Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BELAJAR MELALUI SENI DAN BELAJAR DENGAN SENI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Musik SD

Dosen Pengampu: Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn.

Disusun oleh:

Arfi Purnama Nur Indah 2101364

Irawati Nuraeni 2102258

Selvi Novitasari 2100763

KELOMPOK 2

3C PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS CIBIRU
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah yang kami susun berjudul “Belajar
Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni” yang ditujukan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan terkait “Belajar Melalui Seni dan
Belajar Dengan Seni”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk
memberikan kritik serta saran untuk penyusunan makalah yang lebih baik lagi,
baik pada segi materi ataupun penulisan. Kami memohon maaf apabila terdapat
hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini, semoga makalah ini dapat
berguna bagi pembaca juga kami selaku penulis.

Bandung, 28 September 2022

i
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Konsep Belajar Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni ....................... 3


B. Hakikat Belajar Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni ...................... 4
C. Prinsip Belajar Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni ....................... 7
D. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan, Model, dan Metode Belajar
Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni .............................................. 10
E. Contoh Penerapan Belajar Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni ... 14

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 16
B. Saran .................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni pada umumnya meliputi seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama.
Sudah sejak lama seni diasumsikan memiliki peranan penting untuk menghasilkan
warga masyarakat yang baik. pada umumnya individu hanya menganggap bahwa
pelajaran seni rupa menjadi sebuah kegiatan yang hanya menggambar alam benda
atau membuat karya. Tidak banyak yang beranggapan bahwa seni rupa merupakan
suatu metodologi untuk belajar pengetahuan lain.

Terdapat tiga cara dalam mengintegrasikan seni dalam pembelajaran. Menurut


Merryl Goldberg dalam (Retnowati & Prihadi, 2010) mengungkapkan tiga cara
tersebut diantaranya belajar tentang seni, belajar melalui seni, dan belajar dengan
seni. Seni banyak dilibatkan dalam pembelajaran dikarenakan membuat proses
pembelajaran menjadi lebih menarik setelah mengetahui kebermanfaatan seni
dalam pendidikan. Seni menjadi suatu bentuk manifestasi yang merupakan
kegiatan dalam membantu perkembangan anak untuk mencapai hal-hal yang lebih
luas. Pembelajaran seni dapat membantu siswa dalam mengembangkan seluruh
potensinya (Kusnanto, 2019).

Belajar melalui seni menjadi suatu langkah yang tepat untuk


diimplementasikan dalam pembelajaran karena seni dihadirkan guna memberikan
pengalaman artistik dan estetis dalam diri anak. Berdasarkan pemaparan tersebut
maka makalah ini dibuat untuk mengetahui terkait “Belajar Melalui Seni dan
Belajar Dengan Seni”. Penulisan makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui
bagaimana peranan seni dalam suatu pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

i
Berdasarkan pembahasan pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa
rumusan masalah, diantaranya:

1. Apa itu konsep belajar melalui seni dan belajar dengan seni?
2. Apa itu hakikat belajar melalui seni dan belajar dengan seni?
3. Apa itu prinsip belajar melalui seni dan belajar dengan seni?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan pendekatan, model, dan metode?
5. Bagaimana cara penerapan dalam belajar melalui seni dan belajar dengan
seni?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah
yang telah dirumuskan diantaranya:

1. Untuk mengetahui konsep belajar melalui seni dan belajar dengan seni.
2. Untuk mengetahui hakikat belajar melalui seni dan belajar dengan seni.
3. Untuk mengetahui prinsip belajar melalui seni dan belajar dengan seni.
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pendekatan, model, dan
metode.
5. Untuk mengetahui cara penerapan belajar melalui seni dan belajar dengan
seni.

i
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Konsep Belajar Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni

Pada umumnya pelajaran seni rupa hanya dinilai sebagai suatu kegiatan yang
hanya menggambar benda atau alam sekitar ataupun membuat karya seni rupa
yang lainnya. Banyak juga yang beranggapan bahwa seni hanyalah suatu unsur
pendidikan dasar, namun kebanyakan orang juga memandang seni terpisah dari
pelajaran yang lainnya. Menurut Merryl Goldberg dalam (Retnowati & Prihadi,
2010) menyatakan bahwa ada tiga cara dalam mengintegrasikan seni dalam
pembelajaran, diantaranya:

1. Belajar tentang seni (learning about arts)


2. Belajar dengan seni (learning with arts)
3. Belajar melalui seni (learning through arts)

Belajar dengan seni terjadi saat seni diperkenalkan kepada siswa sebagai suatu
cara untuk mempelajari materi pelajaran tertentu. Contoh pada belajar dengan seni
ini adalah ketika guru memperkenalkan suatu lukisan untuk mengajarkan garis
sejajar. Maka dengan demikian, siswa belajar dengan bantuan bentuk seni yang
memberikan informasi tentang materi pelajaran (Retnowati & Prihadi, 2010).
Belajar dengan seni juga terjadi ketika mengamati dan membentuk seni serta
membuat hubungan dengan seni (Peterson, 2010).

Belajar melalui seni menjadi suatu langkah yang tepat untuk


diimplementasikan dalam pembelajaran karena seni dihadirkan guna memberikan
pengalaman artistik dan estetis dalam diri anak. Pendidikan melalui seni
(education through arts) merujuk pada konsep bahwa seni yang digunakan dalam
pendidikan atau seni sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut
Kusumastuti dalam (Kusnanto, 2019) mengungkapkan bahwa pendidikan seni
merupakan sarana dalam mengembangkan kreativitas seseorang. Selain itu,
menurut Ambarwangi & Suharto dalam (Kusnanto, 2019) menyatakan bahwa
belajar melalui seni, seseorang akan terlibat secara langsung dalam proses kreatif

3
sehingga seorang anak mendapatkan pengalaman artistik dan estetis ketika
berproses kreatif.

Belajar melalui seni juga merupakan metode untuk mendorong siswa dalam
mempelajari dan mengekspresikan pemahamannya tentang materi pelajaran
melalui bentuk-bentuk karya seni (Retnowati & Prihadi, 2010). Belajar melalui
seni juga dicontohkan sebagai kita menjadi peserta aktif dalam pembuatan seni
dan melalui seni itu kita bisa memahami atau belajar lebih dalam mengenai suatu
konsep (Peterson, 2010).

B. Hakikat Belajar Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni

Pengertian tentang belajar dan pembelajaran, beda antara belajar dan


pembelajaran adalah belajar menunjukkan pada suatu aktivitas menuju suatu
perubahan tingkah laku pada diri individu melalui proses interaksi dengan
lingkungan. Sedangkan pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya
proses balajar dalam diri siswa, namun dalam proses pembelajaran guru terlibat
dan harus berupaya secara optimalmenciptakan kondisi yang memungkinkan
siswa terdorong untuk berperan aktif sebagai wujud nyata terjadinya proses
belajar dalam diri siswa, namun dalam proses pembelajaran guru terlibat dan
harus berupaya secara optimal menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
terdorong untuk berperan aktif sebagai wujud nyata terjadinya proses
pembelajaran (Aunurrahman, 2010: 54).

Agar proses yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada
upaya peningkatan potensi siswa secara koprehensip, maka pembelajaran harus
dikembangkan sesuai prisnip-prinsip yang benar, yang bertolak dari kebutuhan
internal siswa untuk belajar (Aunurrahman, 2010: 113)

Dalam buku Herbert Read yang berjudul Education Throught Art, plato
menyatakan bahwa seni seharusnya menjadi dasar pendidikan. Pendapat ini
menunjukan bahwa sesungguhnya seni atau pendidikan seni memiliki peran dan
fungsi yang penting bagi pendidikan secara umum. Dengan kata lain, dalam
perspektif pendidikan seni dipandang sebagai alat atau sarana untuk mencapai
sasaran pendidikan (syafi’I 2006 : 8).

