0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan36 halaman
Dokumen ini memberikan informasi mengenai persiapan pasien untuk pemeriksaan laboratorium, termasuk prinsip-prinsip penatalaksanaan spesimen, jenis-jenis spesimen, cara pengambilan spesimen secara umum dan untuk darah khususnya, serta penatalaksanaan spesimen darah."
Dokumen ini memberikan informasi mengenai persiapan pasien untuk pemeriksaan laboratorium, termasuk prinsip-prinsip penatalaksanaan spesimen, jenis-jenis spesimen, cara pengambilan spesimen secara umum dan untuk darah khususnya, serta penatalaksanaan spesimen darah."
Dokumen ini memberikan informasi mengenai persiapan pasien untuk pemeriksaan laboratorium, termasuk prinsip-prinsip penatalaksanaan spesimen, jenis-jenis spesimen, cara pengambilan spesimen secara umum dan untuk darah khususnya, serta penatalaksanaan spesimen darah."
OLEH : Minar VRM Hutauruk, S.Kep, Ns A. KONSEP PENATALAKSANAAN SPESIMEN ( PEMERIKSAAN LABORATORIUM )
1. PRINSIP – PRINSIP PENATALAKSANAAN SPESIMEN
• Status kesehatan yg optimal adalah salah satu syarat
dlm menjalankan tgs. • Paradigma sehat diharapkan org tetap sehat, yg sakit cpt disembuhkan. • Penentuan penyakit, pengobatan , prognosis, membantu diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan spesimen atau sample a. SPESIMEN DAN SAMPLE
• Spesimen adalah sejumlah darah, urin,
sputum, dll yg diambil utk pemeriksaan satu jenis atau lbh.
• Sample adalah sebagian spesimen darah , dll
diambil,dikrm,diproses di lab sbg bahan utk pemeriksaan ttt. Cth : plasma, serum Tujuan tes laboratorium : • Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit ttt. • Menegakkkan diagnosis misalnya anemia, hepatitis B, DM • Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan mis : Typoid, HIV • Memasukkan / mengeluarkan dari diagnosis diferensial mis: pasien dengan panas : tipoid, malaria, DBD. • Menentukan beratnya penyakit mis : hepatitis, ISK. • Menentukan tahap penyakit mis : peny kronik : TBC, CH • Menyaring penyakit dalam seleksi calon donor darah • Membantu menentukan rawat inap mis: observasi tipoid, obs leukimia. • Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit Mis: DM • Membantu ketepatan terapi • Memonitor terapi , mis : tes widal pada tipoid • membantu mengikuti perjalanan penyakit , mis : DM • Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap. • Mengetahui status kesehatan umum ( General chek up ) A. Macam – macam spesimen :
• Spesimen yg berasal dari manusia, dapat berupa :
– Serum – Plasma – Darah – Urine – Tinja – Sputum – Cairan otak – Bilasan lambung – Sekret – Apus tenggorokan – Sperma, dll • Spesimen bukan dari manusia, dapat berupa air ( bersih, laut, limbah, minum , dll ) Persiapan. • Persiapan pasien secara umum • Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen – Untuk pemeriksaan ttt pasien harus puasa selama 8 – 12 jam sebelum diambil darahnya – Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00 – 09.00 • Menghindari obat obatan sebelum pengambilan spesimen 24 jam untuk spesimen dara 2 jam untuk spesimen urine • Apabila pemeriksaan pengobatan tdk mungkin untuk dihentikan harus diinformasikan kpd petugas lab. • Menghindari aktifitas fisik/ olah raga sblm pengambilan spesimen. • Memperhatikan efek postur , untuk menormalkan cairan tubuh dari posisi berdiri ke posisi duduk dianjurkan pasien duduk tenang sekurang 2x 15 menit sebelum darah diambil. Faktor yg dpt mempengaruhi hsl pemeriksaan pd pasien a.l : Diet . Obat – obatan Merokok Alkohol Aktifitas fisik Demam Trauma Umur Ras Jenis kelamin Kehamilan C. Pengambilan 1. Peralatan Scr umum peralatan yg dipergunakan hrs memenuhi syarat sbb: – Bersih – Kering – Tdk mengandung bahan kimia atau deterjen – Terbuat dari bahan yg tidak mengubah zat – zat yg ada pada spesimen – Mudah dicuci dari spesimen sebelumnya – Pengambilan spesimen yg bersifat invasive harus menggunakan peralatan yg steril dan sekali pakai buang. – Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan harus menggunakan peralatan yg steril 2. wadah Wadah spesimen hrs memenuhi syarat sbb : • Terbuat dari gelas atau plastik • Tidak bocor atau tidak merembes • Harus dapat ditutup rapat dgn tutup berulir • Besar wadah disesuaikan dgn volume spesimen • Bersih • Kering • Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen • Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman wadah harus steril • Untuk wadah spesimen urin, tinja sebaiknya menggunakan wadah yg bermulut lebar. 3. Pengawet Beberapa spesimen memrlukan bahan tambahan berupa bahan pengawet anTi koagulan ( hematologi ) 4. Waktu • Pada umumnya spesimen dilakukan pada pagi hari , namun ada beberapaa pemeriksaan yg pengambilan spesimennya harus disesuaikan dgn perjalanan penyakit mis :Demam tipoid • Untuk pemeriksaan biakan darah paling baik dilakukan pada minggu I atau II sakit • Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman spesimen harus diambil sebelum pemberian AB • Pemeriksaan gonorhoe , dilakukan pengambilan sekret uretra sebaiknya 2 jam setelah BAK yg terakhir • Pemeriksaan TB –paru sebaiknya dahak diambil pada pagi hari segera setelah pasien bangun tidur 5. Lokasi • Sebelum mengambil spesimen harus ditentukan terlebih dahulu lokasi pengambilan yg tepat sesuai dgn jenis pemeriksaan yg diminta mis; • Spesimen utk pemeriksaan darah vena diambil pd vena cubiti • Spesimen utuk pemeriksaan darah arteri di ambil pd arteri radialis • Spesimen utk darah kapiler diambil pada ujung jari tengah atau jari manis, tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki. 6. Volume Volume spesimen yg diambil hrs mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium yg diminta atau di dpt mewakili objek yg akan diperiksa.
• • SUMBER KESALAHAN UMUM
• Hemokonsentrasi / venous statis
Penyebab : – Terlalu lama memakai torniquet ( > 1 menit ) – Membuka dan menutup tangan terlalu keras – Terapi IV yg panjang – Venoussklerosis • Hemolisis Penyebab : • Pengocokan/pencampuran terlalu keras • Terguncang – guncang selama pengiriman • Pengambilan darah pd daerah yg hematom • Penggunaan jarum yg terlalu kecil • Penarikan syiringe plunges terlalu cpt • Terjadi gelembung darah krn pemasangan jarum semprit yg krg pas • Pemindahan darah dari semprit ke tabung di lakukan dengan tekanan – Ratio anti koagulan dengan darah tidak tepat Penyebab : • Volume darah saat pengisian tabung kurang • Kontaminasi dengan spesimen Penyebab : – Penggunaan antiseptik tidak memadai – Penanganan kurang aseptis • Kontaminasi dari serbuk sarun II. PENGAMBILAN SAMPEL SPESIMEN • Pengambilan darah. • Utk keperluan pemeriksaan hematologik , darah dpt diperoleh dgn 2 cara : • pengambilan darah kapiler – dilakukan bila jumlah darah yg dibutuhkan hanya sdkt, mis : pemeriksaan kadar Hb, hitung jlh sel drh. – Tpt yg dipilih adalah ujung jari 2, 3,4 atau cuping telinga.Pd anak atau bayi diambil pd jari kaki atau tumit. • Sblm melakukan penusukan , perlu diperhatikan apakah ada peradangan, dermatitis atau oede m – Cara : • Lakukan desinfeksi pd daerah kulit yg akan ditusuk dgn alkohol 70 %, keringkan dgn kapas bersih • Kulit setempat ditegangkan dgn jalan menjepitnya diantara 2 jari lalu dilakukan penusukan • Penusukan dilakukan dgn cepat, tepat dan tidak ragu – ragu.Tidak dibenarkan memijit mijit jari dgn maksud memperoleh tetes darah yg cukup krn cara ini dpt mengganggu hasil pemeriksaan akibat pengenceran darah oleh cairan jaringan yg terperas keluar bersama darah. • Tetesan darah yg pertama hrs dihapus dgn kapas bersih dan kering lalu tetesan berikutnya yg dipakai untuk pemeriksaan. • Pengambilan darah vena • Vena yang sering dipakai adalah vena mediana kubiti • Cara : – Pd lengan atas dipasang tourniquet dan dibuat bendungan
– Daerah yg akan ditusuk didensifeksi , kmdn bagian kulit yg
letaknya distal direganggkan sedikit – Penusukan kulit dilakukan secara cermat, langsung kearah vena atau dpt juga lbh dahulu mengarah kesisi vena – Apabila darah sdh msk ke dalam semprit, torniquet dilonggarkan dilonggarkan kemudian tempatkan sebentuk kapas kering di tpt penusukan – Jarum ditarik keluar pelan – pelan dan tutup luka tempat tusuk dgn plester KOMPLIKASI PADA PENGAMBILAN DARAH
Alergi terhadap antiseptik dan plester
Perdarahan berlebihan Hematoma terjadi karena: Vena terlalu kecil utk jarum yg dipakai Jarum menembus seluruh dinding vena Jarum hanya menembus sebagian vena Jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang • Muntah • Nyeri petechie • Kerusakan vena • Kerusakan saraf • Terambilnya darah arteri. Penanganan pasien saat pungsi mengalami masalah : • Lepaskan tourniquet , tarik jarum segera • Bicara dgn pasien dan minta untuk bernafas yg dalam • turunkan bagian kepala pasien dan minta untuk bernafas yg dalam • lepaskan assesoris/ dsi • lapor bila pasien tdk berespon III. PENATALAKSANAAN SPESIMEN DARAH • Jenis – jenis spesimen darah : – Serum : bagian cair dari darah yg membeku, yg dapat dipisahkan dari bekuan darah dengan pemusingan ( setelah 30 menit ) – Plasma – Darah ( whole blood ) : komponendarah lengkap, tidak dipisahkan – LED ( Laju endap darah ) • Menggambarkan komposisi plasma darah dan perbandingan antara eritrosit dengan plasma. • Tehnik pemeriksaan : • Cara Wintrobe • Darah dgn antikoagulan padat dimasukkan ke dlm tabung yg panjangnya 100 mm dan diameter 2,8 mm dan dibiarkan dlm posisi tegak lurus selama 1 jam. Nilai normal pria : 0 – 8 mm/jam Wanita : 0 – 15 mm/jam • westergren Digunakn tabung yg pjgnya 200 mm, ke dlm tabung itu dimasukkan darah yg telah diencerkan sebanyak 20 % dgn anti koagulan Na sitrat dan dibiarkan dlm posisi tegak lurus selama 1 jam. • Nilai normal pria : 0 – 15 mm/ jam • Wanita : 0 – 20 mm/jam – Hemoglobin ( Hb ) • Hb adalah suatu substansi protein dalam sel sel darah merah yg terdiri dari zat besi yg merupakan pembawa oksigen • Prinsip pemeriksaan : • Metode Talquist • Metode sahli • Bahan pemeriksaan : Darah vena atau darah kapiler • Alat : - Tabung hemometer - Pipet sahli - Kertas tissue - Batang pengaduk - Pipet - Larutan HCL 0,1 N • - Aquades Cara kerja : • Tabung hemometer diisi dgn larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2 • Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet sahli dengan kertas tissue • Masukkan darah sebanyaj 20 uL ke dalam tabung yg berisi larutan HCL tadi tanpa menimbulkan gelembung udara • Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCl dari dalm pipet secara berulang ulang 3 kali • Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hemain • Asam hemtin yg terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi seetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas sampai didapat warna yg sama dengan warna standart • Miniskus ( permukaan terendah dari larutan ) dibaca • Nilai - nilai rujukan • Dewasa Pria : 13,5 – 18 gr/dl, wanita : 12 – 16 g/dl • Anak bayi yg baru lahir : 12 – 24 g/dl, 6 bulan sampai 5 tahun : 10 – 15 g/dl, 5 tahum sam pai 14 tahun : 11 – 16 g/dl. • Masalah klinis : • Penurunan kadar Hb : anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan IV yg berlebihan • Peningkatan kadar Hb : dehidrasi. Penyakit paru menahun ( PPOM ) seperti emfisema dan asma, gagal jantung, luka bakar yg hebat. – Hematokrit darah ( PCV ) • Hematokrit adalah volume sel darah merah dlm 100 ml darah dihitung dlm persen • Tujuan pemerikaan mengukur konsentrasi sel darah( eritrosit dlm darah • Prinsip pemeriksaan : • Teknik mikro dan makro . • Tabung kpiler yg pjgnya 7 cm dan diameter 1mm di isi dgn darah vena/ kapiler • Tabung kapiler ini disentrifus dgn kecepatan 10.000g selama 4 – 5 menit dgn perbandingan plasma dgn eritrosit diukur dgn menggunakan alat baca khusus. • Nilai rujukan Dewasa : Pria : 40 % - 50 %, wanita 36 % - 46 % Anak : bayi baru lahir : 44 % - 65 %, 1 – 3 tahun : 29 % - 40 %, • 4 – 10 thn : 31 % - 43 % – Tombosit • Merupakan elemen dasar yg meningkatkan koagulasi • Cara pemeriksaan : • Prinsip : darah diencerkan , lalu di hitung jumlah trobosit dalam volume pengeceran ttt. • Metode : kamar hitung • Cara manual : menentukan jumlah trombosit adlh menghitung trombosit dlm sample darah yg diencerkan 1 : 100 dlm ammnium oksalat dibawah mikroskop. • Jumlah trombosit 100.000uL dpt tjdi perdarahan • Jumlah trombosit < 50.000 uL mudah terjadi perdarahan – Leukosit • Leukosit adalah bagian dri sistem pertahanan tubuh, leukosit akan bereaksi thdp benda asing yg msk dan membuat leukositosis. • Nilai normal : dewasa : 4500 – 10.000 ul • Anak : bayi baru lahir 9000 – 30.000 ul, 2 tahun : 6000 – 17.000ul • Diferensial sel darah putih ( hitung jenis ) menyatakan presentase berbagai jenis leukosit yg ada dlm darah. • Hitung jenis merupakan bagian dr darah lkp yg tdd 5 tipe leukosit 1. Pemeriksaan kwalitatif Memakai urin sewaktu atau apabila utk pemeriksaan glukose sebaiknya memakai urine 2 jam PP ( post prandial ). Untuk mencari macam macam sedimen urine seperti protein, tes kehamilan pakailah urine pagi yaitu urin yg pertama sekali dikemihkan pada waktu bangun tidur oleh karena mengandung zat – zat lebih besar jlhnya dibanding urin siang 2.Pemeriksaan kwantitatif • Pengumpulan urine 24 jam yaitu pasien dianjurkan mengumpulkan urine selama 24jam dalam sebuah wadah yang bersih.Mis : jam 07 pagi pasien berkemih urin ini dibuang .Semua urin yg dikemihkan kemudian termasuk juga urin jam 07.00 esok harinya harus ditampung dalam botol yang tersedia • Masalah – masalah klinis : • Warna : Tdk berwarna/ pucat : banyak minum, GGK, minum alkohol • Merah /merah kecoklatan : hemoglobinuria, kontaminasi dgn haid, obat – obatan • Penampilan : kabur atau keruh : bakteri, pus, leukosit, eritrosit • Bau : amoniak, busuk • Berat jenis : <1,005 : diabetes, byk minum, kelebihan cairan • >1,026 : kurang minum,,muntah , diare, dehidrasi • Protein>8 mg/dl : proteinuria, stress berat, infeksi akut, penyakit ginjal. • Glukosa + 4 : DM, infeksi glukosa. – PENATALAKSANAAN SPESIMEN URINE • Pemeriksaan urin dpt membantu kita menetapkan dx suatu penyakit, dgn demikian mempermudah menetapkan therapi yg tepat. • Pemeriksaan urine secara ideal hrs dilakukan pd spesimen yg segar yg berasal dr urine sewaktu bangun pagi,dan dikumpulkan dlm wadah yg bersih. • Pemeriksaan urine ; V.PENATALAKSANAAN SPESIMEN FESES • Orang dewasa normal mengeluarkan 100 – 300 gr tinja / hari. Dari jlh tsb 70 % merupakan air dan seperuhnya dari sisanya merupakan kuman dan sisa sayur mayur, sedikit lemak , sel epitel yg rusak • Dlm keadaan normal tinja yg dikeluarkan mencerminkan bentuk dan ukuran liang kolon. Konsistensi tinja normal agak lunak, tdk cair maupun keras, warna coklat. • Warna feces dpt berfariasi dari coklat terang sampai coklat gelap. Berbgai makanan dan obat – obatan mempengaruhi wrn feces mis : protein daging menghasilkan wrn coklat gelap. – Pemeriksaan makroskopis Butir, kecil kecil : penyebab kontipasi Volume besar berbau, berbau dan mengembang :penyebab malabsorbsi zat lemak atau protein Rapuh dengan darah dan lendir: penyebab inflamasi usus besar, tumor ganas, tifoid Hitam, mdh melekat spti ter : penyebab hemoragie sal cerna atas Volume besar, cair sisa padat sedikit: penyebab : keracunan makanan, infeksi cholera e coli • Rapuh, mengandung nanah atau jaringan nekrotik agk lunak, putih abu – abu sedikit : Penyebab : abses, tumor nekrotik – Pemeriksaan mikroskopis. • Parasit dengan telurnya biasanya memerlukan pemeriksaan mikroskopis untuk diagnosis. Bahan tinja yg dipekatkan memudahkan pemeriksaan terhadap cacing, adanya telur cacing dalam emusi menunjukkan jumlah yg ada dalam tinja tesebut banyak. SEKIAN TERIMA KASIH - MVRMH -