DISUSUN OLEH :
Dessy
Heni
Iip
Eka
Caswati
N.Mimin Kusmiati
Lia Karliani
Lia Dahlia
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
RUANG LINGKUP RUMAH SAKIT DAN PONEK
1. Intangibility (tidak berwujud), artinya jasa layanan tidak dapat dilihat, diraba,
dirasa, didengar dan dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting tidak
berwujud adalah nilai yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan,
kepuasan atau rasa aman.
2. Unstortability (tidak dapat disimpan), artinya jasa tidak mengenal persediaan
atau penyimpanan produk yang dihasilkan. Karakteristik itu disebut juga tidak
dapat dipisahkan (inseparability) mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan
dikonsumsi pada saat yang sama.
3. Costumization (desain yang khas), artinya jasa didesain khusus untuk
kebutuhan pelanggan sebagaimana jasa pelayanan kesehatan. Jasa merupakan
aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik
atau konstruksi yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu
yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah atau pemecahan yang dihadapi
konsumen. Untuk pasien yang berkunjung ke rumah sakit nilai tambahnya
adalah diketahuinya diagnosis penyakit dan kesembuhan penyakit yang diderita
secara aman (patient safety) serta merasa puas terhadap layanan yang diberikan
(patient satisfaction).
4. Indikator patient safety dan patient
satisfaction adalah apabila jasa layanan kesehatan yang diberikan mempunyai
kualitas yang diharapkan.
1. Fokus
Pelanggan Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting bagi
organisasi, oleh sebab itu manajemen organisasi harus benar-benar
memahami, memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini yang akan datang
bahkan melebihi harapan pelanggan.
2. Kepemimpinan
Pemimpin sangat penting dalam menciptakan kesatuan arah dan tujuan
organisasi, menciptakan dan mempertahankan lingkungan lingkungan
internal sehingga personel terlibat secara penuh untuk mencapai tujuan
organisasi.
3. Keterlibatan
Personel Keterlibatan personel secara penuh pada semua tingkatan
organisasi sangat penting sehingga kemampuan personel dapat digunakan
untuk kepentingan organisasi.
4. Pendekatan Proses
Pendekatan proses sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan
agar lebih efisien dengan mengelola aktivitas dan sumber daya yang
berkaitan sebagai suatu proses. Proses merupakan integrasi yang berurutan
dari personel, material, metode, mesin dan peralatan dalam lingkungan
untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah bagi pelanggan.
5. Pendekatan Sistem terhadap Manajemen
Identifikasi, pemahaman dan pengelolaan proses yang saling berkaitan
sebagai suatu sistem yang mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi
dalam mencapai tujuannya.
6. Peningkatan Berkesinambungan
Peningkatan kesinambungan akan meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan dan harus menjadi komitmen perusahaan. Peningkatan
berkesinambungan merupakan proses berkesinambungan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dalam memenuhi
kebijakan dalam mencapai tujuan organisasi.
7. Pendekatan Faktual dalam Pengambilan Keputusan
Keputusan yang efektif harus berdasarkan keputusan analisis data dan
informasi yang faktual, sehingga masalah mutu dapat diselesaikan secara
efektif dan efisien. Keputusan yang diambil harus ditujukan untuk
meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem
manajemen mutu.
8. Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan
Organisasi dan pemasoknya saling bergantung dan berhubungan saling
menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam
menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.
Poliklinik umum merupakan salah satu layanan yang ada di Rumah Sakit
yang memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaan kesehatan,
pengobatan dan penyuluhan kepada pasien atau masyarakat agar tidak terjadi
penularan dan komplikasi penyakit, serta meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan dilakukan
oleh dokter dan perawat,bidan yang memiliki sertifikat dan kompetensi yang
dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan primer. Dalam menjalankan tugasnya, poli
umum terintegrasi dengan seluruh unit pelayanan lainnya (poli gigi, poli Anak,
poli penyakit dalam, poli penyakit bedah,mata, Poli Ibu, Poli Gizi, Apotik, Lab,
dll). Pengobatan ke poli sistem nya terbagi menjadi 2 ada pasien rujukan bpjs dari
pasyankes tingkat pertama ada pasien umum yang sengaja ingin memeriksakan
keadaan kesehatan nya dengan datang secara langsung tanpa rujukan.
Adalah salah satu bentuk layanan perawatan kesehatan rumah sakit dimana
penderita tinggal atau menginap sedikitnya satu hari. Rawat inap adalah pelayanan
kesehatan perorangan, yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,
keperawatan, rahabilitasi medik, dengan menginap di ruang rawat inap pada
sarana kesehatan rumah sakit dimana dengan alasan medik penderita harus
menginap. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit yang diberikan
tirah baring di rumah sakit. Ruangan rawat inap berupa ruangan atau bangsal
(ward room) yang berisi tempat tidur dan di huni oleh beberapa pasien sekaligus.
Namun pada beberapa rumah sakit juga menyediakan kategori kelas tertentu
seperti Rawat Inap VIP, Rawat Inap VVIP, Eksekutif untuk mengakomodasi
kebutuhan pasien akan pelayan dan fasilitas yang lebih dari standar.
Pasien rawat inap di rumah sakit secara umum berawal dari IGD, Rawat
Jalan atau Poliklinik, serta rujukan. Pada pasien rawat inap ditangani oleh dokter
spesialis dan dokter jaga bangsal (ward room doctor). Dokter spesialis menangani
pasien berdasarkan penyakit yang diderita pasien. Dokter jaga bangsal merupakan
dokter umum yang menangani pasien berdasarkan letak bangsal. Setiap pasien
rawat inap akan memilki DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan); adalah
seorang dokter yang bertanggung jawab terhadap pelayanan dan pengelolaan
asuhan medis seorang pasien, sesuai dengan Undang-Undang RI nomor 39 tahun
2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang RI nomor 44 tentang Rumah Sakit.
Pelayanan medis merupakan inti kinerja berdasarkan evidence base medicine
(kedokteran berbasis bukti). Dalam proses ini, DPJP melakukan pelayanan sesuai
dengan keahliannya, bila kasus Penyakit Dalam maka DPJP yang kompeten
untuk kasus Penyakit Dalam adalah dokter Spesialis Penyakit Dalam begitu juga
dengan spesialis lainnya. Satu pasien memiliki jumlah dokter spesialis yang
berbeda-beda dan jumlah dokter jaga bangsal yang sama. Dokter spesialis
memiliki kewajiban untuk mengunjungi pasien minimal satu kali dalam satu hari.
Dalam masalah pasien yang di alami nya , tim medis juga harus mampu
memberikan pengambilan keputusan yang tepat.tujuan nya yaitu dari sistem
pelayanan yang integrasi.
6.Pelayanan intensif
7.Pelayanan radiologi
10.Pelayanan farmasi
11.Pelayanan gizi
15.Pengelolaan limbah
19.Pelayanan laundry
Assen, M. V., Berg, G. V., & Pietersma, P. (2013). Key Management Models.
Jakarta: Atmoko, T. (2012).