Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No.

1 Februari 2020

Efikasi Diri dan Motivasi Dalam Upaya


Meningkatkan Kinerja Karyawan Pemasaran
Sahidillah Nurdin1, Asep Weski2, Yayu Sri Rahayu3
1
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, sahidillah@ars.ac.id
2
Universitas BSI, a.weski@hotmail.com
3
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, yayu.sr09@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efikasi diri dan motivasi terhadap
kinerja karyawan pemasaran PT Kao Indonesia Cabang Bandung. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan pemasaran PT Kao Indonesia Cabang Bandung.
Teknik sampling yang digunakan adalah convinience sampling, sebanyak 70 karyawan
pemasaran diambil sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian
adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri (X1) serta
motivasi (X2), secara parsial ataupun simultan mempengaruhi kinerja karyawan (Y)
bagian pemasaran. Efikasi diri memiliki pengaruh lebih besar dalam mempengaruhi
kinerja karyawan dibandingkan dengan motivasi.
Kata Kunci : Efikasi Diri, Motivasi, Kinerja Karyawan

ABSTRACT
This study have a purpose to analyze the effect of self-efficacy and motivation on the
performance of marketing employees of PT Kao Indonesia Branch of Bandung. The
populations of this research is all marketing employees of PT Kao Indonesia Branch of
Bandung. The sampling techniques used are convenience sampling method, as many as
70 marketing employees were taken as samples. The analytical method used in this
research is multiple linear regressions. The results showed that self-efficacy (X1) and
motivation (X2), partially or simultaneously had an influence to employee performance
(Y). Self-efficacy has a greater influence in influencing employee performance compared
to motivation.

Keywords: Self-Efficacy, Motivation, Employee Performance

Naskah diterima: Desember 2019, direvisi: Januari 2020, diterbitkan:Februari 2020

e-ISSN: 2685-6972 85
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

PENDAHULUAN seperti integritas, kerendahan hati,


Perkembangan kompetisi global kesetiaan, pembatasan diri, keberanian,
ditandai dengan adanya perubahan - keadilan, kesabaran, kerajinan,
perubahan kondisi perekonomian yang kesederhanaan dan kesopanan yang
menyebabkan perusahaan banyak seharusnya dikembangkan dari dalam diri
melakukan restrukturisasi. Kegiatan menuju luar diri (Putri, 2019).
melakukan restrukturisasi ini yang Selain efikasi diri, tenaga
kemudian mendorong terjadinya pemasaran juga harus memiliki motivasi
perubahan. Salah satu elemen penting dari sebagai usahapositif dan perangsang untuk
perubahan kondisi ekonomi tersebut adalah menggerakan atau mendorong potensi dan
Sumber Daya Manusia (SDM) (Noviawati, daya yang dimiliki kearah pencapaian
2016). Tantangan perusahaan dalam tujuan yang diinginkan. Motivasi
persaingan global yang memunculkan mempersoalkan bagaimana caranya
inovasi produk dan teknologi adalah mengarahkan daya dan potensi tenaga
kemampuan untuk mengelola Sumber kerja agar mau bekerja sama secara
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas produktif berhasil mencapai dan
sesuai dengan yang dibutuhkan pasar mewujudkan tujuan yang telah ditentukan
(Widyawati, Sujana, & Sukadana, 2018). (Hasibuan, 2015).
Dalam persaingan industry salah Motivasi adalah dorongan, upaya,
satu aspek yang akan mampu menunjang dan keinginan yang ada dalam diri manusia
dalam peningkatan penjualan untuk yang mengaktifkan, memberi energi, dan
memenangkan persaingan pasar adalah mengarahkan perilaku untuk melakukan
kegiatan pemasaran. Kemampuan penjual tugas dengan baik dalam lingkup
dalam memasarkan produk yang pekerjaannya (Widyawati et al., 2018).
diperlukan keyakinan dan kepercayaan diri Motivasi salah satu factor untuk
yang perlu ditumbuhkan bagi seluruh meningkatkan kemampuan diri dalam
karyawan terutama karyawan bagian meraih tujuan dengan efektif disertai
pemasaran (Suherman & Savitri, 2018). dengan kemampuan dan kompetensi
Untuk menjadi tenaga pemasaran individu masing-masing. Karyawan yang
barang konsumsi bukanlah hal yang memiliki motivasi kerja tinggi akan
mudah, sebab tenaga pemasaran barang melakukan pekerjaan yang menantang
konsumsi tidak hanya bertugas disertai dengan menguju kemampuan
menawarkan dan menjual produk, tetapi dirinya seingga kesulitan pekerjaan akan
mereka juga harus memberikan terselesaikan (Suherman & Savitri, 2018).
pengetahuan produk yang mereka Berdasarkan data pra penelitian
tawarkan sehinga tidak menyalahgunakan yang diperoleh peneliti melalui observasi
produk yang mereka tawarkan. Untuk di kantor PT Kao Indonesia Cabang
dapat meyakinkan dan memberikan Bandung tentang efikasi diri tenaga kerja
pengetahuan produk kepada konsumen pemasaran menunjukkan bahwa sebanyak
tentang barang konsumsi yang ditawarkan 73% agen memiliki efikasi diri tinggi dan
seorang tenaga pemasaran harus memiliki sisanya sebesar 27% memiliki efikasi diri
keyakinan pada kemampuan dirinya. rendah. Efikasi diri rendah ini dapat
Keyakinan yang dimaksud adalah self- disebabkan antara lain: 1) Kurangnya
efficacy. ketidakhadiran tenaga kerja pada
Efikasi diri, yang juga dikenal pertemuan motivasi setiap bulannya, 2)
dengan teori kognitif social, atau teori Beban kerja yang berlebihan, 3) Faktor-
penalaran social, merujuk pada keyakinan faktor personal lainnya, seperti
individu bahwa dirinya mampu permasalahan dalam keluarga.
menjalankan suatu tugas (Suherman & Peneliti memperoleh data lain dari
Savitri, 2018). Kata efikasi berkaitan hasil wawancara dengan para tenaga kerja
dengan kebiasaan hidup manusia yang pemasaran PT Kao Indonesia Cabang
didasarkan atas prinsip-prinsip karakterm Bandung yang dijadikan sampel dalam

