MAKALAH
INVESTIGASI BENTUK TINDAKAN KORUPSI
BERDASARKAN STUDI KASUS DI LAPANGAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK
Dosen Pengampu:
YUSNEDI,SH.M.HUM
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelsaikan dan merampungkan
penyusunan makalah “Aspek, Manfaat, dan Teknik Investigasi dalam Penindakan
Korupsi” dengan tepat waktu.
Namun tidak lepas dari berbagai hal, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan, tata bahasa, dan berbagai
aspek lainnya. Oleh karena ini, dengan lapang dada kami memohon maaf yang
sebesar- besarnya dan saya membuka pintu selebar-lebarnya kepada para pembaca
untuk memberikan saran maupun kritik yang membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Dan yang terakhir, penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah kecil
dan sederhana yang buat dapat diambil manfaatnya. Selain itu besar harapan kami
semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi ilmu kepada para pembaca untuk
lebih memperhatikan materi yang relevan pada makalah ini.
Tim Penulis
i
lOMoARcPSD|19689479
DAFTAR ISI
ii
lOMoARcPSD|19689479
BAB I
PENDAHULUAN
1
lOMoARcPSD|19689479
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
lOMoARcPSD|19689479
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Investigasi
a. Pengertian Investigasi
Investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan
selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat
membandingkan dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi
dapat diperoleh satu atau lebih hasil.
b. Tujuan Investigasi
3
lOMoARcPSD|19689479
1) Keterangan saksi
2) Keterangan ahli
3) Surat-surat
4) Petunjuk
5) Keterangan terdakwa
Mengenai alat bukti, pasal 44 ayat 2 UU No. 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Korupsi informasi atau data yang diucapkan,
dikirim, di terima, atau disimpan baik secara biasa maupun elektronik atau
optik sebagai alat bukti yang mempunyai nilai pembuktian. Artinya,
dalam mengungkap perkara korupsi, investigasi bisa difokuskan
mencarian kelima alat bukti tersebut. Karena, bukti permulaan yang
cukup dianggap telah ada apabila telah ditemukan sekurang-kurangnya 2
(dua) alat bukti.
c. Cara Kerja dan Metode Investigasi
Kerja-kerja Investigasi terbagi menjadi tiga macam :
1) Investigasi melebur , yaitu investigator ingin terlibat masuk dalam suatu
peristiwa.
2) Investigasi menempel, yaitu investigator ingin menembus nara sumber
tertentu.
3) Investigasi berjarak, yaitu investigator hanya mengamati suatu peristiwa.
Dalam dunia investigasi dikenal dengan dua metode :
4
lOMoARcPSD|19689479
5
lOMoARcPSD|19689479
6
lOMoARcPSD|19689479
7
lOMoARcPSD|19689479
• Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang
di kancah internasional.
• Peningkatan kemampuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah ata
APFP dalam mendeteksi tindak pidana korupsi.
c Strategi Represif
Upaya represif adalah usaha yang diarahkan agar setiap perbuatan
korupsi yang telah diidentifikasi dapat diproses dengan cepat, tepat, dan
dengan biaya murah. Sehingga para pelakunya dapat segera diberikan sanksi
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Upaya represif dalam mencegah
tindak pidana korupsi adalah:
• Penguatan kapasitas badan atau komisi anti korupsi.
• Penyelidikan, penuntutan, peradilan, dan penghukuman koruptor besar
dengan efek jera.
• Penentuan jenis-jenis atau kelompok korupsi yang diprioritaskan untuk
diberantas.
• Pemberlakuan konsep pembuktian terbalik.
• Meneliti dan mengevaluasi proses penanganan perkara korupsi dalam
sistem peradilan pidana secara terus menerus.
• Pemberlakuan sistem pemantauan proses penanganan tindak korupsi
secara terpadu.
• Publikasi kasus-kasus tindak pidana korupsi beserta analisisnya.
• Pengaturan kembali hubungan dan standar kerja antara tugas penyidik
tindak pidana korupsi dengan penyidik umum, penyidik pegawai negeri
sipil atau PPNS, dan penuntut umum.
8
lOMoARcPSD|19689479
9
lOMoARcPSD|19689479
10
lOMoARcPSD|19689479
11
lOMoARcPSD|19689479
meliputi sifat serakah, tamak, rakus, gaya hirup konsumtif atau berlebihan dan
moral yang lemah, kemudian factor eksternal seseorang dapat berbuat korupsi
diantaranya adalah aspek social, politik, hokum, ekonomi dan aspek
organisasi. maka aspek yang melatarbelakangi kasus tersebut bisa diketahui
dengan pasti dengan diadakannya sebuah investigasi.
3. Mengindentifikasi pihak-pihak yang diduga terkait atau bertanggungjawab
4. Menghitung jumlah kerugian keuangan negara.
Proses Pembuktian tindak pidana korupsi, dimulai dari laporan polisi atau
pengaduan masyarakat (dumas), dari laporan atau pengaduan tersebut dilakukan
kajian sambil melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket), jika
ditemukan indikasi awal penyimpangan maka dilanjutkan ke tahap penyelidikan
dengan menerbitkan Surat Perintah Penyelidikan (sprin lidik), dalam tahap
penyelidikan dilakukan perluasan ruang lingkup, penambahan bahan dan
keterangan sebanyak-banyaknya (Nasrullah, Kalangi, & Gamaliel, 2019)
Audit investigatif dalam praktiknya memiliki beberapa jenis teknik.
Teknik investigatif itu diantaranya teknik audit, teknik perpajakan, follow the
money, computer forensic, dan teknik kunci. Teknik-teknik tersebut akan
digunakan selama proses investigasi dimulai dari pendeteksian kecurangan hingga
perhitungan jumlah kerugian yang dialami negara. (Rozali, 2015)
1. Teknik Audit
Teknik audit merupakan suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau kejahatan
dengan menggunakan pendekatan, prosedur, dan teknik‐teknik yang umumnya
digunakan dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu
kejahatan.
Yaitu dengan memeriksa fisik, meminta konfirmasi, memeriksa dokumen,
review analitikal, meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee,
12
lOMoARcPSD|19689479
13
lOMoARcPSD|19689479
14
lOMoARcPSD|19689479
15
lOMoARcPSD|19689479
16
lOMoARcPSD|19689479
17
lOMoARcPSD|19689479
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
lOMoARcPSD|19689479
DAFTAR PUSTAKA
Novianti, dkk. 2013. Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: P3DI Setjen DPR
RI dan Azza Grafika
19
lOMoARcPSD|19689479
Djaja, Ermansjah. 2010. Memberantas Korupsi bersama KPK. Jakarta: Sinar Grafika
Suryani, I. (2013). Penanaman nilai anti korupsi di perguruan tinggi sebagai upaya
preventif pencegahan korupsi. Jurnal Visi Komunikasi/Volume XII, 308.
20