Anda di halaman 1dari 5

PENEMPATAN KERJA (PLACEMENT)

Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam


mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutukan perusahaan, karena
penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan.  Penempatan kerja merupakan hal yang menarik
untuk diperhatikan, karena nantinya akan berhubungan dengan berbagai kepentingan
organisasi maupun kepentingan pegawai itu sendiri.
Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam
mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutuhkan perusahaan, karena
penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan.
Penempatan (placement) adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon
karyawan yang diterima (lulus seleksi) pada jabatan/pekerjaan yang
membutuhkannya dan mendelegasikan wewenang kepada orang tersebut (Hasibuan :
2009).
Penempatan tenaga kerja pada posisi yang tepat bukan hanya menjadi keinginan
perusahaan melainkan ini juga menjadi keinginan tenaga kerja itu sendiri agar yang
bersangkutan dapat mengetahui tanggung jawab dan tugas-tugas yang diberikan serta
menjalankan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Penempatan ini harus sesuia
dengan keahlian yang dimiliki tenaga kerja agar dengan adanya penempatan tersebut
gairah bekerja dan prestasi kerja tinggi serta hasil yang maksimal.
Dalam penempatan karyawan, perusahaan harus memperhatikan hal – hal
berikut :
1. Adanya kecakapan yang dimiliki calon karyawan yang akan ditempatkan juga
kemampuan untuk bekerja sama dengan karyawan lain
2. Adanya uraian jabatan yang jelas mengenai jabatan yang lowong tersebut
3. Adanya kebijakan penempatan karyawan yang baku pada jabatan
Sebelum mengadakan penempatan pegawai dalam hal ini perlu melihat metode-
metode yang harus ditempuh dalam penempatan pegawai. Adapun metode-metode
yang harus ditempuh dalam hal ini menurut Sulistiyani & Rosidah (2003:155)
adalah:
1. Menentukan kebutuhan-kebutuhan Sumber Daya Manusia.
2. Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan atau mengisi
jabatan-jabatan.
3. Mengmbangkan kriteria penempatan yang valid.
4. Pengadaan (recruitment).
5. Menyiapkan daftar dari para pegawai yang berkualitas.
6. Mengadakan seleksi pegawai.
 
Syarat – syarat Penempatan Kerja
Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003:152) ada beberapa persyaratan penting yang
harus dipenuhi dalam rangka penempatan pegawai, adapun persyaratan yang harus
dipenuhi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Informasi analisis jabatan yang memberikan deskripsi jabatan, spesialisasi
jabatan dan standar prestasi yang seharusnya ada dalam setiap jabatan tersebut.
2. Rencana-rencana Sumber Daya Manusia yang akan memberikan manajer
tentang tersedia tidaknya lowongan pegawai suatu instansi.
3. Keberhasilan fungsi rekrutmen yang akan menjamin manajer bahwa tersedia
sekelompok orang yang akan dipilih.

Faktor Penempatan
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa di dalam penempatan karyawan harus
disesuaikan dengan keahlian serta latar belakang pendidikannya sehingga setiap tugas
yang diberikan dapat kegiatan-kegiatan lain dalam penempatan karyawan juga perlu
mempertimbangkan beberapa faktor. Menurut Siswanto (2002) faktor yang perlu
dipertimbangan dalam penempatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor Prestasi Akademik
Faktor prestasi akademik yang telah dicapai oleh karyawan selama mengikuti jenjang
pendidikan harus mendapat pertimbangan dalam menempatkan dimana karyawan
yang bersangkutan harus melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta wewenang
dan tanggung jawab.
2. Faktor Pengalaman
Pengalaman para karyawan sejenis yang telah dialami sebelumnya, perlu mendapat
pertimbangan dalam rangka penempatan karyawan. Pengalaman bekerja banyak
memberikan kecenderungan bahwa karyawan memiliki keahlian dan keterampilan
kerja yang relatif tinggi. Sebaliknya rendah tingkat keahlian dan keterampilannya.
3. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental
Faktor kesehatan fisik dan mental perlu mendapatkan pertimbangan dalam
penempatan karyawan, meskipun kurang akurat terhadap tingkat kepercayaan hasil
tes kesehatan dilakukan terutama kondisi fisik, namun secara sepintass dapat dilihat
kondisi fisik karyawan yang bersangkutan untuk dipertimbangan pada tempat mana
dia diberikan tugas dan pekerjaan yang cocok baginya berdasarkaan kondisi yang
dimilikinya.
4. Faktor Sikap
Sikap merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Dalam perpenempatan
karyawan faktor sikap hendaknya menjadi pertimbangan bagi manajer sumber daya
manusia, karena hal tersebut akan berpengaruh secara langsung baik bagi individu
dan perusahaan maupun bagi masyarakat sebagai pengguna jasa dari perusahaan ittu
sendiri.
5. Faktor Status Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan karyawan kerja adalah hal yang penting.
Dengan mengetahui status perkawinannya dapat ditentukan, dimana seseorang akan
ditempatkan. Misalnya karyawan yang belum menikah ditempatkan di cabang
peusahaandi luar kota dan sebaliknya karyawan yang sudah menikah d itempatkan
pada perusahaan di dalam kota dimana keluarganya bertempat tinggal.
6. Faktor Usia
Faktor usia perlu dipertimbangkan dengan maksud untuk menghindari rendahnya
produktifitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan. Biasanya karyawan
yang usianya sudah tua akan memiliki tingkat produktifitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan karyawan yang usianya lebih rendah.

Bentuk Penempatan Kerja Karyawan


Menurut Hariandja (2002), terdapat beberapa bentuk penempatan kerja karyawan
selain penempatan karyawan yang baru direkrut, yaitu: kenaikan jabatan (promosi),
pengalihan (transfer), dan penurunan jabatan (demosi). Penjelasan ketiga bentuk
penempatan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Promosi
Promosi adalah apabila seseorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki
jabatan yang lebih tinggi dan penghasilannya lebih besar pula, (Siagian :2002).
Seseorang pegawai dipindahkan dari suatu pekerjaan lain yang tanggung jawabnya
lebih besar. Dua kriteria utama dalam melakukan promosi (Siagian: 2005). Menurut
Marihot (2006) promosi adalah penaikan jabatan, menerima kekuasaan dan tanggung
jawab lebih besar dari kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya.
Promosi memiliki manfaat baik bagi perusahaan maupun karyawan, antara lain:
1. Promosi dapat memungkinkan perusahaan memanfaatkan kemampuan
karyawan untuk memperluas usahanya.
2. Promosi dapat mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik.
3. Terdapat korelasi signifikan  antara kesempatan untuk kenaikan pangkat dan
tingkat kepuasan kerja.
2. Transfer
Transfer adalah pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan yang lain yang
memiliki tanggung jawab yang sama dan level yang sama. Dalam hal penempatan
transfer dapat mengambil salah satu dari dua bentuk :
1. Penempatan seorang pada tugas baru dengan tanggung jawab hirarki jabatan
dan penghasilan yang relatif sama dengan status dahulu.
2. Alih tugas penempatan karyawan yang tidak mengalami perubahan.
3. Demosi
Demosi adalah bahwa seseorang, karena berbagai pertimbangan
mengalamipenurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan serta tanggungjawab
yang semakin kecil.Dapat dipastikan bahwa tidak ada seorang pegawai pun yang
senang mengalami hal ini (Siagian : 2005).

Prinsip Penempatan Kerja Karyawan


Menurut Suwatno (2003), terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
penempatan kerja karyawan, yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip Kemanusiaan, prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur
pekerja yang mempunyai persamaan harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita dan
kemampuan harus dihargai posisinya sebagai manusia yang layak dan tidak
dianggap mesin.
2. Prinsip Demokrasi, prinsip ini menunjukkan adanya saling menghormati,
saling menghargai, dan saling mengisi dalam melaksanakan kegiatan.
3. Prinsip The Right Man On The Right Place, prinsip ini penting
dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu
didasarkan pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang
dimiliki oleh orang yang bersangkutan.
4. Prinsip Equal Pay For Equal Work, pemberian balas jasa terhadap
karyawan baru didasarkan atas prestasi kerja yang didapat oleh karyawan yang
bersangkutan.
5. Prinsip Kesatuan Arah, prinsip ini diterapkan dalam perusahaan terhadap
setiap karyawan yang bekerja agar dapat melaksanakan tugas-tugas dibutuhkan
ke satu arah, kesatuan pelaksanaan tugas, sejalan dengan program dan rencana
yang digariskan.
6. Prinsip Kesatuan Tujuan, prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan
arah, artinya arah yang dilaksanakan karyawan harus difokuskan pada tujuan
yang dicapai.
7. Prinsip Kesatuan Komando, karyawan yang bekerja selalu dipengaruhi
adanya komando yang diberikan sehingga setiap karyawan hanya mempunyai
satu atasan.
8. Prinsip Efisiensi dan Produktifitas Kerja, prinsip ini merupakan kunci ke
arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan produktivitas kerja harus dicapai
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai