Anda di halaman 1dari 28

KARYA ILMIAH

KURANGNYA MINAT LAKI-LAKI TERHADAP


SENI TARI

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Seni Tari dan Drama


Dosen : Mohamad Raka Reynaldi, S.Pd, M.Sn

Oleh :
Sri Susilowati Maksudi 60403070122207

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI
2022
LEMBAR PENGESAHAN (MANDIRI)

Judul : Kurangnya Minat Laki-Laki Terhadap Seni Tari


Nama : Sri Susilowati Maksudi
NIM : 60403070122207
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Tempat Penelitian : SD Negeri Gegerbitung
Jl. Veteran No. 11 Kec. Gegerbitung Kab. Sukabumi
Waktu Penelitian : 4 s.d 6 Januari 2023

Menyetujui, Sukabumi, Januari 2023


Dosen Pengampu Peneliti

Mohamad Raka Reynaldi, S.Pd, M.Sn Sri Susilowati Maksudi

Mengetahui,
Ketua STKIP Bina Mutiara Sukabumi

Drs. H. Sadili Samsudin, M.M., M.Pd.

ii
RINGKASAN
Kata Kunci

Sekolah Dasar termasuk pendidikan dasar yang dapat dijadikan tempat untuk
memperkenalkan dan melestarikan seni. Pembelajaran seni di Sekolah Dasar
dilaksanakan bukan untuk mencetak siswa menjadi seniman, melainkan mengajak siswa
untuk mengembangkan seni, yang pada akhirnya akan membangun minat siswa.

Kegiatan pembelajaran seni meliputi berbagai aspek mata pelajaran yang


diberikan di sekolah, tidak terkecuali pada kegiatan pembelajaran seni tari. Ditemukan
beberapa permasalahan pembelajaran diantaranya kurangnya minat siswa laki-laki pada
tingkat kelas atas (Kelas IV) pada pembelajaran seni tari yang menggap bahwa pelajaran
seni tari adalah pelajaran yang cocok untuk perempuan sehingga mereka menganggap
bahwa pelajaran seni tari tidak cocok untuk siswa laki-laki.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai
peningkatan pembelajaran seni tari terhadap siswa laki-laki, serta diharapkan dapat
menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam
proses pembelajaran seni tari.

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas kuasa dan segala Rahmat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini yang berjudul
“Kurangnya Minat Laki-Laki Terhadap Seni Tari”. Karya ilmiah ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama Pada prodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) Semester 5.

Saya ucapkan terimakasih kepada pihak yang membantu dalam penyusunan


karya ilmiah ini, terkhususnya kepada Bapak Mohamad Raka Reynaldi, S.Pd, M.Sn
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama, yang sudah membimbing
sehingga karya ilmiah ini selesai tanpa ada hambatan apapun.

Semoga karya ilmiah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman yang berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah ini, oleh karena
saran dan masukan sangat di harapkan untuk perbaikan lebih lanjut pada masa yang
akan datang.

Demikian karya ilmiah ini telah di buat, semoga dapat bermanfaat dan dapat
menjadi inspirasi bagi orang yang membaca.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Sukabumi, 6 Januari 2023


Penulis

iv
DAFTAR ISI

HAMALAN SAMPUL ……………………………………………………………….……… i


HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………………….. ii
RINGKASAN ……………………………………………………………………………….. iii
KATA PEGANTAR ………………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………..…… 1
B. Rumusan ……………………………………………………………………………... 2
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………..……… 3
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………..…….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………..…… 4
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………………….……. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………………………… 15
B. Pembahasan …………………………………………………….…………………… 17
BAB V LUARAN YANG DICAPAI …………………………………………….…………. 21
BAB VI SIMPULAN DAN REKOMENDASI ……………………………………………... 23
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 24

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia,
karena dengan pendidikan manusia dapat berkembang melalui potensi yang
dimilikinya secara optimal. Pengembangan potensi diri yang dicapai secara optimal
dapat membentuk seseorang menjadi lebih berkualitas. Berkembangnya potensi diri
sangat penting dalam mencapai tujuan Pendidikan nasional yang tercantum pada
pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan mempunyai banyak bentuk,
salah satu bentuk lembaga pendidikan yang formal adalah sekolah.
Sekolah Dasar termasuk pendidikan dasar yang dapat dijadikan tempat untuk
memperkenalkan dan melestarikan seni. Pembelajaran seni di Sekolah Dasar
dilaksanakan bukan untuk mencetak siswa menjadi seniman, melainkan mengajak
siswa untuk mengembangkan seni, yang pada akhirnya akan membangun minat yang
baik terhadap seni dan diharapkan memiliki kepribadian dan sikap yang sadar akan
tata kehidupan dengan nilai-nilai yang indah serta jauh dari sifat-sifat yang merusak.
Belajar dan Pembelajaran dalam konteks pendidikan di sekolah merupakan
suatu kegiatan terencana yang mengkondisikan seseorang agar dapat belajar dengan
baik dan mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi yang
melibatkan siswa, pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang
bertujuan untuk mendapatkan perubahan, baik yang bersifat pengetahuan maupun
keterampilan. Warsita, (2008, hlm. 85) mengemukakan “Pembelajaran adalah suatu
usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran merupakan
proses timbal balik antara peserta didik sebagai subjek yang diajar dan guru sebagai
subjek yang memberikan ilmu dan pengetahuan. Pada konteks ini guru
membelajarkan siswa untuk memiliki beberapa kemampuan dan kecerdasan untuk
bekal mereka dalam kehidupan di masa mendatang. Kegiatan pembelajaran meliputi

1
berbagai aspek mata pelajaran yang diberikan di sekolah, tidak terkecuali pada
kegiatan pembelajaran seni tari.
Dalam penyelenggaraannya, kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah
merupakan salah satu mata pelajaran yang melibatkan berbagai kegiatan belajar baik
yang sifatnya teori maupun praktik. Berbagai kegiatan pembelajaran ini
dimaksudkan sebagai upaya memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan peserta didik sesuai jenjang pendidikannya. Mengamati kondisi
pembelajaran seni tari di sekolah, pada umumnya belum sepenuhnya mencapai hasil
yang maksimal. Kondisi ini dilihat masih ditemukan berbagai persoalan
pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan peserta didik pada saat aktivitas
pembelajaran dilaksanakan.
Pembelajaran seni di sekolah memiliki peranan untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan peserta didik, guna memberikan pengalaman siswa dalam hal
mempelajari, menciptakan, maupun memberikan penilaian terhadap karya seni dan
keterampilan. Namun yang terjadi di lapangan, efektifitas dan efisiensi pembelajaran
belum dapat berjalan dengan optimal. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor
yang mempengaruhinya seperti kurangnya kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran, kurangnya dukungan sekolah dalam memenuhi sarana dan prasarana
yang dibutuhkan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta lemahnya
minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SD Negeri Gegerbitung
pada tanggal 4 s.d 6 Januari 2023, ditemukan beberapa permasalahan pembelajaran
diantaranya kurangnya minat siswa laki-laki pada tingkat kelas atas (Kelas IV) pada
pembelajaran seni tari yang menggap bahwa pelajaran seni tari adalah pelajaran yang
cocok untuk perempuan sehingga mereka menganggap bahwa pelajaran seni tari
tidak cocok untuk siswa laki-laki. Maka dengan itu peneliti akan melakukan
penelitian langsung terhadap peserta didik dalam pembelajaran seni tari di SD Negeri
Gegerbitung ini.

B. Rumusan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan kedalam
permasalahan yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran seni tari untuk meningkatkan minat belajar siswa
terhadap siswa laki-laki di SD Negeri Gegerbitung?

2
2. Faktor apa saja yang menjadi kurangnya minat laki-laki terhadap seni tari?
3. Bagaimana hasil pembelajaran seni tari untuk meningkatkan minat belajar siswa
terhadap siswa laki-laki di SD Negeri Gegerbitung?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai
peningkatan pembelajaran seni tari terhadap siswa laki-laki, serta diharapkan dapat
menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam
proses pembelajaran seni tari.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dibagi dua, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
khususnya tentang presepsi dan kurangnya minat belajar siswa laki-laki terhadap
seni tari. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk peneliti
selanjutnya dalam mengkaji permasalahan minat belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi, untuk
meningkatkan mutu sekolah melalui pembelajaran seni tari.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi dalam proses
pembelajaran seni tari sehingga siswa dapat mencapai hasil yang optimal.
c. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sarana
menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam mengkaji dan
menerapkan berbagai model pembelajaran khususnya yang terkait pada
pembelajaran seni tari.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Seni Tari
Seni tari yaitu seni yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu
menggunakan gerakan tubuh secara berirama untuk keperluan mengungkapkan
maksud, pikiran, dan perasaan manusia didalam dirinya yang mendorongnya
untuk mencari ungkapan berupa gerak ritmis (Eki, 2015). Menurut Soedarsono
(dalam Siswandi, dkk, 2006) tarian yaitu gerak ritmis yang indah melalui ekspresi
jiwa manusia. Sedangkan menurut Parani (dalam Siswandi, dkk, 2006) bahwa
tari merupakan gerak seluruh tubuh atau sebagian tubuh melalui gerak ritmis
yang terdiri dari pola kelompok atau individual dan disertai ekspresi maupun ide-
ide tertentu.
Kesimpulan dari beberapa para ahli tersebut, bahwa tari adalah ekspresi jiwa
manusia yang dikeluarkan melalui gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruh
tubuh dan terdiri dari pola individu atau kelompok sesuai dengan ide-ide atau
konsep yang diciptakan. Gerakan dalam tari untuk menciptakan gerakan
berirama yang indah dan mencapai suatu kandungan yang terarah perlu dilandasi
penghayatan yang mendalam dan ekpresi jiwa manusia.

2. Unsur Dasar Tari


Unsur dasar tari yaitu bentuk gerak tari yang melibatkan anggota tubuh yang
dapat berdiri sendiri atau bersambungan. Ada 4 aspek dalam unsur tari yaitu
diantaranya :
a. Wiraga
Keterampilan gerak dari tubuh penari atau bagian fisik penari. Keterampilan
tersebut diantaranya yaitu gerakan jari-jari tangan, jari-jari kaki,
pergelangan tangan, pergelangan kaki, muka dan kepala, bahu, leher, mulut,
lutut, pinggul, dada, perut, mata, dan alis.

4
b. Wirama
Pencapaian gerakan yang harmonis dengan pola pengaturan dinamika
seperti aksen dan tempo tarian. Ada 2 macam wirama untuk tari yaitu
wirama tandak dan wirama bebas.Wirama tandak merupakan wirama yang
ajeg atau tetap dan murni dengan ketukan dan aksen yang berulang-ulang
dan teratur. Wirama bebas adalah wirama yang tidak selalu memiliki
ketukan dengan akses yang berulang-ulang dan teratur.
c. Wirasa
Ekspresi gerakan dan mimik wajah yang mempunyai tingkatan penghayatan
dan penjiwaan dalam tarian, seperti lembut, halus, tegas, gembira dan sedih,
sehingga menghasilkan keindahan gerakan.
d. Wirupa
Unsur wirupa memberikan kejelasan karakter gerak tari yang ditunjukkan
melalui warna, busana, dan tata rias. Penampilan tari melalui unsur wirupa
dapat dinilai dari ujung atas sampai ujung bawah.

3. Penggolongan Seni Tari


Penggolongan seni tari Menurut (Yoyok dan Siswandi, 2006:64) latar
belakang kemunculan seni tari di Indonesia terbagi menjadi tiga antara lain :
a. Tari Daerah (Tari Rakyat)
Tarian yang lahir dari masyarakat biasa sebagai lambang kegembiraan dan
rasa suka cita. Tarian yang lahir dari kebudayaan lokal. Tarian ini menjadi
tradisi, karena kebiasaan masyarakat sekitar yang merasakan suka cita
bersama berkumpul merayakan dan menari. Tari rakyat tidak memiliki
aturan-aturan yang tertulis dan baku sehingga bentuk tariannya sangat
bervariasi. Contoh yang termasuk tari rakyat antara lain :

Gambar 1. (Tari Piring) Gambar 2.Tari Lengger

5
b. Tari Tradisional (Tari Klasik)
Tarian yang lahir dari kaum bangsawan atau dari dalam keraton dan lahir
pada zaman raja-raja. Tarian jenis ini hanya berkembang di lingkungan
tertentu, bahkan masyarakat biasa dilarang menarikannya. Tari tradisional
(klasik) memiliki aturan-aturan yang tertulis, karena dikembangkan secara
turun temurun di lingkungan keraton (Jawa). Contoh yang termasuk tari
klasik antara lain :

Gambar 3. (Tari Serimpi) Gambar 4. (Tari Bedaya)

c. Tari Kreasi Baru (Modern)


Tarian kreasi baru ini tarian yang tidak terikat aturan-aturan tradisi atau
daerah tertentu. Tarian ini diolah dengan konsep dan ide yang baru sesuai
dengan unsur yang ada. Unsur tersebut adalah gerak tubuh (sebagian atau
keseluruhannya), ritme (irama), bentuk (pola), dan ruang (space). Contoh
yang termasuk tari kreasi baru antar lain :

Gambar 5. (Tari Kupu-kupu) Gambar 6. (Tari Merak)

6
4. Konsep Seni Tari
Konsep tari merupakan poin penting yang menjadikan seni tari tetap memiliki
persamaan diantaran berbagai variasi gerak tubuh yang terbentuk. Adapun
konsep tari terdiri dari :
a. Ruang Gerak
Gerakan dalam suatu tarian membutuhkan ruang gerak. Ruang gerak ini
berarti berarti seorang penari membutuhkan ruangan yang sesuai dengan jenis
gerakan yang akan ditampilkan. Ruang gerak dapat berupa ruang gerak
sempit dan ruang gerak luas. Jenis ruang gerak ini akan disesuaikan dengan
jumlah penari, apakah tunggal, berpasangan, ataupun berkelompok.
b. Tenaga
Tenaga dibutuhkan dalam seni tari untuk mendapatkan gerak tari yang
dinamis, ritmis, dan harmonis. Tanpa tenaga suatu gerakan sempurna tidak
mungkin dihasilkan. Penggunaan tenaga sendiri memiliki tingkatan sesuai
dengan gerak yang ingin ditampilkan, baik itu intensitas kuat, sedang, dan
lemah.
c. Waktu
Dalam suatu tarian, estimasi waktu sangat bergantung terhadap bentuk
gerakan yang akan ditampilkan. Perbedaan cepat atau lambat suatu gerak
dalam seni tari disebut tempo. Fungsi tempo ini ialah memberikan kesan
dinamis sehingga suatu tarian menjadi enak bagi penikmat.

5. Unsur Seni Tari


Dalam menciptakan nilai indah suatu tari, seni tari memiliki unsur-unsur
pembangunan, yaitu meliputi :
a. Ragam Gerak
Gerakan sangat penting dalam suatu tarian. Gerakan seni harus mampu
menuangkan emosi dan ekspresi jiwa. Dalam seni tari gerak dibagi menjadi
tiga, yaitu :
1) Sifat, terdiri dari :
▪ Gerak lemah, yaitu gerak yang dilakukan tanpa menggunakan
kekuatan otot.
▪ Gerak lembut, yaitu gerak yang dilakukan mengalir seperti air.

7
▪ Gerak kasar, yaitu gerak yang dilakukan dengan menggunakan otot
yang kuat seperti gerakan menghentakkan kaki.
2) Bentuk, meliputi :
▪ Gerak realistik/wantah, yaitu gerak yang dilakukan sesuai dengan apa
yang dilihat.
▪ Gerak stilir, yaitu gerak tidak wantah yang sudah diperhalus.
▪ Gerak simbolik, yaitu gerakan yang hanya berupa simbol.
3) Aktivitas, yaitu :
▪ Gerak setempat, yaitu gerak yang hanya berada pada posisi awal tanpa
pergerakan.
▪ Gerak berpindah, yaitu gerak yang tidak hanya menetap melainkan
melakukan gerakan kecil seperti bergeser, meluncur, melompat, dan
lainnya.
b. Iringan
Iringan musik dalam suatu tarian dapat berasal dari alat instrument ataupun
suara dari anggota tubuh. Iringan ini akan menambah daya nilai dalam suatu
tarian.
c. Pakaian
Pakaian dalam seni dijadikan sebagai identitas kebudayaan dan asal tarian
yang ditampilkan. Misalnya, kostum dal ritual ataupun upacara didesain
cenderung lebih sederhana dibanding kostum hiburan yang dirangcang lebih
kasual dan menarik.

6. Fungsi Seni Tari


Seni tari memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan, diantaranya :
a. Sarana Bergaul
Seni tari bersifat kolektif, artinya melibatkan beberapa orang. Manusia
sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, membutuhkan interaksi
dengan individu. Oleh karena itu, seni tari dapat dijadikan salah satu wadah
bagi manusia untuk bergaul. Kegiatan latihan tari rutin atau pementasan tari
bersama menjadi sarana pergaulan yang baik.

8
b. Sarana Upacara
Sejak dahulu, tarian sudah dijadikan manusia sebagai sarana upacara, baik
untuk upacara keagamaan maupun upacara penting dalam kehidupan
manusia. Tari keagamaan tujuannya untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan
biasanya bersifat sakral. Contohnya Tari Kecak di Bali digunakan sebagai
sarana komunikasi dengan para Dewa dan leluhurnya. Tari yang dijadikan
sebagai sarana upacara sangat mempertimbangkan pemilihan tempat, waktu,
penari, dan sesajian yang tepat.

Gambar 7. (Tari Kecak)

c. Sarana Hiburan
Tari yang dimanfaatkan sebagai sarana hiburan memiliki gerak spontan.
Selain itu, jenis tari ini menggunakan tema dan iringan lagu yang sederhana.
Kemudian kostum dan tata panggung juga diupayakan semenarik mungkin.
Prinsipnya tarian yang ditempilkan menhibur, tidak menjemukan dan
menjenuhkan.

d. Media Pendidikan
Tarian dapat dijadikan media untuk mendidik anak dalam upaya
pendewasaan diri melalui pesan dari setiap gerak yang ditampilkan. Selain
itu, nilai keindahan dan keluhuran yang ada pada seni dapat mengasah
perasaan seseorang untuk bersikap lebih santun dan lembut.

e. Kataris
Katarsis artinya pembersihan jiwa. Pemanfaatan seni tari sebagai katarsis
biasanya dilakukan oleh seniman yang memiliki penghayatan mendalam
terhadap seni tari.

9
f. Pertunjukan
Tarian yang dipersiapkan untuk pertujukkan biasanya mengandung nilai
estetis yang tinggi dan membutuhkan latihan sebelum dipetaskan. Tari yang
difungsi sebagai pertunjukkan menitikberatkan pada segi artistik, konsep, ide,
interpretasi, tema dan juga tujuan.

B. Pendidikan Seni Tari di Sekolah Dasar


Pendidikan seni merupakan salah satu materi yang termuat dalam mata
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Calon pendidik diperlukan pengetahuan
tentang seni untuk anak usia Sekolah Dasar. Pendidikan Seni Budaya dan
Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, sehingga anak
dapat berkreasi, berekspresi, dan berapresiasi dengan seni. Berikut ini adalah contoh
materi seni tari di Sekolah Dasar yaitu tentang gerakan tari menirukan alam :
Gerakan alam bisa ditiru dalam gerak tari.
Gerakan alam bermacam-macam.
Salah satunya proses tumbuh tanaman.
Mari kita menirukan gerakan tanaman tumbuh.
Tanaman yang tumbuh mengarah ke atas.
Gerakan diawali dari posisi duduk jengkeng.
Lutut menumpu lantai, telapak kaki menopang pantat.
Perlahan-lahan berdiri.
Kedua tangan digerakkan naik turun, bergantian di depan dada.

Gambar 8. Menirukan Gerak Tumbuhan


Seni Budaya & Keterampilan (Murtono, Sri. 2006:59)

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan cara dalam mencari, merumuskan,
menggali data, menganalisis, membahas dan menyimpulkan masalah dalam
penelitian (Musfiqon, 2012:14). Dalam penelitian untuk memudahkan dan
memecahkan masalah penelitian dibutuhkan suatu metode yang sesuai dengan
penelitiannya. Metode penelitian yang dipergunakan oleh peneliti yaitu metode
penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan seluruh kegiatan dan
menjawab semua permasalahan yang berhubungan dengan penelitian, diantaranya
mengungkap tentang bagaimana pembelajaran seni tari untuk meningkatkan minat
belajar siswa, faktor apa saja yang menjadi kurangnya minat laki-laki terhadap seni
tari dan bagaimana hasil pembelajaran seni tari di SD Negeri Gegerbitung. Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil langkah pendekatan kualitaif. Kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah
(Sugiyono, 2006:8). Data informasi yang diperoleh kemudian disusun dan
penganalisisannya dengan merujuk dan berdasar pada teori dan konsep-konsep yang
relevan sesuai dengan masalah yang diteliti. Metode merupakan faktor utama dalam
melaksanakan penelitian melalui cara-cara untuk dapat memahami suatu subjek dan
betujuan untuk mendapatkan informasi mengenai masalah pokok yang ingin
dipecahkan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan waktu yang relatif singkat yaitu dari tanggal
4 - 6 Januari tahun 2023.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini bertempat di SD Negeri Gegerbitung, yang
beralamat di Jalan Veteran No. 11 Desa/Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Sukabumi.

11
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini merupakan data utama pada pengamatan dalam kegiatan
pembelajaran seni tari. Subjek dalam penelitian ini adalah :
1. Guru selaku pengajar.
2. Siswa-siswi kelas atas yaitu kelas IV.
Penentuan subjek dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

D. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kurangnya minat laki-laki terhadap seni tari di SD
Negeri Gegerbitung, objek ini terdiri dari tiga komponen yaitu :
1. (Place) tempat terjadinya interaksi dalam situasi sosial yang sedang berlangsung
yaitu di dalam ruangan kelas IV, V dan VI.
2. (Actor) pelaku yang sedang memainkan peran tertentu yaitu interaksi didalam
kelas antara guru dan siswa.
3. (Activity) kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam situasi sosial yang sedang
berlangsung yaitu proses pembelajaran seni tari terhadap siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi merupakan teknik yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan
dan akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucap dan sudut pandang
responden yang tidak tergali lewat wawancara. Observasi digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan gambaran secara realistis terhadap kejadian yang
terjadi dalam proses pembelajaran. Observasi yang digunakan peneliti adalah
observasi nonpartisipan yang berarti peneliti tidak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran, peneliti hanya melakukan pengamatan saat proses pembelajaran.

2. Wawancara
Dengan wawancara peneliti mendapatkan data sebanyak-banyaknya tentang
objek yang diteliti. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan dari

12
wawancara mendalam adalah untuk memperoleh data dari subjek penelitian
secara lengkap, rinci, akurat, dan valid tentang topik yang akan diteliti.

3. Studi Dokumentasi
Metode studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian. Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah
berlalu, dokumen bisa berupa bentuk tulisan, gambar, atau karya yang
monumental dari seseorang.

F. Keabsahan Data
Keabsahan data digunakan untuk menjamin bahwa semua data yang telah
diamati dan diteliti relevan dengan yang sesungguhnya, agar penelitian ini menjadi
sempurna. Untuk keabsahan data penulis menggunakan Triangulasi yaitu
mengadakan perbandingan, antara teori dan hasil di lapangan pada sumber data yang
satu dengan yang lain. Teknik triangulasi adalah teknik pengabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu.
Untuk memperoleh tingkat keabsahan data penelitian menggunakan
triangulasi yakni mengadakan perbandingan atau pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu, triangulasi dalam penelitian ini meliputi triangulasi
teori dan triangulasi sumber. perbandingan atau pengecekan balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda,
dengan jalan :
1. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil
wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan informan di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang dihimpun atau
berkaitan.

G. Analisis Data
Dalam analisis data diperlukan beberapa tahapan, seperti yang diungkapkan
Bungin dalam bukunya Analisis Data Penelitian Kualitatif, yakni :

13
1. Data collection, atau koleksi data ialah pengumpulan data dengan analisis data,
yang mana data tersebut diperoleh selama melakukan pengumpulan data tanpa
proses pemilahan.
2. Data reduction yaitu pengolahan data yang mencakup kegiatan mengikhtiarkan
hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahnya ke dalam
satuan konsep tertentu, kategori tertentu atau tema tertentu.
3. Data display atau penyajian data ialah data yang dari kencah penelitian
dipaparkan secara ilmiah oleh peneliti dengan tidak menutupi kekurangan.

14
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penelitian
1. Profil Sekolah
SD Negeri Gegerbitung beralamat di Jalan Veteran No. 11
Desa/Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi. Sekolah ini berdiri sejak
tahun 1911 dan berada dilokasi yang sangat strategis karena sangat dekat dengan
pusat pemerintahan desa, kecamatan, kesehatan, keamanan, perbelanjaan dan
lainnya, tidak heran apabila di SD Negeri Gegerbitung ini memiliki siswa yang
sangat banyak dibandingkan dengan sekolah lain yang ada disekitarnya serta
sekolah ini memiliki bangunan, sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Dalam
mencapai tujuan untuk mengembangkan sekolah dan prestasi siswa sekolah ini
mempunya visi dan misi sebagai berikut :

Visi :
“Unggul Dalam Prestasi, Religius dan Mandiri”
Misi :
a. Menanamkan keyakinan terhadap siswa secara religious
b. Mengembangkan pengetahuan, minat, bakat dan potensi siswa
c. Mengoptimalkan proses pembelajaran, bimbingan dan konseling
d. Menjalin Kerjasama antara komite sekolah, warga sekolah dan masayarakat

2. Jumlah Pendidik dan Kependidikan


No Jenis Guru Laki-laki Perempuan
1 Kepala Sekolah 1
2 Guru Kelas 2 10
3 Guru PAI 1 1
4 Guru PJOK 1
5 Tenaga Administrasi 1
6 Penjaga 2
Jumlah 7 12

15
3. Jumlah Siswa
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas I 30 30 60
2 Kelas II 27 37 64
3 Kelas III 27 25 52
4 Kelas IV 32 40 72
5 Kelas V 30 16 46
6 Kelas VI 26 30 56
Jumlah 172 179 351

4. Sarana dan Prasarana


No Jenis Bangunan Jumlah Ruang Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Guru 1
3 Ruang Kelas 12
4 Ruang Perpustakaan 1
5 Ruang UKS 1
6 Ruang Pramuka 1
7 Ruang Kesenian 1
8 Mushola 1
9 Dapur 1
10 Gudang 1
11 WC Guru 2
12 WC Siswa 4

5. Prestasi Siswa
No Jenis Lomba Mata Lomba Juara Tahun
1 Pentas PAI Tk. Kecamatan Kaligrafi Putra 1 2022
2 Pentas PAI Tk. Kecamatan Kaligrafi Putri 2 2022
3 Pentas PAI Tk. Kecamatan Qasidah 2 2022
4 FLS2N Tk. Kecamatan Solo Vocal Putri 1 2022
5 FLS2N Tk. Kecamatan Solo Vocal Putri 2 2022
6 O2SN Tk. Kecamatan Atletik Putra 1 2022
7 O2SN Tk. Kecamatan Atletik Putra 2 2022
8 O2SN Tk. Kecamatan Atletik Putri 2 2022
9 O2SN Tk. Kecamatan Catur 3 2022
10 Sekolah Sehat Tk. Kecamatan Sekolah Sehat 1 2022
11 FLS2N Tk. Provinsi Solo Vocal Putri 2022

16
B. Pembahasan
1. Pembelajaran Seni Tari di SD Negeri Gegerbitung
Menurut (Sugihartono, 2007: 80) Pembelajaran merupakan setiap upaya
yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini guru sebagai pendidik
melakukan upaya untuk siswanya supaya dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah
sebagai bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik, kegairahan
dan kegembiraan belajar juga dapat ditimbulkan dari media, selain isi pelajaran
yang disesuaiakan dengan karakteristik siswa,juga didukung oleh faktor internal
siswa yang belajar yaitu sehat jasmani,ada minat, perhatian, motivasi, dan lain
sebagainya serta faktor eksternal yaitu, mengenai kondisi siswa, Siswa memiliki
sifat yang unik, artinya antara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda.
Kesamaan siswa, yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan, dan memiliki
potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.
Tujuan umum pelaksanaaan pembelajaran pendidikan seni tari di SD Negeri
Gegerbitung adalah dengan adanya pembelajaran seni di sekolah siswa dapat
melestarikan kebudayaan yang ada di indonesia sehingga di era modern ini
kebudayaan Indonesia yang beragam tidak tergerus oleh zaman. Pembelajaran
seni tari pada siswa kelas IV di SD Negeri Gegerbitung Kecamatan Gegerbitung,
yaitu :
Hari Pertama :
a. Saat guru memberikan pembelajaran tentang seni tari, banyak siswa terutama
siswa laki-laki yang merasa keberatan dengan tarian, karena mereka merasa
bahwa tarian itu untuk perempuan.
b. Saat diberikan contoh gerak dasar tari mulai dari gerak tangan, gerak kepala,
gerak kaki dan gerak badan banyak yang merasa sulit terutama siswa laki-
laki.

17
c. Pembelajaran seni tari menggunakan infokus dan menggunakan speaker.
d. Pembelajaran seni tari berupa video yang diberikan kepada siswa tentang
gerakan dasar tari.
e. Setelah video ditayangkan, guru mempraktekan tarian setiap gerakan. Semua
siswa mengamati dengan seksama apa yang guru praktekkan di ruangan
kelas.
f. Siswa sangat antusias terutama siswa perempuan, namun tidak sedikit siswa
laki-laki yang tidak mengikuti gerakan yang guru praktekkan.
g. Setelah diberikan contoh, akhirnya siswa laki-laki mau mencoba
mempraktekan gerakan yang dicontohkan oleh guru.

Hari Kedua :
a. Sama hal nya pada pembelajaran seni tari hari pertama, pada hari kedua siswa
diberikan lagi video gerak dasar tari.
b. Hari kedua ini siswa yang mengikuti pembelajaran seni tari di dominasi oleh
perempuan, meskipun ada beberapa siswa laki-laki yang ikut dalam
pembelajaran seni tari ini.

2. Permasalahan Pembelajaran Seni Tari di SD Negeri Gegerbitung


Dapat dilihat dari pembelajaran seni tari pada siswa kelas IV di SD Negeri
Gegerbitung selama dua hari, ada beberapa permasalahan yang terjadi, yaitu :
a. Siswa laki-laki merasa bahwa seni tari itu hanya untuk perempuan dan tidak
cocok untuk laki-laki.
b. Dari progres jumlah siswa laki-laki hari pertama dan kedua yang mengikuti
pembelajaran seni tari berkurang.
c. Terlihat jelas bahwa kurangnya minat siswa laki-laki terhadap seni tari.

3. Tindak Lanjut dan Solusi


a. Memperkenalkan dan mengajarkan tarian yang terdapat gerak tari untuk laki-
laki. Misalnya : Tari Saman, tari jaipong dan tari perang dll.
b. Memberikan pengertian bentuk gerak tari antara laki-laki dan perempuan itu
berbeda.
c. Memberikan apresiasi kepada siswa bahwa seni tari yang ada di Indonesia
sangat beraneka ragam.

18
4. Karakteristik Siswa
Pada dasarnya dunia anak adalah dunia bermain, sehingga dalam proses
pembelajaran seni tari guru tidak menegaskan kepada siswa untuk belajar dengan
serius dan siswa masih banyak bercanda serta asik bermain sendiri. Memang
bukan perkara yang mudah ketika teribat langsung memberikan pembelajaran
seni tari di sekolah dasar, dibutuhkan kesabaran dan pemahaman yang kuat untuk
mengendalikan situasi yang ada. Selama proses pembelajaran seni tari guru
menggunakan media pembelajaran infokus dengan tujuan agar peserta didik
tidak jenuh. Sudah dapat ditebak jika anak sudah mulai jenuh dan bosan, maka
kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan maksimal, disamping itu guru
pun tidak menganjurkan siswa untuk manja dalam berlatih agar semua siswa
diperlakukan adil dalam berproses pembelajaran tari seni ini.

5. Faktor Permasalahan Pembelajaran Seni Tari


Berdasarkan observasi dan penelitian di SD Negeri Gegerbitung dapat
terlihat jelas ada beberapa faktor yang yang menjadi permasalahan dalam proses
pembelajaran seni tari. Faktor ini terdiri dari :
a. Minat dan bakat siswa terhadap seni tari
Minat siswa terhadap pembelajaran seni tari juga dipengaruhi oleh
jenis kelamin, siswa perempuan lebih berminat untuk mengikuti
pembelajaran seni tari terlebih jika materi pembelajarannya adalah materi
praktek. Sebaliknya siswa laki-laki kurang berminat mengikuti
pembelajaran seni tari terlebih jika materi yang diberikan adalah materi
praktek. Siswa laki-laki beranggapan bahwa seni tari hanya pantas dipelajari
oleh siswa perempuan, hal tersebut karena tidak adanya rasa percaya diri
siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari di kelas.
b. Faktor Perhatian
Perhatian merupakan salah satu indikator ketertarikan yang
ditunjukkan siswa dalam mengikuti mata pelajaran tertentu. Dalam
melakukan penelitian di lapangan, peneliti menemukan kurangnya perhatian
siswa terhadap mata pelajaran seni tari yang ditunjukkan dengan kegiatan
siswa yang bersifat mengganggu proses pembelajaran.

19
c. Faktor Bakat
Siswa yang mempunyai bakat seni tari mempunyai rasa percaya diri
yang tinggi. Sedangkan siswa yang tidak memiliki bakat dalam bidang seni
tari terkadang lamban dalam memahami materi pembelajaran sehingga
siswa yang berbakat dan cepat paham harus menyesuaikan temannya yang
sedikit lamban menerima dan memahami materi.

20
BAB V
LUARAN YANG DICAPAI

A. Hasil Penelitian
Luaran yang dicapai dari penelitian tentang pembelajaran seni tari di SD
Negeri Gegerbtung ini adalah memberi pemahaman bagi para siswa khususnya untuk
siswa laki-laki tentang gerak dasar tari, terbangunnya wadah kreatifitas bagi para
siswa terutama tentang tari dan meningkatnya daya apresiasi tentang seni khususnya
tari bagi mereka generasi muda penerus bangsa.
1. Jadwal Kegiatan
No Hari/Tanggal Waktu Keterangan
1 Rabu, 4 Januari 2023 09.00-12.00 Gerak dasar seni tari
2 Kamis, 5 Januari 2023 09.00-12.00 Gerak dasar seni tari
3 Jum’at, 6 Januari 2023 09.00-15.00 Pengumpulan data

2. Peserta
No Nama Siswa Kelas
1 Abdul Salman IV
2 Adi Maulana Putra IV
3 Afsal Bayu Pamungkas IV
4 Alpinas IV
5 Andini Kusmaya Sari IV
6 Angelina Athaline Cindera IV
7 Aprillia Nur Saidah IV
8 Ardina Nursavitri IV
9 Arifin Nur Muhamad IV
10 Arya Misbahul Fallah IV
11 Aufar Rachman Hadi IV
12 Auliya Rahmi IV
13 Azkania Syefa Almi IV
14 Clovero Wahyu Putra IV
15 Davilla Arfa IV
16 Dinda Fancawati Putri IV
17 Enggar Narully IV
18 Gebi Tobibah Ismaya IV
19 Ginaya Sopa Marwah IV
20 Hilma Azzahra IV
21 Jania Hasiolan Silaban IV
22 Kendi Keyra Nia Syakilla Putri IV
23 Keyyla Rusman IV
24 Klarisa Diva Maulida IV

21
25 Marisa Putri Aqila IV
26 Maulana Hafaz Al-Faisal IV
27 Moch Rafka Rizky Adithia IV
28 Mohamad Khalid Faisal IV
29 Muhamad Angga Firdaus IV
30 Muhamad Azkal Anam IV
31 Muhamad Fadhil Firdaus IV
32 Muhamad Khoirul Irsyad IV
33 Muhamad Rizky Adytia IV
34 Muhammad Daffa Qaulalhaq IV
35 Muhammad Devanno Cita Laksana IV
36 Muhammad Dzaki Assyauqie IV
37 Muhammad Farzan IV
38 Muhammad Maulana Idrus IV
39 Muhammad Nizam Mulya Fadillah IV
40 Muhammad Triawan Akbar IV
41 Muhammad Zaki Azzam IV
42 Nazwa Kailanisa Azahra IV
43 Neng Ismi Nuryani IV
44 Nino Ferdiansyah IV
45 Nur Dania Inamila Yusuf IV
46 Qisti Dwi Rosmala IV
47 Regina Kamalya Sukma IV
48 Renita IV
49 Restu Syifa Inayah IV
50 Revana Novianti IV
51 Reza Alamsyah IV
52 Reza Hasna Karomatul Huda IV
53 Rheka Supiani Marsheilla IV
54 Riezky Wirya IV
55 Riham Amalasari IV
56 Rilda Sari Apriliyanti IV
57 Riska Fauziah IV
58 Salma Nurhalifah IV
59 Salwa Nurhanifah IV
60 Seli Novianti Putri Siansah IV
61 Shadrina Shafa Sitania Namadulla IV
62 Shafa Aulia Pratiwi IV
63 Shakira Bilkhis Maharani IV
64 Shilpana Sari Dewi IV
65 Sisca Adelia Putri IV
66 Siti Nazwa Azzahra IV
67 Syaja Ahmad Fathon IV
68 Syakira Nuralifa IV
69 Syifa Silvana IV
70 Teresa Fatimah Azzahra IV
71 Wandi Raflyzaldi IV
72 Winda Manda Sari IV

22
BAB VI
SIMPULAN DAN REOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Gegerbitung
Kecamatan Gegerbitung, diperoleh data mengenai permasalahan dalam
pembelajaran seni tari yaitu siswa laki-laki merasa bahwa seni tari itu hanya untuk
perempuan dan tidak cocok untuk laki-laki, serta progres jumlah siswa laki-laki hari
pertama dan kedua yang mengikuti pembelajaran seni tari berkurang serta terlihat
jelas bahwa kurangnya minat siswa laki-laki terhadap seni tari.
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran seni
tari di Sekolah Dasar, yaitu dengan cara :
1. Memperkenalkan dan mengajarkan tarian yang terdapat gerak tari untuk laki-laki.
2. Memberikan pengertian bentuk gerak tari antara laki-laki dan perempuan itu
berbeda.
3. Memberikan apresiasi kepada siswa bahwa seni tari yang ada di Indonesia sangat
beraneka ragam.

B. Saran
1. Bagi siswa, mempelajari seni tari dapat menambah wawasan dan jangan malu
untuk belajar seni tari. Kreativitas dalam diri siswa akan berkembang jika semua
siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi guru, mencari alat peraga dalam menjelaskan materi kepada siswa agar siswa
lebih mudah menerima pembelajaran. Menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi dalam penyampaian materi agar siswa tidak bosan dan lebih termotivasi
untuk belajar seni tari, mengajak siswa untuk berapresiasi tari secara langsung dan
lebih memperhatikan siswa dalam proses pembelajaran seni tari karena terkadang
siswa memperhatikan tetapi pikiran atau konsentrasinya bukan pada materi yang
diberikan.
3. Bagi sekolah, lebih melengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung
pembelajaran seni tari.

23

Anda mungkin juga menyukai