e-ISSN: 2685-6972 86
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

penelitian ini diketahui bahwa ada memiliki pengetahuan dan keahlian yang
beberapa hal yang memotivasi para tenaga memadai (Hanun, 2013). Efikasi diri
kerja pemasaran dalam bekerja, hal-hal berhubungan dengan keyakinan bahwa diri
yang memotivasi tenaga kerja dalam memiliki kemampuan melakukan tindakan
bekerja yaitu karena adanya pencapaian yang diharapkan. Efikasi adalah penilaian
penghasilan (89%), jam kerja (88%), diri, apakah dapat melalukan tindakan
pengembangan kepribadian (82%), yang baik atau buruk, tapat atau salah, bisa
pengembangan karier (67%) dan lain- atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan
lainnya (62%) yang meliputi reward, baik yang dieprsyaratkan (Widyaninggar,
berupa materiil ataupun non-materiil. 2015).
Namun berdasarkan hasil observasi pra Efikasi diri adalah kepercayaan
penelitian, peneliti menemukan adanya seseorang atas kemampuan dirinya untuk
suatu masalah yang terkait dengan menyelesaikan suatu pekerjaan,
motivasi tenaga kerja pemasaran PT Kao berdasarkan kondisi motivasi seseorang
Indonesia Cabang Bandung. Masalah yang lebih didasarkan pada apa yang
tersebut adalah kurangnya perhatian dan mereka percaya daripada apa yang secara
pemberian motivasi oleh leader team objektif benar (Purwanto, 2016).
kepada tenaga kerja pemasaran Berdasarkan beberapa pengertian
bawahannya yang menyebabkan tenaga efikasi diri diatas, efikasi diri dapat
kerja pemasaran itu tidak yakin dan diartikan sebagai kemampuan seseorang
percaya diri bahwa dirinya mampu untuk untuk mencapai suatu target penugasan
menjadi tenaga kerja pemasaran barang dengan sikap dan kemampuan yang
konsumsi yang sukses sehingga dimiliki seseorang.
pengharapan efikasi dirinya juga menurun. Indikator efikasi diri mengacu pada
Pencapaian dari tahun ke tahun 3 dimensi efikasi diri yaitu dimensi
masih belum sejalan dengan tujuan target magnitude, dimensi strenght, dan dimensi
perusahaan, bahkan tidak mecapai Budget generality. Brown dkk (Putra, 2015)
minimum pencapaian yang diharapkan. merumuskan beberapa indikator efikasi
Data diatas dapat menimbulkan suatu diri yaitu :
pertanyaan bahwa apakah yang menjadi 1. Yakin dapat menyelesaikan tugas
permasalahan dalam pemotivasian yang tertentu, individu yakin bahwa dirinya
diterima dari perusahaan dan efikasi diri mampu menyelesaikan tugas tertentu,
yang diterapkan kurang berpengaruh dalam yang mana individu sendiirilah yang
pencapaian kerja. menetapkan tugas (target) apa yang
Dari permasalahan yang ada jelas harus di selesaikan.
bahwa kinerja tenaga pemasaran ini masih 2. Yakin dapat memotivasi diri untuk
harus diberikan arahan oleh perusahaan melakukan tindakan yang diperlukan
untuk mencapai keberhasilan. Berdasarkan dalam menyelesaikan tugas, individu
permasalahan tersebut maka peneliti mampu menumbuhkan motivasi pada
tertarik untuk mengkaji permasalahan diri sendiri untuk bisa memilih dan
tersebut dengan judul Efikasi Diri dan melekukan tindakan-tindakan yang di
Motivasi Dalam Upaya Meningkatkan perlukan dalam rangka menyelesaikan
Kinerja Karyawan Pemasaran Pada PT tugas.
Kao Indonesia Cabang Bandung. 3. Yakin bahawa dirinya mampu berusaha
dengan keras,gigih dan tekun.adanya
usaha yang keras dari individu untuk
KAJIAN LITERATUR menyelesaikan tugas yang di tetapkan
Efikasi Diri dengan menggunakan segala daya yang
Dalam melakukan suatu kegiatan, di miliki.
keberhasilan individu tidak hanya 4. Yakin bahwa diri mampu menghadapi
ditentukan oleh pengetahuan dan keahlian hambatan dan kesulitan. Individu
yang dimilikinya. Kinerja seseorang bisa mampu bertahan saat menghadapi
saja tidak optimal bahkan gagal meski ia kesulitan dan hambatan yang muncul

e-ISSN: 2685-6972 87
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

serta mampu bangkit dari kegagalan. orang lain.


