Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR


(Studi Pada PT Astra Internasional, Tbk-Toyota (Auto2000) Cabang Sutoyo Malang)

Alinvia Ayu Sagita


Heru Susilo
Muhammad Cahyo W.S
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Alinviaayusagitaa@gmail.com

ABSTRACT
An organization's corporate culture reflects the values and norms that become the company's vision and
mission in achieving its goals. Implementation of suitable organizational culture will have a positive impact
on work motivation so as to improve employeeperformance in the company. Indeed companies that have a
strong organizational culture will have a great influence on the behavior of its employee because of the high
level of togetherness and intensity of creating an internal climate of high behavioral control. Employees who
have good performance then create the increasing performance of the organization because employees
become mover of organizational operations. Many variables affect employee performance, one of them is
organizational culture. Organizational culture is a common perception owned by all employees of the
organization, so that every employee who becomes a member of the organization will have value, belief and
behavior in accordance with the organization. This study analyzed the influence of organizational culture on
work motivation and its impact on employee performance in AUTO2000 Sutoyo Malang, East Java. This
research perspective refers to employees of the AUTO2000 company.
Kеywords: Organizational Culture, Work Motivation, Employee Performance

АBSTRАK
Budaya organisasi suatu perusahaan mencerminkan nilai dan norma yang menjadi visi dan misi perusahaan
dalam mencapai tujuan. Penerapan budaya organisasi yang cocok akan berdampak positif pada motivasi
kerja sehingga meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan. Sejatinya perusahaan yang memiliki budaya
organisasi yang kuat akan mempunyai pengaruh yang besar pada perilaku anggota-anggotanya karena
tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas menciptakan suatu iklim internal dari kendali perilaku yang
tinggi. Pegawai atau karyawan yang memiliki kinerja baik, maka kinerja organisasi pun akan meningkat pula
karena pegawai atau karyawan menjadi penggerak operasi organisasi. Banyak variabel yang mempengaruhi
kinerja pegawai salah satunya budaya organisasi. Budaya organisasi sebagai persepsi umum yang dimiliki
oleh seluruh anggota organisasi, sehingga setiap pegawai yang menjadi anggota organisasi akan mempunyai
nilai, keyakinan dan perilaku sesuai dengan organisasi. Penelitian ini menganalisis pengaruh budaya
organisasi terhadap motivasi kerja dan dampaknya terhadap kinerja karyawan di perusahaan AUTO2000
Sutoyo Malang, Jawa Timur. Perspektif penelitian ini mengacu pegawai atau karyawan perusahaan
AUTO2000.

Kаtа Kunci: Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 73


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDAHULUAN kondisi yang sesuai dengan perilaku karyawan
Budaya organisasi yang kuat dan sehat dalam bekerja apabila budaya tersebut sangat
merupakan isu yang telah digambarkan oleh cocok dan mendukung karyawan dalam
banyak perusahaan di tingkat global.Robbinsdan mengembangkan kemampuan dan menopang
Judge (2002:284) menyatakan bahwa budaya kesejahteraannya dengan kata lain, budaya
yang kuat akan mempunyai pengaruh yang besar organisasi menjadi faktor penting untuk
pada perilaku anggota-anggotanya karena meningkatkan kinerja melalui motivasi kerja yang
tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas diperoleh karyawan dalam perusahaan.Budaya
menciptakan suatu iklim internal dari kendali organisasi merupakan norma, nilai – nilai,
perilaku yang tinggi. Budaya merupakan akar asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan
dalam tradisi, maka budayamencerminkan apa organisasi, dan sebagainya (isi budaya organisasi)
yang dilakukan, dan bukan apa yang akan berlaku yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh
Pastin (dalam Moeljono, 2005:16). pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi yang
Salah satu peranan penting nilai-nilai di disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota
dalam budaya organisasi terhadap kinerja baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi
karyawan adalah melalui peningkatan motivasi. sehingga mempengaruhi pola pikir, sikap, dan
Hubungan kinerja yang maksimal dengan budaya perilaku anggota organisasi dalam memproduksi
organisasi melalui motivasi tampak jelas produk, melayani para konsumen, dan mencapai
dirasakan oleh perusahaan yang memiliki tujuan organisasi (Wirawan, 2007 : 10).
filosofi/esensi nilai-nilai yang kuat baik dari sisi Salah satu Perusahaan yang menerapkan
lingkungan internal maupun terhadap lingkungan budaya organisasi adalah Auto2000 Malang-
eksternal perusahaan. Tika (2006:141) Sutoyo, yaitu perusahaan jasa penjualan,
menyatakan bahwa budaya organisasi membantu perawatan, perbaikan, dan penyediaan suku
kinerja karena menciptakan suatu tingkat cadang Toyota. Sebagai perusahaan swasta di
motivasi yang luar biasa bagi karyawan. bidang jasa, Perusahaan Auto2000 Malang-
Menurut Gibson dalam Sutanto (2003), Sutoyo dituntut untuk selalu mengutamakan
pegawai atau karyawan sebagai penggerak kualitas dan kuantitas kinerja terbaik. Budaya
operasi organisasi, jika kinerja pegawai baik, Perusahaan merupakan Identitas setiap insan
maka kinerja organisasi juga akan meningkat. Auto2000, dimanapun. Budaya Organisasi
Banyak variabel yang mempengaruhi kinerja tersebut dikenal dengan nama “FIRST” (Focus
pegawai salah satunya budaya organisasi. Budaya on Custumer, Integrity, Respect to Others, Strive
organisasi sebagai persepsi umum yang dimiliki For Ecellence, Team Work). Budaya organisasi
oleh seluruh anggota organisasi, sehingga setiap “FIRST” Berperan sebagai pedoman karyawan
pegawai yang menjadi anggota organisasi akan dalam melakukan pekerjaanya. Budaya organisasi
mempunyai nilai, keyakinan dan perilaku sesuai Auto2000 Malang- Sutoyo, saat ini mampu
dengan organisasi. meningkatkan motivasi kerja dan kinerja pada
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat setiap karyawan menjadi lebih baik lagi dan ini
diketahui bahwa kinerja karyawan menjadi sangat dibuktikan dengan hasil evaluasi kinerja
penting karena penurunan kinerja baik individu perusahaan yang terus meningkat tiap tahunnya,
maupun kelompok dalam suatu perusahaan dapat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
memberi dampak yang berarti dalam suatu peneliti pada tanggal 31 juli 2017 bahwa selama 5
perusahaan. Seorang manajer memiliki tugas (lima) tahun terakhir data kinerja Perusahaan
yang cukup berat dimana dia harus selalu Auto2000 Malang-Sutoyo terus mengalami
berusaha meningkatkan kinerjanya dan memberi peningkatan yang signifikan. Meningkatnya
motivasi bagi bawahannya agar dapat Kinerja perusahaan dipengaruhi faktor-faktor dari
meningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan dalam maupun dari luar. Berdasarkan penilaian
perusahaan. hasil evaluasi kinerja Perusahaan Auto2000 kota
Nilai-nilai serta perilaku yang dianut bersama Malang, maka karyawan sudah memberikan
membuat orang merasa nyaman dalam bekerja kontribusi yang baik bagi perusahaan.
untuk perusahaan.Budaya organisasi merupakan Pelaksanaan budaya organisasi yang menjadi
salah satu strategi untuk memotivasi bagi pedoman yang terdapat dalam Auto2000 Malang-
karyawan untuk mencapai kinerja yang Sutoyo tentu menjadi tantangan tersendiri yang
maksimal, karena budaya organisasi yang baik tidak dapat dibiarkan begitu saja. Diperlukan
dengan sendirinya akan memberikan suatu upaya yang nyata, kesadaran dan komitmen

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 74


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
masing-masing individu dalam perusahaan baik atau atas kehendak sendiri, sedangkan
dari tingkat bawah sampai tingkat atas untuk kreatifitas adalah kemampuan seseorang
mewujudkan tujuan perusahaan. pegawai atau karyawan untuk menemukan
hubungan-hubungan baru dan membuat
KAJIAN PUSTAKA kombinasi-kombinasi yang baru sehingga
Budaya Orgaisasi dapat menemukan suatu yang baru. Dalam
Budaya perusahaan merupakan sesuatu hal hal ini sesuatu yang baru bukan berarti
yang sangat kompleks. Untuk itu, di dalam sebelumnya tidak ada, akan tetapi sesuatu
pengukuran budaya perusahaan atau organisasi yang baru ini dapat berupa sesuatu yang
diperlukan indikator yang merupakan belum dikenal sebelumnya.
karakteristik dasar budaya organisasi sebagai 3. Rasa Tanggung Jawab. Sikap individu
wujud nyata keberadaanya. Berikut adalah pegawai yang mempunyai motivasi kerja
indikator budaya organisasi yang dikemukakan yang baik harus mempunyai rasa tanggung
oleh Robbins dan Coulter dalam Ardana (2009: jawab terhadap pekerjaan yang mereka
167): lakukan sehingga pekerjaan tersebut mampu
1. Inovasi dan pengambilan resiko, yaitu kadar diselesaikan secara tepat waktu.
seberapa jauh karyawan didorong untuk
inovatif dan mengambil resiko. Kinеrja Karyawan
2. Perhatian ke hal yang rinci atau detail, yaitu Robbins (2006: 260) menyatakan bahwa
kadar seberapa jauh karyawan diharapkan Indikator untuk mengukur kinerja karyawan
mampu menunjukkan ketepatan, analisis dan secara individu ada enam indikator, yaitu:
perhatian yang rinci/detail. 1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi
3. Orientasi hasil, yaitu kadar seberapa jauh karyawan terhadap kualitaspekerjaan yang
pimpinan berfokus pada hasil atau output dan dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
bukannya pada cara mencapai hasil itu keterampilan dan kemampuan karyawan.
4. Orientasi orang, yaitu kadar seberapa jauh 2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan
keputusan manajemen turut mempengaruhi dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,
orang- orang yang ada dalam organisasi. jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
5. Orientasi tim, yaitu kadar seberapa jauh 3. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan
pekerjaan disusun berdasarkan tim dan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
bukannya perorangan. teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan
6. Keagresifan, yaitu kadar seberapa jauh maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam
karyawan agresif dan bersaing, bukannya penggunaan sumber daya
daripada bekerja sama. 4. komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat
7. Kemantapan/stabilitas, yaitu kadar seberapa dimana karyawan mempunyai komitmen kerja
jauh keputusan dan tindakan organisasi dengan instansi dan tanggung jawab karyawan
menekankan usaha untuk mempertahankan terhadap kantor.
status quo. Hipotеsis
Motivasi
Motivasi Kerja (Z)
H3
Indikator-indikator untuk mengukur motivasi
kerja menurut Syahyuti (2010):
Kinеrja
1. Semangat Kerja. Semangat kerja sebagai
Karyawan
keadaan psikologis yang baik apabila
(Y)
semangat kerja tersebut menimbulkan H1
kesenangan yang mendorong seseorang
untuk bekerja lebih giat dan lebih baik serta Budaya
konsekuen dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan oleh perusahaan atau instansi. H2
2. Inisiatif dan Kreatifitas. Inisiatif diartikan
sebagai kekuatan atau kemampuan seseorang Gambar 1. Modеl Hipotеsis
karyawan atau pegawai untuk memulai atau
meneruskan suatu pekerjaan dengan penuh H1: Diduga adanya pengaruh signifikan antara
energy tanpa ada dorongan dari orang lain variabel Budaya Organisasi (X) terhadap
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 75
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Motivasi Kerja (Z) motivasi kerja tersebut karena berperan sebagai
H2: Diduga adanya pengaruh signifikan antara variabel perantara pengaruh budaya organisasi
variabel Budaya Organisasi (X) terhadap terhadap kinerja karyawan.
Kinerja Karyawan (Y)
H3: Diduga adanya pengaruh signifikan antara Pembahasan
variabel Motivasi Kerja (Z) terhadap Budaya Organisasi merupakan pedoman
Kinerja Karyawan (Y) dari organisasi yang diyakini oleh karyawan
H4: Diduga variabel Motivasi Kerja (Z) sebagai untuk bersosialisasi dengan lingkungan internal
intervening antara Budaya Organisasi (X) dan eksternal perusahaan. Evaluasi akan budaya
terhadap Kinerja Karyawan (Y) organisasi karyawan Auto 2000 Sutoyo
didasarkan pada inovasi dan pengambilan resiko,
MЕTODE PЕNЕLITIAN perhatian ke hal yang rinci atau detail, orientasi
Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan,
(еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan dan kemantapan. Tidak hanya itu, Auto 2000
kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di Penelitian ini Sutoyo juga menerapkan budaya organisasi
dilakukan di Perusahaan Auto2000 Malang- “FIRST”.
Sutoyo yang terletak di Jalan Letjen Sutoyo No 25 Perilaku yang ditunjukkan dalam inovasi
Malang. Didapat sampеl 60 orang rеspondеn dan pengambila resiko adalah perusahaan
dеngan pеngumpulan data mеnggunakan memberikan kesempatan yang sedikit untuk
kuеsionеr yang dianalisis mеnggunakan rеgrеsi karyawan melakukan inovasi dalam pekerjaan
liniеr bеrganda analisis jalur. yang beresiko. Poin ini merupakan aplikasi dari
strive for excellence.Untuk menghindari resiko
HASIL DAN PЕMBAHASAN yang besar, sebagian besar karyawan memiliki
Tabеl 1. Hasil Analisis Jalur kapasitas mengambil keputusan sesuai dengan
Pengaruh Variabel Variabel Variabel Koefisien Ket jabatan yang dimiliki dalam melakukan inovasi.
Bebas Perantara Terikat Path
Setiap improvisasi dalam bekerja harus
Tidak Budaya Motivasi Kinerja
Langsung organisasi Kerja (Z) Karyawan 0,656 Sig
dikonsultasikan kepada pimpinan dari masing-
(X) (Y) masing bagian.
Budaya Kinerja
Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa
Organisa - Karyawan 0,542 Sig sebagian karyawan perusahaan memiliki
si (Y) kesempatan untuk melakukan inovasi atau
Langsung (X)
Budaya Motivasi
mengambil keputusan yang beresiko. Salah
Organisasi - Kerja (Z) 0,833 Sig satunya adalah karyawan bagian adminisitrasi
(X) bengkel, yang memiliki otoritas untuk pengadaan
Motivasi Kinerja suku cadang dari mobil atau motor yang
Kerja(Z) - Karyawan 0,788 Sig dibutuhkan selama proses perbaikan. Setiap
(Y) karyawan dari unit-unit administrasi diber ikan
Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017 kebebasan untuk berinovasi dalam melakukan
pekerjaan guna meningkatkan kualitas pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan wawancara terungkap bahwa selama
menunjukkan besarnya pengaruh langsung antara inovasi yang dilakukan memberikan peningkatan
budaya organisasi dengan motivasi kerja sebesar atau stabilitas pencapaian perusahaan, maka
0,833, sedangkan pengaruh tidak langsung karyawan bebas melakukannya. Namun, setiap
sebesar dihitung dengan mengalihkan β2 x β3 = tindakan yang dilakukan harus sepengetahuan
0,833 x 0,788 = 0,656. Total pengaruh variabel kepala bagian masing-masing unit untuk
budaya organisasi secara langsung maupun saat kemudian dilaporkan kepada kepala bagian
dimediasi oleh motivasi kerja terhadap kinerja adiministrasi.
karyawan adalah sebagai berikut: Perhatian atas hal yang rinci atau detail
Total pengaruh budaya organisasi = β1 + β2 x β3 ditunjukkan melalui perusahaan dan lingkungan
Pengaruh langsung = 0,542 kerja yang selalu fokus dalam menyikapi suatu
Pengaruh tidak langsung (0,833 x 0,788)= 0,656 hal. Hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif
menunjukkan kategori tinggi dalam
Jadi didapat total pengaruh dalam penelitian pelaksanaannya. Sehubungan dengan budaya
ini sebesar 1,198, sehingga penting variabel organisasi First, poin ini juga ditunjukkan atas

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 76


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
keseriusan perusahaan dalamfocus on consumer kendali, maka pelanggan ditemani karyawan
dan integritas yang dijalankan di perusahaan. dapat menghadap kepada supervisor atau
Setiap kesan yang diperoleh dari pelanggan manager.
diperhatian dan seringkali ditanggapi, terdapat Sedikit berbedadari keagresifan terkait
sebuah kotak untuk menyampaikan pesan dan perilaku proaktif, karyawan memiliki daya saing
saran yang dapat diisi oleh pelanggan setelah yang cukup dalam bekerja.Perusahaan
menggunakan jasa atau layanan dari karyawan. mendorong karyawan memiliki sikap daya saing
Tidak hanya itu, pelanggan dapat mengajukan yang tinggi dalam bekerja. Promosi jabatan
komplain apabila dalam batas waktu garansi, dipertaruhkan untuk memunculkan daya saing
produk atau layanan yang diberikan tidak karyawan. Akan tetapi, perilaku kompetitif yang
memuaskan. Integritas karyawan juga sekaligus diberlakukan terbilang cukup bagi karyawan.
dapat diketahui dari kesan dan komplain yang Artinya, daya saing yang dimiliki karyawan tidak
diajukan pelanggan. Hal ini merupakan realisasi terlalu tinggi atau rendah.
dari keseriusan yang dijanjikan oleh perusahaan. Selanjutnya, karyawan menerapkan
Selain itu, terdapat orientasi hasil yang stabilitas perusahaan dengan baik, karea skor
tinggi, yang ditunjukkan melalui pimpinan yang perolehan termasuk kategori tinggi. Perusahaan
berfokus pada hasil dalam pencapaian tujuan. secara stabil menerapkan alur kerja. Jam kerja
Karyawan diizinkan untuk menyelesaikan dan jadwal karyawan yang bertugas dalam satu
pekerjaan secara timatau individu.Perusahaan bulan sudah ditetapkan di setiap awal bulan.
menitikberatkan pada pencapaian tujuan yang Sehingga, stabilitas perusahaan berlangsung
harus diraih dari bentuk kerjasama atau hasil dengan baik.
kerja secara mandiri, yang sepenuhnya diketahui Karyawan Auto 2000 Sutoyo juga
oleh atasan. memiliki semangat kerja yang tinggi. Hal ini
Disisi lain, perusahaan memiliki intensitas ditunjukkan melalui konsistensi yang tinggi oleh
yang rendah dalam mengadakan musyawarah karyawan untuk bekerja mencapai tujuan.
dengan karyawan untuk menyelesaikan persoalan. Karyawan dapat secara mandiri mendorong diri
Setiap keputusan yang ditempuh oleh perusahaan mereka untuk bekerja di lingkungan tersebut,
terkait penanganan masalah perusahaan memang selain munculnya dorongan dari perusahaan.
disampaikan secara langsung kepada karyawan Insiatif dan kreatifitas ditunjukkan melalui
ketika jam briefing dan evaluasi kerja. Hal ini penyelesaian pekerjaan yang tanpa dorongan
dilakukan agar karyawan mewaspadai supaya orang lain atau kehendak sendiri dan senantiasa
persoalan yang sama tidak terulang kembali. membuat sesuatu yang berbeda. Kondisi ini
Akan tetapi, karyawan tidak ikut serta dalam ditunjukkan atas kesanggupan karyawan dalam
proses perancanaan langkah yang akan ditempuh, berpikir cukup terbuka dan memiliki keinginan
karena perusahaan menganggap bahwa yang tinggi untuk menyalurkan ide atau gagasan
musyawarah akan membutuhkan waktu yang yang berbeda dan berkualitas terhadap
lebih lama, dan dibandingkan bermusyawarah perusahaan. Karyawan memiliki pola pikir yang
perusahaan memilih berkonsultasi dengan pakar cukup terbuka karena karyawan juga memiliki
hukum. Hal ini dilakukan untuk memastikan dan prinsip-prinsip tertentu yang dijalankan. Tidak
mengontrol aktivitas karyawan agar tetap bekerja semua sudut pandang harus mereka terima,
sesuai dengan bidang masing-masing. karena mereka memiliki pertimbangan masing-
Budaya organisasi juga menunjukkan masing. Berbeda dengan keinginan yang kuat
perilaku keagresifan. Agresif yang ditunjukkan dalam menyumbangkan ide yang kreatif dan
melalui kemampuan yang tinggi dari karyawan berkualitas. Karyawan diizinkan menyampaikan
untukbersikap proaktif dalam menangani gagasan, kritik dan saran yang dimiliki kepada
masalah. Karyawan mendapatkan sejumlah supervisor terkait apapun yang dirasa tidak
pelatihan terkait managemen konflik yang sesuai.
berhubungan dengan bidang yang mereka Indikator motivasi yang terakhir adalah
kerjakan. Apabila menemui jalan buntu, maka rasa tanggung jawab. Perasaan tersebut
karyawan dapat berkonsultasi dengan manager ditunjukkan atas komitmen karyawan dalam
atau atasannya. Misalkan untuk menghadapi mengambil resiko, menangani masalah dan
komplain dari pelanggan, karyawan terlatih untuk bersedia bertanggung jawab atas setiap langkah
menghadapinya untuk selanjutnya yang diambil dalam pekerjaan. Pertama, dalam
memberitahukan solusi yang ditawarkan oleh keberanian mengambil resiko, karyawan memiliki
perusahaan, dan jika permasalahan tersebut diluar
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 77
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
rasa tanggung jawab yang tinggi. Hal ini standar kualitas perusahaan. Secara kuantitas,
ditujukkan dengan kemampuan karyawan karyawan memiliki kondisi pikiran yang jernih,
berimprovisasi dalam memberikan pelayanan. tenang, dan kreatif yang membuat karyawan
Selain itu, karyawan cukup berani dalam mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
menangai masalah. Selain latihan yang difasilitasi Hasil yang tinggi diketahui dari tanggapan
perusahaan, kesungguhan yang cukup untuk responden atas pernyataan ini. Kondisi pikiran
mempratikkannya ditunjukkan oleh karyawan. dibutuhkan oleh karyawan untuk melaksanakan
Mereka dibiaskan mengatur penyelesaian secara pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan.
mandiri sesuai prosedur dan dapat meminta Pemikiran yang fokus dan tenang mendorong
pendampingan supervisor apabila tidak dapat kreatifitas karyawan, yang pada akhirnya
menghadapinya. Ketiga, karyawan memiliki membuat mereka mampu menunjukkan hasil
kesungguhan yang tinggi dalam kerja yang baik. Hal ini berarti kinerja karyawan
mempertanggungjawabkan pekerjaan yang berada pada kategori tinggi secara kuantitas.
diberikan. Seperti yang tersaji pada tingkat Selain itu, karyawan memiliki
pendidikan karyawan, dimana karyawan yang kemampuan yang tinggi dalam menyelesaikan
direkrut memiliki pengetahuan dan pengalaman pekerjaan sebelum waktu yang ditetapkan dengan
yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tetap memperhatikan standar perusahaan.
dengan keahlian yang dimiliki. Sehingga, rasa Karyawan bekerja secara tepat waktu dan
tanggung jawab yang dimiliki karyawan mengingat denga baik standar perusahaan.
ditunjukkan melalui keberanian mengambil Misalkan, perbaikan motor atau mobil dikerjakan
resiko, menghadapi masalah, dan adanya rasa dalam waktu kurang dari yang ditentukan, yang
tanggung jawab pada pekerjaan. ditunjukkan tidak ada penumpukan mobil atau
Budaya organisasi diintegrasikan dengan motor yang terbengkalai selama service.
motivasi kerja dan kinerja karyawan. Nitisemito Perhatian akan standar juga ditujukkan melalui
(2002: 160) mendefinisikan kinerja adalah rendahnya jumlah pelanggan yang mengajukan
melakukan pekerjaan secara lebih giat. Penilaian komplain atas perbaikan yang telah dilakukan
kinerja karyawan didasarkan pada kualitas, kurang dari 1 minggu, karena garansi gratis
kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, diberikan apabila ada kerusakan yang dijumpai
kemandirian, dan komitmen kerja. Berdasarkan dalam 1 minggu penggunaan dari tanggal service.
analisis deskriptif, kinerja karyawan termasuk Karyawan juga menunjukkan efektivitas
dalam kategori cukup. Artinya, dalam bekerja yang tinggi dalam bekerja. Kondisi ini karena
karyawan menunjukkan performa kerja yang karyawan memiliki kesanggupan dalam
tidak terlalu tinggi atau rendah. membidik keinginan mencapai tugas dengan
Secara kualitas, karyawan sanggup tepat. Karyawan memiliki kinerja yang tinggi
bekerja dengan cukup teliti dalam melaksanaan secara efektivitas, karena karyawan tidak ingin
pekerjaan yang diberikan dan kemampuan mengulang pekerjaan.
bekerja sesuai standar kualitas yang ditetapkan. Karyawan Auto 2000 Sutoyo juga dinilai
Kondisi ini ditunjukkan dengan laporan dari HRD cukup mandiri. Kemandirian yang cukup
yang menyatakan tingkat keluhan pelayanan yang ditunjukkan melalui kesanggupan karyawan
tidak mencapai batas minimum. Hasil ini dapat dalam berperilaku independen atau tidak
diartikan bahwa kesalahan yang dilakukan oleh bergantung pada pihak lain dalam menyelesaikan
karyawan cenderung rendah. Karyawan memiliki pekerjaan. Dengan atau tanpa rekan kerja,
kinerja yang cukup secara kualitas. pekerjaan yang dibebankan cukup mampu
diselesaikan oleh karyawan.
Selain kemampuan dalam bekerja
dengan cukup teliti, untuk kinerja secara Selanjutnya, karyawan juga berkomitmen
kualitas ditunjukkan dengan kemampuan yang dalam bekerja. Hal ini ditunjukkan dengan
tinggi dari karyawan dalam bekerja sesuai karyawan tidak meninggalkan perusahaan
dengan standar kualitas yang ditetapkan. Dalam meskipun menguntungkan dan selalu bersedia
bekerja, karyawan berpedoman pada kualitas menerima tugas yang diberikan. Pada pernyataan
kerja dan produk yang ditetapkan. Ketercapaian tentang kesanggupan karyawan menetap di
visi dan misi menjadi standar utama yang harus perusahaan, hasil yang diperoleh tergolong
dikuasai dan dipenuhi oleh karyawan. Sehingga, rendah. Artinya, karyawan memiliki komitmen
aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh yang rendah terhadap perusahan, karena terbukti
karyawan memiliki kesesuaian yang baik dengan apabila mereka menjumpai tawaran yang lebih

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 78


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
menguntungkan, mereka akan meninggalkan Pembahasan Hasil Motivasi kerja terhadap
perusahaan. Berbeda dengan sebelumnya, Kinerja Karyawan
kesanggupan karyawan dalam menerima tugas Koefisien jalur (β = 0,788) menunjukan
memiliki perolehan yang tergolong tinggi. bahwa motivasi kerja yang baik akan secara
Artinya, karyawan sangat bersedia melakukan signifikan meningkatkan kinerja karyawan, begitu
pekerjaan yang dibebankan oleh perusahaan. pula sebaliknya motivasi kerja yang kurang baik
Komitmen tersebut dibutuhkan untuk menarik akan secara signifikan menurunkan kinerja
kedisplinan karyawan terhadap perusahaan. karyawan. Koefisien yang dihasilkan juga
sekaligus mengungkapkan penerimaan hipotesis
Pembahasan hasil Budaya Organisasi terhadap ketiga dalam penelitian ini. Hasil tersebut
Motivasi Kerja didukung oleh penelitian dari Octaviana (2011)
Hasil uji path koefisien jalur (β=0,833) dan Yuswani (2016) yaitu motivasi kerja
menunjukan bahwa penerapan budaya berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
organisasiyang baik akan secara positif dan Hasibuan dalam Notoadmojo (2009: 115)
signifikan meningkatkan motivasi kerja karyawan, menyatakan bahwa motivasi adalah suatu
begitu pula sebaiknya budaya organisasiyang perangsang keinginan (want) dan daya penggerak
kurang baik akan secara negatif dan signifikan kemauan bekerja seseorang. Apabila motivasi
menurunkan motivasi kerja karyawan. Hasil ini kerja karyawan meningkat maka karyawan akan
berarti hipotesis penelitian ini diterima, karena lebih maksimal dalam melaksanakan kinerjanya,
dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh yang performa kerja yang optimal membuat perusahaan
signifikan antara variabel budaya organsiasi mencapai tujuan dengan lebih mudah. Karyawan
terhadap motivasi kerja. Hasil tersebut sesuai yang memiliki dorongan tinggi baik secara
dengan penelitian Yuswani (2016) bahwa budaya internal maupun eksternal akan berimbas pada
organisasi mempunyai pengaruh positif dan kesanggupan karyawan dalam mengikuti
signifikan terhadap motivasi kerja. pekerjaan yang ditetapkan perusahaan, karena
karyawan merasa berjasa atas pemenuhan
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan keinginan mereka melalui organisasi tersebut.
pandangan Wirawan (2007: 10) bahwa budaya Berdasarkan hasil penelitian ini, sejumlah
organisasi merupakan norma, nilai – nilai, asumsi, penelitian dengan hasil serupa (Yuswani, 2016
kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan dan Anwar P.M., 2004) dan teori yang
sebagainya (isi budaya organisasi) yang ada(McClelland, Edard Murray, Miller dan
dikembangkan dalam waktu yang lama oleh Gordon W), dapat dijelaskan bahwa motivasi
pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi yang kerja sangat diperlukan dalam organisasi.
disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota Motivasi kerja dapat menjadi pendorong bagi
baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi. karyawan untuk berkomitmen dalam
Kondisi ini mempengaruhi pola pikir, sikap, dan menggunakan kemampuan dan keterampilan yang
perilaku anggota organisasi dalam memproduksi dimiliki untuk bekerja dengan penuh tanggung
produk, melayani para konsumen, dan mencapai jawab. Komitmen merupakan salah satu dimensi
tujuan organisasi. dari kinerja karyawan. Sehingga, dapat dijelaskan
Budaya organisasi mampu memberikan bahwa motivasi kerja berkontribusi pada kinerja
pengaruh secara langsung pada terciptanya karyawan dan penelitian ini mendukung gagasan
dorongan dalam diri karyawan. Karyawan yang tersebut.
merasa nyaman dengan kebijakan organisasi yang
diterapkan mampu menumbuhkan penilaian yang Pembahasan hasil Budaya Organisasi terhadap
positif dari karyawan terhadap organisasi, yang Kinerja Karyawan
berimbas pada kontrol akan semangat kerja dan Hasil uji path koefisien jalur (β= 0,542)
komitmen yang dimiliki karyawan. Kemunculan menunjukan bahwa penerapan budaya organisasi
semangat dan komitmen untuk bekerja merupakan yang b aik akan secara signifikan meningkatkan
bagian dari motivasi karyawan atas pekerjaan kinerja karyawan, begitu pula sebaliknya
yang dilakukan. Dengan kata lain, apabila penerapan budaya organisasi yang kurang baik
karyawan cocok dengan budaya organisasi akan secara signifikan menurunkan kinerja
didalam suatu perusahaan tersebut maka akan karyawan. Dengan demikian penerapan budaya
meningkatkan motivasi kerja karyawan tersebut organisasi di Auto2000 dapat meningkatkan
(Robbins, 2002). kinerja karyawan. Disamping itu, hipotesis kedua
yang dirumuskan juga diterima.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 79
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hasil penelitian ini mendukung sejumlah motivasi kerja yang dimiliki karyawan tinggi, dan
penelitian serupa, yaitu Rosyidi (2007), kinerja karyawan yang ditunjukkan cukup sesuai
Dalimunthe (2009), Octaviana (2011), dan dengan ketentuan persahaan. Kedua, seluruh
Hendriawan (2014). Penelitian tersebut dan hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini
penelitian ini menyimpulkan bahwa budaya diterima. Budaya organisasi berpengaruh secara
organisasi berpengaruh terhadap kinerja karywan. signifikan terhadap motivasi kerja. Budaya
Keutamaan budaya organisasi merupakan organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan karyawan. Motivasi kerja berpengaruh signifikan
perilaku manusia yang melibatkan diri dalam terhadap kinerja karyawan. Serta, motivasi kerja
suatu kegiatan organisasi (Tika, 2006). merupakan variabel intervening antara budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan. Dengan
Pembahasan hasil analisis deskriptif Budaya demikian, penelitian ini mampu menjelaskan
Organiasi terhadap Kinerja Karyawan dan pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi
Motivasi Kerja sebagai variabel Mediator kerja dan dampaknya terhadap kinerja karyawan
Penerapan budaya organisasi yang pada Auto 2000 Cabang Sutoyo Malang.
dilakukan oleh Auto 2000 Sutoyo Malang
berkontribusi pada peningkatan motivasi kerja KЕSIMPULAN DAN SARAN
karyawan. Budaya organisasi membantu Kеsimpulan
karyawan memandang organisasi atau perusahaan 1. Penerapan budaya organisasi yang baik
tempat mereka bekerja. Ketika karyawan merasa penting untuk masa depan Perusahaan
bangga terhadap pekerjaan dan organisasi tempat Auto2000 Sutoyo Malang, dengan adanya
mereka bernaung, maka mereka akan cenderung penerapan budaya organisasi yang terstruktur
lebih mudah terdorong untuk menunjukkan akan mengarahkan kinerja karyawan lebih
performa kerja yang baik. Dorongan seseorang tepat sehingga menjadikan sumber daya
dapat berupa dari eksternal maupun internal. manusia yang ada pada perusahaan tersebut
Berdasarkan hasil analisis melalui penelitian ini lebih baik daripada sebelumnya.Saat ini,
dapat ditunjukkan bahwa perilaku budaya budaya organisasi karyawan di Auto 2000
organisasi yang meliputi inovasi dan pengambilan Sutoyo termasuk dalam kategori cukup,
resiko, perhatian ke hal yang detail, orientasi artinya sudut pandang karyawan akan
hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan perusahaan tidak terlalu baik atau
dan kemantapan/stabilitas mampu mendukung buruk.Meskipun perusahaan ini telah
perilaku dorongan mencapai tujuan, semangat menerapkan budaya FIRST, namun hal ini
kerja, inisiasi dan kreatifitas, dan rasa tanggung tidak cukup bagi karyawan. Oleh karena itu,
jawab. penting adanya edukasi dari pemimpin kepada
Penerapan budaya organisasi berkontribusi karyawan agar mengerti mengenai budaya
pada peningkatan motivasi kerja juga berdampak organisasi, yang mana berguna untuk
pada kinerja karyawan sendiri. Karyawan yang meningkatkan keberlangsungan perusahaan.
sudah memiliki budaya organisasi yang tinggi 2. Motivasi kerja untuk mendorong performa
akan termotivasi dalam bekerja, imbasnya, mereka kerja yang optimal dari karyawan.Motivasi
mampu menunjukkan performa dan hasil kerja kerja yang dimiliki karyawan termasuk dalam
yang sesuai dengan standar yang ditentukan kategori tinggi, artinya karyawan termotivasi
perusahaan.Dampak yang ditunjukkan juga dalam melaksanakan pekerjaan. tidak dapat
positif, artinya peningkatan satu satuan dari dipungkiri bahwa motivasi kerja adalah
masing-masing variabel dapat mengantarkan pendorong karyawan dalam melakukan
peningkatan pada variabel lainnya. Dengan pekerjaanya.
demikian, dapat ditunjukkan berdasarkan hasil 3. Salah satu faktor yang menentukan kinerja
penelitian ini dan juga penelitian sebelumnya karyawan Auto2000 Sutoyo Malang adalah
beserta kajian teoritis dari berbagai ahli bahwa Motivasi Kerja .Kinerja Karyawan yang
motivasi kerja berperan sebagai variabel antara dimiliki karyawan termasuk dalam kategori
dalam menjelasakn pengaruh budaya organisasi Cukup. Artinya, kinerja karyawan tidak terlalu
terhadap kinerja karyawan. tinggi atau rendah, melainkan cukup sesuai
Pembahasan hasil analisis menjawab dengan ketentutan. Kecukupan kinerja
rumusan masalah pada penelitian ini. Pertama, karyawan yang tergolong cukup didasarkan
dari hasil analisis deskritif, dapat diketahui bahwa atas kesesuaian hasil kerja dengan kualitas,
budaya organisasi karyawan termasuk cukup, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 80
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kemandirian, dan komitmen kerja. orientasi tim. Sehubungan dengan motivasi
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kerja, perusahaan dapat mempertahankan atau
penerapan budaya organisasi (X) memiliki meningkatkan pemenuhan motivasi terhadap
pengaruh terhadap motivasi kerja (Z) dengan karyawan.
nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut 2. Dilakukannya sosialisasi tentang budaya
adalah kurang dari 0,05 yang berarti ada organisasi FIRST kepada semua karyawan
pengaruh yang signifikan antara variabel Auto2000 agar lebih memotivasi karyawan
budaya organisasi terhadap motivasi kerja. untuk menjalankan budaya tersebut dengan
Nilai yang diperoleh dari analisis jalur baik. Seperti pimpinan dapat menjaga
menunjukan variabel penerapan budaya perasaan dalam memerintah ditempat kerja,
organisasi (X) terhadap variabel motivasi memberikan teladan atau contoh agar
kerja (Z) memiliki koefisien beta sebesar karyawan patuh terhadap peraturan–peraturan
0,833. diperusahaan dan selalu mengingatkan visi
5. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel dan misi perusahaan kepada karyawan,
budaya organisasi (X) memiliki nilai sehingga karyawan merasa bangga ketika
signifikansi terhadap kinerja karyawan (Y) perusahaan mencapai tujuannya, pimpinan
karena memiliki nilai probabilitas 0,000< 0,05 perusahaan juga dapat memperlakukan
yang berarti ada pengaruh yang signifikan karyawannya dengan cara adil sehingga
antara variabel budaya organisasi terhadap karyawan dapat bekerja sama dalam
kinerja Karyawan. Nilai yang diperoleh dari menyelesaikan pekerjaannya dan dengan cara
analisis jalur variabel budaya organisasi (X) tersebut akan tercipta rasa kekeluargaan yang
terhadap variabel kinerja karyawan (Y) baik antara karyawan satu dengan karyawan
memiliki koefisien beta 0,542. yang lain.
6. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel 3. Perusahaan mampu menfasilitasi pelaksanaan
motivasi kerja (Z) memiliki nilai signifikansi program atau pelatihan yang mendorong
terhadap kinerja karyawan (Y) karena karyawan berinovasi dalam bekerja, namun
memiliki nilai probabilitas 0,000<0,05 yang minim resiko atau kontrol emosi dalam
berarti ada pengaruh yang signifikan antara menghadapi resiko diluar kendali mereka.
motivasi kerja (Z) terhadap kinerja Karyawan Selain itu, keterlibatan karyawan dalam
(Y). Nilai yang diperoleh dari analisis jalur forum diskusi yang membahas penangan
variabel motivasi kerja (Z) terhadap Kinerja masalah juga diperlukan, selian karyawan
Karyawan (Y) memiliki koefisien beta sebesar dapat melatih kepekaan karyawan dalam
0,788. menemukan solusi, hal ini juga dapat
7. Kinerja Karyawan Auto2000 Sutoyo Malang membuat karyawan merasa berkontribusi
ditentukan oleh budaya organisasi dan kepada keberlangsungan perusahaan.
motivasi kerja. Kinerja karyawan pada Sehingga, penerapan budaya organisasi dapat
perusahaan ini berada pada kategori cukup, bergerak menjadi lebih baik.
artinya performa dan hasil kerja karyawan 4. Sebaiknya perusahaan menfasilitasi
cukup sesuai dengan ketentuan atau standar kebutuhan secara finansial atau non- finansial
yang ditetapkan.Penerapan budaya organisasi agar motivasi karyawan dalam bekerja
pada Auto2000 Sutoyo yang lebih baik akan menjadi lebih tinggi.Dorongan secara internal
membuat karyawan tertarik untuk mengikuti dan eksternal mampu memicu semangat kerja
budaya tersebut, dan pemberian dorongan karyawan ataupun perilaku positif lainnya.
yang baik seperti memberikan bonus yang
sesuai maka karyawan akan terdorong untuk Bagi Karyawan
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik pula. 1. Seharusnya karyawan dapat meningkatkan
kinerja mereka, karena hasil kinerja termasuk
dalam kategori cukup. Komitmen terhadap
Saran
perusahaan mendapatkan skor rendah dari
Bagi Perusahaan
analisis deskiptif. Artinya, karyawan perlu
1. Perusahaan mampu meningkatkan
untuk lebih berkomitmen terhadap perusahaan.
pelaksanaan budaya organisasi yang
Karyawan diharapkan mampu menunjukkan
tergolong cukup. Terutama pada pelaksanaan
kesungguhan mereka tidak hanya diawal kerja,
indikator yang termasuk rendah, yaitu
tetapi sepanjang mereka masih bekerja
kesempatan inovasi yang beresiko dan
ditempat tersebut.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 81
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2. Sebaiknya karyawan dapat memberikan Mathis, Robert L. Dan Jhon H. Jackson. 2002.
masukan kepada para pemimpinnya supaya Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
terjadi interaksi dan tidak terjadi Pertama. Jakarta: Salemba Empat
kesalahpahaman dalam kegiatan perusahaan.
3. Sebaiknya karyawan lebih peka terhadap Moeljono, Djokosantoso. 2005. Budaya
tujuan dan target perusahaan, sehingga Organisasi dalam Tantangan. Jakarta: PT.
karyawan tidakhanya berpuas diridengan apa Elex Media Komputindo.
yang telah dikerjakan. Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan
4. Kurangnya komunikasi antar karyawan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
membuat beberapa kesalahpahaman. aksara
Permasalahan tersebut harus ditangani dengan
dilakukannya komunikasi dua arah dan lebih Robbins S.P. dan Judge. 2002. Perilaku
terbuka antar karyawan untuk menghindari Organisasi, Jakarta : Salemba Empat
misscommunication.
Robbins, Stephen. P. 2002. Prinsip-Prinsip
Bagi Peneliti Selanjutnya Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga
Mengingat variabel bebas dalam penelitian
Robbins, Stephen. P. 2003. Perilaku Organisasi.
ini merupakan hal yang baik dalam
Jakarta: Index.
mempengaruhi kinerja karyawan diharapkan hasil
penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi Sunyoto, D.2012. Manajemen Sumber Daya
peneliti selanjutnya untuk mengembangkan Manusia. Yogyakarta : CAPS
penelitian ini dengan mempertimbangkan Supardi dan Anwar, S. 2004. Dasar-dasar
variabel- variabel selain yang digunakan dalam Perilaku Organisasi. Yogyakarta: UII Press
penelitian ini.
Tika, P. 2006. Budaya Organisasi Dan
DAFTAR PUSTAKA Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT
Nitisemito, S. Alex. 2002. Manajemen
Personalia. Jakarta:Penerbit Ghalia. Wirawan, 2007. Budaya dan Iklim Organisasi.
Mangkunegara, A. P. 2006.Perencanaan Jakarta : Salemba Empat.
dan Pengembangan Manajemen Sumber yuswani, w. 2016. Pengaruh Budaya Organisasi dan
Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama stres terhadap Motivasi kerja dan dampaknya
terhadap kinerja karyawan pada PT. Kerinci
.2010.Evaluasi Kinerja SDM. Jakarta: Permata Motor Jambi. Jurnal Sainstech
Eresco Ardana. A. C. 2009. Etika Bisnis Politeknik Indonusa Surakarta , Vol. 2 (5)
dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat
Sulistiyani, A. T. dan Rosida. 2003.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Gibson. 2003. Organisasi : Perilaku, struktur dan
proses. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi kedua.
Yogyakarta: Andi Offset.
Hamzah B. Uno. 2011. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Ivancevich, John M, Konopaske Robert &
Matteson Michael2008. Perilaku dan
Manajemen Organisasi, jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Kuswadi. 2004.Cara Mengukur Kepuasan
Karyawan. Jakarta: Gramedia.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018| 82
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai