Disusun oleh:
KELOMPOK 2
3C PGSD
KAMPUS CIBIRU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah yang kami susun berjudul “Belajar
Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni” yang ditujukan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan terkait “Belajar Melalui Seni dan
Belajar Dengan Seni”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk
memberikan kritik serta saran untuk penyusunan makalah yang lebih baik lagi,
baik pada segi materi ataupun penulisan. Kami memohon maaf apabila terdapat
hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini, semoga makalah ini dapat
berguna bagi pembaca juga kami selaku penulis.
i
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 16
B. Saran .................................................................................................. 16
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni pada umumnya meliputi seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama.
Sudah sejak lama seni diasumsikan memiliki peranan penting untuk menghasilkan
warga masyarakat yang baik. pada umumnya individu hanya menganggap bahwa
pelajaran seni rupa menjadi sebuah kegiatan yang hanya menggambar alam benda
atau membuat karya. Tidak banyak yang beranggapan bahwa seni rupa merupakan
suatu metodologi untuk belajar pengetahuan lain.
B. Rumusan Masalah
i
Berdasarkan pembahasan pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa
rumusan masalah, diantaranya:
1. Apa itu konsep belajar melalui seni dan belajar dengan seni?
2. Apa itu hakikat belajar melalui seni dan belajar dengan seni?
3. Apa itu prinsip belajar melalui seni dan belajar dengan seni?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan pendekatan, model, dan metode?
5. Bagaimana cara penerapan dalam belajar melalui seni dan belajar dengan
seni?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah
yang telah dirumuskan diantaranya:
1. Untuk mengetahui konsep belajar melalui seni dan belajar dengan seni.
2. Untuk mengetahui hakikat belajar melalui seni dan belajar dengan seni.
3. Untuk mengetahui prinsip belajar melalui seni dan belajar dengan seni.
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pendekatan, model, dan
metode.
5. Untuk mengetahui cara penerapan belajar melalui seni dan belajar dengan
seni.
i
BAB 2
PEMBAHASAN
Pada umumnya pelajaran seni rupa hanya dinilai sebagai suatu kegiatan yang
hanya menggambar benda atau alam sekitar ataupun membuat karya seni rupa
yang lainnya. Banyak juga yang beranggapan bahwa seni hanyalah suatu unsur
pendidikan dasar, namun kebanyakan orang juga memandang seni terpisah dari
pelajaran yang lainnya. Menurut Merryl Goldberg dalam (Retnowati & Prihadi,
2010) menyatakan bahwa ada tiga cara dalam mengintegrasikan seni dalam
pembelajaran, diantaranya:
Belajar dengan seni terjadi saat seni diperkenalkan kepada siswa sebagai suatu
cara untuk mempelajari materi pelajaran tertentu. Contoh pada belajar dengan seni
ini adalah ketika guru memperkenalkan suatu lukisan untuk mengajarkan garis
sejajar. Maka dengan demikian, siswa belajar dengan bantuan bentuk seni yang
memberikan informasi tentang materi pelajaran (Retnowati & Prihadi, 2010).
Belajar dengan seni juga terjadi ketika mengamati dan membentuk seni serta
membuat hubungan dengan seni (Peterson, 2010).
3
sehingga seorang anak mendapatkan pengalaman artistik dan estetis ketika
berproses kreatif.
Belajar melalui seni juga merupakan metode untuk mendorong siswa dalam
mempelajari dan mengekspresikan pemahamannya tentang materi pelajaran
melalui bentuk-bentuk karya seni (Retnowati & Prihadi, 2010). Belajar melalui
seni juga dicontohkan sebagai kita menjadi peserta aktif dalam pembuatan seni
dan melalui seni itu kita bisa memahami atau belajar lebih dalam mengenai suatu
konsep (Peterson, 2010).
Agar proses yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada
upaya peningkatan potensi siswa secara koprehensip, maka pembelajaran harus
dikembangkan sesuai prisnip-prinsip yang benar, yang bertolak dari kebutuhan
internal siswa untuk belajar (Aunurrahman, 2010: 113)
Dalam buku Herbert Read yang berjudul Education Throught Art, plato
menyatakan bahwa seni seharusnya menjadi dasar pendidikan. Pendapat ini
menunjukan bahwa sesungguhnya seni atau pendidikan seni memiliki peran dan
fungsi yang penting bagi pendidikan secara umum. Dengan kata lain, dalam
perspektif pendidikan seni dipandang sebagai alat atau sarana untuk mencapai
sasaran pendidikan (syafi’I 2006 : 8).
4
Pembelajaran keterampilan seni rupa berfokus pada pembinaan praktik
pengalaman studio. Untuk melatih keterampilan berkarya, siswa diharapkan dapat
menggali dari budaya dan alam di sekitarnya sehingga secara tidak langsung
mereka akan menjadi lebih inovatif untuk berkarya. Pada akhirnya tercipta siswa
didik yang mampu mengoptimalkan berbagai sumber yang tersedia untuk menjadi
produk karya seni yang berkualitas. Pada siswa Sekolah Dasar, jenis pembelajaran
keterampilan banyak ragamnya mulai dari menggambar, melukis, mematung,
maupun juga bisa diarahkanuntuk membuat kerajinan.
1. Menggambar/Melukis
5
bagaimana seorang maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir pada
bidang atau media tertentu.
2. Mewarnai
3. Membentuk
a. Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak
dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan
lembek. Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin. Selain membutsir
dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang
disebut sudip.
b. Memahat
c. Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan
yangberbentuk cetakan. Setelah menjadi keras dikeluarkan dari
acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen, plastic, karet, lilin dan gipsum.
d. Merakit
6
e. Mencetak
Di bawah ini akan dijelaskan 9 prinsip seni rupa dan pengertiannya, terdiri
dari kesatuan, keseimbangan, keselarasan, irama, komposisi, kesebandingan, pusat
perhatian, penekanan dan gradasi.
1. Kesatuan (Unity)
Prinsip seni rupa yang pertama adalah kesatuan atau unity. Yang
dimaksudprinsip kesatuan adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni rupa
sehingga unsur-unsurseni rupa yang ada menjadi saling berhubungan satu sama
lain dan tidak berdiri sendiri. Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam
membangun sebuah komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan
merupakan bahan awal komposisi karya seni.
2. Keseimbangan (Balance)
Prinsip seni rupa berikutnya adalah keseimbangan atau balance. Prinsip ini
memiliki tanggung jawab terhadap kesan yang tercipta dari sebuah susunan unsur-
unsur seni rupa sehingga akan muncul sebuah daya tarik bagi para penikmat seni
yang melihat karya seninya. Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat
ringan nya suatu karya seni. Karya seni diatur agar mempunyai daya tarik yang
sama di setiap sisinya. Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada
kesan suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Balance bisa dibuat secara
7
formal/simetris dan dengan informal atau asimetris serta keseimbangan
radial/memancar.
b. Keseimbangan Diagonal
c. Keseimbangan Simetris
d. Keseimbangan Asimetris
3. Keselarasan (Harmony)
4. Irama (Rythme)
Irama atau rythme sebagai prinsip seni rupa berarti pengulangan satu atau
lebih unsur secara teratur dan terus menerus sehingga mempunyai kesan bergerak.
Susunan atau perulangan prinsip dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa
susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna dalam sebuah karya
seni. Pengulangan unsur bentuk jika diletakkan ditempat yang sama maka akan
terlihat statis, berbeda dengan irama harmonis maka menghasilkan nilai estetika
yang unik. Untuk itu pintar-pintar dalammelakukan variasi warna, ukuran, jarak,
dan tekstur.
5. Komposisi (Composition)
Prinsip komposisi dalam seni rupa berarti prinsip menyusun unsur-unsur rupa
8
kesenian dengan mengatur dan mengorganisasikannya menjadi sebuah susunan
bagus, teratur dan serasi. Komposisi dalam seni rupa menjadi penting agar sebuah
karya terlihat lebih bagus dan estetika. Sehingga menghasilkan karya seni yang
bagus dan menarik sehingga dapat bertujuan untuk menampilkan ekspresi.
6. Kesebandingan (Proporsi)
Prinsip seni rupa lainnya adalah kesebandingan atau proporsi. Prinsip ini
bertanggung jawab membandingkan bagian satu dengan bagian lainnya sehingga
terlihat selaras dan enak dipandang, berhubungan dengan besar kecil, tinggi
rendah, jauh dekat atau luas sempitnya objek pada sebuah karya seni. Contoh
mudah yang bisa kita jadikan gambaran yaitu ketika akan membuat lukisan tubuh
manusia maka bagian tubuh (kita ambil wajah) ukuran antara alis, mata, hidung,
mulus harus seimbang.
Prinsip seni rupa berikutnya adalah pusat perhatian atau center of interest,
dikenal juga sebagai prinsip dominasi. Penerapannya yaitu dengan menonjolkan
salah satu objek yang menjadi inti karya seni dibanding objek lain, sehingga lebih
terlihat oleh para penikmat seni. Bisa dilakukan dengan cara mengatur posisi,
warna, ukuran, dan unsurlainnya.
8. Penekanan (Contrast)
Prinsip penekanan atau contrast dilakukan dengan cara memadukan dua atau
lebih unsur-unsur yang berlawanan dalam sebuah karya seni. Perbedaan mencolok
pada segi bentuk, warna atau ukuran akan menimbulkan kesan kontras sehingga
karya seni menjadi lebih unik, menarik dan tidak membosankan.
9. Gradasi (Gradation)
Prinsip-prinsip seni rupa yang terakhir adalah gradasi. Yang dimaksud prinsip
ini adalah prinsip penyusunan warna berdasarkan tingkat perpaduan susunan
berbagai warna secara berangsur-angsur. Gradasi sering digunakan saat membuat
karikatur, lukisan, mozaik, dan seni rupa 2 dimensi lain. Karena gradasi berperan
menghidupkan karya seni.
9
D. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan, Model, dan Metode Belajar
Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni
Stimulasi tersebut secara praktis dapat ditinjau secara klasikal serta individual
yang berdasarkan sesuai peristiwa yang memancing keharuan anak, dalam
stimulasi terdapat empat daya cipta seni yaitu.
10
2. Stimulasi Klasikal-isidental
Dalam stimulasi Klasikal isidental yaitu berasal dari sebuah kejadian yang
terjadi secara sewaktu-waktu yang tidak terduga. Contohnya yaitu perkenalan
dengan guru,juara kebersihan kelas hal seperti ini tidak terduga dan datangnya
secara tiba-tiba tentunya dengan stimukasi klasikal dalam kejadian ini merupakan
sebuah bahan inspirasi bagi siswa dalam mentimulasi dalam mencapai sebuah
karya seni, baik itu berupa sebuah cerita, tarian, nyanyian yang dapat
membangkitkan sebuah inspirasi buat berkarya.
3. Stimulasi individual-rutin.
a. Pendekatan Otoratif
11
Didalam pendekatan ini juga terdapat kelemahan dan kelebihannya yaitu
kelebihan dari pendekatan ini terciptannya ketertiban didalam kelas sedangkan
kelemahannya pendekatan ini akan menghasilkan sebuah sikap siswa submissive
atau apatis, siswa hanya akan aktif jika ada guru sedangkan ketka sedang tidak
ada guru dan tidak mengawasi semua aktifitas akan menjadi menurun.
b. Pendekatan permisif
10
Jenis pendekatan ini lebih menekankan kepada peserta didik dalam segi
kebebasan, karena hasil belajarnya akan optimal jika belajarnya sesuai dengan
minat dan bakat peserta didik, dalam pendekatan ini di tekankan bahwa jangan
ada pengarahan. Karena dalam pendekatan ini memberikan kesempatan dengan
mencoba hal yang baru maupun bentuk baru. Contohnya ketika di dalam kelas
peserta didik diberikan kerajinan membatik dengan teknik ikat celup terhadap
anak sekolah dasar. Karena merujuk kedalam pendekatan permisif maka peserta
didik diperbolehkan untuk menciptakan sendiri bentuk-bentuk barunyya, tidak
hanya itu contoh lainnya juga dengan menggambar sesuai tema yang di inginkan
peserta didik, akan tetapi pendekatan ini jarang dilakukan karena harus tetap
melakukan sebuah peraturan yang sudah ditetapkan. Adapun dari pendekatan ini
kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki
pranata-pranata sosial. Sedangkan dalam kelebihannya yaitu akan
menumbuhkannya demokrasi dalam kelas akan menjadikan suasana belajar
menjadi tidak tegang sehingga siswannya akan nyaman.
c. Pendekatan demokratis
Model
12
karakteristik sehungga dalam model pembelajarannya berfungsi dengan
maksimal.
Ada beberapa model dalam pembelajaran seni untuk anak sekolah dasar
tentunya sesuai dengan karakteristik anak yaitu.
2. Model kreatif, yaitu model yang menciptakan sebuah iklim belajar yang dapat
menumbuhkan kreatifitas peserta didik.
Tidak hanya itu ada juga model pembelajaran lain yang digunakan
didalam seni yaitu.
3. Model akademik, yaitu proses dan keterampilan yang didasari dengan teori.
Metode Pembelajaran
14
Menurut (Ummprees,2020 ) dalam metode pembelajaran mengaarahkan kepada
siswa untuk mengarahkan kepada tujuan dan harapan dalam mewujudkan hal
yang positif, adapun dalam metode pembelajaran seni yaitu.
3. Metode Mencontoh
Metode kerja kelompok di bagi menjadi 2 yaitu, metode Group work dan metode
colletive painting.
Belajar melalui seni serta belajar dengan seni merupakan tempat untuk
mengintegrasikan seni dan dapat dilaksanakan di kelas atau tingkat mana pun.
Belajar dengan seni terjadi saat kita mengamati dan membentuk seni serta
membuat hubungan dengan seni (Peterson, 2010). Belajar dengan seni juga
menekankan pada proses pemerolehan dan pemahaman pengetahuan. Contoh
13
penerapan dari belajar dengan seni dengan menggunakan kasus menjadi guru
yang akan mendorong siswa untuk menghubungkan seni ke bidang pada
kurikulum. Misalnya, saat guru memberikan materi mengenai garis sejajar dan
tegak lurus, guru bisa menggunakan atau memperkenalkan lukisan karya Pieter
Cornelis yang karyanya dipenuhi dengan garus yang kuat dan warna yang berani.
Guru bisa meminta siswa untuk mengamati lukisan tersebut dengan demikian
siswa belajar dengan bantuan bentuk seni yaitu melalui lukisan yang memberikan
informasi terkait materi pelajaran.
Adapun contoh penerapan lain terkait belajar dengan seni yakni melalui
kegiatan seni musik yang misalnya siswa diperintahkan untuk menyanyikan serta
mempelajari makna-makna yang terdapat dalam sebuah lagu. Misalnya saja saat
menyanyikan lagu Indonesia Raya, terdapat makna-makan terkait sikap yang cinta
tanah air, mempertahankan tanah air, dan sebagainya. Melalui kegiatan tersebut
siswa dapat belajar serta mengetahui makna atau pesan dalam suatu lagu.
Selanjutnya contoh yang bisa diterapkan dari belajar melalui seni adalah siswa
diperintahkan untuk menggambar objek alam untuk memahami fenomena alam
14
tersebut. Sehingga, melalui hal tersebut siswa secara aktif akan terlibat dalam
berpikir imajinatif serta kreatif dalam belajar melalui seni dan mengkonstruksi
makna. Belajar dengan seni dan belajar melalui seni dapat menjadi suatu acuan
bagi belajar tentang seni. Contohnya saja setelah siswa meninjau lukisan untuk
belajar mengenai garis sejajar dengan begitu bisa saja siswa menjadi tertarik
terhadap seni lukis, menghubungkan pengetahuannya tentang garis dengan
lukisan dari seniman lainnya yang bisa saja nantinya siswa tersebut mendapatkan
inspirasi untuk menciptakan lukisannya sendiri (Retnowati & Prihadi, 2010).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran seni merupakan sebuah faktor yang paling penting terutama bagi
anak sekolah dasar karena mampu meningatkan kemampuan peserta didik dalam
berkreasi, dalam sebuah pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah usaha sadar
bagi pengembangan individu, ketika didalam pendidikan merupakan sebuah tahap
kedewasaan maka di dalam pembelajaran seni sebagai medianya, karena belajar
dengan seni menjadikan sebuah langkah yang begitu tepat yang mampu
membangun pengalaman artriktik dan estetik dalam diri anak. Belajar dengan seni
dapat dilakukan didalam tingkat kelas manapun, karena belajar dengan seni
merupakan metode yang begitu mendorong siswa ke dalam pengekspresiannya
dan pemahaman dalam bentuk-bentuk karya seni, sedangkan belajar melalui seni
menjadi suatu langkah yang tepat untuk diimplementasikan dalam pembelajaran
karena seni dihadirkan guna memberikan pengalaman artistik dan estetis dalam
diri anak, pendidikan melalui seni (education through arts) merujuk pada konsep
bahwa seni yang digunakan dalam pendidikan atau seni sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pendidikan.
B. Saran
Setelah menyusun makalah ini mengenai “Belajar dengan seni” dan Belajar
melalui seni” Penulis mengharapkan para guru seni budaya untuk memperbaiki
pembelajaran seni rupa khususnya pada materi menggambar bentuk di kemudian
hari. walaupun guru tidak menguasai bidang seni rupa khususnya menggambar,
guru harus memberikan penjelasan tentang menggambar bentuk dari buku buku
seni rupa, buku tentang tata cara menggambar, selain itu guru masih dapat
memperlihatkan contoh contoh karya gambar bentuk yang bagus dan video
tutorial tentang tata cara menggambar bentuk sehingga siswa dapat memahami
dan termotivasi untuk membuat karya gambar bentuk yang lebih baik dan indah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Peterson, E. (2010). Learning With, Through, and About Art. The Inspired
Classroom. https://www.theinspiredclassroom.com/2010/10/learning-with-
through-and-about-art/
17