Yakin dapat menyelesaikan tugas Mengacu pada teori motivasi Hirarki
yang memiliki range yang luas ataupun kebutuhan Maslow, maka definisi
sempit (spesifik). Individu yakin bahwa konseptual variabel penelitian motivasi ini
dalam setiap tugas apapun dapat ia adalah kondisi dinamis kebutuhan pegawai
selesaikan meskipun itu luas atau spesifik. dalam bekerja dan melaksanakan tugas
yang terungkap dari kebutuhan fisiologis,
Motivasi kebutuhan keamanan, kebutuhan
Motivasi merupakan keinginan kelompok, kebutuhan penghargaan dan
dalam diri seseorang yang menyebabkan kebutuhan aktualisasi diri.
orang tersebut bertindak (Noviawati, Kelima dimensi tersebut
2016). Motivasi adalah pendorong suatu dioperasionalkan dalam konsep
usaha yang disadari untuk mempengaruhi operasional sebagai berikut:
tingkah laku seseorang agar ia menjadi 1. Dimensi kebutuhan fisiologis
tergerak hatinya untuk bertindak mencakup 3 indikator penelitian yaitu
melakukan sesuatu sehingga mencapai penyediaan ruang kerja, penyediaan
hasil atau tujuan tertentu (Hanun, 2013). sarana kerja, dan penyediaan fasilitas
Motivasi adalah dorongan dasar kerja.
yang menggerakkan seseorang bertingkah 2. Dimensi kebutuhan keamanan
laku. Dorongan ini berada pada diri mencakup 3 indikator penelitian yaitu
seseorang yang menggerakkan untuk jaminan keamanan lingkungan
melakukan sesuatu yang sesuai dengan pekerjaan, dukungan pengamanan
dorongan dalam dirinya. Sedangkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan
sumber lain mengatakan motivasi adalah perlindungan terhadap risiko pekerjaan.
keadaan dalam pribadi seseorang yang 3. Dimensi kebutuhan penghargaan
mendorong keinginan individu untuk mencakup 3 indikator penelitian yaitu
melakukan kegiatan – kegiatan tertentu insentif, penghargaan pimpinan dan
guna mencapai tujuan (Hamzah, 2015). penghargaan instansi terkait.
Indikator motivasi kerja yang 4. Dimensi kebutuhan berkelompok
dikemukakan David McClelland dalam mencakup 3 indikator penelitian yaitu
(Reksohadiprodjo dan Handoko, 2015) hubungan antar sesame petugas,
mengemukakan bahwa seseorang dukungan sesama petugas dan
dikatakan mempunyai motivasi prestasi hubungan petugas dengan unit kerja
yang tinggi, jika ia memiliki keinginan terkait.
berpestasi lebih baik dari pada yang lain 5. Dimensi kebutuhan aktualisasi diri
dalam banyak situasi. Ada tiga kebutuhan mencakup 3 indikator penelitian yaitu
motivasi kerja, diantaranya: aktualisasi identitas petugas, aktualisasi
1. Need for Achievement, yaitu kebutuhan profesionalitas petugas dan aktualisasi
untuk berprestasi yang merupakan akuntabilitas petugas.
refleksi dari dorongan akan tanggung
jawab untuk pemecahan masalah. Kinerja Karyawan
2. Need for Affliation, yaitu kebutuhan Kinerja adalah hasil kerja yang
untuk beafiliasi yang merupakan dapat dicapai oleh seseorang dalam
dorongan untuk berinteriaksi dengan melaksanakan tugas-tugas yang
orang lain, berada bersama orang lain, dibebankan kepadanya baik secara kualitas
tidak mau melakukan sesuatu yang maupun kuantitas yang didasarkan atas
merugikan orang lain. Kebutuhan ini kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
sama dengan kebutuhan sosial dari serta waktu dan sesuai dengan wewenang
Maslow. dan tanggung jawab yang diberikan dalam
3. Need for Power, yaitu kebutuhan untuk rangka mencapai tujuan organisasi. Hal ini
kekuasaan yang merupakan refleksi dari sejalan dengan teori yang dinyatakan
dorongan untuk mencapai otoritas Hasibuan (2015) bahwa kinerja karyawan
untuk memiliki pengaruh terhadap mengacu pada hasil kerja dan sikap kerja

e-ISSN: 2685-6972 88
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

dalam menyelesaikan pekerjaan. Kaswan signifikan terhadap kinerja (Intan,


(2016), Mangkunegara (2000) dan Supartha, Saroyani P, 2017). Hasil
Prawirosentono (2008) menyatakan bahwa penelitian lain dilakukan oleh putri yang
kinerja didasarkan pada hasil kerja dan melakukan penelitian terhadap kinerja
proses dalam melaksanakan pekerjaan. pegawai kantor kesyahbandaran dan
Dimensi kinerja karyawan yang digunakan otoritas pelabuhan kelas 1, bahwa terdapat
dalam penelitian ini mengacu pada pengaruh positif dan signifikan antara
pendapat yang disampaikan Robbins dan efikasi diri terhadap kinerja (Putri, 2019).
Timothy (2008) yaitu hasil kerja, proses
dan sikap kerja (Aristarini, Kirya, & Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja
Yulianthini, 2014). Karyawan
Faktor yang mempengaruhi Karyawan dengan tingkat motivasi
pencapaian kinerja adalah faktor yang kuat percaya bahwa dari setiap usaha
kemampuan dan faktor motivasi. Hal ini yang mereka lakukan pasti akan
sesuai dengan pendapat Keith Davids menghasilkan kinerja yang diinginkan dan
(Makunegara 2015) yang merumuskan ketika mereka berhasil mencapai target
bahwa: kinerjanya mereka yakin akan memperoleh
1. Faktor kemampuan adalah kemampuan imbalan atau reward sesuai dengan hasil
pegawai terdiri dari kemampuan kerja dan harapan mereka.
potensi dan kemampuan reality. Beberapa penelitian mengenai
Pegawai yang memiliki IQ diatas rata- motivasi, yang merupakan salah satu faktor
rata maka ditempatkan pada pekerjaan yang mempengaruhi kinerja karyawan.
yang sesuai kemampuan. Aristarini (2014) dalam
2. Faktor motivasi adalah motivasi penelitian menyatakan bahwa motivasi
terbentuk dari sikap seorang pegawai dapat mempengaruhi kinerja karyawan
dalam menghadapi situasi kerja. (Aristarini, Kirya, Yulianthini, 2014).
Motivasi merupakan kondisi yang Hasil penelitian lain dilakukan oleh
menggerakan diri pegawai yang terarah Suherman dalam penelitiannya menytakan
untuk mencapai tujuan organisasi. bahwa motivasi memiliki pengaruh yang
Milner menerangkan beberapa cukup besar dalam meningkatkan kinerja
indikator dalam kinerja pegawai (Nugroho, pemasaran (Suherman & Savitri, 2018).
H3
2017), diantaranya:
1. Kualitas yang dihasilkan menerangkan
tentang jumlah kesalahan, waktu, dan Efikasi Diri (X1) H1

ketepatan dalam melakukan tugas.


2. Kuantitas yang dihasilkan, berkenaan Kinerja Karyawan (Y)

dengan berapa jumlah produk atau jasa Motivasi (X2) H2


yang dihasilkan.
3. Waktu kerja, menerangkan akan berapa Gambar 1
jumlah absen, kertelambatan, serta Model Konseptual
masa kerja yang telah dijalani individu Berdasarkan Gambar 1 pada model
pegawai tersebut. konseptual maka hipotesis dalam
4. Kerjasama, menerangkan akan penelitian ini adalah sebagai berikut :
bagaimana individu membantu atau 1. Efikasi diri berpengaruh signifikan
menghambat usaha dari teman terhadap kinerja karyawan pada PT Kao
kerjanya. Indonesia Cabang Bandung.
2. Motivasi berpengaruh signifikan
Hubungan Efikasi Diri Terhadap terhadap kinerja karyawan pada PT Kao
Kinerja Karyawan Indonesia Cabang Bandung.
Hasil penelitian yang dilakukan 3. Efikasi diri dan motivasi secara
oleh Intan (2017) pada agen pemasaran simultan berpengaruh signifikan
Equity Life Indonesia, menyatakan hasil terhadap kinerja karyawan PT Kao
penelitian bahwa Efikasi diri berpengaruh

e-ISSN: 2685-6972 89
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

Indonesia Cabang Bandung .


METODE PENELITIAN Sumber: Hasil olahan peneliti, 2020
Metode yang digunakan dalam Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
penelitian ini adalah metode penelitian bahwa semua butir pernyataan dari
survey eksplanasi (explanatory survey). variabel efikasi diri adalah valid. Hal ini
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti terlihat dari nilai r hitung lebih besar dari
menggunakan bentuk penelitian deskriptif nilai r tabel, dengan besar r tabel yaitu 0,235.
dan verifikatif yang dilakukan memalui Dari hasil tersebut menunjukan bahwa
pengumpulan data dilapangan. Penelitian semua indicator variabel efikasi diri
dilakukan di PT Kao Indonesia Cabang memiliki validitas konstruksi yang kuat
Bandung. Variable yang diteliti meliputi dan layak menggunakannya dalam analisis
variable efikasi diri, motivasi dan kinerja data selanjutnya.
karyawan. Populasi dalam Tabel 2
penelitian ini adalah semua tenaga kerja Hasil Uji Validitas Motivasi (X2)
pemasaran PT Kao Indonesia Cabang
Bandung. Teknik sampling yang Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
digunakan dalam convinience sampling m1 0,578 0,235 Valid
Metode ini digunakan karena peneliti m2 0,755 0,235 Valid
memiliki kebebasan untuk memilih sampel
dengan cepat dari elemen populasi yang m3 0,840 0,235 Valid
datanya mudah diperoleh peneliti. m4 0,402 0,235 Valid
Responden yang digunakan dalam m5 0,878 0,235 Valid
penelitian ini yaitu karyawan pemasaran m6 0,736 0,235 Valid
PT Kao Indonesia Cabang Bandung yang m7 0,264 0,235 Valid
diperoleh sebanyak 70 sample.
m8 0,483 0,235 Valid
Data yang dikumpulkan kemudia m9 0,773 0,235 Valid
dilakukan pengujian validitas dan m10 0,919 0,235 Valid
reliabilitas untuk mengukur kualitas data m11 0,755 0,235 Valid
yang digunakan, yang kemudian dilakukan m12 0,738 0,235 Valid
pengujian prasyarat yang harus dipenuhi
dalam melakukan pengujian menggunakan m13 0,654 0,235 Valid
regresi linear berganda, yaitu harus terlebih m14 0,788 0,235 Valid
dahulu memenuhi uji asumsi klasik, yang m15 0,733 0,235 Valid
terdiri dari, uji normalitas, uji Sumber: Hasil olahan peneliti, 2020
multikolinearitas,uji heteroskeda- stisitas, Tabel 2 menunjukkan bahwa
uji autokorelasi, yang kemudian dilakukan semua butir pernyataan dari variabel
pengujian untuk mengetahui besarnya motivasi adalah valid. Hal ini terlihat dari
pengaruh menggunakan analisis regresi nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, yaitu
linear berganda. 0,235. Dari hasil tersebut menunjukan
bahwa semua indicator variabel efikasi diri
PEMBAHASAN memiliki validitas konstruksi yang kuat
Hasil dan layak menggunakannya dalam analisis
Uji Validitas data selanjutnya.
Tabel 1 Tabel 3
Hasil Uji Validitas Efikasi Diri Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan (Y)
(X1)
Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
ed1 0,747 0,235 Valid
ed2 0,652 0,235 Valid
ed3 0,803 0,235 Valid
ed4 0,780 0,235 Valid
ed5 0,718 0,235 Valid

