Anda di halaman 1dari 10

AGORA Vol. 3, No.

2, (2015) 60

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP


KINERJA KARYAWAN PADA PT LESTARI PURNAMA PERKASA
Mitchael Hutomo Tanuwibowo dan Roy Setiawan
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail : mike_tanuwibwo@hotmail.com ; roy@petra.ac.id

Abstrak - Perusahaan dapat berkembang dengan baik Kinerja karyawan sangat erat kaitannya dengan
karena memiliki sumber daya manusia yang baik. Karena budaya organisasi ada yang ada dalam perusahaan.
sumber daya manusia memiliki fungsi sebagai pelaksana Budaya merupakan salah satu alat untuk mempererat
kegiatan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk hubungan yang terjalin dalam suatu organisasi dalam
mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi
perusahaan. Seiring dengan berjalannya waktu, budaya
kerja terhadap kinerja karyawan. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 35 karyawan di PT Lestari pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula
Purnama Perkasa. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi
budaya organisasi dan motivasi kerja berhubungan positif efektivitas organisasi secara keseluruhan. Penelitian
dengan kinerja karyawan. Hasil dari penelitian juga yang dilakukan Chatman Jennifer dan Bersade (1997)
menunjukkan bahwa budaya organisasi berhubungan menemukan hasil bahwa budaya organisasi membantu
positif dengan kinerja karyawan, motivasi kerja kinerja organisasi bisnis dan budaya oragnisasi
berhubungan positif dengan kinerja karyawan. membantu kinerja organisasi karena akan memberikan
struktur dan yang dapat menekankan tumbuhnya
Kata Kunci- Budaya organisasi, Motivasi Kerja, dan
motivasi dan inovasi. Penelitian juga dilakukan oleh
Kinerja karyawan
Abdul Rasyid et.al (2003) yang menunjukan bahwa
I. PENDAHULUAN adanya pengaruh positif budaya organisasi terhadap
Di Indonesia, peran sumber daya manusia sangatlah kinerja karyawan.
penting. Perusahaan dapat berkembang dengan baik Di sisi lain, budaya organisasi juga memiliki
karena memiliki sumber daya manusia yang baik dan hubungan erat dengan motivasi kerja terhadap kinerja
solid. Karena sumber daya manusia berfungsi sebagai karyawan. Menurut Sadili (2005) memberikan
pelaksana kegiatan perusahaan. Meskipun perusahaan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau
memiliki sumber daya yang berlebih, tetapi apabila tidak mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok
ditunjang dengan sumber daya manusia yang tercukupi kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah
hal tersebut tidak akan memiliki arti yang lebih bagi ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai
perusahaan atau suatu organisasi, karena yang dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan
mengerakkan suatu perusahaan adalah sumber daya yang alami untuk memuaskan dan memperahankan
manusia. Keberlangsungan hidup dan pertumbuhan dari kehidupan. Motivasi kerja karyawan memegang peranan
suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari penting dalam keberhasilan organisasi, baik organisasi
mengelola keuangan dan modal dari perusahaan, komersial maupun organisasi publik, karena motivasi
melainkan juga ditentukan dari sumber daya manusia dapat mempengaruhi tingkat produktivitas, kualitas
nya juga. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah kerja, komitmen pegawai pada organisasi dan budaya
bahwa perusahaan harus menyatukan persepsi dan cara kerja. Keharmonisan tujuan yang tercapai antara kar-
pandang karyawan dan pimpinan untuk mencapai tujuan yawan dan organisasi melalui budaya akan membangun
dari perusahaan. suatu motivasi tersendiri dalam diri karyawan. Para
Kinerja karyawan yang terdapat di Indonesia lebih atasan harus memotivasi karyawannya agar memiliki
berpotensi dari negara lain di Asia (Watson, 2005). semangat dan etos kerja yang baik. Bentuk motivasi lain
Budaya memiliki pengaruh penting dalam yang diberikan perusahaan terhadap karyawan antara
perkembangan dunia bisnis di Indonesia. Karena lain dengan memberikan reward dan pemberian insentif
keanekaragaaman budaya yang terdapat di Indonesia. sehingga tujuan perusahaan dapat tersampaikan dengan
Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain baik kepada karyawan. Penelitian dilakukan oleh
dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan Suryacana (2008) pada “lingkungan dinas kesehatan
suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok kabupaten Alor di NTT” menunjukan bahwa motivasi
masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. karyawan.
Budaya juga memiliki pengaruh penting dalam Dalam penelitian ini, PT Lestari Purnama Perkasa
perkembangan dunia bisnis di Indonesia. ditetapkan sebagai lokasi penelitian. PT Lestari Purnama
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 61

Perkasa adalah perusahaan yang telah berdiri sejak 1945 b. Pelaksanaan nilai-nilai
dan bergerak di bidang mesin, perusahaan ini Nilai-nilai merupakan pedoman atau kepercayaan
memproduksi sendiri mesin – mesin yang nantinya akan yang dipergunakan oleh orang atau organisasi untuk
dijual. Perusahaan ini beralokasi di Jl. Kalimati wetan 59 bersikap jika berhadapan dengan situasi yang harus
Surabaya. PT Lestari Purnama Perkasa ini telah berjalan membuat pilihan nilai-nilai berhubungan erat
selama tiga generasi. Pada generasi terakhirnya dengan moral dan kode etik yang menentukan apa
perusahaan ini dipimpin oleh Sutrisno dan Hariyanti. yang harus dilakukan. Individu dan organisasi harus
Sutrisno memiliki 35karyawan yang telah menduduki mempunyai nilai kejujuran, integritas dan
jabatan kerja yang telah ditetapkan oleh Sutrisno. Pada keterbukaan.
awalnya PT. Lestari Purnama Perkasa yang dikelola oleh c. Kepercayaan dan filsafat
Sutrisno ini awalnya hanya menjual alat-alat gilingan Kepercayaan organisasi berhubungan dengan apa
seperti gilingan tepung, gilingan tepung, gilingan bakso yang menurut organisasi dianggap benar dan tidak
dan lain - lain. Semangat kerja dari pemilik secara tidak benar. Kepercayaan melukiskan karakteristik moral
langsung membentuk budaya para karyawan untuk lebih organisasi atau kode etik organisasi, misalnya
bersemangat bekerja. Tetapi tidak seluruhnya budaya memberikan upah minimum sesuai dengan
organisasi tersebut berjalan sesusai dengan rencana kebutuhan layak kan meningkatkan motivasi
perusahaan, banyak karyawan perusahaan yang masih karyawan atau pegawai. Filsafat adalah pendapat
melanggar. Budaya yang sering dilanggar antara lain organisasi mengenai hakikat atau esensi sesuatu
pemanfaatan jam istirahat, insiatif dalam bekerja, serta misalnya perusahaan mempunyai pendapat yang
pemanfaatan waktu dalam melaksanakan tugas berbeda mengenai esensi sumber daya manusia,
perusahaan yang juga belum optimal. Selain itu motivasi sejumlah perusahaan menganggap sumber daya
kerja di perusahaan juga dirasa cukup rendah antara lain manusia merupakan bagian dari alat produksi,
yang disebabkan oleh kurang bertanggung jawab atas oleh karena itu mereka memerlukan tenaga kerja
tugas yang diberikan, kerelaan meluangkan waktu dengan kualitas tinggi dan tidak mengadakan
terhadap perusahaan. Yang berakibat menurunnya pelatihan untuk meninggkatkan kompetensi mereka.
kinerja para karyawan. Bila diuraikan masalah kinerja d. Pelaksanaan kode etik
karyawan dapat diungkapkan dengan indikasi sebagai Kode etik adalah kumpulan kebiasaan baik suatu
berikut: tugas-tugas tidak selesai tepat waktu, standar masyarakat yang diwariskan dari generasi ke
kualitas kerja belum sesuai dengan hasil kenyataan, generasi lainnya. Fungsi dari kode etik adalah
program kerja tidak terlaksana sesuai harapan, pedoman perilaku bagi anggota organisasi
konsistensi dalam bekerja rendah. Oleh karena itu pada e. Pelaksanaan seremoni
penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh budaya Seremoni merupakan peranan budaya organisasi
organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan atau tindakan kolektif pemujaan budaya yang
pada PT. Lestari Purnama Perkasa. dilakukan secara turun menurun mengingatkan dan
memperkuat nilai-nilai budaya.
Budaya Organisasi f. Sejarah organisasi
Peneliti menggunakan teori dari Darmawan (2013, Budaya organisasi dikembangkan dengan waktu
p.143), budaya merupakan seperangkat nilai-nilai, yang lama yaitu sepanjang sejarah organisasi dan
keyakinan, dan sikap yang dapat menyesuaikan serta merupakan produk dari sejarah organisasi.
mendorong keterlibatan karyawan dapat memperjelas
tujuan dan arah strategi organisasi serta yang selalu Motivasi Kerja
menguraikan dan mengajarkan nilai-nilai dan keyakinan Peneliti menggunakan teori dari Robbin dan Coulters
organisasi, dapat membantu organisasi mencapai (2005) mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan untuk
pertumbuhan yang lebih tinggi. melakukan tingkat-tingkat usaha tinggi untuk mencapai
Indikator Budaya Organisasi sasaran-sasaran organisasi sebagaimana dipersyaratkan
Wirawan (2007, p.129) mengemukakan indikator oleh kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan
budaya organisasi sebagai berikut: sejumlah kebutuhan individu.
a. Pelaksanaan norma
Norma adalah peraturan perilaku yang menentukan Indikator Motivasi Kerja
respon karyawan atau pegawai mengenai apa yang Menurut Siagian (2008, p.138), mengemukakan bahwa:
dianggap tepat dan tidak tepat didalam situasi “Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan
tertentu. Norma organisasi dikembangkan dalam seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
waktu lama oleh pendiri dan anggota organisasi. menggerakkan kemampuan dalam membentuk keahlian
Norma organisasi sangat penting karena mengatur dan keterampilan tenaga dan waktunya untuk
perilaku anggota organisasi, sehingga perilaku menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
anggota organisasi dapat diramalkan dan dikontrol. tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 62

dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran Anwar Prabu Mangkunegara (2009: 75) mengemukakan
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya” bahwa indikator kinerja, yaitu:
Menurut Siagian (2008) definisi tersebut dapat 1. Kualitas
dikemukakan bahwa indikator motivasi adalah sebagai Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang
berikut: karyawan mengerjakan apa yang seharusnya
1. Daya Pendorong dikerjakan.
Semangat yang diberikan dari perusahaan kepada 2. Kuantitas
karyawannya untuk memotivasi karyawan agar Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang
kinerja diperusahaan menjadi lebih baik. Daya pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja
pendorong bisa dalam banyak bentuk. Salah satu ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai
nya reward kepada karyawan atau dalam bentuk itu masing-masing.
bonus. 3. Pelaksanaan tugas
2. Kemauan Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan
Dorongan atau keinginan pada setiap manusia untuk mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat
membentuk dan merealisasikan diri, dalam arti: atau tidak ada kesalahan.
mengembangkan segenap bakat dan 4. Tanggung Jawab
kemampuannya, serta meningkatkan taraf Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah
kehidupan. kesadaran akan kewajiban karyawan untuk
3. Kerelaan melaksanakan pekerjaan yang diberikan
Keikhlasan hati dalam setiap tuntutan-tuntutan perusahaan.
pekerjaan yang diberikan perusahaan untuk
mencapai tujuan dan ekspektasi yang diharapkan Kerangka Berpikir
perusahaan kepada karyawannya.
4. Membentuk Keahlian
Kemampuan untuk melakukan sesuatu terhadap
sebuah peran yang dimilikinya. Kemampuan
tersebut dapat diasa dengan baik sesuai job
description yang dimiliki karyawan tersebut.
5. Membentuk Keterampilan
Kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide
dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah
ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna
sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil
pekerjaan tersebut.
6. Tanggung Jawab
Kesadaran seseorang akan tingkah laku atau
perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di
sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
7. Kewajiban
Sesuatu yang harus dilaksanakan setiap orang untuk
menyelesaikan setiap tugas-tugas yang sudah
diberikan setiap individu / organisasi yang ada
diperusahaan.
8. Tujuan
Tindakan awal dari pembuatan rencana agar ketika Hipotesis
dilaksanakan bisa mengarah sejalan dengan tujuan Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka
serta target yang telah dicanangkan sebelumnya penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:
Kinerja Karyawan H1: Diduga Budaya Organisasi berpengaruh positif pada
Peneliti menggunakan teori dari Rivai dan Basri (2005) Kinerja Karyawan di PT Lestari Purnama Perkasa.
yaitu kinerja sebagai hasil atau tingkat keberhasilan H2: Diduga Motivasi Kerja berpengaruh positif pada
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu Kinerja Karyawan di PT. Lestari Purnama Perkasa.
dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan H3: Diduga Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja
kemungkinan tertentu. berpengaruh positif pada Kinerja Karyawan di PT.
Indikator Kinerja Karyawan Lestari Purnama Perkasa.
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 63

II. METODE PENELITIAN f. Sejarah Organisasi


Jenis Penelitian 2. Motivasi Kerja (𝑋2 )
Jenis penelitian yang digunakan peneliti ini adalah Motivasi sebagai kesediaan untuk melakukan
penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini untuk tingkat-tingkat usaha tinggi untuk mencapai sasaran-
mengetahui antar variabel. Penelitian ini dikategorikan sasaram organisasi sebagaimana dipersayratkan oleh
sebagai penelitian eksplanasi (penjelasan) adalah kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan sejumlah
penelitian yang bermaksud kedudukan variabel-variabel kebutuhan individu. Indikator yang digunakan untuk
yang diteliti serta hubungan/pengaruh atau mengukur motivasi kerja menurut (Sondang P. Siagian
membandingkan antara satu variabel dengan variabel 2008, p.138):
yang lain (Siregar, 2013, p.7). Penelitian ini bertujuan a. Daya pendorong
untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi (𝑋1 ) dan b. Kemauan
motivasi kerja (𝑋2 ) pada kinerja karyawan (Y). Obyek c. Kerelaan
penelitian dalam penelitian ini adalah Budaya d. Membentuk keahlian
Organisasi, Motivasi Kerja, dan Kinerja Karyawan. e. Membentuk ketrampilan
Subyek penelitian adalah karyawan di PT. Lestari f. Tanggung jawab
Purnama Perkasa. g. Kewajiban
h. Tujuan
Populasi dan Sampel Penelitian 3. Kinerja Karyawan (Y)
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
ini adalah sebagai berikut: seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
Populasi dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau
biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau dahulu telah disepakati bersama (Rivai & Basri, 2005).
menjadikan objek penelitian (Kuncoro, 2003). Dalam Indikator yang digunakan menurut Anwar Prabu
penelitian ini, populasi yang akan digunakan adalah Mangkunegara (2009, p. 75) yaitu:
karyawan-karyawan yang berkerja di PT Lestari a. Kualitas
Purnama Perkasa yang berjumlah 35orang. b. Kuantitas
Sampel Penelitian c. Pelaksanaan tugas
Teknik sampel yang digunakan adalah sampling sensus, d. Tanggung jawab
yang menjadikan semua anggota populasi menjadi Teknik Pengumpulan Data
sampel penelitian (Seputra, 2013). Berdasarkan teknik Teknik ini menggunakan beberapa kumpulan data:
tersebut, jumlah sampel yang digunakan dalam 1. Wawancara
penelitian ini berjumlah 35 orang. Wawancara awal (data primer) yang dilakukan
Definisi Operasional Variabel kepada Direktur Utama pada tanggal 16 Maret 2015,
Definisi operasional adalah pengertian secara di PT Lestari Purnama Perkasa untuk menanyakan
operasional berbentuk ungkapan yang akan diukur secara garis besar tentang fenomena yang terjadi di
atau penerapan dari yang didefinisikan (Kasmadi dan perusahaan yang berkaitan dengan budaya orga-
Sunariah, 2013, p. 82). Definisi konseptual tiap variabel nisasi, Motivasi Kerja, dan kinerja karyawan. Ada
sebagai berikut: pula data yang dibutuhkan dari PT. Lestari Purnama
1. Budaya Organisasi (𝑋1 ) Perkasa yaitu berupa visi dan misi perusahaan,
Budaya Organisasi adalah seperangkat nilai- sejarah dan latar belakang perusahaan, dan struktur
nilai, keyakinan, dan sikap yang dapat menyesuaikan organisasi (data sekunder).
serta mendorong keterlibatan karyawan dapat 2. Angket
memperjelas tujuan dan arah strategi organisasi serta Angket adalah pengumpulan data dalam bentuk
yang selalu menguraikan dan mengajarkan nilai-nilai daftar pertanyaan. Penelitian ini menggunakan skala
dan keyakinan organisasi, dapat membantu organisasi likert Dengan cara responden menyatakan tingkat
mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi. Indikator yang setuju atau tidak setuju dari pernyataan. Skala Likert
digunakan untuk mengukur budaya organisasi (Wirawan adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
2007, p. 129): pendapat, dan presepsi seseorang tentang suatu
a. Pelaksanaan Norma obyek atau fenomena tertentu (Siregar, 2013, p. 25).
b. Pelaksanaan Nilai-nilai Gambaran skala Likert tersebut adalah sebagai
c. Kepercayaan dan Filsafat berikut:
d. Pelaksanaan Kode Etik Sangat setuju (SS) =5
e. Pelaksanaan Seremoni Setuju (S) =4
Netral (N) =3
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 64

Tidak setuju (TS) =2  Jika VIP (Variance Inflation Factor) kurang dari 10,
Sangat tidak setuju (STS) =1 maka menunjukkan tidak terdapat multikolinieritas,
artinya tidak terdapat hubungan variabel bebas.
Menentukan interval kelas untuk mendapatkan  Jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebasnya
rentang skala, maka akan digunakan rumus tidak lebih besar dari 0.5, maka dapat ditarik
sebagai berikut: kesimpulan model persamaan tersebut tidak meng-
𝑚−𝑛
RS= andung multikolinieritas.
𝑏
Keterangan: 3. Uji Heteroskedastisitas
RS = Rentang Skor Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui
m = skor tertinggi ada atau tidaknya kesamaan varian dari residual
n = skor terendah pada model regresi. Metode yang digunakan adalah
b = jumlah kelas dengan mengorelasikan nilai absolute residualnya
denganmasing-masing variabel independen, jika
Teknik Pengolahan Data hasil nilai probabilitasnya memiliki nilai
Penelitian ini menggunakan beberapa pengelolahan data, signifikansi >nilai 𝛼 = 0.05, maka model tidak me-
yaitu sebagai berikut: ngalami heteroskedastisitas (Wibowo, 2012).
Uji validitas Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas
Uji validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat dilakukan dengan menggunakan scatterplot, jika
ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, scatterplot menghasilkan titik-titik yang tidak
2013, p. 46). Pengujian validitas dilakukan dengan membentuk suatu pola dan menyebar di atas dan di
program SPSS. Kriteria pengambilan keputusan untuk bawah nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi hete-
menyatakan valid adalah (Ghozali, 2005): roskedasitas. Jika scatterplot menghasilkan titik-
 Jika nilai signifikasi < 0.05 (∝= 5%), maka titik yang membentuk suatu pola dan menyebar di
pertanyaan dinyatakan valid. atas dan di bawah nol pada sumbu Y, maka terjadi
 Jika nilai signifikasi > 0.05 (∝= 5%), maka heteroskedasitas.
pertanyaan dinyatakan tidak valid. 4. Uji Autokorelasi
Uji Reliabilitas Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada
Uji realibilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana atau tidaknya autokorelasi pada model regresi. Uji
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sa Durbin Watson. Metode ini memiliki ketentuan
ma dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. yaitu (Qudratullah, 2013):
Pengujian realibilitas menggunakan program SPSS.  Jika DW di bawah -2, maka terdapat
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable, autokorelasi positif.
bila koefisien reliabilitas  Jika DW diantara -2 sampai 2, maka tidak
(r) > 0,6 (Siregar, 2013, p. 57). terdapat autokorelasi.
 Jika DW di atas 2, maka terdapat autokorelasi
Uji Asumsi Klasik negatif.
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: Metode Hipotesis
1. Uji Normalitas Uji t (Uji Signifikasi Variabel)
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa Uji t ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
sebaran data penelitian berdistribusi normal atau pengaruh secara parsial (per variabel) antara kelompok
tidak. Metode yang digunakan untuk menguji nor- independent terhadap dependent. Kaidah pengujiannya
malitas adalah (Kasmadi dan Sunariah, 2013): (Siregar, 2013):
Metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test,  Ho: 𝛽1 = tidak ada pengaruh
yaitu jika (nilai > ∝= 0,05) maka data berdistribusi  Hi: 𝛽1 = ada pengaruh
normal. Jika, (nilai < ∝= 0,05), maka data tidak  Jika: Sig ≤ ∝= 5%, maka Ho ditolak yang artinya
berdistribusi normal. tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
2. Uji Multikolinieritas variabel independent dan variabel dependent.
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui  Jika: Sig >∝= 5%, maka Hi diterima yang artinya
apakah di dalam persamaan regresi terjadi gejala terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
multikolinieritas, jika ada berarti sesame variabel independent dan variabel dependent.
bebasnya terjadi korelasi. Gejala multikolinieritas Uji F (Uji Simultan secara bersama-sama)
dapat diketahui dengan dua metode, yaitu (Wibowo, Uji F ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
2012): pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 65

kelompok independent terhadap dependent. Kaidah pengujian asumsi klasik, yaitu asumsi dasar sebagai
pengujiannya adalah (Siregar, 2013): syarat agar model regresi yangdihasilkan merupakan
 Menentukan tarif ∝= 5% model yang dapat dipercaya. Pengujian asumsi klasik
 Jika nilai signifikansi ≤ 5%, maka variabel terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
dependent secara bersama-sama berpengaruh heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Berikut ini akan
pada independent. Jika, nilai signifikasi > 5%, dijelaskan hasil pengujian asumsi klasik analisis regresi
maka variabel dependent secara bersama-sama antara budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap
tidak berpengaruh pada independent (Wibowo, kinerja karyawan PT Lestari Purnama Perkasa.
2012). 1.Uji Normalitas
 Jika,𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho diterima dan Hi
ditolak yang artinya secara bersama-sama Tabel 2. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov
variabel independent tidak berpengaruh Smirnov
terhadap variabel dependent. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho ditolak dan Hi diterima yang
artinya secara bersama-sama variabel in-
dependent berpengaruh terhadap variabel
dependent. Tabel 2 menunjukkan bahwa besarnya nilai signifikan
Uji Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 ) uji kolmogorov smirnov sebesar 0,916 > 0,05. Hasil ini
Uji 𝑅2 ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar memperkuat bahwa residual model regresi berdistribusi
variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rsquare normal
adalah 0 dan 1, jika nilai mendekati 1 maka variabel
dependent dapat dijelaskan oleh variabel independent 2.Uji Multikolinieritas
(Ghozali, 2005). Uji multikolinieritas dilakukan untuk mendeteksi ada
tidaknya korelasi yang kuat antara variabel bebas dalam
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN model regresi. Regresi yang baik mengansumsikan tidak
Uji Validitas ada multikolinieritas. Pendeteksian ada tidaknya
Uji validitas dilakukan untuk menguji ketepatan item- multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai
item pertanyaan kuesioner dalam mengukur variabel tolerance dan VIF. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan VIF
penelitian. Teknik yang digunakan adalah korelasi < 10, maka model regresi bebas dari multikolinieritas.
product moment pearson. Suatu item pertanyaan Pendeteksian ada tidaknya multikolinieritas juga
dinyatakan valid jika korelasi product moment pearson dilakukan dengan melihat korelasi antar variabel bebas.
menghasilkan nilai signifikansi < 0,05 (=5%). Jika korelasi antar variabel bebas < 0,5, maka model
Uji Reliabilitas regresi bebas dari multikolinieritas.
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kehandalan
kuesioner dalam mengukur variabel penelitian dengan Tabel 3. Uji Multikolinearitas dengan Nilai Tolerance
menghasilkan pengukuran yang konsisten. Teknik yang dan VIF
digunakan adalah uji cronbach’s alpha. Item-item
pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel jika
nilai cronbach’s alpha > 0,6. Berikut adalah hasil uji
reliabilitas:
Tabel 1. Uji Reabilitas
Tabel 3 menunjukkan nilai tolerance variabel budaya
organisasi dan motivasi kerja keduanya > 0,1, demikian
pula VIF keduanya < 10, sehingga disimpulkan tidak ada
multikolinieritas dalam model regresi.

Tabel 4. Uji Multikolinearitas dengan Korelasi Antar


Tabel 1 menunjukkan variabel budaya organisasi, Variabel Bebas
motivasi kerja, dan kinerja karyawan memiliki nilai
cronbach’s alpha > 0,6, sehingga item-item pertanyaan
yang mengukur variabel penelitian dinyatakan reliabel.

Uji Asumsi Klasik Tabel 4 menunjukkan nilai korelasi antara variabel


Untuk menguji hipotesis penelitian akan dilakukan budaya organisasi dan motivasi kerja sebesar 0,496 <
analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan 0,5. Hasil ini memperkuat bahwa tidak ada
interpretasi hasil analisis regresi, perlu dilakukan multikolinieritas dalam model regresi.
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 66

3.Uji Heterokedastisitas Y = 0,258 + 0,515 X1 + 0,409 X2


Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mendeteksi ada Nilai konstanta sebesar 0,258, artinya jika budaya
tidaknya ketidakhomogen ragam antar residual. Regresi organisasi dan motivasi kerja sama dengan nol (tidak
yang baik mengasumsikan tidak ada heterokedastisitas. memberikan pengaruh), maka kinerja karyawan PT
Pendeteksian dilakukan dengan Rank Spearman dan Uji Lestari Purnama Perkasa adalah sebesar 0,258. Hal ini
Signifikans berarti meskipun budaya organisasi dan motivasi kerja
tidak memberikan pengaruh, kinerja karyawan PT
Lestari Purnama Perkasa tetap ada karena adanya
pengaruh faktor lain selain budaya organisasi dan
motivasi kerja.
1.Uji t
Tabel 7. Uji t

Gambar 2. Uji Heterokedastisitas dengan Scatter Plot

Gambar 2 menunjukkan titik-titik tidak membentuk pola Dari Tabel 7 dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
tertentu dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah Uji t pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
angka nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan karyawan menghasilkan koefisien regresi positif sebesar
tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. 0,515, dengan t hitung sebesar 4,462 > t tabel 1,694
(df=32, α=0,05) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
Tabel 5. Uji Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank 0,05, maka disimpulkan budaya organisasi
Spearman berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
karyawan PT Lestari Purnama Perkasa.

2.Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara
simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika
Tabel 5 menunjukkan nilai signifikansi korelasi rank uji F menghasilkan F hitung > F tabel atau nilai
spearman variabel budaya organisasi dan motivasi kerja signifikansi < 0,05 (α=5%), maka disimpulkan variabel
keduanya > 0,05. Hasil ini memperkuat bahwa dalam bebas secara serempak berpengaruh signifikan terhadap
model regresi tidak ada heteroskedastisitas. variabel terikat.
Tabel 8. Uji F
4.Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi ada
tidaknya korelasi antar pengamatan. Regresi yang baik
mengansumsikan tidak ada autokorelasi. Pendeteksian
ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-
Watson. Jika nilai Durbin-Watson yang dihasilkan
regresi terletak di antara nilai -2 hingga +2, maka Dari Tabel 8 diketahui uji F menghasilkan F hitung
tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi. sebesar 31,429 > F tabel 3,295 (df1=2, df2=32, α=0,05),
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka
Tabel 6. Uji Autokorelasi disimpulkan budaya organisasi dan motivasi kerja
secara simultan (bersama-sama) berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan PT Lestari
Purnama Perkasa. Hal ini berarti peningkatan budaya
Tabel 6 menunjukkan nilai Durbin-Watson yang organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama
diperoleh dari hasil regresi adalah sebesar 1,937 terletak akan meningkatkan kinerja karyawan PT Lestari
di antara nilai -2 dan +2, sehingga disimpulkan tidak Purnama Perkasa.
terdapat autokorelasi pada model regresi.
3.Uji Koefiisien Determinasi Berganda
Uji Hipotesis
Persamaan Regresi Tabel 9. Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Dari nilai unstandardized coefficient (B) yang dihasilkan
analisis regresi diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 67

Berdasarkan Tabel 9 diketahui nilai R2 sebesar 0,663 Faktor yang Memengaruhi Kinerja Pegawai di
menunjukkan bahwa kemampuan budaya organisasi dan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Alor Nusa
motivasi kerja dalam menjelaskan variasi perubahan Tenggara Timur” bahwa adanya pengaruh positif dari
kinerja karyawan PT Lestari Purnama Perkasa adalah motivasi kerja terhadap Kinerja Karyawan. Penelitian
sebesar 66,3% dan sisanya 33,7% dijelaskan oleh faktor yang dilakukan di PT. Lestari Purnama Perkasa
lain. Dengan kata lain, kinerja karyawan PT Lestari membuktikan motivasi kerja memang memberikan
Purnama Perkasa dipengaruhi oleh budaya organisasi pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
dan motivasi kerja sebesar 66,3%, sedangkan sisanya Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap
33,7% dipengaruhi oleh faktor lain selain budaya Kinerja Karyawan
organisasi dan motivasi kerja. Budaya organisasi dan motivasi kerja memiliki
hubungan positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini
4.Uji Koefisien Determinasi Partial dari penelitian sebelumnya menyatakan adanya
pengaruh signifikan antara budaya organisasi dan
Tabel 10. Koefisien Determinasi Parsial (r2) motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Pengaruh
antara Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan
ditunjukkan pula pada penelitian yang dilakukan oleh H.
Teman Koesmono (2005) mengenai”Pengaruh Budaya
Organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial (r2) pada pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala
Tabel 10, di antara budaya organisasi dan motivasi kerja, Menengah di Jawa Timur”. Hasil penelitian tersebut
variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap sejalan dengan hasil yang dilakukan dari penelitian PT.
kinerja karyawan PT Lestari Purnama Perkasa adalah Lestari Purnama Perkasa bahwa budaya organisasi dan
budaya organisasi dengan nilai r2 lebih besar yaitu 0,384 motivasi memberikan sebagian pengaruh dalam kinerja
atau 38,4%. karyawan yang ada.
Implikasi Managerial
Pembahasan Pengaruh dari hasil penelitian ini bahwa perusahaan PT
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Lestari Purnama Perkasa mengalami dampak positif.
Budaya organisasi memiliki hubungan positif dengan Dari hasil penyebaran angket manajer untuk menilai
kinerja karyawan. Ini diambil dari penelitian yang kinerja karyawan, budaya organisasi di perusahaan
dilakukan sebelumnya. Penelitian Chatman Jennifer terjalin dengan baik antara manajer dan karyawan.
dan Bersade (1997), mengambil sampel 102 perusahaan Dengan rata-rata hasil jawaban pada variabel
jasa di Amerika. Hasil temuan berkaitan dengan budaya budaya responden terhadap perusahaan. Karyawan
organisasi kuat di antaranya dudaya organisasi yang kuat bekerja sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
membantu kinerja organisasi bisnis karena menciptakan dibuat oleh atasan atau perusahaan. Budaya pada
suatu tingkatan yang luar biasa dalam diri para karyawan perusahaan PT Lestari Purnama Perkasa sangat penting,
dan Budaya organisasi yang kuat membantu kinerja keeratan hubungan antar sesama karyawan yang ada di
organisasi karena memberikan struktur dan kontrol yang perusahaan membawa kinerja karyawan semakin
dibutuhkan tanpa harus bersandar pada birokrasi formal meningkat. Hal tersebut akan berdampak positif
yang kaku dan yang dapat menekankan tumbuhnya kedepannya bagi perusahaan sehingga kinerja organisasi
motivasi dan inovasi. Hasil penelitian Chatman Jennifer menjadi lebih baik. Pada variabel motivasi karyawan.
dan Bersade (1997) juga didukung oleh penelitian Perusahaan juga berdampak positif terhadap kinerja
Rashid et.al (2003) yang juga menunjukkan pengaruh karyawan. Hal ini berdampak pada motivasi yang
positif budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. dimiliki oleh karyawan, bahwa semangat untuk bekerja
Oleh karena itu, hipotesis pertama (H1) yaitu budaya dan loyal terhadap perusahaan sangat tinggi. Situasi ini
organisasi terhadap kinerja karyawan dinyatakan membuat kinerja karyawan yang ada di perusahaan saat
terbukti berpengaruh positif pada PT Lestari Purnama ini berada pada puncak performanya, dan akan
Perkasa. ditingkatkan lebih oleh para manager di perusahaan. Para
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan manager mengetahui bahwa sekarang perusahaan ada
Motivasi kerja memiliki hubungan positif dengan kinerja pada top performance nya. Oleh karena itu, keadaan ini
karyawan. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang tidak akan disia-siakan untuk memperoleh keuntungan
dilakukan oleh Hernowo dan Farid menunjukkan bahwa bagi perusahaan. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat
terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi
variabel motivasi terhadap kinerja pegawai BKD mengenai budaya dan motivasi pada perusahaan serta
Kabupaten Wonogiri. Adapun hubungan antara Motivasi kinerja pada perusahaan dan menjadikan acuan
dan Kinerja Karyawan juga dikemukakan pada semangat bagi manajer dan karyawan dalam
penelitian Sunarcaya (2008) mengenai” Analisis Faktor meningkatkan kinerja di perusahaan.
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN Agar hasil kinerja karyawan dapat diperoleh lebih
Kesimpulan maksimal.
Berdasarkan hasil analisis statistik dan pembahasan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA
 Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Chatman, Jennifer & Bersade (1997). Employee
Kinerja Karyawan pada PT Lestari Purnama Satisfaction, Factor Associated With
Perkasa sehingga hipotesis pertama dinyatakan Company Performance. Journal of Applied
terbukti. Psychology, March 2015.
 Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Darmawan, D. (2013). Prinsip-prinsip perilaku
Kinerja Karyawan PT Lestari Purnama Perkasa organisasi. Surabaya: Pena Semesta.
sehingga hipotesis kedua dinyatakan terbukti. Ghozali, I. (2005). Aplikasi analisis multivariate
 Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh dengan program SPSS, edisi ketiga.
positif terhadap Kinerja Karyawan PT Lestari Semarang: Badan Penerbit Universitas
Purnama Perkasa sehingga hipotesis ketiga Diponegoro.
dinyatakan terbukti. Kasmadi & Sunariah, N.S. (2013). Panduan modern
Saran penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, serta Kuncoro. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan
kesimpulan yang diperoleh, berikut akan diberikan saran Ekonomi. Jakarta: Airlangga.
bagi perusahaan: Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Manajemen
1) Pada variabel budaya organisasi rata-rata Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT.
menunjukkan hasil yang memuaskan. Tetapi pada Remaja Rosdakarya.
variabel budaya organisasi ada indikator yang Qudratullah, M. F. (2013). Analisis regresi terapan
memiliki hasil jawaban terendah yaitu sejarah teori, contoh kasus dan aplikasi dengan
organisasi, pada pernyataan karyawan mengikuti SPSS. Yogyakarta:
arahan dari karyawan terdahulu. Lebih baik tidak Rashid, Zabid Abdul, et al. (2003). The influence of
mengikuti arahan karyawan terdahulu, lebih baik corporate culture and organizational
perusahaan memberikan arahan yang jelas dan commitment on performance, journal of
sesuai rencana kepada karyawan agar kinerja management development, 22 (8), 708-728
karyawan berjalan dengan baik. Seperti Rivai, V. & A. F. M. Basri. (2005). Performance
memberikan perecanaan / planning apa yang harus appraisal: sistem yang tepat untuk menilai
dikerjakan oleh para karyawan berikutnya. kinerja karyawan dan meningkatkan daya
2) Pada hasil jawaban responden terhadap variabel saing perusahaan. Jakarta: PT. Raja
motivasi kerja menunjukkan bahwa motivasi kerja Grafindo Persada.
di perusahaan PT Lestari Purnama Perkasa Robbins, Stephen. P. & Mary Coulter. 2005.
tergolong cukup tinggi. Tetapi pada variabel Manajemen. Jakarta: PT Indeks Kelompok
motivasi terdapat hasil jawaban responden yang Gramedia.
tergolong rendah yaitu indikator kerelaan pada Sadili, Samsudin. 2005. Manajemen Sumber Daya
pernyataan saya rela meluangkan waktu demi Manusia. Bandung Pustaka Setia.
mengerjakan pekerjaan dari perusahaan. Sebaiknya Seputra, Y.E.A. (2013). Belajar dan analisis tuntas
untuk karyawan agar selalu menunjukkan totalitas statistika berbasis komputer. Jakarta: Mitra
dalam bekerja dan berkontribusi terhadap Wacana Media.
perusahaan, apapun pekerjaan yang diberikan dari Siagian, Sondang (2008). Manajemen Sumber Daya
perusahaan. Bila diminta untuk LEMBUR di luar Manusia (cetakan 15). Jakarta: Bumi Aksara.
jam kerja untuk menyelesaikan kerja. Siregar. S. (2013). Metode penelitian kualitatif
3) Untuk variabel kinerja karyawan menunjukkan hasil dilengkapi dengan perbandingan perhitu-
jawaban responden yang cukup tinggi. Dengan ngan manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
capaian rata-rata yang tinggi menunjukkan hasil Sunarcaya, Putu. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang
kinerja yang diperoleh bagi perusahaan cukup baik. Mempengaruhi Kinerja Pegawai di
Tetapi dari hasil jawaban responden terdapat titik Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
lemah dari perusahaan yaitu pada indikator Alor Nusa Tenggara Timur. Thesis Program
kuantitas dengan pernyataan karyawan berusaha Magister (TAPM) Manajemen. Jakarta.
keras meningkatkan prestasi. Sarannya agar para Watson, W. (2005). Membedah pandangan karyawan
manager selaku atasan dari karyawan selalu Indonesia. Portalhr. Retrieved Maret, 12,
memantau prestasi kerja dan memotivasi karyawan 2015. from http://www.portalhr.com/people-
untuk meningkatkan prestasi kerja. Dapat juga management/employee-relations/membedah-
diberikan insentif untuk meningkatkan prestasi. pandangan-karyawan-Indonesia/
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 69

Wibowo, A. D. (2012). Aplikasi praktis SPSS dalam Wirawan. (2008). Evaluasi Kinerja Sumber Daya
penelitian. Yogyakarta: Penerbit Gava Manusia (Teori, Aplikasi dan Penelitian).
Media. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai