SWOT PT PERTAMINA
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun yang menjadi fokus bahasan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Sejarah PT Pertamina (Persero)
2. Posisi PT Pertamina (Persero) di dunia
3. Kelebihan dan Kekurangan PT Pertamina (Persero)
4. Analisa SWOT
Pada 1960, PT Permina berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN) Permina.
Kemudian, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi PN Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) pada 20 Agustus 1968.
Pada 2017, salah satu langkah nyata mewujudkan visi menjadi perusahaan energi
nasional kelas dunia adalah keberhasilan menuntaskan akuisisi saham perusahaan
migas Prancis Maurel et Prom (M&P). Terhitung mulai 1 Februari 2017 melalui
anak usaha PT Pertamina International EP, Pertamina menjadi pemegang saham
mayoritas M&P dengan 72,65% saham. Melalui kepemilikan saham mayoritas di
M&P, Pertamina memiliki akses operasi di 12 negara yang tersebar di 4 benua.
Pada masa mendatang, Pertamina menargetkan produksi 650 ribu BOEPD (Barrels
of Oil Equivalents Per Day) di 2025 dari operasi internasional, sebagai bagian dari
target produksi Pertamina 1,9 juta BOEPD di 2025, dalam upaya nyata menuju
ketahanan dan kemandirian energi Indonesia.
Pada tahun 2018, PT Pertamina (Persero) menduduki peringkat 253 dari 500
perusahaan besar dunia versi Fortune Global 500 dengan pendapatan sebesar
$42,959,000. Jika diperbandingkan, PT Pertamina (Persero) masih kalah jauh
dengan perusahaan milik negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Petronas,
perusahaan energi milik Malaysia menempati urutan 191 dengan pendapatan
sebesar $52,028,000. PTT, yang merupakan perusahaan energi asal Thailand
menempati urutan 163 dengan pendapatan sebesar $58,819,000.
A. Kelebihan
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi
Salesman Perusahaan dapat diandalkan dan sudah teruji selama 5
tahun
SDM di PT Pertamina (Persero) merupakan orang-orang yang sudah
profesional dibidangnya
Penjualan produk relatif mudah, karena brand/merk Pertamina
sangat kuat dan menguasai pangsa pasar LPG
Kualitas pelayanan kepada pelanggan memuaskan
B. Kelemahan
Kurangnya modal
Masalah birokrasi yang menghambat kinerja
Jumlah armada yang kurang
Ketergantungan pasokan pada satu pemasok
Masih minimnya alat-alat produksi sehingga hasil bahan mentah
masih harus diolah kembali ke luar negeri untuk menjadi minyak
matang
2.4 Analisa SWOT
A. Strength (Kekuatan)
Kekuatan internal pada PT Pertamina (Persero):
1. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi
Produk dari Pertamina sudah memiliki pengakuan dari dunia
internasional. Diantaranya produk oli dari Pertamina yang sudah
memiliki sertifikat ISO.
2. Memiliki pelayanan yang baik
Untuk pelayanan, sudah dapat mendistribusikan produknya ke
seluruh penjuru Indonesia bahkan sampai ke daerah-daerah
terpencil.
3. Sumber daya manusia yang handal
SDM di PT Pertamina (Persero) merupakan orang-orang yang sudah
profesional di bidangnya. Memiliki kemampuan dan pengalaman
yang sudah teruji. Selain itu pelatihan dan seminar yang
berhubungan dengan dunia bisnis banyak diikuti oleh para
karyawan, yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan
kemampuannya.
4. Pengalaman di bidang migas
Pertamina sudah bergerak di bidang migas di indonesia sejak tahun
1968. Dengan pengalaman yang cukup lama di bidang migas, faktor
ini dapat menjadi salah satu nilai tambah. Pengalaman dan
pengakuan dari dunia internasional berhubungan dengan dunia
migas menjadikan Pertamina cukup disegani dibidang migas.
5. Penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi
Teknologi informasi di Pertamina sudah terintegrasi dan
mendukung proses bisnis perusahaan. Dengan adanya Divisi SBTI,
ini menunjukkan adanya kepedulian yang cukup tinggi dari pihak
manajemen untuk mengembangkan teknologi informasi.
B. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan internal pada PT Pertamina (Persero):
1. Kurangnya modal
Kendala Pertamina saat ini adalah kekurangannya modal dalam hal
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, sehingga
pihak manajemen membangun kerjasama dengan pihak asing untuk
melakukan tersebut.
2. Masalah birokrasi yang menghambat kinerja
Birokrasi yang terlalu rumit menghambat proses pengambilan
keputusan karena terlalu banyak waktu yang terbuang untuk
menjalankan suatu keputusan.
3. Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan
Sumber daya manusia di PT Pertamina banyak yang penempatan
dan penggunaannya tidak maksimal sehingga menggurangi
efektifitas dan efisiensi perusahaan.
4. Jumlah armada yang kurang
Peningkatan permintaan pasar yang membutuhkan arus distribusi
barang yang tinggi dapat terhambat dengan kurangnya jumlah
armada pengangkut barang yang ada sekarang ini.
5. Ketergantungan pasokan pada satu pemasok, sehingga apabila
terjadi keterlambatan pasokan produk akan mengganggu
operasional perusahaan.
C. Opportunities (Peluang)
Peluang eksternal pada PT Pertamina (Persero):
1. Pasar bisnis yang masih tinggi
Penggunaan migas yang merupakan salah satu kebutuhan pokok
dunia saat ini membuat permintaan akan produk ini tetap tinggi
walaupun terjadi gejolak harga.
2. Harga jual yang murah
Pertamina dapat menjual BBM dengan harga murah karena
pemanfaatan dari subsidi pemerintah. Hal ini dapat digunakan
Pertamina sebagai salah satu kesempatan untuk menguasai pasar
migas di Indonesia.
3. Sumber daya migas yang masih cukup tinggi
Sumber cadangan migas yang tersedia di Indonesia masih cukup
banyak yang belum tereksplorasi. Cadangan minyak ini dapat
digunakan Pertamina untuk meningkatkan penjualan dalam
memenuhi permintaan pasar.
4. Produk (dengan nilai oktan tinggi yang menghasilkan
pembakaran yang lebih bersih, non subsidi) yang bisa jadi
menggantikan dominasi penjualan premium.
5. Sebagai pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM)
PT Pertamina (Persero) memiliki kesempatan untuk mengubah
pelayanan yang kurang baik dan mengubah Image yang
tertancap dibenak konsumennya, menjadikan konsumennya
menjadi konsumen yang memiliki loyalitas tinggi pada PT
Pertamina (Persero).
D. Threats (Ancaman)
Ancaman eksternal pada PT Pertamina (Persero):
1. Masuknya pihak swasta untuk beroperasi di bidang Non-BBM
Dengan masuknya pihak swasta yang bergerak di bidang Non-BBM
cakupan pasar Pertamina dalam hal Non-BBM seperti oli menjadi
berkurang. Hal ini menjadikan pendapatan Pertamina menjadi
berkurang.
2. Makin banyaknya pihak swasta yang melakukan eksplorasi migas di
wilayah Indonesia.
Pihak swasta yang melakukan eksplorasi Migas di Indonesia kadang
mempunyai dana dan peralatan yang lebih bagus dibanding Pertamina,
hal ini menyebabkan lahan minyak mentah yang kaya akan cadangan
minyak akhirnya dikelola oleh pihak swasta.
3. Pengaruh Intervensi
Dikarenakan Pertamina merupakan perusahaan multi internasional,
maka adanya pengaruh-pengaruh intervensi di dalam tubuh Pertamina
khususnya pada posisi manajemen strategis seperti dewan komisaris.
Intervensi ini menyebabkan terbatasnya ruang gerak manajemen untuk
menentukan kebijakan yang akan diambil.
4. Pasar bebas
Dengan adanya pasar bebas, perusahaan asing yang bergerak di bidang
migas diperbolehkan untuk memasarkan hasil produksinya di wilayah
Indonesia. Hal ini akan meningkatkan persaingan bisnis yang ketat.
5. Image bahwa produk yang ditawarkan kompetior (Shell dan Petronas)
memiliki tingkat kualitas yang lebih baik menjadikan ketertarikan
konsumen untuk berganti produk konsumsi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa SWOT, alasan PT Pertamina (Persero) tidak dapat
bersaing di kancah Internasional adalah karena dua faktor utama, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan karena kurangnya
modal, banyak pegawai yang ditempatkan tidak pada tempatnya, kurangnya
armada, dan ketergantungan hanya pada satu pemasok. Sedangkan faktor
eksternal disebabkan karena banyaknya intervensi dan banyaknya
perusahaan swasta yang mengeksplorasi sumber daya alam di Indonesia.
3.2 Saran
Saran untuk PT Pertamina (Persero) agar dapat bersaing di kancah
Internasional adalah cukup dengan membenahi permasalahan internal yang
ada di perusahaan. Jika di internal perusahaan sudah kuat, maka dapat
dipastikan dalam persaingan usaha PT Pertamina (Persero) bisa berbicara
banyak. Dimulai dengan memangkas birokrasi agar kebijakan bisa
diputuskan dengan cepat, kemudian mulai menempatkan para karyawan di
keahliannya masing-masing, dan melakukan penambahan armada agar
proses distribusi dapat berjalan dengan cepat. Jika ketiga hal tersebut sudah
diperbaiki, maka keuangan perusahaan akan lebih efisien dan lebih sehat
karena sistem perusahaan yang sudah berjalan dengan baik.