Anda di halaman 1dari 23

Perencanaan untuk Penempatan

Karyawan

Achmad Rozi El Eroy


(Dosen Tetap STIE Al Khairiyah Cilegon)
Pendahuluan
Langkah awal dalam menghasilkan sumber
daya manusia yang terampil dan handal,
perlu adanya suatu perencanaan dalam
menentukan karyawan yang akan mengisi
pekerjaan yang ada dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja
terletak pada ketepatan dalam penempatan
karyawan, baik penempatan karyawan baru
maupun karyawan lama pada possisi jabatan
baru.
Hakikat Penempatan Pegawai
Proses penempatan merupakan suatu
proses yang sangat menentukan dalam
mendapatkan karyawan yang kompeten
yang di butuhkan pada suatu lembaga,
karena penempatan yang tepat dalam
posisi jabatan yang tepat akan dapat
membantu lembaga tersebut dalam
mencapai tujuan yang di harapkan.
Wilson Bangun (2012),
Penempatan (placement) berkaitan dengan
penyesuaian kemampuan dan bakat seseorang
dengan pekerjaan yang akan dikerjakannya. Suatu
tugas manajer yang penting untuk menempatkan
orang sesuai dengan pekerjaan yang tepat.
Seseorang diberikan pekerjaan sesuai dengan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
dimiliki sesuai dengan persyaratan pekerjaan.
Kesalahan dalam menempatkan karyawan pada
pekerjaan yang sesuai akan mendapatkan hasil
yang kurang baik. Ketidaktelitian dalam hal ini bisa
berakibat pada kurangnya semangat kerja yang
berdampak pada rendahnya prestasi kerja dan
tingginya tingkat turnover dan absensi pegawai.
Arti Penempatan Pegawai
Menurut Marihot T.E Hariandja, menyatakan
bahwa “penempatan merupakan proses
penugasan kembali pegawai pada tugas/
jabatan baru atau jabatan yang berbeda”.
Mathis & Jackson menyatakan bahwa
“penempatan adalah menempatkan posisi
seseorang ke posisi pekerjaaan yang tepat,
seberapa baik seorang karyawan cocok
dengan pekerjaannya akan mempengaruhi
jumlah dan kualitas pekerjaan.”
B. Siswanto Sastrohardiyo, bahwa
”penempatan karyawan adalah untuk
menempatkan pegawai sebagai unsur
pelaksana pekerjaan pada posisi yang
sesuai dengan kemampuan, kecakapan
dan keahliannya
Sastrohadiwiryo (2002:162)
Mengemukakan bahwa: “Penempatan kerja
adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan
kepada karyawan yang lulus seleksi untuk
dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah
ditetapkan, serta mampu
mempertanggungjawabkan segala resiko dan
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas
tugas dan pekerjaan, wewenang serta
tanggung jawab”.
Penempatan sebagai suatu langkah
eksperimental yang sebenarnya bukanlah
merupakan sebuah keputusan final.
Kesimpulan
Berdasarkan definisi yg dikemukakan
oleh para ahli tersebut, maka dapat di
simpulkan bahwa penempatan adalah
kebijaksanaan sumber daya manusia
untuk menentukan posisi/jabatan
seseorang.
Faktor dalam Penempatan Pegawai
Pendidikan
 Prestasiakademis yang dimiliki tenaga kerja selama
mengikuti pendidikan sebelumnya harus dipertimbangkan,
khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut untuk
menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengemban wewenang
dan tanggung jawab. Prestasi akademis yang perlu
dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang terakhir
pendidikan tetapi termasuk jenjang pendidikan yang pernah
dialaminya.
