Anda di halaman 1dari 24

lOMoARcPSD|19689479

MAKALAH
INVESTIGASI BENTUK TINDAKAN KORUPSI
BERDASARKAN STUDI KASUS DI LAPANGAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK

RAJA HENGKY PRATAMA


ALWI RIANTO
AHMAD RIFAI
DIMAS SETIAWAN
YOGA AGUSTIANDI

Dosen Pengampu:
YUSNEDI,SH.M.HUM

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI


(ITB-INDRAGIRI)
lOMoARcPSD|19689479

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelsaikan dan merampungkan
penyusunan makalah “Aspek, Manfaat, dan Teknik Investigasi dalam Penindakan
Korupsi” dengan tepat waktu.

Dalam makalah ini penyusun menguraikan beberapa hal pokok pembahasan.


Penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu ssehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Namun tidak lepas dari berbagai hal, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan, tata bahasa, dan berbagai
aspek lainnya. Oleh karena ini, dengan lapang dada kami memohon maaf yang
sebesar- besarnya dan saya membuka pintu selebar-lebarnya kepada para pembaca
untuk memberikan saran maupun kritik yang membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Dan yang terakhir, penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah kecil
dan sederhana yang buat dapat diambil manfaatnya. Selain itu besar harapan kami
semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi ilmu kepada para pembaca untuk
lebih memperhatikan materi yang relevan pada makalah ini.

Tim Penulis

i
lOMoARcPSD|19689479

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................


i DAFTAR
ISI................................................................................................................ii BAB I
............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II ..........................................................................................................................
3
PEMBAHASAN ..........................................................................................................
3
A. Konsep Invetigasi dalam Penindakan Korupsi .................................................. 3
B. Aspek Investigasi dalam Penindakan Korupsi ................................................... 8
C. Manfaat Investigasi dalam Penindakan Korupsi .............................................. 11
D. Teknik Investigasi dalam Penindakan Korupsi ................................................ 12
BAB III .......................................................................................................................
18
PENUTUP ..................................................................................................................
18
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
19
lOMoARcPSD|19689479

ii
lOMoARcPSD|19689479

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Korupsi merupakan suatu kejahatan yang secara langsung dan tidak


langsung membunuh ekonomi kalangan rendah dan menghambat negara dalam
mengembangkan dan memajukan ekonomi masyarakat. Pelaku korupsi disebut
juga koruptor. Korupsi tidak hanya yang sering kita temui pada kalangan pejabat,
melainkan juga kita sering melakukan korupsi tetapi bentuknya dalam skala kecil.
Indonesia merupakan negara peringkat ke-3 di Asia dengan negara pelaku
korupsi terbesar di Asia. Salah satu alasan banyak pelaku korupsi di Indonesia,
yaitu lemahnya hukum dan kebijakan di Indonesia. Hukum di Indonesia adalah
hukum yang tumpul ke atas namun tajam ke bawah, yang berarti hukum
berdampak ringan kepada pejabat tinggi, namun hukum justru berdampak berat
bagi kalangan bawah.
Korupsi di Indonesia semakin merajalela di kalangan politik, Dikarenakan
mahalnya biaya politik. Korupsi juga banyak terjadi di lingkup Pendidikan. Selaku
mahasiswa, kita harus membekali diri kita dengan Pendidikan yang mengajarkan
kita untuk menjauhi perilaku korupsi.
Pendidikan Anti Korupsi merupakan suatu upaya Lembaga Pendidikan
dalam mendidik dan memberikan contoh kepada siswa maupun mahasiswa untuk
dapat menghindar maupun menolak berbagai jenis korupsi. Dalam Pendidikan anti
korupsi juga mempelajarii bagaimana mengidentifikasi bahwa seseorang atau suatu
Lembaga itu melakukan korupsi, salah satunya dengan cara investigasi.
Investigasi merupakan upaya untuk menyelidiki suatu kasus terutama
dalam hal korupsi, sehingga memperoleh hasilnya yang menandakan bahwa
seseorang itu korupsi atau tidak. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai
konsep investigasi, aspek investigasi, manfaat investigasi, dan teknik – teknik
dalam melakukan
investigasi dalam penindakan korupsi.

1
lOMoARcPSD|19689479

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Investigasi dalam Penindakan Korupsi?


2. Apa saja Aspek Investigasi dalam Pendindakan Korupsi?
3. Apa Manfaat Investigasi dalam Penindakan Korupsi?
4. Bagaimana Teknik Investigasi dalam Penindakan Korupsi?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Konsep Investigasi dalam Penindakan Korupsi


2. Untuk Mengetahui Aspek Investigasi dalam Penindakan Korupsi
3. Untuk Mengetahui Manfaat Investigasi dalam Penindakan Korupsi
4. Untuk Mengetahui Teknik Investigasi dalam Penindakan Korupsi

2
lOMoARcPSD|19689479

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Invetigasi dalam Penindakan Korupsi

1. Konsep Investigasi
a. Pengertian Investigasi
Investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan
selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat
membandingkan dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi
dapat diperoleh satu atau lebih hasil.

Investigasi merupakan sebuah metode penyelidikan yang sistematik,


lebih menperupai seni penelusuran atas fakta yang dilaporkan atau yang
diduga terjadi”. Artinya invetigasi tidak dapat dilakukan secara serampangan
tanpa perencanaan yang memadai, dan dalam prosesnya karena menyerupai
seni menuntut fleksibelitas di lapangan.

Investigasi tidak hanya dilakukan oleh institusi penegak hukum


maupun lembaga-lembaga pemerintah seperti Kepolisian, Kejaksaan, Komisi
Pemberantasan Korupsi, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat Jendral, Inspekrorat Wilayah dan
Badan Pengawasan Daerah namun pada kasus-kasus tertentu masyarakat bisa
melakukan investigasi.

b. Tujuan Investigasi

Tujuan investigasi secara umum adalah untuk memperoleh fakta dan


kronologi kecelakaan, mencari akar penyebab kecelakaan, dan menentukan
tindakan perbaikan agar kecelakaan yang sama tidak terjadi kembali.
Laporan investigasi dibuat berdasarkan fakta yang ada. Untuk membuat
laporan
investigasi, diperlukan pengamatan langsung ke lokasi, wawancara dengan

3
lOMoARcPSD|19689479

narasumber, serta mencari informasi dari berbagai sumber (Fransiska, dkk.,


2015:6).

Mengkonstruksi sebuah peristiwa korupsi sangat bergantung pada


bukti yang dimiliki. Semakin banyak bukti yang dimiliki, maka semakin
mendekati dengan kejadian yang sesungguhnya. Berdasarkan pasal 184 ayat
1 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), alat bukti ialah :

1) Keterangan saksi
2) Keterangan ahli
3) Surat-surat
4) Petunjuk
5) Keterangan terdakwa
Mengenai alat bukti, pasal 44 ayat 2 UU No. 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Korupsi informasi atau data yang diucapkan,
dikirim, di terima, atau disimpan baik secara biasa maupun elektronik atau
optik sebagai alat bukti yang mempunyai nilai pembuktian. Artinya,
dalam mengungkap perkara korupsi, investigasi bisa difokuskan
mencarian kelima alat bukti tersebut. Karena, bukti permulaan yang
cukup dianggap telah ada apabila telah ditemukan sekurang-kurangnya 2
(dua) alat bukti.
c. Cara Kerja dan Metode Investigasi
Kerja-kerja Investigasi terbagi menjadi tiga macam :
1) Investigasi melebur , yaitu investigator ingin terlibat masuk dalam suatu
peristiwa.
2) Investigasi menempel, yaitu investigator ingin menembus nara sumber
tertentu.
3) Investigasi berjarak, yaitu investigator hanya mengamati suatu peristiwa.
Dalam dunia investigasi dikenal dengan dua metode :

4
lOMoARcPSD|19689479

1) Investigasi dengan metode tertutup, yang dilakukan secara tersembunyi


tanpa dikenali identitas investigator ini adalah jenis dari investigasi
berjarak.
2) Investigasi dengan metode terbuka, yang dilakukan dengan menempuh
mekanisme formal dan terang-terangan, ini dalah jenis sari investigasi
melembur dan menempel karena investigator akan berinteraksi dengan
orang-orang tertentu untuk mendapatkan informasi.
Dalam investigasi diperlukan:
• Membuat pertanyaan sendiri, misalnya :
a. Bagaimana jika ....?
b. Adakah yang lain?
c. Adakah suatu keteraturan?
d. Bagaimana polanya?, dan sebagainya.
• Menentukan arah yang dituju dengan memikirkan apa yang terjadi, misal :
jika....?, dan sebagainya
d. Prinsip-Prinsip Investigasi
Ada beberapa prinsip-prinsip dalam investigasi, yaitu ;
1) Mengungkap fakta dibalik fakta
2) Dilakukan secara tertutup/ diam-diam
3) Menggunakan cara-cara luar biasa
4) Melindungi informan dan saksi
e. Tahapan dalam Melakukan Investigasi
Investigasi tidak bisa dilakukan secara sembarangan tanpa pola yang
jelas, dan rencana yang terukur. Sehingga resiko tidak mencapai tujuan
investigasi bisa diminimalisi, bahkan dalam kondisi tertentu hal-hal yang
bisa membahayakan investigator dilapangan bisa direduksi.Beberapa sasaran
yang perlu dicapai dalam melakukan investigasi.
mensubtitusi/melengkapi/
mengontrol proses penyidikan resmi, mendorong dan mengawal proses

5
lOMoARcPSD|19689479

hukum, mendorong partisipasi masyarakat dan membangun kesadaran


umum. Untuk itu, ada beberapa tahap yang bisa dilakukan oleh masyarakat
yang terbagi dalam dua tahap.
• Tahap pertama
1) Adanya Petunjuk Awal
2) Investigasi Pendahuluan (Riset Awal)
3) Pembentukan Hipotesis
4) Pencarian dan Pendalaman Literatur
5) Pelacakan Dokumen
6) Wawancara Sumber Ahli
• Tahap kedua
1) Pengamatan langsung di lapangan
2) Pengorganisasian Berkas
3) Wawancara lebih lanjut
4) Pengorganisasian data dan fakta
5) Penulisan laporan
6) Pemeriksaan ulang atas fakta
7) Pemeriksaan atas kemungkinan pencemaran nama baik
2. Penindakan Korupsi
Penindakan kasus korupsi dilakukan oleh institusi penegak hukum, yaitu
Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tujuan
adanya penindakan adalah agar memberikan efek jera bagi para pelaku
kejahatan. Caranya ada dua, yaitu: menerapkan hukuman badan dan/atau
merampas hasil kejahatan korupsi.
Upaya penindakan korupsi sangat diperlukan. Komitmen tersebut harus
diaktualisasikan dalam bentuk strategi yang komprehensif untuk
meminimalisasi tindak korupsi. Upaya pencegahan preventif dan represif
agar tindak korupsi
tidak lagi terjadi adalah meminimalisasi faktor-faktor penyebab atau peluang

6
lOMoARcPSD|19689479

terjadinya korupsi dan mempercepat proses penindakan terhadap pelaku tindak


korupsi. Adapun strategi untuk meminimalisasi tindak korupsi :
a Strategi Preventif
Upaya preventif adalah usaha pencegahan korupsi yang diarahkan
untuk meminimalisasi penyebab dan peluang seseorang melakukan tindak
korupsi. Upaya preventif dapat dilakukan dengan:
• Memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.
• Memperkuat Mahkamah Agung dan jajaran peradilan di bawahnya.
• Membangun kode etik di sektor publik.
• Membangun kode etik di sektor partai politik, organisasi profesi, dan
asosiasi bisnis.
• Meneliti lebih jauh sebab-sebab perbuatan korupsi secara berkelanjutan.
• Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia atau SDM dan
peningkatan kesejahteraan pegawai negeri.
• Mewajibkan pembuatan perencanaan strategis dan laporan akuntabilitas
kinerja bagi instansi pemerintah.
• Peningkatan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen.
• Penyempurnaan manajemen barang kekayaan milik negara atau BKMN.
• Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
• Kampanye untuk menciptakan nilai atau value secara nasional.
b Strategi Detektif
Upaya detektif adalah usaha yang diarahkan untuk mendeteksi
terjadinya kasus-kasus korupsi dengan cepat, tepat, dan biaya murah.
Sehingga dapat segera ditindaklanjuti. Berikut upaya detektif pencegahan
korupsi:
• Perbaikan sistem dan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat.
• Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
• Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi publik.

7
lOMoARcPSD|19689479

• Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang
di kancah internasional.
• Peningkatan kemampuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah ata
APFP dalam mendeteksi tindak pidana korupsi.
c Strategi Represif
Upaya represif adalah usaha yang diarahkan agar setiap perbuatan
korupsi yang telah diidentifikasi dapat diproses dengan cepat, tepat, dan
dengan biaya murah. Sehingga para pelakunya dapat segera diberikan sanksi
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Upaya represif dalam mencegah
tindak pidana korupsi adalah:
• Penguatan kapasitas badan atau komisi anti korupsi.
• Penyelidikan, penuntutan, peradilan, dan penghukuman koruptor besar
dengan efek jera.
• Penentuan jenis-jenis atau kelompok korupsi yang diprioritaskan untuk
diberantas.
• Pemberlakuan konsep pembuktian terbalik.
• Meneliti dan mengevaluasi proses penanganan perkara korupsi dalam
sistem peradilan pidana secara terus menerus.
• Pemberlakuan sistem pemantauan proses penanganan tindak korupsi
secara terpadu.
• Publikasi kasus-kasus tindak pidana korupsi beserta analisisnya.
• Pengaturan kembali hubungan dan standar kerja antara tugas penyidik
tindak pidana korupsi dengan penyidik umum, penyidik pegawai negeri
sipil atau PPNS, dan penuntut umum.

B. Aspek Investigasi dalam Penindakan Korupsi

Secara sederhana investigasi didefinisikan sebagai upaya pembuktian,


upaya pencarian dan pengumpulan data-informasi dan temuan lainnya untuk

8
lOMoARcPSD|19689479

mengetahui kebenaran – atau bahkan kesalahan sebuah fakta. Melakukan


kegiatan investigatif sebenarnya lebih dari sekedar mengumpulkan ribuan data
atau temuan di lapangan. Lebih dari itu, kerja-kerja investigasi adalah
menyusun kembali berbagai informasi yang berakhir dengan kesimpulan atas
rangkaian temuan dan susunan kejadian.
Filosofi dalam dunia medis sejatinya juga di adopsi dan diinternalisasi
dalam upaya pemberatasan korupsi bahwa “ Mencegah lebih baik dari pada
mengobati “ meskipun di klaim oleh Sebagian kalangan bawah semua poros
bangsa telah terinfeksi dan terjangkiti virus korupsi akan tetapi meskipun
demikian semangat opyisme dalam pembarantasan korupsi senantiasa terus
dikorbankan. Kaloborasi antara aspek penindakan dan aspek pencengahan
harus tetap seiring dan sejalan seirama ibarat okerstra yang melantukan
alunan music yang selaras sebab untuk memberantas korupsi yang sistematis
diperlukan keterlibatan bukan hanya mengadanlkan apparat penegakan hukum
akan tetapi seluruh elemen yang diharapkan memebrikan kontribusi
pemebrantasan korupsi berdasarkan kapasitasnya masing- masing tidak
terkecuali juga akedemis. Aspek pencegahan di tengarai sebagai inventigasi
jangka panjnag untuk menamputasi dan manifetasi dalam melahirkan genarasi
bersih yang tidak terkotaminasi dengan generasi masa lalu demi mewujudkan
ekspektasi Bersama indonsesia bersih dari korupsi.
Mengkonstruksi sebuah peristiwa korupsi sangat bergantung pada
bukti yang dimiliki. Semakin banyak bukti yang dimiliki, maka semakin
mendekati dengan kejadian yang sesungguhnya. Berdasarkan pasal 184 ayat 1
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), alat bukti ialah :
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat-surat
4. Petunjuk
5. Keterangan Dakwa

9
lOMoARcPSD|19689479

Mengenai alat bukti, pasal 44 ayat 2 UU No. 30 Tahun 2002 tentang


Komisi Pemberantasan Korupsi informasi atau data yang diucapkan, dikirim,
di terima, atau disimpan baik secara biasa maupun elektronik atau optik
sebagai alat bukti yang mempunyai nilai pembuktian. Artinya, dalam
mengungkap perkara korupsi,investigasi bisa difokuskan mencarian kelima
alat bukti tersebut. Karena, bukti permulaan yang cukup dianggap telah ada
apabila telah ditemukan sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti.

Investigasi tidak hanya dilakukan oleh institusi penegak hukum


maupun lembaga-lembaga pemerintah seperti :
1. Kepolisian,
2. Kejaksaan,
3. Komisi Pemberantasan Korupsi,
4. Badan Pemeriksa Keuangan,
5. BadanPengawas Keuangan dan Pembangunan,
6. Inspektorat Jendral,
7. Inspekrorat Wilayah
8. Badan Pengawasan Daerah namun pada kasus-kasus tertentu masyarakat
bisa melakukan investigasi.
Sebelum melakukan invesitgasi, masyarakat harus memperhatikan
beberapa pertimbangan. Pertama, Investigasi dilakukan untuk mengungkap
fakta yang merugikan- masyarakat umum (publik) baik secara langsung
maupun tidak. Kedua, persoalan yang menyangkut kepentingan bersama dan
cukup masuk akal mempengaruhi kehidupan sosial mayoritas masyarakat
umum. Ketiga, terdapat indikasi bahwa pihak-pihak tertentu mencoba untuk
menyembunyikan kejanggalan dari hadapan publik. Dan keempat, kasusyang
diduga terindikasikan tindak pidana korupsi.

10
lOMoARcPSD|19689479

Investigasi bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk masyarakat. Pada


Prinsipnya, melakukan kegiatan investigasi sebenarnya lebih dari sekedar
mengumpulkan ribuan data atau temuan di lapangan. Tetapi juga menyusun
berbagai informasi yang pada akhirnya bisa disimpulkan atas rangkaian
sebuah peristiwa
Untuk menjaga kualitas dari investagasi sebaiknya, masyarakat yang
melakukan investigasi harus memahami prinsip-prinsip dalam investigasi,
yaitu :
1. Mengungkap fakta dibalik fakta
2. Dilakukan secara tertutup/ diam-diam
3. Menggunakan cara-cara luar biasa
4. Melindungi informan dan saksi

C. Manfaat Investigasi dalam Penindakan Korupsi

Setelah dijelaskan materi-materi konsep dan aspek investigasi, maka


selanjutnya adalah tentang manfaat invesigasi. Menurut Suradji dalam situs BPKP
menerangkan bahwa terdapat empat manfaat dari sebuah investigasi yang
ditujukan dalam penindakan korupsi, yaitu:
1. Mendeteksi kasus posisi dan modus operandi.
Salah satu manfaat dari investigasi adalah untuk mengetahui kasus posisi atau
bisa disebut juga dengan urutan peristiwa yang terkait dengan perkara. modus
operandi atau cara pelaku atau kelompok pelaku kejahatan dalam menjalankan
rencananya juga bisa diketahui dengan dilakukannya sebuah investigasi
2. Menetapkan sebab-sebab penyimpangan dan rekomendasi
Jadi, dengan diadakannya sebuah investigasi juga akan bermanfaat dalam
menetapkan sebab-sebab penyimpangan (berbuat korupsi), seperti yang telah
kita ketahui sebelumnya bahwa sebab sebab tersebut dipengaruhi oleh dua
factor yaitu factor internal dan factor eksternal. Dimana factor internal
tersebut

11
lOMoARcPSD|19689479

meliputi sifat serakah, tamak, rakus, gaya hirup konsumtif atau berlebihan dan
moral yang lemah, kemudian factor eksternal seseorang dapat berbuat korupsi
diantaranya adalah aspek social, politik, hokum, ekonomi dan aspek
organisasi. maka aspek yang melatarbelakangi kasus tersebut bisa diketahui
dengan pasti dengan diadakannya sebuah investigasi.
3. Mengindentifikasi pihak-pihak yang diduga terkait atau bertanggungjawab
4. Menghitung jumlah kerugian keuangan negara.

D. Teknik Investigasi dalam Penindakan Korupsi

Proses Pembuktian tindak pidana korupsi, dimulai dari laporan polisi atau
pengaduan masyarakat (dumas), dari laporan atau pengaduan tersebut dilakukan
kajian sambil melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket), jika
ditemukan indikasi awal penyimpangan maka dilanjutkan ke tahap penyelidikan
dengan menerbitkan Surat Perintah Penyelidikan (sprin lidik), dalam tahap
penyelidikan dilakukan perluasan ruang lingkup, penambahan bahan dan
keterangan sebanyak-banyaknya (Nasrullah, Kalangi, & Gamaliel, 2019)
Audit investigatif dalam praktiknya memiliki beberapa jenis teknik.
Teknik investigatif itu diantaranya teknik audit, teknik perpajakan, follow the
money, computer forensic, dan teknik kunci. Teknik-teknik tersebut akan
digunakan selama proses investigasi dimulai dari pendeteksian kecurangan hingga
perhitungan jumlah kerugian yang dialami negara. (Rozali, 2015)
1. Teknik Audit
Teknik audit merupakan suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau kejahatan
dengan menggunakan pendekatan, prosedur, dan teknik‐teknik yang umumnya
digunakan dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu
kejahatan.
Yaitu dengan memeriksa fisik, meminta konfirmasi, memeriksa dokumen,
review analitikal, meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee,

12
lOMoARcPSD|19689479

menghitung kembali, dan mengamati. (Ningrum, 2018) didalam tulisannya


menjelaskan mengenai ke-7 prosedur penyidikan tersebut:
Memeriksa fisik atau physical examination
lazimnya diartikan sebagai penghitungan uang tunai (baik dalam mata uang
rupiah atau mata uang asing), kertas berharga, persediaan barang, aset tetap,
dan barang berwujud (tangible assets) lainnya.
Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (selainauditee) untuk
menegaskan kebenaran atau ketidakbenaran suatu informasi. Meminta
konfirmasi dapat diterapkan untuk berbagai informasi, baik keuangan maupun
nonkeuangan. Harus diperhatikan apakah pihak ketiga yang dimintai
konfirmasi punya kepentingan dalam audit investigatif. Jika ada, konfirmasi
harus diperkuat dengan konfirmasi kepada pihak ketiga lainnya.
Memeriksa dokumen. Teknik ini tidak memerlukan pembahasan yang
khusus. Tidak ada audit investigative tanpa pemeriksaana dokumen. Hanya
saja, dengan kemajuan teknologi seperti saat ini, definisi dokumen menjadi
lebih luas. Termasuk informasi yang diolah, disimpan, dan dipindahkan secara
elektronis. Oleh karenanya, Teknik memeriksa dokumen mencakup pula
penggunaan computer forensic.
Review analitikal adalah suatu bentuk penalaran yang membawa
auditor pada gambaran mengenai wajar atau pantasnya suatu data individual
disimpulkan dari gambaran yang diperoleh secara global. Kesimpulan wajar
atau tidaknya diperoleh dari perbandingan terhadap brench mark : apakah ada
kesalahan (error), fraud, atau salah merumuskan patokan. Kenali pola
hubungan (relationship pattern) data keuangan yang satu dengandata
keuangan yang lain atau data non-keuangan yang satu dengan data non-
keuangan yang
lain.
Meminta informasi dari auditee dalam audit investigatif harus disertai
dengan informasi dari sumber lain agar dapat meminimalkan peluang auditee
untuk berbohong.

13
lOMoARcPSD|19689479

Mengitung kembali atau reperform tidak lain dari mengecek kebenaran


perhitungan (kali, bagi, tambah,kurang, dan lain-lain). Ini prosedur yang
sangat lazim dalam audit. Biasanya tugas ini diberikan kepada seseorang yang
baru mulai bekerja sebagai auditor; seorang junior auditor dikantor akuntan.
Reperform dalam audit invetigatif harus disupervisi oleh auditor yang
berpengalaman karena perhitungan yang dihadapi dalam audit investigative
umumnya sangat kompleks, didasarkan atas kontrak yang sangat rumit, dan
kemungkinan terjadi perubahan dan renegosiasi berkali-kali.
Mengamati sering diartikan sebagai pemanfaatan indera kita untuk
mengetahui sesuatu. Pengamatan fisik dari alat bukti atau petunjuk untuk
menolong investigator dalam menemukan kemungkinan adanya korupsi yang
telah dilakukan.
2. Teknik Perpajakan
(Ningrum, 2018) didalam tulisannya juga menjelaskan mengenai
Teknik perpajakan dalam investigasi tindak korupsi. Terdapat dua teknik audit
invetigatif yang secara luas di praktikan oleh IRS (Internal Revenue Services)
di Amerika Serikat. Kedua teknik audit investigative ini adalah: Net worth
method dan expenditure method. Kedua teknik ini digunakan untuk
menentukan penghasilan kena pajak (PKP) yang belum dilaporkan oleh wajib
pajak dalam SPT-nya. Kedua teknik tersebut menggunakan logika pembukuan
atau akuntansi yang sederhana.
Net worth method digunakan untuk melakukan audit investigative
pajak yang digunakan untuk membuktikan adanya PKP yang belum
dilaporkan oleh WP. Untuk organized crime yang ingin dibuktikan adalah
untuk membuktikan adanya penghasilan yang tidak sah dan melawan hukum
atau ilegal income. Pemeriksaan dapat dihubungkandengan besarnya pajak
yang dilaporkan dan dibayarsetiap tahunnya. Laporan harta kekayaan pejabat
merupakan dasar dari
penyelidikan ini.

14
lOMoARcPSD|19689479

Expenditure method merupakan derivasi atau turunan dari net worth


method yang digunakan IRS sejak tahun 1940-an. Expenditure method harus
digunakan untuk kasus organized crime seperti: tersangka kelihatannya tidak
membeli asset (rumah,tanah,saham,perhiasan), tersangka mempunyai gaya
hidup mewah, dan agaknya diluar kemampuannya, tersangka diduga
mengepalai jaringan kejahatan. Ilegal income harus ditentukan untuk
menghitung denda, kerugian keuangan negara, dan pungutan negara lainnya.
3. Follow The Money
Dalam setiap tindak pidana korupsi , setidaknya ada tiga komponen,
yaitu pelaku, tindak pidana yang dilakukan, dan hasil tindak pidana. Hasil
tindak pidana dapat berupa uang atau harta kekayaan lain. Pendekatan follow
the money mendahulukan mencari uang atau harta kekayaan hasil tindak
pidana dibandingkan dengan mencari pelaku kejahatan. Setelah hasil
diperoleh, kemudian dicarilah pelakunya dan tindak pidana yang dilakukan.
Dalam mencari hasil tindak pidana, dipergunakan pendekatan analisis
keuangan (financial analysis). Di sini dipergunakan ilmu akuntansi dan ilmu
pengetahuan lain yang terkait. Ilmu akutansi yang dipakai adalah akutansi
forensic (forensic accounting)
Pendekatan follow-the-money ini memiliki beberapa keuntungan.
Karena jangkauannya yang lebih luas, dianggap lebih adil daripada illegal
logging, lebih mudah dan tidak berisiko karena penyidik tidak berhadapan
langsung dengan pelaku yang cenderung melawan Ketika disidik. Pendekatan
ini melacak hasil kejahatan yang akan dibawa ke pengadilan dan disita atas
nama negara, karena pelaku tidak memiliki hak untuk mengambil aset yang
diperoleh secara ilegal. Dengan disitanya hasil kejahatan ini, maka akan
mengurangi atau menghilangkan niat seseorang untuk melakukan kejahatan
pencurian harta negara. (Sutrisni & Sukranata, 2013)
4. Computer Forensic

15
lOMoARcPSD|19689479

Komputer Forensik merupakan salah satu cabang ilmu forensik yang


berhubungan dengan bukti hukum yang ditemukan dalam komputer maupun
media penyimpanan secara digital. Komputer forensik ini dikenal sebagai
Digital Forensik. Banyak bidang yang dimanfaatkan dan dilibatkan pada suatu
kasus kejahatan atau kriminal untuk suatu kepentingan hukum dan keadilan,
dimana ilmu pengetahuan yang dikenal dengan ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan untuk mengetahui dan menganalisis bukti digital, serta
memperoleh berbagai fakta yang objektif dari kejadian atau pelanggaran
keamanan dari sistem informasi. Berbagai fakta tersebut akan menjadi bukti
yang akan digunakan dalam proses hukum. Contohnya, melalui Forensik
Internet, kita dapat mengetahui siapa saja orang yang mengirim email kepada
kita, kapan dan dimana keberadaan pengirim. Terdapat empat fase dalam
forensik komputer, antara lain yaitu: pengupulan data, pengujian, analisis, dan
dokumentasi laporan.
Adapun aktivitas pemeriksaan komputer biasanya dilakukan dalam dua
konteks utama. Pertama adalah konteks terkait dengan pengumpulan dan
penyimpanan data yang berisi seluruh rekaman rinci mengenai aktivitas rutin
yang dilaksanakan oleh organisasi atau perusahaan tertentu yang melibatkan
teknologi informasi dan komunikasi. Dan kedua adalah pengumpulan data
yang khusus dalam konteks adanya suatu tindakan kejahatan berbasis
teknologi. (BINUS University School of Accounting, 2020)
5. Teknik Kunci
Tahapan terakhir dari audit investigatif adalah melaporkan hasil
pemeriksaan itu sendiri. Menurut (Singleton & Singleton, 2019) ada empat
tahapan kunci utama dalam teknik audit investigatif. Predication, fraud theory
approach, approach the suspect dan report.
Pada akhirnya, penyidik harus menuliskan seluruh penemuan dalam
sebuah laporan dan diberikan kepada pihak yang berwenang. Namun jika
kasusnya telah sampai ke pengadilan, maka hasil pekerjaan penyidik itu harus

16
lOMoARcPSD|19689479

dipresentasikan dalam persidangan. Laporan temuan ini berhubungan dengan


tujuan dari audit investigatif itu sendiri. Dimana tujuannya adalah
meneydiakan laporan secara teratur untuk membantu pengambilan keputusan
mengenai investigasi di tahap berikutnya dan memberikan rekomendasi
mengenai bagaimana mengelola risiko terjadinya kecurangan ini dengan
tepat. (Rozali,
2015)

17
lOMoARcPSD|19689479

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Investigasi merupakan upaya penyelidikan yang dilakukan secara


sistemasis, bertujuan untuk menemukan kronologi kejadian dan menetukan
tindakan perbaikan kedepannya. Terdapat beberapa cara kerja investigasi yaitu;
investigasi melebur, investigasi menempel, dan investigasi berjarak. Tahapan
dalam melakukan investigasi ada terdapat dua tahapan.
Investigasi bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk masyarakat. Untuk
menjaga kualitas dari investagasi sebaiknya, masyarakat yang melakukan
investigasi harus memahami prinsip-prinsip dalam investigasi, yaitu; 1)
Mengungkap fakta dibalik fakta, 2) Dilakukan secara tertutup/ diam-diam, 3)
Menggunakan cara-cara luar biasa, 4) Melindungi informan dan saksi.
Investigasi dalam penindakan korupsi memiliki beberapa manfaat
diantaranya; a) Mendeteksi kasus posisi dan modus operandi, b) Menetapkan
sebab- sebab penyimpangan dan rekomendasi, c) Mengindentifikasi pihak-
pihak yang diduga terkait atau bertanggungjawab, d) Menghitung jumlah
kerugian keuangan
negara.
Audit investigatif dalam praktiknya memiliki beberapa jenis teknik. Teknik
investigatif itu diantaranya teknik audit, teknik perpajakan, follow the money,
computer forensic, dan teknik kunci. Teknik-teknik tersebut akan digunakan
selama proses investigasi dimulai dari pendeteksian kecurangan hingga
perhitungan jumlah
kerugian yang dialami negara

18
lOMoARcPSD|19689479

DAFTAR PUSTAKA

BINUS University School of Accounting. (2020, Juli 20). Komputer Forensik.


Diambil kembali dari Accounting BINUS:
https://accounting.binus.ac.id/2020/07/20/komputer-forensik/
Nasrullah, Kalangi, L., & Gamaliel, H. (2019). Analisis Pembuktian Kasus Tindak
Pidana Korupsi Melalui Pemanfaatan Laporan Audit Forensik dan Pemberian
Keterangan Ahli Oleh Auditor Forensik di Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal
Riset Akuntansi dan Audit "Goodwill", 163.
Ningrum, M. E. (2018, May 30). Investigasi Teknik Audit dan Teknik Perpajakan.
Diambil kembali dari SCIBID:
https://id.scribd.com/presentation/380563973/Investigasi-Teknik-Audit-Dan-
Teknik-Perpajakan
Rozali, R. Y. (2015). Teknik Audit Investigatif Dalam Pengungkapan Money
Laundering Berdasarkan Persfektif Akuntan Forensik. Jurnal Riset Akuntansi
dan Keuangan, 574-575.
Singleton, T., & Singleton, A. (2019). Fraud Auditing and Forensic Accounting
Fourth
Edition. United State of America: John Willey & Sons, inc.
Sutrisni, N. K., & Sukranata, K. (2013). Pendekatan Follow The Money Dalam
Peneliusuran Tindak Pidana Pencucian Uang Serta Tindak Pidana Lain.
Jurnal Ilmu Hukum, 3-4.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi

Novianti, dkk. 2013. Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: P3DI Setjen DPR
RI dan Azza Grafika

19
lOMoARcPSD|19689479

Djaja, Ermansjah. 2010. Memberantas Korupsi bersama KPK. Jakarta: Sinar Grafika

Abdaud, F. (2017). Peran Akademisi Dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia.

Suryani, I. (2013). Penanaman nilai anti korupsi di perguruan tinggi sebagai upaya
preventif pencegahan korupsi. Jurnal Visi Komunikasi/Volume XII, 308.

Waluyo, B. (2022). Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi: Strategi dan


Optimalisasi. Sinar Grafika.

20

Anda mungkin juga menyukai