Anda di halaman 1dari 2

Erni Hayati & Said Musnadi Faisal. (2018).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja dan


Dampaknya terhadap Kinerja Pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh. Jurnal
Magister Manajemen. Volume 2, No. 1.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja

Adanya analisis kepuasan kerja dapat memberikan manfaat khususnya untuk para atasan atau
pimpinan. Analisis ini digunakan sebagai penilaian yang positif maupun negatif sehingga dapat
digunakan sebagai langkah selanjutnya dalam mengambil keputusan yang tepat bagi pimpinan. Adapun
manfaat dari telaah kepuasan kerja menurut Davis & Newstorm (1985: 112) yaitu sebagai berikut.

a. Pimpinan memperoleh indikasi tentang tingkat kepuasan umumnya dalam perusahaan.

b. Timbulnya komunikasi yang berharga ke semua arah pada saat orang-orang merencanakan,
melaksanakan dan membahas hasil survey.

c. Membaiknya sikap karena survei dijadikan sebagai katup pengaman, penyaluran emosi, dan
kesempatan untuk mengeluarkan uneg-uneg.

d. Kebutuhan pelatihan bagi para penyelia perusahaan berdasarkan apa yang dirasakan para pekerja
yang diawasi tentang seberapa baik penyelia melaksanakan tugasnya.

e. Data bagi serikat pekerja.

f. Perencanaan dan pemantauan perubahan terhadap kebijakan perusahaan.

Penelitian Herzberg (dalam Daft, 2010) mengemukakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan
kepuasan kerja adalah: (1) pencapaian prestasi (achievement), (2) pengakuan prestasi (recognition for
accomplishment), (3) pekerjaan yang menantang (challenging work), (4) tanggung jawab yang
bertambah (increased responsibility), dan (5) pertumbuhan serta perkembangan (growth and
development)

Ditambahkan oleh Tua (2005), bahwa peningkatan kepuasan kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.

a. Melakukan perubahan struktur kerja, misalnya dengan melakukan perputaran pekerjaan (job
rotation), yaitu sebuah sistem perubahan pekerjaan dari salah satu tipe tugas ke tugas yang lainnya yang
disesuaikan dengan job description. Cara kedua yang harus dilakukan adalah dengan pemekaran (job
enlargement), atau perluasan satu pekerjaan sebagai tambahan dan bermacam-macam tugas pekerjaan.
Praktik untuk para pekerja yang menerima tugas-tugas tambahan dan bervariasi dalam usaha untuk
membuat mereka merasakan bahwa mereka adalah lebih dari sekedar anggota dari organisasi.

b. Melakukan perubahan struktur pembayaran, perubahan sistem pembayaran ini dilakukan dengan
berdasarkan pada keahliannya (skill-based pay), yaitu pembayaran dimana para pekerja digaji
berdasarkan pengetahuan dan keterampilannya daripada posisinya di perusahaan. Pembayaran kedua
dilakukan berdasarkan jasanya (merit pay), sistem pembayaran dimana pekerja digaji berdasarkan
performancenya, pencapaian finansial pekerja berdasarkan pada hasil yang dicapai oleh individu itu
sendiri. Pembayaran yang ketiga adalah Gainsharing atau pembayaran berdasarkan pada keberhasilan
kelompok (keuntungan dibagi kepada seluruh anggota kelompok).

c. Pemberian jadwal kerja yang fleksibel, dengan memberikan kontrol pada para pekerja mengenai
pekerjaan sehari-hari mereka, yang sangat penting untuk mereka yang bekerja di daerah padat, dimana
pekerja tidak bisa bekerja tepat waktu atau untuk mereka yang mempunyai tanggung jawab pada anak-
anak. Compressed work week (pekerjaan mingguan yang dipadatkan), dimana jumlah pekerjaan per
harinya dikurangi sedang jumlah jam pekerjaan per hari ditingkatkan. Para pekerja dapat memadatkan
pekerjaannya yang hanya dilakukan dari 6 hari menjadi 5 hari, sehingga mereka dapat memiliki waktu
longgar untuk liburan. Cara yang kedua adalah dengan sistem penjadwalan dimana seorang pekerja
menjalankan sejumlah jam khusus per minggu (Flextime), tetapi tetap mempunyai fleksibilitas kapan
mulai dan mengakhiri pekerjaannya.

d. Mengadakan program yang mendukung, perusahaan mengadakan program-program yang dirasakan


dapat meningkatkan kepuasan kerja para karyawan, seperti; health center, profit sharing, dan employee
sponsored child care.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan dampak dari
pelaksanaan pekerjaan. Karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi terdorong oleh rasa ingin
memuaskan kebutuhannya. Apabila hasil kerja yang diberikan sesuai dengan imbalan yang diberikan
maka akanmerasa puas, namun sebaliknya jika imbalan yang diberikan tidak sesuai dengan hasil kerja
maka akan terjadi ketidakpuasan terhadap pekerjaan mereka. Jika kondisi yang demikian terus terjadi
maka akan menurunkan produktivitas kerja karyawan, selain itu akan timbul rasa kekecewaan dan
frustasi dalam diri karyawan.

Anda mungkin juga menyukai