Anda di halaman 1dari 23

DAMPAK PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN SUMBER

DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PADA MIXUE


CABANG KOTA CIREBON

OLEH :
FEBBY NOVITASARI
1501204017

JURUSAN ADMINSTRASI BISNIS


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan tidak akan memberikan hasil yang
optimum apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang
optimum. Kinerja karyawan merupakan suatu tindakan yang dilakukan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan. Kinerja perusahaan adalah tingkat
pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan atau organisasi, termasuk
kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja diperusahaan tersebut. Kinerja
merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.

Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang baik sangat menunjang
tercapainya tujuan organisasi yang ingin di capai. Menurut Thoha (2011) “Kemampuan
merupakan salah satu unsur dalam kematangan berkaitan dengan pengetahuan atau
keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan suatu pengalaman”.
Kemampuan yang optimal merupakan hal yang sangat mendukung organisasi dalam
menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien dalam suatu kegiatan pekerjaan.

Upaya yang dilakukan dalam menjalankan kehidupan, setiap tenaga kerja baik
pengusaha, karyawan, pegawai, maupun buruh yang bergerak dalam sektor jasa, industri,
pertanian, dan perusahaan pasti memiliki tujuan yang harus dicapai demi kesejahteraan dalam
menjalani hidup. Untuk mencapai tujuan-tujuan diperlukan serangkaian kegiatan yang
dikenal sebagai proses manajemen, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya.

Dalam mencapai tujuan dalam sebuah perusahaan, kerjasama antara perusahaan dan para
karyawan sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, agar terwujudnya kerjasama yang baik,
perusahaan harus dapat menyesuaikannya. Dalam hal ini kinerja karyawan sangat
menentukan tercapainya tujuan tersebut. Dalam upaya tercapainya kinerja karyawan yang
baik, pengalaman kerja, pengetahuan dan motivasi mengambil peran besar di dalamnya.
Terlebih lagi untuk berhasil tidaknya suatu perusahaan, sebagian besar ditentukan oleh
perilaku-perilaku manusia yang melaksanakan atau memegang pekerjaan. Mengingat begitu
besarnya peran dan kedudukan sumber daya manusia sebagai karyawan dalam kegiatan usaha
perusahaan, maka diperlukan pengalaman kerja, pengetahuan karyawan dan motivasi
sehingga dapat dijaga mekanisme kerja yang baik.

Pada dasarnya kinerja di ukur dari pemahaman seseorang terhadap ilmu pengetahuan,
keahlian dan perilaku seseorang dalam melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien.
Sutrisno (2016) berpendapat bahwa “kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing, atau tentang bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan
berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta kuantitas, kualitas
dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas”. Untuk itu, penguatan karyawan dalam
hal keterampilan, pengalaman dan kemampuan sumber daya manusia merupakan kebutuhan
mutlak yang harus di penuhi oleh setiap organisasi dan perusahaan.

Lian (2013) menyatakan bahwa “keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk


melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan”. Selanjutnya keterampilan menurut Dunnett’s
dalam Lian Arcynthia (2013) “keterampilan (skill) adalah sebagai kapasitas yang dibutuhkan
untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan
pengalaman. Keahlian seseorang tercemin dengan seberapa baik seseorang dalam
melaksanakan suatu kegiatan yang spesifik, seperti mengoperasikan suatu peralatan,
berkomunikasi efektif atau mengimplementasikan suatu strategi bisnis”.

Selain keterampilan di atas, tidak kalah pentingnya adalah bagaimana sumber daya
manusia harus memiliki pengalaman kerja yang baik dan mumpuni dalam suatu kegiatan
pekerjaan dimana sumber daya yang memiliki waktu bekerja lebih lama akan memiliki
pengalaman yang lebih baik dan optimal dari pada karyawan yang masih baru bekerja di
bidang tertentu, baik dalam hal keterampilan maupun kemampuan karyawan yang diperoleh
karyawan dalam pengalaman kerja sebelumnya. Sutrisno (2016) menyatakan bahwa
“pengalaman kerja merupakan suatu dasar atau acuan karyawan agar dapat menempatkan diri
secara tepat, berani mengambil resiko, mampu menghadapi tantangan dengan penuh
tanggung jawab serta mampu berkomunikasi dengan baik terhadap berbagai pihak untuk
tetap menjaga produktivitas kinerja dan menghasilkan individu yang kompeten dalam
bidangnya”. Sesuatu hal yang di ketahui dari proses pengetahuan dan pembelajaran
merupakan suatu pengalaman yang dimiliki individu, semakin tinggi tingkat pendidikan yang
di miliki dan semakin lama pekerjaan yang di jalani maka akan semakin tinggi pula
pengalaman yang dimiliki oleh individu tersebut.

Dalam meningkatkan kinerja karyawan, bagian sumber daya manusia sangat


memeperhatikan motivasi kerja para karyawan. Setiap pekerjaan dalam bidang apapun selain
membutuhkan kemampuan atau kecakapan pribadi, juga membutuhkan motivasi yang cukup
pada diri karyawan, sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat berhasil dengan sebaik-
baiknya. Tanpa motivasi, karyawan tidak akan dapat melakukan sesuatu.

Pengetahuan dan keterampilan bisa diperoleh secara bersamaan apabila karyawan


tersebut memiliki kompetensi yang tinggi dalam bekerja. Menurut Mathis dan Jackson (2001)
kompetensi kerja adalah perpaduan beberapa keterampilan, pengetahuan serta kemampuan
karyawan dalam bekerja. Dengan begitu dapat kita pahami bahwa tingginya kompetensi
karyawan dipengaruhi oleh pengetahuan karyawan yang cukup banyak tentang pekerjaan
serta keterampilan karyawan dalam bekerja. Selanjutnya apabila karyawan mempunyai
kompetensi tinggi dalam bekerja tentunya kinerja karyawan juga akan tinggi. Kinerja
menunjukkan keterampilan dan pengetahuan pekerja (Konopaske, Ivancevich, dan Matteson
2002).

Sumber daya manusia memegang peranan penting, karena sumber daya manusia selalu
berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan dimana manusia menjadi perencana,
pelaksana, serta penentu terwujudnya tujuan yang hendak dicapai. Maka dari itu sumber daya
manusia harus digunakan sebaikbaiknya dan dikembangkan kemampuannya agar hasil
kerjanya produktif. Kualitas SDM sebuah organisasi merupakan salah satu faktor utama baik
atau buruknya organisasi termasuk didalamnya perusahaan kelapa sawit. Jika SDM lemah,
maka perkembangan organisasi dapat terhambat dan produktivitasnya menjadi terbatas
sehingga organisasi tidak mampu bersaing baik dalam skala lokal, regional, maupun global.
Organisasi dalam konteks ini adalah perusahaan Mixue adalah perusahaan ice cream dan tea
shop yang berdiri sejak tahun 1997, yang memiliki 3000 toko di China dan Vietnam, di tahun
2020 mulai membuka cabang di Indonesia. Perusahaan ini memiliki 3 store di Cirebon; Jl.
Ciremai Raya D15, Jl. Ariodinoto 3, dan Jl. Fatahillah No. 12A.

Mixue Ice Cream & Tea merupakan perusahaan es krim dan tea shop asal China
yang telah berdiri sejak 1997. Bisnis ini telah tersebar luas dan memiliki lebih dari
10.000 toko di dalam dan luar China. Bahkan, sejak 2020 lalu, Mixue telah masuk ke
pasar Indonesia. Awalnya, Mixue Ice Cream & Tea merupakan bisnis bubble tea di
Zhengzhou. Namun, Zhang Hongchao memindahkannya ke Distrik Hefei yang dinilai
memiliki penduduk lebih banyak dan kota yang lebih luas. Besar harapan Hongchao
untuk mendapatkan pelanggan lebih banyak di wilayah ini. Sayangnya, harapan
tersebut pupus. Ia pun memutuskan kembali ke Zhengzhou. Zhengzhou pun terus
melakukan serangkaian percobaan resep dan melakukan inovasi lainnya pada 1999.
Pada akhirnya, entrepreneur muda ini menemukan momentumnya justru pada 2006.
Banyak orang memburu MXBC lantaran harganya yang sangat murah untuk ukuran
sebuah es krim cone yang identik dengan harganya yang cukup mahal. Dengan
harganya yang murah ini, MXBC atau yang kini lebih dikenal Mixue Ice Cream & Tea
ini menjadi salah satu bisnis es krim terbesar di China. Menurut situs Pandaily, Mixue
berhasil meraih pendapatan mencapai CNY20 miliar atau sekitar Rp44,7 triliun per
tahun sejak awal 2021. Saat ini, Mixue Ice Cream & Tea telah memiliki lebih dari
10.000 kedai yang tersebar di China hingga ke mancanegara seperti Vietnam,
Singapura, Malaysia, bahkan Indonesia.

Berdasarkan penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gap dari variabel


yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1
Research gap pengetahuan terhadap kinerja karyawan
Hasil Penelitian Penelliti

Terdapat pengaruh antara


pengetahuan terhadap kinerja
Pengaruh pengetahuan karyawan Alias Serlin Serang (2018)
terhadap kinerja karyawan
Tidak terdapat pengaruh
antara pengetahuan terhadap
kinerja karyawan Chres F.P Laoh (2016)
Pengaruh pengetahuan terhadap kinerja karyawan yang diteliti oleh Alias Serlin
Serang menunjukkan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini
bertentangan dengan hasil yang dilakukan oleh Chres F.P Laoh yang menunjukkan bahwa
pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Tabel 1.2
Research gap kemampuan terhadap kinerja karyawan
Hasil Penelitian Penelliti

Terdapat pengaruh antara Sri Yuni Sulistiani (2016)


kemampuan terhadap kinerja
Pengaruh Kemampuan karyawan
terhadap kinerja karyawan
Tidak terdapat pengaruh Astuti (2017)
antara kemampuan terhadap
kinerja karyawan

Pengaruh kemampuan terhadap kinerja karyawan yang diteliti Sri Yuni Sulistiani oleh
menunjukkan bahwa kemampuan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini
bertentangan dengan hasil yang dilakukan oleh Astuti yang menunjukkan bahwa kemampuan
tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis menyatakan rumusan masalah sebagai
berikut : “Kualitas Pelayanan Pengunjung Di Terminal Harjamukti Kota Cirebon belum
terlaksana secara optimal ”

1. Bagaimana pengaruh antara pengetahuan sumber daya manusia dengan kinerja


karyawan pada Mixue cabang Cirebon?
2. Bagaimana pengaruh antara keterampilan sumber daya manusia dengankinerja
karyawan pada Mixue cabang Cirebon?
3. Bagaimana pengaruh pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia terhadap
kinerja karyawan Mixue?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban atas permasalahan mengenai pengaruh
kompetensi karyawan terhadap kinerja karyawan. Tujuan tersebut diantaranya:

a) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap kinerja karyawan.


b) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kemampuan terhadap kinerja karyawan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

A. Pengetahuan

Menurut hasil penelitian Dila Rukmi Octaviana dan Reza Aditya Ramadhani (2021)
Pengetahuan adalah bagian esensial dari eksistensi manusia, karena pengetahuan
merupakan buah dan aktivitas berfikir yang dilakukan oleh manusia. Berfikir merupakan
diffensia yang memisahkan manusia dari semua genus lainnya seperti hewan.
Pengetahuan dapat berupa pengetahuan empiris dan rasional. Pengetahuan empiris
menekankan pada pengalaman indrawi dan pengamatan atas segala fakta tertentu.
Pengetahuan ini disebut juga pengetahuan yang bersifat apesteriori.

Menurut hasil penelitian Donsu (2017) pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa
keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek
tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku
terbuka atau open behavior. Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang
dimilikinya. Panca indra manusia berguna untuk penginderaan terhadap objek yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan.

Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja melalui cara-
cara dan dengan alat-alat tertentu. Pengetahuan ini bermacam-macam jenis dan sifatnya,
ada yang langsung dan ada yang tak langsung, ada yang bersifat tidak tetap (berubah-
ubah), subyektif, dan khusus, dan ada pula yang bersifat tetap, obyektif dan umum. Jenis
dan sifat pengetahuan ini pengetahuan ini tergantung kepada sumbernya dan dengan cara
dan alat apa pengetahuan itu diperoleh, serta ada pengetahuan yang benar dan ada
pengetahuan yang salah. Tentu saja yang dikehendaki adalah pengetahuan yang benar
(Suhartono, 2007; Suwanti dan Aprilin, 2017). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Notoatmodjo, 2003; Suwanti dan Aprilin, 2017)
Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan
(justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi
bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi
baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini,
pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar
secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-
fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru.
Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief sistem)
dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari (Fatim dan Suwanti,
2017)

B. Kemampuan

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan


pemikiran analisis. Tidak mungkin memperbaiki melalui setiap intervensi yang
diwujudkan suatu organisasi. Sudah tentu faktor seperti pengalaman dapat meningkatkan
kecapakan dalam kompetensi ini.

Berdasarkan konsep dasar manusia, maka hal ini dapat dijadikan acara setiap
perusahaan yang mengharapkan dan berupaya sekuat tenaga agar para karyawannya dapat
mencapai tujuan kinerja yang ditetapkan sebelumnya. Meskipun banyak faktor yang
dapat mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalan untuk mencapai tujuan tersebut,
namun untuk sebagian besar ditemukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang
terdapat didalamnya. Baik karyawan dilapisan bawah, menengah maupun mereka yang
menduduki jabatan pimpinan puncak.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian mampu adalah kesanggupan atau


kecakapan, sedangkan kemapuan berarti seseorang atau aparat yang memiliki kecakapan
atau kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakkannya
untuk meningkatkan produktivitas kerja. Seseorang yang memiliki kemampuan berarti
akan sanggup melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Seperti yang
diungkapkan oleh Robbins bahwa kemampuan (ability) alaha kapastitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

Kemampuan para karyawan inilah yang harus terus dikembangkan oleh perusahaan
agar mampu menjadi tulang punggung keberhasilan perusahaan, banyak cara yang dapat
digunakan dalam meningkatkan kemampuan karyawan seperti seminar, pelatihan ataupun
meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kemampuan adalah kapasitas
seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan
dapat berupa bakat dan minat yang dimiliki oleh pegawai, dengan kemampuan yang
dimikinya para karyawan dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas secara baik dengan
hasil yang maksimal.

Kemampuan karyawan juga dapat berupa skill (keahlian) yang perlu terus
ditingkatkan, karena skill adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang
sifatnya spesifik, fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk
mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajri namun membutuhkan
dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif,
semangat motivasi, waktu dan terkadang uang. Untuk itulah kemampuan kerja diperlukan
mutlak karena dengan kemampuan karyawan, tujuan perusahaan dapat dicapai.

C. Kinerja

Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang atau sekelompok dalam suatu
periode waktu tertentu yang merefleksikan seberapa baik seseorang atau kelompok
tersebut memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan dalam usaha pencapaian tujuan
organisasi (Bernardin dan Russell, 2002). Menurut Mangkunegara (2010 : 67), kinerja
merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kasmir (2016 : 182) mengatakan kinerja merupakan hasil kerja dan perilaku kerja
yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan
dalam suatu periode tertentu. Meningkatnya kinerja perorangan (individual performance)
maka kemungkinan besar juga akan meningkatkan kinerja perusahaan (coorporate
performance) karena keduanya mempunyai hubungan yang erat.

Kinerja menurut Hamali (2018:116) adalah Faktor Kemampuan Kemampuan (ability)


karyawan secara psikologis terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realitas
(knowledge +skill), artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110- 120)
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka karyawan tersebut akan lebih mudah mencapai kinerja yang
diharapkan.
Hipotesis

A. Pengaruh pengetahuan sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan Mixue

Menurut Notoatmodjo (2014;79) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang


sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour). Pengetahuan
pegawai turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan
kepadanya, pengetahuan merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran. Pegawai yang
mempunyai pengetahuan yang cukup akan meningkatkan efisiensi perusahaan.
Pengetahuan seseorang karyawan dapat dikembangkan melalui pendidikan, baik formal
maupun non formal serta pengalaman. Pendidikan membekali seseorang dengan dasar-
dasar pengetahuan, teori, logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta
pengembangan watak dan kepribadian (Robbins dkk. 2014).

Mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widjaja dkk. (2018),
menunjukan bahwa pengetahuan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Merujuk
dari konsep teori dan hasil penelitian tersebut, sehingga dihipotesiskan sebagai berikut :

H1 :Variabel pengetahuan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Variabel independen (X) terdiri dari Pengerahuan (X1), dalam penelitian ini diukur
dengan indikator:

 Pemahaman tentang cakupan bisnis Mixue Kota Cirebon,


 Pemahaman terhadap tata cara menjalankan bisnis Mixue Kota Cirebon,
 Kesesuaian skill pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan Mixue Kota
Cirebon tersebut,
 Pemahaman mengenai tantangan dalam pelaksanaan menjalankan bisnis.
B. Pengaruh kemampuan sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan.

Menurut Tengland (2011:283) definisi “kemampuan kerja yang spesifik dapat di lihat
dari seseorang yang memiliki kemampuan kerja tertentu seperti yang memiliki
kompetensi manual, intelektual dan sosial sekaligus bersamaan dengan fisik, mental dan
kesehatan sosial yang dipelukan untuk kompetensi, dan memiliki kebijakan dasar dan
kebijakan pekerjaan spesifik dan relevan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
berhubungan dengan pekerjaan dengan standar kualitas kerja yang baik”.
Merujuk dari konsep teori dan hasil penelitian tersebut, sehingga di hipotesiskan
sebagai berikut :

H2 :Variabel kemampuan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Variabel independen (X) terdiri dari Kemapuan (X2), dalam penelitian ini diukur
dengan indikator:

 Bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam bisnis Mixue Kota Cirebon,


 Bagaimana menentukan kualitas dalam menyelesaikan permasalahan bisnis Mixue
Kota Cirebon,
 Memprediksi hasil dari penjualan bisnis Mixue Kota Cirebon.
C. Pengaruh pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia terhadap kinerja
karyawan di Mixue Kota Cirebon

Pengetahuan dan kemampuan adalah dua kompetensi yang sudah seharusnya


dimiliki oleh setiap orang. Salah satu faktor keberhasilan dalam menjalankan bisnis
adalah pengetahuan dan kemampuan karena yang dapat membantu bisnis untuk terus
berjalan dengan baik dan mengelola lingkungan bisnis yang kompleks serta menjaga
profitabilitas bisnis pada Mixue Kota Cirebon. Maka dari itu pengetahuan dan
keterampilan memiliki pengaruh penting terhadap kinerja karyawan di Mixue Kota
Cirebon.

 Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari


manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

 Kemampuan

Menurut Stephen P. Robins (2006:466), kemampuan adalah kapasitas individu untuk


melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Semua kemampuan yang dimiliki
seorang individu pada hakikatnya terdiri dari dua perangkat factor, yaitu kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik.
Michael Harris (2000), mengatakan bahwa wirausaha yang sukses pada umumnya
adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi,
serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Dari
pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pengetahuan saja tidaklah cukup bagi
seseorang dalam dunia usaha atau dunia kerja. Pengetahuan juga harus disertai dengan
keterampilan. Keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan manajerial, keterampilan
konseptual, keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi,
keterampilan merumuskan masalah dan cara bertindak, keterampilan mengatur dan
menggunakan waktu, dan keterampilan teknik lainnya secara spesifik. Hanya memiliki
pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup. Seseorang yang berada di dunia usaha atau
dunia kerja tentu juga harus memiliki kejujuran, bertanggung jawab, menepati janji,
disiplin, taat hukum. suka membantu, komitmen dan menghormati, serta mengejar
prestasi. Membangun bisnis dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup akan
memberikan hasil kerja yang produktif. Jadi jelas bahwa hubungan antara pengetahuan
dan keterampilan terhadah kinerja para UKM sangatlah erat.

Gambar 1. Model Analisis Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif, yaitu tipe penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Keunggulan dari penelitian kausal komparatif adalah memungkinkan peneliti untuk
meneliti sejumlah variabel yang tidak bisa diteliti secara eksperimen serta memudahkan
dalam identifikasi variabel ( Mudrajat Kuncoro, 2013:277).

Peneliti dapat mengidentifikasi fakta atau peristiwa sebagai variabel yang dipengaruhi
(dependent) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi
(independent) variabel tersebut (Indriantoro dan Supomo, 2011:27). Penelitian ini
menggunakan jenis data kuantitatif karena data yang disajikan berhubungan dengan
angka atau scoring. Data-data yang tersebut lalu dianalisis dan diolah ke dalam bentuk
analisis statistik untuk menguji hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel yang
digunakan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UKM yang berada di Kabupaten. Adapun subjek yang
digunakan dalam penelitian ini langsung pada pemilik UKM di Kabupaten Bandung.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel penelitian ini
terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi


atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014).
Variabel terkait dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan Mixue Kota
Cirebon.
2. Variabel Independen (X)

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang akan


mempengaruhi variabel terikat atau dengan kata lain variabel bebas merupakan
penyebab terbentuknya variabel terikat. Variabel bebas yag digunakan dalam
penelitian ini adalah aspek pengetahuan dan kemampuan.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu
orang dengan orang lain atau satu objek dengan objek lainnya (Sugiyono, 2014).
Sedangkan definisi operasional akan menunjukkan indikator atau konstrak yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini definisi operasional
variabel adalah sebagai berikut:

1. Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam sebuah usaha dan merupakan sarana penentu dalam suatu proses
untuk mencapai tujuan usaha. Kinerja usaha harus dapat diukur berdasarkan
ukuran tertentu dan dalam kesatuan waktu. Variabel kinerja karyawan dalam
penelitian ini diukur menggunakan modifikasi atas instrumen yang dikembangkan
oleh Musran Minuzu (2010). Pengukuran tersebut menggunakan 5 indikator yaitu:

a) pertumbuhan penjualan
b) pertumbuhan modal
c) penambahan tenaga kerja setiap tahun
d) pertumbuhan pasar dan pemasaran e. pertumbuhan keuntungan / laba
usaha.
2. Aspek Pengetahuan (X1)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour). Dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Pesiwarissa
(2008) yang menjadi indikator pengetahuan yaitu sebagai berikut :
1) Penempatan pegawai disesuaikan dengan latar belakang pendidikan
karyawan
2) Pengetahuan mengenai rencana kerja
3) Pengetahuan yang mendukung pelaksanaan pekerjaan
3. Aspek Kemampuan (X2)

Kemampuan adalah hal-hal atau langkah-langkah yang kita kuasai karena kita
melatih atau melakukanya secara terus menerus. Karyawan yang memiliki tingkat
keterampilan tinggi akan dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Pesiwarissa
(2008) menyebutkan yang menjadi indikator keterampilan yaitu :

1) Kemampuan hubungan kemanusiaan


2) Kemampuan Konseptual
3) Kemampuan teknis yang disesuaikan dalam pekerjaan dan tugas

E. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh objek penelitian, baik benda nyata, abstrak, peristiwa maupun
gejala yang memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah pelaku UKM di Kabupaten Bandung.

F. Teknik Pengumpulan

Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah suvei ke
lapangan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara menyusun daftar pertanyaan secara tertulis yang kemudian dibagikan
kepada responden untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian
berdasarkan skala pengukuran.

Kuesioner akan berisi masalah-masalah yang terkait dengan objek yang akan diteliti
sesuai dengan indikator-indikator variabel pada instrumen penelitian. Kuesioner ini akan
dibagikan kepada responden untuk diisi, selanjutnya dikembalikan kepada peneliti untuk
dijadikan sumber data dalam penelitian ini.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur


fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2014 :102). Instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 36 kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang
berbentuk sedemikian rupa, sehingga responden hanya diminta untuk memilih salah satu
jawaban yang mencerminkan karakteristik dirinya sendiri dengan memberikan tanda
silang ( X ) atau checklist ( √ ) (Riduwan, 2009).

Kuesioner penelitian dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi data
karakteristik responden yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, nama usaha, jabatan,
dan pendidikan terakhir. Bagian kedua berisi pertanyaan yang berhubungan dengan
variabel independen (aspek keuangan dan kompetensi SDM) dan variabel dependen
(kinerja UMKM). Variabel-variabel tersebut akan diukur menggunakan skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
maupun kelompok mengenai suatu fenomena sosial (Sugiyono, 2012). Skala likert yang
digunakan adalah skala likert 5 poin dengan asumsi sebagai berikut:

Tabel 1. Skor Skala Likert 5 Point


Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Cukup Setuju 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

H. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data merupakan salah satu bagian dari proses penelitian. Analisis data
berarti menginterprestasikan data-data yang telah dikumpul dari lapangan dan telah diolah
sehingga menghasilkan informasi tertentu.

Untuk mengadakan pengujian terhadap hipotesis ini dan menjawab rumusan masalah
yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis menggunakan analisis data. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Analisis Deskriptif

Deskriptif data merupakan suatu metode atau cara-cara yang digunakan untuk
meringkas dan menyimpulkan data. Deskriptif digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum
ataupun generalisasi.

2) Uji Kualitas Data


a) Uji Validalitas

Untuk mendukung analisis regresi dilakukan uji validitas dan


reabilitas. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
kevalidan kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan kecermatan fungsi alat
ukurnya. Pengujian menggunakan 2 sisi dengan taraf signifikan 0.05 jika r-
hitung > r-tabel maka instrumen atau item-item pernyataan berkolaborasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid), dan sebaliknya jika r-
hitung < r-tabel dinyatakan tidak valid.

Validitas berasal dari validity yang mempunyai arti sejauh mana


ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Pengujian validitas digunakan guna mengetahui keabsahan atau
kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Cara yang
dilakukan adalah dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh pada setiap
item dengan skor total dari masing-masing atribut. Menurut Sugiyono,
dasar pengambilan keputusan validitas suatu item, dapat diketahui dengan
mengkorelasikan antara skor jawaban setiap butir dengan skor total.

Pada SPSS uji ini dapat dilihat pada kolom corrected itemtotal
correlation yang merupakan nilai r-hitung untuk masingmasing
pernyataan. Penilaiannya dengan cara membandingkan nilai r-hitun pada r-
tabel. Apabila r-hitung lebih dari r-tabel maka dapat dikatakan bahwa butir
pernyataan valid. Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product
Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑛 𝛴 𝑥𝑦 − (𝛴𝑥)(𝛴𝑦)
𝑟=
√n Σx 2 − (x)2 (nΣy 2 − (Σy)2
Dimana:

r = koefisien korelasi antara variabel x dan y

x = (x-x) y = (y-y)

n = jumlah sampel

Jika hasil r hitung lebih besar dari r tabel, maka itu membuktikan
bahwa kuesioner dikatakan valid, dengan signifikan sebesar α = 5%

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keandalan suatu pengukuran mengenai stabilitas


dan konsistensi instrumen mengukur konsep dan membantu menilai
ketepatan sebuah pengukuran.Reliabilitas merupakan uji yang dilakukan
untuk melihat seberapa skor-skor yang diperoleh seseornag akan menjadi
sama jika dibri pertanyaan yang sama pada kesempatan betbeda. Butir
pertanyaan dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap
pertanyaan adalah konsisten. Pengukuran kehandalan butir pertanyaan
dengan mengukur korelasi hasil skor jawaban pada butir pertanyaan yang
sama dengan bantuan komputer menggunakan aplikasi SPSS. Suatu
instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila pengujian tersebut
menunjukkan koefisien Alpha (Cronbach Alpha) > 0,6.

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh


butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel. Dengan rumus
sebagai berikut:

2
𝑘 Σab
𝑟 ( ) (1 − )
𝑘−1 6t 2
Dimana:

r = koefisien reliability Instrument (Cronbach alfa)

k = banyaknya butir pertanyaan

Σab2 = total varians butir


6t 2 = total varians

3) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi kalsik yaitu dalam penggunaan regresi, terhadap dua asumsi dasar
yang terpenting sebagai syarat penggunaan metode regresi. Dengan dipenuhinya
asumsi tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau
sama dengan kenyataan.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi


sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas ini
memiliki dua cara untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak, yaitu
melalui pendekatan histogram dan pendekatan grafik. Pada pendekatan
histogram data berdistribusi normal apabila distribusi data tersebut tidak
melenceng kekiri atau melenceng kekanan. Pada pendekatan grafik data
berdistribusi normal apabila titik mengikuti data di sepanjang garis
diagonal.

b) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi


ditemukan adanya korelasi anatar variabel bebas (independen). Salah satu
cara untuk mendetaksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai VIF
dan tolerance adalah:

1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak ada
multikolinearitas.
2) Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka ada
multikolinearitas.
c) Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dan residual pengamatan yang lain dengan dasar
pengambilan keputasan adalah sebagai berikut.

1) Jika ada data yang membentuk pola tertentu, seperti titik-titik


yang membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyamping) maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4) Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana digunakan hanya


untuk satu variabel bebas (Independen) dan satu variabel tak bebas (Dependent),
tujuan penerapan model ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi besaran
nilai variabel tak bebas (Dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(Independent). Rumus Regresi Linier Sederhana, yaitu:

Y = a + b.X + Ꜫ

Keterangan:

Y = Kinerja karyawan Mixue Kota Cirebon

X = Aspek pengetahuan/kemampuan SDM

Ꜫ = standart error

a dan b = Konstanta

5) Regresi Linear Berganda

Regresi Linier Berganda merupakan lanjutan dari regresi linier sederhana,


ketika regresi linier sederhana hanya menyediakan satu variabel independen dan
satu juga variabel dependen, maka analisis regresi berganda dapat menyediakan
lebih dari satu variabel independen dan variabel dependen. Persamaan regresi
berganda dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + Ꜫ

Keterangan:

Y = Kinerja karyawan Mixue Kota Cirebon


X1 = Aspek pengetahuan
X2 = Kemampuan SDM
b1 = Koefisien aspek pengetahuan
b2 = Koefisien kemampuan SDM
α = Konstanta
Ꜫ = Standard Error
6) Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap


variabel dependen maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan
pada penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan
dengan pengujian secara simultan uji F, pengujian secara parsial menggunakan uji
t, serta pengujian koefisien determinasi (R2 ).

a) Uji F (Simultan)

Uji F adalah pengujian signifikan persamaan yang digunakan untuk


mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Untuk penguji signfikannya dibawah
0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau jika
p < 0,05, maka H0 ditolak dengan Ha diterima.
2. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, atau jika
p> 0,05 maka H0 diterima dengan Ha ditolak.
b) Uji t (Parsial)

Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang


digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara
individual mempengaruhi variabel dependen (Y).35 Setelah t hitung
diperoleh, langkah selanjutnya ialah dengan membandingkan antara r
hitung dengan tabel pada tingkat kesalahan 5%.Hipotesis dapat diterima
taraf signifikannya (a) < 0,05 dan hipotesis dapat ditolak taraf
signifikannya (a) >0,05, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau jika p
< 0,05 maka H0 ditolak dengan Ha diterima.
2. Jika t hitung > t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, atau jika p
> 0,05 maka H0 diterima dengan Ha ditolak.
c) Koefisien Determinasi
R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.

Anda mungkin juga menyukai