PENDAHULUAN
lebih dari sekedar tugas formal mereka dan mau memberikan kinerja yang melebihi
harapan. Dunia kerja yang dinamis seperti saat ini, di mana tugas makin sering
pegawai yang bersedia melakukan tugas yang tidak tercantum dalam deskripsi
baik akan sangat menentukan dalam memcapai suatu tujuan. Dengan pemberian
motivasi, seperti bonus, insentif, pemberian piagam, keamanan kerja, agar dapat
faktor penentu kinerja yang juga bersumber dari dalam diri karyawan adalah adanya
keinginan yang kuat dari dalam diri karyawan itu sendiri untuk mau bekerja secara
optimal yang dalam hal ini di implementasikan dalam bentuk motivasi kerja
karyawan.
1
Karyawan yang memiliki tingkat motivasi yang tinggi akan mengerahkan
segenap kemampuannya, sehingga bisa mencapai hasil yang optimal dalam bekerja.
Pencapaian hasil yang baik oleh seorang karyawan, bisa meningkatkan kepuasan
dalam bekerja. Kondisi ini juga bisa meningkatkan produktivitas sebuah perusahaan,
hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, adil, dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
sakit menyebutkan bahwa rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
prasarana dan atau fasilitas pelayanan publik yang mendukung terciptanya iklim
pelayanan yang memadai dan memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
2
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Kompetensi Dan
bekerja
Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada dikelola oleh persekutuan terbatas
(PT) Bumi Damai Mandiri. Rumah Sakit Ubu dan Anak Norfa Husada terletak di
ibukota Kabupaten Kampar tepatnya Jl. Mayor Ali Rasyid No. 5 CDE Bangkinang.
Dibangun diatas areal tanah seluas lebih kurang 334 M2 dengan konsep desain kamar
yang menyerupai kamar rumah sendiri (President Suite) sehingga Ibu dan Anak yang
dirawat di RSIA Norfa Husada merasa nyaman bagaikan dirumah sendiri. Rumah
Sakit Ibu dan Anak Norfa Husada yang memiliki 11 kamar berkapasitas 25 tempat
layanan kesehatan terutama layanan kesehatan Ibu dan Anak, yang di lengkapi
dengan dokter spesialis dan perawat yang profesional, peralatan penunjang yang
canggih dan memadai serta tarif yang relatif terjangkau oleh masyarakat, yang
3
Sebelum menciptakan kepuasan pasien, Rumah sakit ibu dan anak Norfa
kepuasan kerja serta kinerja karyawan Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada akan
berdampak lansung terhadap kepuasan pasien dalam berobat. Berikut adalah data
umum mengenai jumlah karyawan di Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada:
Tabel 1.1 Jumlah Karyawan Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa saat ini Rumah sakit ibu dan
anak Norfa Husada memiliki jumlah karyawan sebanyak Rumah sakit ibu dan anak
Norfa Husada. Yang terdiri dari 3 orang dokter umum, 12 orang dokter spesialis, 18
orang perawat, 12 orang bidan, 2 orang ahli gizi, 2 orang Custumer Service, 3 orang
Security dan 3 orang Koki. Setiap posisi dan jabatan karyawan Rumah sakit ibu dan
4
kompetensi untuk saling berprestasi memajukan pelayanan Rumah sakit ibu dan anak
Norfa Husada.
Dari data pada tabel 1.1 diketahui bahwa jumlah dokter umum hanya
pasien dalam setahun lebih dari 1000 orang. Maka penulis mengamati bahwa kinerja
petugas medis atau karyawan belum optimal. sebab setidaknya harus seimbang
memerlukan motivasi untuk bekerja secara maksimal. berikut adalah hasil prasurvey
yang dilakukan penulis mengenai tingkat kompetensi karyawan Rumah sakit ibu dan
Tabel 1.2 Data Mengenai Tingkat Kompetensi Karyawan RSIA Norfa Husada
No Pernyataan Tanggapan
Setuju Cukup Tidak
Setuju setuju
1 Saya memiliki pengetahuan dalam 27 3 -
menggunakan alat medis dan alat kerja
lainnya
2 Dengan pengetahuan yang saya miliki, saya 19 - 11
dapat mengerjakan pekerjaan dengan baik
3 Dengan keterampilan yang saya miliki, saya 15 2 13
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik
4 Dengan keterampilan yang saya miliki, saya 12 - 18
dapat mengerjakan tugas
5 Sikap saya dalam bekerja selalu mematuhi 16 3 11
aturan dan norma yang berlaku
6 Saya selalu bersikap tanggap dan rajin dalam 15 2 13
melaksanakan pekerjaan yang diberikan
pimpinan
Sumber: Prasurvey penulis, 2020
5
Berdasarkan data prasurvey diatas, diketahui tingkat kompetensi karyawan
Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada masih belum maksimal. Berikut adalah data
tokoh sentral dalam sebuah organisasi. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan
tinggi serta usaha untuk mengelola organisasi seoptimal mungkin sehingga kinerja
Pengelola Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada berupaya meningkatkan
motivasi karyawan Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada salah satunya adalah
dengan memberikan kompensasi yang sesuai dengan hasil kerja karyawan. berikut
adalah gambaran dari kompensasi yang diterima oleh karyawan Rumah sakit ibu dan
6
Tabel 1.4 Perkembangan Kompensasi yang diterima oleh Karyawan
berdasarkan Tingkatan pada Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada
diberikan Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada sebagai upaya meningkatkan
motivasi kerja dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan terdiri dari dua jenis.
Adapun jenis kompensasi tersebut adalah kompensasi finansial dan kompensasi non
finansial. Pada kompensasi finansial sudah termasuk gaji pokok, bonus, upah lembur,
dan pada kompensasi non finansial Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada hanya
memberikan kompensasi dalam bentuk asuransi saja. Namun peluang jenjang karir
tidak disediakan oleh Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada.
langsung terhadap kinerja karyawan Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada. dari
yang penulis amati ketiadaan jenjang karir menyebabkan motivasi dan kepuasan kerja
karyawan Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada tidak meningkat. rendahnya
motivasi dan kepuasan kerja karyawan Rumah sakit ibu dan anak Norfa Husada akan
7
memberikan dampak langsung pada respon pasien terhadap layanan kesehatan yang
Tabel 1.5 Rekapitulasi Laporan Keluhan Pelayanan Pada RSIA Norfa Husada
Bertolak dari data laporan keluhan pelayanan pada RSIA Norfa Husada
Bangkinang Kota Tahun 2015-2019 diatas dapat diketahui bahwa keluhan pelayanan
dari tahun 2015-2019 menunjukkan kenaikan yang drastis. pada tahun 2015
persentase keluhan pelayanan hanya 11,92% namun pada 2018 dan 2019
keluhan pelayana ini secara langsung merupakan implikasi dari rendahnya motivasi
kerja dan kepuasan kerja karyawan RSIA Norfa Husada Bangkinang. Rendahnya
motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan RSIA Norfa Husada Bangkinang pula
akan berdampak langsung terhadap kinerja karyawan SIA Norfa Husada Bangkinang.
Peran motivasi juga sangat penting dalam pencapaian kinerja RSIA Norfa
Husada Bangkinang. dari pengamatan yang dilakukan penulis menemukan salah satu
8
penyebab rendahnya motivasi kerja karyawan RSIA Norfa Husada adalah tidak
kepuasan kerja memiliki sudah pernah dilakukan oleh Ester manik (2014). dalam
total kompetensi dan kompensasi terhadap Kepuasan Kerja sebesar 72,14 %; dan
Zuraidah Siregar (2015) yang berjudul Pengaruh kompetensi dan disiplin kerja
dan disipin kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepuasan kerja.
Secara simultan variabel kompetensi dan disiplin kerja mempengaruhi kepuasan kerja
secara positif dan signifikan dengan nilai (sig = 0.000 < 0.05) terhadap kepuasan
9
1.2 PERUMUSAN MASALAH
kinerja ?
terhadap kinerja.
a. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan dan juga
10
b. Bagi Organisasi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang akan menambah
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Kompetensi
mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan
perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi
siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar
yang digunakan.
efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang
memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan
acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi
tertentu.
12
serta mempunyai perilaku yang mendalam dan melekat pada seseorang
tugas pekerjaan.
dasar seseorang yang mengindikasikan cara berpikir, bersikap, dan bertindak serta
menarik kesimpulan yang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang pada
atau standar kompetensi yang dapat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan dan
dan Thoha (2008:28) mengungkapkan bahwa ada tiga komponen utama pembentukan
individu.
13
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.
3. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya
presentasi)
14
3. Mengikuti perkembangan masalah dan mengikuti perkembangan aturan
2.1.2 Motivasi
Motivasi kerja berasal dari kata latin Movore yang berarti dorongan atau
sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang
akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, karena dapat
b. Menurut Edwin B Flippo dalam buku Malayu S.P Hasibuan (2013:145), motivasi
adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau
sekaligus tercapai.
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya
15
tujuan. Membangkitkan nerkaitan dengan dorongan atau energi di belakang
tindakan. Motivasi juga berkepentingan dengan pilihan yang dilakukan orang dan
arah perilaku mereka. Sedang perilaku menjaga atau memelihara berapa lama
bahwa dalam diri setiap manusia terdapat lima tingkatan kebutuhan yaitu:
2. Kebutuhan akan rasa aman, apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan,
maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan
kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya
3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dan interaksi yang
lebih erat dengan orang lain. dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan
16
akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama
dan sebagainya.
Ada dua jenis motivasi kerja, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif, kedua
motivasi ini dijelaskan dalam buku Malayu S.P Hasibuan (2013:150) sebagai berikut:
standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat
bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka
17
takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu yang panjang dapat berakibat kurang
baik.
motivasi menggambarkan suatu individu yang efektif dan efisien, ada beberapa tujuan
18
2.1.2.5 Indikator Motivasi Kerja
1. Gaji
pekerjaan.
2. Kondisi kerja.
pekerjaannya.
3. Jenjang Karier.
Jalur yang dilalui suatu karier ketika karyawan mencapai kemajuan ke posisi
4. Insentif.
2.1.3 Kinerja
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya, terdiri dari elemen para
pelaku/pegawai yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan
pencapaian tujuan yang akan dicapai. Para pegawai yang bekerja sangat
19
mempengaruhi kinerja suatu instansi, hal ini karena pegawai merupakan penggerak
utama bagi setiap kegiatan operasional dan sangat berperan aktif untuk tercapai atau
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
kepadanya.
terjemahan dari perfomance yang berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah
proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja
tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur
atau kebujakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang
umum yang digunakan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu
organisasi pada suatu periode dengan suatu referensi pada sejumlah standar
20
seperti biaya masa lalu yang diproyeksikan dengan dasar efisiensi,
Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting, yaitu: tujuan, ukuran
dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi untuk
meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberi arah dan memengaruhi bagaimana
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah tingkat
g. Pengembangan SDM.
21
h. Alat untuk membantu dan mendorong pegawai agar inisiatif.
Kasmir (2016:189) :
suatu pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan dan keahlian maka akan dapat
Artinya seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih baik,
maka akan memberikan kinerja yang baik pula demikian sebaliknya. Dengan
b. Pengetahuan
22
c. Rancangan Kerja
tujuannya. Artinya jika suatu pekerjaan memiliki rancangan yang baik,maka akan
d. Kepribadian
Yaitu kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki seseorang. Setiap orang
memiliki kepribadian atau karakter yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Seseorang memiliki kepribadian atau karakter yang baik akan dapat melakukan
e. Motivasi Kerja
Jika pegawai memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau dorongan dari
pekerjaan dengan baik. Pada akhirnya dorongan atau rangsangan baik dari dalam
maupun dari luar diri seseorang akan menghasilkan kinerja yang baik.
f. Kepemimpinan
g. Gaya Kepemimpinan
23
Merupakan gaya atau sikap seseorang pemimpin dalam menghadapi atau
memerintah bawahannya.
h. Budaya Organisasi
mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima secara umum serta harus dipatuhi
i. Kepuasan Kerja
atau gembira atau suka untuk bekerja tentu hasil pekerjaan akanbaik pula.
j. Lingkungan Kerja
Merupakan suasana atau kondisi disekitar lokasi tempat kerja. Lingkungan kerja
dapat berupa ruangan, layout, sarana dan prasarana serta hubungan kerja dengan
k. Loyalitas
Loyalitas merupakan kesetiaan terhadap sesuatu baik itu dalam hal pekerjaan
keanggotaan formal namun yang lebih penting bahwa yang bersangkutan merasa
24
kepentingan organisasi. Nilai-nilai yang komitmen juga berpengaruh terhadap
Tentunya seseorang ingin dilibatkan dalam setiap kegiatan terutama tugas pokok
m. Disiplin Kerja
bersungguh-sungguh. Disiplin kerja dalam hal ini dapat berupa waktu, misalnya
masukkerja selalu tepat waktu. Kemudia disiplin kerja dalam mengerjakan apa
1. Kuantitas
2. Kualitas
melaksankan pekerjaannya.
3. Ketepatan waktu
25
4. Kreatifitas
5. Tanggung jawab
Menurut Koopmans et al, (2014: 334) membagi kinerja karyawan kedalam tiga
indikator:
ditunjukan dengan penyelesain kerja yang sesuai dengan rencana, tepat waktu,
karyawan yang dapat dilihat dari tujuan yang akan dicapai, profesionalitas
26
2.1.4 Kepuasan Kerja
antara satu dengan yang lainnya akan berbeda-beda. Jadi, kepuasan itu bersifat
individual.
kerja dalam pekerjaan ialah kepuasan kerja yang dapat dinikmati dalam pekerjaan
dengan mendapatkan hasil dari pencapaian tujuan kerja, penempatan, perlakuan, dan
suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang dapat menikmati kepuasan kerja
dalam pekerjaan ini, akan memilih untuk lebih mengutamakan pekerjaannya daripada
balas jasa/ upah yang ia dapatkan dari pekerjaan tersebut. Karyawan akan merasa
lebih puas apabila balas jasanya sebanding dengan hasil kerja yang dilakukan.
Menurut Handoko kepuasan kerja merupakan salah satu variabel yang dapat
mempengaruhi produktivitas atau prestasi kerja para karyawan. Variabel lain yang
untuk bekerja, tingkat stres kerja yang dialami oleh karyawan, kondisi fisik
pekerjaan, kompensasi, dan aspek- aspek ekonomis, teknis serta perilaku lainnya.
27
Pekerjaan yang memberikan kepuasan kerja bagi pelakunya ialah pekerjaan yang
indikator dari rasa ketidakpuasan dalam bekerja (Bangun, 2012). Menurut Achmad
dkk (2010), kepuasan kerja difungsikan untuk dapat meningkatkan semangat kerja
memiliki tingkat kehadiran dan perputaran kerja yang baik, pasif dalam serikat kerja,
dan memiliki prestasi kerja yang lebih baik dari karyawan lainnya. Sedangkan
karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja akan memberikan dampak bagi
menyelesaikan pekerjaan, pengunduran diri lebih dini, aktif dalam serikat kerja,
terganggu kesehatan fisik dan mental karyawannya. Dari pernyataan beberapa ahli di
kepuasan kerja merupakan sikap positif yang ditunjukkan oleh karyawan terhadap
pekerjaannya, sehingga karyawan dapat bekerja dengan senang hati tanpa merasa
terbebani dengan pekerjaan tersebut dan memberikan hasil yang optimal bagi
perusahaan.
diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan turnover kecil. Jadi, apabila
28
kedisiplinan, moral kerja dan turnover karyawan besar, maka kepuasan kerja
Menurut Abdus (2014) kepuasan kerja seorang karyawan dapat diukur dengan
c. Supervisi
e. Kondisi pekerjaan
bonus/ insentif.
diantaranya adalah :
a. Faktor instrinsik
29
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri karyawan dan dibawa oleh
b. Faktor ekstrinsik
Menyangkut hal-hal yang berasal dari luar karyawan, antara lain kondisi
1) Kepuasan finansial
30
berbagai macam tunjangan, jaminan sosial, promosi, fasilitas yang
2) Kepuasan fisik
3) Kepuasan sosial
dapat terpenuhi.
4) Kepuasan psikologi
31
32
2.2 Penelitian Terdahulu
3 Marsana dan Pengaruh Kompetensi Dan 1. kompetensi 1. kompetensi Kepuasan kerja kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
Handayani (2017) Motivasi KerjaTerhadap 2. motivasi 2. motivasi kerja terhadap kepuasan kerja, hal ini berimplikasi
Kepuasan Kerja Serta kerja 3. kinerja pada perlunya peningkatan kompetensi guru
Implikasinya Pada Kinerja 3. kinerja
Guru (Studi Kasus pada
SMA Negeri Se Sub
Rayon 1 Semarang)
4 Aan Subhan (2017) Pengaruh Kompetensi, 1. Kompetensi 1. Kompetensi motivasi 1. Kompetensi berpengaruh positif dan
Kepuasan Kerja, dan 2. Kepuasan 2. kepuasan kerja signifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri
Komitmen Organisasi Kerja 3. kinerja se-Kota Tasikmalaya.
33
terrhadap Kinerja Guru 3. Komitmen 2. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan
Organisasi signifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri
4. Kinerja se-Kota Tasikmalaya.
Guru 3. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri
se-Kota Tasikmalaya
5 Siti Markonah, Pengaruh Motivasi Dan 1. Motivasi 1. Motivasi Kepuasan kerja 1. Motivasi berpengaruh positif signifikan
Sunarto (2014) Kompetensi Terhadap 2. Kompetensi 2. kompetensi terhadap komitmen organisasional
Kinerja Guru Dimediasi 3. Komitmen 3. kinerja 2. Motivasi tidak berpengaruh positif dan
Komitmen Organisasional Organisasional signifikan terhadap kinerja guru
(Studi Kasus Di Sma 4. Kinerja Guru 3. Komitmen Organisasional berpengaruh
Negeri 1 Jakenan positif dan signifikan terhadap kinerja guru
Kabupaten Pati)
6 Rido Sanjaya Pengaruh Motivasi Kerja 1. Motivasi 1. Motivasi - motivasi kerja berpengaruh secara signifikan
(2018) Terhadap Kinerja Pegawai 2. kinerja 2. kinerja terhadap kinerja pegawai, dimana Kepala Dinas
dalam Perspektif Ekonomi sebagai leader mempunyai peran untuk
Islam (studi Dinas Sosial memotivasi. Hal tersebut dibuktikan
Tenaga Kerja dan berdasarkan hasil perhitungan secara regresi
Transmigrasi Kabupaten sederhana menunjukkan bahwa tingkat thitung
Pesisir Barat) pada variabel motivasi kerja sebesar (3,557) >
2,045.
7 Namira Mardin Pengaruh Kompetensi 1. Kompetensi 1. Kompetensi - pengaruh variabel kompetensi terhadap kinerja
Amin (2015) terhadap Kinerja Pegawai 2. Kinerja 2. Kinerja pegawai pada kantor Sekretariat Daerah
di Kantor Sekretariat Kabupaten Sidrap, adalah sebesar 95,3 %.
Daerah Kabupaten Adapun sisanya sebesar 4,7 % dipengaruhi oleh
Sidenreng Rappang. faktor lain di luar model regresi ini. Hal ini
berarti secara bersama-sama pengetahuan,
keterampilan, konsep diri dan nilai-nilai,
karakteristik pribadi, dan motivasi berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja pegawai di
kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sidenreng
Rappang.
8 A.A Made Bintang Pengaruh Kompetensi 1. Kompetensi 1. Kompetensi - Hasil uji t dimana nilai thitung>ttabel
Cahyaningrat Terhadap Kinerja Pegawai 2. Kinerja 2. Kinerja (5,622>1,666), dengan angka signifikansi 0,000
(2013) Di Badan Perpustakaan, < 0,05 yang menunjukan bahwa kompetensi
34
Arsip dan Dokumentasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap
Kota Denpasar kinerja pegawai di Badan Perpustakaan, Arsip
dan Dokumentasi Kota Denpasar.
9 Muhammad pengaruh kompetensi 1. Kompetensi 1. Kompetensi - Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Riyanda (2017) terhadap kinerja pegawai 2. Kinerja 2. Kinerja kompetensi terhadap kinerja pegawai pada
pada Dinas Perizinan Kota Dinas Perizinan Kota Yogyakarta (β = 0,460;
Yogyakarta p=0,000; ∆R2 = 20,7%);
10 Nur Huda (2011) Pengaruh Motivasi Kerja 1. Motivasi 1. Motivasi - adanya pengaruh yang signifikan antara
Terhadap Kinerja 2. Kinerja 2. Kinerja motivasi kerja dan kinerja karyawan. Yaitu,
Karyawan pada PT. Bank semua nilai rhitung lebih besar dari rtabel
Sul-Sel Makassar (0,361) pada taraf signifikan 5%, artinya tiap
pertanyaan berkorelasi dengan skor totalnya dan
data yang dikumpulkan dinyatakan valid
sedangkan dari hasil regresi sederhana dapat
diketahui nilai thitung 14,526 dan ttabel 0,361.
35
2.3 Hubungan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
adalah karakteristik dasar yang dapat berpengaruh terhadap kinerja individu atau tim.
Kompetensi memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang
dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau
individu terdapat beberapa karakteristik kompetensi dasar yaitu terdiri dari watak,
Keungan aset daerah Kota Palu menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh sebesar
84,91%.
sebagai berikut :
36
Menurut Snyderman dalam Betty Magdalena (2012), Motivasi dapat
timbul dari dalam pribadi seseorang itu sendiri, seperti system nilai yang dianut,
harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada seseorang.
2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang muncul dari luar pribadi seseorang, seperti
kondisi lingkungan kelas atau kampus, adanya ganjaran berupa hadiah (reward)
bahkan karena merasa takut akan hukuman (punishment) merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi motivasi. Oleh karena itu, meningkatkan nilai motivasi dapat
mempunyai kinerja yang baik atau memberikan kompensasi dalam bentuk lain sesuai
dengan ketentuan yang ada (Harry Murti dan Veronika Agustini Srimulyani, 2013).
Peningkatan motivasi pegawai ini merupakan hal yang sangat berarti bagi setiap
yang penting bagi setiap organisasi (Misail Palagia, Nurdin Brasit, Muh. Yunus
Amar, 2012). Sementara hasil penelitian john (2007) menyatakan bahwa motivasi
kerja merupakan sejauh mana seorang individu ingin ataupun bersedia berusaha
37
H2 : Di duga Motivasi Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan RSIA Norfa
38
39
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Populasi
terdiri atas, obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang
Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan RSIA Norfa Husada di Bangkinang
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sensus. artinya semua populasi
dijadikan sampel. karena itu jumlah sampel penelitian ini adalah 55 orang.
40
3.3 Definisi Operasional Variabel
1. Kreatif dan
5. Inisiatif inovatif
2. pola pikir maju
2 Kompetens karakteristik 1. Pengetahuan 1. identifikasi belajar Ordinal
i (X1) dasar dari 2. Pembelajarn Yang
seseorang yang sesuai dengan
memungkinkan kebutuhan perusahaan
pegawai
mengeluarkan 2. Karakter pribadi 1. reaksi terhadap krisis
kinerja superior ekonomi
dalam 2. perasaan terhadap
pekerjaannya. kenaikan gaji.
41
3 Motivasi motivasi kerja 1. Gaji 1. kewajaran gaji Ordinal
(X2) adalah 2. Kesesuaian gaji
pemberian daya
penggerak yang 2. Kondisi kerja. 1. kesesuaian kondisi
menciptakan kerja
kegairahan 2. pelaksanaan tugas
kerja seseorang pekerjaan
agar mereka
mau bekerja 3. Jenjang Karier. 1. peluang/kesempatan
sama, bekerja 2. ketersediaan jenjang
efektif, dan karir
terintegrasi
dengan segala 4. Insentif. 1. bonus
daya upayanya 2. pesangon
untuk mencapai 3. jaminan sosial
kepuasan.
Hasibuan
(2013:143)
Ordina
l
Adapun Jenis dan Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Data Primer Adalah data yang berupa keterangan yang diperoleh langsung
dari pihak RSIA Norfa Husada di Bangkinang Kota yang berupa wawancara
tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk informasi. Data yang diolah
2. Data Sekunder Merupakan data atau informasi yang telah disusun oleh RSIA
42
Husada di Bangkinang Kota, laporan dan struktur organisasi di RSIA Norfa
terdahulu.
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah
pemikiran teoritis, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
Modeling) atau Model Persamaan Struktural dengan program AMOS 4. SEM adalah
hubungan yang relatif rumit secara simultan. Hubungan yang rumit tersebut dapat
diartikan sebagai rangkaian hubungan yang dibangun antara satu atau beberapa
(eksogen), dan variabel- variabel tersebut berbentuk factor atau konstruk yang
Statistik deskriptif akan memberian gambaran atau deskripsi suatu data yang
diperoleh dari nilai rata- rata, standard deviasi, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis dan skewness. Dalam penelitian ini akan dilakukan statistik deskriptif
terhadap data penelitian dan responden. Deskripsi data penelitian meliputi deskripsi
43
responden, umur responden, pendidikan responden, pekerjaan dan penghasilan
akuntansi, lingkungan kerja, dan kinerja guru akuntansi. Variabel tersebut terdiri dari
sebagai berikut :
Pada penelitian ini, variable penelitian disebut variabel laten atau un-observed
yaitu variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dibentuk mealui
44
dimensi- dimensi yang diamati atau indicator – indikator yang diamati dengan skala
likert dalam bentuk kuesioner. Selanjutnya kuesioner tersebut diuji validitas dan
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuosioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesiner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jika loading
penelitian. Dalam penelitian ini diuji melalui Analisis Faktor Konfirmatori, dan jika
nilai Cronbach’s alpha lebih besar atau sama dengan 0.60 berarti instrument tersebut
reliable.
45
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
(PT) Bumi Damai Mandiri dan Rumah Sakit Ibu dan Anak Norfa Husada yang
kepada kedua orang tua yang berlatar belakang medis, Norfa yang berarti “Norman
dengan dibangunnya sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak yang diberi nama Norfa
Husada.
pelayanan kesehatan khususnya ibu dan anak sesuai dengan program pemerintah
dibidang kesehatan, sebagai wujud dari upaya menurunkan angka kematian ibu dan
anak, akhirnya pada tanggal 8 Februari 2010 Rumah Sakit Ibu dan Anak Norfa
kebidanan dan poliklinik anak serta telah dapat menerima pasien Rawat Inap dan
Rawat Jalan. Kemudian tindakan Operasi mulai tanggal 27 September 2010. Rumah
Sakit Ubu dan Anak Norfa Husada terletak di ibukota Kabupaten Kampar tepatnya Jl.
Dibangun diatas areal tanah seluas +_ 334 M2 dengan konsep desain kamar
yang menyerupai kamar rumah sendiri (President Suite) sehingga Ibu dan Anak yang
dirawat di RSIA Norfa Husada merasa nyaman bagaikan dirumah sendiri. Rumah
46
Sakit Ibu dan Anak Norfa Husada yang memiliki 11 kamar berkapasitas 25 tempat
layanan kesehatan terutama layanan kesehatan Ibu dan Anak, yang di lengkapi
dengan dokter spesialis dan perawat yang profesional, peralatan penunjang yang
canggih dan memadai serta tarif yangrelatif terjangkau oleh masyarakat, yang
rawat ianap, rawat jalan, dan gawaat darurat. Berikut merupakan tugas sekaligus
tinggal (observasi
47
Pelayanan tersebut harus tersedia dimasyarakat serta bersifat
sulit ditemukan
masyarakat
4. Mudah dijangkau
Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat diupayakan
5. Bermutu Menunjuk
dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan pihak lain tata cara
ditetapkan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Norfa Husada Bangkinang mempunyai tugas
48
Pasang Spiral/IUD . Angkat Spiral/IUD . Angkat KB Susuk -
4) Rawat Inap
5) Penunjang Pelayanan
a. Laboratorium
b. Kamar Operasi
c. Kamar Bersalin
d. Farmasi
e. Ambulance
49
4.4 Perencanaan Strategik
kedekatan pada pasien dan masyarakat sebagai prioritas utama untuk meningkatkan
ekonomi dan sosial serta budaya dalam persaingan global secara sehat dan terbuka.
2. Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Norfa Husada Bangkinang Membentuk sumber
daya manusia yang unggul dalam mengembangkan kemampuan dasar manusia yang
guna :
50
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sani Supriyanto, dan Masyhuri Machfudz. (2010). Metodologi Riset.
Manajemen Sumber daya Manusia. Malang: UIN Maliki Press.
Aan Subhan. 2017. Pengaruh Kompetensi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Organisasi terrhadap Kinerja Guru. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana
Administrasi Pendidikan Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017
Abdurrahmat, Fathoni. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rineka
Cipta.
Abdul Hafiz Tanjung. 2014. Akuntansi, Transparansi, dan Akuntabilitas. Keuangan
Publik. Yogyakarta: BPFE
Amin, Namira Mardin. 2015. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan di
Sekretariat Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. (Skripsi). Universitas
Hasanudin
Bangun, Wilson. 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Erlangga.
Deswarta. 2017. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kepuasan kerja dan
Kinerja Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Uin Syrif Kasim Riau. Jurnal
Valuta Vol. 3, No 1
Enceng Juhana. (2014). Pengaruh Kompetensi Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Di SDN Baros
Mandiri 5 Kota Cimahi. Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship Vol. 8,
No. 2, Oktober 2014, 86- 98 ISSN 2443-2121. Bandung.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas
51
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba.
Empat, Jakarta
Marsana, dan Handayani, SB. 2017. “Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi
KerjaTerhadap Kepuasan Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru (Studi
Kasus pada SMA Negeri Se Sub Rayon 1 Semarang)”.
Markonah Siti dan Sunarto. 2016. Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Terhadap
Kinerja Guru Dimediasi Komitmen Organisasional (Studi Kasus di SMA
Negeri 1 Jakenan Kabupaten Pati). Jurnal Ilmiah Pasca Sarjana, Universitas
Stikubank Semarang
Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi: Competency. Based
Human Resource Management. Jakarta: Ghalia Indonesia
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.
Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Penerbit Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Rivai, Veithzal. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Cetakan Ketiga,
PT. Raja Grafindo Persada.
Rido Sanjaya, 2018, Pengaruh Motivasi Kerja Terhdap Kinerja Pegawai Dalam
Perspektif Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisinis Islam Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Riyanda Muhammad, 2017. Pengaruh Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima.
Yogyakarta: Prenada Media.
S.P. Hasibuan Malayu, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi.
Revisi.Jakarta: PT Bumi Aksara.
S.P. Hasibuan Malayu, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT.
Bumi Aksara,
52
Suwarto. 2010. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Sondang P. Siagian, 2001, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bumi Aksara,.
Jakarta.
Sedarmayanti, 2010, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja , cetakan kedua,
Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja; Edisi Kelima. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
53