OLEH :
FEBBY NOVITASARI
1501204017
Latar Belakang
Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan tidak akan memberikan hasil yang
optimum apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang
optimum. Kinerja karyawan merupakan suatu tindakan yang dilakukan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan. Kinerja perusahaan adalah tingkat
pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan atau organisasi, termasuk
kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja diperusahaan tersebut. Kinerja
merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang baik sangat menunjang
tercapainya tujuan organisasi yang ingin di capai. Menurut Thoha (2011) “Kemampuan
merupakan salah satu unsur dalam kematangan berkaitan dengan pengetahuan atau
keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan suatu pengalaman”.
Kemampuan yang optimal merupakan hal yang sangat mendukung organisasi dalam
menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien dalam suatu kegiatan pekerjaan.
Upaya yang dilakukan dalam menjalankan kehidupan, setiap tenaga kerja baik
pengusaha, karyawan, pegawai, maupun buruh yang bergerak dalam sektor jasa, industri,
pertanian, dan perusahaan pasti memiliki tujuan yang harus dicapai demi kesejahteraan dalam
menjalani hidup. Untuk mencapai tujuan-tujuan diperlukan serangkaian kegiatan yang
dikenal sebagai proses manajemen, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya.
Dalam mencapai tujuan dalam sebuah perusahaan, kerjasama antara perusahaan dan para
karyawan sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, agar terwujudnya kerjasama yang baik,
perusahaan harus dapat menyesuaikannya. Dalam hal ini kinerja karyawan sangat
menentukan tercapainya tujuan tersebut. Dalam upaya tercapainya kinerja karyawan yang
baik, pengalaman kerja, pengetahuan dan motivasi mengambil peran besar di dalamnya.
Terlebih lagi untuk berhasil tidaknya suatu perusahaan, sebagian besar ditentukan oleh
perilaku-perilaku manusia yang melaksanakan atau memegang pekerjaan. Mengingat begitu
besarnya peran dan kedudukan sumber daya manusia sebagai karyawan dalam kegiatan usaha
perusahaan, maka diperlukan pengalaman kerja, pengetahuan karyawan dan motivasi
sehingga dapat dijaga mekanisme kerja yang baik.
Pada dasarnya kinerja di ukur dari pemahaman seseorang terhadap ilmu pengetahuan,
keahlian dan perilaku seseorang dalam melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien.
Sutrisno (2016) berpendapat bahwa “kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing, atau tentang bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan
berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta kuantitas, kualitas
dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas”. Untuk itu, penguatan karyawan dalam
hal keterampilan, pengalaman dan kemampuan sumber daya manusia merupakan kebutuhan
mutlak yang harus di penuhi oleh setiap organisasi dan perusahaan.
Selain keterampilan di atas, tidak kalah pentingnya adalah bagaimana sumber daya
manusia harus memiliki pengalaman kerja yang baik dan mumpuni dalam suatu kegiatan
pekerjaan dimana sumber daya yang memiliki waktu bekerja lebih lama akan memiliki
pengalaman yang lebih baik dan optimal dari pada karyawan yang masih baru bekerja di
bidang tertentu, baik dalam hal keterampilan maupun kemampuan karyawan yang diperoleh
karyawan dalam pengalaman kerja sebelumnya. Sutrisno (2016) menyatakan bahwa
“pengalaman kerja merupakan suatu dasar atau acuan karyawan agar dapat menempatkan diri
secara tepat, berani mengambil resiko, mampu menghadapi tantangan dengan penuh
tanggung jawab serta mampu berkomunikasi dengan baik terhadap berbagai pihak untuk
tetap menjaga produktivitas kinerja dan menghasilkan individu yang kompeten dalam
bidangnya”. Sesuatu hal yang di ketahui dari proses pengetahuan dan pembelajaran
merupakan suatu pengalaman yang dimiliki individu, semakin tinggi tingkat pendidikan yang
di miliki dan semakin lama pekerjaan yang di jalani maka akan semakin tinggi pula
pengalaman yang dimiliki oleh individu tersebut.
Sumber daya manusia memegang peranan penting, karena sumber daya manusia selalu
berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan dimana manusia menjadi perencana,
pelaksana, serta penentu terwujudnya tujuan yang hendak dicapai. Maka dari itu sumber daya
manusia harus digunakan sebaikbaiknya dan dikembangkan kemampuannya agar hasil
kerjanya produktif. Kualitas SDM sebuah organisasi merupakan salah satu faktor utama baik
atau buruknya organisasi termasuk didalamnya perusahaan kelapa sawit. Jika SDM lemah,
maka perkembangan organisasi dapat terhambat dan produktivitasnya menjadi terbatas
sehingga organisasi tidak mampu bersaing baik dalam skala lokal, regional, maupun global.
Organisasi dalam konteks ini adalah perusahaan Mixue adalah perusahaan ice cream dan tea
shop yang berdiri sejak tahun 1997, yang memiliki 3000 toko di China dan Vietnam, di tahun
2020 mulai membuka cabang di Indonesia. Perusahaan ini memiliki 3 store di Cirebon; Jl.
Ciremai Raya D15, Jl. Ariodinoto 3, dan Jl. Fatahillah No. 12A.
Mixue Ice Cream & Tea merupakan perusahaan es krim dan tea shop asal China
yang telah berdiri sejak 1997. Bisnis ini telah tersebar luas dan memiliki lebih dari
10.000 toko di dalam dan luar China. Bahkan, sejak 2020 lalu, Mixue telah masuk ke
pasar Indonesia. Awalnya, Mixue Ice Cream & Tea merupakan bisnis bubble tea di
Zhengzhou. Namun, Zhang Hongchao memindahkannya ke Distrik Hefei yang dinilai
memiliki penduduk lebih banyak dan kota yang lebih luas. Besar harapan Hongchao
untuk mendapatkan pelanggan lebih banyak di wilayah ini. Sayangnya, harapan
tersebut pupus. Ia pun memutuskan kembali ke Zhengzhou. Zhengzhou pun terus
melakukan serangkaian percobaan resep dan melakukan inovasi lainnya pada 1999.
Pada akhirnya, entrepreneur muda ini menemukan momentumnya justru pada 2006.
Banyak orang memburu MXBC lantaran harganya yang sangat murah untuk ukuran
sebuah es krim cone yang identik dengan harganya yang cukup mahal. Dengan
harganya yang murah ini, MXBC atau yang kini lebih dikenal Mixue Ice Cream & Tea
ini menjadi salah satu bisnis es krim terbesar di China. Menurut situs Pandaily, Mixue
berhasil meraih pendapatan mencapai CNY20 miliar atau sekitar Rp44,7 triliun per
tahun sejak awal 2021. Saat ini, Mixue Ice Cream & Tea telah memiliki lebih dari
10.000 kedai yang tersebar di China hingga ke mancanegara seperti Vietnam,
Singapura, Malaysia, bahkan Indonesia.
Tabel 1.1
Research gap pengetahuan terhadap kinerja karyawan
Hasil Penelitian Penelliti
Tabel 1.2
Research gap kemampuan terhadap kinerja karyawan
Hasil Penelitian Penelliti
Pengaruh kemampuan terhadap kinerja karyawan yang diteliti Sri Yuni Sulistiani oleh
menunjukkan bahwa kemampuan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini
bertentangan dengan hasil yang dilakukan oleh Astuti yang menunjukkan bahwa kemampuan
tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis menyatakan rumusan masalah sebagai
berikut : “Kualitas Pelayanan Pengunjung Di Terminal Harjamukti Kota Cirebon belum
terlaksana secara optimal ”
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban atas permasalahan mengenai pengaruh
kompetensi karyawan terhadap kinerja karyawan. Tujuan tersebut diantaranya:
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori
A. Pengetahuan
Menurut hasil penelitian Dila Rukmi Octaviana dan Reza Aditya Ramadhani (2021)
Pengetahuan adalah bagian esensial dari eksistensi manusia, karena pengetahuan
merupakan buah dan aktivitas berfikir yang dilakukan oleh manusia. Berfikir merupakan
diffensia yang memisahkan manusia dari semua genus lainnya seperti hewan.
Pengetahuan dapat berupa pengetahuan empiris dan rasional. Pengetahuan empiris
menekankan pada pengalaman indrawi dan pengamatan atas segala fakta tertentu.
Pengetahuan ini disebut juga pengetahuan yang bersifat apesteriori.
Menurut hasil penelitian Donsu (2017) pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa
keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek
tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku
terbuka atau open behavior. Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang
dimilikinya. Panca indra manusia berguna untuk penginderaan terhadap objek yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan.
Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja melalui cara-
cara dan dengan alat-alat tertentu. Pengetahuan ini bermacam-macam jenis dan sifatnya,
ada yang langsung dan ada yang tak langsung, ada yang bersifat tidak tetap (berubah-
ubah), subyektif, dan khusus, dan ada pula yang bersifat tetap, obyektif dan umum. Jenis
dan sifat pengetahuan ini pengetahuan ini tergantung kepada sumbernya dan dengan cara
dan alat apa pengetahuan itu diperoleh, serta ada pengetahuan yang benar dan ada
pengetahuan yang salah. Tentu saja yang dikehendaki adalah pengetahuan yang benar
(Suhartono, 2007; Suwanti dan Aprilin, 2017). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Notoatmodjo, 2003; Suwanti dan Aprilin, 2017)
Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan
(justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi
bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi
baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini,
pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar
secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-
fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru.
Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief sistem)
dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari (Fatim dan Suwanti,
2017)
B. Kemampuan
Berdasarkan konsep dasar manusia, maka hal ini dapat dijadikan acara setiap
perusahaan yang mengharapkan dan berupaya sekuat tenaga agar para karyawannya dapat
mencapai tujuan kinerja yang ditetapkan sebelumnya. Meskipun banyak faktor yang
dapat mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalan untuk mencapai tujuan tersebut,
namun untuk sebagian besar ditemukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang
terdapat didalamnya. Baik karyawan dilapisan bawah, menengah maupun mereka yang
menduduki jabatan pimpinan puncak.
Kemampuan para karyawan inilah yang harus terus dikembangkan oleh perusahaan
agar mampu menjadi tulang punggung keberhasilan perusahaan, banyak cara yang dapat
digunakan dalam meningkatkan kemampuan karyawan seperti seminar, pelatihan ataupun
meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kemampuan adalah kapasitas
seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan
dapat berupa bakat dan minat yang dimiliki oleh pegawai, dengan kemampuan yang
dimikinya para karyawan dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas secara baik dengan
hasil yang maksimal.
Kemampuan karyawan juga dapat berupa skill (keahlian) yang perlu terus
ditingkatkan, karena skill adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang
sifatnya spesifik, fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk
mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajri namun membutuhkan
dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif,
semangat motivasi, waktu dan terkadang uang. Untuk itulah kemampuan kerja diperlukan
mutlak karena dengan kemampuan karyawan, tujuan perusahaan dapat dicapai.
C. Kinerja
Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang atau sekelompok dalam suatu
periode waktu tertentu yang merefleksikan seberapa baik seseorang atau kelompok
tersebut memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan dalam usaha pencapaian tujuan
organisasi (Bernardin dan Russell, 2002). Menurut Mangkunegara (2010 : 67), kinerja
merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kasmir (2016 : 182) mengatakan kinerja merupakan hasil kerja dan perilaku kerja
yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan
dalam suatu periode tertentu. Meningkatnya kinerja perorangan (individual performance)
maka kemungkinan besar juga akan meningkatkan kinerja perusahaan (coorporate
performance) karena keduanya mempunyai hubungan yang erat.
Mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widjaja dkk. (2018),
menunjukan bahwa pengetahuan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Merujuk
dari konsep teori dan hasil penelitian tersebut, sehingga dihipotesiskan sebagai berikut :
Variabel independen (X) terdiri dari Pengerahuan (X1), dalam penelitian ini diukur
dengan indikator:
Menurut Tengland (2011:283) definisi “kemampuan kerja yang spesifik dapat di lihat
dari seseorang yang memiliki kemampuan kerja tertentu seperti yang memiliki
kompetensi manual, intelektual dan sosial sekaligus bersamaan dengan fisik, mental dan
kesehatan sosial yang dipelukan untuk kompetensi, dan memiliki kebijakan dasar dan
kebijakan pekerjaan spesifik dan relevan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
berhubungan dengan pekerjaan dengan standar kualitas kerja yang baik”.
Merujuk dari konsep teori dan hasil penelitian tersebut, sehingga di hipotesiskan
sebagai berikut :
Variabel independen (X) terdiri dari Kemapuan (X2), dalam penelitian ini diukur
dengan indikator:
Pengetahuan
Kemampuan
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif, yaitu tipe penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Keunggulan dari penelitian kausal komparatif adalah memungkinkan peneliti untuk
meneliti sejumlah variabel yang tidak bisa diteliti secara eksperimen serta memudahkan
dalam identifikasi variabel ( Mudrajat Kuncoro, 2013:277).
Peneliti dapat mengidentifikasi fakta atau peristiwa sebagai variabel yang dipengaruhi
(dependent) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi
(independent) variabel tersebut (Indriantoro dan Supomo, 2011:27). Penelitian ini
menggunakan jenis data kuantitatif karena data yang disajikan berhubungan dengan
angka atau scoring. Data-data yang tersebut lalu dianalisis dan diolah ke dalam bentuk
analisis statistik untuk menguji hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel yang
digunakan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UKM yang berada di Kabupaten. Adapun subjek yang
digunakan dalam penelitian ini langsung pada pemilik UKM di Kabupaten Bandung.
C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel penelitian ini
terbagi menjadi dua, yaitu:
Variabel merupakan atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu
orang dengan orang lain atau satu objek dengan objek lainnya (Sugiyono, 2014).
Sedangkan definisi operasional akan menunjukkan indikator atau konstrak yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini definisi operasional
variabel adalah sebagai berikut:
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam sebuah usaha dan merupakan sarana penentu dalam suatu proses
untuk mencapai tujuan usaha. Kinerja usaha harus dapat diukur berdasarkan
ukuran tertentu dan dalam kesatuan waktu. Variabel kinerja karyawan dalam
penelitian ini diukur menggunakan modifikasi atas instrumen yang dikembangkan
oleh Musran Minuzu (2010). Pengukuran tersebut menggunakan 5 indikator yaitu:
a) pertumbuhan penjualan
b) pertumbuhan modal
c) penambahan tenaga kerja setiap tahun
d) pertumbuhan pasar dan pemasaran e. pertumbuhan keuntungan / laba
usaha.
2. Aspek Pengetahuan (X1)
Kemampuan adalah hal-hal atau langkah-langkah yang kita kuasai karena kita
melatih atau melakukanya secara terus menerus. Karyawan yang memiliki tingkat
keterampilan tinggi akan dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Pesiwarissa
(2008) menyebutkan yang menjadi indikator keterampilan yaitu :
E. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh objek penelitian, baik benda nyata, abstrak, peristiwa maupun
gejala yang memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah pelaku UKM di Kabupaten Bandung.
F. Teknik Pengumpulan
Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah suvei ke
lapangan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara menyusun daftar pertanyaan secara tertulis yang kemudian dibagikan
kepada responden untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian
berdasarkan skala pengukuran.
Kuesioner akan berisi masalah-masalah yang terkait dengan objek yang akan diteliti
sesuai dengan indikator-indikator variabel pada instrumen penelitian. Kuesioner ini akan
dibagikan kepada responden untuk diisi, selanjutnya dikembalikan kepada peneliti untuk
dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
G. Instrumen Penelitian
Kuesioner penelitian dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi data
karakteristik responden yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, nama usaha, jabatan,
dan pendidikan terakhir. Bagian kedua berisi pertanyaan yang berhubungan dengan
variabel independen (aspek keuangan dan kompetensi SDM) dan variabel dependen
(kinerja UMKM). Variabel-variabel tersebut akan diukur menggunakan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
maupun kelompok mengenai suatu fenomena sosial (Sugiyono, 2012). Skala likert yang
digunakan adalah skala likert 5 poin dengan asumsi sebagai berikut:
Tidak Setuju 2
Cukup Setuju 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
Teknik Analisis data merupakan salah satu bagian dari proses penelitian. Analisis data
berarti menginterprestasikan data-data yang telah dikumpul dari lapangan dan telah diolah
sehingga menghasilkan informasi tertentu.
Untuk mengadakan pengujian terhadap hipotesis ini dan menjawab rumusan masalah
yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis menggunakan analisis data. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Analisis Deskriptif
Deskriptif data merupakan suatu metode atau cara-cara yang digunakan untuk
meringkas dan menyimpulkan data. Deskriptif digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum
ataupun generalisasi.
Pada SPSS uji ini dapat dilihat pada kolom corrected itemtotal
correlation yang merupakan nilai r-hitung untuk masingmasing
pernyataan. Penilaiannya dengan cara membandingkan nilai r-hitun pada r-
tabel. Apabila r-hitung lebih dari r-tabel maka dapat dikatakan bahwa butir
pernyataan valid. Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product
Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑛 𝛴 𝑥𝑦 − (𝛴𝑥)(𝛴𝑦)
𝑟=
√n Σx 2 − (x)2 (nΣy 2 − (Σy)2
Dimana:
x = (x-x) y = (y-y)
n = jumlah sampel
Jika hasil r hitung lebih besar dari r tabel, maka itu membuktikan
bahwa kuesioner dikatakan valid, dengan signifikan sebesar α = 5%
b) Uji Reliabilitas
2
𝑘 Σab
𝑟 ( ) (1 − )
𝑘−1 6t 2
Dimana:
Uji asumsi kalsik yaitu dalam penggunaan regresi, terhadap dua asumsi dasar
yang terpenting sebagai syarat penggunaan metode regresi. Dengan dipenuhinya
asumsi tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau
sama dengan kenyataan.
a) Uji Normalitas
b) Uji Multikolinearitas
1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak ada
multikolinearitas.
2) Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka ada
multikolinearitas.
c) Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dan residual pengamatan yang lain dengan dasar
pengambilan keputasan adalah sebagai berikut.
Y = a + b.X + Ꜫ
Keterangan:
Ꜫ = standart error
a dan b = Konstanta
Y = a + b1X1 + b2X2 + Ꜫ
Keterangan:
a) Uji F (Simultan)
1. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau jika
p < 0,05, maka H0 ditolak dengan Ha diterima.
2. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, atau jika
p> 0,05 maka H0 diterima dengan Ha ditolak.
b) Uji t (Parsial)
1. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau jika p
< 0,05 maka H0 ditolak dengan Ha diterima.
2. Jika t hitung > t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, atau jika p
> 0,05 maka H0 diterima dengan Ha ditolak.
c) Koefisien Determinasi
R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.