ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh signifikan secara bersama-sama Pemasaran Internal,
Efikasi Diri, dan Employee Engagement terhadap Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara secara
simultan, Metodologi penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode path analysis
menggunakan persamaan Structural Equation Modeling. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling sebanyak 63 besponden berdasarkan jumlah tenaga kesehatan dengan status karyawan
tetap di RS Satya Negara. Hasil penelitian menunjukkan Pemasaran Internal, Efikasi Diri, dan Employee
Engagement memiliki pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Pencapaian Visi dan Misi RS
Satya Negara secara simultan. Pemasaran Internal secara langsung memiliki pengaruh positif secara
signifikan terhadap Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara secara parsial. Pemasaran Internal
memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap Employee Engagement RS Satya Negara secara
parsial. Efikasi Diri memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap Employee Engagement RS Satya
Negara secara parsial. Efikasi Diri secara langsung memiliki pengaruh positif secara signifikan dan lemah
terhadap Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara secara parsial. Employee Engagement secara
langsung memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara
secara parsial. Pemasaran Internal secara tidak langsung memiliki pengaruh positif secara signifikan
terhadap Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara melalui variabel intervening employee engagement.
Efikasi Diri secara tidak langsung memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap Pencapaian Visi
dan Misi RS Satya Negara melalui variabel intervening employee engagement. Temuan penelitian ini
adalah Employee Engagement berperan sebagai variabel mediasi secara parsial/partial mediation untuk
memberikan pengaruh yang kuat secara tidak langsung Efikasi Diri terhadap Pencapaian Visi dan Misi RS
Satya Negara. Implikasi manajerial penelitian ini adalah memperbaiki sistem renumerasi dan rewards
yang diperoleh tenaga kesehatan secara adil dan layak berdasarkan kinerja individu tenaga kesehatan.
Kata kunci: Pemasaran Internal, Efikasi Diri, Employee Engagement, dan Pencapaian Visi dan Misi
Pendahuluan Efikasi diri adalah suatu bentuk
Pemasaran internal adalah suatu kegiatan kepercayaan atau keyakinan terkait kemampuan
menarik, mengembangkan, memotivasi dan dirinya sendiri dalam mengatur, melakukan
mempertahankan karyawan-karyawan berkualitas sesuatu guna mencapai suatu tujuan,
melalui hasil pekerjaan yang memuaskan menghasilkan sesuatu, dan juga
kebutuhan mereka. Pemasaran internal mengimplementasikan tindakan agar bisa
merupakan filosofi yang memperlakukan mencapai suatu bentuk kecakapan tertentu.
karyawan sebagai pelanggan. serta merupakan Efikasi diri ini akan berpengaruh pada tingkat
strategi mengenai penentuan bentuk produk kerja produktivitas kerja, tingkat stres dan juga
guna memenuhi kebutuhan manusia. Pemasaran kesehatan mental para tenaga kerja dalam
internal memperlakukan karyawan dan konsumen banyaknya tuntutan yang harus mereka penuhi.
dengan kepentingan yang setara melalui program Semakin rendah tingkat efikasi diri pada diri
proaktif dengan tujuan untuk mencapai tujuan seseorang, maka akan semakin tinggi juga
perusahaan. Tujuan pemasaran internal adalah tekanan yang akan dirasakannya. Self-efficacy
untuk menyelaraskan setiap aspek kinerja dalam suatu kelompok akan mempengaruhi misi
internal perusahaan untuk memastikan para dan tujuan kelompok tersebut, karena kekuatan
karyawan mampu memberikan pelayanan kepada komitmen dari anggota akan sangat
konsumen.
1
Universitas Esa Unggul
2
Universitas Esa Unggul
Tinjauan Teoritik .
Pemasaran Internal H1
Pemasaran Internal Dimensi :
Perkembangan / pelatihan H2 1
Metodologi
Metodologi penelitian dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode path
analysis menggunakan persamaan Structural
Equation Modeling. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan purposive sampling sebanyak
3
Universitas Esa Unggul
METODE KUANTITATIF
Data Sekunder
• Laporan Pemasaran RS Satya Data Primer
Negara • Responden: 63 tenaga kesehatan Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2022
• Profil RS Satya Negara • Pengembangan Pertanyaan
PENGUMPULAN DATA tertutup
• Laporan Evaluasi Kinerja
• Laporan SDM RS Satya Negara
• SOP Manajemen RS Satya
• Kriteria inklusif dan eksklusif
• Skala linkert: 1 – 5 4. Three Box Method (Analisis Indeks)
Negara
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS Tabel 3 Matriks Tanggapan Responden
ANALISIS JALUR
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2022
LAPORAN
PENGUJIAN HIPOTESIS PENGUJIAN MEDIASI TESIS
Rangkuman pernyataan responden berdasarkan
Gambar 2 Tahapan Penelitian
hasil three box method diperoleh:
Hasil Penelitian
Pemasaran Internal secara rata-rata
1. Identitas Responden
memperoleh kategori sedang. Ada 5 (lima)
Dalam penelitian ini, total responden berjumlah
pernyataan variabel Pemasaran Internal yang
63 responden, dimana sebanyak 16 % laki-laki
memiliki kategori rendah yaitu Pemilihan
dan 84 % perempuan. Untuk usia responden yang
petugas yang mengikuti pelatihan melalui
paling besar adalah kelompok usia 22 – 31
proses analisis kebutuhan di setiap unit
tahun 29 %; kelompok usia 32 – 40 tahun 38 layanan; RS menyediakan SOP peningkatan
%; kelompok usia 41 – 50 tahun 21 %; jenjang karir yang sesuai dengan tingkat
kelompok usia > 50 tahun 13 %. Berdasarkan pengalaman dan kompetensi karyawan;
tingkatan pendidikan terakhir responden Manajemen memberikan award/penghargaan
diperoleh D3 mencapai 63 %; S1 mencapai bagi pegawai yang terbaik untuk setiap bulan;
22 %; S2 mencapai 8 %; dan SMU/SMK Gaji dan upah yang terima dari Rumah Sakit
mencapai 6 %. Status kepegawaian sesuai beban pekerjaan saya; dan
responden terdiri atas 14 % pegawai kontrak; Bonus/insentif tambahan diberikan
82 % pegawai tetap; dan 3 % Karyawan manajemen diluar gaji.
Kontrak Waktu Tertentu. Variabel efikasi diri secara keseluruhan
memperoleh kategori sedang; dimana
2. Hasil Pengujian Kualitas Data pernyataan yang paling mendukung adalah
Tabel 1 Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas pernyataan Saya memiliki keyakinan untuk
No Variabel Valid Tidak Valid Cronbach’s Alpha memperoleh posisi yang saya inginkan sebab
1 Pemasaran Internal (X1) 21 4 0,665 saya menguasai berbagai hal pengalaman
2 Efikasi Diri (X2) 9 1 0,635 rekan sejawat di RS.
3 Employee Engagement (Z) 10 0,689
4 Pencapaian Visi dan Misi (Y) 20 3 0,692
Secara keseluruhan variabel employee
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2022 engagement memperoleh kategori tinggi. Ada
1 (satu) pernyataan variabel employee
3. Deskriptif Statistik engagement yang memiliki kategori sedang
Hasil deskriptif statistik menunjukkan yaitu dalam tujuh hari terakhir saya
kecenderungan responden tenaga kesehatan yang memperoleh penghargaan atau pujian karena
terbentuk berada pada persepsi bersikap tidak melakukan pekerjaan dengan baik.
setuju sampai dengan setuju dalam menyikapi Variabel pencapaian visi dan misi secara
perilaku pada setiap variabel. keseluruhan memperoleh kategori Tinggi.
Pernyataan yang paling mendukung variabel
Tabel 2 Deskripsi statistik tersebut adalah Kegiatan promo discount dan
voucher telah membuat pelanggan tertarik
untuk berkunjung.
4
Universitas Esa Unggul
5
Universitas Esa Unggul
dan sistem manajemen dengan mereka. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan
Pemimpin rumah sakit memerlukan organisasi untuk meningkatkan mutu
pernyataan misi dan visi sebagai isi pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor
komunikasi dalam meningkatkan komitmen individu. Untuk mengoptimalisai
seluruh pihak terkait (Ginter dkk,1995; Truitt, perkembangan kegiatan Pemasaran Internal
2001). pada RS Satya Negara diperlukan upaya
Penelitian Devy Evelyn, 2019 diperoleh hasil peningkatan komunikasi dua arah yang baik
pengaruh signifikan bersama-sama dalam mendelegasikan tugas dan pemberian
implementasi Internal Marketing terhadap reward serta remunerasi yang menutamakan
Marketing Orientation dan Employee kepuasan tenaga kesehatan. Pemasaran
Engagement secara simultan serta variabel – Internal yang handal dan baik menimbulkan
variabel tersebut yang berperan penting dalam kepercayaan diri seorang tenaga kesehatan
menciptakan Employee Performance. sehingga mendorong tenaga kesehatan untuk
2. H2 = terdapat Pengaruh langsung secara berperan aktif dalam diskusi dengan tim
signifikan Pemasaran Internal terhadap kesehatan lain. Seringkali ide-ide muncul
Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara. dalam pemberian layanan kesehatan karena
Hipotesis 2 diterima karena tingkat dengan pengetahuannya dapat memberikan
signifikansi kurang dari 0,05. Hasil tersebut motivasi mampu berfikir kritis dan cepat
memperkuat hipotesis 2 yang dikembangkan mengambil keputusan, dalam mengatasi
pada penelitian ini bahwa terdapat Terdapat permasalahan pasien dan meminimalkan
Pengaruh langsung secara signifikan kesalahan. Penelitian lopi Lesduwiyana
Pemasaran Internal terhadap Pencapaian Visi (2016) menguraikan Penerapan Balanced
dan Misi RS Satya Negara secara parsial. Scorecard Sebagai Pencapaian Visi Dan Misi
Koefisien pengaruh secara langsung Pada Rumah Sakit. Penelitian Nestor Asiamah
Pemasaran Internal terhadap Pencapaian Visi (2018) tentang The nexus between internal
dan Misi adalah sebesar 0,294. marketing in hospitals and organizational
Hasil analisis three box methods menunjukkan commitment memperoleh hasil Internal
ke-4 (empat) perspektif yang dikembangkan marketing (Pemasaran Internal) memiliki
Kaplan & Norton (2000) yakni Perspektif hubungan positif secara signifikan terhadap
Keuangan; Perspektif Pelanggan; Perspektif komitmen tenaga kesehatan sehingga
Proses Bisnis Internal; serta Perspektif berdampak positif yang baik kepada kinerja
Pembelajaran dan Pertumbuhan pada variabel tenaga kesehatan.
Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara 3. H3 = terdapat Pengaruh signifikan Pemasaran
memperoleh kategori tinggi. Hasil dari Internal terhadap Employee Engagement RS
analisis jalur/path analysis menunjukkan Satya Negara.
adanya hubungan positif secara signifikan Hipotesis 3 diterima karena tingkat
variabel Pemasaran Internal terhadap signifikansi kurang dari 0,05. Hasil tersebut
Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara. memperkuat hipotesis 3 yang dikembangkan
Hubungan tersebut menjelaskan bahwa pada penelitian ini bahwa terdapat pengaruh
semakin tinggi kegiatan Pemasaran Internal signifikan Pemasaran Internal terhadap
tenaga kesehatan dapat meningkatkan Employee Engagement RS Satya Negara.
pencapaian visi dan misi RS Satya Negara Koefisien pengaruh Pemasaran Internal
dengan baik. Hal ini sebagaimana dijelaskan terhadap Employee Engagement RS Satya
bahwa semakin tinggi kegiatan Pemasaran Negara adalah sebesar 0,357.
Internal seseorang, maka akan lebih rasional Hasil analisis three box methods untuk
dan kreatif serta terbuka dalam menerima variabel Pemasaran Internal secara rata-rata
adanya bermacam usaha pembaharuan dan memperoleh kategori sedang. Beberapa
dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai dimensi yang memperoleh kategori sedang
pembaharuan terhadap sesuatu yang datang yang mempunyai nilai tertinggi, antara lain:
dari luar. kegiatan Pemasaran Internal Manajemen memiliki SOP kegiatan diklat
mendorong tenaga kesehatan untuk karyawan; Saling memberikan informasi yang
melaksanakan tindakan/pelayanan kesehatan relevan antar unit; Adanya kerjasama dan
sesuai target yang telah ditetapkan oleh koordinasi untuk pelaksanaan tugas-tugas
organisasi sehingga berdampak pada antar unit; RS menyediakan informasi
Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara. pelayanan kesehatan yang jelas dan mudah
6
Universitas Esa Unggul
diterima pelanggan; dan RS menyediakan Hasil analisis three box methods menunjukkan
fasilitas dan peralatan yang mendukung visi dimensi efikasi diri secara rata-rata
pelayanan prima di setiap unit layanan. memperoleh kategori sedang. Beberapa
Mengacu kepada indikator pembentuk dimensi yang memperoleh kategori sedang
variabel employee engagement yang dari nilai tertinggi secara berurutan, antara
dikembangkan Gallup (2004) menunjukkan lain: Saya memiliki keyakinan diri atas
dimensi Basic Needs berdasarkan persepsi kemampuan dan pengalaman yang dimiliki
responden mendapatkan skor cukup tinggi dalam menghadapi berbagai macam tugas;
sehingga kebijakan perusahaan tidak lagi Saya memiliki pengalaman yang cukup
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar. sehingga saya tidak pernah ragu dengan
Artinya motivasi karyawan dalam bekerja kemampuan yang saya miliki; Saya yakin
untuk memenuhi kebutuhan sudah terpenuhi. dapat mengatasi tugas–tugas yang memiliki
Meskipun peningkatannya tidak terlalu besar tingkat kesulitan tinggi karena saya memiliki
namun hal ini menunjukan bahwa managemen pengalaman kerja yang baik; Saya mampu
RS Satya Negara tetap berupaya untuk terus mengadopsi pengalaman yang dimiliki rekan
memperhatikan tingkat kepuasaan tenaga sejawat untuk memajukan pelayanan RS; dan
kesehatan dari sisi kebutuhan dasar. Dari hasil Saya memiliki keyakinan untuk memperoleh
laporan tahunan, di peroleh informasi bahwa posisi yang saya inginkan sebab saya
RS di sepanjang tahun 2021 adalah dengan menguasai berbagai hal pengalaman rekan
terus melakukan sosialisasi Key Performance sejawat di RS. Disisi lain, hasil analisis three
Indicator (KPI) berdasarkan posisi kerja box methods dimensi variabel employee
masing-masing sehingga responden engagement secara rata-rata memperoleh
mengetahui indikator kinerja apa saja yang kategori tinggi kecuali untuk pernyataan
harus di perhatikan serta apa yang diharapkan dalam tujuh hari terakhir saya memperoleh
dari pekerjaan mereka. Hal ini cukup efektif penghargaan atau pujian karena melakukan
karena tenaga kesehatan merasa menjadi pekerjaan dengan baik yang memperoleh
fokus dan memiliki target, setiap akhir tahun kategori sedang. Berdasarkan Laporan
dilakukan evaluasi pencapaian karyawan agar tahunan di peroleh informasi bahwa di tahun
dapat diperoleh umpan balik. Selain 2021 dilakukan program self learning tenaga
sosialisasi KPI juga dilakukan evaluasi kesehatan wajib untuk menonton video terkait
terhadap semua peralatan kerja yang dengan bidang kerja dan menjawab beberapa
digunakan oleh karyawan secara berkala pertanyaan yang diberikan. Program ini
setiap bulan. Zeph (2008) didalam terbukti cukup efektif minimal untuk
penelitiannya menyimpulkan bahwa menumbukan rasa bahwa RS memberikan
pemasaran internal merupakan anteceden dari fasilitas untuk mereka belajar dan bertumbuh.
strategi pasar, sebab perusahaan wajib Selain itu perlu adanya partisipasi dan
melakukan pelatihan kepada karyawan agar keterlibatan seluruh unit tenaga kesehatan
dapat memberikan pelayanan prima melalui dalam setiap program pelayanan kesehatan
employee engagement. Hasil penelitian Devy kepada pelanggan yang dikembangkan
Evelin (2019) juga menunjukkan manajemen RS agar semakin tinggi
implementasi Internal Marketing berpengaruh keterikatan/employee engagement sehingga
positif terhadap Employee Engagement. menumbuhkan komitmen yang kuat pada
4. H4 = terdapat pengaruh signifikan Efikasi Diri organisasi.
terhadap Employee Engagement RS Satya Ardi, dkk (2017) melakukan penelitian
Negara. tentang Pengaruh Self Efficacy Terhadap
Hipotesis 4 diterima karena tingkat Employee Engagement dan Kinerja Karyawan
signifikansi kurang dari 0,05. Hasil tersebut yang dilakukan pada Karyawan PT
memperkuat hipotesis 4 yang dikembangkan Telekomunikasi Indonesia Regional V
pada penelitian ini bahwa terdapat pengaruh Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian
signifikan Efikasi Diri terhadap Employee menunjukkan bahwa variabel self efficacy
Engagement RS Satya Negara. Koefisien berpengaruh signifikan terhadap variabel
pengaruh Efikasi Diri terhadap Employee employee work engagement. Dimana nilai
Engagement RS Satya Negara adalah sebesar yang di peroleh dari analisis jalur
0,506. menunjukkan variabel self efficacy terhadap
employee work engagement memiliki
7
Universitas Esa Unggul
pengaruh positif. Membuktikan bahwa dalam sangat besar karena Karyawan yang
perusahaan penting untuk menumbuhkan rasa merupakan kekuatan utama dari Perusahaan
percaya diri pada karyawannya untuk dapat berefek langsung pada pertumbuhan
membuat karyawan nyaman dan maksimal perusahaan. Apabila efikasi karyawan dalam
dalam perkerjaan yang menjadi tanggung Perusahaan baik maka karyawan mampu
jawabnya. Menurut penelitian Purnamasari menerima tantangan kerja dan memiliki
(2020) terkait hubungan efikasi diri terhadap keyakinan untuk dapat meyelesaikan
keterikatanan pegawai/employee engagement tantangan ini. Kinerja karyawan yang baik
menunjukkan efikasi diri semakin baik maka akan menguntungkan perusahaan. Penelitan
keterikatan antar pegawai akan semakin baik Wariati dkk (2015) dan Desiana (2019)
dalam mencapai visi dan misi manajemen. menunjukkan pengaruh positif antara efikasi
5. H5 = terdapat pengaruh langsung secara dan kinerja karyawan. Namun penelitian
signifikan Efikasi Diri terhadap Pencapaian Guillen (2020) menemukan tidak ada
Visi dan Misi RS Satya Negara. pengaruh antara efikasi dan kinerja.
Hipotesis 5 diterima karena tingkat 6. H6 = terdapat Pengaruh signifikan Employee
signifikansi kurang dari 0,05. Hasil tersebut Engagement terhadap Pencapaian Visi dan
memperkuat hipotesis 5 yang dikembangkan Misi RS Satya Negara.
pada penelitian ini bahwa terdapat pengaruh Hipotesis 6 diterima karena tingkat
langsung secara signifikan Efikasi Diri signifikansi kurang dari 0,05. Hasil tersebut
terhadap Pencapaian Visi dan Misi RS Satya memperkuat hipotesis 6 yang dikembangkan
Negara. Koefisien pengaruh secara langsung pada penelitian ini bahwa terdapat pengaruh
Efikasi Diri terhadap Pencapaian Visi dan signifikan Employee Engagement terhadap
Misi RS Satya Negara adalah sebesar 0,20. terhadap Pencapaian Visi dan Misi RS Satya
Nilai tingkat signifikansi hasil pengujian t Negara secara parsial. Koefisien pengaruh
menunjukkan 0,041; dimana nilai t yang Employee Engagement terhadap terhadap
diperoleh mendekati nlai t tabel 0,05. Hasil ini Pencapaian Visi dan Misi RS Satya Negara
menunjukkan bahwa variabel Efikasi Diri adalah sebesar 0,381. Variabel Employee
langsung berpengaruh positif secara signifikan Engagement merupakan variable yang paling
lemah terhadap variabel Pencapaian Visi dan signifikan mempengaruhi pencapaian visi dan
Misi RS Satya Negara. misi RS Satya Negara. Nilai tersebut
Efikasi diri merupakan konsep diri dan ditunjukkan dengan perolehan hasil pengujian
berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap t yang mendekati 0,000.
kemampuan dan keahlian dalam menghadapi Dari hasil wawancara dengan responden di
suatu tugas tertentu (Byrne,1993). Efikasi diri peroleh informasi bahwa mereka masih
yang kuat yang dimiliki individu, akan merasa kurang mendapatkan umpan balik
menumbuhkan sikap yang lebih positif yang optimal dari atasannya. Kurangnya
terhadap pekerjaan. Keyakinan individu pendekatan secara personal membuat mereka
bahwa ia mampu menyelesaikan pekerjaan cenderung sungkan untuk bertanya. Program
dengan baik dan mengatasi berbagai kesulitan coaching yang di tetapkan oleh management
yang muncul, akan mengarahkannya pada juga kurang optimal karena dalam
perasaan kontrol internal yang lebih besar pelaksanaanya hampir jarang dilakukan oleh
pada pekerjaan yang dilakukannya. Kontrol atasan langsung. Secara keseluruhan dimensi
internal yang kuat atas pekerjaan yang management support membutuhkan perhatian
dilakukan dapat menstimulasi individu merasa yang cukup. Artinya RS masih harus
lebih bertanggung jawab, lebih terlibat dan meningkatkan dukungan kepada karyawan
lebih menikmati pekerjaannya dalam agar mereka dapat terus bertumbuh dan dapat
melakukan aktivitas pekerjaannnya. Menurut meningkatkan kompetensinya. Sejalan dengan
Atkinson (1995) efikasi berkesinambungan indikator sebelumnya, indikator Team Work
dengan kebiasaan hidup manusia yang merupakan indikator yang paling dominan
didasarkan atas prinsip-prinsip karakter sebagai pembentuk variabel employee
seperti integritas, kerendahan hati, kesetiaan, engagement pada RS Satya Negara.
pembatasan diri, keberanian, keadilan, Kerjasama tim menjadi sesuatu yang sangat
kesabaran, kerajinan, kesederhanaan dan penting dalam mendukung pencapaian visi
kesopanan yang seharusnya dikembangkan. dan misi organisasi. Semakin tinggi rasa
Pengaruh efikasi karyawan bagi Perusahaan percaya antar setiap anggota Kerjasama team
8
Universitas Esa Unggul
dapat efektif memberikan kontribusi kepada manfaat bagi perusahaan untuk bentuk
organisasi atau Rumah Sakit Satya Negara. pertahanan dalam menghadapi persaingan
Berdasarkan hasil wawacara dengan antar perusahaan (Rashid, Asad, & Ashraf,
manajemen di peroleh informasi bahwa di 2011).
tahun 2021 di bentuk team komite yang Penelitian Gruman & Saks (2010)
didalamnya terdiri dari beberapa wakil menyatakan keberadaan employee
karyawan dari tiga divisi yang ada di RS. engagement memiliki hubungan positif pada
Pembentukan komite di buatkan SK tersendiri peningkatan kinerja yang lebih produktif. Hal
dengan masa kerja selama dua tahun. ini mampu menciptakan performa pegawai
Kehadiran komite ini cukup efektif untuk yang engaged sehingga dapat menciptakan
menjadi wadah dalam menyerap aspirasi pekerjaan menjadi lebih menyenangkan dan
tenaga kesehatan. Program-program mampu meningkatkan kinerjanya dalam
kebersamaan antara pihak manajemen RS dan perusahan. Hal tersebut secara otomatis
seluruh tenaga kesehatan pun banyak terlahir mengarah pada peningkatan kinerja
disini, diataranya adalah program makan perusahaan kedepannya.
bersama yang di prakarsai oleh tenaga 7. H7 = terdapat pengaruh tidak langsung secara
kesehatan dimana mereka yang signifikan pemasaran internal terhadap
mempersiapkan segalanya sendiri; jalan pencapaian visi dan misi RS Satya Negara
santai, tracking dll; program sharing and dengan employee engagement sebagai
caring (berbagi tips-tips untuk memudahkan variabel intervening.
pekerjaan). Hipotesis 7 diterima karena tingkat
Komitmen terbentuk setelah tercipta signifikansi kurang dari 0,05. Hasil tersebut
employee engagement dalam berkomunikasi memperkuat hipotesis 7 yang dikembangkan
pada organisasi. Pencapaian visi dan misi RS pada penelitian ini bahwa terdapat pengaruh
akan semakin baik apabila karyawan telah tidak langsung secara signifikan pemasaran
memiliki ikatan emosional sehingga internal terhadap pencapaian visi dan misi RS
membentuk komitmen untuk mengutamakan Satya Negara dengan employee engagement
kepuasan pelanggan. Komitmen merupakan sebagai variabel intervening. Koefisien
keyakinan yang mengikat seluruh hati nurani pengaruh secara tidak langsung/indirect effect
karyawan dan kemudian menggerakkan pemasaran internal terhadap pencapaian visi
perilakunya menuju ke arah tertentu yang dan misi RS Satya Negara dengan employee
diyakininya. Karyawan yang memiliki sikap engagement sebagai variabel intervening
komitmen adalah karyawan yang setia pada adalah sebesar 0,136.
visi dan sasaran perusahaannya. Sedangkan Hasil pengujian pada sub bab terdahulu
kinerja karyawan merupakan hasil kerja menunjukkan Pemasaran internal memiliki
perseorangan dalam sebuah organisasi. Jadi pengaruh positif yang hampir sama untuk
dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan hubungan secara langsung maupun hubungan
bentuk nyata dari komitmen yang dimiliki secara tidak langsung terhadap pencapaian
seorang karyawan, dan untuk meningkatkan visi dan misi RS Satya Negara yang melalui
keduanya karena perusahaan bertugas untuk variabel intervening employee engagement.
melatih dan memotivasi karyawannya untuk Variabel Pemasaran Internal dan variabel
selalu melayani konsumen dengan baik. intervening employee engagement dapat
Komitmen akan menumbuhkan rasa dikatakan memiliki pengaruh dan kedudukan
kepercayan yang tinggi dampak employee yang sama terhadap Visi dan Misi RS Satya
enggament yang kuat melekat pada individu Negara. Pemasaran internal menjadi sarana
karyawan. Penelitian yang dilakukan terwujudnya employee engagement yang
sebelumnya menyatakan komitmen tinggi pada karyawan sebagai entry point
berpengaruh positif secara signifikan terhadap kesadaran dan komitmen positif dalam
Pencapaian Visi dan Misi. Beberapa peneliti organisasi manajemen RS Satya Negara.
menyatakan bahwa employee work Menurut Baron & Greenberg (1990) adanya
engagement merupakan langkah terbaik yang kegiatan manajamen dalan memaksimalkan
dapat digunakan oleh perusahaan sebagai aktivitas pemasaran internal pada karyawan
usaha untuk mendapatkan keuntungan memberikan kontribusi positif pada employee
kompetitif (competitive advantages). Selain engagement sehingga menumbuhkan motivasi
itu, employee work engagement juga memiliki karyawan untuk mencapai visi dan misi
9
Universitas Esa Unggul
10
Universitas Esa Unggul
11
Universitas Esa Unggul
Agusty Ferdinand, 2012, Management Research Day, G. S., & Wensley, R. (1988). “Assesing
Methods, Agency. Diponegoro University Advantage: A Framework for Diagnosing
Publisher. Semarang Competitive Superiority”, Journal of
Akimova, Irina, 1999, “Development of Market Marketing, p. 1-20.
Orientation and Competitiveness of Despande, R., Farley, J. U., & Frederick E.
Ukrainian Firm”, European Journal of Webster, J. (1993), “Coorporete Culture,
Marketing, p.1128-1146. Customer Orientatio, and Innovativeness
Amabile, Teresa, M dkk., “Assesing The Work in Japanesse Firm”, Journal of Marketing,
Environment for Creativity”, Academy of p. 23-27.
Management Journal, p. 1154-1184. Ferdinand, Augusty, 2000a. "Marketing
Bakker dan Schaufeli. 2004. Job Demands, Job Management: A Strategic Approach".
Resources, And Their Relationship with Research Paper Series. No. 01 Master of
Burnout and Engagement: A Multi-Sample Management Program at Diponegoro
Study. Journal of Organizational University (March)
Behavior. Gallup. 2004. Study Engaged Employees Inspire
Bakker dan Schaufeli. 2003. Job demands and Company Innovation. Gallup Management
job resources as predictors of absence Journal
duration and frequency. Journal of Gatignon, Hubert dan Jean – marc Xuereb, 1997,
Vocational Behavior. “Strategic Orientation of the Firm and
Bakker dan Schaufeli. 2008. Work engagement: New Product Performance”, Journal of
An emerging concept in occupational Marketing Research. p.77 – 79
health psychology. Journal of Managerial Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnelly
Psychology. Jr., James H., Organizations: Behaviour,
Bakker dan Demerouti. 2007. The job demands- Structure, and Process, 10th edition,
resources model: Stateof the art. Journal McGraww-Hill Boston, 2000
of Managerial Psychology Hair, Joseph F. JR., Rolph E. Anderson, Ronald
Bharadwaj, Sundar G, P.R. Varadarajan, dan Jihn L. Tatham, William C. Black, 1995.
Fahy, 1993, Sustainable Competitive “Multivariate Data Analysis with
Advantage in Service Industries: A Readings”, 4th Edition, Prentice Hall, New
Conceptual Model and Research Jersey.
Propositions, Journal of Marketing, Hughes dan Rog. 2008. Talent Management, A
Vol.57, Oktober, p. 83-99 Strategy for Improving Employee
Bernthal, Paul R., Measuring Employee Recruitment, Retention, and Engegement
Engagement, Research of Development within Hospitality Organization.
Dimensions International, Inc., 2006 International Journal of Contemporary
Bryson & Alston (2005), Creating and Hospitality Management.
Implementing Your Strategic Plan; A Hunt, J. B., and Wallace, J. 1997. “A
Workbook for Public and Nonprofit Competence – based approach to Assesing
Organizations, John Willey & Sons Inc., Managerial Performance in Australian
USA Context”, Asian Pacific Journal of human
Calantone, Roger J, Benedetto, C. Anthony dan Resources, p. 52 -66
Bhoovaraghavan, Sriraman, 1994. Han., Jin K. Srivastara., 1998, “Contomer-led
“Examining the Relationship between and Market Oriented Let’s Not Confuse
Degree of Innovation and New Product The Two”, Strategy Management Journal.
Succes”, Journal of Business Research, p. pp. 1001-1008.
143 – 148. Jaworski, B. J, & Kohli, A. K. 1993. “Market
Craven, David W, 1996. “Strategic Marketing”, Orientation: Antecedents and
Volume 1, A Translation, Erlangga, Consequences”, Journal of Marketing, p.
Jakarta 53-70
Droge, Cornelia dan Shownee Vickery, 1994. Kaplan, Robert S. and David P. Norton, (2000),
“Source And Outcomes Of Competitive “Balanced Scorecard: Putting strategy into
Advantage: An Explanatory Study In The action”, Erlangga, Jakarta
Furniture Industri”. Decision Sciences, p. Kohli A. K., & Jaworski, B. J., 1990. “Market
669 – 689. Orientation: The Construct, Research
Proposition, and Managerial
12
Universitas Esa Unggul
13