OLEH :
Latar belakang: Tingginya angka Bed Turn Over yaitu 60 kali, nilai normalnya
adalah 40 maksimal 50 kali, pada rumah sakit di wilayah Jawa Timur dapat
menurunkan tingkat kualitas pelayanan khususnya pada aspek klinis. Penurunan
kualitas pelayanan tentunya dapat menurunkan tingkat kepuasan pasien. Oleh
karena itu diperlukan suatu konsep pengelolaan sumber daya manusia yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui paradigma People
Equity khususnya dalam hal budaya organisasi dan kepemimpinan yang
diterapkan. Tujuan: tujuan penelitian ini adalah menyusun model People Equity
dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien melalui peningkatan kualitas
pelayanan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Metode: jenis penelitian ini
adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling dengan metode
purposive sampling. Data dianalisis secara mix methods menggunakan uji korelasi
pearson product moment dan analisis informasi menggunakan metode meta
analisis.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hingga saat ini sistem kesehatan di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia
memerlukan peningkatan pelayanan kesehatan sebagai dampak dari pandemi
Covid-19. Menyikapi hal tersebut, rumah sakit dalam hal ini mempersiapkan dan
menata sistem kesehatan serta mempertahankan akses terhadap layanan kesehatan
esensial yang berkualitas dan merata. Rumah sakit diharapkan untuk tetap
konsisten dengan memberikan pelayanan yang berkualitas, sehingga diperlukan
proses adaptasi sesuai dengan prinsip etis yang komprehensif [1].
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak
kedua setelah Jawa Barat. Jumlah penduduk di Jawa Timur pada tahun 2019
sejumlah 396.986 jiwa dengan persentase sebesar 14.81% [2]. Padatnya jumlah
penduduk hendaknya dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, tak terkecuali
fasilitas kesehatan. Dewasa ini rumah sakit memiliki peran yang sangat penting.
Jawa Timur memiliki jumlah total 384 rumah sakit, diantaranya 15 rumah sakit
umum BUMN dan 185 rumah sakit umum swasta .
Angka BTO (Bed Turn Over) di Jawa Timur pada tahun 2019 melebihi
standar Kementrian Kesehatan RI (40-50 kali) yaitu sebesar 60 kali [3]. Hal
tersebut tentunya dapat meningkatkan risiko infeksi nosocomial di rumah sakit
dan secara tidak langsung dapat menurunkan mutu atau kualitas pelayanan rumah
sakit, khususnya pada aspek klinis [4].
Kepuasan pasien adalah aspek yang penting untuk diukur secara
berkelanjutan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Melalui pengukuran tersebut
diperoleh informasi mengenai kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan [5],
[6]. Semakin berkualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien, maka kepuasan
pasien akan semakin meningkat [7], [8].
Kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah
perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan, penggunaan teknologi dalam
pelayanan dan karakteristik demografi pasien. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Jinming Fang menggunakan koefisien gamma didapatkan bahwa
perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap kepuasan pasien yang ditunjukkan dengan nilai OR sebesar
2.030, p < 0.0001 [9].
Proses terbentuknya kepuasan pelanggan dapat dilihat menggunakan
pendekatan people equity sebagaimana yang telah dilakukan oleh Schiemann.
Hasil penelitian Schiemann menjelaskan bahwa perbaikan dalam faktor
pendorong kapabilitas pegawai dapat meningkatkan kepuasan pelanggan [10].
Faktor dalam pendekatan people equity yang berperan dalam proses pembentukan
perilaku pegawai adalah budaya organisasi (core values) dan kepemimpinan
(Leadership) [11].
Budaya organisasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepuasan
pasien. Peran pemimpin dalam hal ini adalah membentuk perilaku kerja karyawan
melalui pemberian contoh penerapan budaya organisasi dalam menjalankan
tanggungjawabnya [12]. Pernyataan tersebut selaras dengan review sistematik
yang dilakukan oleh Jeffrey Braithwaite dan didapatkan hasil bahwa budaya
organisasi dapat mempengaruhi kepuasan pasien melalui terbentuknya budaya
kerja yang fleksibel dan berpedoman pada nilai yang selaras dengan visi
organisasi [13].
Peran kepemimpinan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi
kepuasan pasien disamping budaya organisasi. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan menyebutkan bahwa seorang pemimpin dengan strategi yang efektif
dapat mempengaruhi perilaku kerja karyawan yang berpengaruh kepada kualitas
peayanan sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien. Hal tersebut ditunjukkan
dengan nilai signifikan sebesar 0.41 dan 0.35 [14].
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pola Hubungan Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan dengan Kepuasan Pasien dalam Paradigma People Equity di
Rumah Sakit Umum Provinsi Jawa Timur”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menyusun model people equity dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien
di rumah sakit umum di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah menyusun model people equity dalam
upaya meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit umum di wilayah Provinsi
Jawa Timur. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perbandingan budaya organisasi rumah sakit unggulan (IHC,
Indonesia Healthcare Corporation) dan rumah sakit swasta;
2. Mengetahui hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan pasien;
3. Mengetahui hubungan antara kepemimpinan dengan kepuasan pasien;
State of Art
Tabel 1. State of Art Penelitian
No Peneliti Judul Variabel Metode Hasil
-Aida Pilav The impact of Organizational Cross Terdapat perbedaan yang
-Zaim Jatic organizational culture; sectional signifikan terhadap tingkat
culture on patient Patient survey kepuasan pasien pada dua
1
satisfaction (2017) satisfaction faskes yang berbeda
dengan budaya organisasi
yang berbeda
Muhammad Can leadership Leadership; Survei; Kepemimpinan memiliki
Asif Enhance Patient Patient CEA pengaruh yang signifikan
2 Arif Jameel Satisfaction? Satisfaction (Confirmator terhadap kepuasan pasien
Noman Sahito y Factor
Analysis)
Urgensi Penelitian
Tingginya angka BOT pada Rumah Sakit di Wilayah Jawa Timur yaitu
sebesar 60 kali yang melebihi standar maksimal Kementrian Kesehatan RI dapat
menurunkan mutu atau kualitas pelayanan rumah sakit. Menyikapi hal tersebut
maka diperluka adanya perbaikan kualitas melalui peradigma people equity dan
tidak terlepas dari peran budaya organisasi dan kepemimpinan dalam membentuk
lingkungan kerja yang positif.
TINJAUAN PUSTAKA
People Equity
People Equity merupakan pendekatan yang mengandung tiga unsur utama
yaitu ACE (Alligment, Capability, Engagement). Tujuan dari People Equity
adalah untuk mengukur dan meningkatkan substansial sumber daya manusia
(SDM) sebagai asset penting organisasi [11]. People Equity dengan ketiga
komponen ACE, lebih luasnya juga mencakup beberapa aspek seperti kompetensi,
budaya dan kepemimpinan dalam organisasi serta bagaimana kepuasan klien
terhadap organisasi [15].
Penggunaan pendekatan people equity dapat memberikan dampak yang
komprehensif diantaranya adalah peningkatan kualitas dan finansial bagi
organisasi serta peningkatan kepuasan klien [16]. Pemahaman people equity dapat
dijabarkan sebagaimana pada diagram 1.
Berdasarkan pada diagram 1 people equity terdiri dari tiga komponen dan dapat
terjadi karena dua faktor utama yaitu faktor yang menggerakkan dan faktor
pemungkin. Tabel 1. Menjabarkan tentang komponen dan faktor people equity.
Tabel 1. Komponen dan Faktor People Equity
Komponen People Equity
Alignment - Pegawai memahami tujuan organisasi
- Pegawai memahami dengan jelas komitmen orientasi
pelayanan kepada klien
- Pegawai memahami bagaimana melaksanakan tanggung
jawab pekerjaannya dengan strategi organisasi
Capabilities - Kompetensi dan keterampilan untuk memberikan
pelayanan kepada klien
- Memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan
- Memiliki potensi diri yang dapat dikembangkan
Engagement - Komitmen dan kepuasan pegawai
- Kemauan untuk mempromosikan organisasi kepada orang
lain
- Kesetiaan dengan organisasi
Penggerak People Equity
HR System - Penetapan reward dan punishment
- Manajemen kinerja
- Pengembangan potensi diri
Teknologi - Bermanfaat dalam kegiatan operasional
- Proses menjadi lebih efektif
- Alat yang adekuat
- Manajemen pengetahuan dan informasi menjadi lebih
efektif
Inovasi - Penggunaan ide baru
- Kreatif
- Mampu beradaptasi
Struktur - Staffing yang sesuai
- Informasi strukur organisasi lintas jabatan
- Silo fungsional
Strategi - Penetapan strategi prioritas
Faktor Pemungkin People Equity
Supervisi - Keterampilan teknik, manajemen kinerja dan komunikasi
Kepemimpinan - Memberikan pengarahan
- Kapabilitas dan percaya diri untuk memimpin
- Melaksanakan perkataan
Nilai - Nilai inti/ budaya organisasi
- Nilai-nilai lainnya
Pengarahan/ - Kejelasan strategi
strategi - Pengukuran strategi
Sumber : Schieman, A. William (2017)
Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah sekumpulan nilai, norma, kepercayaan yang
membentuk bagaimana anggota organisasi seharusnya berperilaku. Budaya
organisasi terbentuk melalui peran penting seorang pemimpin [17]. Proses
tersebut adalah pegarahan anggota organisasi untuk menerapkan strategi dan
budaya organisasi [18].
Budaya organisasi harus sejalan dengan strategi dan struktur pada
organisasi agar membawa dampak yang positif [18]. Dampak positifnya adalah
peningkatan kinerja bagi organisasi, sebaliknya apabila budaya organisasi tidak
diterapkan dan tidak sejalan dengan strategi organisasi maka dapat menyebabkan
penurunan kualitas yang signifikan [19]. Pemaparan tersebut menjelaskan bahwa
budaya organisasi berperan dalam pengintegrasian internal dan adaptasi secara
eksternal [20].
Setiap organisasi memiliki budaya organisasi, begitu juga dalam bidang
kesehatan. Penerapan budaya organisasi dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Budaya organisasi dalam fasilitas
pelayanan kesehatan dapat diukur menggunakan kuesioner, salah satunya adalah
MAOCT (Measurement and Assessment of Organizational Culture Tools) [21].
Budaya organisasi merupakan identitas organisasi. Identitas setiap
organisasi berbeda beda. Identitas atau nilai inilah yang akan membentuk perilaku
dari anggota organisasi. Budaya organisasi memiliki keterkaitan dengan
peningkatan kinerja organisasi. Organisasi hendaknya meletakkan perhatian
terhadap perubahan organisasi sebagai bentuk fleksibilitas terhadap tantangan
global [22].
Budaya organisasi dapat dijelaskan sebagaimana pada gambar 1.
Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership adalah suatu proses untuk mengarahkan
anggota organisasi terkait bagaimana cara yang seharusnya dilakukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan [24]. Kepemimpinan memiliki orientasi pada
proses termasuk menginspirasi visi bersama, serta memberikan contoh dan
motivasi kepada anggota untuk melakukan suatu hal [25].
Kepemimpinan secara umum dibagi menjadi tiga jenis yaitu self leader,
team leadership dan organizational leadership. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa suatu organisasi dipimpin oleh seorang pemimpin. Dengan kepemimpinan,
maka pemimpin dapat mempengaruhi anggota organisasi melalui lima jenis
kekuasaan, sebagai berikut [26]:
1. Kekuasaan keahlian (expert power);
2. Kekuasaan legitimasi (legitimate power);
3. Kekuasaan referensi (referent power);
4. Kekuasaan penghargaan (reward power); dan
5. Kekuasaan paksaan (coercive power).
Seorang dapat dikatakan memiliki jiwa kepemimpinan apabila memiliki
beberapa kriteria diantaranya berfikir kritis, dapat mengambil resiko,
mengamalkan visi dalam organisasi, inovatif dan kreatif, berfikir ke depan, dapat
berubah secara fleksibel dan dapat belajar dari kesalahan. Lingkup dalam
kepemimpinan dalam organisasi diantaranya adalah berfokus pada berfikir jangka
panjang, penyusunan strategi dan rencana sesuai dengan visi organisasi, dapat
mengambil dan membuat keputusan dengan tepat, dan berorientasi pada tujuan
[25].
Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien merupakan suatu topik yang penting diperhatikan dalam
industri pelayanan kesehatan. Bagi industry kesehatan, kepuasan pasien diukur
secara berkelanjutan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada pasien [5]. Pengukuran indeks kepuasan pasien merupakan salah satu
upaya untuk mengukur atau mengetahui kualitas pelayanan kesehatan. Kualitas
pelayanan pada pelayanan kesehatan dapat diukur melalui sistem kemanan pasien
(patient safety) berupa keamanan, keadilan, pelayanan yang objektif, efisien dan
berpusat pada pasien [6].
Kepuasan pasien sebagai topik yang penting dalam pelayanan kesehatan
hendaknya diukur dengan menggunakan alat ukur yang akurat. Salah satu alat
ukur yang dapat digunakan adalah kuesioner survei HCAHPS (Hospital
Consumer Assessment of Healthcare Providers and System). HCAHPS
merupakan alat ukur mengenai prespektif pasien terhadap pengalamannya
terhadap pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan, antara lain
kemampuan komunikasi dari dokter dan perawat, ketanggapan staff, kebersihan
lingkungan, pemberian obat, informasi kepulangan pasien, dan rekomendasi
pelayanan oleh pasien kepada orang lain [27].
Pengukuran kualitas pelayanan kesehatan melalui survei kepada pasien
dapat memberikan hasil yang tidak sesuai dengan bagaimana pelayanan
sebenarnya diberikan. Hal ini terjadi karena sifatnya yang subjektif pada setiap
pasien. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil penilaian oleh pasien
adalah latar belakang pendidikan. Melalui latar belakang pendidikan maka pasien
dapat mengetahui bagaimana standar yang memang sedang diterapkan dalam
pelayanan kesehatan [28].
METODE
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan jenis
penelitian mix methods menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini ditentukan secara cluster sampling pada setiap unit di
rumah sakit dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan
menggunakan instrument berupa kuesioner tervalidasi ahli dan pedoman
wawancara. Hasil dari pengumpulan data akan dianalisis secara statistif deskriptif
kemudian dilanjutkan dengan analisis kualitatif menggunakan metode meta
analysis.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Sakit Umum di wilayah Jawa
Timur sebagaimana pada tabel 1. Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam
kurun waktu satu tahun.
Tabel 1. Lokasi Penelitian
No Rumah Sakit Umum Unggulan Rumah Sakit Umum Swasta
anggota IHC
RS Lavalette Malang RS Manyar Medical Center
1
Surabaya
RS Primasatya Husada Citra RS Persada Malang
2
Surabaya
3 RS Jatiroto Lumajang RS Prima Husada
4 RS Kaliwates RS Royal Surabaya
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai di Rumah Sakit yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
Kriteria Inklusi
1. Pegawai yang masih aktif selama kurun waktu penelitian;
2. Pegawai yang bekerja sejak satu tahun terakhir di rumah sakit;
3. Pegawai yang terdapat dalam struktur organisasi baik pejabat fungsional dan
atau pejabat structural;
4. Pegawai yang bersedia mengikuti penelitian.
Kriteria Eksklusi
1. Pegawai yang sedang atau akan melaksanakan cuti selama kurun waktu
penelitian;
2. Pegawai yang baru bekerja dalam kurun waktu kurang dari satu tahun terakhir;
3. Pegawai yang tidak terdapat dalam struktur organisasi (tidak termasuk pegawai
dengan jabatan fungsional dana tau struktural);
4. Pegawai yang tidak bersedia mengikuti penelitian.
Variabel Penelitian
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel
Sumber
Variabel Metode Analisis Data
Informasi
Budaya Kuantitatif: Pegawai di Kuantitatif deskriptif
Organisasi Pengambilan Rumah Sakit menyajikan tabel tabulasi data
Data (persentase dan nilai mean)
Menggunakan menggunakan metode statistic
Kuesioner deskriptif
tertutup
Kualitatif: Kualitatif
Pengambilan Menganalisis pelaksanaan
data core value organisasi oleh
menggunakan anggota. Informasi akan
pedoman dianalaisis menggunakan
wawancara metode meta analisis
Kepemimpina Kuantitatif: Pegawai Kuantitatif deskriptif
n Pengambilan dengan menyajikan tabel tabulasi data
Data jabatan (persentase dan nilai mean)
Menggunakan fungsional
Kuesioner
tertutup
Kualitatif: Kualitatif
Pengambilan Menganalisis strategi
data kepemimpinan yang
menggunakan diterapkan dalam rumah sakit.
pedoman Informasi akan dianalisis
wawancara menggunakan metode meta
analisis.
Kepuasan Kuantitatif Data Kuantitatif deskriptif
pasien sekunder menyajikan tabel tabulasi data
(persentase dan nilai mean)
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Universitas Jember Universitas Airlangga -
Tinggi
Bidang Ilmu Kedokteran Umum Administrasi Rumah Sakit -
Tahun Masuk-Lulus 2002-2009 2015-2018 -
Judul Upaya Peningkatan
Skripsi/Tesis/Disertasi Hubungan Antara Kepuasan Pasien dengan
Despresi Dengan Kasus Pendekatan People Equity
Baru Tuberkulosis Paru Tenaga Paramedis di RSI
Pada Wanita Rawat Jalan Surabaya
Di RS. Paru Jember
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (juta Rp)
Need, Demand Dan Supply Pada
Kualitas Layanan Fasilitas Kesehatan
1 2020 PNBP 76.000.000
Tingkat I BPJS Kesehatan Era Pandemi
Covid-19 Di Wilayah Malang Raya
Pengembangan Sport Science Laboratory
Universitas Negeri Malang Sebagai Pusat
2 2019 PNBP 85.000.000
Penelitian Dan Pengabdian Dosen-
Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan
Monitoring Kepatuhan Dan
Pengembangan Upaya Penegakan
3 2019 PNBP 80.200.000
Kawasan Tanpa Rokok Yang Efektif Di
Kota Malang
Pengembangan Model Pengasuhan,
Kesehatan Sarana Prasara Dan
4 2019 Manajemen (Pksm) Dalam Pengelolaan PNBP 77.500.000
Taman Penitipan Anak Melati Univeritas
Negeri Malang
Feminisasi Penggunaan Kontrasepsi
5 2019 Pada Pasangan Usia Subur Di Propinsi PNBP 60.500.000
Jawa Timur
Pendanaan
No Tahun Judul Pengabdian
Sumber* Jml (juta Rp)
Pelatihan Unit Cost (Biaya Satuan), Cost
Effectiveness Analysis (Cea), Dan Cost
1 2020 Benefit Analysis (Cba) Dalam Upaya PNBP 22.250.000
Kendali Biaya Operasional Di Fktp
Jaringan Nu Malang Raya
Penanaman Budaya Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Melalui Pelatihan Pengabdian
2 2019 6.000.000
Toksikologi Industri Di Pt Samator Gas FIK
Indonesia, Gresik
Gerakan Say No To Body Shaming Di
3 2019 PNBP 25.500.000
Kalangan Pelajar Kota Mojokerto
Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
The Correlation Between
st
1 ICOHAP Fak Ilmu Patient Satisfaction And
1 Kesehatan Masyarakat People Equity Among 2018, Kota Surabaya
Unair Paramedic Staff In
Inpatient Rooms
Assessment of Patient
Satisfaction in Inpatient
13th IEASEA Regional
2 Room of Islamic Hospital 2018, Kota Denpasar
Meeting and ICPH S-Dev
Surabaya
Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
Manajemen Sumber Daya Manusia di 2020 100 Wineka Media
1
Bidang Pelayanan Kesehatan
2 Ekonomi Kesehatan 2020 57 Wineka Media
Instansi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.