OLEH
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
JAKARTA 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi
salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Manajemen di Fakultas Ekonomi
Universitas STIE KUSUMA NEGARA.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, terutama kepada dosen pembimbing kami, Dasih Irma, SE.,M.M. dan
juga Dosen pengampuh Mata Kuliah Metodologi Penelitian, Refren Riadi, SE.,M.M atas
bimbingannya dan saran-sarannya yang sangat berharga. Tak lupa juga kepada orang tua kami
yang selalu memberikan dukungan dan doa, serta teman-teman seperjuangan yang selalu
memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang utama
dalam mengelola sumber daya alam yang diharapkan dapat menghasilkan barang
dan jasa. Sumber daya manusia juga salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan.
Dalam suatu perusahaan manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang
sangat berpengaruh karena tanpa adanya sumber daya manusia yang handal segala
Pamapersada memiliki jumlah SDM yang sangat besar. Selain sebagai market
leader, Pama juga menjadi trend setter dalam teknologi pertambangan batubara di
Indonesia. Hal ini tentunya tidak terlepas dari pengelolaan SDM di dalamnya.
Oleh karena itu, pengembangan SDM Pama mendapat perhatian khusus dari pihak
manajemennya.
dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis maka setiap
mumpuni sehingga dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Untuk itu sumber
1
2
peningkatan efisiensi, efektivitas dan kualitas, dimana ini hanya dapat dilakukan
efektivitas pencapaian sasaran, dimana efisiensi dan efektivitas yang tinggi akan
cerminan karyawan yang merasa puas akan pekerjaannya dan akan memenuhi
berpendapat bahwa disiplin adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan
berlaku. Selain disiplin, seorang karyawan yang baik haruslah mampu bekerja
sama dengan tim atau rekan kerja lainnya di dalam organisasi. Jadi, dikatakan
disiplin apabila karyawan sadar dan bersedia mengerjakan semua tugas dan
Jadi dalam proses produksi ini perlu adanya pelaku-pelaku atau manusia
yang handal agar dapat menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas, tepat
waktu, dan dapat mencapai target. Dari hal diatas maka perlu dilakukan
motivasi dan menciptakan budaya kerja yang baik dan disiplin agar karyawan
karyawan bersedia bekerja dengan kerelaan dan kesadaran yang tinggi sesuai
produktivitas kerja.
karakter dari organisasi tersebut. Sifat tersebut kita kenal dengan budaya
budaya kerja yang kondusif sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan
sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan sebuah
Nusantara.
4
Nusantara ”
4. Untuk mengetahui pengaruh disiplin, motivasi dan budaya organisasi kerja secara
simultan terhadap produktvitas kerja karyawan PT. Pamapersada
Nusantara.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
nyata di lapangan dan belajar sebagai praktisi dalam menganalisa suatu masalah
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam
yang terkait dengan disiplin, motivasi dan budaya organisasi terhadap produktivitas
kerja agar dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi penelitian – penelitian
selanjutnya.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Disiplin
Singodimedjo (2012) menyatakan enam faktor eksternal yang mempengaruhi disiplin yaitu:
1. Kompensasi
Disiplin tidak akan terwujud tanpa adanya aturan pasti yang dapat menjadi
pedoman bagi bawahan dalam menjalankan tugasnya. Aturan yang tidak jelas
kepastiannya tidak akan mungkin bisa terwujud dalam perilaku bawahan.
Aturan yang pasti ialah aturan yang dibuat tertulis yang dapat menjadi
pedoman bagi pegawai dan tidak berubah – ubah karena situasi dan kondisi.
sesuai dengan standar peraturan. Jika pengawasan lemah maka itu artinya
penting mengingat sifat dasar yang ingin bebas tanpa terikat oleh aturan.
8
berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada
dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih
mudah menegakkan disiplin.
2. Disiplin Korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam
menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi
peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.
2.1.2. Indikator Disiplin
4. Keadilan
sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan
5. Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
6. Sanksi Hukuman
Dengan ini hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut
akan berkurang.
7. Ketegasan
8. Hubungan Kemanusiaan
hubungan bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single
harmonis
1
0
1
1
terhadap perbuatannya
1
3
1
4
2.2. Motivasi
Ada dua jenis motivasi kerja menurut Hasibuan (2013) yaitu terdiri dari :
1. Motivasi Positif
2. Motivasi negatif
bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka
takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu yang panjang dapat berakibat
kurang baik.
dimana yaitu motivasi langsung dan motivasi tidak langsung, sebagai berikut:
menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah
Teori motivasi terbaik yang diketahui adalah teori hierarki kebutuhan dari
Abraham Maslow dalam Robbins (2015). Maslow membuat hipotesis bahwa di
dalam setiap manusia terdapat hierarki lima kebutuhan:
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yaitu meliputi kelaparan,
kehausan, tempat perlindungan dan kebutuhan fisik lainnya.
dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari pegawai
(Sutrisno, 2016).
1. Faktor intern
antara lain:
keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi dengan cara-cara tidak terpuji, namun
cara-cara yang dilakukannya itu masih termasuk bekerja juga.
2. Faktor ekstern
sehari-hari.
Bagi perusahaan besar biasanya sudah ditetapkan sistem dan prosedur kerja
yang harus dipatuhi oleh seluruh pegawai. Sistem dan prosedur kerja ini dapat
disebut dengan peraturan yang berlaku dan bersifat mengatur dan melindungi
para pegawai.
2
0
2
1