4
Pembelajaran keterampilan seni rupa berfokus pada pembinaan praktik
pengalaman studio. Untuk melatih keterampilan berkarya, siswa diharapkan dapat
menggali dari budaya dan alam di sekitarnya sehingga secara tidak langsung
mereka akan menjadi lebih inovatif untuk berkarya. Pada akhirnya tercipta siswa
didik yang mampu mengoptimalkan berbagai sumber yang tersedia untuk menjadi
produk karya seni yang berkualitas. Pada siswa Sekolah Dasar, jenis pembelajaran
keterampilan banyak ragamnya mulai dari menggambar, melukis, mematung,
maupun juga bisa diarahkanuntuk membuat kerajinan.

Dalam pembelajaran seni rupa, siswa diharapkan agar mampu menggunakan


rasa estetika dalam mempersepsi, memahami, menanggapi, merefleksi
menganalisis, dan mengevaluasi karya seni rupa. Namun, dalam pelaksanaanya
setiap materi dalam aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif adalah materi yang
bertingkat sehingga perlu disesuaikan dengan kondisi siswa didik. Pendidikan seni
rupa pada sekolah dasar lebih diutamakan pada pembentukan kesadaran estetis
terhadap diri dan lingkungannya melalui kegiatan seni yang ekspresif kreatif.
Dalam pelaksanaannya kurikulum pendidikan seni rupa di sekolah dasar masih
adanya keterbatasan-keterbatasan dalam pelaksanaannya, baik menyangkut
kemampuan guru maupun kebijaksanaan sekolah dalam melaksanakan mata
pelajaran SBK. Meskipun secara jelas dinyatakan bahwa pembelajaran seni rupa
menyangkut tiga aspek yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, namun
dalam pelaksanaannya sangat menekankan kepada aspek psikomotorik yaitu
dengan lebih banyak kompetensi berkarya seni rupa.

Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses


dari pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan
mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan.
Jenis karya seni rupa yang diajarkan antara lain :

1. Menggambar/Melukis

Kegiatan menggambar/melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara


dari mulai pembuatan sketsa ,pengembangan sket, menjadikan karya karya lukis
atau gambar ,menggambar dengan skema, memindahkan gambar dengan alat
bantu dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa

5
bagaimana seorang maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir pada
bidang atau media tertentu.

2. Mewarnai

Mewarnai adalah memberi warna, mengecat, menandai (dengan warna


tertentu). Mewarnai adalah aktivitas memberikan warna (pensil, crayon, cat spray
dll) pada bidang atau objek yang diinginkan.

3. Membentuk

Teknik membentuk sangat beraneka ragam, diantaranya:

a. Membutsir

Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak
dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan
lembek. Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin. Selain membutsir
dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang
disebut sudip.

b. Memahat

Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan


dengan cara memahat. Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus. Media yang
dapat dipakai antara lain kayu, batu es,dsb. Karya yang dibuat dari bahan yang
disambung-sambung.

c. Cor (Menuang)

Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan
yangberbentuk cetakan. Setelah menjadi keras dikeluarkan dari
acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen, plastic, karet, lilin dan gipsum.

d. Merakit

Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian


atau potongan bahan. Caranya disebut merakit, hasilnya disebut rakitan. Potongan
bahan disambungkan dengan cara dilas, dipatri, disekrup atau dengan cara yang
lain. Contoh karya merakit adalah meronce dan menganyam.

6
e. Mencetak

Mencetak adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan


menggunakan teknik tertentu diantaranya cetak datar, cetak tinggi, cetak dalam,
cetak saring, cetak copy dan cetak dengan print out.

f. 3M (Menggunting, Menempel, Melipat)

Karya rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi


suatu bentuk tiga dimensi. Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.
Namun jugaberkarya kolase, montase dan mozaik juga termasuk jenis teknik
berkarya menempel.

C. Prinsip Belajar Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni

Di bawah ini akan dijelaskan 9 prinsip seni rupa dan pengertiannya, terdiri
dari kesatuan, keseimbangan, keselarasan, irama, komposisi, kesebandingan, pusat
perhatian, penekanan dan gradasi.

1. Kesatuan (Unity)

Prinsip seni rupa yang pertama adalah kesatuan atau unity. Yang
dimaksudprinsip kesatuan adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni rupa
sehingga unsur-unsurseni rupa yang ada menjadi saling berhubungan satu sama
lain dan tidak berdiri sendiri. Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam
membangun sebuah komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan
merupakan bahan awal komposisi karya seni.

2. Keseimbangan (Balance)

Prinsip seni rupa berikutnya adalah keseimbangan atau balance. Prinsip ini
memiliki tanggung jawab terhadap kesan yang tercipta dari sebuah susunan unsur-
unsur seni rupa sehingga akan muncul sebuah daya tarik bagi para penikmat seni
yang melihat karya seninya. Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat
ringan nya suatu karya seni. Karya seni diatur agar mempunyai daya tarik yang
sama di setiap sisinya. Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada
kesan suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Balance bisa dibuat secara

7
formal/simetris dan dengan informal atau asimetris serta keseimbangan
radial/memancar.

• Terdapat 4 jenis keseimbangan, yaitu:

a. Keseimbangan Sentral (Terpusat)

b. Keseimbangan Diagonal

c. Keseimbangan Simetris

d. Keseimbangan Asimetris

3. Keselarasan (Harmony)

Keselarasan atau harmony juga termasuk salah satu prinsip-prinsip seni


rupa. Maksud dari keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang
berbeda-beda, baik rupa bentuk maupun warna, tujuannya untuk menciptakan
sebuah keselarasan dalam kesenian. Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan
unsur yang ada di dalam seni rupa dari berbagai bentuk berbeda. Keselarasan
muncul dengan adanya kesesuaian, kesamaan, dan tidak bertentangan.
Keselarasan bisa dimunculkan dengan cara mengatur warna, pencahayaan, bentuk
dengan rapi atau tidak terlalu mencolok satu sama lain. Tujuan prinsip harmoni ini
untuk menciptakan perpaduan yang selaras.

4. Irama (Rythme)

Irama atau rythme sebagai prinsip seni rupa berarti pengulangan satu atau
lebih unsur secara teratur dan terus menerus sehingga mempunyai kesan bergerak.
Susunan atau perulangan prinsip dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa
susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna dalam sebuah karya
seni. Pengulangan unsur bentuk jika diletakkan ditempat yang sama maka akan
terlihat statis, berbeda dengan irama harmonis maka menghasilkan nilai estetika
yang unik. Untuk itu pintar-pintar dalammelakukan variasi warna, ukuran, jarak,
dan tekstur.

5. Komposisi (Composition)

Prinsip komposisi dalam seni rupa berarti prinsip menyusun unsur-unsur rupa

8
kesenian dengan mengatur dan mengorganisasikannya menjadi sebuah susunan
bagus, teratur dan serasi. Komposisi dalam seni rupa menjadi penting agar sebuah
karya terlihat lebih bagus dan estetika. Sehingga menghasilkan karya seni yang
bagus dan menarik sehingga dapat bertujuan untuk menampilkan ekspresi.

6. Kesebandingan (Proporsi)

Prinsip seni rupa lainnya adalah kesebandingan atau proporsi. Prinsip ini
bertanggung jawab membandingkan bagian satu dengan bagian lainnya sehingga
terlihat selaras dan enak dipandang, berhubungan dengan besar kecil, tinggi
rendah, jauh dekat atau luas sempitnya objek pada sebuah karya seni. Contoh
mudah yang bisa kita jadikan gambaran yaitu ketika akan membuat lukisan tubuh
manusia maka bagian tubuh (kita ambil wajah) ukuran antara alis, mata, hidung,
mulus harus seimbang.

7. Pusat Perhatian (Center of Interest)

Prinsip seni rupa berikutnya adalah pusat perhatian atau center of interest,
dikenal juga sebagai prinsip dominasi. Penerapannya yaitu dengan menonjolkan
salah satu objek yang menjadi inti karya seni dibanding objek lain, sehingga lebih
terlihat oleh para penikmat seni. Bisa dilakukan dengan cara mengatur posisi,
warna, ukuran, dan unsurlainnya.

8. Penekanan (Contrast)

Prinsip penekanan atau contrast dilakukan dengan cara memadukan dua atau
lebih unsur-unsur yang berlawanan dalam sebuah karya seni. Perbedaan mencolok
pada segi bentuk, warna atau ukuran akan menimbulkan kesan kontras sehingga
karya seni menjadi lebih unik, menarik dan tidak membosankan.

9. Gradasi (Gradation)

Prinsip-prinsip seni rupa yang terakhir adalah gradasi. Yang dimaksud prinsip
ini adalah prinsip penyusunan warna berdasarkan tingkat perpaduan susunan
berbagai warna secara berangsur-angsur. Gradasi sering digunakan saat membuat
karikatur, lukisan, mozaik, dan seni rupa 2 dimensi lain. Karena gradasi berperan
menghidupkan karya seni.

9
D. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan, Model, dan Metode Belajar
Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni

Di sekolah dasar pendidikan seni merupakan pembelajaran yang harus di


utamakan karena pendidikan seni memberikan kebebasan terhadap peserta didik
untuk berekspresi, hal ini tentunya mampu membangun kreatifitas anak dalam
belajar seni sehingga akan membangun rasa percaya diri dalam membuat sebuah
karya maupun kerajinan. Dalam pendekatan pembelajaran seni terutama bagi
sekolah umum harus mengetahui dan mempertimbangkan bahwa pendidikan seni
di kenal sebagai wahana bermain yang mampu membangun kreatifitas dan
edukatif bagi siswa. Adapun tujuan utama dalam pendekatan seni yaitu
pendekatan inspiratif, didalam karya seni kita bisa mencurahkan emosi yang
diberi bentuk sebagai inspirasi yang indah dan juga berkreatifitas, karena seni
akan lahir dari sebuah hati sehingga menjadikan rasa keharuan yang begitu
mendalam,adapun hal yang mampu memancing sebuah keharuan yaitu dengan
menggunakan pendekatan inspiratif, karena mampu mengembangan inspirasi,
tentunya bagi jenjang anak yang memasuki sekolah dasar sehingga mampu
berkarya dalam bidang seni.pendekatan ini lah satu-satunya yang mampu
menggoncahkan peserta didik agar dapat mencurahkan sebuah ekspresinnya
dalam berkarya. Jenis pendekatan inspiratif mampu membangun kecurahan
hatinnya terhadap seni hal ini tentunya disebut sebagai bentuk penggugah
keharuan yang di sebut sebagai stimulations dan cultural stimulation.

Stimulasi tersebut secara praktis dapat ditinjau secara klasikal serta individual
yang berdasarkan sesuai peristiwa yang memancing keharuan anak, dalam
stimulasi terdapat empat daya cipta seni yaitu.

1. Stimulasi klasikal rutin.

Dalam jenis stimulasi ini dapat diterapkan sebagai sebuah penyusunan


rencana dalam pembelajaran di sekolah, hal ini anak diharuskan menghayati suatu
keadaan, kejadian, dan peristiwa yang sama yang dijadikan sebagai stimulasi
rutin. Adapun contoh stimulasi klasikal rutin dalam menggambar yaitu contoh
menggambar pameran kelas, kenaikan kelas, hal ini merupakan acara sekolah
yang sudah tercatat dalam kalender sekolah.

10
2. Stimulasi Klasikal-isidental

Dalam stimulasi Klasikal isidental yaitu berasal dari sebuah kejadian yang
terjadi secara sewaktu-waktu yang tidak terduga. Contohnya yaitu perkenalan
dengan guru,juara kebersihan kelas hal seperti ini tidak terduga dan datangnya
secara tiba-tiba tentunya dengan stimukasi klasikal dalam kejadian ini merupakan
sebuah bahan inspirasi bagi siswa dalam mentimulasi dalam mencapai sebuah
karya seni, baik itu berupa sebuah cerita, tarian, nyanyian yang dapat
membangkitkan sebuah inspirasi buat berkarya.

3. Stimulasi individual-rutin.

Stimulasi individual rutin merupakan peristiwa yang di alami anak secara


individu/perorangan. Dalam pengalaman stimulasi ini datang dengan secara rutin,
contohnya ulang tahun, pergi ke sekolah, mengasuh adik, dan juga kegiatan di
sore hari.

Adapun dalam pendekatan secara umum terdiri dari 3 aspek yaitu


pendekatan otoratif, pendekatan permisif, dan pendekatan demokratis.

a. Pendekatan Otoratif

Dalam pendekatan otoratif mementingkan kedisiplinan hal ini dilatih


bagaimana cara melakukan kedisiplinan sehingga terlatih dalam ketelitian
pembuatan karya, pendekatan otoratif tentunya di gabung dalam kompetensi,
dalam proses pembuatan sebuah karya kerajinan tangan pendekatan otoratif lebih
menekankan terhadap kedisiplinan dalam penggunaan alat contohnya.
menggunakan dan memelihara peralatan, alat yang harus dipelihara dan
digunakannya dengan cara yang benar dan teliti, ketika penggunaan alat tidak
dilakukan dengan cara disiplin maka akan rusak, misalnya bagaimana cara yang
benar dalam menggunakan alat gergaji dan bagaimana penyimpanannya, yang
kedua mencapai penguasaan tertentu. Jadi peserta didik mampu mencapai
berbagai pencapaian dan mutu dalam pembuatan anyam atau sebuah ukiran dalam
bidang karya, apabila masih tidak bisa terlatih dalam bidang penguasaannya maka
harus terus di latih.

11
Didalam pendekatan ini juga terdapat kelemahan dan kelebihannya yaitu
kelebihan dari pendekatan ini terciptannya ketertiban didalam kelas sedangkan
kelemahannya pendekatan ini akan menghasilkan sebuah sikap siswa submissive
atau apatis, siswa hanya akan aktif jika ada guru sedangkan ketka sedang tidak
ada guru dan tidak mengawasi semua aktifitas akan menjadi menurun.

b. Pendekatan permisif

10
Jenis pendekatan ini lebih menekankan kepada peserta didik dalam segi
kebebasan, karena hasil belajarnya akan optimal jika belajarnya sesuai dengan
minat dan bakat peserta didik, dalam pendekatan ini di tekankan bahwa jangan
ada pengarahan. Karena dalam pendekatan ini memberikan kesempatan dengan
mencoba hal yang baru maupun bentuk baru. Contohnya ketika di dalam kelas
peserta didik diberikan kerajinan membatik dengan teknik ikat celup terhadap
anak sekolah dasar. Karena merujuk kedalam pendekatan permisif maka peserta
didik diperbolehkan untuk menciptakan sendiri bentuk-bentuk barunyya, tidak
hanya itu contoh lainnya juga dengan menggambar sesuai tema yang di inginkan
peserta didik, akan tetapi pendekatan ini jarang dilakukan karena harus tetap
melakukan sebuah peraturan yang sudah ditetapkan. Adapun dari pendekatan ini
kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki
pranata-pranata sosial. Sedangkan dalam kelebihannya yaitu akan
menumbuhkannya demokrasi dalam kelas akan menjadikan suasana belajar
menjadi tidak tegang sehingga siswannya akan nyaman.

c. Pendekatan demokratis

Pendekatan ini lebih ke hak untuk menyampaikan pendapat, kebijakan


demokratis merupakan kebijakan yang umum, ketika peserta didik adalah manusia
yang sudah meranjak kedewasaan tentunya yang sudah mempunyai pola pikir
yang panjang dan sudah mempunyai kesadaran diri sebagai warga negara, peserta
didik mampu memberikan gagasan untuk mengembangkan mutu dan
memperbaiki hasil sebuah karya. Adapun didalam kelemahan pendekatan ini
sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karena pendapat semua orang jelas
berbeda dan akan memicu konflik apabila keputusan yang di ambil tidak sesuai
dan ego masing-masing tinggi sedangkan kelebihannya meningkatkan kretivitas
dan menghargai suara setiap anggota.

 Model

Di dalam model pembelajaran harus dirancang dan menyusun kurikulum, dan


mampu mengatur peserta didik, guru mampu memberikan petunjuk sebuah
pengajaran dikelas serta mendesain sebuah ajaran. Dalam sebuah model
pembelajaran tentunya harus mampu menentukan tujuan, mampu mengetahui

12
karakteristik sehungga dalam model pembelajarannya berfungsi dengan
maksimal.

Ada beberapa model dalam pembelajaran seni untuk anak sekolah dasar
tentunya sesuai dengan karakteristik anak yaitu.

1. Model pembelajaran bermain, yaitu mampu mengembangkan suasana yang


begitu rileks, tanpa tekanan dalam proses pembelajaran.

2. Model kreatif, yaitu model yang menciptakan sebuah iklim belajar yang dapat
menumbuhkan kreatifitas peserta didik.

3. Model pembelajaran integratif, yaitu merupakan gabungan pembelajaran atau


sebuah kombinasi mati yang terpisah, contohnya menggabungkan seni rupa, seni
music, dan juga tari, bisa juga contoh lainnya yaitu penggabungan pembelajaran
Sbk dan pembelajaran IPS.

4. Model pembelajaran koopeeratif. Pembelajaran ini menggunakan sebuah


kelompok kecil dan peserta didik mampu belajar dengan satu sama lain saling
berdikusi demi tercapainnya tujuan kelompok.

Tidak hanya itu ada juga model pembelajaran lain yang digunakan
didalam seni yaitu.

1. Model aprentisip, didalam model ini digunakan untuk menularkan keterampilan


seni melalui dari percontohan guru.

2.. Model pembelajaran progresif. Model yang memberikan kebebasan untuk


peserta didik untuk berekspresi secara aktif dengan melalui seni.

3. Model akademik, yaitu proses dan keterampilan yang didasari dengan teori.

Kelamahan model pembelajaran seni masih bersifat sempit karena usaha-usaha


untuk mendukung gagasan dalam suatu bidang dapat membatasi usaha
mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.

 Metode Pembelajaran

14
Menurut (Ummprees,2020 ) dalam metode pembelajaran mengaarahkan kepada
siswa untuk mengarahkan kepada tujuan dan harapan dalam mewujudkan hal
yang positif, adapun dalam metode pembelajaran seni yaitu.

1. Metode ekspresi bebas.

Yaitu suatu cara untuk mengekpresikan dan mencurahkan isi hatinya


dalam sebuah bentuk karya seni rupa.

2. Metode Demontrasi Ekprerimen.

Metode ini merupakan sebuah untuk mempergerakan sebuah proses


pembuatan suatu benda dalam sebuah kerajinan seni rupa.

3. Metode Mencontoh

Metode mencontoh sangat memiliki manfaat yang lebih dalam meningkatkan


sebuah keterampilan motorik.

4. Metode stick figure

Metode ini dipakai sebagai metode dengan elemen gerak,

5.Metode kerja kelompok.

Metode kerja kelompok di bagi menjadi 2 yaitu, metode Group work dan metode
colletive painting.

Didalam kelemahan metode dalam seni yaitu ketika metode dilakukan


tanpa persiapan yang matang-matang maka akan menjadikan model pembelajaran
tidak tercapai secara maksimal apalagi ketika gurunya kurang memperhatikan
tahapan-tahapan dalam metode pembelajarannya.

E. Contoh Penerapan Belajar Melalui Seni dan Belajar Dengan Seni

Belajar melalui seni serta belajar dengan seni merupakan tempat untuk
mengintegrasikan seni dan dapat dilaksanakan di kelas atau tingkat mana pun.
Belajar dengan seni terjadi saat kita mengamati dan membentuk seni serta
membuat hubungan dengan seni (Peterson, 2010). Belajar dengan seni juga
menekankan pada proses pemerolehan dan pemahaman pengetahuan. Contoh

13
penerapan dari belajar dengan seni dengan menggunakan kasus menjadi guru
yang akan mendorong siswa untuk menghubungkan seni ke bidang pada
kurikulum. Misalnya, saat guru memberikan materi mengenai garis sejajar dan
tegak lurus, guru bisa menggunakan atau memperkenalkan lukisan karya Pieter
Cornelis yang karyanya dipenuhi dengan garus yang kuat dan warna yang berani.
Guru bisa meminta siswa untuk mengamati lukisan tersebut dengan demikian
siswa belajar dengan bantuan bentuk seni yaitu melalui lukisan yang memberikan
informasi terkait materi pelajaran.

Adapun contoh penerapan lain terkait belajar dengan seni yakni melalui
kegiatan seni musik yang misalnya siswa diperintahkan untuk menyanyikan serta
mempelajari makna-makna yang terdapat dalam sebuah lagu. Misalnya saja saat
menyanyikan lagu Indonesia Raya, terdapat makna-makan terkait sikap yang cinta
tanah air, mempertahankan tanah air, dan sebagainya. Melalui kegiatan tersebut
siswa dapat belajar serta mengetahui makna atau pesan dalam suatu lagu.

Selanjutnya contoh yang bisa diterapkan dari belajar melalui seni adalah siswa
diperintahkan untuk menggambar objek alam untuk memahami fenomena alam

14
tersebut. Sehingga, melalui hal tersebut siswa secara aktif akan terlibat dalam
berpikir imajinatif serta kreatif dalam belajar melalui seni dan mengkonstruksi
makna. Belajar dengan seni dan belajar melalui seni dapat menjadi suatu acuan
bagi belajar tentang seni. Contohnya saja setelah siswa meninjau lukisan untuk
belajar mengenai garis sejajar dengan begitu bisa saja siswa menjadi tertarik
terhadap seni lukis, menghubungkan pengetahuannya tentang garis dengan
lukisan dari seniman lainnya yang bisa saja nantinya siswa tersebut mendapatkan
inspirasi untuk menciptakan lukisannya sendiri (Retnowati & Prihadi, 2010).

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran seni merupakan sebuah faktor yang paling penting terutama bagi
anak sekolah dasar karena mampu meningatkan kemampuan peserta didik dalam
berkreasi, dalam sebuah pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah usaha sadar
bagi pengembangan individu, ketika didalam pendidikan merupakan sebuah tahap
kedewasaan maka di dalam pembelajaran seni sebagai medianya, karena belajar
dengan seni menjadikan sebuah langkah yang begitu tepat yang mampu
membangun pengalaman artriktik dan estetik dalam diri anak. Belajar dengan seni
dapat dilakukan didalam tingkat kelas manapun, karena belajar dengan seni
merupakan metode yang begitu mendorong siswa ke dalam pengekspresiannya
dan pemahaman dalam bentuk-bentuk karya seni, sedangkan belajar melalui seni
menjadi suatu langkah yang tepat untuk diimplementasikan dalam pembelajaran
karena seni dihadirkan guna memberikan pengalaman artistik dan estetis dalam
diri anak, pendidikan melalui seni (education through arts) merujuk pada konsep
bahwa seni yang digunakan dalam pendidikan atau seni sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pendidikan.

B. Saran
Setelah menyusun makalah ini mengenai “Belajar dengan seni” dan Belajar
melalui seni” Penulis mengharapkan para guru seni budaya untuk memperbaiki
pembelajaran seni rupa khususnya pada materi menggambar bentuk di kemudian
hari. walaupun guru tidak menguasai bidang seni rupa khususnya menggambar,
guru harus memberikan penjelasan tentang menggambar bentuk dari buku buku
seni rupa, buku tentang tata cara menggambar, selain itu guru masih dapat
memperlihatkan contoh contoh karya gambar bentuk yang bagus dan video
tutorial tentang tata cara menggambar bentuk sehingga siswa dapat memahami
dan termotivasi untuk membuat karya gambar bentuk yang lebih baik dan indah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kusnanto, R. A. B. (2019). Paradigma Pendidikan Seni: Belajar Melalui Seni


Dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Tumbuh Kembang: Kajian Teori Dan
Pembelajaran PAUD, 6(2).

Peterson, E. (2010). Learning With, Through, and About Art. The Inspired
Classroom. https://www.theinspiredclassroom.com/2010/10/learning-with-
through-and-about-art/

Retnowati, T. H., & Prihadi, B. (2010). Pembelajaran Seni Rupa. Universitas


Negeri Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai