MANAJEMEN OPERASIONAL
NIM : 2020.456.39.1200
PASCA SARJANA
TAHUN 2020/2021
PT. PERTAMINA PERSERO
A. Sejarah Perusahaan
Berdasarkan pasal 33 UUD 1945 : "Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandungdi dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar
untuk ”kemakmuranrakyat" maka hak untuk mengelola industri perminyakan
jatuh ke tangan pemerintah.Tahun 1960, Dewan Perwakilan Rakyat mengeluarkan
kebijaksanaan yangmenyatakan bahwa penambangan minyak dan gas bumi
hanya boleh dilaksanakan olehnegara melalui perusahaan negara. Semenjak itu,
pihak asing yang terlibat di dalamnyaberdasarkan kepada kontrak saja. Disamping
itu perusahaan-perusahaan asing jugasepakat untuk secara bertahap menjual
tempat penyulingan minyaknya dan aset lainnyadi bidang pemasaran dan
distribusi kepada pihak Indonesia dalam jangka waktu limasampai lima belas
tahun.Dua perusahaan negara dibentuk pada zaman transisi tersebut. PERMINA
yangdiberikan wewenang dan tanggung jawab untuk administrasi, manajemen
danpengawasan terhadap kerja sama dibidang eksplorasi dan produksi.
Sementara itu PERTAMIN mendapat tanggung jawab untuk mengatur proses
distribusi minyak bagikepulauan Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan akan
tenaga ahli di bidang perminyakan, PERMINAmendirikan Sekolah Kader Teknik di
Brandan. PERMINA kemudian juga mendirikan Akademi Perminyakan di Bandung
pada tahun 1962. Kurikulum dari AkademiPerminyakan meliputi berbagai aspek
dalam industri perminyakan, dan para lulusannyakemudian menjadi tenaga inti di
PERMINA (yang kemudian menjadi PERTAMINA).Tahun 1968, untuk
mengkonsolidasi industri perminyakan dan gas, manajemen,eksplorasi pemasaran
dan distribusi maka PERMINA dan PERTAMIN merger menjadiPN. PERTAMINA
(Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional).
Komisaris Status badan hukum PERTAMINA telah berubah menjadi
perseroansejak 17 September 2003 yang lalu. “Kini Kami Berubah” merupakan
komitmen yangdiikrarkan oleh Direksi PT PERTAMINA (PERSERO) untuk
membawa perusahaan,meraih harapan baru dalam wadah persero. Komitmen
yang dikumandangkan dihadapanpublik pada saat launching PT PERTAMINA
(PERSERO) ini sekaligus menjadi simboldari janji seluruh jajaran perusahaan
kepada stakeholders.
Perubahan ini tidak sebatas hanya ucapan untuk menyejukkan hati para
pendengar.Perubahan ini harus diwujudkan dalam tindakan nyata dengan
melakukan berbagaipembenahan di dalam tubuh perusahaan. Sejumlah
perubahan internal perusahaandilakukan meliputi penerapan nilai-nilai good
corporate governance disetiap aspekoperasi perusahaan, pembenahan rencana
kerja, sistem dan prosedur serta kebijakanparadigma pengelolaan perusahaan
menjadi suatu entitas bisnis murni.
Pada 18-19 Maret 2004 bertempat di Lt. M Kantor Pusat PERTAMINA,
parapimpinan PERTAMINA duduk bersama dalam suatu forum Rapat Pimpinan
(Rapim).Rapim ini mengambil tema ”Akselerasi Transformasi Dalam Rangka
MenghadapiKompetisi”. Sejumlah butir perubahan dan program utama pun
dihasilkan. Bahkankomitmen perubahan itu sendiri ditandatangani oleh Direktur
Utama sebagai wujudkeseriusan dalam mengakselerasi jalannya agenda
perubahan.
A.Strength (Kekuatan)
Kekuatan internal pada PT. PERTAMINA (Persero) :
B. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan internal pada PT. PERTAMINA (Persero):
C.Opportunities (Peluang)
Peluang eksternal pada PT. PERTAMINA (Persero):
1. Pasar bisnis yang masih tinggi Penggunaan migas yang merupakan salah satu
kebutuhan pokok dunia saat inimembuat permintaan akan produk ini tetap
tinggi walaupun terjadi gejolak harga.
2. Harga jual yang murah PERTAMINA dapat menjual BBM dengan harga murah
karena pemanfaatan darisubsidi pemerintah. Hal ini dapat digunakan
PERTAMINA sebagai salah satukesempatan untuk menguasai pasar migas di
Indonesia.
3. Sumber daya migas yang masih cukup tinggi Sumber cadangan migas yang
tersedia di Indonesia masih cukup banyak yang belumtereksplorasi. Cadangan
minyak ini dapat digunakan PERTAMINA untukmeningkatkan penjualan dalam
memenuhi permintaan pasar.
4. Produk (dengan nilai oktan tinggi yang menghasilkan pembakaran yang lebih
bersih,non subsidi) yang bisa jadi menggantikan dominasi penjualan premium.
5. Sebagai pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. PERTAMINA
(Persero) memiliki kesempatan unuk megubah pelayanan yangkurang baik dan
mengubah Image yang tertancap dibenak konsumennya,menjadikan
Konsumennya menjadi konsumen yang memiliki Loyalitas tinggi padaPT.
PERTAMINA (Persero).
D.Threats (Ancaman)
Ancaman eksternal pada PT. PERTAMINA (Persero):
REKOMENDASI STRATEGI
Pada hasil yang ditunjukkan pada matriks di atas menunjukkan bahwa PT.
PERTAMINA(Persero) berada dalam posisi yang kuat. Adapun rekomendasi yang
saya anjurkan kepada PT. PERTAMINA (Persero) adalah strategi bertahan, artinya
kondisi internal perusahaan berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya PT.
PERTAMINA (Persero) strategi bertahan,mengendalikan kinerja internal agar tidak
tergeser oleh pesaing lain. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri. Selain itu juga ada beberapa faktoryang perlu diperhatikan oleh
PT. PERTAMINA (Persero) sebagai berikut:
KEBIJAKAN SDM
Salah satu isu paling krusial yang harus dihadapi oleh sebuah
perusahaan/organisasi adalah bagaimana mengembangkan kualitas sumber daya
manusia, atau para individu yang bekerja di dalamnya. Sumber daya manusia,
bagaimanapun, selalu memegang peranan terpenting dalam sebuah organisasi
besar, apalagi yang berorientasi pada pelayanan publik.
Di titik ini, perusahaan yang berfokus pada sektor jasa, penyediaan produk
kebutuhan sehari-hari, serta keuangan makin dituntut untuk memberikan layanan
terbaik kepada para pelanggannya. Layanan terbaik bisa diberikan bila sebuah
perusahaan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Lalu, bagaimana
cara mencetak sumber daya manusia yang unggul? Human resource management
slides.
Dengan kata lain, Pertamina Corporate University adalah alat internal untuk
mencetak sumber daya manusia yang diharapkan mampu membawa perusahaan
tersebut menjadi Asian Energy Champion pada tahun 2025. Guna memuluskan
tujuan tersebut, Pertamina melibatkan berbagai lembaga akademis seperti UGM,
UI, dan ITB, serta beberapa perusahaan multinasional yang berpengalaman dalam
pengembangan corporate university, seperti General Electric dan Shell. Jadi
pertama-tama, kesadaran untuk membangun pengetahuan yang berguna di
bidang migas bermuara pada keinginan untuk membentuk sumber daya manusia
dengan kualitas seperti yang diharapkan.
Tentu saja selalu ada cara lain untuk mengelola kualitas sumber daya
manusia, dan membangun corporate university hanyalah satu dari sekian banyak
cara yang dilakukan Pertamina. Secara umum bisa dibilang bahwa strategi
pengembangan SDM di Pertamina berfokus pada penciptaan karyawan/pekerja
yang berorientasi bisnis, berdedikasi, berkomitmen, profesional, dan profisien.
Karena itulah beberapa strategi kemudian dikembangkan guna mencapai tujuan
tersebut, termasuk di antaranya:
KEBIJAKAN PEMASARAN
Berdasarkan Undang-undang nomor 8 tahun 1971 PT. Pertamina (Persero)
mendapat penugasan untuk memproduksi dan mendistribusikan Bahan Bakar
Minyak (BBM) dan hasil olahan minyak dan gas bumi keseluruh pelosok tanah air
termasuk produk minyak pelumas. Pada tahun 1988, Pemerintah Republik
Indonesia mengeluarkan Keppres nomor 18 yang memberikan kesempatan
kepada pihak swasta untuk mengimpor pelumas dari jenis sintetis yang belum
diproduksi oleh PT. Pertamina (Persero). Semenjak kebijakan tersebut, telah
mengakibatkan penurunan pertumbuhan pasar pelumas Pertamina. Gejala
tersebut semakin dirasakan setelah keluarnya Keppres RI nomor 21/2001 dan
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 1693 K/34
M.PE/2001 yang membuka kesempatan kepada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perusahaan swasta, perusahaan
milik asing dan Koperasi untuk melaksanakan penyediaan dan pelayanan pelumas
di dalam negeri. Perkembang antar sebut merupakan konsekuensi logis dalam
pasar global yang berlaku pada setiap negara pada dekade terakhir ini. Untuk
mampu bersaing dalam pasar global, PT. Pertamina (Persero) dituntut mampu
merumuskan strategi pemasaran pelumas yang tepat dalam rangka
mempertahankan pangsa pasar yang telah dimiliki serta berusaha merebut
pangsa pasar yang sudah dikuasai oleh produsen pelumas merek lain. Peneiitian
inidisusun berdasarkan konsep keunggulan bersaing (Porter : 1994) dengan
menggunakan empat pendekatan analisis, yaitu :
Analisis regresi linear berganda (Wibisono : 2003) untuk mengetahui sejauh mana
pangsapasar pelumas Pertamina dan perkembangannya.
Analisis SWOT (Purnomo dan Zulkieflimansyah : 1999)untuk membuat pemetaan
posisi perusahaan dalam persaingan industri pelumas.
Analisis matriks GeneralElectric (Kotler : 2000) untuk mengetahui posisi bisnis PT.
Pertamina (Persero).
1. Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relatif terhadap
penjualan.
2. Produk yang dibeli merupakan bagian dari biaya atau pembelian dengan jumlah
secara selektif.
3. Produk yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Sehingga
pembeli yakin akan menemukan pemasok alternatif yang memberikan
penawaran lebih baik.
4. Pembeli menghadapi switching cost yang kecil. Hal ini akan dialami apabila
switching cost ditanggung oleh penjual.
5. Pembeli mendapatkan laba kecil. Laba yang randah menimbulkan keinginan
yang besar untuk menekan biaya.
6. Pembeli menunjukkan keinginan untuk melakukan integrasi balik. Hal ini terjadi
jika pembeli sudah terintegrasi dengan industri kemudian menunjukkan
keinginan untuk melakukan integrasi balik.
7. Produk industri tidak mempengaruhi kualitas produk atau jasa pembeli. Apabila
kualitas produk pembeli sangat dipengaruhi oleh produk industri, pada
umumnya harga produk tidak begitu penting bagi pembeli. Pembeli
mempunyai informasi lengkap mengenai produk.