Anda di halaman 1dari 12

JAGADHITA:Jurnal Ekonomi & Bisnis,Vol. 4, No 2.

September 2017,Hal 89-100


Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret
DOI: 10.22225/jj.4.2.308.89-100

PENGARUH PELATIHAN, MOTIVASI, LINGKUNGAN


KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYA-
WAN PADA RUMAH MAKAN WARUNG MINA
DENPASAR
Indra Purnama Putra1 Wayan Sitiari 2 I Made Sara3
Universitas Warmadewa
Purnamaputraindra@ymail.com

Abstrak
Kinerja karyawan pada Warung Mina Denpasar telah mengalami permasalahan. Permasalahan dalam kinerja
karyawan dikaitkan dengan beberapa konstruk seperti pelatihan, motivasi, lingkungan kerja dan semangat ker-
ja. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Pengaruh pelatihan terhadap semangat kerja. 2).
Pengaruh pelatihan terhadap kinerja. 3). Pengaruh motivasi terhadap semangat kerja. 4). Pengaruh motivasi
terhadap kinerja. 5). Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap semangat kerja. 6). Pengaruh Lingkungan kerja ter-
hadap kinerja dan 7). Pengaruh Semangat kerja terhadap kinerja. Data penelitian didapatkan dari penyebaran
angket, yang kemudian akan diolah melalui metode pengolahan statistik Partial Least Square (PLS). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Warung Mina Denpasar yang berjumlah 120 orang. Setelah dihi-
tung menggunakan rumus slovin maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang dengan menggunakan
metode probability sampling simpel random sampling. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Rumah
Makan Warung Mina yang berlokasi di daerah denpasar yaitu peguyangan dan renon. Hasil penelitian menya-
takan bahwa: 1) Pelatihan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap semangat kerja. 2) Pelatihan ber-
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja. 3) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
semangat kerja. 4) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. 5) Lingkungan kerja ber-
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap semangat kerja. 6) Lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja. 7) Semangat kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karya-
wan.

Kata kunci: Pelatihan, Motivasi, Lingkungan Kerja, Semangat Kerja, Kinerja

Abstract
Performance of employees at Warung Mina Denpasar has experienced problems. Problems in employee per-
formance are associated with some constructs such as training, motivation, work environment and morale. The
purpose of this research is to know: 1). The effect of training on morale. 2). The effect of training on perfor-
mance. 3). The influence of motivation on morale. 4). The influence of motivation on performance. 5). Effect
of Work Environment on morale. 6). Effect of work environment on performance and 7). Influence Morale on
performance. Research data obtained from the questionnaire, which then will be processed through statistical
processing methods Partial Least Square (PLS).The population in this research is all employees of Warung
Mina Denpasar which amounts to 120 people. After calculated using slovin formula then the sample in this
study amounted to 48 people by using the probability sampling method of simple random sampling. This re-
search was conducted at company of Restaurant Warung Mina which located in denpasar region that is
peguyangan and renon. The results stated that: 1) Training has positive and insignificant effect on morale. 2)
Training has positive and insignificant effect on performance. 3) Motivation has a positive and significant ef-
fect on morale. 4) Motivation has positive and significant impact on performance. 5) The work environment
has a positive and insignificant effect on morale. 6) Work environment has a positive and significant impact on
performance. 7) The spirit of work has a positive and insignificant effect on employee performance.

Keywords: Training, Motivation, Work Environment, Morale, Performance

PENDAHULUAN saingan dalam dunia usaha semakin


Perkembangan dunia usaha saat ini meningkat. Persaingan dunia usaha yang
sedang mengalami peningkatan yang sangat semakin meningkat membuat suatu perus-
signifikan. Banyak perusahaan-perusahaan ahaan harus bisa bersaing dengan perus-
baru yang bermunculan di negara ini. Tim- ahaan lainnya. Dalam keadaan seperti ini
bulnya perusahaan baru membuat per- tidak saja diperlukan sikap berani untuk
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 90

berkompetisi, tetapi harus dapat me- perbuatan atau kegiatan yang berlangsung
menangkannya. Maka dari itu sangat diper- secara sadar. Motivasi merupakan sesuatu
lukan sumber daya yang handal khususnya yang ada pada diri manusia yang membang-
sumber daya manusia. Masalah sumber kitkan, mengaktifkan, memindahkan,
daya manusia masih menjadi sorotan dan mengarahkan, dan menyalurkan per-
tumpuan bagi perusahaan untuk dapat ber- ilakunya untuk mencapai tujuan.
tahan di era globalisasi. Pengembangan Kinerja organisasi, baik organisasi
sumber daya manusia sangat diperlukan swasta maupun pemerintah sangat diten-
untuk investasi (human capital) yang ber- tukan oleh kinerja individu sebagai unit
tujuan menyiapkan sumber daya manusia terkecil dalam suatu organisasi. Kinerja in-
yang bertanggung jawab, mampu me- dividu berdasarkan pandangan interaksionis
nanggulangi kesulitan akibat langkanya yang dipengaruhi oleh karakter individu
tenaga terampil dan mampu dengan dan faktor lingkungan kerja, dimana hasil
tangguh menghadapi perubahan sosial. yang positif diwujudkan oleh kesesuaian
Gorda (2004:121) menyatakan bahwa kepribadian individu dengan kualifikasi
pelatihan merupakan suatu proses kegiatan pekerjaan. Setiap instansi mempunyai
perusahaan yang bertujuan untuk memper- karakteristik lingkungan kerja yang ber-
baiki, mengembangkan sikap dan perilaku, beda. Eksistensi lingkungan kerja bagi kar-
keterampilan dan pengetahuan serta kecer- yawan kadang-kadang dapat disadari sepe-
dasan SDM sesuai dengan keinginan perus- nuhnya bahwa lingkungan kerjanya mem-
ahaan yang bersangkutan. Melalui pelatihan iliki kelebihan dan kekurangan namun ada
ini diharapkan pula semangat kerja para sebagian karyawan yang acuh tak acuh ter-
karyawan terutama yang telah mengikuti hadap lingkungan kerjanya. Apabila ling-
pelatihan akan meningkat, sekaligus dapat kungan kerja memiliki suasana yang tidak
meningkatkan produktivitas kerja. Menurut baik, tentunya akan memberikan dampak
penelitian yang di lakukan oleh Faisal negatif terhadap karyawan seperti
(2007) menyatakan bahwa adanya hub- menurunkan semangat kerja, gairah kerja,
ungan yang proporsional antara pelatihan dan kepuasan kerja yang pada akhirnya
dengan kinerja karyawan. Dalam proses menurunkan produktivitas kerja. Ling-
bekerja, pelatihan merupakan suatu hal kungan kerja merupakan salah satu faktor
yang penting untuk meningkatkan ket- yang mempengaruhi kinerja karyawan.
erampilan, pengetahuan, dan kemampuan. Sumber daya manusia yang handal
Indikasi turunnya produktivitas kerja sangat sangat penting dalam menunjang kelang-
penting untuk diketahui oleh setiap perus- sungan suatu organisasi. Untuk itu sudah
ahaan. selayaknya karyawan diperlakukan secara
Para karyawan di suatu perusahaan layak dan adil, sehingga mereka dapat
dalam melaksanakan tugas yang diberikan melaksanakan tugas dengan optimal dan
memiliki motivasi tersendiri. Setiap penuh tanggung jawab serta memiliki
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disiplin yang tinggi yang menunjukkan
didorong oleh suatu kekuasaan dalam diri adanya semangat kerja karyawan. Hal ini
seseorang tersebut, kekuatan pendorong sesuai dengan pendapat Moekijat
inilah yang disebut motivasi. Hal-hal yang (2009:130) yang menyatakan bahwa se-
dapat memotivasinya antara lain ingin mangat kerja adalah kemampuan seke-
menunjukkan prestasi, agar diperhatikan lompok orang-orang untuk bekerja sama
oleh atasan dan teman sekerja, ingin mem- dengan giat dan konsekuen dalam mengejar
peroleh tambahan penghasilan, rasa tujuan bersama. Karyawan dengan seman-
tanggung jawab, dan loyalitas pada peker- gat kerja yang tinggi memberikan sikap
jaaan. Menurut Bangun (2012) motivasi yang posistif seperti kesetiaan, kegembi-
adalah suatu kondisi yang mendorong atau raan, kerjasama, kebanggaan dalam dinas,
menjadi sebab seseorang melakukan suatu dan ketaatan kepada kewajiban. Pernyataan
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 91

di tersebut menunjukkan bahwa semangat yang bertujuan agar semangat kerja karya-
kerja yang tinggi sangat diperlukan dalam wan dapat ditingkatkan guna meningkatkan
setiap usaha kerja sama karyawan untuk kinerja dan eksistensi dari perusahaan.
mencapai tujuan organisasi. Apabila karya- Mengingat banyaknya cabang yang dimiliki
wan mempunyai semangat kerja yang ren- oleh Warung Mina yaitu terdiri dari 10
dah, maka dapat merugikan suatu organ- cabang yang ada di Bali dan karena
isasi perusahaan pada saat terjadinya masa- keterbatasan waktu, tenaga, dan dana, maka
lah, dimana karyawan akan mudah menye- penelitian akan difokuskan pada Warung
rah pada keadaan dari pada mencari jalan Mina Denpasar.
keluar untuk mengatasi masalah yang ter-
jadi pada perusahaannya. TINJAUAN PUSTAKA
Warung Mina Denpasar mempunyai Pelatihan
visi yaitu Menjadi rumah makan berbudaya Menurut Chris Rowley (2012) Istilah
terfavorit dengan kualitas terbaik. Berdasar- pelatihan sering merujuk kepada cara untuk
kan visi dan misi di atas maka untuk dapat memperoleh pengetahuan dan keahlian se-
merealisasikannya tidak lepas dari bagai sebuah hasil dari pembelajaran
dukungan sarana dan prasarana serta mengenai kejuruan atau keahlian praktis
dukungan sumber daya manusia yang han- dan pengetahuan yang berhubungan kepada
dal. Untuk itu, maka Warung Mina kompetensi spesifik yang berguna. Menurut
Denpasar mempunyai program pengem- Bella dalam Hasibuan (2016:70), bahwa
bangan SDM yang bertujuan untuk me- pelatihan merupakan proses peningkatan
nyusun dan mengembangkan sistem keterampilan kerja baik teknis maupun ma-
perencanaan SDM karyawan, sistem karir najerial. Sedangkan Pelatihan menurut
dengan titik berat prestasi kerja, serta Dessler (2009) adalah proses mengajarkan
penyempurnaan sistem penilaian kinerja karyawan baru atau yang ada sekarang, ket-
SDM dan kesejahteraan karyawan. Program erampilan dasar yang mereka butuhkan un-
pengembangan SDM dilakukan melalui tuk menjalankan pekerjaan mereka. Ber-
proses belajar mengajar yang dilakukan dasarkan beberapa pendapat yang telah
oleh jajaran head office Warung Mina dikemukakan oleh para peneliti di atas
Denpasar yang disebut dengan Academina. dapat dirangkum bahwa pelatihan adalah
Selain pelatihan maka pejabat di jajaran proses untuk meningkatkan kemampuan,
Warung Mina Denpasar selalu memotivasi keterampilan, dan sikap para peserta pelati-
karyawannya dengan memperhatikan motif, han dalam rangka meningkatkan produk-
harapan dan bonus bagi karyawan di tivitas kerja karyawan agar sesuai dengan
Warung Mina Denpasar . Di samping itu, tujuan organisasi.
Warung Mina Denpasar berusaha mencip-
takan lingkungan kerja yang kondusif ditin- Indikator Pelatihan
jau dari segi fisik. Berdasarkan evaluasi 1. Kesesuaian materi pelatihan
yang dilakukan oleh devisi HRD Warung 2. Kemampuan instruktur pelatihan
Mina Denpasar tahun 2016 menunjukkan 3. Kesempatan tanya jawab
bahwa apa yang menjadi harapan Warung 4. Kesempatan mempraktekkan apa yang
Mina Denpasar belum sepenuhnya dapat telah didapat dalam pelatihan.
dicapai walaupun berbagai upaya telah dil-
akukan. Hal tersebut dapat dilihat dari ang- Motivasi
garan penjualan serta realisasi penjualan Sebagaimana diketahui bahwa moti-
Warung Mina Denpasar. vasi merupakan dorongan batin yang men-
Berdasarkan uraian di atas maka per- jadi titik tolak bagi setiap organisasi dalam
lu dilakukan penelitian tentang pengaruh melakukan sesuatu guna mencapai tujuan
pelatihan, motivasi, lingkungan kerja dan yang di inginkan. Agar lebih jelasnya
semangat kerja terhadap kinerja karyawan, mengenai pengertian motivasi dalam organ-
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 92

isasi terutama untuk mendorong semangat mana karyawan melakukan aktivitas setiap
kerja karyawan dibawah ini akan diuraikan harinya. Lingkungan kerja yang kondusif
beberapa pengertian motivasi sebagai beri- memberikan rasa aman dan memungkinkan
kut Hasibuan (2009: 216) menyatakan bah- karyawan untuk dapat bekerja optimal
wa motivasi merupakan suatu cara (Harrianto, 2010). Lingkungan kerja dapat
bagainana mendorong gairah kerja bawa- mempengaruhi emosi karyawan (Lewa dan
hannya agar mereka mau bekerja keras Subowo, 2005). Jika karyawan menyenangi
dengan memberikan semua kemampuan lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka
dan keterampilannya untuk mewujudkan karyawan tersebut akan betah dalam
tujuan perusahaan. Robbins (2009: 208) melakukan aktivitas, sehingga waktu kerja
menyatakan bahwa motivasi adalah kesedi- dipergunakan secara efektif. Lingkungan
aan untuk mengeluarkan tingkat upaya kerja itu mencakup hubungan kerja yang
yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang terbentuk antara sesama karyawan dan hub-
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu ungan kerja antara bawahan dan atasan ser-
dalam memenuhi beberapa kebutuhan indi- ta lingkungan fisik tempat karyawan beker-
vidual. Sinamora (2004:458) mengungkap- ja (Sedarmayanti, 2009). Nitisemito (2000)
kan bahwa motivasi (motivation) adalah mendefinisikan lingkungan kerja sebagai
dorongan psikologis yang mengarahkan berikut: lingkungan kerja adalah segala
seseorang menuju sebuah tujuan. Rivai sesuatu yang ada di sekitar para pekerja
(2008: 133) menjelaskan motivasi adalah yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
serangkaian sikap dan nilai-nilai yang menjalankan tugas-tugas yang diembankan.
mempengaruhi individu untuk mencapai hal Dari pengertian di atas dapat disim-
yang spesifik sesuai dengan tujuan indi- pulkan bahwa lingkungan kerja merupakan
vidu. segala sesuatu yang ada disekitar pekerja
Unsur-Unsur Motivasi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
1. Motif (motive) Oleh sebab itu mendesain lingkungan kerja
merupakan dorongan atau faktor peng- yang kondusif sangat penting bagi suatu
gerak (alasan) yang ada dalam diri kar- perusahaan atau instansi. Hal ini bertujuan
yawan untuk melakukan kegiatan dalam untuk memberikan kenyamanan kepada
rangka mencapai tujuan yang telah karyawan sehingga mereka merasa berse-
ditetapkan, di samping itu motif juga mangat, bergairah dan memperoleh kepua-
merupakan kebutuhan yang belum ter- san kerja yang diyakini merupakan cikal
puaskan yang mendorong individu men- bakal dari peningkatan produktivitas kerja.
capai tujuan tertentu. 1. Suasana kerja adalah kondisi yang
2. Harapan (expectation) ada disekitar karyawan yang sedang
kemungkinan dan keyakinan seseorang melakukan pekerjaan yang dapat
bahwa dengan melaksanakan kegiatan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
tertentu akan menghasilkan kinerja itu sendiri.
sesuai dengan tujuan. 2. Hubungan dengan rekan kerja yaitu
3. Insentif hubungan dengan rekan kerja harmo-
Sarana pendorong atau perangsang yang nis dan tanpa ada saling intrik dianta-
diberikan oleh pimpinan kepada karya- ra sesama rekan sekerja.
wannya, dengan harapan karyawan yang 3. Tersedianya fasilitas kerja Hal ini di-
bersangkutan semangat kerjanya maksudkan bahwa peralatan yang
meningkat, seperti pemberian gaji yang digunakan untuk mendukung kelanca-
pantas, jaminan kesehatan, jaminan hari ran kerja lengkap/mutakhir.
tua, olah raga dan rekreasi.
Semangat Kerja
Lingkungan Kerja Semangat kerja adalah sikap mental
Lingkungan kerja adalah tempat di- dari individu atau kelompok yang menun-
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 93

jukkan kegairahan untuk melaksanakan As’ad, 2003) sebagai kesuksesan seseorang


pekerjaannya sehingga mendorong untuk di dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
mampu bekerja sama dan dapat me- Lebih tegas lagi Lawler and Poter menya-
nyelesaikan tugas tepat pada waktunya takan bahwa kinerja adalah "succesfull role
dengan rasa tanggung jawab terhadap achievement" yang diperoleh seseorang dari
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Un- perbuatan-perbuatannya (Moh As’ad,
tuk membahas tentang semangat kerja 2003). Dari batasan tersebut Moh As’ad
maka ada banyak para ahli memberikan de- menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil
fenisi semangat kerja dari sudut pandang yang dicapai seseorang menurut ukuran
yang berbeda. Semangat kerja adalah yang berlaku untuk pekerjaan yang ber-
keinginan dan kesungguhan seseorang sangkutan. Menurut Byars dan Rue (dalam
mengerjakan dengan baik serta berdisiplin Prasetyo Utomo, 2006), kinerja merupakan
untuk mencapai prestasi kerja yang maksi- derajat penyusunan tugas yang mengatur
mal (Hasibuan,2008:152) Semangat kerja pekerjaan seseorang. Jadi, Kinerja adalah
adalah melakukan pekerjaan secara lebih kesediaan seseorang atau kelompok orang
giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan untuk melakukan kegiatan atau menyem-
lebih cepat dan lebih baik (Nitisemito, purnakannya sesuai dengan tanggung ja-
2001: 160). wabnya dengan hasil seperti yang diharap-
Dari beberapa pendapat di atas maka kan.
dapat disimpulakan bahwa semangat kerja Indikator Kinerja (Tohardi 2009)
merupakan sikap mental dari individu mau- 1. Inovasi
pun kelompok yang menunjukkan kegaira- Memiliki inovasi yang positif dan
han di dalam melaksanakan pekerjaanya menyampaikan pada atasan serta
sehingga timbul dorongan untuk bekerja mendiskusikanya pada rekan kerja ten-
lebih giat dan lebih baik, serta menjalin ker- tang pekerjaan.
jasama sehingga tugas-tugas yang dibe- 2. Kecepatan kerja
bankan akan dapat diselesaikan tepat waktu Dalam menjalankan tugas kecepatan ker-
dan memiliki tanggung jawab yang tinggi. ja harus diperhatikan dengan
Indikator Semangat Kerja menggunakan mengikuti metode kerja
a. Ketaatan terhadap jam kerja yang ada.
b. Kemauan untuk bekerja sama 3. Keakuratan kerja
c. Ketaatan terhadap ketentuan pelaksa- Tidak hanya cepat, namun dalam me-
naan pekerjaan nyelesaikan tugas karyawan juga harus
d. Ketepatan waktu dalam me- disiplin dalam mengerjakan tugas
nyelesaikan pekerjaan dengan teliti dalam bekerja dan
melakukan pengecekan ulang.
Kinerja
Kinerja mengacu pada prestasi karya- METODE PENELITIAN
wan yang diukur berdasarkan standar atau Penelitian ini bersifat hubungan
kriteria yang ditetapkan perusahan. Kinerja causal explanatory dalam bentuk survei
adalah hasil atau tingkat keberhasilan yang bertujuan mengetahui pola hubungan
seseorang secara keseluruhan selama peri- kausal antara pelatihan, motivasi,
ode tertentu di dalam melaksanakan tugas lingkungan kerja dan semangat kerja
dibandingkan dengan berbagai kemung- terhadap kinerja karyawan. Data penelitian
kinan seperti standar hasil kerja, target atau didapatkan dari penyebaran angket, yang
sasaran atau kinerja yang telah ditentukan kemudian akan diolah melalui metode
terlebih dahulu dan telah disepakati hasil- pengolahan statistik dengan metode Partial
nya (Rivai &Basri , 2005:14). Least Square (PLS). Penelitian ini
Pengertian kinerja atau prestasi kerja dilakukan pada perusahaan Rumah Makan
diberi batasan oleh Maier (dalam Moh Warung Mina yang berlokasi di daerah
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 94

denpasar yaitu peguyangan dan renon, berjumlah 120 orang. Untuk menentukan
dengan alasan bahwa Warung Mina Group jumlah sample yang akan dipergunakan
Merupakan salah satu perusahaan lokal dalam penelitian digunakan rumus Slovin.
yang mampu berkembang dan memberikan Berdasarkan perhitungan diatas sampel
persaingan dalam tingkat nasional. Oleh yang mejadi responden dalam penelitian ini
sebab itu sumber daya insani sebagai disesuaikan menjadi sebanyak 48 orang
sasaran pembangunan nasional, karyawan Warung Mina Denpasar. Dalam
sepantasnya memperoleh perhatian lebih, penelitian ini skala Likert yang digunakan
untuk itu SDM yang ada haruslah handal adalah skala dengan lima tingkatan. masing
dan mempunyai semangat kerja yang -masing alternatif jawaban akan diberi skor
tinggi. Berdasarkan pokok masalah dan numerik sebagai berikut: sangat tidak setuju
hipotesis yang diajukan, variabel-variabel (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4),
dalam analisis ini dapat diidentifikasi sangat setuju (5). Uji Instrumen dengan
secara garis besar sebagai berikut: menggunakan uji va-liditas dan reliabelitas.
Variabel exogenous adalah variabel Validitas merupakan hal yang penting bagi
pelatihan, motivasi dan lingkungan kerja. suatu alat ukur, karena pengujian ini
Variabel interviening (Y1) adalah variabel menunjukkan bahwa in-strumen atau alat
semangat kerja dan Variabel endogenous ukur yang digunakan untuk mengukur suatu
adalah variabel kinerja karyawan. Cara konsep benar-benar melakukan fungsinya,
pengumpulan data dengan menggunakan yaitu mengukur konsep yang diinginkan,
metode angket dan wawancara. Jenis data Data dapat dikatakan Valid jika r > 0,3 dan
adalah data kuantitatif berupa jawaban yang signifikan (α<0,05) (Cooper andSchindler,
diperoleh dari penyebaran angket, dan 2006: 720). Reliabilitas adalah pengukuran
karakteristik responden. Data kualitatif derajat konsisten-si antara beberapa ukuran
dalam penelitian ini adalah karakteristik dari sebuah variabel (Hair et al., 2006). Uji
responden antara lain: nama, jenis kelamin, Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui
status pekerjaan. Sumber data adalah kestabilan dan tingkat konsistensi alat ukur
sumber data primer yang didapat dari yang digunakan dalam mengukur sebuah
penyebaran angket kepada responden dan konsep. Banyak pendapat menyatakan bah-
sumber data sekunder seperti jumlah wa angka ά (Cronbach Alpha) minimal 0,6
pegawai dalam perusahaan, informasi untuk menyatakan bahwa pertanyaan dapat
mengenai pelatihan, motivasi, lingkungan dikatakan reliabel (Santosa, 2006: 134).
kerja, semangat kerja dan kinera. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan Warung Mina Denpasar yang
Tabel 1
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Variabel Indikator/Item Koefisien Keterangan Reliabilitas Keterangan
Korelasi
0,471 Valid 0,740 Reliabel
Kesesuaian materi pelatihan
0,678 Valid
Kemampuan instruktur pelatihan
Pelatihan 0,686 Valid
(X3) Cara Instruktur Memberikan Pelatihan
0,779 Valid
Kesempatan tanya jawab
Kesempatan mempraktekkan apa yang 0,441 Valid
telah didapat dalam pelatihan
Motivasi Alasan hubungan kerja yang me- 0,581 Valid 0,681 Reliabel
(X2) nyenangkan
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 95

Alasan pengakuan diri sebagai manu- 0,687 Valid


sia
Harapan mendapatkan perlakuan yang 0,650 Valid
adil
Harapan akan adanya penghargaan 0,543 Valid
prestasi kerja
Pemberian jaminan hari tua 0,596 Valid
Adanya program Olah raga dan 0,669 Valid
rekreasi
Ling- Keharmonisan hubungan antar karya- 0,773 Valid 0,642 Reliabel
kungan wan
Kerja Keharmonisan hubungan antara atasan 0,631 Valid
(X3) dan bawahan
Keamanan lingkungan kerja 0,615 Valid

Ketenangan lingkungan kerja 0,745 Valid

Seman- Ketaatan terhadap jam kerja 0,823 Valid 0,712 Reliabel


gat Kerja
(Y1) Kemauan untuk bekerja sama 0,782 Valid

Ketaatan terhadap ketentuan pelaksa- 0,753 Valid


naan pekerjaan
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan 0,565 Valid
pekerjaan
Kinerja Keakuratan Kerja 0,668 Valid 0,761 Reliabel
(Y2)

Tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh kon- metode pemeriksaan.


struk adalah reliabel, terlihat dari nilai
Cronbachs Alpha based on standardized HASIL DAN PEMBAHASAN
item lebih besar dari 0,60 (kriteria Nunnaly,
1969). Tabel diatas juga di atas menunjuk-
kan seluruh hubungan (korelasi) antara
masing-masing item/indikator dengan total
skor konstruk adalah valid karena nilai ko-
relasinya > 0,30 dan signifikan pada level
0,05.
Metode analisis data dengan menggunakan:
1. Analisis deskriptif, Analisis deskriptif
Gambar 1
yang dipergunakan dalam penelitian ini Diagram Path (Sebelum reskonstruksi)
adalah untuk menggambarkan karakter- Pengaruh pelatihan, motivasi, lingkungan kerja dan
istik responden penelitian. semangat kerja terhadap kinerja
2. Analisis inferensial dipergunakan untuk
Pada Gambar 1 dari hasil Output PLS
menganalisis hubungan antar variabel
Tersebut menunjukan bahwa terdapat indi-
dalam penelitian ini, anatara lain pelati-
kator-indikator kepemimpinan (X17) dan
han, motivasi, lingkungan kerja, seman-
komitmen organisasi (Y21) yang memiliki
gat kerja dan kinerja. Dalam
outer loading <0,60, sehingga model terse-
menganalisis pengaruh variabel eksogen
but perlu direkonstruksi. Dengan demikian
dengan variabel endogen dalam
hasil rekonstruksi ditujukan pada Gambar 2
penelitian ini dipergunakan statistik Par-
berikut:
tial Least Square (PLS).
3. Analisis peran mediasi kepuasan kerja,
Pengaruh mediasi yang dianalisis meli-
puti analisis direct dan indirect effect
peran mediasi semangat kerja, dengan
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 96

LING-
KUNGAN
Tidak
KERJA -> 0,029 0,270
Signifikan
SEMANGAT
KERJA
SEMANGAT
Tidak
KERJA -> 0,194 0,953
Signifikan
KINERJA
Tabel 2 Menunjukkan bahwa:
Pengaruh Pelatihan Terhadap Semangat
Kerja Karyawan
Gambar 2 Hasil perhitungan mengenai pengaruh
Diagram Path (Setelah reskonstruksi) Pelatihan Terhadap Semangat Kerja Karya-
wan sesuai dengan gambar 1 dan gambar 2
serta Tabel 2 menunjukan bahwa Pelatihan
berpengaruh positip sebesar 0,165 terhadap
semangat kerja dan tidak signifikan dengan
nilai t sebesar 1,631.
Pengaruh Motivasi terhadap Semangat
Kerja
Hasil perhitungan mengenai pengaruh
motivasi terhadap semangat kerja karyawan
sesuai dengan gambar 1 dan gambar 2 serta
Gambar 3 Tabel 2 menunjukan bahwa motivasi ber-
Diagram Path (Bootsrapping) Pengaruh Pelatihan,
Motivasi, Lingkungan Kerja dan Semangat Kerja
pengaruh positip sebesar 0,554 terhadap
Terhadap Kinerja Karyawan semangat kerja dan signifikan dengan nilai
t sebesar 6,060.
Dalam bentuk Tabel, seluruh Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap
koefisien path pada Gambar 3 dan signif- Semangat Kerja
ikansi uji statistik yang menghubungkan Hasil perhitungan mengenai pengaruh
analisis antar konstruk yang diteliti pada lingkungan kerja terhadap semangat kerja
Gambar 3 dirangkum pada Tabel 2 berikut sesuai dengan gambar 1 dan gambar 2 serta
ini. Tabel 2 menunjukan bahwa lingkungan
Tabel 2 kerja berpengaruh positip sebesar 0.029
Path Analisis dan Pengujian Statistik terhadap semangat kerja, dan hubungan ter-
Original
T Statis- sebut tidak signifikan dengan nilai t sebesar
tics (|O/ Ket-
Konstruk Sample
STERR| erangan
0,270< 1,96.
(O) Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja
)
PELATIHAN -
0,043 0,378
Tidak Hasil perhitungan mengenai pengaruh
> KINERJA Signifikan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
PELATIHAN -
> SEMANGAT 0,165 1,631
Tidak sesuai dengan gambar 1 dan gambar 2 serta
Signifikan
KERJA Tabel 2 menunjukan bahwa pelatihan ber-
MOTIVASI ->
0,163 1,061 Signifikan pengaruh positip sebesar 0,043 terhadap
KINERJA
MOTIVASI ->
kinerja dan tidak signifikan dengan nilai t
SEMANGAT 0,554 6,060 Signifikan sebesar 0,378.
KERJA Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
LING- Karyawan
KUNGAN
KERJA ->
0,443 4,532 Signifikan Hasil perhitungan mengenai pengaruh
KINERJA motivasi terhadap kinerja sesuai dengan
gambar 1 dan gambar 2 serta Tabel 2
menunjukan bahwa motivasi berpengauh
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 97

positip sebesar 0.163 terhadap kinerja, dan Gambar 4


hubungan tersebut signifikan dengan nilai t Peran mediasi semangat kerja atas pelatihan ter-
hadap kinerja
hitung sebesar 1,061.
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Gambar 4 menunjukkan bahwa se-
Kinerja mangat kerja bukan merupakan mediasi
Hasil perhitungan mengenai pengaruh antara pelatihan terhadap kinerja, hal ini
lingkungan kerja terhadap kinerja sesuai karena hubungan antara pelatihan terhadap
dengan gambar 1 dan gambar 2 serta Tabel semangat kerja positif dan signifikan
2 menunjukan bahwa lingkungan kerja ber- (0,541), hubungan semangat kerja terhadap
pengaruh positip sebesar 0,443 terhadap kinerja negatif dan tidak signifikan ( 0,327)
kepuasan kerja, dan hubungan tersebut sig- dan hubungan antara pelatihan terhadap
nifikan pada level 0,05, karena nilai t- kinerja berpengaruh positif dan signifikan
Statistik lebih besar dari 1.96 yakni sebesar (0,478), sehingga berdasarkan kriteria Hair
4,532. et al. (2010) dimana semangat kerja bukan
Pengaruh Semangat Kerja Terhadap merupakan mediasi antara pelatihan ter-
Kinerja hadap kinerja.
Hasil perhitungan mengenai pengaruh
Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kiner- Peran Mediasi Semangat Kerja Atas Mo-
ja sesuai dengan gambar 1 dan gambar 2 tivasi Terhadap Kinerja
serta Tabel 2 menunjukan bahwa Semangat
kerja berlengaruh positip sebesar 0,194 ter- Semangat
0,242 non sig
hadap kinerja dan hubungan tersebut tidak 0,287 Sig Kerja

signifikan pada level 0,05 dengan nilai t tes


sebesar 0,953. Motivasi Kinerja
Peran Mediasi Semangat Kerja 0,342 Non sig
Pengaruh mediasi yang dianalisis
meliputi analisis direct dan indirect effect 0,570 sig
Motivasi Kinerja
sebagai berikut: 1) peran mediasi semangat
kerja atas pelatihan terhadap kinerja, 2)
peran mediasi semangat kerja atas motivasi Gambar 5
terhadap kinerja dan 3) peran mediasi se- Peran Mediasi Semangat Kerja Atas Motivasi Ter-
hadap Kinerja
mangat kerja atas lingkungan kerja terhadap
kinerja. Peran mediasi semangat kerja dapat Gambar 5 menunjukkan bahwa se-
dilihat sebagai berikut. mangat kerja bukan merupakan mediasi
Peran mediasi semangat kerja atas antara motivasi terhadap kinerja, hal ini ka-
pelatihan terhadap kinerja rena hubungan semangat kerja terhadap
Peran mediasi semangat kerja atas kinerja negatif dan tidak signifikan (0,242),
pelatihan terhadap kinerja dapat dilihat pa- namun hubungan semangat kerja terhadap
da Gambar 4. motivasi positif dan signifikan (0,286), mo-
tivasi terhadap kinerja berpengaruh positif
Semangat 0,237 non sig
0,541 Sig Kerja
dan signifikan yaitu 0,570. Berdasarkan
kriteria Hair et al. (2010) dimana semangat
kerja bukan merupakan mediasi antara mo-
Pelatihan Kinerja tivasi terhadap kinerja.
0,257 Non sig
0,478 sig Peran Mediasi Semangat Kerja Atas
Pelatihan Kinerja Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 98

UCAPAN TERIMA KASIH


Semangat 0,306 sig
0,342 Sig Kerja Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada reviewer dan
semua pihak yang telah membantu dalam
Ling- pembuatan artikel ini baik dalam bentuk
kungan Kinerja
Kerja
kritik ataupun masukan yang membangun
0,490 sig untuk perbaikan artikel ini agar menjadi
lebih baik.

Ling- DAFTAR PUSTAKA


kungan Kinerja
Azwar,S.1986. Seri Pengukuran Psikhologi
Kerja 0,615 sig
Reliabilitas dan Validitas, Yogyakar-
ta : Penerbit Liberty
Gambar 6
Peran Mediasi Semangat Kerja Atas Lingkungan Agus Ahyari. 1994.Manajemen Produksi,
Kerja Terhadap Kinerja Edisi IV, cetakan III, Yogyakarta :
Gambar 6 Menunjukan bahwa seman- BPFE
gat kerja merupakan mediasi sebagian anta- Alex S. Nitisemito. 2000. Manajemen Per-
ra lingkungan kerja terhadap kinerja. Hal sonalia: Manajemen Sumber Daya
ini karena hubungan langsung antara ling- Manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia
kungan kerja terhadap semangat kerja ber- Ahmad Tohardi.2002. Pemahaman Praktis
pengaruh positif dan signifikan terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia,
semangat kerja (0,342), hubungan semangat Universitas Tanjung Pura, Mandar
kerja terhadap kinerja berpengaruh positif Maju, Bandung
dan signifikan (0,306) sedangkan hubungan Annonymous.2004. Laporan Tahunan
antara lingkungan kerja terhadap kinerja Pelaksanaan Kegiatan TA. 2004, Ba-
berpengaruh positif dan signifikan. Ber- dan Pengkajian dan Penerapan
dasarkan kriteria Hair et al. (2010) dimana Teknologi
semangat kerja merupakan mediasi sebagi- Barthos, B. 2004. Manajemen Sumber
an antara lingkungan kerja terhadap kinerja. Daya Manusia, Jakarta : Penerbit
Bumi Aksara
KESIMPULAN Basri¸ A. F. M., dan Rivai¸ V. 2005. Perfor-
Berdasarkan pembahasan diatas, ada- mance appraisal. Jakarta: PT Raja.
pun kesimpulan yang bisa diambil adalah: Grafindo Persada.
1. Pelatihan berpengaruh positif dan tidak Badri Munir Sukoco.2007. Manajemen Ad-
signifikan terhadap semangat kerja. ministrasi Perkantoran Modern. Sura-
2. Pelatihan tidak berpengaruh secara sig- baya: Erlangga
nifikan terhadap kinerja karyawan. Bangun, Wilson.2012.Manajemen Sumber
3. Motivasi berpengaruh positif dan signif- Daya Manusia. Bandung : Erlangga.
ikan terhadap kinerja. Cushway, B. 1996. Human Resource Man-
4. Motivasi berpengaruh positif dan signif- agemen-Manajemen Sumber Daya
ikan terhadap kinerja. Manusia, Alih Bahasa, Paloepi Tyas
5. Lingkungan kerja berpengaruh positif Rahajeng, Jakarta : Penerbit PT.Elex
terhadap semangat kerja namun tidak Media Komputindo
secara signifikan. Chris Rowley & Keith Jackson. 2012. Ma-
6. Lingkungan kerja berpengaruh positif najemen Sumber Daya Manusia The
dan signifikan pada kinerja. Key Concepts, Cetakan Kesatu, Ja-
7. Hasil penelitian ini menemukan bahwa karta : PT Rajagrafindo Persada.
semangat kerja positif berpengaruh ter- Dessler, G.1997. Manajemen Sumber Daya
hadap kinerja namun tidak signifikan, Manusia, Jilid 1, Alih Bahasa, Ben-
yamin Molan, Jakarta : Penerbit
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 99

PT.Prenhallindo. Partial Least Square: Konsep Teknik


Denok, Leliyana.2008. Pengaruh Faktor- dan Aplikasi Menggunakan Program
faktor Lingkungan Kerja Terhadap Smart PLS 2.0 M3. Badan Penerbit
Semangat Kerja Karyawan Kantor Universitas Dipenogoro. Semarang –
Pelayanan Pajak Surabaya Gubeng”. Jawa Tengah
Tesis Universitas Airlangga. Moekijat. 1990.Manajemen Kepegawaian
Dessler Gary. 2009. Manajemen Sumber dan Hubungan dalam Perusahaan,
Daya Manusia, Jakarta :Edisi Kese- Bandung : Penerbit Alumni.
puluh Jilid Dua PT Indeks halaman Manullang, M.1996. Dasar-Dasar Mana-
46. jemen, Jakarta : Penerbit Ghalia Indo-
Gibson J.L., Ivancevich, J.M., dan Donnely, nesia
J.H,Jr.1992. Organization, Terjema- Moekijat.1999. Manajemen Sumber Daya
han, Organisasi dan Manajemen, : Manusia (Manajemen Kepegawaian),
Perilaku, Struktur, Proses. Alih Baha- Cetakan – VIII, Bandung : Penerbit
sa : Savitri, Soekrisno dan Agus Mandar Maju
Dharma, Jilid 2, Edisi Kelima, Jakar- Mangkunegara, A.A.P.2003. Perencanaan
ta : Penerbit Erlangga Dan Pengembangan Sumber Daya
Gorda, I.G.N.1994. Metodelogi Penelitian Manusia, Bandung : Penerbit, PT.
Ilmu Sosial Ekonomi, Denpasar : Refika Aditama.
Penerbit Widya Kriya Gematama. Mathis, R dan Jackson, W.2006. Human
Gorda, I.G.N. 2000. Pengantar Manajemen, Resources Development (Track MBA
Program Pasca Sarjana Magister Ma- series/terjemahan). Jakarta : Prestasi
najemen Universitas Pendidikan Na- Pustaka
sional, Denpasar. Mohammad Yusron Ni-
Gorda, I.G.N.2004. Manajemen Sumber zar . 2011. Hubungan Antara Se-
Daya Manusia, Singaraja : Penerbit mangat Kerja Dan Kepuasan Kerja
Astabrata Bali Bekerjasama Dengan Terhadap Kinerja Karyawan
STIE Satya Dharma. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Handoko, T.H.1997. Manajemen Personalia Negeri Semarang. Under Graduates
dan Sumber Daya Manusia , Yogya- thesis, Universitas Negeri Semarang
karta : Penerbit BPFE. Muogbo, U. S. 2013. “The Impact of Em-
Handoko, T Hani, 2008 . Manajemen Per- ployee Motivation On Organisational
sonalia Sumber Daya Manusia, Edisi Performance (A Study Of Some Se-
Kedua, Yogyakarta, Penerbit BPFP lected Firms In Anambra State Nige-
Hasibuan , Malayu S.P.2009. Manajemen : ria)”. The International Journal Of
Dasar , Pengertian dan Masalah Edisi Engineering And Science (IJES), Vol.
Revisi. Jakarta : Bumi Aksara 2, No. 7, Pp 70-80
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Nitisemito, A.S.1996. Manajemen Per-
Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, sonalia (Manajemen Sumber Daya
Jakarta Manusia), Edisi Kedua, Jakarta : Pen-
Henry Simamora . 2012. Akuntansi Mana- erbit Ghalia Indonesia
jemen. Jakarta: Star Gate Publisher Nursasongko Ginanjar Sigit.2012.Analisis
Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Pengaruh Kepemimpinan Dan Ling-
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. kungan Kerja Terhadap Kinerja Pega-
Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara. wai (Studi Badan Kepegawaian Dae-
Kast, F.E., dan Rosenzweig, J.E.2002. Or- rah Kabupaten Semarang. Sema-
ganisasi dan Manajemen, Edisi keem- rang :Repository.UNDIP.edu
pat, Penerjemah Hasymi A. A. Jakar- Ravianto, J.1990. Sumber Daya Manusia
ta : Penerbit Bumi Aksara. dan Seni Usaha, UUI, Lembaga Sara-
Latan, Hengki dan Imam Ghozali.2013. na Informasi Usaha, Jakarta.
JAGADHITA: Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4 , No 2. September 2017, hal 100

Robbins, S.P.1996. Organizational Behav-


ior : Conceps, Controversies, Appli-
cation. Seventh Edition, Edisi Bahasa
Indonesia, Perilaku Organisasi Kon-
sep Kontroversi, Aplikasi, Alih Baha-
sa : M.Pujaatmaka, Hadyana,
Penyunting, Benyamin Molan, Jilid
Dua, Penerbit Prehalindo.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.
2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan dari Teori
ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Robbins, SP.,Coulter.M. 2010. Mana-
jemen.. Edisi Bahasa Indonesia. Ja-
karta : Penerbit Erlangga. Edisi 10,
Jilid 1
Simamora, H.1997.Manajemen Sumber
Daya Manusia, Yogyakarta : Penerbit
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Santoso, S.2000. SPSS Statistik Parametrik,
Penerbit PT.Elex Media Komputin-
do,Jakarta
Sedarmayanti. 2004. Pengembangan
Kepribadian Pegawai. Bandung : Pen-
erbit Mandar Maju
Tohardi A.2002. Pemahaman Praktis Mana-
jemen Sumber Daya Manusia, Ban-
dung : Penerbit Mandar Maju

Anda mungkin juga menyukai