menari.
15 Dalam Proses Pembelajaran Dalam proses pembelajaran seni tari guru
Apakah dikaitkan dengan selalu mengaitkan dengan kehidupan
Kehidupan Sehari-hari sehari-hari karena sebagai wujud
pengenalan budaya yang ada di Indonesia.
16 Cara Mengatasi Siswa yang ➢ Guru memberi pengertian kepada
tidak Menyukai Mata siswa mengenai pentingnya
Pelajaran Seni Tari mempelajari seni tari untuk masa
depan.
➢ Guru mencoba variasi metode
pembelajaran yang menarik agar
siswa senang saat proses
pembelajaran.
➢ Guru membangun komunikasi
dengan siswa yang
menyenangkan.
17 Cara Meningkatkan Minat ➢ Guru membiasakan memberi
Siswa dalam Pembelajaran motivasi kepada siswa mengenai
Seni Tari pentingnya mempelajari seni tari.
➢ Guru memberi apresiasi kepada
siswa atas apa yang telah
dilakukan sebagai bentuk
menghargai proses yang telah
dilakukan.

2) Pembahasan
Pada penelitian observasi kali ini saya mendatangi SD Pancasila yang
beralamat di Jl. Walisongo No. 7, Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50185. Saya mewawancarai salah satu guru yang bernama
Ibu Evi Vidiastutik Kondang, S.Pd sebagai guru Kelas V di SD Pancasila. Pada
penelitian observasi kali ini mengunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitan kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran, digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip
penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses


pembelajaran seni tari yang diajarkan, permasalahan-permasalahan yang ada dalam
pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar Pancasila khusunya pada Kelas V.
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung kepada Ibu Evi Vidiastutik Kondang,
S.Pd beliau merupakan guru kelas V yang sekaligus mengampu mata pelajaran seni
tari di SD tersebut.
Hasil dari wawancara pada saat obeservasi yang telah dilakukan di SD
Pancasila tentang pembelajaran seni tari pada tanggal 19 September 2023 yaitu
proses pembelajaran yang dilaksanakan di SD Pancasila sudah menggunakan
panduan pembelajaran Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka sendiri
merupakan suatu kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
mana konten akan lebih optimal agar siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi (Indrawati, dkk 2020). Di sini siswa akan
ditekankan pada belajar namun berfokus pada minat dan bakat siswa, sehingga
dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar teori saja.

Menurut Ibu Evi Vidiastuktik Kondang, S.Pd mengenai salah kaprah


pemahaman masyarakat tentang tidak pentingnya pembelajaran seni tari bagi anak
SD adalah suatu hal yang salah. Karena dengan adanya pembelajaran seni tari di
SD, siswa tidak hanya mendapatkan materi yang diberikan oleh guru saja, namun
siswa dapat meningkatkan dan mengembangkan bakat yang dimilikinya.
Kemampuan siswa dalam proses pembelajaran di kelas itu macam-macam ada yang
ahli di bidang akademik ada juga yang ahli di bidang non-akademik. Oleh karena
itu, jika salah satu pembelajaran ditiadakan maka siswa tidak mempunyai wadah
untuk mengembangkan bakat atau kemampuan yang dimilikinya. Pada kelas V di
SD Pancasila, pembelajaran seni tari dalam 1 minggu terdapat 1 kali pertemuan
yaitu pada hari senin dengan alokasi waktu (1 x 2 JP).

Media pembelajaran seni tari yang digunakan di SD Pancasila adalah


menggunakan LCD atau proyektor. Penggunakan proyektor ini bertujuan ini
meningkatkan minat para siswa dalam belajar seni tari. Karena usia anak SD
biasanya lebih tertarik dengan hal yang berwarna dan bisa bergerak. Oleh karena
itu, SD Negeri Pancasila memanfaatkan proyektor sebagai sarana pendukung proses
pembelajaran Seni Tari. Dengan penggunaan LCD atau proyektor, nantinya dapat
melibatkan indera penglihatan dan pendengaran siswa yang tentunya dapat
meningkatkan konsentrasi dan mempermudah siswa dalam memahami materi yang
diajarkan. Terlebih jika materi yang ditampilkan berupa video yang dikemas
dengan animasi yang menarik.

Guru pada SD Pancasila dalam mengajar mata pelajaran seni tari tentunya
memiliki strategi dalam mendorong proses pembelajaran agar bermanfaat di masa
depan. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah dengan cara mengulang
kembali materi pembelajaran pertemuan minggu lalu di pertemuan yang sedang
berlangsung, dengan tujuan agar siswa tidak lupa mengenai materi yang telah
disampaikan di pertemuan sebelumnya. Karena terkadang siswa selalu menganggap
sepele mengenai materi yang telah disampaikan dan tidak mau mempelajarinya
kembali, sehingga nantinya mengakibatkan siswa akan kesulitan dan bingung saat
menerima materi baru dari guru karena biasanya materi yang diajarkan saling
berkaitan.

Tidak hanya strategi saja, namun seorang guru tentunya memiliki teknik
pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Teknik pembelajaran yang digunakan oleh Ibu Evi Vidiastutik
Kondang, S.Pd adalah menjelaskan materi dengan memanfaatkan E-book dari
pemerintah sebagai penunjang proses pembelajaran. Dalam pembahasan materi
tersebut guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok untuk nantinya
mempraktikkannya langsung di depan kelas. Pembentukan kelompok bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi, meningkatkan
komunikasi, menjalin hubungan yang baik dengan teman, serta melatih kemampuan
berpikir siswa untuk mencari solusi atas permasalahan yang diberikan dengan
adanya perbedaan pendapat di suatu kelompok tersebut.

Metode pembelajaran yang diterapkan Ibu Evi Vidiastutik Kondang, S.Pd


dalam mengajar seni tari di Kelas V adalah dengan metode bermain peran (role
playing). Anastasia (2018) mengemukakan bahwa role playing merupakan suatu
metode pembelajaran yang digunakan untuk berbagai macam pengalaman sesuai
dengan peran yang didapatkan. Pada metode pembelajaran ini siswa dijadikan
subjek dalam pembelajaran, dan secara aktif mereka harus melakukan praktik-
praktik dengan temannya dalam kondisi tertentu. Dengan adanya pernyataan
tersebut, Ibu Evi Vidiastutik Kondang, S.Pd melibatkan siswa dalam perannya saat
pembelajaran berlangsung sesuai dengan peran yang di dapatkan saat proses belajar
seni tari agar siswa dapat mendalami peran yang didapatkan.

Sampai saat ini, di SD Pancasila masih keterbatasan modul pembelajaran


untuk menunjang proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu,
SD Pancasila hanya memanfaatkan E-book seni tari yang diberikan oleh
pemerintah. Namun hal tersebut tidak menjadi penghambat untuk proses
pembelajaran berlangsung dengan baik. Guru pengampu tentunya telah
menciptakan cara untuk menarik minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Seperti halnya dengan memanfaatkan internet untuk mencari materi-
materi yang memang masih kurang lengkap dari E-book.

Dikarenakan penerapan mata pelajaran seni tari masih tergolong baru,


tentunya saat proses pembelajaran berlangsung terdapat kendala-kendala yang
dihadapi oleh guru maupun siswa. Siswa masih membutuhkan penyesuaian dalam
mata pelajaran ini karena tidak semua siswa menyukai seni tari dan bisa menari,
sehingga tak heran jika masih banyak siswa yang pasif saat proses pembelajaran
berlangsung. Dengan adanya hal tersebut, disini guru dituntut untuk menciptakan
inovasi baru guna menarik minat siswa dalam pembelajaran seni tari.

Strategi yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala-kendala tersebut


adalah yang pertama yaitu guru memberikan motivasi berupa kata-kata
penyemangat agar siswa dapat mengiktui proses pembelajaran dengan sungguh-
sungguh dan memberi pengertian kepada siswa bahwa pembelajaran seni tari
nantinya berguna di masa depan. Guru harus pintar menarik perhatian siswa untuk
lebih memperhatikan dan memahami mengenai materi yang dijelaskan. Jika
nantinya siswa sudah memiliki minat untuk mengikuti proses pembelajaran,
pastinya akan muncul rasa ingin tahu mengenai materi yang disampaikan dan dapat
menanyakan kepada gurunya sehingga tercipta kelas yang aktif dan interaktif.
Tidak hanya memberikan motivasi, namun guru bisa mengelompokkan
siswa saat proses pembelajaran berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing
siswa. Pengelompokan berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa bertujuan agar
memudahkan guru dalam saat proses pembelajaran, karena jika anak yang tidak bisa
menari digabung dengan anak yang bisa menari maka nanti seorang guru akan
melatih tari dari nol, hal ini menyebabkan waktu yang digunakan kurang efisien.
Sehingga dibuat anak yang bisa menari dikelompokkan dengan anak yang bisa
menari, anak yang belum bisa menari digabung dengan anak yang belum bisa
menari agar nantinya anak yang sudah bisa menari bisa mengajari teman-temannya
yang belum bisa agar waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien.
Dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung pasti ada kesulitan
yang dihadapi siswa. Kesulitan umum yang biasa dihadapi siswa dalam
pembelajaran seni tari adalah proses menyamakan gerakan antara siswa yang satu
dengan yang lainnya. Karena mata pelajaran seni tari masih terhitung baru, siswa
perlu beradaptasi dari awal dan berlatih menari yang memang membutuhkan waktu
yang relatif lama. Dengan adanya kesulitan tersebut guru bisa mengatasinya dengan
menanyangkan materi dan video tari secara bertahap agar siswa dapat mudah
menirukan. Tidak hanya itu, tutor teman sebaya juga sangat diperlukan karena disini
siswa yang sudah bisa menari dapat mengajari temannya yang belum bisa menari
agar nantinya sama-sama bisa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Evi Vidiastutik Kondang, S.Pd
proses pembelajaran seni tari di SD Pancasila selalu dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari karena sebagai wujud pengenalan budaya yang ada di Indonesia. Di SD
Pancasila menggunakan tarian “Wonderland Indonesia” sebagai acuan proses
pembelajaran seni tari. Sehingga siswa tidak hanya dijelaskan materi dan diminta
praktik saja namun siswa juga dikenalkan tarian daerah, baju adat, alat musik
daerah, serta bahasa daerah yang ada di Indonesia. Karena seperti yang kita ketahui
bahwa “Wonderland Indonesia” memperlihatkan berbagai macam tarian daerah,
baju adat, alat musik daerah, serta bahasa daerah yang ada di Indonesia tentunya hal
tersebut membantu siswa dalam mengetahui kebudayaan yang ada di Indonesia.
Adapun cara yang digunakan oleh Ibu Evi Vidiastutik Kondang, S.Pd untuk
menarik minat siswa dalam mempelajari seni tari adalah dengan guru membiasakan
memberi motivasi kepada siswa mengenai pentingnya mempelajari seni tari.
Seorang guru juga dapat memberi apresiasi kepada siswa atas apa saja yang telah
dilakukan sebagai bentuk menghargai proses yang telah dilakukan. Pada SD
Pancasila dilaksanakan pembiasaan kegiatan literasi sebelum pembelajaran
dimulai, salah satu rangkaian acaranya yaitu dengan menampilkan tarian daerah di
depan kelas. Dengan diadakannya pembiasaan tersebut, pastinya siswa akan
berlatih penuh untuk bisa menampilkan tari semaksimal mungkin di depan teman-
temannya, dengan cara tersebut juga dapat mendorong siswa untuk mulai menyukai
mata pelajaran seni tari.
G. Daftar Pustaka
Afriwen, R. U., & Yuliasma, Y. (2021). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Media Visual Pada Pembelajaran Seni Tari Di SMA Negeri 1
Padang Ganting. Jurnal Sendratasik, 10(2), 21-30.
Anggraeni, A. D. (2018). Metode role playing dalam pembelajaran profesi
kependidikan. Jurnal pendidikan progresif, 8(1), 29-35.
Ashobah, D. N., Nurbaeti, R. U., & Toharudin, M. (2019). Analisis Minat Belajar Siswa
Laki-Laki Kelas V dalam Pembelajaran Seni Tari (studi kasus Di SDIT Nurul
Hidayah Brebes). Jurnal Ilmiah Kontekstual, 1(01), 39-44.
Barlian, U. C., & Solekah, S. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language
Research, 1(12), 2105-2118.
Darmayanti, M., CA, N. D., Nuryani, P., Heryanto, D., & Hendriani, A. (2022).
Pendampingan Pengembangan Pembelajaran Seni Tari di SD. Jurnal ABDI:
Media Pengabdian Kepada Masyarakat, 8(1), 8-14.
Indrawati, B. (2020). Tantangan dan Peluang Pendidikan Tinggi dalam Masa dan
Pasca Pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Ilmiah, 1(1).
Mariyah, Y., Budiman, A., Rohayani, H., & Audina, W. (2021). Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Media Audio Visual: Studi
Eksperimen Dalam Pembelajaran Tari. Journal of Education, Humaniora and
Social Sciences (JEHSS), 4(2), 959-967.
Sustiawati, N. L., Suryatini, N. K., & Artati, A. A. A. M. (2018). Pengembangan
Desain Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar Berbasis Localgenius
Kknowledge Berpendekatan Integrated Learning. Mudra Jurnal Seni
Budaya, 33(1), 128-143.
Wahyuni, E., & Puspito, D. R. A. (2022). Minat Siswa Pada Pembelajaran Seni Tari
Di Sekolah Dasar. Journal Of Elementary School Education (Jouese), 2(2),
135-143.
Yogaswara, R. (2019). Pedepokan Seni Tari Kabupaten Ciamis (Doctoral dissertation,
Universitas Komputer Indonesia).
Zahir, A., Nasser, R., Supriadi, S., & Jusrianto, J. (2022). Implementasi Kurikulum
Merdeka Jenjang SD Kabupaten Luwu Timur. Jurnal IPMAS, 2(2), 55-62.
H. Lampiran
a. Proses Wawancara dengan Guru Kelas V SD Pancasila

b. Proses Pembiasaan Literasi (Menari) Sebelum Pembelajaran

c. Buku Panduan Guru Seni Tari

Anda mungkin juga menyukai