Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Bisnis Administrasi

Volume 07, Nomor 02, 2018, 33-39

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI


TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA III MEDAN

1*
Isnan Munawirsyah
1
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
Telp. +62-61-6613365, 6613276
*e-mail : isnanmunawirsyah@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah menurunnya tingkat kinerja karyawan pada PT
Perkebunan Nusantara III Medan, untuk meningkatkan kinerja karyawan banyak faktor yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
dari faktor motivasi dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara
III Medan, dengan populasi dan sampel sebanyak 89 orang. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket (Kuesioner) yang pengukurannya
menggunakan skala likert dan diolah secara statistic dengan menggunakan Analisis Jalur. Sesuai
dengan model diagram jalur, ditemukan persamaan structural yaitu: Y=PyX1+PyX2+€ diolah dengan
program SPSS 17.00 for Windows. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi (X 1) memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) yaitu dengan nilai koefisien 0,525. Begitu
juga dengan budaya organisasi yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan dengan nilai koefisien 0,324. Persamaan struktural dari model jalur yang dapat dibuat
dengan Y = 0,525 X1 + 0,354X2 + 0,708 1€. Pengaruh antara motivasi dan kinerja diperoleh angka t
hitung (6,631) > t tabel (1,987). Maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan H 1 diterima. Pengaruh antara
budaya organisasi dengan kinerja diperoleh angka t hitung (6,631) > t tabel (1,987). Maka dapat
2
disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima. Dari perhitungan R Square juga diperoleh nilai R = 0,498 yang
berarti motivasi (X1), Budaya Organisasi (X2) memberikan pengaruh terhadap Y sebesar 49,8%
sedangkan 50,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Pengaruh antara motivasi dan budaya organisasi secara
gabungan terhadap kinerja diperoleh angka signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan F hitung (42,696) > F
tabel (3,10) yang berarti ada hubungan yang linear antara motivasi, budaya organisasi dengan kinerja
(H1 diterima). Hal ini menjadi pertimbangan agar faktor-faktor tersebut mampu meningkatkan kinerja
karyawan di lingkungan PT Perkebunan Nusantara III Medan.

Keyword: Motivasi Kerja, Budaya Organisasi, Kinerja karyawan


PENDAHULUAN Potensi Sumber daya Manusia dalam
suatu sistem operasi pada hakekatnya
Masalah Sumber Daya Manusia masih merupakan salah satu modal yang memegang
menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan peran penting dalam mencapai tujuan
untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. perusahaan. Perusahaan dan karyawan
Sumber Daya Manusia mempunyai peran merupakan dua hal yang saling membutuhkan,
utama dalam setiap kegiatan perusahaan. jika karyawan berhasil membawa kemajuan
Pentingnya pengelolaan sumber daya manusia bagi perusahaan, keuntungan yang diperoleh
di lingkungan perusahaan tetapi akan dipetik oleh kedua belah pihak. Bagi
penanganannya secara terencana dan terfokus karyawan, keberhasilan merupakan aktualisasi
baik oleh perusahaan maupun individu sebagai diri sekaligus peluang untuk memenuhi
pegawai itu sendiri jarang dilakukan. kebutuhan hidupnya sedangkan bagi
Karyawan di dalam suatu organisasi perusahaan, keberhasilan merupakan sarana
sering kali mengalami pasang surut dalam menuju pertumbuhan dan perkembangan
menjalankan tugas. Para karyawan biasanya perusahaan.
merasa bahwa mereka bekerja hanya karena Selain motivasi yang dapat menunjang
mereka memang harus bekerja, tanpa ada manusia dalam melakukan kinerja yang baik,
alasan tertentu yang mendorong mereka untuk budaya organisasi turut berpengaruh. Dalam
melakukan pekerjaan yang telah diberikan. kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan
Oleh karena itu perlu adanya pemberian terlepas dari lingkungannya sebagaimana yang
motivasi yang diharapkan dapat mendorong diungkapkan oleh Furqon (2007:2). “Manusia
karyawan untuk bekerja dengan lebih baik. yang pada dasarnya sebagai makhluk budaya
33
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 07, Nomor 02, 2018, 33-39

mengandung pengertian bahwa kebudayaan dampak negatif terhadap kinerja karyawan.


merupakan ukuran dalam hidup dan bertingkah Karyawan menjadi tidak bersemangat dalam
laku manusia terhadap lingkungannya”. melaksanakan tugas-tugas dengan tepat waktu
Pada dasarnya manusia atau dan kemangkiran karyawan semakin
seseorang yang berada dalam kehidupan meningkat.
organisasi berusaha untuk menentukan dan Kondisi PT. Perkebunan Nusantara III
membentuk sesuatu yang dapat Medan yang merupakan salah satu Badan
mengakomodasi kepentingan semua pihak Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak dibidang
agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak perkebunan kelapa sawit, dan kertas karet, hal
berbenturan dengan berbagai sikap dan ini menjadi lokomotif kemajuan ekonomi
perilaku dari masing-masing individu. Indonesia khususnya di sektor agribisnis.
Kebudayaan mengikat para anggota Dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang
yang dilingkupi kebudayaan itu untuk berkesinambungan ini perlu diperhatikan
berperilaku sesuai dengan kebudayaan yang bagaimana kondisi kinerja karyawan di
ada tanpa merasa terpaksa. Apabila budaya perusahaan tersebut. Kinerja karyawan yang
tersebut bersifat mengarahkan kepada anggota baik tidak terlepas dari sumber daya manusia
organisasi untuk mempunyai kinerja yang baik, yang berkualitas yang dijiwai budaya
maka dapat dipastikan anggota organisasinya. Budaya organisasi yang secara
melaksanakannya dengan baik. Akhirnya sistematis menuntun karyawan untuk
pelaksanaan budaya itu akan menghasilkan meningkatkan motivasi kerjanya bagi
output kinerja yang baik. perusahaan.
Sebagaimana diungkapkan Kast & Rosenzweig Masalah kinerja hampir dialami oleh
(2007:956) yaitu: “Walaupun memang benar semua perusahaan besar maupun yang
bahwa perusahaan yang baik itu mempunyai tergolong sedang berkembang. Sehubungan
skill analitis yang hebat, namun kita percaya dengan hal tersebut, agar karyawan selalu
bahwa keputusan terpenting mereka lebih konsisten dengan kinerjanya perusahaan selalu
banyak dibentuk oleh nilai-nilai mereka dari memperhatikan lingkungan dimana karyawan
pada oleh kecekatan mereka dengan angka- melaksanakan tugasnya, misalnya rekan kerja,
angka. Pelaksanaan yang top itu menciptakan pimpinan, suasana kerja dan hal-hal lain yang
kebudayaan yang luas, mengarahkan dan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang
disenangi yang akan menciptakan semangat dalam melaksanakan tugasnya. Namun lain hal
kerja yang tinggi”. dengan kondisi di PTPN III Medan ini, saat jam
Pemberian motivasi dan pembentukan kerja karyawan sering bercanda dengan rekan
budaya organisasi yang baik diharapkan dapat kerja satu sama lain, absensi yang merepotkan.
meningkatkan kinerja dari setiap karyawan Untuk itu, perusahaan berupaya mengadakan
dimana hal itu merupakan keberhasilan kebijakan, inovasi-inovasi dan stabilitas guna
perusahaan atau organisasi dalam pencapaian menghadapi tuntutan perubahan budaya
tujuan organisasi. Sejalan dengan penelitian organisasi.
Fikri (2008) bahwa di masa depan akan Tinggi rendahnya motivasi dan budaya
semakin penting adanya pemahaman yang organisasi di PT Perkebunan Nusantara III
tepat tentang dampak budaya organisasi pada Medan dalam meningkatkan kinerjanya dapat
motivasi pegawai. Dan dalam perspektif mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
modern menjelaskan bahwa budaya organisasi meningkatkan produktivitasnya. Motivasi dan
merupakan alat bagi pihak manajemen untuk budaya organisasi ini merupakan nilai-nilai
memotivasi karyawan dalam pencapaian yang harus diinternalisasi kepada seluruh
organisasi. karyawan agar karyawan menyadari bahwa
Pada umumnya tuntutan kebutuhan mereka adalah tenaga-tenaga kerja yang
yang semakin tinggi beban kebutuhan hidup terampil yang dibutuhkan untuk kemajuan
karyawan semakin tidak terpuaskan dan gaji perusahaan.
yang diberikan sering lewat dari tanggal yang Melihat pentingnya pemberian motivasi
ditentukan. Tentunya hal ini berakibat pada kepada karyawan serta didukung oleh budaya
menurunnya motivasi karyawan dalam organisasi yang kuat serta pengaruhnya nanti
melaksanakan tugas. Seperti dikemukakan terhadap kinerja karyawan maka penulis
dalam salah satu teori motivasi, teori hirarki tertarik untuk mempelajari, menganalisa, dan
kebutuhan dari kelima kebutuhan (fisiologi, mengevaluasi motivasi, budaya organisasi dan
keamanan, sosial, penghargaan, dan kinerja karyawan yang ada di perusahaan.
aktualisasi diri) dengan keterbatasan sumber-
sumber yang ada pada manusia, pengaruh
perekonomian, serta pengaruh lain maka
kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin sulit
untuk terpenuhi dan akhirnya akan membawa
34
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 07, Nomor 02, 2018, 33-39

KAJIAN PUSTAKA Budaya Organisasi

MOTIVASI KERJA Menurut Robbins dan Judge (2013:512)


definisi budaya organisasi adalah sebagai
Menurut Samsudin (2010: 281) berikut: “Organizational culture refers to a
mengemukakan bahwa motivasi adalah proses system of shared meaning held by members
mempengaruhi atau mendorong dari luar that distinguishes the organization from other
terhadap seseorang atau kelompok kerja agar organizations.” Definisi diatas dapat diartikan
mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah bahwa budaya organisasi adalah sistem makna
ditetapkan. Sedangkan menurut Liang Gie bersama yang diselenggarakan oleh anggota
dalam Samsudin menyatakan bahwa motivasi yang membedakan organisasi dari organisasi
adalah pekerjaan yang dilakukan oleh manajer lain.
dalam memberikan inspirasi, semangat dan Menurut Robbins (2013:285) “ada tiga
dorongan kepada orang lain, dalam hal ini kekuatan memainkan suatu peran penting
karyawannya, untuk mengambil tindakan- dalam mempertahankan suatu budaya, yaitu
tindakan tertentu. praktik-praktik seleksi, tindakan-tindakan
Menurut Agustini (2011:45) Adapun faktor- manajemen, dan metode sosialisasi”.
faktor yang dapat mempengaruhi motivasi
dibedakan atas:
• Faktor di dalam diri individu (intern),
• Usia
• Kematangan Pribadi
• Tingkat pendidikan
• Keinginan dan harapan pribadi
• Kebutuhan
• Kelelahan dan kebosanan
• Kepuasan
Gambar 1 Proses Pembentukan Budaya
• Faktor di luar diri individu (ekstern)
Organisasi (Sumber: Stephen P. Robbins,
• Lingkungan kerja yang
2013)
menyenangkan
• Kompensasi yang memadai
Terbentuknya budaya organisasi
• Supervisi yang baik
sebagaimana dideskripsikan dalam gambar
• Adanya penghargaan atas prestasi
diatas menurut Robbins, berawal dari filsafat
• Status dan tanggung jawab
pendiri organisasi (mereka mempunyai visi
• Peraturan yang berlaku
mengenai bagaimana seharusnya organisasi
• Budaya organisasi
tersebut). Budaya asli diturunkan dari filsafat
pendirinya, yang kemudian berpengaruh
Adapun tujuan motivasi menurut Sunyoto
terhadap kriteria yang digunakan
(2013: 17-18) adalah sebagai berikut:
anggota/karyawannya. Tindakan manajemen
1. Mendorong gairah dan semangat kerja
puncak juga mempunyai dampak besar dalam
karyawan
pembentukan budaya organisasi (melalui apa
2. Meningkatkan moral dan kepuasan
yang mereka katakan dan lakukan) dan sering
kerja karyawan
kali menentukan iklim umum dari perilaku yang
3. Meningkatkan produktivitas kerja
dapat diterima dan yang tidak. Bagaimana
karyawan
anggota/karyawan harus disosialisasikan akan
4. Mempertahankan loyalitas dan
tergantung, baik pada tingkat sukses yang
kestabilan karyawan
dicapai dalam mencocokan nilai-nilai
5. Meningkatkan kedisiplinan dan
anggota/karyawan baru dengan nilai-nilai
menurunkan tingkat absensi karyawan
organisasi dalam proses seleksi maupun pada
6. Mengefektifkan pengadaan karyawan
preferensi manajemen puncak akan metode-
7. Menciptakan suasana dan hubungan
metode sosialisasi.
kerja yang baik
Dengan melihat bagaimana awalnya
8. Meningkatkan kreativitas dan
suatu organisasi terbentuk, sampai kepada
partisipasi karyawan
proses sosialisasinya, persoalannya tentu tidak
9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan
akan berhenti pada apakah budaya organisasi
karyawan
yang disukai atau tidak. Namun diharapkan
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab
setelah nilai-nilai dan karakteristik tersebut
karyawan terhadap tugas-tugasnya
terinternalisasi, pengaruhnya akan tampak
lebih signifikan kepada kepuasan kerja atau
kinerja.

35
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 07, Nomor 02, 2018, 33-39

Menurut Kinicki dan Fugate (2013:35) fungsi Kinerja Pegawai


budaya organisasi adalah sebagai berikut: Menurut Sedarmayanti (2011:260) mengungka
1. Give members an organizational identity. pkan bahwa :
(Memberikan anggota identitas organisasi) “Kinerja merupakan terjemahan dari
2. Facilitate collective commitment. performance yang berarti Hasil kerja seorang
(Memfasilitasi komitmen bersama) pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu
3. Promote social system stability. organisasi secara keseluruhan, dimana hasil
(Meningkatkan stabilitas sistem sosial) kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya
4. Shape behavior by helping members make secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan
sense of their surrroundings. (Membentuk dengan standar yang telah ditentukan).”
perilaku dengan membantu anggota
memahami lingkungan mereka) Menurut Wibowo (2010 : 7) mengemukakan
bahwa :
Budaya organisasi dapat membentuk “Kinerja adalah tentang melakukan
perilaku dan tindakan anggota dalam pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
menjalankan aktivitasnya. Budaya organisasi tersebut.”
sangat penting peranannya dalam mendukung Menurut Harbani Pasolong (2010:186),
terciptanya suatu organisasi atau perusahaan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
yang efektif. Secara lebih spesifik, budaya pegawai adalah sebagai berikut :
organisasi dapat berperan dan menyajikan a) Kemampuan, yaitu kemampuan dalam
pedoman perilaku kerja bagi anggota suatu bidang yang dipengaruhi oleh bakat,
organisasi. intelegensi (kecerdasan) yang mencukupi
Menurut Robbins dan Judge (2013:512) dan minat.
karakteristik budaya organisasi adalah sebagai b) Kemauan, yaitu kesediaan untuk
berikut: mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
Karakteristik budaya organisasi diatas untuk tujuan organisasi.
dapat diartikan sebagai berikut: c) Energi, yaitu sumber kekuatan dari dalam
1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko diri seseorang. Dengan adanya energi,
(Innovation and risk taking) Yaitu sejauh seseorang mampu merespon dan bereaksi
mana karyawan didorong untuk bersikap terhadap apapun yang dibutuhkan, tanpa
inovatif dan berani mengambil resiko. berpikir panjang atau perhatian secara
2. Perhatian terhadap detil (Attention to sadar sehingga ketajaman mental serta
detail) Yaitu sejauh mana karyawan konsentrasi dalam mengelola pekerjaan
diharapkan menjalankan kecermatan, menjadi lebih tinggi.
analisis dan perhatian pada hal-hal detil. d) Teknologi, yaitu penerapan pengetahuan
3. Berorientasi kepada hasil (Outcome yang ada untuk mepermudah dalam
orientation) Yaitu sejauh mana melakukan pekerjaan.
manajemen memusatkan perhatian pada e) Kompensasi, yaitu sesuatu yang diterima
hasil dibandingkan pada teknik dan proses oleh pegawai sebagai balas jasa atas
yang digunakan untuk mencapai hasil kinerja dan bermanfaat baginya.
tersebut. f) Kejelasan tujuan, yaitu tujuan yang harus
4. Berorientasi kepada manusia (People dicapai oleh pegawai. Tujuan ini harus
orientation) Yaitu sejauh mana keputusan- jelas agar pekerjaan yang dilakukan oleh
keputusan manajemen pegawai dapat terarah dan berjalan lebih
mempertimbangkan efek dari hasil efektif dan efisien.
tersebut pada orang-orang di dalam g) Keamanan, yaitu kebutuhan manusia yang
organisasi. fundamental, karena pada umumnya
seseorang yang merasa aman dalam
5. Berorientasi tim (Team orientation) Yaitu
melakukan pekerjaannya, akan
sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja
berpengaruh kepada kinerjanya. 14 Dari
diorganisasikan pada tim tidak hanya pada
pendapat-pendapat diatas, dapat
individu-individu.
disimpulkan bahwa umumnya faktor-faktor
6. Agresifitas (Aggressiveness) Yaitu sejauh yang mempengaruh kinerja pegawai yaitu
mana orang-orang dalam organisasi itu
: a) Faktor individu, meliputi kemampuan,
agresif dan kompetitif dari pada santai. kreatifitas, inovasi, inisiatif, kemauan,
7. Stabilitas (Stability) Yaitu sejauh mana kepercayaan diri, motivasi serta komitmen
kegiatan-kegiatan organisasi menekankan individu. b) Faktor organisasi, meliputi
dipertahankannya status quo dalam kejelasan tujuan, kompensasi yang
perbandingannya dengan pertumbuhan. diberikan, kepemimpinan, fasilitas kerja,
atau infrastruktur yang diberikan
organisasi, proses organisasi dan kultur
36
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 07, Nomor 02, 2018, 33-39

kerja dalam organisasi. c) Faktor sosial, makin baik kinerja karyawan tersebut
meliputi kualitas dukungan dan semangat (Djokosantoso, 2003 : 42).
yang diberikan oleh rekan satu tim, Berdasarkan hasil penelitian dan
kepercayaan terhadap sesama anggota tanggapan dari responden mengenai motivasi
tim, keserataan dan kekompakan anggota pada PTPN III Medan dinyatakan sudah baik,
tim, serta keamanan adanya rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang telah diberikan kepada mereka.
Mereka menyelesaikan pekerjaannya sesuai
METODE PENELITIAN dengan hasil yang diharapkan. Selain itu,
meskipun mereka sering bercanda namun tetap
Penelitian ini dilakukan pada PT. memperhatikan pekerjaan dari rekannya,
Perkebunan Nusantara III Medan yang dimana diantara karyawan dengan atasan
beralamat di Jalan Sei Batang Hari No. 02 tampak saling membantu apabila ada rekan
Medan . Adapun yang menjadi populasi dalam kerja atau bawahannya yang memerlukan
penelitian ini adalah seluruh karyawan PTPN III bantuan dengan harapan mendapatkan hasil
kantor Direksi Medan tentang pengaruh yang baik.
motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap Berdasarkan hasil penelitian yang
kinerja karyawan PTPN III Medan. Sampel dilakukan terhadap 89 orang karyawan pada
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik PT Perkebunan Nusantara III Medan diperoleh
yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini hasil bahwa motivasi mempunyai pengaruh
peneliti tidak mengambil seluruh populasi langsung terhadap kinerja karyawan yaitu
sebagai sampel, karena jumlahnya yang besar sebesar 0,275 begitu juga untuk budaya
yaitu sebesar 786 orang. Untuk menentukan organisasi memiliki pengaruh secara langsung
jumlah sampel yang akan diambil digunakan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,125. Dari
rumus slovin dengan tingkat kesalahan 10% perhitungan nilai R square sebesar 49.8 % dan
(Umar, 2010:146). Teknik pengumpulan data sisanya sebesar 50.8 % dijelaskan oleh faktor
penelitian dilakukan dengan cara pengisian lain diluar analisa variabel dalam penelitian ini
kuesoner. Uji yang dilakukan adalah Uji seperti disiplin kerja, semangat kerja, moral
Validitas, Realiabilitas, Uji Normalitas Data, kerja, dan lingkungan kerja. Berdasarkan hasil
Path Analysis, Uji T dan Uji Koefisien penelitian terbukti bahwa Motivasi dan Budaya
Determinasi. Organisasi bersama-sama mempunyai
hubungan dan pengaruh yang positif terhadap
Kinerja Karyawan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan pengaruh motivasi dan
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
Pemberian motivasi dan pembentukan secara sendiri-sendiri atau parsial dapat dilihat
budaya organisasi yang baik diharapkan dapat berdasarkan tabel Coefficient. Berdasarkan
meningkatkan kinerja dari setiap karyawan hasil perhitungan yang dilakukan untuk melihat
dimana hal itu merupakan keberhasilan pengaruh motivasi dengan kinerja diperoleh
perusahaan atau organisasi dalam pencapaian angka t hitung (6,631) > t tabel (1,987). Maka
tujuan organisasi. Sejalan dengan penelitian dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima.
Fakri (2008) bahwa di masa depan akan Artinya ada pengaruh antara motivasi dengan
semakin penting adanya pemahanan yang kinerja karyawan. Besarnya pengaruh motivasi
tepat tentang dampak budaya organisasi pada dan kinerja karyawan sebesar 0,525 atau
motivasi pegawai. Dan dalam perspektif 52,5% dianggap signifikan artinya motivasi
modern menjelaskan bahwa budaya organisasi memang sangat diperlukan oleh seorang
merupakan alat bagi pihak manajemen untuk karyawan untuk dapat mencapai suatu kinerja
memotivasi karyawan dalam pencapaian yang tinggi.
organisasi. Berdasarkan hasil perhitungan yang
Karyawan yang sudah memahami dilakukan untuk melihat pengaruh antara
keseluruhan nilai-nilai organisasi akan budaya organisasi dengan kinerja diperoleh
menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu angka t hitung (4,466) > t tabel (1,987). Maka
kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima.
tersebut akan diwujudkan menjadi perilaku Artinya ada pengaruh antara budaya organisasi
keseharian mereka dalam bekerja, sehingga dengan kinerja karyawan. Besarnya pengaruh
akan menjadi kinerja individual. Adanya budaya organisasi dan kinerja karyawan
keterkaitan hubungan antara budaya organisasi sebesar 0,354 atau 35,4% dianggap positif dan
dengan kinerja karyawan yang dapat dijelaskan signifikan artinya budaya organisasi yang
dalam model diagnosis budaya organisasi merupakan hasil dari interaksi ciri-ciri
Tiernay bahwa semakin baik kualitas faktor- kebiasaan yang mempengaruhi kelompok-
faktor yang terdapat dalam budaya organisasi kelompok orang dalam lingkungan
37
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 07, Nomor 02, 2018, 33-39

organisasinya, akan membentuk suatu persepsi DAFTAR PUSTAKA


subyektif keseluruhan mengenai organisasi
berdasarkan pada faktor-faktor seperti berani Agustini, Fauziah. 2011. Manajemen Sumber
menghadapi risiko, tekanan pada tim, dan Daya Manusia Lanjutan. Medan:
dukungan orang, persepsi keseluruhan ini akan Madenatera.
menjadi budaya atau kepribadian organisasi Ariyanti, Fenny. 2010. Pengaruh Motivasi dan
tersebut yang mampu mendukung dan Moral Kerja terhadap Kinerja Karyawan
mempengaruhi kinerja karyawan serta dampak pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan
yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat. Sumatera Bagian Utara Sektor
Perhitungan pengaruh antara motivasi dan Pembangkitan Belawan. Skripsi.
budaya organisasi secara gabungan terhadap Universitas Negeri Medan.
kinerja (dilihat berdasarkan tabel anova) AsianBrain.com Pengertian Motivasi.
diperoleh angka signifikansi sebesar http://www.annehira.com/motivasi/
0,000<0,05 yang berarti ada hubungan yang pengertian-motivasi.htm (23Maret
linear antara motivasi, budaya organisasi 2011)
dengan kinerja (H1 diterima). Demikian halnya Bernardin & Russel. 2006. Manajemen Sumber
jika dibandingkan dengan F tabel (2,86) = 3,10 Daya Manusia. Diterjemahkan oleh
maka diperoleh F hitung (42,696) > F tabel Bambang Sukoco. Bandung: Armico.
(3,10) yang berarti H1 diterima. Duncar. Pengertian Budaya organisasi. http://
Berdasarkan pengolahan data secara www. peminatanmanajemensdm001
keseluruhan dapat dilihat dan diperoleh nilai .blogspot.com. (23 maret 2011)
sidnifikan 0,000 < dari taraf nyata 0,05, Efriza, D., & Idris, I. (2016). PRODUKTIVITAS
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis KERJA KARYAWAN PERBANKAN DI
diterima yang artinya ada pengaruh antara KOTA MEDAN. Jurnal Bis-A: Jurnal
motivasi dan budaya organisasi terhadap Bisnis Administrasi, 5(2), 49-53.
kinerja karyawan. Hal ini diperoleh dari hasil Furqon, Chairul. 2007. Budaya Organisasi.
jawaban responden yang menyatakan bahwa http://www. Puslit.ac.id/-puslit/journals.
Kinerja Karyawan yang baik di PT Perkebunan (23 April 2011)
Nusantara III Medan karena adanya dorongan Hasna, Abi. Teori Motivasi.
dari Motivasi dan Budaya Organisasi yang kuat http://www.squidoo.com/definisi-
di PT Perkebunan Nusantara III Medan motivasi ( 23 Maret 2011)
tersebut. Idris, I., Hasibuan, H., Efriza, D., & Sari, R. A.
Dari berbagai uraian diatas maka dapat (2017). Ibm Peningkatan Produktivitas
disimpulkan bahwa motivasi dan budaya Kelompok USAha Roti “Nenot-nenot”
organisasi mempengaruhi kinerja karyawan, Kelurahan Suka Ramai Medan. Jurnal
dan hal tersebut menjadi pertimbangan agar Teknovasi: Jurnal Teknik dan Inovasi,
faktor-faktor tersebut mampu untuk lebih 4(1), 51-58.
meningkatkan kinerja para karyawan di Jarwati. 2010. Pengaruh Motivasi Kerja dan
lingkungan PT Perkebunan Nusantara III Budaya Organisasi Terhadap
Medan. Peningkatan Produktivitas Kerja
Karyawan pada NCBA-KBQ Burrayyan
Takengon-Aceh Tengah. Skripsi.
KESIMPULAN Universitas Negeri Medan.
Kast, Fremont E, Rosenzweig, James E, 2007.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh Organisasi & Manajemen, Jakarta: PT
dalam penelitian ini, maka dapat dibuat Bumi Aksara.
beberapa kesimpulan, yaitu : Key Performance Indicators. PT Perkebunan
1. Pengaruh motivasi kerja secara langsung Nusantara II (Persero) Distrik Rayon
terhadap Kinerja Karyawan adalah Selatan Medan. 2011.
sebesar 27,5%. Kreitner, R. dan Kinicki, A. 2010. Organizational
2. Pengaruh budaya organisasi secara Behavior, 9th edition. New York:
langsung terhadap Kinerja Karyawan McGraw-Hill.
adalah sebesar 12,5%. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005.
3. Pengaruh motivasi kerja (X1) dan budaya Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:
organisasi (X2) secara simultan terhadap Refika Aditama.
Kinerja Karyawan (Y) sebesar 49,8%, dan McClelland. Pengaruh Motivasi terhadap
50,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain Peningkatan Kinerja.
yang tidak dapat dijelaskan dalam http://teknologikinerja.wordpress.com/2
penelitian ini. 008/ 05/06/pengaruh-motivasi-
terhadap-peningkatan-kinerja/ (15
Maret 2011)
38
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 07, Nomor 02, 2018, 33-39

Muhidin, Sambas Ali. Konsep Motivasi Kerja.


http:// sambasalim.com/
manajemen/motivasi-kerja.html( 20
Maret 2011).
Purba, I., & Tambun, N. A. (2015). FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MOTIVASI KARYAWAN PADA
GRAND SERELA HOTEL &
CONVENTION MEDAN. Jurnal Bis-A:
Jurnal Bisnis Administrasi, 4(1), 22-33.
Robbins, P. Stephen. 2013. Perilaku
Organisasi. Jakarta: Indeks.
Samsudin, Sadili. 2010. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung.
Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
Cetakan Kelima, PT Refika Aditama,
Bandung.
Sihombing, I. K., & Fitriani, N. (2015).
HUBUNGAN INSENTIF (PREMI)
TERHADAP MOTIVASI KERJA
KARYAWAN PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN.
Jurnal Bis-A: Jurnal Bisnis
Administrasi, 4(1), 08-16.
Sopiah.2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta:
Andi.
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner &
Analisis Data Untuk Pemasaran dan
Wahyu, K. dan Aji, H.S. (2014).
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Harga Dan bukti fisik Terhadap
Kepuasan Konsumen
Triastuti, N. (2017). PENGARUH MOTIVASI
DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK
LP3I MEDAN.
Umar, Husein. 2010. Metode Riset Bisnis.
Jakarta : Gramedia.
Wibowo. (2010). Manajemen Kinerja. Jakarta:
Rajawali Press.
Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian
Dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali
Pers.
Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Yolanda, A., Ranita, S. V., Idris, I., &
Nurismilida, N. (2015). EFEKTIVITAS
PENILAIAN PRESTASI KERJA
KARYAWAN (STUDI KASUS: PTPN IV
(PERSERO)-KEBUN TINJOWAN
SIMALUNGUN). Jurnal Bis-A: Jurnal
Bisnis Administrasi, 4(2), 69-74.

39

Anda mungkin juga menyukai