Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu organisasi, perusahaan atau lembaga formal maupun non formal


memiliki sebuah sistem dari beberapa sub sistem yang diatur dan disusun dalam
sebuah struktur kompleks yang terdiri dari beberapa divisi yang dibutuhkan
organisasi. Individu yang menempati setiap divisi merupakan hasil kualifikasi
yang telah dilakukan oleh organisasi.

Penempatan kerja atau placement sangat menentukan dalam mendapatkan


individu yang dibutuhkan organisasi, karena penempatan invidu dalam posisi
jabatan yang tepat akan membatu organisasi mencapai tujuan.

Placement adalah suatu pengaturan awal atau pengaturan kembali dari


sesorang atau lebih pegawai pada suatu jabatan baru ataupun jabatan berlainan.
Bagi pegawai baru penempatan artinya pengaturan awal pada suatu jabatan bagi
pegawai yang baru bekerja. Sedangkan menurut (Wahtonik:2011) bagi pegawai
lama ada persamaan pengertian yakni adanya perlakuan direkrut, diseleksi, dan
diberi orientasi sebelum mereka ditempatkan pada posisi yang berbeda dari posisi
sebelumnya.

Sebelum mengadakan penempatan pegawai dalam hal ini perlu melihat metode-
metode yang harus ditempuh dalam penempatan pegawai. Adapun metode-metode
yang harus ditempuh dalam hal ini menurut (Sulistiyani & Rosidah 2003:155)
adalah:

1. Menentukan kebutuhan-kebutuhan Sumber Daya Manusia.


2. Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan atau mengisi
jabatan-jabatan.
3. Mengmbangkan kriteria penempatan yang valid.
4. Pengadaan (recruitment).
5. Menyiapkan daftar dari para pegawai yang berkualitas.
6. Mengadakan seleksi pegawai.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, dapat kami menyusun perumusan masalah yang akan
dibahas pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Placement ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi Placement ?
3. Bagaimana bentuk-bentuk Placement ?
4. Apa saja prinsip dalam Placement ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembuatan makalah mengenai Penempatan kerja/Placement adalah


untuk:

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Placement


2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Placement
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Placement
4. Untuk mengetahui prinsip dalam Placement
BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Pengertian Placement

Penempatan/Placement adalah proses penugasan / pengisian jabatan atau


pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas / jabatan baru atau
jabatan yang berbeda. Penugasan ini dapat berupa penugasan pertama untuk
pegawai yang baru direkrut, tetapi dapat juga melalui promosi, pengalihan, dan
penurunan jabatan bahkan pemutusan hubungan kerja (Hariandja:2002),
sedangkan menurut (Sastrohadiwiryo:2003) penempatan tenaga kerja adalah
proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang telah lulus seleksi
untuk melaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan serta mampu
mempertanggung jawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang, serta tanggung jawabnya.

Menurut (Tohardi :2002) Dalam penempatan karyawan, perusahaan harus


memperhatikan hal – hal berikut :

a. adanya kecakapan yang dimiliki calon karyawan yang akan


ditempatkan juga kemampuan untuk bekerja sama dengan
karyawan lain
b. adanya uraian jabatan yang jelas mengenai jabatan yang lowong
tersebut
c. adanyan kebijakan penempatan karyawan yang baku pada jabatan
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Placement

Menurut (Sastrohadiwiryo:2002), terdapat beberapa faktor yang harus


dipertimbangkan dalam penempatan kerja karyawan, yaitu sebagai berikut:

1. Prestasi Akademik. Prestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama


mengikuti pendidikan sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya
dalam penempatan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan tugas
pekerjaan, serta tanggung jawab.

2. Pengalaman. Pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis, perlu


mendapatkan pertimbangan dalam penempatan tenaga kerja.

3. Kesehatan Fisik dan Mental. Pengujian atau tes kesehatan berdasarkan


laporan dari dokter yang dilampirkan pada surat lamaran, mampu tes
kesehatan khusus diselenggarakan selama seleksi, sebenarnya tidak
menjamin tenaga kerja benar-benar sehat jasmani merupakan rohani.

4. Status Perkawinan. Formulir diberikan kepada para pelamar agar


keadaan pribadi pelamar diketahui dan dapat menjadi sumber pengambilan
keputusan, khususnya dalam bidang ketenagakerjaan. Status perkawinan
dapat menjadi bahan pertimbangan, khususnya menempatkan tenaga kerja
yang bersangkutan. 

5. Usia. Tidak ada satu manusia yang dapat memprediksi bahwa usianya dua
hari lagi akan berakhir, meskipun teknologi dan komputerisasi canggih
digunakan untuk memprediksikannya.

Sedangkan menurut (Mangkunegara:2007), dalam penempatan kerja karyawan


harus mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:

1. Pendidikan. Pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan


minimum yang disyaratkan meliputi pendidikan yang disyaratkan dan
pendidikan alternatif.
2. Pengetahuan Kerja. Pengetahuan kerja yang harus dimiliki oleh seorang
karyawan dengan wajar yaitu pengetahuan kerja sebelum ditempatkan dan
yang baru diperoleh pada waktu karyawan tersebut bekerja dalam
pekerjaan tersebut.

3. Keterampilan Kerja. Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu


pekerjaan yang harus diperoleh dalam praktik, keterampilan kerja ini dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: 1) keterampilan mental seperti
menganalisa data, dan membuat keputusan, 2) keterampilan fisik seperti
membetulkan listrik,mekanik dan lain-lain, serta 3) keterampilan sosial
seperti memengaruhi orang lain, menawarkan barang atau jasa. 

4. Pengalaman Kerja. Pengalaman seorang karyawan untuk melakukan


pekerjaan tertentu dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pekerjaan
yang harus ditempatkan dan lamanya melakukan pekerjaan.

2.3 Bentuk-Bentuk Placement

Menurut (Hariandja:2002), terdapat beberapa bentuk penempatan kerja


karyawan selain penempatan karyawan yang baru direkrut, yaitu: kenaikan
jabatan (promosi), pengalihan (transfer), dan penurunan jabatan (demosi).
Penjelasan ketiga bentuk penempatan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

A. Kenaikan Jabatan (promosi)


Menurut (Siagian :2002) Promosi adalah apabila seseorang pegawai
dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya
lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan yang lebih tinggi dan
penghasilannya lebih besar pula.

B. Pengalihan (transfer)
Pengalihan atau transfer adalah perpindahan seorang pegawai dari satu
jabatan ke jabatan lain dengan tanggung jawab yang sama, gaji yang sama,
dan level organisasi yang sama.
C. Penurunan Jabatan (demosi)
Menurut (Siagian : 2005) Demosi adalah seorang pegawai dengan
berbagai pertimbangan megalami penurunan pangkat atau jabatan dan
penghasilan serta tanggung jawab yang semakin kecil. Dapat dipastikan
bahwa tidak ada seorang pegawai pun yang senang mengalami hal ini.

2.4 Prinsip Dalam Placement

Menurut (Suwatno:2003), terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam


penempatan kerja karyawan, yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip Kemanusiaan, prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur


pekerja yang mempunyai persamaan harga diri, kemauan, keinginan, cita-
cita dan kemampuan harus dihargai posisinya sebagai manusia yang layak
dan tidak dianggap mesin.

2. Prinsip Demokrasi, prinsip ini menunjukkan adanya saling menghormati,


saling menghargai, dan saling mengisi dalam melaksanakan kegiatan.

3. Prinsip The Right Man On The Right Place, prinsip ini penting
dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi
perlu didasarkan pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta
pendidikan yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan.

4. Prinsip Equal Pay For Equal Work, pemberian balas jasa terhadap
karyawan baru didasarkan atas prestasi kerja yang didapat oleh karyawan
yang bersangkutan.

5. Prinsip Kesatuan Arah, prinsip ini diterapkan dalam perusahaan


terhadap setiap karyawan yang bekerja agar dapat melaksanakan tugas-
tugas dibutuhkan ke satu arah, kesatuan pelaksanaan tugas, sejalan dengan
program dan rencana yang digariskan.
6. Prinsip Kesatuan Tujuan, prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan
arah, artinya arah yang dilaksanakan karyawan harus difokuskan pada
tujuan yang dicapai.

7. Prinsip Kesatuan Komando, karyawan yang bekerja selalu dipengaruhi


adanya komando yang diberikan sehingga setiap karyawan hanya
mempunyai satu atasan.

8. Prinsip Efisiensi dan Produktifitas Kerja, prinsip ini merupakan kunci


ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan produktivitas kerja harus
dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai