TINJAUAN PUSTAKA
6
7
yakni dengan jenis serta tanggung jawab yang di tanggung oleh karyawan
akan berbeda. Hal ini di lakukan pada periode tertentu demi mengurangi
tingkat kejenuhan karyawan serta menambah pengalaman kerja karyawan.
1. Tujuan Mutasi
Tujuan dari pelaksanaan mutasi karyawan ini pada intinya adalah
untuk meningkatkan atau menciptakan efesiensi dan efektifitas kerja dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Hasibuan berpendapat bahwa
tujuan mutasi/rotasi adalah karyawan adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
b. Menciptakan keseimbangan antara pegawai dan komposisi
pekerjaan/jabatan.
c. Memperluas/menambah pengetahuan pegawai atau crew.
d. Menghilangkan rasa bosan atau jenuh terhadap pekerjaan.
e. Memberi motivasi agar karyawan mau berupaya meningkatkan karier
lebih tinggi
f. Sebagai pelaksanaan hukuman atau sanksi atas pelanggaran yang di
lakukannya
g. Memberi pengakuan dan imbalan terhadap prestasinya
h. Alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui persaingan terbuka
i. Tindakan pengamanan lebih baik
j. Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan.
k. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama pegawai.
atas pertimbangan suka atau tidak suka (like or dislike) dan adanya unsur
nepotisme. Dari penjelasan tersebut dapat di nyatakan bahwa mutasi
yang baik berlandaskan sifat ilmiah, objektif dan hasil prestasi kerja
karyawan, namun di sisi lain tidak jarang mutasi suatu organisasi itu
terjadi atas dasar kekeluargaan. sebaiknya suatu organisasi menghindari
alasan kekeluargaan.
3. Cara Mutasi
Menurut hasibuan (2013:103) ada dua cara mutasi yang dilakuakan
dalam suatu organisasi, yaitu cara ilmiah dan cara tidak ilmiah. untuk lebih
jelasnya di uraikan sebagai berikut:
1. Cara tidak ilmiah
Mutasi ini dilakukan dengan cara yang tidak ilmiah dilakukan berikut
caranya :
a. Tidak di dasarkan pada norma/atau standar kriteria tertentu.
b. Berorientasi semata mata kepada masa kerja dan ijasah, bukan atas
prestasi atau faktor faktor rill.
c. Berorientasi kepada banyaknya anggaran yang tersedia bukan atas
kebutuhan rill karyawan.berdasarkan spoil system
2. Cara ilmiah
Sedangkan Mutasi ini dilakukan dengan cara yang ilmiah berikut
caranya:
a. Berdasarkan norma atau standar kriteria tertentu, seperti analisis
pekerjaan.
b. Berorientasi pada kebutuhan yang rill/nyata.
c. Berdasarkan pada formasi rill karyawan
d. Berorientasi kepada tujuan yang beraneka ragam.
e. Berdasarkan objektifitas yang dapat di pertanggung jawabkan
Pelaksanaan mutasi pada umumnya di laksanakan dengan cara ilmiah
yang berorientasi pada kebutuhan organisasi, dan berdasarkan norma
atau kriteria tertentu yang sudah di tetapkan sebelumnya oleh
organisasi.
12
13
1. Permintaan Sendiri
Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang di lakukan atas
keinginan sendiri dari karyawan yang bersangkutan dan dengan
mendapat persetujuan dari organisasi. Mutasi atas permintaan sendiri
pada umumnya hanya perpindahan kepada jabatan yang peringkatnya
sama, antar bagian maupun pindah ke tempat lain,
2. Alih tugas produktif (ATP )
Alih tugas produktif (ATP ) adalah mutasi karena kehendak pimpinan
perusahaan untuk meningkatkan produksi dengan penempatan karyawan
bersangkutan ke pejabat atau pekerjaan yang sesuai dengan kecakapanya
ATP di dasarkan pada hasil penilaian prestasi kerja karyawan yang
berprestasi baik untuk di promosikan, sedang karyawan tidak berprestasi
dan tidak disiplin baik di demosikan, alasan lain ATP di dasarkan kepada
kecakapan, kemampuan, sikap dan disiplin karyawan, jadi ATP ini
biasanya bersifat mutasi vertikal (promosi atau demosi).
5. Ruang Lingkup Mutasi
Ruang lingkup Mutasi mencakup semua perubahan posisi/ pekerjaan/
tempat karyawan, baik secara horizontal maupun vertikal (promosi atau
demosi) yang dilakukan karena alasan personal transfer ataupun production
transfer di dalam suatu organisasi.
1. Mutasi cara horizontal
Perubahan tempat atau jabatan karyawan tetapi masih pada ranking yang
sama di dalam organisasi itu. Rotasi horizontal ini mencakup mutasi
tempat dan mutasi jabatan a. Rotasi tempat (tour of area) adalah
perubahan tempat kerja, tetapi tanpa perubahan
jabatan/posisi/golongannya. Sebabnya adalah karena rasa bosan atau
tidak cocok pada suatu tempat baik karena kesehatan maupun pergaulan
yang kurang baik
2. Mutasi cara vertikal
Perubahan posisi/jabatan/ pekerjaannya, promosi atau demosi, sehingga
kewajiban dan kekuasaannya juga berubah. Berikut penjelasan tentang
15
f. Keluar dari kapal denga izin Nakhoda dan pulang kembali tidak
terlambat
g. Wajib membantu memberikan pertolongan dalam penyelamatan kapal
dengan muatan ddengan menerima upah tambahan.
h. Menyediakan diri untuk Nakhoda selama 3 hari setelah habis kontrak
nya untuk kepentingan membuat kisah kapal.
5. Sertifikat Keahlian Anak Buah Kapal/crew kapal secara rinci terdiri
dari:
a. Sertifikat Keahlian Pelaut Nautika, antara lain:
1) Sertifikat Ahli Nautika Tingkat I.
2) Sertifikat Ahli Nautika Tingkat II.
3) Sertifikat Ahli Nautika Tingkat III.
4) Sertifikat Ahli Nautika Tingkat IV.
5) Sertifikat Ahli Nautika Tingkat V.
b. Sertifikat Keahlian Pelaut Teknik Permesinan, meliputi:
1) Sertifikat Ahli Teknik Tingkat I.
2) Sertifikat Ahli Teknik Tingkat II.
3) Sertifikat Ahli Teknik Tingkat III.
4) Sertifikat Ahli Teknik Tingkat IV.
5) Sertifikat Ahli Teknik Tingkat V.
c. Sertifikat Keahlian Radio Elektronika, tediri dari:
1) Sertifikat Radio Elektronika Kelas I.
2) Sertifikat Radio Elektronika Kelas II.
3) Sertifikat Operator Umum.
4) Sertifkat Operator Terbatas.
6. Sertifikat Keterampilan Pelaut
Berikut sertifikat keahlian seorang pelaut atau crew kapal secara rinci:
a. Sertifikat Keterampilan Dasar Pelaut
Yang dimaksud disini adalah Sertifikat Keterampilan Dasar
Keselamatan (Basic Safety Training).
b. Sertifikat keterampilan Keterampilan Khusus, yang tediri atas:
18
b. Engine Department
Engine Department bertanggung jawab untuk menjalankan dan
pemeliharaan peralatan mekanik dan listrik di seluruh kapal
21