Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bisnis Administrasi

Volume 06, Nomor 01, 2017, 44-51

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN FASILITAS KERJA TERHADAP


MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA KEPADA KINERJA PEGAWAI
NON MEDIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
SUBULUSSALAM

1
Isnan Munawirsyah *
1
Program Studi, Magister Manajemen
Universitas Islam Sumatera Utara
Telp. 061-7322634 Fax. 061-7322649
*e-mail : Isnanmunawirsyah@gmail.com

ABSTRAK

Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam tingkat kepuasan kerja pegawai Non Medis
dinilai masih kurang. Tingkat Pujian, Reward, Ketepatan waktu kehadiran dan Fasilitas adalah salah
satu masalah terjadi rumah sakit. Permasalahan dalam penelitian ini adalah menurunnya tingkat kinerja
pegawai Non Medis pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sulubussalam, untuk meningkatkan Kinerja
Pegawai Non Medis Rumah Sakit, banyak faktor yang memperngaruhinya. Oleh Karen itu penelitan ini
dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh tidak langsung antara kepusan kerja terhadap Kinerja
Pegawai Non Medis melalui Motivasi Kerja, pengaruh tidak langsung antara Fasilitas Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Non Medis melalui Motivasi Kerja dan pengaruh langsung antara Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Pegawai Non Medis dan bagaimana pengaruh langsung antara Fasilitas Kerja
terhadap Kinerja Pegawai Non Medis pada RSUD Kota Sulubussalam, dengan populasi dan sampel
sebanyak 76 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan Kuesioner dengan menggunakan skala likert dan diolah dengan menggunakan Analisis
Jalur (Path Analysis). Dari hasil penelitian pengaruh tidak langsung Antara Variabel Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Non Medis Melalui Motivasi Kerja menunjukkan t-hitung = 7,700 dan t-tabel
1,665 dengan tingkat probabilitas 0.001, dari hasil penelitian pengaruh tidak langsung antara Variabel
Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Non Medis Melalui Motivasi Kerja menunjukkan t-hitung =
5,859 dan t-tabel 1,665 dengan tingkat probabilitas 0,001 dan Hasil perhitungan nilai R Square 0,771
hal ini berarti berpengaruh 77,1 % Motivasi Kerja dapat dijelaskan oleh Variabel Kepuasan Kerja dan
Fasilitas Kerja diatas, sisanya 22,9 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Dari hasil
penelitian pengaruh langsung antara Variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Non Medis
menunjukkan bahwa t-hitung = 3,174 dan t-tabel 1,665 dengan tingkat probabilitas 0,002, dari hasil
penelitian pengaruh langsung antara Variabel Fasilitas Kerja terhadap Kinerja Pegawai Non Medis
menunjukkan bahwa t-hitung = 3,164 dan t-tabel 1,665 dengan tingkat probabilitas 0,002, dan Hasil
perhitungan nilai R Square 0,765 hal ini berarti berpengaruh 76,5 % Kinerja Pegawai dapat dijelaskan
oleh Variabel Fasilitas Kerja dan Motivasi Kerja diatas, sisanya 23,5 % dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti. Hal ini menjadi pertimbangan agar faktor-faktor tersebut mampu meningkatkan
Kinerja Pegawai Non Medis di lingkungan RSUD Daerah Kota Subulussalam.

Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Fasilitas Kerja, Motivasi Kerja, Kinerja Pegawai Non Medis

PENDAHULUAN berbagai keragaman mendapat keleluasaan


didalam mengatur manajemen sesuai dengan
Peningkatan Mutu pegawai sebagai lingkungan eksternal dan internal serta
bagian yang tidak terpisahkan dari proses kebutuhan yang diinginkan pegawai dengan
pengembangan sumber daya manusia disiplin. ( Syafaruddin, 2001:88).
seutuhnya, peningkatan sumber daya manusia Kepuasan kerja dalam pekerjaan
harus dilakukan secara terarah, terancang dan adalah kepuasan kerja yang dinikmati
saling mendukung diantara komponen yang dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian
ada. Pengembangan sumber daya manusia hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan,
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pegawai dan suasana lingkungan kerja yang baik.
agar memiliki daya handal. Peningkatan mutu Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan
pegawai dapat dicapai apabila instansi dengan kerja dalam pekerjaan akan lebih

44
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 06, Nomor 01, 2017, 44-51

mengutamakan pekerjaannya daripada balas


jasa walaupun balas jasa itu penting Tabel 1. Rekap Data Peruangan Tahun 2016
(Hasibuan, 2007:185).
Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Subulussalam tingkat kepuasan kerja
karyawannya dinilai masih kurang. Pada tahun
2016, tingkat Pujian, Reward, Ketepatan waktu
kehadiran adalah salah satu masalah terjadi
rumah sakit. Rumah Sakit yang mengharuskan
Pegawai bekerja pada bidang tugas yang sama
untuk waktu yang panjang akan mudah
membuat Pegawai merasa bosan.
Rutinitas kerja yang monoton setiap
harinya, pada suatu waktu pasti akan sampai
pada titik kejenuhan, yang dapat
mengakibatkan Pegawai tidak dapat
dengan maksimal mengeluarkan kemampuan
yang dimiliki untuk kemajuan Rumah Sakit.
Kemudian sebagian pekerjaan yang dikerjakan
dilimpahkan kepada pekerja tenaga kontrak
sehingga secara perlahan mengurangi
pekerjaan yang dimiliki pegawai. Karena tahu
posisi mereka tidak akan berubah, bisa
menyebabkan Pegawai tidak lagi punya minat
dan kemauan untuk mengembangkan diri.
Rumah Sakit telah berupaya Dari rekap data diatas sebenarnya
menangani permasalahan tersebut agar kinerja pihak rumah sakit masih ingin menambah
Pegawai menjadi lebih baik. Untuk ruangan bagi para pasien, mengingat hampir
meningkatkan kepuasan kerja Pegawai, setiap tahun jumlah pasien bertambah.
Rumah Sakit memberlakukan Tambahan Kemudian bukan hanya itu pihak rumah sakit
Honor Piket dan Lembur ( Melalui tambahan juga membutuhkan penambahan alat-alat
program BPJS dan JKN) kepada pegawai yang kesehatan agar memaksimal tugas dalam
telah menyelesaikan pekerjaannya. Tambahan penanganan pasien. Dari permasalahan telah
tersebut dijadikan dasar untuk menentukan diajukan kekurangan alat- alat kesehatan pada
bonus yang akan diterima pegawai. Selain tahun 2016 sebagai berikut.
itu perusahaan juga memberikan kesempatan
kepada Pegawai yang disiplin untuk
memperoleh kenaikan jabatan. Dalam hal ini Tabel 2. Rekap Fasilitas yang ada pada
pegawai berpromosi jabatan. Penentuannya Barang Alkes Peruangan Tahun 2016
adalah dengan memperhatikan faktor kinerja,
yaitu pegawai yang memiliki prestasi yang
baik dan tanpa memperhitungkan waktu atau
lama kerja yang dilakukan pegawai bagi
Rumah Sakit, Kemudian pemimpin organisasi
seperti Direktur selalu turun kelapangan,
mengawasi dan mengontrol pelaksanaan
kegiatan dan pekerjaan yang ada di
lingkungan rumah sakit .
Fasilitas kerja juga sangat
mempengaruhi implementasi
kebijaksanaan penanganan Pasien. Tidak
bisa dibayangkan apabila dari sekian luas
wilayah kota Subulussalam dalam Berdasarkan dengan uraian diatas
menangani Pasien tidak ada fasilitas maka dapat disimpulkan bahwa betapa tidak
kerja yang memadai, misalnya di Beberapa seimbangnya antara fasilitas kerja yang
ruangan Rumah Sakit Umum Kota dimiliki Rumah Sakit dengan cakupan
Subulussalam yang memang masih kurang pelayanan serta kebutuhan peralatan Medis
karena setiap tahun pasien bertambah, kinerja pegawai.
terkadang pasien harus berbagi tempat dengan Alat-alat Medis seperti data
pasien yang lainnya. d i a t a s , sebagian besar kondisinya masih
kurang sekitar 58.46 %. Dengan
45
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 06, Nomor 01, 2017, 44-51

kekurangan fasilitas kerja serta kondisinya sumber yang ada pada manusia, pengaruh
juga sudah banyak yang rusak maka sangat perekonomian, serta pengaruh lain maka
tidak optimal implementasi penanganan kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin sulit
Pasien, sehingga pasien selalu dirujuk dimedan untuk terpenuhi dan akhirnya akan membawa
jika terkendala alat medis. dampak negatif terhadap kinerja Pegawai.
Berdasarkan dengan kondisi Pegawai menjadi tidak bersemangat dalam
seperti inilah maka diduga fasilitas kerja melaksanakan tugas-tugas dengan tepat waktu
dapat mempengaruhi implementasi dan kemangkiran pegawai semakin meningkat.
tindakan penanganan pasien di Rumah Masalah kinerja hampir dialami oleh
sakit Umum Daerah Kota subulussalam. semua perusahaan besar maupun yang
Motivasi mempersoal juga bagaimana tergolong sedang berkembang. Sehubungan
caranya mengarahkan daya dan potensi dengan hal tersebut, agar Pegawai selalu
bawahan, agar mau bekerja sama secara konsisten dengan kinerjanya perusahaan selalu
produktif berhasil mencapai dan mewujudkan memperhatikan lingkungan dimana Pegawai
tujuan yang telah ditentukan dan motivasi tidak melaksanakan tugasnya, misalnya rekan kerja,
hanya berwujud kebutuhan ekonomis yang pimpinan, suasana kerja dan hal-hal lain yang
bersifat materil saja ( berbentuk uang) akan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang
tetapi motivasi pegawai juga dipengaruhi oleh dalam melaksanakan tugasnya. Namun lain hal
faktor-faktor akan keberhasilan pelaksanaan dengan kondisi RSUD Kota Subulussalam ini,
pegawai, karyawan dalam bekerja, pengakuan saat jam kerja karyawan sering bercanda
akan keberhasilan dalam bekerja, tanggung dengan rekan kerja satu sama lain. Untuk itu,
jawab, Fasilitas kerja pegawai yang berdampak perusahaan berupaya mengadakan kebijakan,
pada kinerja pegawai. inovasi-inovasi dan stabilitas guna menghadapi
Kepuasan kerja perlu untuk memotivasi tuntutan Fasilitas Kerja dan Kepuasan kerja.
pegawai, dengan pembagian tugas yang jelas, Sebagai pusat pelayanan Rumah sakit
pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, Tipe D dan dalam proses ke Tipe C , model
peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang pelayanan Rumah sakit yang kini dilaksanakan
baik. Apabila motivasi bekerja pegawai rendah tidak lagi bergaya lama dimana ada kesan
maka kinerja pegawai akan menyusut se akan- sebelumnya Rumah sakit hanya tinggal diam
akan kemampuan yang mereka miliki rendah. menunggu datangnya pengunjung tanpa
Motivasi dan pembangkitan motivasi merupakan berperan aktif untuk mencari terobosan-
sebuah fungsi manajemen yang penting untuk terobosan baru pelayanan kesehatan sebagai
dilakukan. Motivasi juga menggambarkan inovasi.
hubungan antara harapan dan tujuan dengan Permasalahan dan kondisi yang telah
hal yang dilakukan untuk mendorong seseorang diuraikan di atas, dirasa dapat mempengaruhi
melakukan sesuatu dengan motivasi yang kinerja Pegawai Di Rumah Sakit Umum Daerah
berdampak pasif dan negatif yang dapat Kota Subulussalam. Untuk itu Rumah Sakit
digunakan seorang pegawai bekerja optimal. Perlu memperhatikan faktor-faktor yang terkait
Motivasi kerja merupakan keadaan dengan kepuasan kerja Pegawai dan Fasilitas
dalam diri pribadi seseorang yang mendorong Kerja Pegawai Terhadap Motivasi kerja.
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai tujuan ( Yuli,
2005:142). Rumah Sakit Umum Daerah Kota KAJIAN PUSTAKA
Subulussalam adalah bergerak dibidang jasa
kesehatan, Program – program kesehatan Pengertian Kepuasan Kerja
yang dijalankan berupa upaya kesehatan Seorang karyawan akan merasa nyaman
wajib dan upaya kesehatan pengembangan. dan tinggi loyalitasnya pada perusahaan
Semua upaya yang dijalankan tadi pada apabila memperoleh kepuasan kerja sesuai
akhirnya bertujuan untuk mencapai Visi dan dengan apa yang diinginkan. Menurut Robbins
Misi yang telah ditetapkan. (2003:78) kepuasan kerja adalah sikap umum
Pada umumnya tuntutan kebutuhan terhadap pekerjaan seseorang yang
yang semakin tinggi beban kebutuhan hidup menunjukkan perbedaan antara jumlah
pegawai semakin tidak terpuaskan dan gaji atu penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah
bonus yang diberikan sering lewat dari tanggal yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
yang ditentukan. Tentunya hal ini berakibat Indikator Kepuasan Kerja
pada menurunnya motivasi pegawai dalam Indikator kepuasan kerja yang dipakai
melaksanakan tugas. Seperti dikemukakan peneliti adalah indikator- indikator yang
dalam salah satu teori motivasi, teori hirarki dikembangkan oleh Hasibuan (2002:202) yang
kebutuhan dari kelima kebutuhan (fisiologi, meliputi antara lain:
keamanan, sosial, penghargaan, dan a. Kepuasan terhadap gaji, yaitu senang
aktualisasi diri) dengan keterbatasan sumber- atau tidak senang pegawai akan gaji
46
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 06, Nomor 01, 2017, 44-51

yang diterima. Assauri, Sofyan (2000: 22) fasilitas kerja dalam


b. Kepuasan dengan promosi, yaitu sikap persahaan terdiri dari:
senang atau tidak senang pegawai akan
promosi yang dilakukan perusahaan. 1. Mesin dan peralatan
c. Kepuasan terhadap rekan kerja, yaitu 2. Prasarana
sikap senang atau tidak senang pegawai 3. Perlengkapan kantor
akan dukungan dari rekan kerjanya. 4. Peralatan inventaris
d. Kepuasan terhadap supervisor, yaitu 5. Tanah dan bangunan
sikap senang atau tidak senang pegawai 6. Alat transportasi
akan perlakuan dari pimpinan.
Hasibuan ( 2008 : 202 ), menyatakan bahwa : Berdasarkan penjelasan beberapa teori
”Kepuasan kerja adalah Sikap emosional yang tersebut diatas, maka penulis dapat
menyenangkan dan mencintai pekerjaanya. mendefinisikan bahwa fasilitas kerja adalah
Sikap ini di cerminkan oleh moral kerja, semua sarana dan prasarana yang
kedisiplinan, dan prestasi kerja. ” digunakan, dipakai, ditempati, dtnikmatt
Berdasarkan definisi diatas, indikator oleh para pegawai sebagai alat penunjang
kepuasan kerja adalah : teknis operas/anal P e n a n g a n a n P a s i e n ,
1. Menyenangi pekerjaannya sehingga dapat memperlancar implementast
2. Mencintai pekerjaannya dan hubungan ke calon Pasien dan
3. Moral kerja masyarakat.
4. Kedisiplinan
5. Prestasi kerja. Motivasi Kerja
Menurut Manulang (2004:166) Motivasi
Penelitian dari Spector Yuwono (2005 :69) kerja tidak lain dari sesuatu yang menimbulkan
mendefinisikan kepuasan sebagai cluster dorongan atau semangat kerja, dengan kata
perasaan evaliatif tentang pekerjaan dan ia lain motivasi kerja adalah pendorong semangat
dapat mengidentifikasikan indikator kepuasan kerja. Motivasi atau dorongan kerja di suatu
kerja dari sembilan aspek yaitu : perusahaan sangatlah penting bagi tinggi
rendahnya produktivitas perusahaan.
1. Upah : jumlah dan rasa keadilannya Dinyatakan oleh Maslow dalam Robbins,
2. Promosi : peluang dan rasa keadilan untuk (2006:214) mengenai teori hierarki kebutuhan
mendapatkan promosi yaitu sebagai berikut:
3. Supervisi : keadilan dan kompetensi  Kebutuhan Psikologis: kebutuhan yang
penugasan menajerial oleh penyelia perlu dipenuhi untuk mempertahankan
4. Benefit: asuransi, liburan dan bentuk fasilitas hidup antara lain makan, minum, pakaian,
yang lain tempat tinggal, dan kebutuhan jasmani
5. Contingent rewards : rasa hormat, diakui dan lainnya.
diberikan apresiasi  Kebutuhan Keamanan: apabila kebutuhan
6. Operating procedures : kebijakan, prosedur psikologis sudah cukup terpenuhi, maka
dan aturan kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan
7. Coworkers : rekan kerja yang berikut yang lebih tinggi yakni kebutuhan
menyenangkan dan kompeten akan keamanan mulai mendominasi
8. Nature of work : tugas itu sendiri dapat manusia.
dinikmati atau tidak  Sosial: mencakup kasih sayang, rasa
9. Communication : berbagai informasi didalam memiliki, diterima-baik, dan persahabatan.
organisasi (vebal maupun nonverbal)  Penghargaan: mencakup faktor
penghormatan diri seperti harga diri,
Fasilitas Kerja. otonomi, dan prestasi; serta faktor
Moenir ( 2000) mendefinisikan bahwa penghormatan dari luar seperti misalnya
fasilitas kerja adalah segala sesuatu yang status, pengkuan, dan perhatian.
digunakan, dipakai, ditempati dan dinikmati  Aktualisasi Diri: dorongan untuk menjadi
oleh pegawai baik dalam hubungan langsung seseorang/ sesuatu sesuai ambisinya
dengan pekerjaan maupun untuk kelancaran yang mencakup pertumbuhan, pencapain
pekerjaan. potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
Fasilitas kerja merupakan salah satu alat
yang digunakan oleh karyawan untuk
memudahkan dalam penyelesaian kerjaan
sehari-hari. Fasilitas kerja pada setiap
perusahaan akan berbeda dalam bentuk dan
jenisnya, tergantung pada jenis usaha dan
besar kecilnya perusahaan tersebut. Menurut
47
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 06, Nomor 01, 2017, 44-51

 Individu yang lebih senang bertangung


jawab secara personal atas tugas yang
dikerjakan .
 Individu yang puas dengan hasil bila
pekerjaan dilakukan sendiri.
 Individu yang selalu mencari kemungkinan
pekerjaan yang lebih menantang,
meninggalkan sesuatu yang lama dan
menjadi rutinitas serta berusaha untuk
menemukan sesuatu yang baru.

Berdasarkan uraian teori di atas, yang dijadikan


sebagai indikator dalam kinerja adalah:
• Senang bekerja dan menghadapi tantangan
Dari titik pandang motivasi, teori itu • Kepuasan kerja
mengatakan bahwa meskipun tidak ada • Senang memperoleh umpan balik
kebutuhan yang bisa terpenuhi sepenuhnya, • Bertanggung jawab
namun kebutuhan yang telah dipuaskan tidak • Melakukan pekerjaan sendiri
lagi menjadi pendorong motivasi. Jadi, jika ingin • Menyukai tantangan dan hal-hal baru
memotivasi seseorang, maka perlu memahami
sedang berada di anak tangga manakah orang METODE PENELITIAN
itu dan harus focus pada pemenuhan
kebutuhan di tingkat diatasnya. Penelitian ini dilakukan pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam yang
Kinerja Pegawai beralamat di Jl. Hamzah Fansyuri No.
Menurut Mangkunegara (2005:25) Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam.
“pengertian kinerja adalah hasil kerja secara Objek pada penelitian ini adalah seluruh
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai non medis yang ada di Rumah Sakit
seseorang karyawan dalam kemampuan Umum Daerah Kota Subulussalam tentang
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan Pengaruh Kepuasan Kerja dan Fasilitas Kerja
tanggung jawab yang diberikan oleh atasan terhadap Motivasi Kerja dan dampaknya
kepadanya. Selain itu, kinerja juga dapat terhadap Kinerja Pegawai yaitu sebanyak 76
diartikan sebagai suatu hasil dan usaha orang. Teknik Pengumpulan data penelitian
seseorang yang dicapai dengan adanya dilakukan dengan cara pengisian kuisioner
kemampuan dan perbuatan dalam situasi dengan skala Likert (1–5). Masing-masing
tertentu”. opsion diberikan bobot mulai dari 5 untuk
Menurut Bernardin dan Russel sangat setuju hingga bobot 1 untuk option
(2006:382) terdapat enam kriteria untuk menilai sangat tidak setuju. Nur Indriantoro (2002 : 99).
kinerja karyawan: Kualitas (Quality), Kuantitas Uji yang dilakukan adalah uji Validitas,
(Quantity), Ketepatan Waktu (Timeliness), Realiabilitas (Sugiyono, 2006), Uji Normalitas
Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness), Data, Path Analysis, Uji T dan Uji Koefisien
Pengawasan untuk Kebutuhan (Need For Determinasi.
Supervision), Dampak Impersonal (Impersonal
Impact). HASIL DAN PEMBAHASAN
Pace (dalam Mangkunegara, 2005:28)
menjelaskan bahwa individu-individu dengan Pemberian kepuasan kerja dan
kinerja yang tinggi dapat dibedakan dengan Fasilitas kerja yang baik diharapkan dapat
beberapa ciri yaitu:
meningkatkan motivasi serta berdampak
 Individu yang senang bekerja dan
menghadapi tantangan yang moderat
terhadap kinerja dari setiap pegawai
 Individu yang memperoleh sedikit kepuasan dimana hal itu merupakan keberhasilan
jika pekerjanya sangat mudah dan jika perusahaan atau organisasi dalam
terlalu sulit cenderung kecewa pencapaian tujuan organisasi. Sejalan
 Individu yang senang memperoleh umpan dengan penelitian Yuli (2005: 142) bahwa
balik yang konkret mengenai pekerjaanya. motivasi kerja merupakan keadaan dalam
 Individu yang cenderung tidak menyenangi diri pribadi seseorang yang mendorong
tugas tersebut jika tidak mencapai prestasi keinginan individu untuk melakukan
sesuai dengan yang diinginkan . kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan. Dan dalam perspektif modern
menjelaskan bahwa kepuasan kerja dan
48
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 06, Nomor 01, 2017, 44-51

Fasilitas Kerja merupakan alat bagi pihak Pegawai melalui Motivasi Kerja . Kepuasan
manajemen untuk memotivasi pegawai kerja memang sangat diperlukan oleh
dalam pencapaian tujuan organisasi. seorang pegawai untuk dapat mencapai
Pegawai yang sudah memahami suatu kinerja yang tinggi.
keseluruhan keterbatasan perusahaan Kemudian Fasilitas kerja
dalam upaya peningkatan kinerja akan mempunyai pengaruh tidak langsung
menjadikan alat –alat yang ada sebagai terhadap kinerja pegawai yaitu pada tabel
komponen kinerja untung penunjang hasil uji statistik t diperoleh, sebagai
pekerjaan yang terbatas. Keyakinan berikut: Variabel Fasilitas Kerja
tersebut akan diwujudkan menjadi perilaku menunjukan t-hitung = 5,859 dan t-tabel
keseharian mereka dalam bekerja, 1,665 dengan tingkat probabilitas 0,001.
sehingga akan menjadi kinerja individual. Dengan demikian dapat disimpulkan
Adanya keterkaitan hubungan antara
P=0,000 < = 0,05, maka hipotesis Ho
kepuasan kerja, Fasilitas kerja, Motivasi
ditolak dan diterima hipotesis Ha yang
kerja dan dampaknya terhadap kinerja
menyatakan variabel Fasilitas Kerja
pegawai di RSUD Kota Subulussalam ini
berpengaruh positif signifikan secara tidak
bukan persoalan sepele karena ini
langsung mempengaruhi Kinerja Pegawai
menyangkut kenyamanan, kesehatan dan
melalui Motivasi Kerja. Artinya Fasilitas
sekaligus persoalan nyawa pasien-pasien
kerja yang merupakan alat bagi
yang berobat di rumah sakit tersebut.
kemudahan dalam penanganan,
Berdasarkan hasil penelitian dan
kenyamanan pasien dan pembuatan
tanggapan dari responden mengenai
laporan yang mempengaruhi kelompok-
motivasi pada RSUD Kota Subulussalam
kelompok orang dalam lingkungan RSUD,
dinyatakan sudah baik, adanya rasa
akan membentuk suatu persepsi subyektif
tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
keseluruhan mengenai penanganan serta
telah diberikan kepada mereka. Mereka
tindakan pelayanan terhadap pasien
menyelesaikan pekerjaannya sesuai
berdasarkan pada faktor-faktor seperti
dengan hasil yang diharapkan. Selain itu,
berani menghadapi risiko, tekanan pada
meskipun mereka sering bercanda namun
tim, dan dukungan orang, persepsi
tetap memperhatikan pekerjaan dari
keseluruhan ini akan mempengaruhi
rekannya, dimana diantara karyawan
kinerja pegawai serta dampak yang lebih
dengan atasan tampak saling membantu
besar pada respon terhadap penanganan
apabila ada rekan kerja atau bawahannya
pasien yang lebih kuat.
yang memerlukan bantuan dengan
Hasil perhitungan nilai R Square 0,771
harapan mendapatkan hasil yang baik,
hal ini berarti berpengaruh tidak langsung
ditambah lagi dengan adanya program
77,1 % tehadap kinerja pegawai, Melalui
pemerintah yaitu BPJS dan JKN
Motivasi dapat dijelaskan oleh Variabel
menambah minat dalam hal motivasi kerja
Kepuasan Kerja dan Fasilitas Kerja diatas,
dan berdampak terhadap ke kinerja
sisanya 22,9 % dijelaskan oleh faktor lain
pegawai.
diluar analisa variabel dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil penelitian yang
seperti disiplin kerja, budaya organisasi,
dilakukan terhadap 76 orang pegawai pada
semangat kerja, moral kerja, dan
RSUD Kota Subulussalam diperoleh hasil
lingkungan kerja.
bahwa Kepuasan kerja mempunyai
Kemudian berdasarkan hasil pengaruh
pengaruh tidak langsung terhadap kinerja
langsung antara kepuasan kerja terhadap
pegawai yaitu Pada tabel hasil uji statistik t
kinerja pegawai Pada tabel hasil uji statistik
diperoleh, sebagai berikut: Variabel
t diperoleh, sebagai berikut: Variabel
Kepuasan Kerja menunjukan t-hitung =
Kepuasan Kerja menunjukan t-hitung =
7,700 dan t-tabel 1,665 dengan tingkat
3,174 dan t-tabel 1,665 dengan tingkat
probabilitas 0.001. Dengan demikian dapat
probabilitas 0,002. Dengan demikian dapat
disimpulkan P=0,000 < = 0,05, maka
disimpulkan P=0,000 < = 0,05, maka
hipotesis Ho ditolak dan diterima hipotesis
hipotesis Ho ditolak dan diterima hipotesis
Ha yang menyatakan variabel Kepuasan
Ha yang menyatakan variabel Kepuasan
Kerja berpengaruh positif signifikan secara
tidak langsung mempengaruhi Kinerja
49
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 06, Nomor 01, 2017, 44-51

Kerja berpengaruh signifikan secara Dari berbagai uraian diatas maka dapat
langsung terhadap kinerja pegawai. disimpulkan bahwa kepuasan kerja dan
Kemudian Fasilitas kerja mempunyai Fasilitas kerja mempengaruhi motivasi
pengaruh tidak langsung terhadap kinerja kerja, dan hal tersebut menjadi
pegawai yaitu Pada tabel hasil uji statistik t pertimbangan agar faktor-faktor tersebut
diperoleh, sebagai berikut: mampu untuk lebih meningkatkan kinerja
Variabel Fasilitas Kerja menunjukan t- para karyawan di lingkungan di RSUD Kota
hitung = 3,164 dan t-tabel 1,665 dengan Subulussalam.
tingkat probabilitas 0,002. Dengan
demikian dapat disimpulkan P=0,000 < = KESIMPULAN
0,05, maka hipotesis Ho ditolak dan
diterima hipotesis Ha yang menyatakan Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
variabel Fasilitas Kerja berpengaruh positif dalam penelitian ini, maka dapat dibuat
signifikan secara langsung terhadap beberapa kesimpulan, yaitu pengaruh tidak
Kinerja Pegawai. langsung Kepuasan Kerja dan Fasilitas Kerja
Hasil perhitungan nilai R Square 0,765 terhadap Kinerja Pegawai Non Medis Melalui
hal ini berarti berpengaruh langsung 76,5 Motivasi kerja adalah sebesar 77,1 % sisanya
% Kinerja Pegawai dapat dijelaskan oleh 22,9% dijelaskan Oleh Variabel lain yang tidak
Variabel Kepuasan Kerja dan Fasilitas diteliti. Pengaruh langsung Kepuasan Kerja dan
Fasilitas Kerja terhadap Kinerja Pegawai Non
Kerja diatas, sisanya 23,5 % dijelaskan
Medis adalah sebesar 76,5 % sisanya 23,5%
oleh faktor lain diluar analisa variabel dijelaskan Oleh Variabel lain yang tidak diteliti.
dalam penelitian ini seperti disiplin kerja,
budaya organisasi, semangat kerja,
kepemimpinan, moral kerja, dan
lingkungan kerja. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian terbukti
bahwa kepuasan kerja dan fasilitas kerja Assauri, Sofyan, (2000): Rekayasa Keuangan,
bersama-sama mempunyai hubungan dan Manajemen Usahawan Indonesia. No.08
pengaruh yang positif terhadap Kinerja Of Financial Management Edisi 11 Buku
pegawai. 2, Cengage Learning. Jakarta:
Bernardin & Russel. (2006). Manajemen
Perhitungan pengaruh kepuasan kerja
Sumber Daya Manusia. Diterjemahkan
dan fasilitas kerja secara gabungan oleh Bambang Sukoco. Bandung:
terhadap kinerja (dilihat berdasarkan tabel Armico.
anova) diperoleh angka signifikansi Hasibuan, S. P. (2007). Manajemen
sebesar 0,000<0,05 yang berarti ada Sumber Daya Manusia, Cetakan
hubungan yang linear antara kepuasan kesembilan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
kerja, fasilitas kerja dengan kinerja (H1 Hasibuan, Maayu SP. 2008. Manajemen
diterima). Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Berdasarkan pengolahan data secara Jakarta: Bumi Aksara.
keseluruhan dapat dilihat dan diperoleh Hasibuan, Malayu SP. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
nilai signifikan 0,000 < dari taraf nyata
Jakarta: Bumi Aksara.
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2005).
hipotesis diterima yang artinya ada Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika
pengaruh antara kepuasan kerja dan Aditama.
fasilitas kerja terhadap motivasi dan Manulang M. & Manulang Marihot A., M., H.
dampaknya terhadap kinerja pegawai. Hal (2004). Manjemen Personalia.
ini diperoleh dari hasil jawaban responden Yogjakarta:Gadjah Mada University.
yang menyatakan bahwa Kinerja pegawai Moenir, A.S. (2000). Manajemen Pelayanan
yang baik di RSUD Kota Subulussalam Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi
karena adanya dorongan dari kepuasan Robbins, P. Stephen. (2006). Perilaku
Organisasi. Jakarta: Indeks.
kerja dan fasilitas kerja yang kuat terhadap
Robbins, Stephen P. (2003). Prinsip-prinsip
motivasi dan berdampak pada kinerja Perilaku Organisasi, PT. Erlangga,.
pegawai di RSUD Kota Subulussalam Jakarta.
tersebut.

50
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 06, Nomor 01, 2017, 44-51

Wiyadi, Joko. (2009). Pengaruh Motivasi, Ya’qub, Hamzah. 2004. Menuju Keberhasilan
Perilaku Pemimpin, dan Kesempatan Manajemen dan Kepemimpinan.
Pengembangan Karier terhadap Kinerja Penerbit Diponegoro. Bandung.
Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Spector Yuwono, et.al. (2005). Psikologi
Minum Gunung Kidul. industri dan organisasi. Surabaya:
http://etd.eprints.ums.ac.id./ 2932/ 1/ Fakultas Psikologi Universitas
B100040248.pdf (17 Juli 2011) Airlangga.

51

Anda mungkin juga menyukai