Anda di halaman 1dari 8

ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN

PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR


TBK

Disusun oleh : Fitri Yanti Pratiwi

Nim : 2017310691
PENDAHULUAN
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia,
Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari
perusahaan milik Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9
September 1970 dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu diproduksi
oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan
rasaAyam dan Udang. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan
secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia,
berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa, hal ini menjadikan
Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar
internasional . Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah
generik yang merujuk kepada mi instan.
Namun pemasaran Indomie ke luar negeri bukannya tanpa masalah, di Taiwan
sempat terjadi masalah ketika produk Indomie ditarik dari pasaran, berikut ini
penjelasannya “Pihak berwenang Taiwan pada tanggal 7 Oktober 2010
mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua
bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-
hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik.
Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan "Indomie" dari pasaran
Taiwan. Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong
untuk sementara waktu juga tidak menjual mi instan Indomie. Menurut Harian
Hong Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11 Oktober 2010, harian
itu mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong Kong, Park n'
Shop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain
itu, Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian
atas Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan dealer.”
PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses


Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit
Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen
berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta Indonesia
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama
Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini
mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia dan Eropa
Sejarah dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dahulu mencapai
kesepakatan denangan perusahaan asal Swiss, Nestle S.A, untuk mendirikan
perusahaan joint venture yang bergerak di bidang manufaktur, penjualan,
pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk ekspor. Kedua
perusahaan sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang diberi nama PT
Nestle Indofood Citarasa Indonesia.
Baik ISM maupun Nestle percaya, mereka dapat bersaing secara lebih efektif
di Indonesia melalui penggabungan kekuatan dalam bentuk perusahaan dan tim yang
berdedikasi untuk itu.
2.2 Pembahasan Masalah

Indofood merupakan salah satu perusahaan global asal Indonesia yang


produk-produknya banyak di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya adalah
produk mi instan Indomie. Di Taiwan sendiri, persaingan bisnis mi instant sangatlah
ketat, disamping produk-produk mi instant dari negara lain, produk mi instant asal
Taiwan pun banyak membanjiri pasar dalam negeri Taiwan.
Harga yang ditwarkan oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari
harga indomie di Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan harga
mencapai Rp 5000 per bungkusnya. Disamping harga yang murah, indomie juga
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk mi instan asal Taiwan,
yaitu memiliki berbagai varian rasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dan juga
banyak TKI/W asal Indonesia yang menjadi konsumen favorit dari produk Indomie
selain karena harganya yang murah juga mereka sudah familiar dengan produk
Indomie.
Tentu saja hal itu menjadi batu sandungan bagi produk mi instan asal Taiwan,
produk mereka menjadi kurang diminati karena harganya yang mahal. Sehingga
disinyalir pihak perindustrian Taiwan mengklain telah melakukan penelitian
terhadap produk Indomie, dan menyatakan bahwa produk tersebut tidak layak
konsumsi karena mengandung beberapa bahan kimia yang dapat membahayakan
bagi kesehatan.
Hal tersebut sontak dibantah oleh pihak PT. Indofood selaku produsen Indomie.
Mereka menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji laboratorium dengan hasil
yang dapat dipertanggungjawabkan dan menyatakan bahwa produk indomie telah
diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-puluh tahun
lamanya. Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan kesehatan
nasional maupun internasional yang sudah memiliki standarisasi tersendiri terhadap
penggunaan bahan kimia dalam makanan, indomie dinyatakan lulus uji kelayakan
untuk dikonsumsi.
Dari fakta tersebut, disinyalir penarikan produk Indomie dari pasar dalam negeri
Taiwan disinyalir karena persaingan bisnis semata, yang mereka anggap merugikan
produsen lokal.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak sedari dulu produk indomie dibahas
oleh pemerintah Taiwan, atau pemerintah melarang produk Indomie masuk pasar
Taiwan?. Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk dikonsumsi pada
saat produk tersebut sudah menjadi produk yang diminati di Taiwan. Dari kasus
tersebut dapat dilihat bahwa ada persainag bisnis yang telah melanggar etika dalam
berbisnis.

Hal-hal yang dilanggar terkait kasus pelanggaran etika bisnis pada perusahaan PT
Indofood secara hukum :

· Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 3 F yang berisi meningkatkan kualitas


barang dan jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang/jasa ,
kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan konsumen
· Undang-undang nomor 8 tahun1999 pasal 4 A tentang hak atas kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/jasa
· Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 8 yang berisi “pelaku usaha dilarang
untuk memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar dengan
atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang yang
dimaksud.
Solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis dalam hal perlindungan konsumen pada
kasus yang dialami perusahaan P&G :
· Dalam Undang-undang pasal 62 disebutkan bahwa pelaku usaha yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2),
Pasal 15, Pasal 17, ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e,, ayat (2), dan Pasal 18
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling
banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).

· Terhadap sanksi pidana sebagaimana dalam pasal 62, dapat dijatuhkan hukuman
tambahan, berupa :

1. Perampasan barang tertentu ;


2. Pengumuman putusan hakim;
3. Pembayaran ganti rugi;
4. Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian
konsumen;
5. Kewajiban penarikan barang dari peredaran; atau
6. Pencabutan izin usaha.

Etika bisnis dalam PT Indofood sukses makmur Tbk


1. Standar perilaku
Dalam melaksakan semua kegiatan, kami melakukan nya dengan penuh kejujuran,
integritas, keterbukaan serta menghormati azas hak asasi manusia, menjaga
kepentingan para karyawan kami dan mneghormati kepentingan sah dari para relasi
kami.
2. Mematuhi hokum
Seluruh perusahaan indoffod dan para karyawan nya berkewajiban mematuhi
ketentuan hukum dan peraturan masing masing negara di tempat mereka
mellaksanakan usahanya.
3. Karyawan
Perseroan menawarkan kesempatan yang sama dan setara bagi setiap karyawan
untuk mengembangkan karir mereka. Karyawan direkrut berdasarkan kemampuan
dan keterampilan yang dimiliki, dan penugasan diberikan tanpa memperhatikan latar
belakang suku, agama, gender maupun kararter individual lainnya.
4. Pemegang saham
Indofood melaksanakan kegiatan usahannya berdasarkan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi atas
kegiatan kami, struktur dan situasi serta kinerja financial kepada pemegang saham
pada waktunya secara teratur dan benar.
5. Mitra usaha
Indofood memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling
bermanfaat dengan pemasok, pelanggan dan mitra usaha.
6. Inovasi
Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan konsumen,
kami akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan masyarakat.
7. Persaingan
Indofood percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung
pergembangan perundang-undangan tentang prinsip persaingan yang wajar.
8. Benturan kepentingan
Seluruh karyawan Indofood diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan pribadi
dan kepentingan finansial yang dapat menyebabkan benturan kepentingan dengan
tanggung jawab mereka terhadap perseroan.
9. Kepatuhan, pemantauan dan pelaporan
Kepatuhan merupakan syarat utama bagi keberhasilan dan berkelanjutn bisnis kami.
10. Sistem manajemen lingkungan
Perseroan telah menetapkan sistem manajemen lingkungan (“SML”) dimana
beberapa unit operasional nya yaitu grup bogasari dan CBP (meliputi divisi mie
instan, dairy, nutrisi, dan makanan khusus serta kemasan
) telah meraih sertifkikat ISO 14001.
11.Indofood call center
Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melaluli sebuah layanan
konsumen khusus yang di sebut “ INDOFOOD CALL CENTER ” .

Anda mungkin juga menyukai