 Tenaga kerja yang memiliki prestasi akademis tinggi harus
ditempatkan pada tugas dan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuannya, sebaliknya tenaga kerja yang memiliki latar
belakang akademis rata-rata atau dibawah standar harus
ditempatkan pada tugas dan pekerjaan ringan dengan beban
wewenang dan tanggung jawab yang relatif rendah
Usia
Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi
perlu dipertimbangkan dalam penempatan
tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja
berdasarkan usia perlu dilakukan untuk
menghindari rendahnya produktivitas
yang dihasilkan oleh karyawan yang
bersangkutan.
c. Keterampilan Kerja
Kecakapan atau keahlian untuk melakukan
suatu pekerjaan yang harus diperoleh dalam
praktek, keterampilan kerja ini dapat di
kelompokan menjadi 3 kategori yaitu:
1) Keterampilan mental, seperti menganalisis
data, membuat keputusan dll.
2) Keterampilan fisik, seperti membetulkan
listrik, mekanik, dll.
3) Keterampilan sosial, seperti mempengaruhi
orang lain, menawarkan barang atau jasa.
d. Pengalaman Kerja
Pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis
perlu mendapatkan pertimbangan dalam
penempatan kerja karyawan. Kenyataan
menunjukkan makin lama karyawan
bekerja, makin banyak pengalaman yang
dimiliki karyawan yang bersangkutan,
sebaliknya semakin singkat masa kerja,
semakin sedikit pengalaman yang diperoleh.
Pengalaman bekerja banyak memberikan
keahlian dan keterampilan kerja.
Prosedur Penempatan Karyawan
 Prosedur penempatan karyawan berkaitan erat
dengan sistem dan proses yang di gunakan.
 prosedur penempatan karyawan harus memenuhi
persyaratan:
a. Harus ada wewenang untuk menempatkan
personalia yang datang dari daftar personalia yang
dikembangkan melalui analisis tenaga kerja.
b. Harus mempunyai standar yang di gunakan
untuk membandingkan calon pekerjaan.
c. arus mempunyai pelamar pekerjaan yang akan di
seleksi untuk di tempatkan
.Apabila terjadi salah penempatan, maka
perlu diadakan suatu program
penyesuaian kembali karyawan yang
bersangkutan sesuai dengan keahlian yang
di miliki, yaitu dengan melakukan:
a. Menempatkan kembali pada posisi
yang lebih sesuai.
b. Menugaskan kembali dengan tugas-
tugas yang sesuai dengan bakat dan
kemampuan
Tujuan Penempatan
 Setiap pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya
mempunyai tujuan. Tujuan berfungsi untuk mengarahkan
perilaku, begitu juga dengan penempatan karyawan, manajer
sumber daya manusia, menempatkan seorang karyawan atau
calon karyawan dengan tujuan antara lain agar karyawan
bersangkutan lebih berdaya guna dalam
melaksanakan pekerjaan yang di bebankan,
serta untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan sebagai dasar kelancaran tugas.
 Maksud diadakan penempatan karyawan adalah untuk
menempatkan karyawan sebagai unsur pelaksanaan pekerjaan
pada posisi yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kemampuan
b. Kecakapan
c. Keahlian
Prinsip-Prinsip Penempatan
Kerja
a. Prinsip kemanusiaan.
Prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur pekerja yang
mempunyai persamaan harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita,
dan kemampuan harus dihargai posisinya sebagai manusia yang
layak tidak dianggap mesin.
b. Prinsip Demokrasi.
Prinsip ini menunjukan adanya saling menghormati, saling
menghargai, dan saling mengisi dalam melakasanakan pekerjaan.
c. Prinsip the right man on the right place.
Prinsip ini penting dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap
orang dalam setiap organisasi yang berarti bahwa penempatan
setiap orang dalam organisasi perlu didasarkan pada kemampuan,
keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang dimiliki oleh orang
yang bersangkutan.
d. Prinsip equal pay for equal work.
Pemberian balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas hasil
prestasi kerja yang didapat oleh pegawai yang bersangkutan.
LANJUTAN
e. Prinsip Kesatuan Arah.
Prinsip ini diterapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja agar
dapat melaksanakan tugas-tugas, dibutuhkan kesatuan arah, kesatuan pelaksanaan
tugas sejalan dengan program dan rencana yang di gariskan.
f. Prinsip Kesatuan Tujuan.
Prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah artinya arah yang dilaksanakan
karyawan harus difokuskan pada tujuan yang dicapai.
g. Prinsip Kesatuan Komando.
Karyawan yang bekerja selalu di pengaruhi adanya komando yang diberikan
sehingga setiap karyawan hanya mempunyai satu orang atasan.
h. Prinsip Efisiensi dan Produktifitas Kerja.
Prinsip ini merupakan kunci ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan
produktifitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Menyesuaikan prinsip tersebut tidak mudah bagi seorang karyawan yang baru yang
belum dikenal, karena alasan itulah maka penempatan pertama biasanya berstatus
“percobaan”.
Orientasi Karyawan
 Penempatan karyawan baru ini harus dilakukan
orientasi dan induksi. Orientasi artinya
memberitahukan kepada karyawan baru tentang
hak dan kewajibannya, tugas dan tanggung
jawabnya, peraturan-peraturan perusahaan,
sejarah dan struktur organisasi perusahaan serta
memperkenalkannya kepada karyawan lama.
 Orientasi kurang tepat apabila dinyatakan sebuah
langkah, oleh karena itu merupakan sebuah
aktivitas yang berlangsung terus. Orientasi
dimulai sebelum induksi dan setelah itu diikuti
oleh apa yang dinamakan “follow-up” (Tindak
lanjut).
Tujuan Orientasi
Menurut Winardi (2000:102) tujuan
orientasi adalah membantu seorang
karyawan baru (atau seorang karyawan
yang baru saja dipindahkan atau yang
baru saja bergabung dengan sebuah team
kerja) dengan apa yang harus
dirasakannya tentang unit baru dan
hubungan-hubungan pekerjaan tersebut
dengan sasaran- sasaran bagi organisasi
secara keseluruhan.
Masalah Dalam Penempatan
Terdapat 3 hal yang mendasari keputusan
penempatan bagi SDM yaitu efektivitas, tuntutan
hukum dan prevensi PHK.
a. Efektivitas
Efektivitas penempatan harus mampu
meminimalisir kemungkinan terjadinya
kekacauan bagi karyawan dan perusahaan. Untuk
mengurangi kekacauan, keputusan promosi dan
transfer harus dibuat sesuai dengan langkah-
langkah seleksi. Ketika penempatan ditetapkan,
karyawan baru harus mendapatkan pengenalan
untuk mengurangi kecemasan dan mempercepat
sosialisasi dan proses belajar.
b. Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan
pada kontrak resmi tertulis disebut hubungan
kerja sukarela dan dilanjutkan dengan
persetujuan. Kedua pihak harus memberitahukan
apabila hubungan itu berakhir. Hak perusahaan
untuk memberhentikan pekerja setiap saat tanpa
sebab menjadi dikenal sebagai doktrin pemberi
kerja. Doktrin ini menyebutkan bahwa pemilik
atau manajemen punya hak diatas hak pekerja atas
pekerjaan mereka. Secara sederhana dikatakan
bahwa seorang pekerja dapat di pecat dengan
alasan apa pun termasuk tanpa alasan.
c. Pencegahan separasi (PHK)
Ketika departemen SDM dapat mencegah
perusahaan kehilangan SDM yang
bernilai, maka uang yang ditanam dalam
rekuitmen, seleksi, orientasi dan pelatihan
tidak hilang. Uang juga dapat dihemat
dengan mengurangi keperluan penyebaran
pekerja yang tersisa.
Kesimpulan
 Penempatan karyawan merupakan usaha
manajemen untuk mengisi setiap posisi yang
kosong dalam suatu organisasi dengan karyawan
yang memenuhi syarat pada saat dibutuhkan.
 Proses penempatan karyawan di dalam lembaga
sesuai bidang yang peminatan dan keahlian yang
dimilikinya juga, karenanya berpengaruh bagi
produktivitas perusahaan.
 Proses penempatan yang baik dan benar akan
membuat karyawan memiliki semangat dalam
bekerja, karena bidang yang digelutinya
merupakan apa yang diminati oleh dirinya dan
pekerjaan itu merupakan suatu hal yang di kuasai
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai