Anda di halaman 1dari 3

Manajemen Resiko Lingkungan Di Kantin Sekolah

Kantin Sekolah juga memiliki berbagai macam resiko yang harus dihadapi dan
diatasi oleh pemilik, sehingga resiko yang ada tidak menjadi sesuatu yang dapat
menghalangi bisnis kantin ini untuk berkembang. Menurut kami kantin sekolah
memiliki 3 sumber resiko, resiko tersebut muncul dari lingkungan fisik,
lingkungan operasi dan lingkungan ekonomi.

Resiko pertama yang berasal dari lingkungan fisik ialah kondisi cuaca “hujan”,
hujan merupakan suatu kondisi dimana terjadinya melalui proses alam, sehingga
manusia tidak dapat menolak jika hujan tiba. Hujan menjadi resiko bagi Kantin
karena kondisi ini dapat menghalangi para konsumen untuk datang dan makan di
kantin, mereka enggan untuk memilih tempat makan yang jauh saat kondisi hujan.
Hal ini dapat menyebabkan persediaan makanan di kantin menjadi tidak laku
sehingga dapat mempengaruhi pendapatn per harinya.

Libur akhir semester yang cukup lama kurang lebih 1 bulan mengakibatkan omset
penjualan kantin menjadi tidak tetap atau justru akan mengalami penurunan,
karena sasaran utama kantin ini adalah para siswa. Pemilik menjadi kebingungan
dalam menentukan jumlah yang harus diolah dan dijual untuk setiap porsi per
harinya. Resiko makanan basi juga merupakan resiko yang harus dihadapi
pengusaha dibidang tata boga ini, untuk menghidari resiko ini kantin harus pandai-
pandai dalam mengestimasi permintaan setiap harinya, pemilik berpikir bahwa
lebih baik memasak dalam porsi yang cukup daripada harus memasak porsi besar
namun setelah itu makanan yang tersisa disimpan untuk keesokan harinya atau
bahkan dibuang.

Resiko kedua berasal dari lingkungan Operasional. Operasional kantin dimulai dari
memilih atau memilah-milah bahan baku, membersihkan sayur dan daging,
kemudian memasak hingga menyajikan makanan yang layak di jual. Aktivitas
operasional ini juga di tunjang beberapa hal seperti listrik, air, bahan bakar (LPG).
Semua faktor-faktor ini membantu dalam berjalannya operasional kantin.

Resiko yang harus dihadapi bila salah satu faktor penunjang tersebut mengalami
masalah contohnya bila sering terjadi pemadaman listrik akan mengakibatkan
daging cepat membusuk karena untuk menyimpan daging pemilik menggunakan
lemari es yang dimana juga menggunakan listrik dalam jumlah volt yang besar.
Faktor lainnya, air juga harus selalu tersedia dalam keadaan yang bersih karena
seperti yang diketahui air sangat di butuhkan dalam kehidupan baik itu untuk
mencuci, memasak atau yang lain. Tentu saja dalam aktivitas kantin ini mencuci
dan memasak merupakan hal yang wajib sehingga harus menjaga kehigienisan
makanan yang akan di jual.Human Factor juga mempengaruhi dalam operasional
seperti halnya bila tenaga kerja yang dipekerjakan itu cepat tanggap akan intruksi
dari atasan maka pekerjaan akan cepat selesai namun bila pekerja tersebut malah
cenderung lamban menanggapi instruksi dari atasan maka akan menghambat
operasional kantin.

Resiko ketiga berasal dari lingkungan Ekonomi. Resiko ekonomi berkaitan erat
dengan situsional sosial dan politik. Tiga hal tersebut memang tidak dapat
dipisahkan selalu ada hubungan satu dengan yang lainnya. Seperti kenaikan harga
bahan baku menjelang Hari Raya Idul Fitri merupakan dampak dari sosial
banyaknya permintaan tidak sesuai dengan barang yang tersedia sehingga barang-
barang naik secara drastis. Begitu juga yang dialami kantin ini, kenaikan harga
bahan baku menjelang hari raya seperti saat ini berimbas pada usaha kecil ini.
Pemilik mengalami dilema antara harus menaikkan harga makanan yang harus
dijual atau tidak menaikkan sama sekali. Bila pemilik menaikkan makanan yang
akan dijual tentu saja akan mengurangi minat pembeli karena sasaran pembeli
adalah mahasiswa yang notabene mementingkan harga.

KESIMPULAN
Menjalankan bisnis kecil seperti warung makan ini memang sangat rentan dengan
resiko apalagi resiko yang berhubungan dengan penurunan nilai omset akibat
faktor lingkungan ekonomi dan faktor lainnya. Oleh karena itu pengelola dan
pemilik bisnis ini harus cakap dalam mengelola resiko. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir resiko yang berakhir pada kerugian, kemudian berlanjut pada
maksimalisasi keuntungan melalui tindakan-tindakan yang dapat mengurangi
dampak risiko itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai