Anda di halaman 1dari 37

PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

SELAMAT DATANG

GENERASI MUDA
ANTI-KORUPSI

INDONESIA AKAN
LEBIH BAIK JIKA
TANPA KORUPSI !!!

Lomba poster KPK, Karya : Christian Tumpak


SUPRIJANDANI, SKM., MSc.PH
2 Poltekkes Kemenkes Surabaya
KORUPSI DAHULU HINGGA
SEKARANG

Korupsi di Indonesia sudah


‘membudaya’ sejak zaman
dahulu, yakni dimulai dari
periode :
Prakemerdekaan,
Pasca Kemerdekaan,
Era Orde Lama,
Era Orde Baru,
Era Reformasi.
4
Pembentuk Badan Pemberantasan Korupsi
sebanyak 2 kali yakni,
1. Panitia Retooling Aparatur Negara
(PARAN) dan operasi Budhi dipimpin.

Panitia Retooling Aparatur Negara (PARAN)


mengharuskan Pejabat mengisi formulir
daftar kekayaan pejabat negara.

5
 Operasi Budhi dipimpin oleh
Abdul Haris Nasution.
 Pada Tahun 1963 melalui Keputusan
Presiden Nomor 275 Tahun 1963,
upaya pemberantasan korupsi
kembali digalakkan dengan
membentuk lembaga yang bertugas
meneruskan kasus-kasus korupsi di
meja pengadilan yang dikenal
“Operasi Budhi”,
6
2. Komando Tertinggi Retooling
Aparat Revolusi (KOTRAR), yang
diketuai langsung oleh Presiden
Soekarno, dan dicatat
pemberantasan korupsi pada masa
itu akhirnya mengalami stagnasi.

7
8
 Pidato Kenegaraan tanggal 16 Agustus
1967.
 Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) yang
diketuai Jaksa Agung.
 Tahun 1970, Pelajar dan Mahasiswa
melakukan unjuk rasa memprotes kinerja
Tim Pemberantasan Korupsi.
 Presiden Soeharto membentuk Komite
Empat.

9
Komite Empat beranggotakan tokoh-tokoh
tua yang dianggap bersih dan berwibawa
seperti :
1.Prof. Johannes,
2.I.J. Kasimo,
3.Mr. Wilopo dan
4.A. Tjokroaminoto
Tugas utama membersihkan antara lain
Depag, Bulog, CV Waringin, PT Mantrust,
Telkom, dan Pertamina.
10
Ketika Laksamana Sudomo diangkat
sebagai Pangkopkamtib, dibentuklah
Operasi Tertib (Opstib) yang bertugas antara
lain memberantas korupsi.

Seiring dengan berjalannya waktu Operasi


Tertib (Opstib) pun hilang ditiup angin tanpa
bekas.

11
12
 Presiden B.J. Habibie mengeluarkan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan
bebas dari KKN berikut pembentukan berbagai
komisi seperti KPKPN, KPPU, atau lembaga
Ombudsman.
 Presiden Abdurrahman Wahid membentuk Tim
Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (TGPTPK). Badan ini dibentuk dengan
Keppres di masa Jaksa Agung Marzuki
Darusman dan dipimpin Hakim Agung Andi
Andojo.
13
Namun, di tengah semangat menggebu-gebu
untuk rnemberantas korupsi dari anggota tim,
melalui suatu judicial review Mahkamah Agung,
TGPTPK akhirnya dibubarkan. Sejak itu,
Indonesia mengalami kemunduran dalam upaya
pemberantasan KKN.
Proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi
yang melibatkan konglomerat Sofyan Wanandi
dihentikan dengan Surat Perintah Penghentian
Penyidikan (SP3) dari Jaksa Agung Marzuki
Darusman.
14
 Presiden Megawati :
Laksamana Sukardi sebagai Menneg BUMN
tak luput dari pembicaraan di masyarakat
karena kebijaksanaannya menjual aset-
aset negara.
Pada tahun 2003 dibentuk suatu komisi
untuk mengatasi, menanggulangi, dan
memberantas korupsi di Indonesia. Komisi
ini dinamai Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), didirikan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002. 15
Berdasarkan data ICW, Kemenkes
merupakan lembaga yang paling besar
merugikan negara, yakni Rp 249,1 miliar.
Selanjutnya, 46 kasus korupsi terjadi di
Dinkes, baik tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota.
Ada juga 55 kasus kesehatan di RS dan 9 di
Puskesmas. Mulai tahun 2003 s.d. 2014 yaitu
kerja sama KPK dengan PPATK, BPK, Polri,
dan Kejaksaan Agung.
16
Data dari Lembaga Survei Nasional (LSN)
Pada Pemilu tahun 2009, sebanyak <40%
publik bersedia menerima uang dari
caleg/partai.
Data dari Suara Merdeka.com, money politic
sangat rawan terjadi dalam pemilu 2014,
mayoritas publik mengaku bersedia
menerima pemberian uang dari caleg/partai
sebesar 69,1%.

17
 Pada kenyataannya, upaya pemberantasan
korupsi tidak semudah membalik telapak
tangan.
 Korupsi dapat menghambat proses
pembangunan, seperti ketidakberdayaan
hukum dihadapan orang kuat, minimnya
komitmen dari elite pemerintahan.
 Semua itu, karena hukum tidak sama dengan
keadilan, hukum datang dari otak manusia
penguasa, sedangkan keadilan datang dari
hati sanubari rakyat.
18
19
1. Kepolisian
2. Kejaksaan
3. Komisi Pemberantasan Korupsi
4. Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi
20
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian di
samping berfungsi dalam Harkamtibnas,
perlindungan dan pengayoman, pelayanan
masyarakat namun juga bertugas untuk
melakukan penyelidikan dan penyidikan
terhadap semua tindakan pidana.
dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi;
21
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia,
disebutkan bahwa Kejaksaan berwenang
untuk melakukan penyidikan terhadap tindak
pidana tertentu berdasarkan undang-undang,
termasuk di antaranya Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001.
22
 Losing Trust,
 Kerugikan Keuangan Negara,
 Gangguan Perekonomian Negara, dan
 Hambatan Pembangunan Nasional
 Metode penegakan hukum secara luar
biasa
 Mempunyai kewenangan luas,
 Bebas dari kekuasaan manapun
 Pelaksanaannya dilakukan secara
optimal, intensif, efektif, profesional, serta
berkesinambungan. 23
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002.
 Menimbang bahwa penegakan hukum
untuk memberantas tindak pidana korupsi
yang dilakukan secara konvensional
selama ini terbukti mengalami berbagai
hambatan.
 Korupsi telah menjadi kejahatan luar
biasa (extraordinary crime) sehingga
harus ditangani secara luar biasa
(extraordinary measures).
24
KPK dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2002. Undang-undang ini
terbit dengan pertimbangan penegakan
hukum untuk memberantas tindak pidana
korupsi yang dilakukan secara konvensional
selama ini terbukti mengalami berbagai
hambatan. Saat ini korupsi telah menjadi
kejahatan luar biasa (extraordinary crime)
sehingga harus ditangani secara luar biasa
(extraordinary measures).
25
 Pasal 6 mengatur TUGAS KPK.
 Pasal 7 & 8 KEWENANGAN KPK.
 Pasal 11 menyatakan bahwa dalam
melaksanakan tugas KPK
berwenang MELAKUKAN
PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN, dan
PENUNTUTAN TPK.
 Pasal 12 KEWENANGAN dlm
TUGAS.
26
a. Koordinasi dengan instansi yg berwenang
melakukan pemberantasan TPK;
b. Supervisi terhadap instansi yg berwenang
melakukan pemberantasan TPK;
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan terhadap TPK;
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan
TPK;
e. Melakukan monitoring terhadap
penyelenggaraan pemerintahan negara.
27
a. Mengoordinasikan penyelidikan, penyidikan,
dan penuntutan tindak pidana korupsi;
b. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan
pemberantasan tindak pidana korupsi;
c. Meminta informasi tentang kegiatan
pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansi yang terkait;
d. Melaksanakan dengar pendapat atau
pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi; dan
e. Meminta laporan instansi terkait mengenai
pencegahan tindak pidana korupsi. 28
a. Melakukan pengawasan, penelitian, atau
penelaahan terhadap instansi yang
menjalankan tugas dan wewenangnya
yang berkaitan dengan pemberantasan
TPK, dan instansi pelayanan publik.
b. Mengambil alih penyidikan atau
penuntutan terhadap pelaku TPK yg
sedang dilakukan oleh kepolisian atau
kejaksaan.

29
c. Mengambil alih penyidikan atau penuntutan,
kepolisian atau kejaksaan wajib menyerahkan
tersangka dan seluruh berkas perkara beserta
alat bukti dan dokumen lain yang diperlukan
dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
29 kerja, terhitung sejak tanggal diterimanya
permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi.
d. Membuat dan menandatangani berita acara
penyerahan sehingga segala tugas dan
kewenangan kepolisian atau kejaksaan pada
saat penyerahan tersebut beralih kepada KPK.
30
KPK berwenang melakukan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan TPK yang :
a. Melibatkan aparat penegak hukum,
penyelenggara negara, dan orang lain yang ada
kaitannya dengan TPK yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum atau penyelenggara negara;
b. Mendapat perhatian yang meresahkan
masyarakat; dan/atau
c. Menyangkut kerugian negara paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

31
a. Melakukan penyadapan dan merekam
pembicaraan;
b. Memerintahkan kepada instansi yang terkait untuk
melarang seseorang bepergian ke luar negeri;
c. Meminta keterangan kepada bank atau lembaga
keuangan lainnya tentang keadaan keuangan
tersangka atau terdakwa yang sedang diperiksa;
d. Memerintahkan kepada bank atau lembaga
keuangan lainnya untuk memblokir rekening yang
diduga hasil dari korupsi milik tersangka,
terdakwa, atau pihak lain yang terkait;

32
e. Memerintahkan kepada pimpinan atau atasan
tersangka untuk memberhentikan sementara
tersangka dari jabatannya;
f. Meminta data kekayaan dan data perpajakan
tersangka atau terdakwa kepada instansi yang
terkait;
g. Menghentikan sementara suatu transaksi
keuangan, transaksi perdagangan, dan perjanjian
lainnya atau pencabutan sementara perizinan,
lisensi serta konsesi yg dilakukan/dimiliki oleh
tersangka/terdakwa yang diduga berdasarkan
bukti awal yg cukup ada hubungannya dengan
TPK yang sedang diperiksa; 33
h. Meminta bantuan Interpol Indonesia atau
instansi penegak hukum negara lain untuk
melakukan pencarian, penangkapan, dan
penyitaan barang bukti di luar negeri;
i. Meminta bantuan kepolisian atau instansi
lain yang terkait untuk melakukan
penangkapan, penahanan, penggeledahan,
dan penyitaan dalam perkara tindak pidana
korupsi yang sedang ditangani.

34
 Pengadilan Tipikor berada di lingkungan
peradilan umum dan berkedudukan di
setiap ibu kota kabupaten/kota yang
daerah hukumnya meliputi daerah hukum
pengadilan negeri yang bersangkutan.
 Khusus DKIJakarta berkedudukan di setiap
kotamadya yang daerah hukumnya
meliputi daerah hukum pengadilan negeri
yang bersangkutan.
 Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009
tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
35
Pengadilan Tipikor berwenang memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara:
a. Tindak Pidana Korupsi;
b. Tindak pidana pencucian uang yang tindak
pidana asalnya adalah tindak pidana korupsi;
dan/atau
c. Tindak pidana yang secara tegas dalam
undang-undang lain ditentukan sebagai
tindak pidana korupsi.

36
TERIMAKASIH

37

Anda mungkin juga menyukai