Anda di halaman 1dari 40

BAB I

DESKRIPSI PERUSAHAAN

1.1 Tinjauan Umum Perusahaan

PT Panarub Industry semula bernama CV. Pan Asia Chemical yang


didirikan pada tahun 1968 oleh Bapak Lukas Sasmito dihadapan Notaris Faridah,
SH. No. 134 tanggal 20 Januari 1975. Pada saat itu CV. Pan Asia Chemical
merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi Rubber Sponge dan sandal
dengan merek dagang LILY, yang memiliki Motto “Klasik tapi Tahan Lama”.
Seiring dengan perkembangan bisnisnya, pemilik dan pengurus perusahaan
merubah status badan usaha yang semula adalah CV menjadi PT. Hal ini dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan produknya . Perusahaan dapat dilihat
pada Gambar 1.1 dibawah ini:

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.1 Gambar Perusahaan

Hingga kini PT Panarub Industry yang beralamat di Jalan Moch. Toha Km.1
Pasar Baru – Desa Gerendeng, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang 15113
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Terutama sejak munculnya gagasan
untuk memproduksi sepatu kanvas pada tahun 1982. Pada masa itu tercatat ekspansi
lahan pabrik dari 8 hektar menjadi 16.5 hektar.

Sejak tahun 1985 manajemen dan operasional PT Panarub Industry


mengalami regenerasi, yakni kepengurusan perusahaan dialihkan kepada Bapak
Hendrik Sasmito. Sejak saat itu, PT Panarub mulai merintis ekspor dengan tujuan
negara-negara Eropa dan pada tahun 1987, produk PT Panarub mulai merambah

1
2

pasar Amerika. Tidak lama kemudian PT Panarub melakukan diversifikasi


(perluasan) usaha, salah satunya memproduksi sepatu olahraga dengan merek
dagang SPECS, PT Panarub menjadi perusahaan pertama di samping perusahaan
BATA yang memproduksi sepatu SPECS.

PT. Panarub Industry semakin berkembang setelah menjalin kerjasama


bisnis dengan “Adidas” di tahun 1988 yang akhirnya menjadikan PT. Panarub
Industry sebagai “Soccer Specialty Centre” sepuluh tahun kemudian. Di tahun
2000 PT. Panarub Industry memproduksi seri “Predator” yang digunakan untuk
World Cup 2002 di Korea Selatan, Khusus untuk seri “Predator Pulse dan Predator
F50” digunakan juga pada event Sepak bola Terbesar yaitu Euro Cup 2004.

Kesuksesan PT. Panarub Industry masih terus berlanjut pada waktu World
Cup 2006 di Jerman Pengenalan seri “Tunit” mendapatkan respon sangat antusias
sehingga menghasilkan keuntungan yang tak terbayangkan. Melihat adanya
kesempatan untuk mendulang kesuksesan lagi, maka pihak manajemen
memerintahkan untuk memproduksi sepatu seri “Predator” untuk Euro Cup 2008
dan bersiap untuk memproduksi World Cup 2010. Hingga tahun ini pun, PT.
Panarub Industry terus memproduksi produk-produknya dan terus berkembang di
mancanegara. Keduanya dicapai dengan sukes yang luar biasa. Hasil produksi
PT.Panarub Industry berkembang secara signifikan setiap tahunnya, bahkan pada
tahun 2018 dalam ajang Piala Dunia, PT.Panarub Industry masih dipercaya oleh
Adidas untuk memproduksi sepatu sebagai sponsor World Cup yang di
selenggarakan di Rusia.

1.1.2 Logo Perusahaan

Logo merupakan bagian utama dalam Branding, Logo adalah sebuah


simbol atau lambang yang menggambarkan ciri dari barang, lembaga, perusahaan,
Instansi, dan lain-lain. Logo perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut ini:
3

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.2 Logo Perusahaan

1.1.3. Visi dan Misi PT.Panarub Industry

1. Visi
Visi adalah pandangan jauh tentang suatu perusahaan ataupun lembaga dan
lain-lain, visi juga dapat di artikan sebagai tujuan perusahaan atau lembaga dan
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya tersebut pada masa yang
akan datang atau masa depan.
Adapun Visi PT.Panarub Industry adalah sebagai berikut:
“ To Be The Best Manufacturer For The Leading Sport Brands In The World “
2. Misi
Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh
perusahaan atau lembaga dalam usaha mewujudkan Visi tersebut. Misi
perusahaan di artikan sebagai tujuan dan alasan mengapa perusahaan atau
lembaga itu dibuat. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan-batasan
proses pencapaian tujuan.
Adapun Misi PT.Panarub Industry adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan kualitas produk tertinggi untuk mendukung para atlit
b. Memproduksi 1,2 juta pasang sepatu perbulan atau 12 juta pasang per tahun.

1.1.4. Tenaga Kerja


4

Sampai saat ini, PT.Panarub Industry memiliki jumlah tenaga kerja


mencapai 10.000 orang , dimana 75% diantaranya adalah wanita, karena sebagian
besar proses kerja adalah menjahit yang membutuhkan keterampilan dan ketelitian.

1.1.5. Fasilitas Perusahaan

Untuk mendukung kinerja karyawan, PT.Panarub Industry menyediakan


berbagai fasilitas yang dapat digunakan karyawan antara lain:
1. Klinik
PT.Panarub Industry menyediakan klinik in-house yang beroperasi selama
24 jam dalam sehari dengan maksud untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang optimal kepada setiap karyawan yang didukung oleh peralatan dan
perlengkapan yang memadai. Klinik perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.3
berikut ini :

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.3 Klinik Perusahaan

2. Kantin
PT.Panarub Industry menyediakan ruang makan (kantin) bagi seluruh
karyawan yang dilengkapi dengan sarana media komunikasi dan informasi
(seperti musik, video dan radio) untuk memberikan informasi sekaligus hiburan
bagi seluruh karyawan. Kantin perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.4
berikut ini:
5

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.4 Kantin Perusahaan

3. Taman Panarub Indah


Suasana taman yang dibangun untuk memberikan kesan yang sejuk dan nyaman
bagi seluruh karyawan pada saat beristirahat akan membantu untuk melepaskan
keletihan yang dialami selama bekerja. Taman perusahaan dapat dilihat pada
Gambar 1.5 berikut ini:

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.5 Taman Panarub Indah

4. Tempat Ibadah
Tersedia sarana dan prasarana ibadah bagi setiap karyawan agar dapat
melaksanakan kewajibannya dalam menunaikan ibadahnya sesuai dengan
agama dan kepercayaannya. Masjid perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.6
berikut ini :
6

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.6 Masjid PT.Panarub Industry

5. Ruang Konseling
Sebagai salah satu sarana dalam mengembangkan media komunikasi antara
karyawan dengan manajemen yang dipergunakan sebagai tempat pertemuan
untuk menyampaikan ide, saran atau bahkan kritik bagi perusahaan dalam
meningkatkan efektifitas dan produktifitas serta kemajuan perusahaan secara
lebih menyeluruh. Ruang Konseling dapat dilihat pada Gambar 1.7 berikut ini:

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.7 Ruang Konseling

5.1.6. Lokasi Perusahaan

PT.Panarub Industry tercatat sejak awal berdiri hingga kini, PT Panarub


Industry yang beralamat di Jalan Moch. Toha Km.1 Pasar Baru – Desa Gerendeng
Tangerang 15113 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Terutama sejak
munculnya gagasan lahan pabrik dari 8 hektar menjadi 16.5 hektar. Lokasi
perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.8 berikut ini :
7

(Sumber : http://panarub.co.id/)
Gambar 1.8 Maps lokasi PT.Panarub Industry

1.1.7 Nilai Inti Perusahaan


PT.Panarub Industry memiliki 5 (lima ) nilai inti yang mendorong seluruh
karyawan untuk mencapai satu tujuan yaitu:
1. Customer Focus (Fokus Pelanggan) : Selalu memberikan upaya yang terbaik
untuk memenuhi harapan pembeli dan proses selanjutnya mereka.
2. Sportmanship (Sportivitas) : Sportive, disiplin, kompetitif, dan berusaha yang
terbaik.
3. Proactive (Proaktif):selalu disisi Ofensif daripada Defensive,mengantisipasi
masalah dari pada memperbaikinya.
4. Enthusiasm (Antusiasme) : Berfikir positif dan bermotivasi tinggi.
5. Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial) : Perawatan Untuk orang
lain,ramah lingkungan dan konservasi sumber daya.

Untuk mensosialisasikan ke 5 (lima) nilai inti tersebut secara khusus Bapak


Hendrik Sasmito, membangun Tugu Nilai Inti (Core Value Monument) dimana tugu
tersebut berasal dari fosil pepohonan yang berbentuk seperti 7ayer. Tugu ini
8

menunjukkan arti penting akan nilai inti bagi karyawan dan perusahaan. Tugu nilai
inti dapat dilihhat pada Gambar 1.9 berikut ini :

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.9 Tugu Nilai Inti

Fosil yang berbentuk seperti layar tersebut berdiri di atas batu yang
berbentuk perahu yang menggambarkan PT.Panarub Industry adalah sebagai
perahu yang sedang berlayar di tengah laut dan seluruh karyawan adalah
penumpang dalam perahu itu. Perahu tersebut menghadap ke utara karena
Lazimnya utara berada pada posisi atas maka dapat diartikan tujuan utama
PT.Panarub Industry adalah selalu kedepan menjadi lebih baik dan berkembang,
dan misi dari Panarub adalah “ To Be The Best Manufacturer For The Leading
Sport Brands In The World “.

Nilai inti PT Panarub tersebut tercermin pada tulisan-tulisan yang terletak


di bawah Monumen nilai inti yang berfungsi sebagai faktor pendukung jalannya
perahu, adapun penjelasannya adalah, Customer Focus terletak di depan perahu
yang menunjukkan tujuan perahu / PT. Panarub Industry mengarah pada kepuasan
konsumen. Sportmanship dan Proactive terletak pada samping kanan dan kiri
perahu yang digambarkan sebagai suatu penyeimbang bagi perahu tersebut
dalam mengarungi derasnya ombak di lautan lepas. Sportmanship
diartikan sebagai semangat untuk menang (Winning Spirit) untuk mencapai
9

tujuan dan Proactive merupakan suatu tindakan antisipasi dalam situasi yang tidak
menentu. Enthusiasm dan Social Responsibility terletak di belakang perahu, yang
diartikan sebagai pendorong bagi laju perahu tersebut untuk menuju arah yang
telah ditentukan. Enthusiasm diartikan sebagi bekerja dengan penuh semangat
dan rasa cinta. Social responsibility yang merupakan cita-cita PT. Panarub
Industry untuk terus menciptakan lapangan kerja dan menciptakan kesejahteraan
bagi karyawan pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya.

Diharapkan dengan Tugu tersebut, Nilai Inti yang sudah ada dan
menjadi budaya di PT. Panarub Industry makin tertanam di hati masing-masing
karyawan sehingga perahu (PT. Panarub Industry) dapat mengarungi ombak
persaingan Industri dengan tenang dan mencapai tujuannya dengan maksimal.

1.2 Struktur Organisasi

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya


membutuhkan suatu struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dengan adanya organisasi yang baik tentu saja perusahaan akan lebih
mudah dalam menjalankan kegiatan usahanya karena masing-masing bagian
diminta pertanggung-jawabannya atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
wewenang yang diberikan. Adapun struktur organisasi dari PT. Panarub Industry
pada Gambar 1.10 berikut ini :
10

PRESIDENT DIRECTOR

VICE PRESIDENT

HUMAN RESSOURCE PRODUCT CREATION IT ACCOUNTING &


LOGISTIC DIRECTOR
SENIOR MANAGER & ENGINEERING SENIOR MANAGER FINANCE SR.MANAGER

PURCHASING HUMAN RESSOURCE QUALITY CONTROL IT OPERATION & ICT ACCOUNTING


SENIOR MANAGER MANAGER SENIOR MANAGER SECURITY MANAGER MANAGER

WAREHOUSE HSE & LABOUR & ISO DEVELOPMENT SERVICE DELIVERY FINANCE
SENIOR MANAGER PROCEDURE SR.MANAGER SENIOR MANAGER MANAGER SENIOR MANAGER

GENERAL AFFAIR & BUSINESS CONTINUE


PROJECT SR.MANAGER MANAGER

OPERATION MARKETING
DIRECTOR DIRECTOR

PRODUCTION EXPORT
SENIOR MANAGER SENIOR MANAGER

PRODUCT & PURCHASING


INVENTORY PLANNING SR. SENIOR MANAGER

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.10 Struktur Organisasi

1.2.1 Tugas dan Wewenang


Adapun tugas dan wewenang dari jabatan yang terdapat dari struktur
perusahaan PT. Panarub Industry pada gambar di atas adalah sebagai berikut :
1. President Director
a Menetapkan garis-garis besar perusahaan dan menetapkan pandangan
kedepan dari perusahaan.
b. Memimpin, mengurus, dan mengendalikan perusahaan sesuai dengan tujuan
perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas
perusahaan.
c. Meminta laporan dari bagian dibawahnya.
2. Vice President
a. Merumuskan tujuan dan kebijakan perusahaan secara keseluruhan.
b. Mengawasi pelaksanaan operasi perusahaan secara umum.
c. Mengangkat dan memberhentikan seorang direktur.
11

d. Mengesahkan rencana kerja perusahaan untuk suatu periode.


3. Human Resource Director
a. Human Resources Senior Manager Melakukan perekrutan, mutasi, dan PHK
terhadap karyawan.
b . HSE Labour and ISO System Procedure Senior Manager
Mengembangkan sumber daya manusia dengan menyediakan pelatihan dan
seminar baik di dalam maupun di luar perusahaan.
c. General Affair dan Project Senior Manager menangani hal hal yang
bersifat umum, seperti transportasi, pengadaan peralatan, mess karyawan, dan
lain-lain.

4. Production Senior Manager


a. Mengontrol dan mengoordinasikan semua kegiatan produksi sehingga
mutu produk sesuai dengan standar.
b. Bertanggung jawab atas selesainya produksi sesuai dengan jadwal
c. Mengawasi tersedianya bahan-bahan sesuai dengan jumlah dan waktu
yang telah ditetapkan.
d. Mengawasi jumlah produksi dan pemakaian bahan dan membandingkannya
dengan rencana.
5. Product Creation Engineering Director
a. Bertanggung jawab untuk membuat desain baru dan efisiensi produksi

b. Bertanggung jawab atas kualitas bahan produksi.


c. Mengontrol proses produksi dan produk jadi agar kualitas produk sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan
6. Marketing Director
a. Bertanggung jawab untuk memasarkan barang hasil
b. Menerima order atau pesanan dari customer
c. Memperkenalkan product baru dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Export Senior Manager
a) Menganalisa peluang pasar luar negeri.
b) Mengatur pengiriman barang ekspor.
2) Purchasing Senior Manager
12

a) Melakukan transaksi pembelian untuk bahan baku yang dipakai


dalam proses produksi.
b) Membuat laporan pembelian tahunan.
c) Melaksanakan pembelian lokal dan impor.
7. Accounting and Finance Director
a. Bertanggung jawab membuat dan menganalisa laporan keuangan.
b. Mengambil keputusan atas kebijaksanaan, dividen, serta penggunaan arus
kas jangka Panjang.
c. Bertanggung jawab atas pengelolaan dana secara efisien sehingga dapat
mencerminkan posisi keuangan yang sehat. Dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Accounting Senior Manager
1) Menyusun dan menyajikan laporan keuangan setiap akhir periode.
2) Melakukan pencatatan dan memposting transaksi ke dalam buku
b. Finance Senior Manager
1) Melakukan pembayaran berdasarkan bukti-bukti pembayaran yang
sah dan telah disetujui oleh pejabat berwenang.
2) Melaksanakan pembayaran upah atau gaji pegawai.
3) Membuat dan mencatat bukti-bukti transaksi kas dan bank
berdasarkan jumlah uang tunai/cek/giro yang diterima atau
dikeluarkan.
4) Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran, kas, IT Senior
Manager.

9. IT Senior Manager
a. IT Operation & ICT INFR Plan & Security Manager
1) Bertanggung jawab merawat dan mengembangkan infrastruktur jaringan
komputer yang ada.
2) Bertanggung jawab membantu kegiatan perusahaan dalam bidang
teknis khususnya komputer.
b. Service Delivery Manager
1) Bertanggung jawab dalam menyimpan, mengelola, dan menganalisa database
perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan pihak eksekutif.
13

2) Bertanggung jawab membuat program aplikasi yang mendukung kegiatan


perusahaan.
c. Business Continuity Manager Bertanggung jawab untuk membackupdata,
memelihara dan maintenance server, dan disaster recovery.

1.3 Kegiatan Perusahaan

1.3.1 Penerimaan Karyawan


Penerimaan karyawan merupakan serangkaian kegiatan dengan tujuan
utama untuk merekrut para pelamar pekerjaan dengan memberikan motivasi untuk
bisa memperlihatkan kemampuan dan pengetahuan.Saat ini PT.Panarub Industry
membuka kesempatan bagi para calon pekerja untuk lulusan sarjana untuk
ditempatkan sebagai Staff produksi, Staff Specialist,dan Staff HSE (Healthy,
Safety, and Environment).

1.3.2 Jam kerja

Berdasarkan peraturan Undang -Undang No.13 tahun 2003 , PT.Panarub


Industry melaksanakaan ketentuan kerja yang telah di atur pada pasal 77 Ayat 2,
Undang undang No.13/2013 yaitu :
1. 7 jam kerja dalam satu hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja
2. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam
1 minggu.

1.3.3 Strategi Utama

Strategi Utama yang digunakan oleh PT.Panarub Industry adalah sebagai


berikut:
1. Meningkatkan kemampuan bagian pengembangan dalam mempersiapkan
pembuatan sampel baru, karena sampel baru mempunyai tingkat kesulitan yang
berbeda.
2. Meningkatkan kerjasama team kualitas produksi dalam memeriksa produk
yang bertujuan dalam mengurangi produk yang diretur, mengurangi klaim
yang terjadi yang berhubungan dengan kualitas produk.
14

3. Menghasilkan produk yang berkualitas yang sesuai dengan SCP (Supplier


Certification Performance).

1.3.4 Strategi Bisnis Perusahaan

Sebagai perusahaan yang bertujuan untuk memajukan perkembangan


bisnisnya, PT. Panarub Industry memiliki strategi bisnis dalam mencapai tujuan
tersebut. Strategi bisnis pada PT. Panarub Industry yaitu :
1. Kerja sama dengan pemasok

Salah satu kerjasama dengan pemasok adalah dengan menjadi partner bisnis
pada PT. Adidas dalam produksi sepatu. PT. Panarub Industry juga bekerja
sama dengan PT. Framas (Outsole), PT. Groz Becker (Jarum), PT Subcont
(printing).
2. Meningkatkan Kualitas Produk

Perusahaan memproduksi sepatu dengan kualitas yang tinggi yang sesuai


dengan permintaan konsumen sehingga dapat mencapai target Break event
point (BEP).
3. Meningkatkan kepercayaan dari konsumen

Dengan memberikan pelayanan yang terbaik, maka PT. Panarub Industry dapat
tetap memproduksi karena adanya kepercayaan dari konsumen yang melakukan
permintaan yang tinggi tiap tahunnya.

1.3.5 Strategi Dan Sasaran

Strategi dan sasaran dari PT. Panarub Industry :


1. Memasarkan dan memperkenalkan produk ke masyarakat luas khususnya target
pasar yang masih belum mengenali produk ini dan apa keuntungan yang dapat
diperoleh.
2. Memberikan layanan dan kualitas produk yang sesuai dengan harapan
konsumen.
3. Mencapai target penjualan yang telah ditentukan.
15

1.3.6 Lima Kekuatan Menurut Porter

Persaingan merupakan faktor penting bagi keberhasilan atau kegagalan


dalam sebuah perusahaan. Persaingan tersebut dapat membantu perusahaan dalam
mengevalusi kinerja dan aktifitas bisnis dalam perusahaan termasuk SI/TI yang
dimanfaatkan. Terdapat lima faktor yang dipertimbangkan dalam persaingan,
yaitu : masuknya pendatang baru ancaman produk subtitusi, daya tawar-menawar
pembeli, daya tawar-menawar pemasok dan persaingan diantara para peserta yang
ada. Berikut adalah lima Analisa faktor persaingan Porter pada PT.Panarub
Industry pada Gambar 1.11 berikut ini :

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.11 Faktor Pesaing Porter

1. Pendatang Baru
Saat ini semakin banyak perusahaan baru yang bergerak dalam industri
produksi. Hal ini dikarenakan mudahnya memperoleh izin membuka usaha
dalam bidang produksi sepatu olahraga, sehingga dapat meningkatkan
persaingan bisnis. Para pendatang baru ini dapat menjadi sedikit ancaman bagi
perusahaan. Namun, ancaman tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan, karena
PT. Panarub Industry telah memiliki jaringan bisnis yang luas, lebih
berpengalaman, dan memiliki merk dagang yang telah dikenal baik oleh
masyarakat terutama para pelanggannya.
16

2. Pesaing Industri
Pesaing Industri adalah perusahaan yang telah bergerak di dunia industri
yang sama. Pada saat ini jumlah perusahaan yang ada dalam persaingan binis
penyediaan produksi sepatu olahraga sudah semakin banyak. Namun hal ini
bukan berarti usaha untuk menguaasai pasar menjadi lebih sulit karena
perusahaan-perusahaan sepatu memiliki keunggulan yang berbeda beda,
tingginya permintaan pelanggan terhadap penyedia produksi sepatu yang
berkualitas , nyaman digunakan dengan harga sesuai dengan kualitas.
Beberapa perusahaan produksi sepatu yang menjadi pesaing utama bagi
PT.Panarub Industry adalah perusahaan perusahaan yang berada di lingkungan
sekitar PT.Panarub Industry, seperti PT.Poechen yang berada di Tangerang.
Selain itu, PT.Poechen yang telah menempati kedudukan kompetitif dalam
persaingan di bidang ini karena telah sangat dikenal oleh masyarakat dan
memiliki jaringan luas.
Oleh sebab itu, persaingan menjadi semakin ketat, sehingga perusahaan-
perusahaan tersebut termasuk, PT. Panarub Industry semakin meningkatkan
kinerjanya dan menentukan strategi bisnis yang tepat sehingga dapat
unggul dalam persaingan tersebut. Dengan demikian, kekuatan para pesaing
dengan PT. Panarub Industry seimbang sehingga tidak terlalu dikhawatirkan
oleh PT. Panarub Industry.

3. Kekuatan Penawaran Pemasok


Yang dimaksud sebagai pemasok adalah perusahaan yang dapat
mendukung, PT. Panarub Industry dalam hal pengadaan material. Para
pemasok tersebut adalah rekanan kerja PT. Panarub Industry. Kekuatan para
pemasok kepada PT. Panarub Industry berpengaruh besar dalam menentukan
harga produk yang dijual. Harga produk pemasok tersebut dapat berubah pada
saat permintaan dari perusahaan dalam jumlah yang banyak (discount) sesuai
dengan kesepakatan yang ada.
19

4. Kekuatan Penawaran Pembeli


Pembeli yang dimaksud disini adalah yang membeli dalam jumlah besar,
seperti retail-retail sepatu yang ada di Indonesia. Para pelanggan biasanya akan
menuntut suatu produk yang berkualitas, pelayanan yang baik, dan harga yang
sesuai dengan kualitas produk yang diberikan. Kekuatan penawaran pembeli
dalam penentuan harga biasanya berbanding terbalik dengan kekuatan
penawaran pemasok, sehingga pembeli tidak dapat menentukan harga sesuai
dengan keinginannya.

5. Ancaman Produk Pengganti


Menurut Porter (1998,P21) ancaman produk pengganti akan kuat bila
konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk subtitusi
tersebut mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan
lebih tinggi dari produk produk suatu industri.
Produk pengganti yang dimaksud adalah adanya produk lain yang saat
ini juga diproduksi sebagai produk pengganti dari sepatu yaitu sandal dan sandal
sepatu. Namun hal ini tidak terlalu mengkhawatirkan bagi PT. Panarub
Industry karena meskipun banyak ditawarkan produk pengganti, PT. Panarub
Industry tidak kehilangan pelanggan- pelanggannya.

Namun demikian, PT. Panarub Industry tidak boleh mengesampingkan hal


ini begitu saja. PT. Panarub Industry perlu memperbanyak variasi,
pengenalan produk baru yang akan di launching kepada pasar masyarakat dan
memberikan produk yang memiliki kualitas tinggi sehingga pelanggan dapat
memperoleh keuntungan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.
18

1.3.7 Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan


Proses bisnis dapat dilihat pada Gambar 1.12 berikut ini :

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 1.12 Proses Bisnis yang Sedang Berjalan

Deskripsi Proses Bisnis yang Sedang Berjalan :


1. Bagian Development membuat sampel dan mengembangkan sampel, yang
diberikan kepada bagian Marketing.
2. Bagian Pemasaran mempromosikan sampel kepada pelanggan.
3. Pelanggan melakukan pemesanan dan membuat Purchase Order, yang
diterima sebagai Sales Order dari pihak perusahaan.
19

4. Bagian Pemasaran memberikan Sales Order dan Surat Perintah Kerja (SPK)
kepada bagian Produksi.
5. Bagian Produksi melakukan konfirmasi pembelian kepada bagian
Pembelian, bahan baku apa saja yang diperlukan untuk melakukan proses
produksi.
6. Bagian Pembelian melakukan pembelian bahan baku kepada pemasok, yang
disertai dengan Purchase Order.
7. Pemasok mengkonfirmasi bahwa pemesanan telah diterima.
8. Pemasok mengirimkan bahan baku, Sales Order, dan Surat Jalan kepada bagian
Gudang.
9. Bila ada bahan baku yang rusak, maka bagian Gudang akan melakukan retur
bahan baku.
10. Bagian Gudang melakukan konfirmasi ke bagian Keuangan, bahwa bahan
baku telah diterima.
11. Setelah mendapat konfirmasi dari bagian Gudang, maka bagian keuangan
melakukan pembayaran kepada Pemasok.
12. Bagian Gudang melakukan konfirmasi kepada bagian Produksi, bahwa bahan
baku sudah ada.
13. Bagian Produksi mengambil bahan baku dari bagian Gudang dan memulai
proses produksi.
14. Bagian Produksi mengirimkan barang jadi, Sales Order, dan Surat
Permintaan Produksi (SPP) kepada bagian Gudang.
15. Bagian Gudang mengirimkan barang jadi, Sales Order, dan Surat Jalan kepada
Pelanggan.
16. Bagian Gudang mengirimkan Surat Jalan yang sudah ditandatangan kepada
bagian keuangan.
17. Bagian Keuangan memberikan surat penagihan pembayaran kepada
Pelanggan.
18. Pelanggan melakukan pembayaran kepada Bagian Keuangan.
20

BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL
2.1 Sistem industri

PT. Panarub Industry merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam


bidang manufaktur yang memproduksi atau menghasilkan produk dengan
brandmark ternama didunia. Beberapa jenis sepatu yang dihasilkan, diantaranya
: sepatu running yang biasa digunakan untuk berlari, sepatu basket, sepatu futsal,
sepatu sepak bola, dan lain-lain. Namun perusahaan ini sering mengalami kendala
khususnya dalam pembuaan produk dan sering mengalami keterlambatan dalam
proses produksi terutama di area Sample Room Development. Dampak dari
keterlambatan proses produksi ini menyebabkan penumpukan proses di bagian
Sewing area yang menyebabkan keterlambatan dalam proses pengiriman.

Sebagai produsen sepatu berkualitas internasional, sudah tentu kualitas


menjadi perhatian utama perusahaan agar setiap produk yang dihasilkan dapat
memuaskan pemesan khususnya dan konsumen pada umumnya. Di samping
tuntutan kualitas yang prima, PT. Panarub Industry dituntut pula untuk dapat
memenuhi pesanan tepat waktu. Kendala yang dihadapi manajemen adalah masih
terdapatnya penumpukan dan pemborosan (waste) yang tidak bernilai tambah dan
meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah.

Proses produksi dalam perusahaan manufaktur bisa dikatakan sangat


penting. Just In Time dalam bagian produksi harus benar-benar diorganisir dengan
baik karena dapat meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan yang mengadopsi
sistem Just In Time (JIT) ke proses produksinya mestilah merancang kembali
fasilitas- fasilitas pabrikasinya dan kejadian-kejadian yang memicu proses
produksi. Konsep Just In Time (JIT) menekankan pada suatu proses produksi untuk
menghasilkan produk yang segera diproses selanjutnya tanpa memerlukan waktu
yang lama, sehingga dari satu tahapan produksi tidak terdapat barang dalam proses.
(Tholib, 2013:53).

2.1.1 Penerapan Just In Time


21

Menurut Hadioetomo (2009:15), Just In Time (JIT) didasarkan pada konsep


pengiriman bahan mentah (material) serta produksi barang jadi dilakukan
hanya pada saat dibutuhkan saja. Berdasarkan konsep tersebut, fokus JIT
diarahkan pada upaya minimalisasi persediaan bahan mentah, barang dalam proses,
serta barang jadi dengan tujuan untuk menghemat biaya inventory serta mengurangi
berbagai pemborosan (inefisiensi) yang terjadi dalam perusahaan. Dengan
demikian, penerapan JIT pada suatu perusahaan didasarkan pada dua prinsip,
yaitu: pengurangan pemborosan serta pemanfaatan secara optimal sumberdaya
manusia, perlengkapan, material, serta komponen-komponennya dalam suatu
perusahaan.

Just In Time dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan


seperti pembelian, produksi, distribusi, adminsitrasi, dan sebagainya. Namun,
bidang fungsional yang telah banyak menerapkan Just In Time adalah pembelian
dan produksi, karena sistem pembelian dan produksi merupakan titik awal
penerapan Just In Time sebelum diterapkan pada bidang fungsional lainnya.
(Sekunder W, 2011).

Dalam mengelola persediaan Barcode label, maka digunakan metode Just


In Time (JIT). Just in Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk
mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien
mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam
proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik
barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. (Simamora, 2013:10).
Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak
jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga
dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan
atau kerugian akibat menimbun barang. Sistem persediaan Just in Time (JIT)
dapat membantu manajer untuk mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, dan
memperluas keluaran.

2.1.2 Tujuan Penerapan Just In Time


22

Tujuan dari penerapan Just in Time adalah untuk menyediakan bahan baku
tepat waktu untuk digunakan dalam proses produksi, dan untuk memproduksi dan
mengantarkan barang tepat waktu untuk dijual. Ini dapat dicapai dengan
mengurangi pemborosan, mengurangi persediaan, membangun hubungan yang baik
dengan pemasok, meningkatkan keikutsertaan pekerja, dan membuat program
yang berfokus pada konsumen.

Manfaat dari penerapan sistem Just In Time menurut Agustina, dkk


(2007:23) adalah:
1. Mengeliminasi pemborosan, sistem Just in Time yang diterapkan oleh
perusahaan berusaha untuk menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak bernilai
tambah (nonvalue-added activity) bagi produk.
2. Adanya partisipasi dari karyawan, dalam sistem Just in Time, peran dari semua
pihak sangat dibutuhkan baik dari manajer maupun dari karyawan atau
pekerja yang bersangkutan.
3. Mengurangi atau bahkan menghilangkan produk cacat.
4. Meningkatkan produktivitas, Produktivitas merupakan rasio antara output
dengan input.

Dengan menggunakan sistem Just in Time, dapat mengurangi


persediaan ke tingkat minimum, dan hanya menyimpan sejumlah yang
diperlukan dalam produksi hingga pesanan berikutnya diterima. Just in Time
mengeliminasi sebagian besar persediaan dan pemesanan dilakukan dalam jumlah
yang lebih kecil tetapi dengan frekuensi yang lebih tinggi. (Rayburn, 1999: 55).

Sebagai perusahaan manufaktur, yang mengolah bahan baku menjadi


produk jadi maka Jus in Time sangat penting diterapkan pada perusahaan
khususnya di PT.Panarub Industry, sehingga nantinya dalam persediaan Barcode
Label, perusahaan tidak perlu lagi menimbun Barcode Label di pabrik dalam
jumlah yang besar, karena perusahaan hanya membuat Barcode label sesuai
dengan yang dibutuhkan dari customer dengan tepat waktu, mutu, dan
jumlahnya sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.

2.2 Proses Produksi


23

Barcode Label merupakan system yang ada di PT.Panarub Industry


khususnya di departemen sample room,yang bertujuan untuk mempermudah
dalam memproduksi sepatu .Tidak hanya itu, Barcode Label berfungsi sebagai
identitas dari setiap produk sepatu sample yang akan dibuat secara bersamaan.
Barcode Label dibuat berdasarkan pemintaan dari Adidas dalam bentuk Purchase
Order (PO). Purchase Order (PO) adalah dokumen yang di buat oleh pembeli
untuk mrnunjukan barang yang ingin mereka beli dari pihak penjual. Purchase
Order juga merupakan sebuah kontrak yang membentuk kesepakatan antara
pembeli dan penjual mengenai barang yang ingin di beli oleh pihak pembeli.
Barcode label dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini :

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 2.1 .Barcode Label

Barcode Label dibuat berdasarkan permintaan dari bagian Schedulling by


email. ketika tim shipping Inspect menerima email dari tim Schedulling, PIC
Barcode Label segera memperisapkan kebutuhan yang akan digunakan dalam
prose pembuatan Barcode Label seperti Printout data dan kertas barcode.Berbeda
dengan proses pembuatan Size Label yang hanya membutuhkan waktu 1x24 jam,
terhitung dari data permintaan, Proses pembuatan Barcode Label membutuhkan
waktu yang cukup lama sekitar 2 minggu tergantung banyaknya quantity yang akan
dibuat, hal ini sering terjadinya keterlambatan dalam proses penyelesaian.
24

2.2.1 Flowchart Proses Pembuatan Barcode Label

Flowchart merupakan suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang


menggambarkan dari serangkaian urutan proses secara mendetail dan hubungan
antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam satu program.

Berikut gambaran alur atau prosedur system yang berjalan pada proses
pembuatan Barcode Label di area Sample Room Development PT.Panarub Industry
pada Gambar 2.2 berikut ini :
Flow chart proses pembuatan Barcode label
ADIDAS SCHEDULLING SHIPPING INSPECT SIZE LABEL SEWING

Memberi ka n downl oa d order


by s i s tem /turun job Reques t

Meneri ma downl oa d
order
by s i s tem ADIDAS

Cek
kel engka pa n

buat summary menerima list PO


tracking untuk di proses
& rekapan job untuk pembuatan barcode label
pembuatan barcode
sesuai kebutuhan

proses pembuatan barcode


melalui aplikasi
"SCAN SAMPLE"

Pri nt out ha s i l pembua ta n


ba rcode

pemotonga n ba rcode
mengguna ka n a l a t
pemotong kerta s

barcode label siap di


serah terima barcode label
memasukan barcode ke distribusikan sesuai dg
yang sudah dibuat dg PIC
dalam plastik barcode permintaan ke area sewing
size label
untuk proses pembuatan sepatu

selesai

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 2.2 Flowchart Pembuatan Barcode Label
25

Keterangan gambar :
1. Adidas
a. Memberikan Download Order By System atau turun Job Request.

2. Schedulling

a. Menerima Download Order dari Adidas, kemudian tim Schedulling membuat


nomor tracking sesuai dengan order yang sudah di download by system
D2COMM.
b. Mengecek seluruh kelengkapan yang akan di butuhkan.
c. Membuat Summary Tracking dan rekapan Job Order untuk pembuatan
Barcode Label dan Size Label.

3. Shipping Inspect
a. Menerima List PO untuk Proses Pembuatan Barcode Label, ketika tim
Schedulling Share Tracking by Email,PIC Barcode label mempersiapkan mulai
dari print out data Tracking, mempersiapkan kertas barcode beserta Plastik
barcode.

b. Setelah data Tracking sudah di Print Out, masuk ke aplikasi Scan Sample,
aplikasi ini merupakan system yang ada di area Sample Room Development
yang digunakan untuk membuat Barcode Label.

c. Print Out hasil pembuatan Barcode.

d. Hasil Print Out kemudian di potong menggunakan pemotong kertas, agar tidak
terjadinya penumpukan dalam pemotongan Barcode yang mengakibatkan
terhambatnya proses pembuatan sepatu di area Sewing, sebaiknya di lakukan
secara Parsial.

e. Setelah Barcode dipotong, kemudian di masukan ke dalam Plastik Barcode agar


barcode tersebut bisa di distribusikan ke bagian Size Label.

4. Size label
a. Serah terima Barcode Label Yang sudah di buat dengan PIC Size Label

5. Sewing
26

a. Barcode yang sudah dibuat oleh tim Shipping, setelah serah terima dengan PIC
Size Label, kemudian di distribusikan ke area Sewing untuk dilakukannya
proses Pembuatan sepatu.

2.2.2 Proses Pembuatan Barcode Label

Dalam Proses pembuatan Barcode Label, PT. Panarub Industry sudah


menggunakan system yang dirancang untuk memudahkan bagi para pekerja agar
output yang dihasilkan semakin banyak dan tepat waktu. Berikut proses pembuatan
barcode label menggunakan aplikasi Scan Sample pada Gambar 2.3, Gambar 2.4,
Gambar 2.5, Gambar 2.6, Gambar 2.7 berikut ini :

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 2.3 Aplikasi Pembuatan Barcode Label
27

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 2.4 Aplikasi Pembuatan Barcode Label

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 2.5 Aplikasi Pembuatan Barcode Label
28

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 2.6 Aplikasi Pembuatan Barcode Label

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 2.7 Aplikasi Pembuatan Barcode Label
29

Dari gambar diatas, merupakan langkah-langkah proses pembuatan Barcode


Label dengan menggunakan aplikasi Scan Sample , Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut :
1. Buka Aplikasi Scan Sample , lalu klik RUN
2. Masukan User Id berupa Nama dan Password, lalu klik OK
3.Ketika sudah masuk aplikasi, Input nomor Tracking beserta PO sesuai kebutuhan,
maka secara otomatis Quantity dari PO tersebut akan muncul beserta Model
sepatu, Article, dan Customer Name.
4. kroscek kembali apakah PO tersebut sudah benar.
5. kemudian Print out.

2.3 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode


deskriptif suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama
penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang
diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat di dalamnya,
kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur- literatur yang
berhubungan dengan sistem produksi, profit perusahaan, sistem, dan simulasi
sistem dinamik. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup
jelas atas masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2013:2) metodologi penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk
melakukan penelitian kualitas dari suatu produk baik berupa barang maupun jasa,
akan dihasilkan apabila pengendalian kualitas dilaksanakan dengan baik dan
dilakukan pengendalian yang bersifat menyeluruh. Untuk meningkatkan
produktivitas, perusahaan harus berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus-
menerus.

Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas


perusahaan adalah dengan sistem Just In Time. Sistem yang dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan dengan cara mengeliminasi segala bentuk pemborosan.
Sistem ini berfokus pada usaha-usaha mengeliminasi segala bentuk pemborosan
30

(waste) yang tidak bernilai tambah dan meningkatkan aktivitas yang bernilai
tambah.

2.4 Analisis Sistem Produksi

Berdasarkan Analisis yang telah diamati pada proses pembuatan Barcode


Label, khususnya di area Sample Room Development PT.Panarub Industry,
pembuatan Barcode Label masih banyak memiliki kendala baik dalam proses
pembuatan yang menyebabkan WIP (Work In Progress) terutama di bagian
Sewing, pemborosan dalam penggunaan kertas, sehingga terjadinya penumpukan
Barcode Label di Area Sample Room Development PT.Panarub Industry.
Dari Permasalahan diatas, diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.Quantity tambahan (Allowance)

Permintaan Barcode Label di PT.Panarub Industry sama seperti pembuatan


Size Label, biasanya dibuat berpasangan, contohnya ketika ada permintaan
Barcode Label (Request Qty) 1,5 pasang, namun dibuat (Actual Qty) 2 pasang.
Hal ini untuk mengantisipasi jika ada sepatu Reject atau untuk penghancuran
Upper yang dibuat berpasangan.
2.Upper atau Sepatu Reject

Dalam memproduksi sepatu tentunya tidak dapat sempurna 100%, Untuk


menghindari terjadinya Stop Line, maka tim Schedulling selalu mengantisipasi
membuat Barcode Label tambahan (Allowance) agar produksi tetap berjalan
ketika ditemukan sepatu Reject. Namun ketika produksi berjalan dengan baik,
maka tambahan Barcode Label tidak digunakan sehingga mengalami
penumpukkan.
3. Cancel job dan Drop order

Pembuatan sepatu Sample di area Sample Room Development, berdasarkan


permintaan dari Adidas. Ketika Adidas menurunkan job request,tim Schedulling
langsung membuat permintaan Barcode Label, ditengah proses produksi
terkadang ada beberapa model sepatu yang di cancel atau di drop pembuatannya.
Hal tersebut dilakukan atas permintaan dari Headquarter Adidas, hal ini
31

mengakibatkan Barcode yang sudah dibuat tidak terpakai dan mengalami


penumpukan.
4. Mesin Print out terbatas

Area Shipping inspect merupakan area tempat membuat Barcode Label, di


bagian itu tidak hanya pembuatan Barcode Label saja yang membutuhkan mesin
Print Out, tetapi juga ada beberapa pembuatan dokumen dan pembuatan hangtag
yang kegiatan operasionalnya sangat bergantung pada mesin Print out. Hal ini
menyebabkan terlambatnya proses penyelesaian dalam pembuatan Barcode
Label.
5. Alat Pemotong Barcode yang masih manual

Salah satu penyebab terlambatnya distribusi Barcode Label ke bagian


Schedulling adalah penumpukan bacode di bagian Shipping yang di sebabkan
oleh lamanya pemotongan Barcode dengan menggunakan alat pemotong yang
masih manual. Alat pemotong dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut ini :

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 2.8 Alat Pemotong Barcode Label

2.4.1 Pengumpulan Data

Dalam penelitian Proses pembuatan Barcode Label di area Sample


Room,data-data yang dikumpulkan berasal dari perusahaan PT.Panarub Industry
khusunya di departement Sample Room Development, data yang di dapatkan
merupakan summary tracking pengiriman Presell FW’17. Data dibawah ini
merupakan summary data untuk pembuatan Barcode Label berdasarkan Purchase
32

Order (PO) dan Negara tujuan. Berikut Summary tracking pembuatan barcode
label dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Summary Tracking pembuatan barcode Label


Sum of Request QTY sum of Actual
Row Labels
(PRS) QTY+Allowance
ADI AMERICA SAM 895 896
ADI ARGENTINA 27 32,5
ADI AUSTRALIA 171 172
ADI CANADA 136,5 141,5
ADI CHILE 29 37
ADI CHINA 218 220,5
ADI COLOMBIA 34 40,5
ADI DO BRASIL 81 89,5
ADI FRANCE 601,5 610
ADI HELLAS 155 162
ADI HONGKONG 24,5 26
ADI INDIA 73 74,5
ADI INDONESIA 43 44
adi Intl. Trading BV c/o adi France 2,5 3
ADI ITALIA [SMS] 526 534,5
ADI JAPAN 69,5 86,5
ADI KOREA 27 34
ADI LAM 67 85,5
ADI LEBANON 69 88,5
ADI MALAYSIA 49 49
ADI MEXICO 39,5 49,5
ADI MIDDLE EAST 158,5 168,5
ADI MOSCOW 113 116,5
ADI NEW ZEALAND 64 67
ADI PERU 27 35
ADI PHILIPPINES 31 31,5
ADI S AFRICA 217 218
ADI SERBIA 38 46,5
ADI SINGAPORE 41 41
ADI SPAIN (PRESELL & SMS) 754,5 761,5
ADI TAIWAN 44 55
ADI THAILAND 48 49
ADI TURKEY 114 115
ADI UK 376 386,5
ADI VIETNAM 23 23,5
ADIDAS AG 19 19
33

ADIDAS DANMARK A/S 4 4


ADIDAS ESPANA, S.A. 13,5 13,5
adidas Hellas S.A. 2 2
adidas India Marketing Pvt. Ltd. 1 1
ADIDAS ITALY SPA 4,5 4,5
adidas Korea Ltd 1 1
ADIDAS SPOR MALZEMELERI 4 4
ADIDAS SPORT GMBH 1 1
adidas Sports (China) Co., Ltd 4 4
ADIDAS UK LTD 2 2
AGRON 270 271,5
AGRON INC 60 60
AREA CENTRAL 247 258
AREA CENTRAL/ EAST 206 205
AREA NORDIC 116 118
Delta Sport d.o.o. 0,5 0,5
INTERSPORT CH 92,5 106,5
LIFE SPORT (Israel) 20,5 29,5
SEA SINGAPORE 2 2
TAFIBAL SA (URUGUAY) 23 29
US MARKETING PDX 27 27
US SALES MEETIN (PHOTO SHOOT) 52 52
WAREHOUSE OOO ADIDAS 4 4
WESTERN EUROPE_D 234,5 239
Grand Total (Prs) 6798 7049
Grand Total (Pcs) 13596 14098
TOTAL ALLOWANCE 251 (Pairs)
(Sumber : PT.Panarub Industry)

2.5 Analisis Diagram Sebab Akibat (Fishbone Chart)

Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang


dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Setelah diketahui penyebab terlambatnya proses pembuatan
barcode label, langkah-langkah perbaikan untuk mencegah timbulnya masalah
yang serupa. Hal penting yang harus dilakukan dan ditelusuri adalah mencari
penyebab timbulnya masalah tersebut. Berikut diagram fishbone seperti pada
Gambar 2.9 dibawah ini:
34

Material Mesin Manusia


- Alat pemotong manual - kurang cekatan
- Kertas tipis - Error - Jobdesk menumpuk
- Tidak standar ukuran - Printout Antri - kelelahan
- Tinta Habis
Keterlambatan
Proses
Produksi
-Salah SOP
- Kebisingan di lingkungan kerja
- suasana tidak nyaman - Salah Teknik

Lingkungan Metode

(Sumber : PT.Panarub Industry)


Gambar 2.9 Diagram Fishbone PT.Panarub Industry

Dari diagram fishbone diatas, bisa dilihat bahwa banyaknya faktor


keterlambatan dalam proses pembuatan barcode label kebanyakan di pengaruhi
oleh faktor mesin, diantara faktor-faktor tersebut adalah alat pemotong kertas yang
masih manual, mesin printer error, printout antri, dan tinta cepat habis. Faktor
dominan utama permasalahan keterlambatan proses pembuatan barcode label yaitu
printout antri, dari masalah tersebut menyebabkan terlambatnya proses pembuatan
sepatu yang menyebabkan menumpuknya upper di area sewing.

Analisa dari fishbone dengan 5W + 1H secara detail dituangkan dalam


kalimat dibawah ini:
1. What (apa) : Banyaknya penumpukan barcode label sehingga menyebabkan
terlambatnya proses produksi.
Solusi : mencari penyebab masalah penumpukan pada pembuatan barcode label
2. Who (siapa) : oleh PIC/pekerja pembuat barcode label.
Solusi : diberikan pelatihan dan ketelitian kerja
3. Where (dimana) : di area Sample Room Development PT.Panarub Industry
Solusi : melakukan proses pengecekan baik dalam segi material, maupun mesin
secara berkala.
4. When (kapan) : Terjadi pada saat prose pembuatan barcode label
35

Solusi : sebelum memulai proses pembuatan barcode label, sebaiknya pekerja


mempersiapkan kebutuhan material terlebih dahulu, untuk mencegah terjadinya
penumpukan.
5. Why (mengapa) : karena faktor mesin yang mempengaruhi terjadinya
penumpukan barcode label sehingga menyebabkan terlambatnya proses
produksi..
Solusi : menambahkan mesin printout jika terjadi antri dalam proses print
barcode label.
6. How (bagaimana) : jika dalam proses pembuatan barcode label mengalami
penumpukan yang disebabkan faktor mesin, sebaiknya PIC pembuat barcode
label mengantisipasinya dengan cara membuatnya partial, hal ini untuk
menghidari terjadinya penumpukan dan antri dalam proses printout barcode
label.
Solusi : mengantisipasi jika terjadinya penumpukan baik dalam pembuatan
,maupun printout barcode label, sebaiknya PIC melakukan konsultasi terhadap
atasan terkait apabila jika proses pembuatan barcode label mengalami kendala
antrian dalam printout barcode, sehingga atasan tahu kendala yang di alami.
Dengan begitu atasan segera mencari solusi terhadap kendala yang dialami
ketika proses pembuatan barcode label.

2.6 Rekayasa Manajemen Industri

Rekayasa manajemen industri pada perusahaan PT.Panarub Industry setelah


peneliti lakukan pada proses praktek kerja lapangan banyaknya pesaing produk
yang sejenis mempunyai kualitas yang sama dan bisa bersaing dengan
perusahaan.Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan untuk bisa
meningkatkan sebuah kualitas yang lebih baik lagi. Setiap perusahaan pasti
memiliki sebuah pesaing dengan perusahaan lain dengan cara mengetahui
benchmarking kompetitor dari perusahaan lain. Benchmarking adalah suatu proses
studi banding dan mengukur suatu kegiatan perusahaan/organisasi terhadap proses
operasi yang terbaik di kelasnya sebagai inspirasi dalam meningkatkan kinerja
(performance) perusahaan atau organisasi. Penerapan Benchmarking memiliki
36

tujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dengan memperbaiki kinerja


usaha, meningkatkan produktivitas, memperbaiki mutu produk dan layanan.
Dalam mempertahankan dan memperbesar usahanya, PT.Panarub Industry
mampu melihat kelebihan dan kekurangan pesaing, dalam hal ini, pesaing yang
dijadikan contoh adalah PT.Chingluh Indonesia, berikut adalah Analisa berupa
kelebihan pesaing dan kelebihan yang dimiliki PT.Panarub Industry:

1. PT.Chingluh Indonesia (Produk Pesaing)


a. Kelebihan perusahaan
1) Pemasaran yang terfokus terus menerus.
2) Produk yang mempunyai kualitas yang sangat tinggi.
3) Mesin mesin yang digunakan sudah modern.
b. Target Pasar
Target yang di incar dari perusahaan ini adalah buyer ( pembeli) yang mempunyai
pendapatan kelas menengah sampai keatas, harga yang di tawarkan pun cukup
beragam antar produk
c. Layanan
Layanan kerjasama untuk para buyer (pembeli) lebih fokus terhadap pelayanan
service yang optimal. Layanan yang ada di perusahaan PT.Chingluh Indonesia
sangat berpengaruh terhadap reputasi perusahaan agar bisa lebih berkembang lagi
kedepannya.
2. PT.Panarub Industry
a. Kelebihan Perusahaan
1) Bahan baku yang digunakan dalam produksi sepatu berkualitas.
2) Pemasaran yang terfokus pada perbaikan secara terus-menerus.
3) Menggunakan sistem yang terbaru.
4) Melakukan perbaikan secara berkesinambungan pada produk.
b. Target Pasar
Segmen yang dituju adalah kelas menengah sampai atas, mengandalkan kepuasan
buyer (pembeli) dimana segala kebutuhan disajikan sesuai permintaan pihak buyer
(pembeli). Harga yang ditawarkan adalah sesuai pangsa pasar.
c. Layanan
37

Layanan yang diandalkan oleh PT.Panarub Industry juga tidak kalah saing
dengan PT.Chingluh Indonesia, dimana PT.Panarub Industry mempunyai layanan
dengan kepuasan pelanggan yang sangat terjaga baik sampai saat ini. Proses akses
bisa melalui internet, dan melalui marketing yang sangat konsisten menjaga kualitas
produk yang bermutu tinggi. Perusahaan bisa bersaing dengan layanan penuh dan
optimal untuk kenyamanan buyer (pembeli).
Dari kelebihan benchmarking di atas perusahaan PT.Panarub Industry sudah
melakukan usaha optimal dalam menjaga produktivitas dan ketepatan waktu
pengirimannya, tetapi masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan kembali
dalam perhitungan ketersediaan dan penjadwalan distribusinya. persediaan yang
dibutuhkan untuk perusahaan kedepannya agar bisa lebih baik, serta penjadwalan
produksi dan distribusi yang baik sehingga pemenuhan permintaan tidak melewati
batas penerimaan permintaan yang diinginkan buyer (pembeli).
38

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktek kerja yang dilakukan di PT.Panarub Industry,
beberapa kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil pengamatan dan pembahasan
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Faktor keterlambatan dalam proses pembuatan barcode label di pengaruhi oleh
faktor mesin, diantara faktor-faktor tersebut adalah alat pemotong kertas yang
masih manual, mesin printer error, printout antri, dan tinta cepat habis. Faktor
dominan utama permasalahan keterlambatan proses pembuatan barcode label
yaitu printout antri, dari masalah tersebut menyebabkan terlambatnya proses
pembuatan sepatu yang menyebabkan menumpuknya upper di area sewing.
2. Penerapan metode Just In Time dalam proses pembuatan Barcode Label
bertujuan untuk menghilangkan pemborosan, mengurangi produk cacat, serta
meningkatkan produktivitas agar produk yang dibuat bisa sampai ke konsumen
secara tepat waktu.
3. Dalam proses pembuatan barcode label dengan menggunakan metode Just In
Time sudah sangat tepat, karena dengan metode ini, produktivitas dalam
pembuatan Barcode Label dengan menggunakan aplikasi Scan Sample berjalan
tepat waktu dan tidak adanya penumpukan.

3.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari hasil pengamatan dan pembahasan yang
dilakukan pada kerja praktek di PT.Panarub Industry yaitu :

1. Perusahaan sebaiknya memberikan penambahan mesin Printer dan karyawan


terutama di bagian Shipping, dimana karyawan tersebut khusus bertugas untuk
memotong barcode label menggunakan alat manual yang sudah disediakan,
dalam proses pembuatan barcode, apabila dilakukan hanya satu orang saja,
tentunya akan mengakibatkan penumpukan..
39

2. Perusahaan sebaiknya memberikan penambahan mesin Printer dan karyawan


terutama di bagian Shipping, dimana karyawan tersebut khusus bertugas untuk
memotong barcode label menggunakan alat manual yang sudah disediakan,
dalam proses pembuatan barcode, apabila dilakukan hanya satu orang saja,
tentunya akan mengakibatkan penumpukan..
3. Secara teknis, perlu adanya pelatihan terhadap karyawan di bagian Shipping
Inspect secara berkesinambungan, terutama mengenai metode Just In Time yang
perlu di implementasikan di PT.Panarub Industry agar karyawan paham efek dari
terlambatnya proses produksi yang diakibatkan dari pembuatan barcode label.
4. Perusahaan sebaiknya memperbaharui sistem yang ada di PT.Panarub Industry
khusunya dalam pembuatan barcode label, contohnya memperbaharui software,
menambahkan fasilitas kebutuhan kerja seperti mesin printer baru, agar
karyawan tidak antri dalam printout dokumen atau barcode label.
40

DAFTAR PUSTAKA

Albert Battersby, 2012, Penuntun Pengendalian Persediaan, Jakarta, Erlangga.

Adiko. 2010. Penerapan Sistem Pembelian Just In Time Untuk Meningkatkan


Efisiensi dan Produktivitas Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi, Vol. 3 No. 10.

Agustina, Y., Dewi, S., dan Ermadiani, 2007, Analisa Penerapan Sistem Just In
Time untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas pada Perusahaan
Industri, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 12, No. 1, Januari: 132-
146.

Hadioetomo. 2009. Pengaruh Penerapan JIT Terhadap Kinerja dan


Keunggulan, Kompetitif Perusahaan Manufaktur, Universitas
Diponegoro, Semarang. Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember
2009: 104-113.

Handoko T., 2015, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BBPFE


Yogyakarta.

Herman Darmawi. 2004. Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Latifah M. (2010). Evaluasi Penerapan Just in Time (JIT) pada Persediaan Di


PT Batam Network Services, 38-45.

Mursyidi 2008. Akuntansi Biaya : Conventional Costing, Just In Time, Activity


Based Costing, Bandung : PT.Refika Aditama.

Putra, Christyandhika dan Idayati, Farida. 2014. Penerapan Metode Just In Time
Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persedian Bahan Baku, Jurnal
Lmu & Riset Akuntansi, Vol. 3 No.13.

Sofjan Assauri, 2011, Manajemen Produksi, Edisi Ketiga, Jakarta:


Lembaga PENERBIT FE-UI.

Suneth M. (2016). “Penerapan Sistem Just in Time dalam Meningkatkan


Produktivitas Perusahaan pada PT Cipta Beton Sinar Perkasa di
Makassar”,70-76.

http://www.panarub.co.id/ 25 Maret 2019 jam 20:15

Anda mungkin juga menyukai