e-ISSN: 2685-6972 90
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

Coefficientsa
Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Standardiz
ed
k1 0,533 0,235 Valid Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics
Model Coefficient t Sig.
k2 0,647 0,235 Valid s
k3 0,306 0,235 Valid B Std. Error Beta Tolerance VIF

k4 0,676 0,235 Valid (Constant) 20.315 6.009 3.381 0.001

k5 0,477 0,235 Valid 1 Efikasi diri 0.931 0.259 0.443 3.598 0.001 0.823 1.215

k6 0,784 0,235 Valid Motivasi -0.138 0.09 -0.189 -1.536 0.129 0.823 1.215
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
k7 0,732 0,235 Valid
k8 0,406 0,235 Valid
k9 0,649 0,235 Valid Sumber: Hasil olahan peneliti, 2020
Dari tabel 5 dapat diketahui
Sumber: Hasil olahan peneliti, 2020 seluruh variabel independen yaitu efikasi
Tabel 3 menunjukkan bahwa diri dan motivasi, memenuhi syarat untuk
semua butir pernyataan dari variabel dapat lolos dalam uji multikolinieritas
kinerja karyawan adalah valid. Hal ini yaitu nilai tolerance yang lebih besar dari
terlihat dari nilai r hitung lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF yang tidak lebih dari 10.
nilai r tabel, yaitu 0,235. Dari hasil tersebut Pada tabel di atas, variabel efikasi diri dan
menunjukan bahwa semua indicator motivasi memiliki nilai tolerance yang
variabel efikasi diri memiliki validitas sama yaitu 0,823. Begitu pula untuk nilai
konstruksi yang kuat dan layak VIF kedua variabel indpenden tersebut
menggunakannya dalam analisis data yaitu sebesar 1,215. Oleh karena itu, dapat
selanjutnya. dikatakan bahwa seluruh variabel
independen yang digunakan dalam
Uji Reliabilitas penelitian ini tidak memiliki korelasi
Tabel 4 antara variabel independen yang satu
Hasil Uji Reliabilitas dengan variabel independen yang lainnya.
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Uji Heteroskedastisitas
Efikasi Diri 0,797 Reliabel Gambar 2, grafik scatterplot
Motivasi 0,916 Reliabel menunjukkan bahwa data tersebut di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan
Kinerja Karyawan 0,768 Reliabel tidak terdapat suatu pola yang jelas pada
penyebaran data tersebut. Dengan
Sumber: Hasil olahan peneliti, 2020 demikian tidak terjadi heteroskedastisitas
Tabel 4 menunjukkan nilai pada model persamaan regresi, sehingga
Cronbach’s Alpha atas variabel efikasi diri model regresi dalam penelitian ini layak
sebesar 0,797, motivasi sebesar 0,916, dan digunakan untuk variabel efikasi diri dan
kinerja karyawan sebesar 0,768. Dengan motivasi terhadap kinerja karyawan.
demikian dapat dikatakan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel
atau memiliki tingkat kehandalan yang
baik sehingga dapat digunakan dalam
analisis penelitian ini karena nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60.

Uji Asumsi Klasik


Uji Multikolinearitas
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas

Gambar 2
Grafik Scatterplot

e-ISSN: 2685-6972 91
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

Sumber: Hasil olahan peneliti, 2020 autokorelasi.

Uji Normalitas Uji Koefisien Determinasi (R2)


Uji normalitas bertujuan untuk Tabel 7
menguji apakah dalam model regresi, Hasil Uji Koefisien Determinasi
variabel pengganggu atau residual Model Summary
b

memiliki distribusi normal. Dengan Std. Error


melihat normal probability plot yang Adjusted
Model R R Square of the
R Square
membandingkan distribusi kumulatif dari Estimate
distribusi normal, normalitas akan terlihat. a
1 .402 0.162 0.137 4.691
Distribusi normal akan membentuk suatu
garis lurus diagonal dan ploting data a. Predictors: (Constant), Motivasi, Efikasi diri
residual akan dibandingkan dengan garis b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan Sumber: Hasil olahan peneliti, 2020
data sesungguhnya akan mengikuti garis Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat
diagonalnya (Ghozali, 2015). bahwa nilai Adjusted R Square adalah
sebesar 0,137 atau 13,7%. Hal ini berarti
13,7% variabel dependen kinerja karyawan
bagian pemasaran PT Kao Indonesia
Cabang Bandung dapat dijelaskan oleh
variabel efikasi diri dan motivasi.
Sedangkan sisanya sebesar 0,863 atau
86,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak disertakan dalam model
penelitian ini.

Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel 8
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Gambar 3 Coefficientsa
Grafik Normal P-Plot Standardiz
ed
Sumber: Hasil olahan peneliti, 2020 Model
Unstandardized Coefficients
Coefficient t Sig.
s
B Std. Error Beta
(Constant) 20.315 6.009 3.381 0.001
Uji Autokorelasi
1 Efikasi diri 0.931 0.259 0.443 3.598 0.001
Tabel 6 Motivasi -0.138 0.09 -0.189 -1.536 0.129
Hasil Uji Autokorelasi a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b
Model Summary
Model persamaan regresi yang dapat
Std. Error
Adjusted Durbin- dituliskan dari hasil data tersebut dalam
Model R R Square of the
R Square Watson bentuk persamaan regresi adalah sebagai
Estimate
berikut :
1 .402a 0.162 0.137 4.69054 2.253
Y = a + b1X1 + b2X2
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Efikasi Diri Y = 20,315+ 0,931X1 - 0,138X2
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Terdapat hasil perhitungan
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat mengguakan SPSS v 20, nilai dari efikasi
bahwa nilai D= 2,253 dan dari hasil tabel diri (X1) terhadap kinerja karyawan (Y)
Durbin Watson nilai DL dan DU dengan sebesar 0,931, dan nilai motivasi (X2)
sampel 70 adalah 1,554 dan 1,672. Maka terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar -
nilai 4-DL= 2,446 dan nilai 4-DU= 2,328. 0,138 dapat dijelaskan bahwa persamaan
Karena DU < D < DU maka 1,672 < 2,253 regresi yang diperoleh sebagai berikut:
< 2,328 bisa katakana bahwa tidak terdapat pada variabel efikasi diri jika efikasi diri

e-ISSN: 2685-6972 92
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

baik maka kinerja karyawan akan semakin Tabel 9


tinggi, sedangkan variabel motivasi ANOVA
a

memiliki arah berlawanan, dalam motivasi Model


Sum of
Df
Mean
F Sig.
yang meningkat justru menurunkan kinerja Squares Square
karyawan, hal ini dikarenakan karyawan Regressio
284.795 2 142.397 6.472 .003b
n
beranggapan bahwa motivasi yang 1 Residual 1474.077 67 22.001
ditetapkan oleh PT Kao Indonesia Cabang
Total 1758.871 69
Bandung berdampak pada meningkatnya
tekanan kerja dan mengakibatkan kinerja a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN (Y)

karyawan semakin rendah. b. Predictors: (Constant), MOTIVASI (X2), EFIKASI DIRI (X1)

Pengujian Hipotesis Sumber: Hasil olahan peneliti, 2020


1. Pengaruh efikasi diri terhadap
kinerja karyawan Pembahasan
Hasil uji t untuk efikasi diri (X1) terhadap 1. Pengaruh efikasi diri terhadap
kinerja karyawan (Y) menunjukkan nilai kinerja karyawan
signifikansi 0,001 dan t hitung sebesar 3,598. Hasil uji t untuk efikasi diri (X1)
Artinya nilai signifikansi lebih kecil dari terhadap kinerja karyawan (Y)
nilai probabilitas 0,05 (0,001 < 0,05) dan t menunjukkan nilai signifikansi 0,001 dan t
hitung lebih besar dari t tabel (3,594 > hitung sebesar 3,598. Artinya nilai
1,670), maka kesimpulan yang dapat signifikansi lebih kecil dari nilai
diambil adalah Ho1 ditolak dan menerima probabilitas 0,05 (0,001 < 0,05) dan t hitung
Ha1. Ini berarti efikasi diri berpengaruh lebih besar dari t tabel (3,594 > 1,670),
positif dan signifikan terhadap kinerja maka kesimpulan yang dapat diambil
karyawan PT Kao Indonesia Cabang adalah Ho1 ditolak dan menerima Ha1. Ini
Bandung. berarti efikasi diri berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan PT
2. Pengaruh motivasi terhadap kinerja Kao Indonesia Cabang Bandung.
karyawan Hasil penelitian ini didukung oleh
Diperoleh nilai t hitung -1,536 lebih besar penelitian yang telah dilakukan oleh Intan
dari t tabel yaitu -1,670 ( -1,536 > - 1,670 ) yaitu terdapat hubungan yang positif dan
dengan tingkat signifikansi 0,129. Dengan signifikan antara efikasi diri terhadap
menggunakan batas 0,05, nilai signifikansi kinerja karyawan agen pemasaran asuransi
tersebut lebih besar dari taraf 5%, yang Equity Life Indonesia Cabang Renon
berarti Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Denpasar. Bekerja sebagai agen asuransi
Dengan demikian, maka hipotesis kedua bukanlah hal yang mudah, karena
penelitian ini tidak terbukti, itu artinya dibutuhkan keyakinan pada kemampuan
tidak ada pengaruh yag signifikan dari yang dimiliki dan kesabaran untuk dapat
motivasi (X2) terhadap kinerja karyawan menarik minat calon nasabah agar mau
(Y). membeli produk asuransi yang ditawarkan.
Jika seorang agen asuransi tidak yakin
3. Pengaruh efikasi diri dan motivasi dengan kemampuannya sendiri, bagaimana
terhadap kinerja karyawan mungkin ia dapat meyakinkan calon
Nilai F hitung diperoleh 6,472 dengan tingkat nasabahnya (Intan, 2017).
signifikansi 0,003. Karena nilai F hitung Efikasi diri yang dimiliki
lebih besar dari F tabel (6,472 > 3,13) dan seseorang karyawan akan memengaruhi
tingkat signifikansi lebih kecil dari nilai usahanya dalam mencapai target kinerja
probabilitas 0,05 (0,003 < 0,05), maka yang telah ditetapkan. Karyawan dengan
dapat disimpulkan bahwa H3 diterima. Ini efikasi diri yang tinggi akan meningkatkan
berarti efikasi diri dan motivasi secara usahanya dengan tekun dan mengurangi
simultan berpengaruh positif dan stres ketika sedang menghadapi masalah
signifikan terhadap kinerja karyawan PT dalam pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan
Kao Indonesia Cabang Bandung. teori efikasi diri yang dikembangkan oleh

e-ISSN: 2685-6972 93
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

Bandura. Konsep efikasi diri yang lain peningkatan atau penurunan motivasi
dikembangkan oleh Bandura ini banyak tidak akan berdampak pada naik turunnya
diadopsi untuk berbagai keperluan, tidak kinerja karyawan.
hanya dalam belajar, tetapi juga dalam Hasil penelitian ini sejalan dengan
peningkatan kinerja pegawai (Hidayat, yang dilakukan oleh Suherman dalam
2016). penelitiannya tentang Analsis peran self
Menurut Bandura, orang dengan efficacy dan motivasi kerja terhadap
efikasi diri tinggi berkeyakinan bahwa kinerja marketing dealer Wijaya Toyota
mereka mempunyai kemampuan yang subang, dalam hasil penelitiannya
diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan ditemukan bahwa variabel yang peling
tertentu, bahwa mereka sanggup mempengaruhi kinerja marketing adalah
melakukan usaha yang diperlukan, dan motivasi dibandingkan self efikasi
tidak ada kejadian di luar akan (Suherman & Savitri, 2018). hasil
menghalangi mereka untuk mencapai penelitian lain yang sejalan dilakukan oleh
tingkat kinerja yang diharapkan (Wibowo, Setiawan yang menyatakan bahwa
2015). Keyakinan efikasi diri tinggi akan motivasi memiliki pengaruh yang positif
menunjukkan pola perilaku yang menuju terhadap kinerja karyawan (Setiawan,
pada keberhasilan, seperti di antaranya 2013) dalam penelitiannya motivasi yang
berusaha keras dengan tekun, mengatasi diberikan harus lebih tinggi dan karyawan
masalah secara kreatif, belajar dari akan menanggapi baik hal tersebut
kemunduran, memvisualisasikan dikarenakan pada umumnya karyawan
keberhasilan, dan mengurangi stres akan memilih menerima hal hal yang dapat
(Wibowo, 2015). merangsang perilaku mereka dalam
Sehingga dapat disimpulkan bekerja.
bahwa efikasi diri merupakan sesuatu hal
penting yang harus dimiliki oleh karyawan 3. Pengaruh efikasi diri dan motivasi
untuk menjadi sukses dan dapat bertahan terhadap kinerja karyawan
dalam menghadapi kesulitan yang ada. Berdasarkan tabel, nilai F hitung
diperoleh 6,472 dengan tingkat signifikansi
2. Pengaruh motivasi terhadap kinerja 0,003. Karena nilai F hitung lebih besar dari
karyawan F tabel (6,472 > 3,13) dan tingkat
Diperoleh nilai t hitung -1,536 lebih signifikansi lebih kecil dari nilai
besar dari t tabel yaitu -1,670 ( -1,536 > - probabilitas 0,05 (0,003 < 0,05), maka
1,670 ) dengan tingkat signifikansi 0,129. dapat disimpulkan bahwa H3 diterima. Ini
Dengan menggunakan batas 0,05, nilai berarti efikasi diri dan motivasi secara
signifikansi tersebut lebih besar dari taraf simultan berpengaruh positif dan
5%, yang berarti Ho2 diterima dan Ha2 signifikan terhadap kinerja karyawan PT
ditolak. Dengan demikian, maka hipotesis Kao Indonesia Cabang Bandung.
kedua penelitian ini tidak terbukti, itu Oleh karena itu penulis
artinya tidak ada pengaruh yag signifikan menyimpulkan bahwa efikasi diri dan
dari motivasi (X2) terhadap kinerja motivasi mempunyai hubungan
karyawan (Y). yang sedang terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan indikator penelitian, yang terdapat pengaruh 13,7% yang
responden, dan analisis data penelitian terlihat pada tabel 7 dan secara simultan
dapat disimpulkan bahwa motivasi (X2) efikasi diri (X1) dan motivasi (X2)
tidak memiliki pengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) kinerja karyawan (Y).
PT Kao Indonesia Cabang Bandung yang Hasil penelitian ini didukung oleh
bisa dilihat dari hasil uji parsial dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Intan,
hasil -13,8%. Hasil ini membuktikan yaitu terdapat hubungan yang positif dan
bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan antara efikasi diri dan motivasi
terhadap kinerja karyawan di PT kao terhadap kinerja karyawan agen pemasaran
Indonesia Cabang Bandung. Dengan kata asuransi Equity Life Indonesia Cabang

e-ISSN: 2685-6972 94
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

Renon Denpasar (Intan, 2017). Dari REFERENSI


beberapa penelitian yang dilakukan dapat Aristarini, L., Kirya, I. K., & Yulianthini,
diambil kesimpulan bahwa efikasi diri dan N. N. (2014). PENGARUH
motivasi berpengaruh terhadap kinerja PENGALAMAN KERJA,
karyawan. KOMPETENSI SOSIAL DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP
PENUTUP KINERJA KARYAWAN PADA
Kesimpulan BAGIAN PEMASARAN PT ADIRA
1. Efikasi diri terhadap kinerja karyawan FINANCE SINGARAJA. E-Journal
berdasarkan indikator penelitian, Bisma Universitas Pendidikan
responden, dan analisis data penelitian Ganesha Jurusan Manajemen, 2(3).
dapat disimpulkan bahwa efikasi diri Ghozali, Imam. (2015). Aplikasi Analisis
memiliki pengaruh positif dan Multivariate dengan Program IBM
signifikan terhadap kinerja karyawan SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit
PT Kao Indonesia Cabang Bandung. Universitas Diponegoro
2. Motivasi terhadap kinerja karyawan Hamzah B. Uno. (2015). Teori Motivasi
tidak memiliki pengaruh positif dan dan Pengukurannya: Analisis di
juga tidak signifikan terhadap kinerja Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi
karyawan PT Kao Indonesia Cabang aksara
Bandung. Hanun, F. (2013). Pengaruh Efikasi Diri,
3. Efikasi diri dan motivasi terhadap Iklim Kerja, dan Motivasi Berprestasi
kinerja karyawan memiliki pengaruh Terhadap Kinerja Kepala Madrasah
positif dan signifikan secara simultan (Survey di Madrasah Ibtidaiyah Kota
terhadap kinerja karyawan PT Kao Bekasi). Analisa, 20(1), 99.
Indonesia Cabang Bandung namun https://doi.org/10.18784/analisa.v20i
dengan hasil yang harus ditingkatkan 1.9
lagi. Hasibuan, Malayu. (2015).Manajemen
Saran Sumber Daya Manusia. Jakarta.
Diharapkan peneliti selanjutnya Bumi Aksara.
dapat menggunakan variabel-variabel lain Hidayat, A. (2016). PENGARUH
yang belum dicantumkan dalam penelitian KOMPENSASI TERHADAP
ini. Hal itu dikarenakan variabel efikasi KINERJA KARYAWAN DENGAN
diri dan motivasi dalam model regresi MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL
linier berganda untuk penelitian ini INTERVENING (Pada Karyawan
memiliki pengaruh yang kecil terhadap Direktorat Jendral Pajak
kinerja karyawan. PT Kao Indonesia Sleman) (Doctoral dissertation, UPN"
Cabang Bandung disarankan untuk lebih Veteran" Yogyakarta).
mengarahkan setiap Team Leader dari Intan, G. A. (2017). Pengaruh Self
masing-masing team work yang ada selalu Efficacy dan Motif Berprestasi
mengontrol bawahan atau karyawan baru Terhadap Kinerja Agen Pemasaran
saja bergabung. Hal ini dimaksudkan untuk Asuransi Equity Life Indonesia
mengantisipasi kemungkinan adanya rasa Cabang Renon Denpasar. E-Jurnal
minder atau rendah diri apabila ternyata Ekonomi Dan Bisnis Universitas
karyawan tersebut belum mencapai target Udayana, 6(4), 1547–1574.
penjualan yang ditetapkan oleh Noviawati, D. R. (2016). Pengaruh Self
perusahaan. Peranan Team Leader ini juga Efficacy terhadap Kinerja Karyawan
sangat penting dalam membentuk dan dengan Motivasi sebagai Variabel
membangun mindset business para Intervening (Studi pada Karyawan
bawahannya agar mereka bisa memiliki Divisi Finance dan Human Resources
tuhjuan yang sama dengan perusahaan PT. Coca-Cola Distribution
dalam pekerjaannya. Indonesia, Surabaya). Jurnal Ilmu
Manajemen (JIM), 4(3), 1–12.
Nugroho, A. A. (2017). PENGARUH

e-ISSN: 2685-6972 95
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Jurnal Sain Manajemen, Vol. 2 No. 1 Februari 2020

MOTIVASI KERJA DAN https://doi.org/10.30998/formatif.v4i


KOMITMEN ORGANISASIONAL 2.143
TERHADAP KINERJA PEGAWAI Widyawati, S. R., Sujana, I. W., &
PADA YAYASAN BUDI BAKTI Sukadana, I. W. (2018). The Role of
KARYA MASF BALIKPAPAN Work Motivation in Mediating the
KALIMANTAN TIMUR. Effect Self Esteem and Self Efficacy
Purwanto, F. X. A. (2016). Pengaruh on Employee Performance at CV.
Efikasi Diri, Pengetahuan Alam Tanpaka, Denpasar Bali.
Kewirausahaan, dan Motivasi International Journal of
Berwirausaha terhadap Minat Contemporary Research and Review,
Mahasiswa Berwirausaha. Aplikasi 9(11), 21138–21147.
Pelayaran Dan Kepelabuhan, 6(2), https://doi.org/10.15520/ijcrr.v9i11.6
104–127. 24
Putra, H. P. (2015). HUBUNGAN
ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN
PRESTASI KERJA PADA AGEN
ASURANSI PT. PRUFAMILY
INVESTASI MALANG.
UNIVERSITAS ISLAMNEGERI.
Putri, F. W. (2019). Pengaruh Efikasi Diri,
Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Emas
Semarang. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107
415324.004
Setiawan, A. (2013). Pengaruh Disiplin
Kerja Dan Motivasi Terhadap
Kinerjakaryawan Pada Rumah Sakit
Umum Daerah Kanjuruhan Malang.
Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 1(4).
Sugiono. (2015). Metode Statistik.
Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiono. (2016). Metode Penelitian
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Suherman, E., & Savitri, C. (2018).
Analisis Peran Self Efficacy dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Marketing Dealer Widjaya Toyota
Subang. Buana Ilmu, 3(1), 70–89.
Wibowo . (2015) . Manajemen Kinerja.
Jakarta : Rajawali Pers
Widyaninggar, A. A. (2015). Pengaruh
Efikasi Diri dan Lokus Kendali
(Locus of Control) Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Formatif: Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, 4(2), 89–
99.

e-ISSN: 2685-6972 96
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index

Anda mungkin juga menyukai