Anda di halaman 1dari 104

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN SENI

BUDAYA (SENI MUSIK) SISWA KELAS X DI SMA N 6 PEKANBARU


TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mengikuti Ujian Skripsi

SRI PUTRI
NPM. 196710832

PEMBIMBING
Dr. Hj. TENGKU RITAWATI, S.Sn., M.Pd
NIDN. 1023026901

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran merupakan unsur penting dalam kegiatan pendidikan.

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan

kemungkinan dimasa yang akan datang, telah mendorong berbagai upaya dan

perhatian seluruh lapisan masyarakat, seperti yang tercantum dalam Undang-undang

No. 23, Tahun 2003 “Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya,

pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya

melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui masyarakat

Secara umum kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan

komposisi, produk atau gagasan apasaja yang baru dan sebelumnya tidak belum

dikeneal sama sekali. Kreativitas dapat berubah menjadi kegiatan yang berimajinasi

atau sintesis dengan pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman (Hurlock,

1978). Hal ini karena mencapkup pembentukan pola baru dan gabungan informasi

yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama

kesituasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru, yang memiliki

maksud atau tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan

hasil yang sempurna dan lengkap namun dapat membentuk produk sedi, kesuastraan,

produk ilmiah atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis.

Keberhasilan dalam upaya peningkatan kreativitas terdapat beberapa faktor


pendorong dan faktor penghambat terhadap kreativitas itu sendiri. Faktor pendorong

memberikan dampak positif terhadap peningkatan kreativitas seseorang, contohnya

seorang guru yang mampu memberikan rangsangan serta motivasi ataupun dorongan

kepada siswa tentang materi diajarkannya, agar siswa dapat memperoleh hasil yang

baik. Sedangkan faktor penghambat memberikan dampak negatif terhadap perubahan

atau peningkatan kreativitas seseorang, contohnya bisa dari pengaruh lingkungan

luar, dari siswa itu sendiri maupun dari guru tersebut.

Pada hakikatnya kreativitas selalu dianggap sebagai suatu kemampuan

seseorang dalam mencipta hal-hal baru yang mereka temui (Supriadi, 2013).

Kreativitas ini bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal seperti, ciri-

ciri khas pribadi dan pengalaman pribadi. Kreativitas juga memberikan

pengembangan pola mental baru, meskipun logika dipergunakan untuk membuat

keputusan dan kemampuan dalam memberikan gagasan terhadap ide-ide yang kreatif

tetapi, kreaktifitas pada dasarnya merupakan proses emosional yang memerlukan

elemen-elemen irasional untuk meningkatkan pemrosesan intelektual. Pendidikan

tidak dapat diterima begitu saja, karena pendidikan membutuhkan proses

pembelajaran sehingga memberikan hasil yang sesuai dengan proses yang telah

dilalui. Salah satu kepedulian pemerintah tentang pendidikan adalah setiap 10 tahun

merevisi kurikulum sebagai acuan bagi para penyelenggara pendidikan agar tujuan

pendidikan nasional tercapai. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada tahun 2004

pemerintah melakukan revisi kurikulum yang kita kenal Kurikulum Berbasis

Kompetensi, kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan

2
Pendidikan dimana seni budaya termasuk salah satu mata pelajaran utama yang siswa

harus pelajari.

Upaya dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan pelaksanaan

pembelajaran menjadi kebutuhan yang signifikan. Tujuan dari keseluruhan

pembelajaran ditunjukkan oleh prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Namun

kenyataannya dalam proses belajar mengajar untuk dapat mencapai tujuan

pembelajaran tidaklah mudah. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sering

dijumpai beberapa masalah yaitu masih banyak dijumpai siswa yang mempunyai nilai

rendah dalam sejumlah mata pelajaran, khususnya pembelajaran seni budaya. Prestasi

belajar yang dicapai belum memuaskan mengingat masih banyak siswa yang

memperoleh nilai seni budaya di bawah standar yang ditetapkan, sehingga perlu

adanya evaluasi untuk memberikan pembelajaran seni budaya yang baik kepada

siswa.

Dalam proses belajar mengajar seni budaya sangat diperlukan kreativitas,

karena pada awalnya banyak melibatkan intuisi dan bawah sadar, imajinasi dan

emosi, selanjutnya melibatkan logika dan tindakan untuk solusi dan realisasinya. Hal

ini sesuai dengan temuan para ahli neuropsikologi, yang menyatakan bahwa

kemampuan intuisi, kreativitas dan emosi yang berada pada hemisphere otak sebelah

kanan berinteraksi dengan kemampuan logika, analitis yang berada pada hemisphere

otak sebelah kiri (Phares, 1992). Oleh karena itu kemampuan kreatif tidak dapat

berdiri sendiri tanpa melibatkan kemampuan logika analitis dan tindakan nyata untuk

3
merealisasikannya. Dari temuan pra ahli neuropsikologi setiap orang memiliki

kapasitas kreatif hanya kadarnya yang berbeda oleh karenanya dapat dikembangkan

atau dimaksimalkan melalui berbagai pendekatan, salah satunya adalah pendekatan

Kontextual Teaching Learning (CTL) melalui latihan yang terstruktur.

Menurut pengamatan dan informasi yang penulis terima terhadap SMA N 6

Pekanbaru, masih banyaknya siswa yang mengalami beberapa permasalahan dalam

pembelajaran seni budaya periode 2022 sampai dengan 2023. Permasalahan ini

terjadi karena didasari sistem mengajar yang sebelumnya dilakukan secara online,

sehingga siswa tidak terlalu menangkap dengan jelas apa yang diajarkan oleh

gurunya tentang pelajaran seni budaya tersebut. Selanjutnya di iringi dengan

perkembangan teknologi, yang membuat siswa lebih aktif dalam dunia teknologi

tersebut sehingga banyak yang melupakan tentang pentingnya seni budaya yang harus

mereka miliki dalam diri mereka sendiri.

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga memberikan pengaruh

terhadap cara belajar siswa, yang dimana siswa memiliki cara belajar yang berbeda-

beda. Oleh karena itu metode belajar yang dipilih sebaliknya metode yang dapat

dipahami oleh semua siswa maupun mendorong siswa untuk aktif dan kreatif dalam

belajar seni budaya. Biasanya gagasan kreatif muncul secara tiba-tiba seperti

sepintasan gambaran yang tidak jelas kemudian dikaitkan dengan persepsi

kesadarannya. Berdasarkan kelancaran, siswa sering kali enggan berpendapat

terhadap pembelajaran yang diberikan guru, sehingga tidak adanya pertukaran

4
pendapat yang dapat menambah wawasan siswa dengan siswa lainnya, kemudian

berdasarkan keluwesan dimana siswa lebih mengikuti instruksi yang diberikan guru,

sehingga pemikiran siswa tersebut monoton dan tidak memiliki variasi pendapat.

Berdasarkan keaslian, kebanyakan siswa tidak memiliki ide-ide yang baru dan

kurangnya tidak memiliki fikiran yang kreatif dan inovatif, dan kerincian yang

dimana siswa merasa telah puas terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru

tersebut, namun ketika diuji kembali masih banyak siswa yang tidak dapat

mengulangi pembelajaran yang sebelumnya telah dijelaskan, hal ini menunjukkan

bahwa siswa hanya mengikuti pembelajaran namun tidak memahami apa yang

diterangi oleh guru tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada SMA N 6 Pekanbaru terhadap

pembelajaran seni budaya yang diterapkan dan yang diterima siswa, Penulis

berkeinginan untuk melakukan penelitian yang bejudul “Kemampuan Berpikir

Kreatif Dalam Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) Siswa Kelas X di SMA

N 6 Pekanbaru Tahun Ajaran 2022/2023”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pembelajaran Seni Musik

Siswa Kelas X di SMA N 6 Pekanbaru Tahun Ajaran 2022/2023 ?

5
1.3 Tujuan penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui Kemampuan Berpikir

Kreatif Dalam Pembelajaran Seni Musik Siswa Kelas X di SMA N 6 Pekanbaru

Tahun Ajaran 2022/2023”.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, agar siswa dapat aktif dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi guru, meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan model

pembelajaran yang baik dalam peningkatan hasil belajar atau mutu pendidikan

sekolah.

4. Bagi Peneliti, sebagai bahan untuk memperdalam ilmu peneliti mengenai

pembelajaran yang kreatif tentang seni budaya.

5. Bagi Peneliti selanjutnya, sebagai bahan acuan dalam melanjutkan penelitian

yang serupa dengan penelitian peneliti.

1.5 Batasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih

terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan

tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini yaitu luas lingkup hanya

6
meliputi informasi seputar guru dan siswa SMA N 6 Pekanbaru Tahun Ajaran

2022/2023

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian yang berjudul “Kemampuan Berpikir

Kreatif Dalam Pembelajaran Seni budaya siswa Kelas X di SMA N 6 Pekanbaru

Tahun Ajaran 2022/2023” digunakan untuk menyamakan kemungkinan pengertian

yang beragam antara peneliti dengan orang yang membaca penelitiannya. Agar tidak

terjadi kesalahpahaman, maka definisi operasional disusun dalam suatu penelitian.

Berikut ini akan diuraikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Kemampuan

Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam menguasai suatu keahlian dan

digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. pemahaman

adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan

kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh

lain dariyang telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada

kasus lain (Nana Sudjana, 2013).

2. Berpikir Kreativitas

Kreativitas pada umumnya dirumuskan dalam istilah probadi, proses dan produk.

Kreativitas dapat ditinjau pula dari kondisi pribadi dan lingkungan yang

mendorong individu ke perilaku kreatif (Ramadhani, 2022:41).

3. Pembelajaran

7
Pembelajaran bendaknya dipandang sebagai veariabel bebas (independent

variable), yakni suatu kondisi yang harus dimanipulasikan, suatu rangkaian

strategi yang harus diambil dan dilaksanakan oleh guru (Hamzah, 2015:143)

4. Seni Budaya

Seni budaya dapat diartikan sebagai satu keahlian untuk mengekspresikan ide-ide

dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi

pandangan mengenai budaya, suasana atau karyaa sehingga mampu menimbulkan

rasa indah yang menciptakan peradaban yang lebih modern (Trisnawati, 2021:7).

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kreativitas

Sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif dimiliki oleh semua orang, namun

cara berpikir kreatif tidak sama pada setiap orang. Berpikir kreatif menunjukkan cara

untuk menyelesaikan suatu masalah, yang dapat dilakukan dengan cara melatih diri

untuk menemukan ide-ide baru agar dapat menyelesaikan masalah dengan cara

efektif dan efisien. Dengan demikian berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang

dimiliki oleh seseorang dengan tujuan untuk menciptakan ide-ide atau hal-hal yang

baru atau berbeda dari yang lain, Sudarmanto et al (2022:18).

Menurut Prasetyo (2020:21) kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan

dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dengan diri sendiri,

alam maupun dengan orang lain. Sedangkan menurut vincent dalam Prasetyo

(2020:21) menambahkan bahwa kreativitas merupakan penggunaan imajinasi,

penemuan, pencarian dan penambahan sesuatu yang lain dalam proses kekaryaan.

Selanjutnya menurut Ramadhani (2022:40) kreativitas bukan hanya dalam

menciptakan inovasi baru, produk baru yang dapat dinilai oleh ahli, namun kreativitas

juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang memberikan pandangan baru, menemukan

9
banyak solusi atas persoalan berdasarkan informasi yang tersedia. Sedangkan

menurut Hajjaj dalam Ramadhani (2022:40) kreativitas adalah milik semua orang,

namun diperlukan usaha untuk menggali potensi kreativitas yang tersembunyi pada

setiap individu.

Berdasarkan pengertian yang di kemukakan oleh beberapa para ahli diatas,

dapat diberi kesimpulan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang memberikan

pandangan baru, menemukan banyak solusi atas persoalan berdasarkan informasi

yang tersedia. Kemampuan kreatif yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tidak ada

orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas, yang diperlukan adalah bagaimana

mengembangkan kreativitas tersebut.

2.2 Teori Kreativitas

Kreativitas mengupayakan untuk membuat sesuatu hal yang baru dan berbeda.

Kedua, kreativitas dianggap sebagai sesuatu yang baru dan asli itu merupakan hasil

yang kebetulan. Ketiga, kreativitas dipahami dari sesuatu apa saja yang tercipta

sebagai yang baru dan berbeda. Keempat, kreativitas merupakan sesuatu proses yang

unik. Kelima, kreativitas membutuhkan kecerdasan yang tinggi. Keenam, kreativitas

merupakan suatu kemampuan yang dipengaruhi oleh faktor bawaan, Istirani dan Intan

Pulungan (2017:131).

Menurut Ramadhani (2022:41) kreativitas pada umumnya dirumuskan dalam

istilah pribadi, proses dan produk. Kreativitas dapat ditinjau pula dari kondisi pribadi

dan lingkungan yang mendorong individu ke perilaku kreatif. Indikator kreativitas

10
adalah sebagai berikut: Menurut Hanifah dan Julia dalam Sudarmanto et al (2022:21)

menyatakan berpikir kreatif dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:

1. Kelancaran, yaitu kemampuan peserta didik dalam mengemukakakn beberapa

pendapat dalam pembelajaran.

2. Keluwesan yaitu keterampilan berpikir yang berbeda dari orang lain, mencari

alternatif jawaban secara variatif, memberi pertimbangan yang berbeda terhadap

situasi yang dihadapi dan mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

3. Keaslian, yaitu keterampilan peserta didik dalam melahirkan ide-ide baru yang

unik, membuat kombinasi yang tidak lazim untuk menunjukkan diri, mencari

pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.

4. Kerincian, yaitu peserta didik mampu mengembangkan suatu gagasan yang

diterimanya dan memiliki keterampilan yang tidak cepat puas dengan

pengetahuan yang sederhana.

Indikator lainnya menurut Munandar dalam Sudarmanto et al

(2022:22 )menyatakan bahwa ada tiga aspek secara umum yang mempengaruhi

orang-orang berpikir kreatif, yaitu:

1. Kemampuan kognitif, yaitu kecerdasan, diatas rata-rata, kemampuan melahirkan

gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan dan flesibilitas kognitif.

2. Sikap yang terbuka, yaitu orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima

stimulus internal maupun eksternal,

3. Sikap yang bebas, otonom dan percaya diri sendiri, yaitu menampilkan dirinya

11
semampu dan semaunya, tidak terikat oleh aturan-aturan sehingga menumbuhkan

kreativitas.

Bedasarkan penjelasan diatas, maka indikator yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teori Hanifah dan Julia dalam Sudarmanto et al (2022:21) menyatakan

berpikir kreatif dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: Kelancaran, Keluwesa,

Keaslian, dan Kerincian.

2.3 Konsep Pembelajaran

Pada hakikatnya seorang manusia adalah pembelajar sejati, namun keinginan

untuk belajar bisa timbul dari dalam diri atau rangsangan dari luar dirinya. Keinginan

dan dorongan belajar merupakan motivasi, suatu keniscayaan bahwa ketidak

capaianya pendidikan dan pengajaran dalam mencapai tujuan maksimal adalah tidak

adanya motivasi dan dorongan para setiap individu pada pendidikan itu sendiri.

Menurut Hamzah (2015:142) Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata

"mengajar" berasal dari kata dasar "ajar" yang berarti petunjuk yang diberikan kepada

orang supaya diketahui (dituruti) ditambah dengan awalan "pe" dan akhiran"an

menjadi "pembelajaran", yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau

mengajarkan sehingga siswa didik mau belajar.

Menurut Hamzah (2015:143) pembelajaran yakni suatu kondisi yang harus

dimanipulasikan, suatu rangkaian strategi yang harus diambil dan dilaksanakan oleh

guru. Guru tidak dapat memberikan pendidikan apapun kepeda siswa, tetapi siswa

itulah yang harus mendapatkannya. Pandangan-pandangan yang menekankan faktor

12
penting keaktifan siswa ini tentu saja tidak bermaksud mengecikan arti penting

pembelajaran. Namun pada kenyataanya pembelajaran menjadi sesuatu yang

terabaikan. Pada akhirnya hasil yang dicapai oleh siswa dari belajarnya tergantung

pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu terkondisikan banyak dipengaruhi

oleh faktor pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Menurut Hamzah (2015:143) pembelajaran bendaknya dipandang sebagai

veariabel bebas (independent variable), yakni suatu kondisi yang harus

dimanipulasikan, suatu rangkaian strategi yang harus diambil dan dilaksanakan oleh

guru. Pandangan semacam ini akan memungkinkan guru untuk melakukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Mengusahakan lingkungan yang menguntungkan bagi kegiatan belajar.

2. Mengatur bahan pelajaran dalam suatu organisa yang memuda siswa untuk

mencerna.

3. Memilih suatu strategi mengajar yang optimal berdasarkan per-timbangan

efektivitas dan kondisi psikologis siswa serta pertimbangan lainnya yang

sesuai dengan konteks objektif di lapangan.

4. Memilih jenis alat-alat audio visual atau media pembelaja lain yang tepat

untuk keperluan belajar siswa.

2.4 Teori Pembelajaran

Menurut Khuluqo dan Istaryatiningtias (2022:100) pembelajaran adalah

proses atau suatu cara ataupun perbuatan untuk menjadikan orang (anak didik) mau

13
belajar. Pembelajaran adalah proses intraksi peserta didik dengan pendidikan dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Selanjutnya Khuluqo dan Istaryatiningtias (2022:100) Desain pembelajaran

adalah proses menentukan tujuan pembelajaran strategi dan teknik untuk mencapai

tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian

tujuan. Desain pembelajaran adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan,

fakta, imajinasi dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan

menvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang

diperlukan dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan

dalam penyelesaian.

Menurut Kustandi dan Darmawan (2020:126) Suatu sistem pembelajaran

tentunya terdiri atas berbagai komponan dasar pembelajaran. Komponen-komponen

dasar yang terlibat dalam proses desain pembelajaran tersebut meliputi pembelajaran,

tujuan pembelajaran, analisis pembelajaran, strategi pembelajaran, bahan ajar, serta

penilaian hasil belajar.

Menurut Susanti et al (2022:312) yang menjadi indikator dalam pembelajaran

yang bermutu adalah:

1. Nilai-nilai moral/karakter yang tinggi

2. Hasil ujian yang sangat baik

3. Dukungan orang tua, dunia usaha dan masyarakat setempat

4. Sumber daya berlimpah

14
5. Implementasi teknologi terbaru

6. Kepemimpinan yang kuat dan memiliki tujuan

7. Kepedulian dan perhatian bagi siswa

8. Kurikulum yang seimbang dan relevan

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan maka dapat

disimpulkan secara sederhana bahwa pembelajaran merupakan suatu proses

perubahan kearah yang lebih baik yang dilakukan oleh siswa dan didukung oleh guru

sebagai komponen pendidik dengan prosedur dan sistem pembelajaran yang baik

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.5 Konsep Seni Musik

Seni merupakan proses dari cipta, rasa, dan karsa. Seni tidak ada apabila

manusia tidak dianugerahi daya cipta yang dipengaruhi oleh rasa. Seni yang

diciptakan oleh manusia timbul dari daya kreasi seniman dalam menuangkan daya

intuisi pengalaman batinnya. Sehubungan dengan pengertian seni di atas Bastomi

Suwija dalam bukunya Wawasan Seni (1992 : 10), sesungguhnya seni dapat

menghasilkan sesuatu yang menyenangkan, karena ia dapat membuat indra kita segar,

tenang, dan membuat kita lebih nyaman. Hasil seni atau cipta seni mampu

mengentaskan kita dari lembah kedudukan, kerisauan, kecemasan dan aneka ragam

lagi ketidak enakan yang mampu bersemayam dihati dan perasaan.

Lebih dari itu cipta seni dapat mampu memanusiakan manusia,

mengembalikan sikap manusia dari no human menjadi sikap human, Suharianti (1982

15
: 18) seni sebagai aktifitas batin pencipta seni, serta pengalaman estetis yang

dinyatakan dalam bentuk agung, dan mempunyai daya untuk orang menjadi takjub,

terharu, seta terpesona. Pencipta seni tumbuh dari intuisi, imajinasi, serta kreasi

bersama-sama pengalaman estetik yang diperoleh, baik pengalaman dari dirinya

sendiri maupun dari luar. Pencipta seni dinyatakan dan diungkapkan menjadi bentuk

simbolis yang agung sehinggadapat diamati oleh pihak lain, Bastomi (1992 : 21-22)

sesungguhnya seni sebagai ungkapan rasa keindahan, juga merupakan salah satu

kebutuhan manusia yang universal. Seni tidak hanya menjadi milik orang kaya atau

orang serba berkecukupan, melainkan juga kebutuhan orang miskin atau orang yang

hidup dalam serba kesulitan, Budi santosa (1994 : 1) kata atau istilah musik dikenal

dari bahasa Yunani musike Hajana, (1983 : 6-7) Musike berasal dari perkataan muse

yaitu sembiln dewa-dewi Yunani dewa-dewi dibawah pimpinan dewa Apollo yang

melindungi seni dan ilmu pengetahuan. Di dalam mihtologi Yunani kuno, musika

mempunyai arti keindahan yang terjadi berasal dari kemurahan hati para dewa

Yunani yang diwujudkan sebagai bakat musik. Musik bukanlah sekedar hadiah atau

bakat dari para dewa, musik juga terjadi oleh karena akal budi manusia dalam bentuk

teori atau ide yang konseptual. Musik bukan hanya meliputi emosi atau rasa akan

tetapi juga menimbulkan rasio atau akal budi. Sebenarnya banyak pendapat yang

mendefinisikan tentang musik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), "Pengertian musik secara

umum adalah suara yang berirama yang dapat didengarkan oleh telinga manusia.

Musik dapat dinikmati karena alunan dari iramanya yang dapat merubah suasana".

16
Menurut Sunarko, (1985 : 5) Musik adalah penghayatan isi hati manusia yang

dituangkan dalam bentuk bunyi yang teratur dengan melodi, ritme, serta mempunyai

unsur keselarasan yang indah.

Selain Sunarko, Maryoto, (1989 : 9) juga menyatakan bahwa Musik adalah

gerakan bunyi dan musik merupakan totalitas fenomena akustik yang apabila

diuraikan terdiri dari pokok yaitu: (1) Unsur yang bersifat material, (2) Unsur yang

bersifat Spiritual. (3) Unsur yang bersifat moral, musik bukanlah sekedar emosi atau

rasa yang akal budi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa musik merupakan seni yang

melukiskan pemikiran dan perasaan manusia lewat,keindahan suara dalam bentuk

melodi, ritme. dan harmoni. Sebagaimana manusia menggunakan kata kata untuk

memindahkan suatu konsep, ia juga menggunakan komposisi suara untuk

mengungkap perasaan batinnya. Musik merupakan hasil dari cipta dan rasa manusia

atas kehidupan dunianya.

Menurut Elisabeth B. Hurlock, (1996:261) dalam buku Psikologi

Perkembangan-Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, "Musik merupakan

bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia". Beberapa unsur musik

diantaranya:

1. Ritme/Irama

Jamalus, (1988:8) Irama sebagai rangkaian gerak yang menjadi

unsurdasar dalam musik, irama dalam musik terbentuk dari sekelompok

bunyi dengan bermacam-macam lama waktu dan panjang. Irama

17
tersusun atas dasar ketukan tersebut terdiri dari ketukan kuat atau

ketukan lemah

2. Melodi

Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran yang

teratur) yang terdengar berurutan serta bersama dengan mengungkapkan

suatu gagasan (Jamalus, 1988:16)

3. Struktur Lagu

Bentuk atau struktur lagu adalah susunan atau hubungan antara

unsurunsur musik dalam suatu lagu,sehingga menghasilkan komposisi

lagu yang bermakna (Jamalus, 198835)

4. Harmoni

Menurut Jamalus (1988:35), "Harmoni adalah keselarasan bunyi yang

merupakan gabungan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi

rendahnya". Harmoni sebagai gabungan beberapa nada yang dibunyikan

secara serempak atau arpeggio (berurutan), waktu tinggi rendah nada

tersebut tidak sama tetapi selaras kedengarannya dan mempunyai

kesatuan yang bulat

5. Syair

Menurut Suharto (2006:17). "Lirik lagu pada hakikatnya adalah sebuah

bahusa dalam penyusunannya tidak lepas dari kaidah-kaidah musik,

seperti irama lagu, melodi lagu. Di samping harus indah, lirik harus

18
menyesuaikan keindahan irama musik. Lebih lanjut dikatakan lirik atau

sya"ir lagu secara sederhana adalah kata-kata pada lagu

6. Ekspresi

Ekspresi adalah ungkapan pikiran dan perasaan mencangkup tempo,

dinamika dan warna nada dari unsur-unsur pada musik yang diwujudkan

oleh seniman musik, penyanyi yang disampaikan pada pendengarnya

(Jamalus, 1988:38). Dengan begitu ekspresi merupakan unsur perasaan

yang terkandung dalam kalimat bahasa dan kalimat musik, yang melalui

kalimat musik inilah pencipta lagu atau penyanyi mengungkapkan rasa

yang terkandung dalam suatu lagu.

7. Aransemen

Aransemen berasal dari kata arrange yang berarti menyusun musik dan

arrangement yang berarti susunan musik (John M. Echols dan Hassan

Shadily, 2000:38) yaitu mengubah musik kedalam bentuk yang buru,

tetapi tidak meninggalkan bentuk aslinya.

2.7 Kajian Relevan

Kajian relevan adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan

selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk peneltiain selanjutnya di samping

itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan penelitian serta

menujukkan orsinalitas dari penelitian. Penelitian ini adalah penelitian lanjutan, yang

dimana beberapa peniliti telah melakukan penelitian serupa sebagai berikut:

Anisa Algma Putri (2017) dengan judul “Kreativitas Dalam Pembelajaran

19
Seni Budaya (Tari Rentak Bulian) di SMP Negeri 2 Siak Hulu Kabupaten Kampar

provinsi Riau”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kreativitas Dalam

Pembelajaran Seni Budaya (Tari Rentak Bulian) di SMP Negeri 2 Siak Hulu

Kabupaten Kampar provinsi Riau. Adapun hasil penelitian menujukkan bahwa 1)

siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, 2) Siswa memiliki ide yang berbeda-beda,

3) Siswa mampu menggabungkan ide, 4) Siswa mampu mencari ide baru dari

beberapa ide gabungan sebelumnya.

Syefriani dkk (2019) dengan judul “Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni

Budaya Tari Kreasi Kelas XI SMA Negeri 2 Bangko Kabupaten Rokan Hilir Provinsi

Riau”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kreativitas Dalam

Pembelajaran Seni Budaya (Tari kreasi yang dibuat) di SMA Negeri 2 Bangko

Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa 1. Siswa memiliki kelancaran dalam berfikir, 2. Keluwesan berfikir dilihat

pada saat siswa mengeksplorasi, menata dan menyusun gerakkan-gerakkan menjadi

sebuah tarian sesuai dengan tema yang telah ditenttukan oleh kelompoknya, 3.

Kemampuan originality dilihat dari siswa saat menggabungkan hasil pemikiran atau

ide dalam menciptakan gerakan tari, 4. Kemampuan Elaboration dilihat ketika saat

siswa bekerjasama atau berdiskusi dalam memecahkan masalah, 5. Kemampuan

sensitivity dilihat ketika siswa dapat menangkap dan menghasilkan ide ataupun

menentukan tema, gerakan, musik dan menentukan pola lantai dari tari kreasi yang

dibuat.

20
Sri Pertiwi Mardhatilah dkk (2021) dengan judul “Kreativitas Siswa Dalam

Belajar Seni Budaya di SMP N 3 Sawahlunto”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kreativitas memiliki pengaruh terhadap hasil pembelajaran seni budaya pada materi

keramik yang dipelajari siswa. Melalui kreativitas siswa dapat mengetahui rasa ingin

tahu, tanggung jawab, disiplin, bersikap jujur, percaya diri, mampu bekerjasama

dengan baik dan ide-ide untuk keterampilan seni keramik dapat dilakukan dengan

sistematis.

Suyetti Fatma (2021) dengan judul “ Meningkatkan Kreativitas Seni Siswa

Melalui Metode Free Expression Pada Pembelajaran Membuat Gambar Ilustrasi di

Kelas VI C SLB Luak Nan Bungsu Payakumbuh. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Peningkatan hasil belajar dan kreativitas siswa dengan tekhnik gradasi dimulai

dari kegiatan pra siklus dengan nilai rata rata 68,66 menjadi 75,30 pada siklus I lalu

meningkat kembali menjadi 83,00 pada siklus II. Ketuntasan individual juga

meningkat dari 33 % pada kegiatan pra siklus menjadi 67 % pada siklus I dan 100 %

pada siklus II. Ini membuktikan bahwa metode free expression sesuai dijadikan

alternatif metode pembelajaran yang dapat diajarkan di kelas VI C SLB karena dapat

meningkatkan kreativitas Seni Budaya siswa.

Yasrizal Indri (2018) Peningkatan Kreativitas Siswa Melalui Permainan Cipta

Lagu Dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMK Negeri 1 Benai. Hasil penelitiannya

menunjukkan peningkatan kreativitas siswa melalui permainan cipta lagu dalam

pembelajaran Seni Budaya dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa

pada mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Benai.

21
22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Sumarta

(2015:50) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki

suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Jenis penelitian yang

akan penulis lakukan adalah penelitian lapangan, yaitu : “Suatu

penelitian yang dilakukan secara sistematis dengan mengangkat data

yang ada dilapangan (Suharismi Arikunto, 1995). Dimana untuk

mendapatkan hasil dari penelitian ini, penulis mendapatkan data-data

yang diperlukan melalui temuan data dilapangan dengan mencari data-

data yang ada yaitu penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan

dengan masalah yang penulis bahas. Selain itu, peneliti melakukan

penelitian dengan menguraikan faktafakta yang terjadi secara alamiah

dengan menggambarkannya secara semua kegiatan yang dilakukan

melalui pendekatan lapangan, dimana usaha pengumpulan data dan

informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas

semua yang telah dikumpulkan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penentuan lokasi penelitian menurut Moleong (2017:127) menentukan

cara terbaik untuk ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substansif dan
menjajaki lapangan dan mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada dilapangan.

Sementara itu keterbatasan geografi dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga pelu juga

dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi. Lokasi yang diambil dalam

penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive), yang dilakukan di SMA N 6

Pekanbaru, dengan alasan karena kurangnya kreatifitas siswa terhadap pembelajaran

seni budaya di SMA N 6 Pekanbaru. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret

2023.

3.3Subjek Penelitian

Moleong (2017:132) mendeskripsikan subjek penelitian

sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

latar penelitian.. Adapun subjek yang menjadi sasaran pengamatan

atau informan adalah seluruh siswa dan guru yang terlibat menjadi

subjek penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data kualitatif adalah data yang berupa pendapat sehingga

tidak berupa angka, tetapi berupa kata atau kalimat. Adapun yang

menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah data primer adalah

data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya bisa melalui

wawancara, jejak dan lain-lain (Sugiyono, 2013:225). Dalam

penelitian ini, data primer yang digunakan peneliti adalah wawancara

kepada seluruh siswa dan guru seni budaya SMA N 6 Pekanbaru.

24
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan di gunakan dalam

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan cara pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti dengan cara turun langsung kelapangan untuk

pengamatan secara langsung (Sugiyono, 2013:231). Dalam hal ini, observasi

dilakukan dengan melihat secara langsung ke sekolah, yakni di SMA N 6

Pekanbaru dengan tujuan untuk melihat kondisi sekolah, jumlah siswa dengan

teknik wawancara dan angket.

2. Wawancara

Wawancara menurut Sugiyono (2016:194) menyatakan bahwa

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, serta juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud

memperoleh pengetahuan tentang mana-mana sujektif yang dipahami individu

berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi

terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakuan melalui pendekatan

lain. Dengan melakukan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang

lebih mendalam tentang informan dalam menginterpretasikan situasi dan

25
fenomena yang terjadi, dimana tidak bisa ditemukan jika hanya melalui

observasi.

Wawancara terdapat beberapa bentuk, yaitu:

a. Wawancara informal, yakni proses wawancara sangat bergantung pada

pewawancara itu sendiri dan bergantung pada spontanitas dalam mengajukan

pertanyaan kepada terwawancara (Sugiyono, 2016:211)

b. Wawancara dengan pedoman umum, yakni dalam proses wawancara peneliti

dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang

mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan

pertanyaan. Pedoman wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar

tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang

direncanakan dapat seluruhnya tercakup (Sugiyono, 2016:211).

Tipe wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara dengan pedoman umum, dimana peneliti dilengkapi dengan

pedoman wawancara yang sangat umum, berisi isu-isu yang harus diliput

tanpa menentukan urutan pertanyaan. Teknik wawancara tersebut untuk

menggali data secara langsung dengan subjek yang terkait gambaran

kreativitas yang dimiliki oleh subjek, bentuk kreativitas subjek dalam

mengembangkan media pembelajaran, dan cara subjek dalam

26
mengembangkan media pembelajaran. adapun informan yang di wawancarai

dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran seni budaya di SMA N 6

Pekanbaru.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,

dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang

dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan seperti jumlah siswa dan profil SMA N 6 Pekanbaru

tersebut dengan melihat gejala dan masalah yang ada di SMA N 6 Pekanbaru.

3.6 Teknik Analisa Data

Menurut Sugiyono (2013:244) Teknis analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Dengan menggunakan analisis kualitatif.,

peneliti akan menjabarkan hasil penelitian dengan deskripsi hasil wawancara dengan

guru dan siswa, hasil observasi dan dokumentasi sesuai dengan indikator kreativitas.

3.6.1 Reduksi Data

Reduksi data yaitu merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang dianggap penting, mencari pola dari suatu tema serta membuang

27
yang tidak perlu. Reduksi data bisa merupakan dari analisis, menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, dan mengorganisasi data, dengan cara sedemikian

rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik. Dalam penelitian ini, penulis

merangkum data yang didapatkan baik dari observasi maupun wawancara, kemudian

memilih hal pokok dari tema yang diangkat yaitu mengenai kreativitas guru dalam

mengembangkan media pembelajaran.

3.6.2 Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan

untuk melakukan penarikan kesimpulan dengan menyajikan sekumpulan informasi

yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Hal

tersebut dilakukan dengan tujuan menyederhanakan tanpa mengurangi isinya. Pada

penelitian ini, secara teknis data-data yang telah diorganisis kedalam matriks analisis

data akan disajikan ke dalam bentuk teks naratif, gambar, tabel, dan foto. Penyajian

data tersebut dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil temuan yang diperoleh

dalam wawancara terhadap informasi serta menampilkan dokumen sebagai data

penunjang yang dapat memberikan informasi tentang jawaban atas permasalahan

yang telah diuraikan.

3.6.3 Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses analisa data. Pada tahap ini,

peneliti mengutarakan kesimpulan dari data yang telah diperoleh selama penelitian.

Penarikan kesimpulan merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang

diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat dan mudah dipahami. Tahap ini

28
menjelaskan bagaimana dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami

arti dari berbagai hal yang ditemukan dengan melakukan pencatatan data wawancara

maupun observasi, dan menarasikan dari literatur referensi dari buku yang berkaitan

dengan tema penelitian yakni mengenai perilaku konsumtif. Hal tersebut diverifikasi

dengan temuan-temuan data selanjutnya dan akhirnya sampai pada penarikan

kesimpulan akhir yang merupakan bagian akhir dari penelitian. Dalam menganalisis

suatu masalah yang lebih spesifik dan tepat dengan teori-teori yang sesuai.

3.7 Teknik Keabsahan Data

Trianggulasi adalah cara yang paling umum digunakan dalam

penjaminan validitas data dalam penelitian kualitatif. Trianggulasi

merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan data atau

sebagai pembanding terhadap data itu. Penelitian ini menggunakan

tiga macam trianggulasi, yang pertama, trianggulasi sumber data yang

berupa informasi dari tempat, peristiwa dan dokumen serta arsip yang

memuat catatan berkaitan dengan data yang dimaksud. Kedua,

trianggulasi teknik atau metode pengumpulan data yang berasal dari

wawancara, observasi, dan dokumen. Ketiga, trianggulasi waktu

pengumpulan data merupakan kapan dilaksanakannya trianggulasi atau

metode pengumpulan data. Keabsahan data dalam penelitian ini

menggunakan trianggulasi, Sugiyono (2013:273), menjelaskan ada

29
tiga macam trianggulasi. Ketiga trianggulasi tersebut yaitu triangulasi

sumber, pengumpulan data, dan waktu.

30
BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah SMA N 6 Pekanbaru

Sebelum namanya menjadi SMA Negeri 6 Pekanbaru, sekolah

ini sudah beberapa kali berganti nama. Awalnya bernama SMA Negeri

4 Pekanbaru yang merupakan kelas jauh dari SMA Negeri 1

Pekanbaru yang dipimpin oleh Ibu Nurmalia Harahap. Oleh karena itu,

SMA Negeri boleh dikatakan pengembangan dari SMA Negeri 1

Pekanbaru. Ini dikarenakan SMA Negeri 1 Pekanbaru tidak

memungkinkan lagi untuk menampung siswa yang makin lama makin

meningkat, sedangkan ruang belajar yang tersedia terbatas. Atas dasar

ini maka pimpinan SMA Negeri 1 Pekanbaru mengambil inisiatif

untuk membuka kelas jauh. Lokasi yang dipilih adalah Rejosari yang

letaknya kira-kira 4 km dari SMA Negeri 1 Pekanbaru. Tahap pertama

dibangun kelas sebanyak 4 ruangan, yaitu pada tahun 1981. Melihat

perkembangannya yang begitu pesat, maka kelas jauh ini mendapat

tambahan kelas sebanyak 3 ruangan pada tahun 1982. Kemudian pada

tahun berikutnya yaitu pada tahun 1983 ditambah lagi 3 ruangan

sehingga seluruhnya berjumlah 10 ruangan belajar

31
Pada tahun 1983 kelas jauh ini diusulkan untuk menjadi sebuah

sekolah negeri, usulan ini diterima oleh pemerintah yaitu dengan

mengeluarkan surat keputusan tanggal 9 November 1983 (SK No.

0473/0/1983), dan sekaligus diberi nama SMA Negeri 4 Pekanbaru.

Sedangkan pelantikan kepala sekolah dilakukan beberapa hari

kemudian yaitu pada tanggal 12 November 1983 yang dipercayakan

kepada Bapak Adiwarno Paul BA , dan tugas beliau berakhir pada 10

Januari 1991. Pada tahun 1991 pergantian kepala sekolah yaitu

dipercayakan kepada Bapak Drs. Umar Ahmad dengan berakhir masa

jabatan bulan Juli tahun 1996. Selanjutnya digantikan oleh kepala

sekolah yang baru yakni Drs. Saadunir yang baru berjalan awal

Agustus 1996.

Tahun ajaran 1997/1998, SMA Negeri 6 Pekanbaru yang

terletak di Kelurahan Rejosari jalan Bambu Kuning No. 28 sesuai

dengan perkembangan, sekolah inipun terus melakukan pembangunan

secara bertahap. Pada saat ini luas bangunan SMA Negeri 6 Pekanbaru

kira-kira 1650 m2 .

Selama perkembangannya, SMA Negeri 6 Pekanbaru telah

mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 9 kali yaitu:

1. Adiwarno Paul, BA

2. Drs. Umar Ahmad (Alm)

3. Drs. Saadunir

32
4. Drs. Isno Rizal Ahmad

5. Drs. Suken Suryana

6. Drs. Wan Syamsurizal, M.Pd (Alm)

7. Drs. Wan Marjohan, M.Pd

8. Erdani, S.Pd

9. Drs. Syamwar, M.P

10. Dra. Hj. Zurina, MM

4.1.2 Visi dan Misi SMAN 6 Pekanbaru

a. Visi

Mewujudkan SMAN 6 Pekanbaru sebagai sekolah berprestasi, berakhlak

mulia, bertaraf nasional, kreatif, disiplin, berbasis IPTEK dan

mengembangkan seni musik lokal serta berwawasan lingkungan

b. Visi

1. Mengembangkan semangat keimanan dan ketaqwaan untuk seluruh warga

sekolah

2. Menciptakan iklim belajar yang kondusif dan menyenangkan dengan

berorientasi kepada pengembangan kompetensi siswa

3. Menumbuhkan semangat bersaing dan kompetitif pada seluruh siswa

ditingkat lokal maupun nasional sehingga dapat diterima pada perguruan

tinggi di Indonesia

33
4. Mengembangkan PBM yang efektif dan inovatif dengan berbasis IPTEK

dan berorientasi kepada pencapaian kompetensi standar nasional

5. Meningkatkan kegiatan olimpiade, keterampilan dan kemampuan dalam

berbagai kegiatan olahraga

6. Menanaman sifat disiplin dari berbagai aspek kehidupan

7. Mewujudkan penataan ruang kelas dan sekolah dengan pemanfaatan lahan

yang efektif secara berkelanjutan. Melestarikan musik lokal, melestarikan

fungsi lingkungan, dan mencegah pencemaran lingkungan

8. Mengintegralkan materi lingkungan hidup dalam materi pembelajaran

9. Menerapkan musik karakter, anti korupsi dan peduli lingkungan.

4.1.3 Profil Sekolah

Tabel 4.1 Profil SMA N 6 Pekanbaru

Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah SMA Negeri 6 Pekanbaru
2 Nomor Statistik Sekolah 1301096008039
3 NPSN 10404017
4 Provinsi Riau
5 Kota Pekanbaru
Kecamatan Tenayan Raya
Kelurahan Bambu Kuning
Alamat Jl. Bambu Kuning No.28
Kode POS 28281
Status Sekolah Negeri
Kelompok Sekolah SMA
Akreditas Amat Baik (A) / 2009
6 Surat Keputusan :
7 Penerbit SK Di TTD Kanwil P&K
8 Tahun Berdiri 1983
9 Tahun Penegrian 1983

34
10 Kegiatan Belajar Mengajar Pagi
11 Bangunan Sekolah Permanen
12 Jarak ke Pusat Kecamatan 5 Km
13 Jarak ke Pusat Kota 4 Km
14 Jarak pada Lintasan 2 Km
15 Email sman6.pkb@yahoo.com
16 Website sman6pekanbaru.sch.id
Sumber: Bagian Administrasi SMA N 6 Pekanbaru

4.1.4 Keadaan Guru dan Siswa

4.1.4.1 Keadaan Guru dan Tenaga Administrasi

Guru merupakan sumber utama terlaksananya proses belajar

mengajar di suatu lembaga pendidikan. Adapun tenaga pengajar yang

mengajar di SMA Negeri 6 Pekanbaru berjumlah 64 orang.

Tabel 4.2 Keadaan guru SMA N 6 Pekanbaru

No Mata Pelajaran Jumlah


1 Pend. Agama Islam 4 Orang
2 Agama Kristen 1 Orang
3 Pkn 2 Orang
4 Bahasa Indonesia 5 Orang
5 Bahasa Inggris 6 Orang
6 Matematika 8 Orang
7 Sejarah 5 Orang
8 Seni Musik 3 Orang
9 Penjaskes 4 Orang
10 Fisika 5 Orang
11 Biologi 3 Orang
12 Kimia 4 Orang
13 Geografi 2 Orang
14 Ekonomi 5 Orang
15 Sosiologi 4 Orang
16 TIK 1 Orang
17 Bimbingan Konseling 2 Orang
Total 64 Orang
Sumber: Bagian Administrasi SMA N 6 Pekanbaru

Tabel 4.3 Tenaga administrasi SMA N 6 Pekanbaru

35
No Nama Jabatan
1. Hj. Zurina, MM Kepala Sekolah
2. Malesiani, S.Sos Kepala Tata Usaha
3. Elsa Farida, S.Pd Wakil Kurikulum
4. Nunung Supriati, S.Pd Wakil Kesiswaan
5. Tety Hariyaty, S.Pd Wakil Sarana
6. Sarinah, S.Pd Wakil Humas
7. Nurrahmi, S.Pd Koordinator BK
8. Dra. Meirita Pustakawan
9 Drs. Agung Basuki Labor IPA
10 Dwi Puji Astuti, S.Pd Lapor IPS
11 Slamet, S.Kom Labor Komputer
12 - Yuhilman Mubarak Keamanan
- M. Yusman
13 - Sudaryanto Penjaga Sekolah
- Apriudin
Sumber: Bagian Administrasi SMA N 6 Pekanbaru

4.1.4.2 Keadaan siswa

Untuk Tahun Ajaran 2022/2023, jumlah siswa 1.044 orang,

meliputi kelas X ada 340 siswa, kelas XI ada 350 siswa, dan kelas XII

ada 354 siswa.

4.1.4.3 Kurikulum

Setiap sekolah diharuskan menerapkan kurikulum yang berlaku

saat ini. SMA Negeri 6 Pekanbaru menerapkan kurikulum 2013 untuk

kelas X, XI dan XII. SMA Negeri 6 Pekanbaru dalam melaksanakan

pembelajaran menerapkan sistem paket yang berarti semua siswa/i

wajib mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar

yang sudah ditetapkan untuk masing-masing kelas sesuai dengan

struktur kurikulum yang berlaku di Sekolah Menengah Atas Negeri 6

36
Pekanbaru. SMA Negeri 6 Pekanbaru memiliki kurikulum K13 dengan

kelulusan dari masing-masing mata pelajaran yang berbeda sesuai

dengan ketetapan kurikulum tersebut.

4.1.4.4 Sarana dan Prasarana

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana SMA N 6 Pekanbaru

No. Nama Sarana Jumlah Luas (m2) Ket.


1. Ruang Kepala Sekolah 1 4x5 Milik

2. Ruang Tata Usaha 1 8x10 Milik


Ruang Wakil Kepsek Sarana
3. 1 3x8 Milik
Ruang Wakil Kepsek Kesiswaan
4. 1 3x8 Milik
5. Ruang Belajar (kelas) L.t. 1 24 8x10 Milik
6. Ruang Belajar (kelas) L.t. 2 6 8x10 Milik
7. Ruang Bendahara Komite 1 3x8 Milik
8. Ruang UKS 1 6X6 Milik
9. Ruang OSIS 1 8X3 Milik
10. Ruang Piket 2 3x6 Milik
11. Ruang Ibadah/Mushalla 1 8x8 Milik
12. Kamar Mandi/WC siswa I 10 8x8 Milik
13. Kamar Mandi/WC siswa II 10 10x1,5 Milik
14. Laboratorium Kimia 1 15x8 Milik
15. Ruang Rohis 1 4x6 Milik
16. Ruang Pramuka 1 8x3 Milik
17. Laboratorium Biologi 1 13x8 Milik
18. Ruang BK 1 3x8 Milik
19. Ruang Majelis Guru 1 30x6 Milik

37
R. Wakasek Humas & Kurikulum
20. 1 3x8 Milik
21. Ruang Multimedia 1 8x10 Milik
22. Laboratorium Komputer 1 8x10 Milik
23. Ruang Sarana Umum L.t. 2 1 22x8 Milik
24. Laboratorium Fisika 1 15x8 Milik
25. Ruang Musik L.t. 2 1 8x8 Milik
26. Ruang Kesenian 3R 1 8x8 Milik
27. Perpustakaan 1 8x15 Milik
28. Sekretariat Bank Sampah 1 2x2,5 Milik
29. Rumah Penjaga Sekolah 1 6x6 Milik
30. Kantin 1 8x10 Milik
31. Ruang Tamu 1 8x6 Milik
Lapangan (Futsal,Volly, Basket)
32. 1 20x30 Milik
33. Gudang 1 3x10 Milik
Sumber: Bagian Administrasi SMA N 6 Pekanbaru

4.2 Penyajian Data


4.2.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pembelajaran Seni Budaya
(Seni Musik) Siswa Kelas X di SMA N 6 Pekanbaru Tahun Ajaran
2022/2023
Menurut Hanifa dan Julia (2014) berpikir kreatif merupakan

kemampuan yang sangat penting dan tergolong dalam kemampuan

tingkat tinggi karena didalamnya menerapkan aspek keterampilan

kognitif, efektif, dan metakognitif. Dengan arti lain bahwa berpikir

kreatif peserta didik mampu menghasilkan suatu konsep temuan yang

unik, seni yang baru.

Menurut Hanifa dan Julia (2014) ciri-ciri anak yang kreatif

dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan efektif. pada

Aspek kognitif ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan

38
kemampuan berpikir kreatif atau divergen, yang ditandai dengan

adanya beberapa keterampilan tertentu, seperti : keterampilan berpikir

lancar, berpikir luwes/fleksibel, berpikir orisinal, keterampilan

merinci, dan keterampilan menilai. Makin kreatif seseorang, maka ciri-

ciri ini makin melekat pada dirinya. pada aspek afektif, ciri-ciri kreatif

yang lebih berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang, yang

ditandai dengan berbagai perasaan tertentu, seperti : rasa ingin tahu,

bersifat imajinatif/fantasi, sifat berani mengambil resiko, sifat

menghargai, percaya diri, keterbukaan terhadap pengalaman baru.

Untuk membahas permasalahan dalam kemampuan berpikir

kreatif dalam pembelajaran seni budaya (seni musik) siswa kelas X di

SMA N 6 Pekanbaru Tahun Ajaran 2022/2023, menggunakan teori

Hanifa dan Julia (2014).

4.2.1.1 Kelancaran

Menurut teori Hanifah dan Julia (2014), kelancaran adalah

kemampuan peserta didik dalam mengemukakan beberapa pendapat

dalam pembelajaran. Berpikir kreatif memungkinkan peserta didik

untuk melihat berbagai kemungkinan jawaban atas penyelesaian

masalah dari luar maupun pada proses pembelajaran di sekolah.

Berpikir kreatif pun memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan

otak peserta didik.

39
Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas X di SMA N 6

Pekanbaru aktif terlibat dalam pelajaran seni budaya. keaktifan siswa

terlihat dari intensitas diskusi seperti selalu memberikan pendapat

kepada guru mengenai hal-hal yang dianggap baru dalam aktivitas

belajar.

Menurut hasil wawancara dengan Hario Perdana selaku guru

seni budaya di SMA N 6 Pekanbaru mengatakan bahwa : “Dalam

pembelajaran seni musik, kita ada penyampaian materi oleh guru

sebelum adanya praktik. Disitu kita mentransfer materi kepada siswa

dengan harapan siswa menguasai semua teori seni musik yang kami

ajarkan. tapi sesuai dengan harapan kami sebagai guru, siswa kita

sangat mampu mengemukakan pendapat mereka dalam pembelajaran

seni musik. Dan siswa selalu menunjukkan keaktifan dalam setiap

pembelajaran”. (22 Mei 2023).

40
Gambar 4.1 Wawancara dengan Hario Perdana (Guru Seni Budaya)

Selanjutnya Juana Eka Tari juga guru seni budaya mengatakan:

“Sejauh ini siswa sangat aktif terlibat dalam pembelajaran. siswa

merasa perlu untuk berpendapat dalam disukusi-diskusi ataupun saat

praktik diluar kelas. ini juga merupakan bentuk kemajuan ya dari

siswa.” (22 Mei 2023).

41
Gambar 4.2 Wawancara dengan Juana Eka Tari (Guru Seni Budaya)

Siti Halimah juga mengatakan : “Kalau mengemukakan

pendapat memang kita sudah melatih anak-anak didik untuk terbiasa

dengan itu ya. jadi dalam penyampaian materi ataupun saat praktik

kita akan membuat sesi diskusi yang selalu melibatkan semua siswa.

sehingga kita bisa evaluasi kemajuan kemampuan mengeluarkan

pendapat dari siswa.” (22 Mei 2023).

42
Gambar 4.3 Wawancara dengan Siti Halimah (Guru Seni Budaya)

Kelancaran adalah salah satu indikator dari berpikir kreatif. Dalam

pembelajaran seni musik, siswa dituntut untuk mampu berpikir kreatif

dan lancar dalam menuangkan ide dalam teori dan praktik materi

pembelajaran. Berdasarkan wawancara diatas, guru mata pelajaran

seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan bahwa siswa

kelas X menunjukkan kemajuan yang sangat baik dalam

menyampaikan pendapatnya saat belajar dikelas. hal ini dibuktikan

dengan aktifnya siswa memberikan pendapat atau bertanya kepada

guru saat penyampaian materi pembelajaran:

43
Gambar 4.4 Suasana membelajaran Seni Budaya yang memperlihatkan
keaktifan siswa dalam berpendapat di kelas.

Hal yang sama juga berlaku saat siswa sedang melakukan praktik

seni musik dimana siswa mampu menunjukkan pendapat dalam

pembelajaran seni musik. Zaman yang semakin cepat ini siswa

dituntut untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan cepat.

Menyelesaikan masalah dengan cepat membutuhkan kemampuan

berpikir kreatif, karena dengan kemampuan tersebut siswa akan

memiliki berbagai cara untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.

44
Apabila memiliki cara dalam menyelesaikan permasalahan, maka akan

lebih cepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. individu yang

dianggap kreatif adalah seorang pemikir yang benar-benar baik dalam

membangun informasi antara berbagai hal yang tidak disadari orang

lain secara spontan. Suatu sikap kreatif sekurangkurangnya sama

pentingnya dengan keterampilan berpikir kreatif.

Hal ini dibenarkan oleh Hario Perdana: “Sangat mampu,

menurut kami sebagai guru sangat mampu ya. Kita dalam aktivitas

belajar mengajar ada interaksi antara guru dan siswa. Disitu kita

melihat perkembangan anak-anak kita kelas X dan mengevaluasi

kemampuan mereka secara rutin. Jadi siswa sekarang ini banyak yang

kreatif. Misalnya dalam memutuskan musik untuk drama, itu mereka

mampu mendesain sendiri musik latar yang sangat bagus dan bahkan

belum pernah digunakan oleh pentas drama manapun”. (22 Mei 2023).

guru mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru

menyatakan bahwa siswa menunjukkan kemampuan berpikir lancar

dan kreatif saat berdiskusi dengan guru. Misalnya dalam praktik

pentas drama, siswa mendesain sendiri musik yang menarik oleh

masing-masing kelompok. Perilaku siswa tersebut menunjukkan

kelancaran dalam berpikir dan mampu mengembangkan pemikiran

kreatif dalam praktik belajar. karena itu tidak jarang siswa kelas X

45
SMA N 6 Pekanbaru sering bertukar pikiran antara sesama siswa

maupun dengan guru seni budaya. Hal ini dibenarkan oleh Juana Eka

tari: “Memberikan ide kreatif selalu, kita kan ada praktik musik ya.

Dalam penerapan seni musik ini beragam. Itu kebanyakan ide dari

siswa semua. Dan memang kita menyerahkan semua aktivitas musik

itu murni kepada siswa semua. Jadi kita arahkan, nanti siswa yang

beraktivitas dan meraka mampu melaksanakan dengan kreatif. Kami

sebagai guru mengawasi dan membimbing. Namun hampir 100 %

semua di hendel oleh siswa aktivitas praktik seni musiknya.” (22 Mei

2023).

Berdasarkan wawancara diatas, guru mata pelajaran seni budaya

kelas X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan bahwa siswa dapat

memberikan ide-ide yang kreatif pada pembelajaran seni budaya. Hal

ini dibuktikan oleh keadaan dimana guru tidak lagi menjadi pelaksana

aktivitas seni musik di sekolah, melainkan hanya mengawasi siswa

yang telah mampu mendesain sendiri aktivitas praktif musik siswa

kelas X. dengan demikian siswa telah mampu mengikuti pelajaran

deni musik dengan baik. berpikir lancar ditunjukkan dengan siswa

mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau

jawaban, Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan

berbagai hal, Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan

berbagai hal, Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. hal ini

46
dibenarkan oleh Siti Halimah sebagai berikut: “Oh sudah baik sekali,

karena sejauh ini siswa sudah sangat mampu mempresentasikan yang

telah di ajarkan guru pada pembelajaran seni musik.” (22 Mei 2023).

Berdasarkan wawancara diatas, guru mata pelajaran seni budaya

kelas X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan bahwa siswa menunjukkan

bahwa siswa sudah sangat mampu mengikuti pembelajaran seni musik

dengan sangat baik. ditandai dengan siswa mampu berpikir kreatif dan

berpikir lancar pada saat mempelajari materi dan praktik seni musik.

Perilaku siswa kelas X SMA N 6 Pekanbaru yang menunjukkan

kelancaran berpikir adalah mengajukan banyak pertanyaan, menjawab

dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, mempunyai banyak

gagasan mengenai suatu masalah, Lancar mengungkapkan

gagasangagasannya dan Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih

banyak dari orang lain.

4.2.1.2 Keluwesan

Menurut teori Hanifah dan Julia (2014), keluwesan adalah

keterampilan berpikir yang berbeda dari orang lain, mencari alternatif

jawaban secara variatif, memberi pertimbangan yang berbeda terhadap

situasi yang dihadapi dan mampu mengubah arah berpikir secara

spontan.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kebanyakan siswa

sudah mampu menjawab pertanyaan guru saat belajar dikelas tanpa

47
berpedoman kepada buku teks. namun masih terdapat siswa dalam

jumlah yang kecil yang monoton dengan buku teks saat memberikan

pendapat. sejauh pengamatan peneliti saat observasi siswa sudah luwes

dalam aktivitas belajar seni budaya di kelas X SMA N 6 Pekanbaru.

Berdasarkan penelitian yang dilkaukan, guru mata pelajaran

Seni Musik di SMA N 6 Pekanbaru menyebutkan upaya pembentukan

pribadi siswa kelas X SMA N 6 Pekanbaru, gurum mengupayakan

siswa mendapat porsi yang lebih utama dalam pembelajaran musik di

sekolah. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu

membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Ma ha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa

Indonesia), memiliki nalar (maju, cukup cerdas, kreatif, inovatif, dan

bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan

sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, demokratis), dan berbadan

sehat sehingga menjadi manusia mandiri.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa

siswa kelas X SMA N 6 Pekanbaru telah menunjukkan indikasi

mampu menunjukkan kreativitas berbeda saat pembelajaran seni

musik. Hal ini dibenarkan oleh Hario Perdana: Kalau berpikir kreatif

saya yakin sekali siswa sudah sangat mampu. Namun kalau keragaman

kreativitas tidak pada semua siswa. Tidak semua siswa belum mampu

menunjukkan kreativitas yang berbeda pada setiap materi musik yang

48
kami ajarkan, karena butuh proses bagi siswa kami untuk belajar.” (22

Mei 2023).

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang

untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa serta dapat

juga mengubah prilaku peserta didik menjadi manusia yang lebih baik.

Dalam proses belajar dan pembelajaran diharapkan dapat mengubah

pola pikir siswa dalam segala aspek termasuk kemampuan berpikir

kreatif siswa. Berdasarkan wawancara diatas, guru mata pelajaran seni

budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan bahwa siswa

menunjukkan bahwa siswa memang sudah mampu berpikir luwes dan

kreatif. Namun belum semua siswa mampu menunjukkan kreativitas

yang berbeda pada setiap materi musik yang diajarkan. Siswa masih

memerlukan bimbingan dari guru untuk mengembangkan keluwesan

dalam berpikir.

Tujuan dari kemampuan berpikir luwes adalah salah satunya siswa

dapat menemukan jawaban alternatif yang berbeda-beda pada

pembelajaran seni musik. Berikut tanggapan Juana Ekatari: “Untuk

mendorong kreatifitas siswa kita menyiapkan berbagai upaya ya.

Mulai dari evaluasi materi, teknik mengajar dan model pembelajaran.

Sejalan dengan itu dari hasil evaluasi selama ini siswa menunjukkan

perkembangan yang baik dalam belajar seni musik. Dalam setiap

49
praktik musik itu siswa menunjukkan keragaman musik yang menarik

hasil dari kreatifitas mereka. .” (22 Mei 2023).

Suasana proses pembelajaran yang seringkali menjadikan guru

sebagai pusat informasi dalam kegiatan pembelajaran akan

menghambat kemampuan berpikir kreatif, karena siswa akan sangat

bergantung pada guru dan kurang memiliki kemandirian dalam

menghadapi suatu masalah. Selain itu, rendahnya kemampuan berpikir

kreatif mengakibatkan siswa kesulitan menyelesaikan masalah yang

dihadapi dalam pembelajaran. Kemampuan berpikir kreatif dapat

berupa imajinasi individu dalam memecahkan masalah sehingga

berpikir kreatif dapat dikembangkan dalam pembelajaran.

Kemampuan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah adalah

kemampuan berpikir kreatif. Berdasarkan wawancara diatas, guru

mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan

bahwa siswa menunjukkan bahwa siswa sudah mampu menemukan

jawaban alternatif yang berbeda-beda pada pembelajaran seni musik.

Hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa yang mampu

melaksanakan praktik seni musik secara beragam dan menarik untuk

di kembangkan bagi kelas lainnya. Tentu saja upaya tersebut tidak

lepas dari pengawasan guru bidang studi seni budaya. berikut

tanggapan Siti Halimah : “Dalam penerapan seni musik kita mengacu

kepada bahan ajar , dan dari RPP kita kan ada pemetaannya ya, ada

50
indikator pembelajaran berkala. Itu juga yang kita terapkan kepada

siswa kita. Jadi cara siswa mengembangkan seni musik itu

berdasarkan materi dari guru dan sesuai dengan indikator pelaksanaan

pembelajaran seni musik. Namun sejauh ini siswa menunjukkan

perkembangan bermusik sangat baik. ” (22 Mei 2023).

kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dibentuk melalui

proses pembelajaran sehingga siswa mampu menuangkan gagasan-

gagasan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Kemampuan berpikir kreatif mendapatkan perhatian yang cukup besar

dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah melalui

pembelajaran seni musik dengan media musik kreasi. Pada hakekatnya

kegiatan pembelajaran seni musik memiliki makna yang membantu

peserta didik dalam membentuk kematangan kepribadian individu agar

memiliki berbagai kompetensi yang dibutuhkan dalam kegiatan sehari-

hari melalui musik sebagai media pendidikan. Siswa diharapkan

mampu mengembangkan potensi seni musik melalui berbagai

pengalaman dalam pembelajaran seperti eksplorasi, apresiasi, latihan,

kerjasama antara kelompok dan berbagai pengalaman kegiatan dalam

pembelajaran lainnya. Berdasarkan wawancara diatas, guru mata

pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan

bahwa siswa menunjukkan bahwa siswa dalam bimbingan dan

51
pengawasan guru dalam belajar seni musik. Namun dalam evaluasi

keluwesan siswa dalam belajar menunjukkan perkembangan yang luar

biasa pada keluwesan siswa dalam belajar musik.

Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya berpikir kreatif

siswa dalam pembelajaran seni musik adalah kurangnya kemampuan

guru dalam menerapkan pembelajaran yang bervariasi terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan, lemahnya kemampuan guru dalam

memilih metode pembelajaran yang mampu menarik minat belajar

siswa selain itu, kurangnya pengetahuan guru mengenai pembelajaran

musik,kondisi yang terjadi di dalam kelas seringkali guru memberikan

materi pembelajaran musik tanpa memahami dan memperhatikan gaya

belajar setiap siswa sehingga akan berdampak pada minat belajar. Hal

ini menyebabkan minat belajar siswa sangat kurang sehingga

keterampilan dan pengetahuan siswa dalam penguasaan materi

pembelajaran seni musik menjadi kurang maksimal.

Dalam membangun kreativitas supaya siswa mampu bersaing

di era global. Menurut Azhar (2018) Kurikulum 2013 menggunakan

pembelajaran tematik terpadu dengan memakai tema, dimana setiap

tema dalam pembelajaran disesuaikan dengan psikologi mereka.

Menurut Setiadi (2016) Kurikulum 2013 dapat mengembangkan

kemampuan siswa secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lembaga

pendidikan tak jarang selalu mengutamakan kecerdasan intelektual

52
atau IQ atau intelegensi dan mengesampingkan keterampilan motorik

siswa, padahal keterampilan motorik dan intelegensi memiliki peranan

dalam prestasi belajar.

4.2.1.3 Berpikir orisinil (Keaslian)

Menurut teori Hanifah dan Julia (2014), Keaslian yaitu

keterampilan peserta didik dalam melahirkan ide-ide baru yang unik,

membuat kombinasi yang tidak lazim untuk menunjukkan diri,

mencari pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah dengan

caranya sendiri.

Berdasarkan hasil observasi siswa kelas X SMA N 6 Pekanbaru

sudah mampu dan sangat baik dalam mengeluarkan ide-ide terkait

materi pelajaran yang di praktikan diluar penyampaian materi

pelajaran. seperti berbagi ide dengan guru untuk apa yang sebaiknya

disiapkan dan dibuat oleh kelompok siswa dalam sebuah even.

Berdasarkan penelitian yang dilkaukan, guru mata pelajaran

Seni Musik di SMA N 6 Pekanbaru menyebutkan Penerapan metode

pembelajaran ceramah pada proses belajar mengajar musik

menyebabkan siswa tidak bersentuhan langsung dengan musik itu

sendiri karena siswa lebih banyak menerima definisi-definisi yang

bersifat teoretis. Dengan demikian, musik akan dipahami tidak secara

utuh sebagai satu kesatuan, tetapi menjadi terpisahpisah. Dalam hal ini

ritme, melodi, tangga nada, dan harmoni berdiri sendiri, sehingga

53
tujuan pembelajaran yang diharapkan semakin jauh untuk dapat

dicapai. Akibatnya, minat siswa terhadap pelajaran musik semakin

merosot dan menyebabkan kemampuan belajar musik kurang

menggembirakan.

Menurut guru mata pelajaran Seni Musik di SMA N 6

Pekanbaru Untuk dapat mengoptimalkan pelajaran musik sebagai

sarana pembentukan pribadi, maka pendekatan pembelajaran yang

digunakan sebaiknya adalah pembelajaran musik berbasis kreativitas.

Pembelajaran musik berbasis kreativitas tidak hanya menekankan

pelajaran musik dari segi teori, tetapi juga praktik, serta sebanyak

mungkin melibatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran musik.

Pembelajaran musik berbasis kreativitas memberikan peluang dan

wadah bagi siswa untuk berperan dengan imajinasi dan kreativitasnya

dalam proses belajar mengajar musik.

Berpikir orsinil adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan

unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. Dalam

penelitian yang dilakukan, ditemukan siswa kelas X SMA N 6 mampu

memberikan keterampilan yang berbeda pada pembelajaran seni

musik. Hal ini dibenarkan oleh Hario Perdana: “Dalam praktiknya

siswa menunjukkan kemajuan yang baik dalam bermusik. Buktinya itu

siswa mampu menciptakan karya sendiri yang biasanya kita tampilkan

54
pada saat ulang tahun sekolah. Ini menunjukkan kreativitas siswa yang

sangat baik.” (22 Mei 2023).

Berdasarkan wawancara diatas, guru mata pelajaran seni

budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan bahwa siswa

menunjukkan bahwa siswa berpikir orisinil dan menunjukkan

kreativitas dalam karya bermusik. Dalam penerapan seni musik pada

siswa, guru seni budaya di SMA N 6 Pekanbaru mengarahkan siswa

untuk mampu menciptakan karya yang berhubungan dengan seni

musik. Dalam menjawab arahan guru tersebut, sangat banyak siswa

yang menunjukkan keaslian kreativitas mereka pada pentas seni yang

diadakan sekolah. Berpikir orisinil ditunjukkan siswa dengan

memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan orang

lain, Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha me-mikirkan

cara-cara yang barudan Memilih cara berpikir yang lain daripada yang

lain.

Keterampilan berpikir kreatif tergolong keterampilan yang

harus dikuasai oleh siswa pada era saat ini. Alasanya, pada era tersebut

muncul berbagai tuntutan zaman yang semakin kompleks.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat menjadi faktor utama

manusia untuk lebih berpikir kreatif. Tahapan yang terdapat dalam

proses berpikir kreatif mulai dari tahap persiapan, inkubasi,

pengetahuan, evaluasi, dan elaborasi sangat penting dalam

55
menghasilkan suatu inovasi untuk menjawab permasalahan dalam

kehidupan nyata. Selain itu, keterampilan berpikir kreatif juga sangat

bermanfaat untuk siswa dalam menciptakan kreasi dan ekspresi

berpikir. Sehingga sangat penting bagi siswa untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif dalam upaya menghadapi perkembangan

teknologi dan terjadinya perubahan yang dinamis.

Berpikir kreatif memungkinkan peserta didik untuk melihat

berbagai kemungkinan jawaban atas penyelesaian masalah dari luar

maupun pada proses pembelajaran di sekolah. Berpikir kreatif pun

memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan otak peserta didik.

Hal ini di benarkan oleh Juana Ekatari: Dari evaluasi pembelajan seni

musik selama semester berjalan menunjukkan siswa mau

mengesplorasi diri meraka ke dalam seni musik dengan baik, jadi

ketika siswa merasa mendapatkan kendala dalam bermusik, rata-rata

siswa akan bertukar pikiran dan berdiskusi dengan guru namun tetap

mempertahankan pendapat mereka. Jadi kita sebagai guru mengawasi

dan membimbing proses implementasi dari pikiran mereka ini.” (22

Mei 2023).

Berdasarkan wawancara diatas, guru mata pelajaran seni

budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan bahwa siswa

menunjukkan bahwa siswa sudah sangat mampu berikir orisinil. Hal

ini dibuktikan dengan tingginya partisipasi siswa dalam seni musik

56
melalui pengembangan karya sendiri, seperti menciptakan lagu, syair,

puisi dan teks drama musikal. Implementasi keterampilan berpikir

kreatif pada siswa adalah solusi untuk memenuhi kebutuhan dan

menyelesaikan tantangan serta permasalahan di era abad ke 21. Sebab

itu, diharapkan pembelajaran di semua lembaga baik formal dan non

formal mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif pada siswa.

4.2.1.4 Kerincian

Menurut teori Hanifah dan Julia (2014), Kerincian yaitu

peserta didik mampu mengembangkan suatu gagasan yang

diterimanya dan memiliki keterampilan yang tidak cepat puas dengan

pengetahuan yang sederhana.

Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas X SMA N 6

Pekanbaru sangat antusias dalam belajajar seni budaya. suasana

dikelas sangat aktif dengan kegiatan Tanya jawab selama

pembelajaran berlansung. jika ada hal-hal yang tidak dipahami atau

tidak sesuai kebanyak siswa lansung mengeluarkan pendapat dan

gagasannya namun tidak memaksa guru dan teman sekelas untuk

menerima mentah-mentah gagasan tersebut. melainkan didiskusikan

kembali bersama selama pembelajaran berlansung.

Berdasarkan penelitian yang dilkaukan, guru mata pelajaran

Seni Musik di SMA N 6 Pekanbaru menyebutkan siswa yang

mengikuti pembelajaran musik dengan menerapkan unsur kreativitas

57
memiliki kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang

luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya

tidak berhubungan dan mencetuskan solusisolusi baru atau gagasan-

gagasan baru, yang menunjukkan kelancaran, kelenturan, dan

orisinalitas dalam berpikir. Selain itu, siswa merasa senang dan

gembira karena diberi kebebasan berekspresi dan berkreasi melalui

musik. Kreativitas dalam pembelajaran musik sangat diperlukan untuk

mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan penguasaan musik yang

optimal karena musik itu sendiri memiliki banyak dimensi kreatif.

Sebagai contoh, dalam musik terdapat analogi melalui persepsi, visual,

auditori, antisipasi, pemikiran induktif-deduktif, memori, konsentrasi,

dan logika.

Pada kegiatan pembelajaran seni musik, guru masih

menggunakan media pembelajaran yang berbasis dimensi. Guru juga

masih belum menggunakan model pembelajaran yang dapat

menstimulus berpikir kreatif siswa. Sehingga berdampak pada siswa

yang terlihat kurang antusias dan cenderung pasif. Selain itu, proses

pembelajaran nampak berjalan secara satu arah dengan guru yang

lebih mendominasi kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu

adanya usaha yang dapat mendorong kemampuan berpikir kreatif

siswa pada kelas X dengan menggunakan model pembelajaran yang

tepat selama proses pembelajaran seni musik berlangsung.

58
Pendidikan seni dapat membentuk siswa dengan kemampuan

motorik, kemampuan kognitif, kemampuan psikomotorik berkembang

secara maksimal. Oleh sebab itu, pembelajaran seni khususnya seni

rupa dapat mengembangkan potensi dan berbagai kemampuan pada

siswa.

Berpikir kreatif mengagas ide-ide baru yang orisinil, bahkan

pada individu atau peserta didik yang merasa tidak bisa menciptakan

ide baru pun sebenarnya mampu untuk berpikir sistematis dan rinci.

Berpikir kreatif merupakan kemampuan yang sangat penting dan

tergolong dalam kemampuan tingkat tinggi karena didalamnya

menerapkan aspek keterampilan kognitif, efektif, dan metakognitif.

Dengan arti lain bahwa berpikir kreatif peserta didik mampu

menghasilkan suatu konsep temuan yang unik, seni yang baru. Maka

dari sanalah kualitas belajar siswa di SMA N 6 Pekanbaru akan

meningkat.

Hal ini dibenarkan oleh Hario Perdana: Siswa kita didik untuk

mengenal musik, makna musik, pemanfaatannya dan menyediakan

sarana serta prasarana untuk mendukung kemampuan siswa. Dalam

praktiknya memang tidak semua siswa mampu 100 % mahir dalam

musik. Ada siswa yang sangat menguasai materi musik namun kurang

dalam praktiknya. Begitu juga sebaliknya. Berdasarkan wawancara

diatas, guru mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru

59
menyatakan bahwa siswa menunjukkan bahwa tidak semua siswa

mampu menyatu dengan musik dan mengetahui teori secara maksimal.

Karena ada siswa yang sangat menguasai materi namun kurang

mampu dalam mempraktikkan. Kemampuan siswa dalam materi

adalah penunjang besar dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam seni musik. Jadi ada siswa yang mampu

menguasai materi secara rinci namun kurang dalam praktik dan begitu

juga sebaliknya.

4.3 Pembahasan

Suasana proses pembelajaran yang seringkali menjadikan guru sebagai

pusat informasi dalam kegiatan pembelajaran akan menghambat

kemampuan berpikir kreatif, karena siswa akan sangat bergantung pada

guru dan kurang memiliki kemandirian dalam menghadapi suatu

masalah. Selain itu, rendahnya kemampuan berpikir kreatif

mengakibatkan siswa kesulitan menyelesaikan masalah yang dihadapi

dalam pembelajaran. Kemampuan berpikir kreatif dapat berupa

imajinasi individu dalam memecahkan masalah sehingga berpikir

kreatif dapat dikembangkan dalam pembelajaran.

Guru mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru

menyatakan bahwa siswa kelas X menunjukkan kemajuan yang sangat

baik dalam menyampaikan pendapatnya saat belajar dikelas. Hal yang

sama juga berlaku saat siswa sedang melakukan praktik seni musik

60
dimana siswa mampu menunjukkan pendapat dalam pembelajaran seni

musik. Zaman yang semakin cepat ini siswa dituntut untuk dapat

menyelesaikan berbagai masalah dengan cepat. Menyelesaikan

masalah dengan cepat membutuhkan kemampuan berpikir kreatif,

karena dengan kemampuan tersebut siswa akan memiliki berbagai cara

untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.

Guru mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru

menyatakan bahwa siswa menunjukkan kemampuan berpikir lancar

dan kreatif saat berdiskusi dengan guru. Misalnya dalam praktik

pentas drama, siswa mendesain sendiri musik yang menarik oleh

masing-masing kelompok. Perilaku siswa tersebut menunjukkan

kelancaran dalam berpikir dan mampu mengembangkan pemikiran

kreatif dalam praktik belajar. karena itu tidak jarang siswa kelas X

SMA N 6 Pekanbaru sering bertukar pikiran antara sesama siswa

maupun dengan guru seni budaya.

Guru mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru

menyatakan bahwa siswa dapat memberikan ide-ide yang kreatif pada

pembelajaran seni budaya. Hal ini dibuktikan oleh keadaan dimana

guru tidak lagi menjadi pelaksana aktivitas seni musik di sekolah,

melainkan hanya mengawasi siswa yang telah mampu mendesain

sendiri aktivitas praktif musik siswa kelas X. dengan demikian siswa

61
telah mampu mengikuti pelajaran deni musik dengan baik. berpikir

lancar ditunjukkan dengan siswa mencetuskan banyak gagasan,

jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban, Memberikan banyak

cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, Memberikan banyak

cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, Selalu memikirkan

lebih dari satu jawaban.

Keluwesan, yaitu suatu keterampilan berpikir yang berbeda

dengan kebanyakan orang, mencari alternatif jawaban secara variatif,

memberi pertimbangan yang berbeda terhadap situasi yang dihadapi,

dan mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa

siswa kelas X SMA N 6 Pekanbaru telah menunjukkan indikasi

mampu menunjukkan kreativitas berbeda saat pembelajaran seni

musik. guru mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru

menyatakan bahwa siswa menunjukkan bahwa siswa memang sudah

mampu berpikir luwes dan kreatif. Namun belum semua siswa mampu

menunjukkan kreativitas yang berbeda pada setiap materi musik yang

diajarkan. Siswa masih memerlukan bimbingan dari guru untuk

mengembangkan keluwesan dalam berpikir.

Guru mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru

menyatakan bahwa siswa menunjukkan bahwa siswa dalam bimbingan

dan pengawasan guru dalam belajar seni musik. Namun dalam

62
evaluasi keluwesan siswa dalam belajar menunjukkan perkembangan

yang luar biasa pada keluwesan siswa dalam belajar musik.

Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya berpikir kreatif

siswa dalam pembelajaran seni musik adalah kurangnya kemampuan

guru dalam menerapkan pembelajaran yang bervariasi terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan, lemahnya kemampuan guru dalam

memilih metode pembelajaran yang mampu menarik minat belajar

siswa selain itu, kurangnya pengetahuan guru mengenai pembelajaran

musik,kondisi yang terjadi di dalam kelas seringkali guru memberikan

materi pembelajaran musik tanpa memahami dan memperhatikan gaya

belajar setiap siswa sehingga akan berdampak pada minat belajar. Hal

ini menyebabkan minat belajar siswa sangat kurang sehingga

keterampilan dan pengetahuan siswa dalam penguasaan materi

pembelajaran seni musik menjadi kurang maksimal.

Guru mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru

menyatakan bahwa siswa menunjukkan bahwa siswa berpikir orisinil

dan menunjukkan kreativitas dalam karya bermusik. Dalam penerapan

seni musik pada siswa, guru seni budaya di SMA N 6 Pekanbaru

mengarahkan siswa untuk mampu menciptakan karya yang

berhubungan dengan seni musik. Dalam menjawab arahan guru

tersebut, sangat banyak siswa yang menunjukkan keaslian kreativitas

mereka pada pentas seni yang diadakan sekolah. Berpikir orisinil

63
ditunjukkan siswa dengan memikirkan masalah-masalah atau hal yang

tidak terpikirkan orang lain, Mempertanyakan cara-cara yang lama dan

berusaha me-mikirkan cara-cara yang barudan Memilih cara berpikir

yang lain daripada yang lain.

Keterampilan berpikir kreatif tergolong keterampilan yang

harus dikuasai oleh siswa pada era saat ini. Alasanya, pada era tersebut

muncul berbagai tuntutan zaman yang semakin kompleks.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat menjadi faktor utama

manusia untuk lebih berpikir kreatif. Tahapan yang terdapat dalam

proses berpikir kreatif mulai dari tahap persiapan, inkubasi,

pengetahuan, evaluasi, dan elaborasi sangat penting dalam

menghasilkan suatu inovasi untuk menjawab permasalahan dalam

kehidupan nyata. guru mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6

Pekanbaru menyatakan bahwa siswa menunjukkan bahwa siswa sudah

sangat mampu berikir orisinil. Hal ini dibuktikan dengan tingginya

partisipasi siswa dalam seni musik melalui pengembangan karya

sendiri, seperti menciptakan lagu, syair, puisi dan teks drama musikal.

Berdasarkan hasil laporan Programmer for International

Student Assesment (PISA), Indonesia masih tergolong dengan

kemampuan berpikir kreatif tergolong rendah (Hasanah, 2021). Selain

itu permasalahan rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

menjadi faktor utama rendahnya penerapan keterampilan berpikir

64
kreatif peserta didik Indonesia. Implementasi keterampilan berpikir

kreatif pada siswa adalah solusi untuk memenuhi kebutuhan dan

menyelesaikan tantangan serta permasalahan di era abad ke 21. guru

mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan

bahwa siswa menunjukkan bahwa tidak semua siswa mampu menyatu

dengan musik dan mengetahui teori secara maksimal. Karena ada

siswa yang sangat menguasai materi namun kurang mampu dalam

mempraktikkan. Kemampuan siswa dalam materi adalah penunjang

besar dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

seni musik. Jadi ada siswa yang mampu menguasai materi secara rinci

namun kurang dalam praktik dan begitu juga sebaliknya.

65
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Kemampuan Berpikir

Kreatif Dalam Pembelajaran Seni Musik Siswa SMA N 6 Pekanbaru

dimusikk kesimpulan yaitu:

1. Dalam aspek kelancaran, siswa menunjukkan kemampuan berpikir lancar dan

kreatif saat berdiskusi dengan guru. Misalnya dalam praktik pentas drama,

siswa mendesain sendiri musik yang menarik oleh masing-masing kelompok.

Perilaku siswa tersebut menunjukkan kelancaran dalam berpikir dan mampu

mengembangkan pemikiran kreatif dalam praktik belajar. karena itu tidak

66
jarang siswa kelas X SMA N 6 Pekanbaru sering bertukar pikiran antara

sesama siswa maupun dengan guru seni budaya.

2. Dalam aspek keluwesan, ditemukan bahwa siswa kelas X SMA N 6

Pekanbaru telah menunjukkan indikasi mampu menunjukkan kreativitas

berbeda saat pembelajaran seni musik. guru mata pelajaran seni budaya kelas

X SMA N 6 Pekanbaru menyatakan bahwa siswa menunjukkan bahwa siswa

memang sudah mampu berpikir luwes dan kreatif.

3. Dalam aspek berpikir orisinil, menunjukkan bahwa siswa berpikir orisinil dan

menunjukkan kreativitas dalam karya seni budaya. Dalam menjawab arahan

guru tersebut, sangat banyak siswa yang menunjukkan keaslian kreativitas

mereka pada pentas seni yang diadakan sekolah. Berpikir orisinil ditunjukkan

siswa dengan memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan

orang lain, Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha me-mikirkan

cara-cara yang barudan Memilih cara berpikir yang lain daripada yang lain.

4. Dalam aspek kerincian menunjukkan sangat antusias dalam belajajar seni

budaya. suasana dikelas sangat aktif dengan kegiatan Tanya jawab selama

pembelajaran berlansung. jika ada hal-hal yang tidak dipahami atau tidak

sesuai kebanyak siswa lansung mengeluarkan pendapat dan gagasannya

namun tidak memaksa guru dan teman sekelas untuk menerima mentah-

mentah gagasan tersebut. melainkan didiskusikan kembali bersama selama

pembelajaran berlansung.

67
5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi untuk meningkatkan

kreativitas menggambar , maka peneliti menyampaikan saran-saran

secar umum sebagi penunjang tindak lanjut penelitian berikut ini,

yaitu:

1. Bagi siswa, diharapkan jangan pernah berhenti untuk belajar, terus

ciptakan kreasi-kreasi dalam belajar agar kreativitas terus berkembang

2. Bagi guru kelas dalam merencanakan kegiatan untuk mengembangkan

kreativitas, sebaiknya disusun dengan matang agar pembelajaran dapat

dilaksanakan dengan baik, sehingga kreativitas anak dapat berkembang

dengan optimal. Dalam pengembangan kreativitas mar anak diperlukan

jam pelajaran yang berpusat pada kegiatan tersebut agar anak dapat fokus

dan tidak mudah lelah saat mengikuti kegiatan belajar, sehingga

pengembangan kreativitas terlaksana dengan kondusif

68
DAFTAR PUSTAKA

Anisa Algma Putri. 2017. Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni Budaya (Tari Rentak

Bulian) di SMP Negeri 2 Siak Hulu Kabupaten Kampar provinsi Riau.

Ardianto, Widi. 2020. Karya Inovasi Guru Penggerak. Semarang: Qahar Publisher.

Arikunto, S. 2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Cet. 4. Jakarta: Rajawali

Pers.

Husein Umar. 2013. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali.

69
Istirani, dan Intan Pulungan.2017.Enslikopedia Pendidikan Jilid I. Medan: Media.

Khuluqo, Ihsana El dan Istaryatiningtias. 2022. Model Pembelajaran Manajemen

Pengembangan Kurikulum. Palu: CV Feniks Muda Sejahtera.

Kustandi, Cecep dan Darmawan, Daddy. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran.

Jakarta: Kencana.

Moleong, L. J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Poerwandari. 2013. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.

Jakarta: LPSP3 UI.

Prasetyo, Nandhy. 2020. Anak, Kreativitas dan Seninya. Yogyakarta: CV Budi

Utama.

Ramadhani, Noor Laila. 2022. Melukis di Atas Kain Meningkatkan Kreativitas Siswa

Bidang Tata Busana. Klaten: Lakeisha.

Restian, Arina et all. 2019. Seni Budaya Jawa dan Karawitan. Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang.

Sri Periwi Mardhatilah, dkk. 2021. Kreativitas Siswa Dalam Belajar Seni Budaya di

SMP N 3 Sawahlunto.

Sri Pertiwi Mardhatilah dkk. 2021. Kreativitas Siswa Dalam Belajar Seni Budaya di

SMP N 3 Sawahlunto.

Sudarmanto, Eko et all. 2022. Manajemen Kreativitas dan Inovasi. Medan: Yayasan

Kita Menulis.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

70
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabet.

Supriadi. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan, Laporan Hasil Penelitian, Unhalu, Kendari.

Susanti, Wilda et all. 2022. Manajemen Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran.

Bandung: Media Sains Indonesia.

Suyetti Fatma. 2021. Meningkatkan Kreativitas Seni Siswa Melalui Metode Free

Expression Pada Pembelajaran Membuat Gambar Ilustrasi di Kelas VI C SLB

Luak Nan Bungsu Payakumbuh.

Syefriani dkk. 2019. Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni Budaya Tari Kreasi Kelas

XI SMA Negeri 2 Bangko Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau.

Trisnawati, Ida Ayu. 2021. Sejarah Seni Budaya. Bali: Fakultas Seni Pertunjukan ISI.

Uno, B. Hamzah. 2015. Teori Motivasi dan Pengukuran. Gorontalo: Bumi Aksara.

Yasrizal Indri. 2018. Peningkatan Kreativitas Siswa Melalui Permainan Cipta Lagu

Dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMK Negeri 1 Benai.

71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah: SMA Negeri 6 Pekanbaru


Mata pelajaran: SENI BUDAYA / MUSIK
Kelas/Semester: X IPS / 1
Alokasi Waktu: 3 pertemuan

A. Kompetensi Inti (KI)


Kompetensi Inti 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Inti 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

Kompetensi Inti 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural dan meta kognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

72
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

Kompetensi Inti 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif , serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap seni rupa
sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas
berkesenian

2.2 Menunjukkan sikap santun,jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya

2.3 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan
sesama,menghargai karya seni dan pembuatnya

3.1 Mengetahui dan memahami Seni secara umum, sifat-sifat seni, cabang seni dan
karyanya serta fungsi seni dalam masyarakat.

4.1 Mengamati dan klasifikasi karya seni disekitar berdasarkan cabang seni serta
menyatakan fungsi nya bagi masyarakat.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengetahui pengertian seni secara umum
2. Memahami sifat-sifat dasar seni dalam sebuah karya seni
3. Mengenal 5 (lima) cabang seni dan medianya
4. Mampu mengklasifikasikan karya seni disekitar menurut cabang seni nya
5. Mengetahui fungsi seni dalam kehidupan masyarakat

D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian seni
2. Sifat-sifat dasar seni
3. Cabang seni dan contoh karya seni nya.

73
4. Fungsi seni dalam masyarakat

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (2 JP)
Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan  Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa
dan kesiapan belajar.
 Guru mengabsen siswa
 Guru memberitahu tentang tujuan
pembelajaran dari materi yang akan
Stimulasi dibahas
 Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Melihat karya seni disekitar dan 15 menit
beberapa contoh karya seni dan
bukan karya seni pada tampilan
layar infokus.
 Mendengar penjelasan tentang
perbedaan karya seni dan bukan
karya seni.
 Membaca sifat dasar seni.
Menanyakan  Menanya defenisi seni dan karya 10 menit
seni.
 Menanya tentang ragam cabang
seni dan contoh karya nya.
Eksplorasi  mengumpulkan informasi tentang 20 menit
defenisi seni dan cabang seni
 mengumpulkan informasi tentang
perbedaan karya seni dan bukan
karya seni.
Mengasosiasi  mengolah informasi yang sudah 20 menit
didapat tentang defenisi seni, sifat
seni, dan cabang seni
Mengkomunika  Menyimpulkan defenisi seni dan 5 menit
si sifat dasar seni
 Mengelompokkan beberapa karya
disekitar kedalam cabang seninya.
Kegiatan  Guru memberikan tugas pada siswa 10 menit
Penutup untuk mengamati fungsi seni dalam
masyarakat

74
 Guru mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam

2. Pertemuan kedua: (2 JP)


Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan  Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa
dan kesiapan belajar.
 Guru mengabsen siswa
 Guru apersepsi dengan
memberikan pertanyaan tentang
Stimulasi tugas yang diberikan mengamati
fungsi seni dlam masyarakat
 Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Melihat gambar beberapa contoh 15 menit
seni bagi masyarakat
Menanyakan  Menanya tentang fungsi seni dalam 10 menit
masyarakat
 Contoh karya seni berdasarkan
fungsinya.
Eksplorasi  Siswa mencari informasi tentang 25 menit
fungsi seni dalam masyarakat
Mengasosiasi  Siswa mengolah informasi yang 5 menit
didapat tentang contoh fungsi seni
dalam masyarakat
Mengkomunik  Siswa menyimpulkan fungsi seni 15 menit
asi secara individu.
 Siswa memberikan contoh karya
seni berdasarkan fungsi seni yang
dibahas.
Kegiatan  Guru memberikan tugas tertulis 10 menit
Penutup mengenai materi yang telah
dipelajari.
 Guru menyampaikan materi
pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan

75
mengucapkan salam

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1.Teknik penilaian

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1. Sikap - Observasi - Lembar Observasi
- Penilaian Diri - Lembar Observasi
- Penilaian Antar Peserta - Format Penilaian
Didik - Format Penilaian

2. Pengetahuan - Tes tertulis - Soal Uraian

3. Keterampilan - Penilaian Praktek - Format penilaian

2. Instrumen penilaian
a. Penilaian Sikap Kegiatan Praktek/Diskusi

Instrumen

LEMBAR PENILAIAN SIKAP OBSERVASI PADA KEGIATAN PRAKTIKUM

Kelas/Semester : X IPS / I

Topik/Subtopik : Defenisi seni, sifat dasar seni, cabang seni dan fungsi seni dalam masyarakat

Indikator : mampu mengklasifikasikan karya seni berdasarkan cabang seni nya dan contoh
fungsi serta peranan nya dalam masyarakat.

NO NAMA Disiplin Jujur Teliti Bertanggung Santun


PESERTA DIDIK jawab
1
2
3
4
5

76
dst

1. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = kurang

Perhitungan nilai sikap untuk instrumen di atas menggunakan rumus berikut .

Jumlah Skor Yang Diperoleh

Nilai Observasi Pada Saat Praktik = x 100

28

Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Tes Tulis
Soal uraian
1. Jelaskanlah pengertian dari defenisi seni !
2. Jelaskan sifat dasar seni yang dapat membedakan antara karya seni dan bukan karya seni !
3. Sebutkan 5 cabang seni dan medianya !
4. Sebutkan 5 fungsi seni dalam kehidupan masyarakat !
5. Jelaskan 3 contoh fungsi seni sebagai sarana ritual agama, ekonomi dan pendidikan !

G. Media/alat. Bahan dan sumber belajar


1. Buku Paket Seni Budaya Kelas X
2. Buku-buku lain yangrelevan
3. Informasi dari internet
4. Infokus dan laptop
5. Video musik

77
MENGETAHUI, PEKANBARU,
JULI 2022
KEPALA SMA NEGERI 6 PEKANBARU GURU MATA
PELAJARAN

Dra.Hj. ZURINA, MM HARIO


PERDANA, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah: SMA Negeri 6 Pekanbaru


Mata pelajaran: SENI BUDAYA / MUSIK
Kelas/Semester: X IPS / 1
Alokasi Waktu: 4 pertemuan

A. Kompetensi Inti (KI)


Kompetensi Inti 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Inti 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

78
pergaulan dunia

Kompetensi Inti 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural dan meta kognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

Kompetensi Inti 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif , serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap seni rupa
sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas
berkesenian

2.2 Menunjukkan sikap santun,jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya

2.3 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan
sesama,menghargai karya seni dan pembuatnya

3.2 Mengetahui defenisi seni musik dan sejarahnya serta memahami jenis seni musik, unsur
musik dan fungsi seni musik.

4.2 Mengamati dan menalarkan fungsi seni musik bagi diri sendiri serta orang lain pada
umumnya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengetahui pengertian seni musik (menurut para ahli dan kamus besar Bahasa
Indonesia)
2. Mengetahui sejarah musik
3. Mengenal jenis musik
4. Memahami unsur musik
5. Mengetahui fungsi seni musik baik bagi diri sendiri maupun orang lain secara umum.

79
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian seni musik (menurut para ahli dan kamus bahasa Indonesia)
2. Sejarah musik
a. Zaman prasejarah
b. Abad pertengahan
c. Zaman barok dan rakoko
d. Zaman klasik
e. Zaman romantik
f. Zaman modern
3. Jenis musik
- Musik tradisional
- Musik modern
4. Unsur musik
Melodi, irama, birama, harmoni, tangga nada, tempo, dinamika, timbre dan ekspresi
5. Fungsi seni musik
a. Sarana ekspresi diri
b. Sarana hiburan
c. Sarana pengiring tari
d. Sarana upacara
e. Sarana pendidikan
f. Sarana terapi / kesehatan
g. Sarana kreativitas
h. Sarana komunikasi
i. Sarana ekonomi / komersil
j.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (2 JP)
Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan  Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa
dan kesiapan belajar.
 Guru mengabsen siswa
 Guru memberitahu tentang tujuan
pembelajaran dari materi yang
Stimulasi akan dibahas
 Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Menonton beberapa video seni 20 menit
musik
 Mendengar penjelasan tentang
defenisi seni musik menurut para

80
ahli dan kamus bahasa Indonesia
Menanyakan  Menanya tentang sejarah musik 5 menit
pada zaman :
- Prasejarah
- Abad pertengahan
- Barok dan rokoko
- Klasik
- Romantik
- Modern
Eksplorasi  mengumpulkan informasi tentang 20 menit
sejarah musik berdasarkan zaman
yang dipertanyakan (berkelompok)
Mengasosiasi  mengolah informasi yang sudah 5 menit
didapat tentang sejarah seni musik
dari masing-masing zamannya.
Mengkomunika  Menyimpulkan informasi tentang 20 menit
si sejarah musik dari tiap kelompk
siswa
 Mempresentasikan didepan kelas
tentang sejarah musik dari tiap
kelompok
 Guru mengapresiasi kemampuan
presentasi siswa dan menilai
pengetahuan siswa dari informasi
yang didapat tentang materi
sejarah musik.
Kegiatan a. Guru memberikan tugas pada siswa 10 menit
Penutup mencari bahasan tentang materi
unsur seni musik.
b. Guru mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam

2. Pertemuan kedua: (2 JP)


Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan a. Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa
dan kesiapan belajar.
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru apersepsi dengan
memberikan pertanyaan tentang
tugas unsur seni musik.

81
Stimulasi d. Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Mendengar penjelasan tentang 15 menit
jenis seni musik
Menanyakan  Menanyakan kepada siswa secara 15 menit
individu tentang unsur musik
Eksplorasi  Mengumpulkan informasi tentang 20 menit
unsur musik (Melodi, irama,
birama, harmoni, tangga nada,
tempo, dinamika, timbre dan
ekspresi) dari diskusi dengan siswa.
 Memberikan gambaran contoh dari
tiap-tiap unsur seni oleh siswa.
Mengasosiasi  Siswa mengolah informasi yang 5 menit
didapat unsur seni
Mengkomunik  Guru dan siswa menyimpulkan tiap- 15 menit
asi tiap unsur seni dan memberikan
contoh di tiap unsur tersebut.
Kegiatan  Guru memberikan tugas tentang 10 menit
Penutup materi pertemuan berikutnya yaitu
fungsi seni musik.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam

3. Pertemuan ketiga : (2 JP)


Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan a. Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa
dan kesiapan belajar.
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru apersepsi dengan
memberikan pertanyaan tentang
Stimulasi tugas fungsi seni
d. Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Melihat beberapa contoh tampilan 15 menit
gambar dari fungsi seni musik
 Mendengar penjelasan tentang
fungsi seni musik secara umum
Menanyakan  Menanyakan tentang fungsi seni 15 menit
musik bagi diri siswa sendiri

82
 Menanyakan tentang ragam seni
musik di dalam kehidupan.
Eksplorasi  Mengumpulkan informasi tentang 20 menit
fungsi seni musik
 Mengumpulkan informasi tentang
contoh dari berbagai fungsi seni
musik
Mengasosiasi  Siswa menulis tentang fungsi musik 5 menit
dari pengalaman siswa sendiri
 Siswa mengolah informasi fungsi
seni musik bagi kehidupan.
Mengkomunik  Siswa menyimpulkan secara lisan 15 menit
asi dan tulisan fungsi seni musik bagi
diri sendiri dan ragam fungsi
lainnya bagi kehidupan
 Siswa memberikan contoh tertulis
dari tiap fungsi seni musik bagi
kehidupan.
Kegiatan  Guru memberikan tugas tentang 10 menit
Penutup materi yang telah dipelajari.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam

2. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1.Teknik penilaian

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1. Sikap - Observasi - Lembar Observasi
- Penilaian Diri - Lembar Observasi
- Penilaian Antar Peserta - Format Penilaian
Didik - Format Penilaian

2. Pengetahuan - Tes tertulis - Soal Uraian

3. Keterampilan - Penilaian Praktek - Format penilaian

2. Instrumen penilaian
a. Penilaian Sikap Kegiatan Praktek/Diskusi

Instrumen

83
LEMBAR PENILAIAN SIKAP OBSERVASI PADA KEGIATAN PRAKTIKUM

Kelas/Semester : X IPS / I

Topik/Subtopik : Defenisi seni musik, sejarah musik, unsur dan jenis musik dan fungsi seni musik

Indikator : mampu memahami sejarah musik, mengetahui unsur musik dan fungsi musik
bagi diri sendiri maupun masyarakat pada umumnya.

NO NAMA Disiplin Jujur Teliti Bertanggung Santun


PESERTA DIDIK jawab
1
2
3
4
5
dst

1. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = kurang

Perhitungan nilai sikap untuk instrumen di atas menggunakan rumus berikut .

Jumlah Skor Yang Diperoleh

Nilai Observasi Pada Saat Praktik = x 100

84
28

Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Soal uraian
2. Jelaskanlah defenisi seni musik ! (10 point)
3. Sebutkan 2 zaman dalam perkembangan seni musik, dan jelaskan karakter musik pada
zaman tersebut ! (20 point)
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan harmoni, tempo, dinamika, melodi dan timbre ! (20
point)
5. Sebutkan 3 fungsi seni dalam masyarakat dan beri masing-masingnya satu contoh! (30
point)
6. Jelaskan menurut pendapatmu, defenisi dari musik tradisional dan musik modern ! (20
point)
G. Media/alat. Bahan dan sumber belajar
1. Buku Paket Seni Budaya Kelas X
2. Buku-buku lain yangrelevan
3. Informasi dari internet
4. Infokus dan laptop
5. Video musik

MENGETAHUI, PEKANBARU,
JULI 2022
KEPALA SMA NEGERI 6 PEKANBARU GURU MATA
PELAJARAN

Dra.Hj. ZURINA, MM HARIO


PERDANA, S.Pd
NIP. 19680821 199303 2 009 NIP. 19850830 201001 1 013

85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah: SMA Negeri 6 Pekanbaru


Mata pelajaran: SENI BUDAYA / MUSIK
Kelas/Semester: X IPS / 1
Alokasi Waktu: 10
6 pertemuan

A. Kompetensi Inti (KI)


Kompetensi Inti 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Inti 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

86
peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

Kompetensi Inti 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural dan meta kognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

Kompetensi Inti 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif , serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap seni rupa
sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas
berkesenian

2.2 Menunjukkan sikap santun,jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya

2.3 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan
sesama,menghargai karya seni dan pembuatnya

3.3 Memahami seni musik tradisional dan mengetahui ragam karya seni musik tradisional
Indonesia.

4.3 Mengamati contoh karya seni musik tradisional Indonesia dan mencoba memainkan
salah satu lagu tradisional Riau

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Memahami pengertian seni musik tradisional
2. Mengetahui sejarah musik tradisional di Indonesia

87
3. Memahami ciri-ciri dari musik tradisional
4. Mengetahui fungsi musik tradisional bagi masyarakat
5. Mengenal ragam karya seni musik tradisional dari tiap daerah di Indonesia beserta
instrumentnya
6. Mengetahui cara instrument musik tradisional dari cara dimainkan dan sumber
bunyinya.
7. Mampu memainkan salah satu lagu tradisional Riau dengan vocal dan instrument
pianica, gitar keyboard, dan drum.

D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian seni musik tradisional
2. Sejarah musik tradisional Indonesia
3. Ciri-ciri musik tradisional
4. Fungsi musik tradisional
5. Karya musik tradisional dan instrument nya dari tiap daerah di Indonesia
6. Praktek bermain musik lagu tradisional Riau

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (2 JP)
Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan  Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa
dan kesiapan belajar.
 Guru mengabsen siswa
 Guru memberitahu tentang tujuan
pembelajaran dari materi yang
Stimulasi akan dibahas
 Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Menonton video seni musik 15 menit
tradisional Indonesia
 Mendengar penjelasan tentang
kekayaan budaya indonesia yang
melahrkan banyak karya seni musik
tradisonal.
Menanyakan  Menanya tentang pengertian seni 10 menit
musik tradisional
 menanyakan tentang sejarah musik
tradisional Indonesia
Eksplorasi  mengumpulkan informasi tentang 20 menit

88
pengertian seni musik tradisional
 mengumpulkan informasi tentang
sejarah musik tradisional Indonesia
Mengasosiasi  mengolah informasi yang sudah 5 menit
didapat tentang pengertian seni
musik tradisional dan sejarah musik
tradisional Indonesia.
Mengkomunika  menyimpulkan pengertian dari seni 20 menit
si musik tradisional
 menyimpulkan tentang sejarah
musik tradisional Indonesia.
Kegiatan a. Guru memberikan tugas pada siswa 10
Penutup mencari bahasan tentang materi ciri-ciri
musik tradisional dan fungsi musik
tradisional.
b. Guru mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam

2. Pertemuan kedua: (2 JP)


Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan  Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa
dan kesiapan belajar.
 Guru mengabsen siswa
 Guru apersepsi dengan
memberikan pertanyaan tentang
Stimulasi tugas ciri musik tradisional dan
fungsi musik tradisional.
 Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Menonton perbedaan video musik 25 menit
tradisional dan musik modern
 Melihat beberapa gambar dari
fungsi musik tradisional
Menanyakan  Menanyakan tentang ciri-ciri musik 5 menit
tradisional
 Menanyakan tentang fungsi musik
tradisional dan contoh keseniannya
Eksplorasi  Siswa dibagi kedalam 2 kelompok : 20 menit
- Kelompok ciri-ciri musik
tradisional
- Kelompok fungsi musik

89
tradisional
 Mengumpulkan informasi tentang
ciri-ciri musik tradisional
 Mengumpulkan informasi tentang
fungsi musik tradisional
Mengasosiasi  Siswa mengolah informasi dengan 5 menit
cara berdiskusi dan dirangkum
dalam bentuk tulisan.
Mengkomunik  Kelompok siswa mempresentasikan 15 menit
asi didepan kelas tentang materi yang
telah di diskusikan
 Siswa kelompok lain menyimak
 Siswa menyimpulkan beberapa
contoh bentuk kesenian tradisional
berdasarkan fungsinya
 Guru menyimpulkan ciri-ciri dan
fungsi musik tradisional
 Guru memberikan apresiasi kepada
siswa berdasarkan materi
presentasi
Kegiatan  Guru memberikan tugas kepada tiap 10 menit
Penutup siswa menulis 2 contoh kesenian musik
tradisional di Indonesia, instrument
yang digunakan dalam kesenian
tersebut dan fungsinya pada
masyarakat daerah tersebut.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam

3. Pertemuan ketiga : (2 JP)


Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan  Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa
dan kesiapan belajar.
 Guru mengabsen siswa
 Guru apersepsi dengan
memberikan pertanyaan tentang
Stimulasi tugas contoh kesenian musik
tradisional

90
 Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Mendengar penjelasan tentang 15 menit
ragam contoh kesenian tradisional
di beberapa daerah di Indonesia
 Melihat sekilas video dari beberapa
kesenian tradisional di Indonesia.
Menanyakan  Menanyakan pengetahuan siswa 15 menit
tentang ragam kesenian tradisional
di Indonesia (nama kesenian,
daerah dan instrument yang
digunakan)
Eksplorasi  Mengumpulkan informasi tentang 20 menit
seni musik tradisional di Indonesia
(nama kesenian, daerah,
instrument yang digunakan dan
moment kapan kesenian tersebut
ditampilkan) masing siswa mencari
5 kesenian musik tradisional.
Mengasosiasi  Diskusi tentang materi yang dicari 5 menit
Mengkomunik  Siswa menyimpulkan secara lisan 15 menit
asi dan tulisan tentang contoh
kesenian musik tradisional
Indonesia
 Guru memberi apresiasi kepada
hasil kerja siswa.
Kegiatan  Guru memberikan perintah kepada 10 menit
Penutup siswa untuk membawa instrument
musik (pianica dan gitar) untuk
pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam

4. Pertemuan keempat : (2 JP)


Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan  Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa dan
kesiapan belajar.
 Guru mengabsen siswa
 Guru menanyakan kelengkapan
instrument musik yang dibawa oleh
siswa.

91
Stimulasi  Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Mendengar audio lagu Lancang 15 menit
Kuning yang telah di arransement
sederhana sesuai instrument musik
yang akan digunakan.
 Melihat partiture lagu Lancang
Kuning berdasarkan tiap instrument
musik.
Menanyakan  Menanyakan pengetahuan siswa 15 menit
tentang pengalaman bermain musik
sendiri ataupun Bersama
 Menanyakan tentang membaca
notasi lagu Lancang Kuning
Eksplorasi  Mencoba memainkan tiap bagian 20 menit
notasi lagu sesuai dengan
pembagian kelompok instrument
siswa
Mengasosiasi  Siswa latihan berkelompok 15 menit
berdasarkan kelompok instrument.
Mengkomunik  Mencoba bermain bersama dengan 15 menit
asi gabungan semua kelompok
instrument
 Guru memberi apresiasi kepada
hasil kerja siswa.
Kegiatan  Guru memberikan perintah kepada 10 menit
Penutup siswa untuk mengulang latihan
tersebut dirumah secara personal
ataupun berkelompok dan
mengingatkan untuk membawa
instrument musik (pianica dan
gitar) untuk pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam

5. Pertemuan kelima : (2 JP)


Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Apersepsi dan  Guru memberi salam dilanjutkan 10 Menit
Pendahuluan Motivasi dengan menanyakan kabar siswa
dan kesiapan belajar.
 Guru mengabsen siswa

92
 Guru menanyakan kelengkapan
instrument musik yang dibawa oleh
Stimulasi siswa.
 Menyampaikan tentang indicator
yang akan dicapai siswa
Kegiatan Inti Mengamati  Mendengar kembali audio lagu 5 menit
Lancang Kuning yang telah di
arransement sederhana sesuai
instrument musik yang akan
digunakan.
Menanyakan  Menanyakan perkembangan latihan 10 menit
siswa dirumah.
 Menanyakan tentang halangan dan
kesulitan siswa dalam praktek
memainkan lagu Lancang kuning
tersebut.
Eksplorasi  Mencoba memainkan tiap bagian 30 menit
notasi lagu sesuai dengan
pembagian kelompok instrument
siswa
Mengasosiasi  Siswa latihan berkelompok 15 menit
berdasarkan kelompok instrument.
Mengkomunik  Mencoba bermain bersama dengan 15 menit
asi gabungan semua kelompok
instrument
 Guru memberi apresiasi kepada
hasil kerja siswa.
Kegiatan  Guru mengingatkan pengambilan 10
Penutup nilai praktek dilakukan di
pertemuan berikutnya ( UH ) dan
mengingatkan untuk membawa
instrument musik (pianica dan
gitar) untuk pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam

2. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1.Teknik penilaian

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1. Sikap - Observasi - Lembar Observasi

93
- Penilaian Diri - Lembar Observasi
- Penilaian Antar Peserta - Format Penilaian
Didik - Format Penilaian

2. Pengetahuan - Tes tertulis - Soal Uraian

3. Keterampilan - Penilaian Praktek - Format penilaian

2. Instrumen penilaian
a. Penilaian Sikap Kegiatan Praktek/Diskusi

Instrumen

LEMBAR PENILAIAN SIKAP OBSERVASI PADA KEGIATAN PRAKTIKUM

Kelas/Semester : X IPS / I

Topik/Subtopik : seni musik tradisional, sejarah musik tradisional, ciri dan fungsi musik
tradisional

Indikator : mampu memahami sejarah musik, ciri dan fungsi musik tradisional

NO NAMA Disiplin Jujur Teliti Bertanggung Santun


PESERTA DIDIK jawab
1
2
3
4
5

94
dst

 Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = kurang

Perhitungan nilai sikap untuk instrumen di atas menggunakan rumus berikut .

Jumlah Skor Yang Diperoleh

Nilai Observasi Pada Saat Praktik = x 100

28

Instrument Penilaian Kompetensi Keterampilan

Tes praktek / keterampilan

DISIPLIN / KETERAMPILAN
NO NAMA KERJASAMA
KEGIGIHAN INSTRUMENT
1
2
3

95
dst

 Kolom keterampilan diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = kurang

Perhitungan nilai sikap untuk instrumen di atas menggunakan rumus berikut .

Jumlah Skor Yang Diperoleh

Nilai Observasi Pada Saat Praktik = x 100

28

Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Tes Tulis
Soal uraian
1. Jelaskanlah defenisi seni musik tradisional !
2. Jelaskan secara singkat sejarah musik tradisional Indonesia !
3. Sebutkan ciri-ciri musik tradisional!
4. Sebutkan fungsi seni musik tradisional!
5. Sebutkan 2 contoh kesenian tradisional di Indonesia (nama kesenian, daerah asal,
instrument yang digunakan) !

G. Media/alat. Bahan dan sumber belajar


1. Buku Paket Seni Budaya Kelas X
2. Buku-buku lain yangrelevan
3. Informasi dari internet
4. Infokus dan laptop
5. Notasi lagu Lancang kuning
6. Audio lagu lancang kuning

96
7. Instrument musik

MENGETAHUI, PEKANBARU,
JULI 2022
KEPALA SMA NEGERI 6 PEKANBARU GURU MATA
PELAJARAN

Dra.Hj. ZURINA, MM HARIO


PERDANA, S.Pd
NIP. 19680821 199303 2 009 NIP. 19850830 201001 1 013

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN


KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN SENI
BUDAYA SISWA SMA N 6 PEKANBARU

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Universitas Islam Riau, maka

kami ingin mengadakan penelitian dengan judul “Kemampuan Berpikir Kreatif

97
Dalam Pembelajaran Seni Budaya Siswa Kelas X di SMA N 6 Pekanbaru”. Sehubung

dengan itu peneliti membutuhkan sejumlah informasi yang akan diolah dan kemudian

akan dijadikan sebagai bahan penelitian.

Peneliti mengharapkan Bapak/Ibu memberikan keterangan

yang sebenar-benarnya, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih…

Daftar Pertanyaan:
a. Kelancaran
1. Apakah siswa mampu mengemukakan pendapat dalam pembelajaran seni
budaya?
2. Apakah siswa mampu memberikan pendapat yang kreatif pada pembelajaran
seni budaya?
3. Apakah siswa dapat memberikan ide-ide yang kreatif pada pembelajaran seni
budaya?
4. Apakah siswa mampu mengikuti pelajaran seni budaya dengan baik?
5. Apakah siswa dapat mempresentasikan yang telah di ajarkan guru pada
pembelajaran seni budaya?

b. Keluwesan
1. Apakah siswa dapat berfikir kreatif yang berbeda pada pembelajaran seni
budaya?
2. Apakah siswa dapat menemukan jawaban alternatif yang berbeda-beda pada
pembelajaran seni budaya?
3. Bagaimana cara siswa mengembangkan pembelajaran seni budaya yang
kreatif?
4. Bagaimana cara siswa menanggapi pembelajaran seni budaya dengan
spontan?
5. Apakah siswa dapat mempelajari keseluruhan pembelajaran seni budaya?

98
c. Keaslian
1. Bagaimana siswa memberikan keterampilan yang berbeda pada pembelajaran
seni budaya?
2. Apakah siswa mau menunjukkan diri tentang pembelajaran seni budaya?
3. Bagaimana siswa dapat menyelesaikan masalah?
4. Apakah siswa dapat memecahkan masalah pembelajaran seni budaya
sendirian?
5. Bagaimana keterampilan siswa dalam mengikuti semua pembelajaran seni
budaya?
d. Kerincian
1. Apakah siswa puas terhadap pembelajaran seni budaya?
2. Bagaimana siswa dapat mengetahui semua pembelajaran seni budaya yang
ada di SMA N 6 Pekanbaru?
3. Apakah siswa dapat mengembangkan suatu gagasan tentang pembelajaran
seni budaya?
4. Bagaimana siswa bisa puas dengan pembelajaran seni budaya yang di berikan
oleh guru?
5. Bagaimana siswa dapat menerima suatu gagasan yang diberikan oleh guru
seni budaya SMA N 6 Pekanbaru?

99
DOKUMENTASI

100
101
102
103

Anda mungkin juga menyukai