Anda di halaman 1dari 13

Pemeriksaan Diagnostik dan

Pengambilan Specimen
Kelompok 1
Eka Susanti
Anisa
Filfi Ayu Amalia
Laila Latifatur Rodziah
Maryam Khoirotun Chisan
Nadia Indah Kurniawati
Novida Ristiani
Luthfi Senggani
Pengertian Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis
tentang respon individu terhadap suatu
masalah kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan
sangat penting dalam membantu diagnosa,
memantau perjalanan penyakit serta
menentukan prognosa.
Jenis-Jenis Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi (USG)
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang
dilakukan di atas permukaan kulit/ di rongga tubuh
yang menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur
jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler.
2. Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan
pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x untuk
melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada
berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal,
ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
Jenis-Jenis Pemeriksaan Diagnostik
3. Pap Smear (Papanicolaou Smear)
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang
digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel
prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta
mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi.
4. Endoskopi
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk
mendeteksi adanya kelainan pada saluran cerna. Contoh :
varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer.
5. Colonoskopi
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid
untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran colon.
Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll.
Jenis-Jenis Pemeriksaan Diagnostik
6. CT Scan
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan
terlokalisir serta khusus. Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam
abdomen.
7. Mamografi
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada
bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai
payudara secara periodik.
8. Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat
kelainan pada gelombang otak) dengan memasangkan elektroda pada
bagian kepala klien. Indikasi : epilepsy, trauma capitis.
9. Elektrokardiografi (EKG)
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari
jantung indikasi : Miocard Infark (MCI), Angna fektoris, gagal jantung.
Pengambilan Specimen
A. Darah
1. Perifer
Pengertian : darah yang diambil dari perifer (pembuluh darah tepi) digunakan untuk pemeriksaan
jenis golongan darah, Hb, darah gula, malaria
Alat:
Pinset darah
Jarum khusus/ pena cacar yang steril
Kapas alkohol
Kapas kering
Alat pengukur Hb
Kaca objek (object glass)
Botol pemeriksaan sesuai kebutuhan, tergantung macam pemeriksaan
Bengkok/ nierbekken
Pelaksanaan:
Permukaan kulit daerah yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol lalu biarkan supaya
kering kemudian cepat-cepat ditusuk dengan lanset darah dengan posisi tegak dan dalam untuk
menghilangkan rasa sakit pegang secara kencang bagian tubuh yang akan ditusuk
Darah yang pertama keluar segera dihapus dengan kapas kering kemudian tetes darah berikutnya
diambill untuk pemeriksaan
Setelah selesai bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol
Peralatan dibersihkan, dibereskan, dan dikembalikan ke tempat semula
Pengambilan Specimen
2. Vena
Alat :
Spuit dan jarum steril dalam tempatnya
Kapas alkohol dalam tempatnya
Karet pembendung vena
Kain pengalas
Benkok (nierbekken)
Botol tertutup yang bersih dan kering
Tempat bahan pemeriksaan
Pelaksanaan :
Pasang kain pengalas dibawah bagian tubuh atau daerah yang akan ditusuk
Raba vena yang dimaksud, lalu karet pembendung dipasang dan pasien dianjurkan agar mengepalkan tangannya.
Permukaan kulit daerah yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol
Tegangkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak mudah bergerak
Tusukkan jarum sampai masuk ke dalam vena, lalu tarik penghisap spuit, sehingga darah masuk kedalam spuit
sebnayak yang diinginkan.
Lepaskan karet pembendung
Jarum dicabut berama spuitnya dan bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol
Lepaskan jarum dari spuit dan letakkan ke dalam bengkok
Darah dipindahkan ke dalam botol yang telah tersedia dengan posisi botol agak dimiringkan, serta penyemprotan
darah kedalamnya tidak terlalu keras
Setelah selesai, penghisap spuit dikeluarkan dan letakkan spuit dan penghisapnya kedalam bengkok.
Pengambilan Specimen
3. Arteri
Alat :
Spuit 2cc berisi Reparin 0,1 cc
Kapas alkohol dalam tempatnya
Kain pengalas
Tutup jarum atau gabus steril
Pelaksanaan :
Pakaian pasien bagian bawah dibuka, lalu dipasang kain pengalas
Arteri femoralis diraba dengan ujung jari
Bila arteri femoralis sudah jelas teraba, permukaan kulit daerah yang akan ditusuk didesinfeksi dengan
kapas alkohol
Udara dalam spuit dikeluarkan dan jarum ditusukkan dengan posisi tegak lurus sampai menembus kulit
Tegangkan kulit diatas arteri tersebut dengan telunjuk dan ibu jari kiri.
Bila denyut arteri telah teraba pada ujung jarum dengan cepat jarum ditusukkan
Apabila penusukannya tepat, maka penghisap di dalam spuit akan terdorong ke atas oleh tekanan dari
darah arteri, dan penghisap tidak boleh ditarik
Setelah jumlah darah yang diinginkan cukup (sekurang-kurangnya 2 cc) jarum segera dicabut
Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol, sekurang kurangnya 5 menit
Ujung jarum ditutup dengan tutupnya atau gabus steril yang ditusukkan
Spuit yang berisi darah diberi etiket dan bersama formulis pemeriksaan yang telah diisi lengkap segera
dikirim ke laboratorium
Pasien dirapikan kembali
Peralatan dibersihkan, dibereskan, dan dikembalikan ke tempat semula.
Pengambilan Specimen
B. Feses
Pengertian : mengambil dan menyiapkan feses sebagai bahan pemeriksaan laboratorium
Bahan:
Sama seperti pada persiapan alat untuk buang air besar dan buang air kecil, dengan catatan bahwa untuk pasien wanita yang tidak
dapat brjalan harus disediakan dua buah pispot.
Tempat untuk feses yang akan diperiksa
Dua batang lidi sebagai alat pengambilan feses
Alat :
Sarung tangan
Vaselin
Kapas lembab di dalam tempatnya
Bengkok/ nierbekken
Tempat bahan pemeriksaan
Sampiran (scherm) jika perlu
Pelaksanaan:
Pasien diberi penjelasan tentang hal hal yang akan dilakukan
Pasien diatur dalam posisi dorcal recumbent
Pakaian pasien bagian bawah dilepaskan
Sampiran dipasang bila perlu
Perawat menggunakan sarung tangan dan bagian telunjuk yang sudah diberi vaselin mengambil feses dengan cara dimasukkan
perlahan-lahan ke dalam anus dengan arah keatas, kkemudian putar ke kiri dan kanan sampai teraba fesesnya
Setelah didapat feses dikeluarkan perlahan-lahan lalu masukkan kedalam tempat yang telah tersedia
Anus dibersihkan dengan kapas lembab
Sarung tangan dibuka dan diletakkan ke dalam bengkok
Pasien dirapihkan kebali
Botol diberi etiket dan formulir pemeliharaan laboratorium diisi secara lengkap, lalu segera dikirim ke laboratorium
Peralatan dibersihkan, dibereskan, dan dikembalikan ke tempat semula
Pengambilan Specimen
C. Sputum tenggorok
Sputum yaitu secret mucus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus, dan
trakea, keluarnya dengann cara untuk mendorong sputum dari paru-paru,
bronkus, dan trakea kemulut dan mengeluarkan kewadah penampung.
Alat :
Sputum pot (tempat ludah ) yang tertutup
Botol tempat bahan pemeriksaan
Formulir pemeriksaan dan kertas etiket
Pemeriksaan :
Pasien disuruh membatukkan darahnya ke dalam sputum pot yang sudah
disiapkan
Dahak diambil sekurang-kurangnya 5 cc, lalu dimasukkan ke dalam botol
Botol diberi etiket dan bersama formulir pemeriksaan yang telah diisi
lengkap segera dikirim ke laboratorium
Pengambilan Specimen
D. Urine
Pengertian : Mengambil urine sebagai bahan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan kebutuhan.
Alat :
Botol bersih atau steril bertutup
Urine sesuai dengan kebutuhan
Formulir pemeriksaan laboratorium
Kertas etiket
Bengkok (Nierbekken)
Buku ekspedisi pengiriman
Cara pengambilan urine disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan
Pengambilan urine biasa
Pengertian : mengambil urine pasien yang dikeluarkan secara biasa
Pelaksanaan :
Pasien yang dapat dan boleh berjalan, didapat melakukannya sendiri di kamar mandi sesuai petunjuk perawat,
yaitu
Pasien dianjurkan cebok terlebih dahulu, setelah keluar sedikit selanjutnya ditampung dalam bengkok dan
dituangkan pada tempat yang disediakan
Pasien yang istirahat mutlak harus ditolong pengambilan urinenya di tempat tidur.
Sama dengan cara yang diatas hanya dalam pengambilannya dibantu dengan perawat
Setelah pengambilan selesai maka pasien dirapihkan
Peralatan dibersihkan, dibereskan, dan dikembalikan di tempat semula
Nb : diberi etiket yang jelas dan formulir pemeriksaan diisi sesuai dengan kebutuhan, lalu dikirim ke laboratorium
dengan buku ekspedisi.
Pengambilan Specimen
Cairan Per Vagina
Pengertian :
Merupakan pemeriksaan sitologi, yang bertujuan mendeteksi
adanya kanker serviks maupun infeksi alat genetalia wanita,
mengkaji efek pemberian hormon seks, mengkaji respons terhadap
kemoterapi dan radiasi.
Alat :
Kapas lidi steril
Objek gelas
Bengkok
Sarung tangan
Spekulum
Kain kassa dan kapas sublimat
Perlak
Pengambilan Specimen
Pengambilan sampel :

Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan.
Mendekatkan alat.
Memasang sampiran.
Membukan dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagian bawah (menjaga privacy pasien).
Memasang pengalas dibawah bokong klien.
Mengatur posisi klien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent).
Mencuci tangan.
Memakai sarung tangan.
Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan (kiri).
Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan sesuai
kebutuhan.
Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan.
Membuang kapas lidi pada bengkok.
Memasukan objek gelas kedalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan ditutup.
Memberi label ddan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke laboratorium.
Membereskan alat.
Melepas sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%.
Mencuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai