Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan
B.Topik Bahasan
1.Menjelaskan bagaimana perusahaan PT.HM Sampoerna tbk menjalakan roda bisnis
nya
2.Peran PT.HM Sampoerna tbk di pasar
3.Membahas strategi yang di lakukan oleh PT.HM Sampoerna tbk
4.Peran Karyawan dalam perusahaan PT.HM Sampoerna tbk
5.Keuntungan bisnis perusahaan PT.HM Sampoerna tbk
C.Rumusan Masalah
1.Apa yang membuat PT.HM Sampoerna tbk berkembang pesat ?
2.Bagaimana PT.HM Sampoerna tbk menjalankan roda bisnis nya ?
3.Kenapa Putera Sampoerna menjual saham nya kepada Philip Morris Indonesia ?
4.Dimana Kantor pusat PT.HM Sampoerna tbk berada ?
5.Siapa Pendiri PT.HM Sampoerna tbk ?
6.Kapan PT.HM Sampoerna didirikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan
membina hubungan baik dengan mitra usaha.
Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan
peluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi dan
produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha PT HM Sampoerna Tbk juga berperan
penting dalam keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk, dan PT HM Sampoerna Tbk
mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan
ketahanan mereka.
B. Produk - Produknya :
A. Dji Sam Soe
B. A Mild
C. U Mild
D. Sampoerna Hijau
E. Avolution
F. Kraton Dalem
G. Panamas
H. Komet
I. Sampoerna Pas
J. A Flava
C.Kelebihannya:
-Produk-produknya berkualitas.
-beragam-ragam jenis produk.
-Mudah di dapat di pasar-pasar terdekat.
D.Kekurangannya :
-Harga Produknya relatif mahal.
E. Pesaing - Pesaingnya :
- PT. Djarum.
- PT. Bentoel.
- PT. Gudang Garam.
F. STRATEGI
1.Strategi Yang Di Gunakan Dalam Persaingan :
- SO Strategy
(S1,O4) Inovasi terbaru produk untuk target mancanegara
(S4,O1) Berusaha untuk mencari investor,dibawah naungan Philip morris memudahkan
sampoerna untuk mencari modal.
(S5,03) Promosi besar-besaran untuk menigkatkan brand awareness dan ekspansi
bisnis.
(S3,05) melakukan strategi merebut customer
(S2,O2)Tetap mempertahankan pangsa pasar mild yang sedang trend saat ini.
- OW Strategy
(W5,O1) Atur strategi untuk mempromosikan Avolution di luar negeri melalui bantuan
perusahaan Philip Morris
(W3,O2) Lebih memfokuskan strategi untuk mempertahankan mild sebagai tren saat ini
(W2,O4) Buat Inovasi terbaru untuk membuat rokok putih.
(W1,O5) Tekankan Finest Quality kepada customer dan buat persepsei finest Quality
tersebut melalui media promosi.
(W4,O3) Pada event yang berskala besar adakan promosi besar-besaran untuk
meningkatkan awareness customer.
- SO Strategy
(S5,T1) Ikut dalam kampanye anti-rokok untuk meningkatkan awareness
(S2,T3) Kendalikan pangsa pasar dengan menurunkan harga mild.
(S3,T5) Berusaha untuk mendapatkan sponsor melalui syarat tertentu
(S5,T4) adakan riset untuk mencari bahan baku yang lebih murah.
(S1,T2) Pertahankan customer dan bangun persepsi di customer bahwa sampoerna
The Finest Quality.
- OW Strategy
(W2,T4) Kurangi penawaran mild untuk luar negeri karena bea cukai yg mahal,
tingkatkan penawaran dalam negeri.
(W3,T2) Melakukan penetrasi pasar untuk produk SKM filter
(W1,T1) Membuat Strategi CSR untuk menghadapi perda rokok.
(T4, W5) Buat citra Avolution lebih exclusive lalu ekspor keluar negeri.
(W4,T5) Manfaatkan event berkala sampoerna untuk promosi produk.
-
G. Analisis SWOT :
Dari analisis SWOT PT HM Sampoerna Tbk,dapat di perinci menjadi beberapa inti
yakni sebagai berikut:
Ø Strength
1. Kualitas Bahan Baku
2. Menguasai pangsa pasar
3. Kredibilitas perusahaan
4. Budaya Perusahaan
5. Nilai capital yang besar
Ø Weakness
1. Harga yang cukup mahal
2. Kurang diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
4. Modalyang cukup besar untuk mengadakan event berkala.
5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
Ø Opportunity
1. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) diIndonesia
3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
4. Kemungkinan lahirnya produk baru
5. Beralihnya customer competitor ke rokok (LTLN) Sampoerna
Ø Threath
1. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
2. Kompetitor dari rokok jenis Mild
3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild
4. Tingginya pajak rokok
5. Berkurangnya event yang disponsori oleh industry rokok
Blue Ocean Strategy yang digunakan PT. HM Sampoerna dalam bisnisnya dapat dilihat
dengan diluncurkannya produk A Mild. Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak
pihak, terutama industri rokok saat itu. Hal ini disebabkan karena produk A-Mild
merupakan produk yang unik, yang tidak tergolong dalam kategori manapun, dari tiga
kategori besar rokok yang ada saat itu, yaitu sigaret keretek tangan (SKT), sigaret
keretek mesin (SKM) reguler, dan sigaret putih mesin (SPM). Melalui A-Mild PT
Sampoerna Tbk mengambil langkah berani untuk membuat sebuah kategori baru, yakni
SKM mild. Sejak awal A-Mild memang sudah dirancang untuk menjadi produk yang
tidak ada duanya di pasar domestik saat itu. A-Mild merupakan rokok rendah nikotin
(Low Tar Low Nicotine) pertama di Indonesia dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0
mg. Tidak hanya pada komposisi, Sampoerna juga melakukan perubahan pada
kemasan A-Mild dengan mengurangi isi 20 batang menjadi 16 batang. Untuk inovasi
produk A Mild dibutuhkan waktu 2 tahun untuk mempersiapkannya. Hal ini dikarenakan
pada saat itu tidak ada benchmark produk yang dapat dijadikan acuan, termasuk di
pasar internasional. Yang ada hanya berbagai survey dan riset yang melibatkan
konsumen, termasuk di antaranya uji buta yang tidak hanya dilakukan sekali, tapi
beberapa kali di beberapa kota.
Tahun 1994 A-Mild mengganti motto kampanye Taste of the future dan menggantinya
dengan How low can you go. Dengan motto ini Sampoerna seolah-olah menantang
konsumen untuk berpikir ulang mengenai jenis rokok yang mereka konsumsi. Cara ini
terbukti efektif karena penjualan A-Mild naik tiga kali lipat, dari sebelumnya hanya 18
juta batang per bulan menjadi 54 juta batang per bulan. Dan seiring dengan berjalannya
waktu, penjualan A-Mild pun terus naik. Tahun 1996, A-Mild sudah menembus
penjualan sebanyak 9,8 miliar batang, atau 4,59% total penjualan rokok nasional. Di
tahun 2005, rokok SKM mild sudah mengambil porsi 16,97% total rokok nasional.
Hingga kini A-Mild telah menjadi salah satu produk unggulan dari Sampoerna dengan
penguasaan pasar sekitar 50%.
D. Diversifikasi Produk
2. Business Strategy
Untuk memperkuat posisi pasarnya, PT.HM Sampoerna menghadirkan beberapa
macam inovasi, antara lain :
Ø Meluncurkan rokok A Flava Click Mint yaitu produk rokok mild pertama di Indonesia
dengan inovasi click mint, yang menawarkan 2 pengalaman rokok berbeda kepada
perokok dewasa, yaitu rokok dengan rasa mild & mint.
Ø Meluncurkan rokok A Mild, A-Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar Low
Nicotine/LTLN) pertama di Indonesia dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg.
3. Operating Strategies
Perusahaan-perusahaan yang paling dikagumi dunia dalam perencanaan dan
pengendalian operasinya banyak menerapkan Six Sigma, salah satunya adalah PT HM
Sampoerna Tbk.SixSigma merupakan tujuan yang hampir sempurna dalam memenuhi
persyaratan pelanggan. Six Sigma merujuk kepada target kinerja operasi yang diukur
secara statistik dengan hanya 3,4 kesalahan untuk setiap juta aktivitas. Six Sigma juga
merupakan usaha perubahan budaya supaya posisi perusahaan ada pada kepuasan
pelanggan, profitabilitas dan daya saing yang lebih besar. Six Sigma merupakan sistem
yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan dan
memaksimalkan sukses bisnis, yang secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang
kuat terhadap kebutuhan pelanggan, pemakaian disiplin terhadap data, fakta dan
analisis statistik serta perhatian cermat untuk mengelola, memperbaiki dan
menanamkan kembali proses bisnis.
H. PRODUKSI ROKOK.
I. TATA KELOLA PERUSAHAAN.
Salah satu kunci kesuksesan Sampoerna adalah ketaatanterhadap prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik. Sebagaiperusahaan publik, sekaligus sebagai afi liasi
PMI, penerapan tatakelola perusahaan yang baik menjadi suatu keharusan
bagiSampoerna. Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritasyang sangat
tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku(code of conduct) yang diterapkan
pada seluruh afi liasi PMI,termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan
Sampoerna padaseluruh tingkatan organisasi.Program pelatihan diadakan
secaraberkala dan partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat.Pelaksanaan tata kelola
perusahaan di Sampoerna merupakantanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi,
dibantu oleh tim yangterdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi,
AuditInternal, dan Sekretaris Perusahaan. Tim tersebut secara rutinmemantau
pelaksanaan dan kepatuhan terhadap Prosedur danKebijakan Perusahaan.
J. STRUKTUR ORGANISASI.
K. BUDAYA ORGANISASI.
Ketika Putera Sampoerna mengumumkan nyaris menjual saham seluruh miliknya
kepada Philip Morris Indonesia pada tahun 2005 silam,banyak membuat orang
tercengang.Pasal nya,generasi ketiga keluarga sampoerna itu menjual saham 97%
seharga Rp18,5 triliun rupiah,kini keluarga sampoerna tidak mengurusi bisnis
asap.Lewat bendera Sampoerna Strategic, Putera menggunakan dana tersebut untuk
menggarap sektor properti, infrastruktur, dan agrobisnis.Akan tetapi, corporate
culture yang ditanamkan keluarga Sampoerna di HM Sampoerna masih terus bertahan
hingga kini. Bahkan, Martin King, presdir PT HM Sampoerna Tbk., yang berasal dari
Philip Morris, pernah berseloroh tidak akan mengubah budaya perusahaan. “Budaya
Sampoerna sudah kuat dan berhasil membuat perusahaan itu tumbuh besar. Jadi, buat
apa diubah?” business.cetusnya.
Setidaknya, Sampoerna menggembleng karyawannya dengan budaya adaptif, inovatif,
dinamis, berani mencoba, friendly, dan pantang menyerah. Pernah, suatu kali, hampir
seluruh staf andal Sampoerna dibajak oleh kompetitor. Namun, berkat sistem kerja,
performa Sampoerna saat itu tidak menunjukkan penurunan yang signifikan. Sementara
itu, hadirnya Philip Morris juga membuat budaya kerja Sampoerna lebih tertata, rapi,
dan teratur. Mulai dari sistem pengelolaan karyawan, peraturan perusahaan,
mekanisme kontrol dan produksi, pemasaran dan penjualan, sampai how to do
L.KEUNTUNGAN
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP, anggota indeks Kompas100 ini) masih
mampu mencatatkan kinerja positif pada semester I-2019. Emiten rokok ini meraih
pertumbuhan laba sebesar 10,8% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu
(yoy).
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2019, Jumat (26/7) laba yang dapat
distribusikan ke entitas tercatat Rp 6,77 triliun, sedangkan semester I-2018 tercatat Rp
6,11 triliun.
Kenaikan tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan pertumbuhan beban pokok penjualan HMSP.
HMSP mencatat hasil penjualan bersih selama semester satu ini sebesar Rp 50,72
triliun. Jumlah tersebut naik tipis yaitu 3,17% yoy dari Rp 49,15 triliun. Dari jumlah
penjualan bersih tersebut, HMSP mencatatkan penurunan nilai ekspor sebesar 0,08%
menjadi Rp 191,35 miliar.
Sedangkan untuk penjualan dalam negeri, nilai penjualan yang mengalami kenaikan
adalah sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM). Nilai penjualan SKM
sebesar Rp 35,93 triliun atau naik 4,93% yoy, sedangkan SPM sebesar Rp 5,44 triliun
atau naik 5,42% yoy.
Sementara itu, beban pokok HMSP pada semester I-2019 tercatat sebesar Rp 38,39
triliun. Jumlah tersebut naik 1,75% yoy dari Rp 37,73 triliun. Beban terbesar berasal dari
pembayaran cukai rokok sebesar Rp 28,9 triliun. Angka tersebut naik 2,01% yoy.
Cukai atas barang yang terjual oleh perusahaan termasuk pita cukai atas barang
dagangan yang dibeli dari PT Philip Morris Indonesia yang terjual.
Adapun aset yang dimiliki HMSP saat ini sebesar Rp 43,11 triliun, turun 1,75% bila
dibandingkan posisi semester I-2018. Sementara itu utang yang dimiliki HMSP tercatat
sebesar Rp 14,63 triliun alias turun 9,46% yoy.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga dapat berguna bagi saya pribadi
dan pembaca umumnya.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari kawan-
kawan semuanya.