Disusun Oleh :
Ekonomi MIkro II
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2023
i
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................... i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................6
BAB II Landasan Teori............................................................................7
2.1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah.........................................7
4.3. Permodalan...................................................................................18
4.5. Teknologi.......................................................................................19
BAB V PENUTUP.....................................................................................21
5.1. Kesimpulan....................................................................................21
5.2. Saran.............................................................................................21
ii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................22
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris dengan berbagai hasil komoditas pertanian yang
nasional. Pembangunan ekonomi yang menitik beratkan pada sektor pertanian diharapkan
mampu meningkatkan produksi pertanian sehingga dapat memperbaiki kebutuhan pangan dan
pendapatan petani. Sektor pertanian sendiri selalu berkaitan dengan sektor industri. Keterkaitan
tersebut diarahkan dengan mengembangkan sektor hulu maupun sektor hilir. Sehingga dengan
Salah satu industri sektor pertanian yang berkontribusi dalam kegiatan ekonomi yaitu
agroindustri. Agroindustri merupakan salah satu bentuk industri hilir yang berbahan baku
produk pertanian dan menekankan pada produk olahan dalam suatu perusahaan atau industri
(Saragih dalam Sari, 2017). Agroindustri mampu mengubah produk primer menjadi produk
olahan, bahkan mampu mengubah budaya kerja bernilai rendah menjadi budaya kerja industrial
Indonesia diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk pisang dan menyusun
strategi pengembangan agar dapat bertahan dan bersaing dengan negara lainnya.Kondisi
agroindustri belum mampu menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi. Agroindustri
merupakan suatu subsistem pengolahan secara terpadu antara sektor pertanian dengan sektor
industri sehingga akan diperoleh nilai tambah dari hasil pertanian. Industri pengolahan pangan
adalah instrumen pemberi nilai tambah bagi komoditi pertanian. Oleh sebab itu, peran
perusahan perusahan pengelohan pangan sangat penting bagi peningkatan nilai komoditi
iv
pertanian. Industri pengolahan tersebut berupa industri besar dan industri kecil maupun industri
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat vital didalam
Indonesia tetapi juga di negara maju. Di indonesia peran UMKM selain berperan dalam
pertumbuhan pembanguna dan ekonomi, Inovasi adalah hal yang sangat penting dalam
mengembangkan suatu usaha, dimana apabila sebuah produk ingin meningkatkan harga dan
nilai jualnya, maka inovasi produk sangat dibutuhkan dalam hal ini. Di dunia yang semakin
modern ini banyak sekali usaha yang sudah berkembang diindonesia, bukan hal aneh lagi
apabila diindonesia ini sendiri banyak sekali usaha yang sudah berkembang berkat inovasi
pada produk mereka sendiri.Inovasi produk itu sendiri sangat penting bagi sebuah usaha itu
sendiri guna mencapai tujuan perusahaan dan loyalitas pelanggan.Inovasi produk ini sangat
bagus digunakan pada usaha mikro kecil dan menengah, dimana usaha yang masih kecil
seperti inilah yang sangat memerlukan inovasi produk agar menambah nilai jual barang atau
Salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan adalah pisang.
Pisang merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
berbagai jenis pisang yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia (Kuswanto dalam Sari, 2017).
Buah pisang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, selain karena
mudah didapat, harga buah pisang cukup terjangkau. Ketersediaan pisang di Indonesia cukup
melimpah sepanjang tahun, sehingga buah pisang dijadikan sebagai buah favorit untuk
dikonsumsi ataupun dijadikan sebagai bahan baku produk olahan buah pisang.
dituntut untuk dapat lebih mandiri, salah satunya dengan membuka usaha mandiri dan
berkelanjutan. Usaha merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk
menciptakan suatu hasil dalam satu tujuan tertentu. Usaha ditinjau dari sudut ekonomi
v
merupakan suatu organisasi dengan modal dan tenaga berusaha memenuhi kebutuhan dengan
tujuan mencari laba (Haryati, 2014). Berhasil atau tidaknya suatu usaha tergantung pada cara
Kemampuan pelaku usaha dalam melakukan variasi dan pengemasan produk menjadi
poin penting dalam strategi pemasaran karena pelaku merupakan kunci. Merujuk pada kondisi
itulah penulis merasa perlu melakukan pelatihan tentang diversifikasi produk pada pelaku usaha
kecil menengah agar produk yang dipasarkan mengalami peningkatan serta memiliki nilai
Menurut bardosono (2014), produksi pisang di indonesia pada tahun 2013 telah
mencapai 5,3 ton. Melimpahnya ketersediaan pisang menyebabkan pisang dirasakan bukanlah
komodita penting dan tidak memberikan nilai tambah bagi produsen pisang khususnya petani.
Pisang juga merupakan komoditas hortikultura yang tidak memiliki daya simpan yang lama,
sehingga apabila kemelimpahan pisang tidak diimbangi dengan pemanfaatnya maka akan
meningkatkan potensi kebusukan komoditas tersebut. 9 (Tambajong, Sondakh, & Tarore, 2020)
Produksi pisang yang cukup melimpah dengan harga yang sangat murah menjadikan
pengusaha berusaha untuk menghasilkan level produk yang lebih tinggi dari sekedar komoditas
(pisang). Kenyataan bahwa suatu produk akan dinilai sesuai dengan nilai tambah (value added)
yang ada pada produk tersebut, menyebabkan usaha agroindustri pisang berkembang cukup
pesat semakin tinggi nilai tambah yang dimiliki oleh suatu produk maka semakin tinggi
kepuasan konsumen yang pada akhirnya konsumen akan menghargai produk tersebut dngan
Gorengan merupakan jajanan murah yang sangat di sukai masyarakat dari seluruh
kalangan, tidak heran jika di hampir seluruh tempat ada minimal satu pedagang gorengan.
Pedagang gorengan biasanya tidak cuma menjual satu macam gorengan saja, tapi terdapat
berbagai macam vareasi gorengan yang di jual. Mulai dari tempe, bakwan, pisang molen,
vi
pisang goreng, tahu goreng, tahu bulat, tahu isi, cireng dan berbagai macam lagi aneka
gorengan.
Hampir semua tempat bisa di jadikan tempat usaha gorengan. Di sekolahan, kampus,
pinggiran jalan hingga perkantoran dan pusat perbelanjaan semua bisa di jadikan tempat usaha
gorengan. pemilihan lokasi dihindari pada lokasi yang persaingan usaha gorengannya tidak
terlalu ketat, hal ini untuk menghindari persaingan. bisa juga menjadikan gorengan sebagai
usaha rumahan dengan cara berjualan di teras rumah dengan hanya memakai meja sebagai
Ketatnya persaingan merupakan resiko terbesar pada peluang usaha gorengan, namun
bila dapat menjaga rasa, ukuran dan harga resiko ini dapat di hindari. usaha gorengan tidak
memerlukan karyawan, kecuali bagi yang tidak bisa menjalankan sendiri usaha. Sehingga
dapat memperkerjakan seseorang untuk menjalankan usaha tersebut dan dapat menggajinya
atau menerapkan sistem bagi hasil. Pada dasarnya usaha ini tidak memerlukan promosi,
kecuali jika penjual gorengan di tempat tertentu yang sifatnya menetap seperti di depan jalant,
maka dapat memasang spanduk besar untuk menandakan keberadaan usaha. Rasa yang enak
Selain itu Maluku Utara terutama juga tak terlepas dari upaya peningkatan Usaha Kecil
dan Menengah (UMKM), yaitu usaha pisang goreng yang juga berkembang pesat. Hal ini di
lihat dari tingkat konsumsi masyarakat terhadap prodak pisang yang di kelolah oleh para pelaku
usaha yang semakin meningkat. Gorengan pisang memiliki ciri khasnya sendiri karena tak
terlepas dari cara para pelaku usaha dalam memproduksinya. Kota ternate adalah salah satu
kota yang juga terdapat para pelaku usaha yang menjual gorengan terutama pisang. Salah
satunya adalah usaha gorengan pisang di Kelurahan Ngade yang memiliki ciri khasnya
tersendiri.
vii
Tabel 1.1 Profil Usaha Gorengan Pisang Di Kelurahan Ngade
pada beberapa permasalahan yang dihadapi, diantaranya : Modal usaha, tenaga kerja,
penggunaan teknologi yang masih sederhana, adanya pengusaha lainnya yang menjadi
pesaing dan keterbatasan informasi harga. Disisi lain dalam mengembangkan usaha pisang
goreng kedepannya pengusaha juga dihadapkan pada berbagai kemungkinan resiko yang akan
dihadapi, diantaranya : meningkatnya harga input produksi, turunnya produksi atau turunnya
harga jual pisang goreng, sehingga akan berdampak pada penerimaan dan keuntungan yang
diterima pengusaha pisang goreng di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis kelayakan terhadap usaha pisang goreng terutama dari sisi aspek finansialnya.
Proses pembuatan prodak Pisang Goreng di Kelurahan Ngade pun cukup mudah untuk
di lakukan dengan cara pisang kulit pisang di lepas untuk mengambil bagian dalamnya, setelah
itu potong menjadi bagian yang terpisah. Selanjutnya bahan dasar seperti tepung beras dan
gula pasir di campur menjadi satu dan di tambahkan air bersih secukupnya untuk ditaburi
potongan pisang yang sudah di pisahkan. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemanasan
viii
minyank goreng untuk dicelupkannya pisang yang sudah siap untuk di matangkan, untuk
mengetahui pisang yang sudah matang atau tidak itu dilihat dari pisang yang sudah kekuningan
dan secepatnya diangkat lalu tunggu beberapa menit untuk pengeringan minyak yang masih
melekat.
Setelah itu pisang siap untuk di jual atau di pasarkan pada lokasi yang menjadi tempat
penjualan. Selain itu masalah yang di hadapi oleh Usaha Pisang goreng di Kelurahan Ngade
adalah penempatan lokasi yang kurang memadai, karena berapa pada posisi yang berdekatan
dengan jaran raya. Tentunya hal ini berpengaruh pada kualitas produk pisang goreng yaitu
dimana diperhadapkan dengan debu maupun polusi dari kendaraan yang berlulu-lalang di
jalanan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di buat perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis kelayakan ekonomi dari usaha Pisang Goreng di Kelurahan Ngade,
ix
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2008 adalah usaha produktif milik orang perseorangan atau unit usaha yang
Ada beberapa kriteria yang dapat di gunakan untuk mendefinisikan pengertian dan
1. Usaha Mikro
unit usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil
Kriteria usaha kecil adalah perusahaan keuangan yang produktif dan bijaksana yang
dijalankan oleh orang perseorangan atau unit usaha yang bukan merupakan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian dari perusahaan, baik langsung
2. Usaha Menengah
x
Kriteria usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif mandiri yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau unit usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian dari penerangan
langsung atau sekunder atau pendapatan penjualan tahunan yang diisyaratkan oleh
Undang-Undang ini.
UMKM juga telah mengembangkan empat kegiatan ekonomi utama sebagai motor
penggerak pembangunan Indonesia, yaitu manufaktur, agribisnis, ekonomi maritim dan sumber
terhadap ekonomi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan seharihari terlebih masa
yang akan mendatang. Dalam hal ini peran usaha mikro sangat besar terhadap kegiatan
ekonomi masyarakat. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang
sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro, Kecil, dan
Sejak krisis menghantam posisi penting ini, tidak semua orang berhasil, sehingga
pemulihan ekonomi belum optimal. Usaha mikro dan kecil umumnya memiliki keunggulan di
bidang yang memanfaatkan sumber daya alam dan padat karya. seperti misalnya pertanian
menengah memiliki keunggulan dalam menciptakan nilai tambah dalam industri perhotelan,
persewaan, jasa bisnis dan kehutanan. Perusahaan besar memiliki keunggulan dalam proses,
xi
Hal ini membuktikan bahwa perusahaan mikro kecil menengah dan besar saling
melengkapi dalam praktiknya. Dengan meningkatkan kinerja perusahaan UMKM dengan bahan
produksi lokal tanpa bergantung pada bahan impor, maka pembangunan ekonomi nasional
semakin menguat. Oleh karena itu, pengembangan koperasi usaha mikro kecil dan menengah
harus menjadi prioritas utama pembangunan nasional dalam jangka panjang. (Solitun dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki potensi yang cukup besar untuk
tumbuh kembang dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Akan tetapi, teridentifikasi
perhatian dari semua pihak. Persoalan yang paling mendasar dalam hal ini adalah terkait
dengan masih rendahnya produktivitas UMKM. Rendahnya produktivitas ini diakibatkan karena
rendahnya kualitas sumber daya manusia UMKM khususnya dalam bidang manajemen,
penguasaan teknologi, dan pemasaran. Selain itu, UMKM juga diperhadapkan pada
informasi dan pasar. Hingga saat ini, tidak sedikit pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang
bentuk uang. Begitu juga banyak kegiatan usaha mikro kecil dan menengah mengalami
kegagalan atau bangkrut dikarenakan tidak mampu mengelola keuangan dengan baik.
Berikut adalah berbagai permasalahan utama yang dihadapi oleh UMKM. (Rainanto,
2019)
xii
Aspek pemasaran merupakan yang paling banyak dikeluhkan oleh para pelaku usaha
mikro. Sebagian mereka energinya sudah banyak terkuras untuk memproduksi produk
usahanya, sehingga tinggal tersisa sedikit untuk upaya pemasaran. Sebanyak 62,89% pelaku
usaha mikro yang disurvey mengeluhkan permasalahan di bidang pemasaran, desain dan
pengepakan.
Terdapat 42,78% pelaku usaha mikro di ke-14 kecamatan yang mengeluhkan segi
permodalan dan kerjasama sebagai hambatan mereka untuk maju menjadi usaha kecil. Khusus
untuk aspek permodalan, beberapa pelaku usaha mikro membutuhkan modal dalam jumlah
yang cukup besar pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat bulan puasa ramadhan, menjelang
lebaran dan liburan panjang. Mereka membutuhkan saat itu karena permintaan dari konsumen
melonjak. Sedangkan di waktu-waktu yang lain cenderung stabil atau bahkan rendah.
Permasalahan yang banyak ditemukan di aspek produksi adalah terdiri dari sarana
produksi, tempat produksi dan proses produksi. Terdapat 30,41% pelaku usaha mikro yang
mengeluhkan tentang Sarana Produksi, Tempat Produksi dan Proses Produksi dalam
mengembangkan usahanya.
Pisang merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
berbagai jenis pisang yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia (Kuswanto dalam Sari, 2017).
Buah pisang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, selain karena
mudah didapat, harga buah pisang cukup terjangkau. Ketersediaan pisang di Indonesia cukup
melimpah sepanjang tahun, sehingga buah pisang dijadikan sebagai buah favorit untuk
dikonsumsi ataupun dijadikan sebagai bahan baku produk olahan buah pisang.
xiii
Ada beberapa faktor produksi (input) pada usaha pisang goreng yang mempengaruhi
1. Teknologi
Teknologi memegang peranan penting dalam suatu proses produksi. Existence Technology
2. Produksi
Hasil akhir dari suatu produk adalah produk atau keluaran. Untuk usaha pisang goreng,
produk yang dihasilkan berupa pisang goreng yang telah matang siap di jual. Ukuran produksi
pisang goreng adalah per potong. Setiap pengusaha pisang goreng menjual berdasarkan
jumlah pisang goreng yang diproduksi. Sehingga ini mempengaruhi pendapatan usaha yang
3. Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibataktivitas
normal perusahaan selama satuperiode; arus masuk itu mengakibatkan kenaikan modal
4. Modal
Modal merupakan semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak
5. Tenaga Kerja
adalah setiap orang yang dapat melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa
yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan masyarakat. Definisi lain dari pekerjaan
xiv
menurut (Sumarsono, 2009) menunjukkan bahwa angkatan kerja adalah sekelompok orang
6. Pendidikan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar
agar seseorang dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Konsep human capital
merupakan strategi yang sudah lama mapan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Kualitas sumber daya manusia menurut teori human capital dapat ditentukan oleh
Dalam hal ini beberapa aspek juga sangat penting dalam melihat kelayakan ekonomi.
a. Aspek Produksi
Analisis kegiatan teknis yang dilakukan dan operasi produksinya. Evaluasi diukur secara
kuantitatif dengan bantuan kuesioner untuk menentukan apakah proses produksi dan
operasional yang dilakukan dapat dipertahankan secara finansial dari sudut pandang pelaku
teknis perusahaan.
Faktor adalah salah satu aspek produksi yang paling banyak dibicarakan. antara lain,
fasilitas produksi, perusahaan konstruksi, teknologi, proses produksi, peralatan, jenis dan suku
b. Aspek Pasar
Analisis bisnis dapat bersifat deskriptif kualitatif atau kuantitatif untuk menentukan aspek
pemasaran. Secara umum, titik awal dalam alur pemikiran adalah penyusunan aspek
xv
usaha. Pengembangan bisnis dapat disesuaikan untuk meningkatkan pendapatan atau volume
penjualan dan meningkatkan efisiensi. Peningkatan penjualan dapat dicapai melalui berbagai
strategi bisnis yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan
diferensiasi produk.
Setelah menentukan strategi yang akan dikembangkan, dilakukan analisis pasar untuk
menentukan aspek pasar. Hasil yang diinginkan adalah seberapa besar potensi dan peluang
pasar yang ada serta risiko pemasaran apa yang mungkin timbul jika rencana bisnis dapat
dilaksanakan. Hasil tersebut hendaknya dijadikan bahan untuk menyusun tujuan penjualan dan
pemasaran dengan risiko dan tujuan yang sesuai. Potensi permainan ini adalah untuk
meningkatkan jumlah pemain di dunia dengan potensi pasar efisien saat ini dapat diidentifikasi
antara lain dengan mengetahui jumlah dan karakteristik pelanggan, volume penjualan yang
ada, tingkat harga dan perkembangan harga, cara pembayaran, tingkat persaingan,
Data primer (kontraktor dan pihak terkait lainnya) umumnya menjadi sumber informasi untuk
menilai pasar yang efisien. Pada saat yang sama, potensi pasar dapat dievaluasi berdasarkan
data makro yang diminta, hambatan pemasaran politik dan non-politik seperti monopoli, pangsa
pasar, dan lainnya. Data dari instansi terkait biasanya menjadi sumber informasi untuk menilai
potensi pasar. Faktor-faktor berikut dipertimbangkan ketika melihat aspek pasar sebagai
pemasaran, pilihan pola bisnis, ukuran dan pangsa pasar, segmentasi, positioning dan fokus.
xvi
BAB III
METODE PENE30LITIAN
Waktu penelitian yang direncanakan oleh peneliti adalah pada bulan mei tahun 2022
sampai selesai. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian
tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti mengambil lokasi
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplorasi kualitatif deskriptif dan
ditunjang dengan studi literature. Penelitian eksplorasi bertujuan untuk mengetahui dan
memperoleh gambaran perkembangan industri usaha pisang goreng. Teknik pengumpulan data
1. Observasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati suatu objek secara
xvii
dengan objek tersebut.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dari kegiatan tanya jawab lisan untuk memperoleh
informasi. perlu diketahui bahwa informasi pada bagian ini berhubungan langsung
3. dokumentasi, ini adalah metode yang digunakan untuk menyediakan dokumen dengan
bukti akurat dari daftar sumber informasi tertentu dari kitab suci, wasiat, buku dan
undang-undang.
Metode analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif
yaitu yaitu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan analisis
terhadap data tersebut. Pendapat tersebut adalah data yang kumpul peneliti berupa kata-kata
dan gambar bukan dalam bentuk angka-angaka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan
metode kualitatif, selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa
xviii
BAB IV
Gorengan merupakan jajanan murah yang sangat di sukai masyarakat dari seluruh kalangan,
tidak heran jika di hampir seluruh tempat ada minimal satu pedagang gorengan. pedagang
gorengan biasanya tidak cuma menjual satu macam gorengan saja, tapi terdapat berbagai
macam vareasi gorengan yang di jual. mulai dari tempe, bakwan, pisang molen, pisang goreng,
tahu goreng, tahu bulat, tahu isi, cireng dan berbagai macam lagi aneka gorengan.
Usaha gorengan yang harus di perhatikan adalah kebersihan, kecepatan bekerja, pelayanan
yang bagus, kualitas gorengannya jangan sampai kurang matang atau kegosongan, solet atau
sambalnya yang nikmat, lokasi jualan yang setrategis tempat lalu lalalng orang setiap hari.
dalam usaha apapun tentu ada target pasar, usaha gorengan target pasarnya adalah mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa pria wanita tua muda hampir semuanya menjadi target pasar
usaha gorengan. jika musim dingin tiba maka bisa menjadi pintu rejeki tersendiri bagi penjual
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik pemilik dari usaha Pisang Goreng yang
berusia 5 tahun. dalam status berkeluarga, diketahui bahwa usia pengusaha Pisang Goreng
dapat mempengaruhi kinerja dalam kontribusinya dan juga mengebangkan usaha yang mereka
xix
bangun. apabila pengusaha memiliki usaha yang produktif, dengan stamina dan pemikiran yang
matang ditambah berbagai pengalaman yang sudah dijalani maka hal ini dapat berpengaruh
positif terhadap kemajuan usaha industri Kuliner tersebut. hal inilah yang menjadi salah satu
faktor Industri Kuliner Pisang Goreng dalam menjalankan usahanya agar selalu berkembang
pada beberapa permasalahan yang dihadapi, diantaranya : Modal usaha, tenaga kerja,
penggunaan teknologi yang masih sederhana, adanya pengusaha lainnya yang menjadi
pesaing dan keterbatasan informasi harga. Disisi lain dalam mengembangkan usaha pisang
goreng kedepannya pengusaha juga dihadapkan pada berbagai kemungkinan resiko yang akan
dihadapi, diantaranya : meningkatnya harga input produksi, turunnya produksi atau turunnya
harga jual pisang goreng, sehingga akan berdampak pada penerimaan dan keuntungan yang
diterima pengusaha pisang goreng di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis kelayakan terhadap usaha pisang goreng terutama dari sisi aspek finansialnya.
Proses pembuatan prodak Pisang Goreng di Kelurahan Ngade pun cukup mudah untuk
di lakukan dengan cara pisang kulit pisang di lepas untuk mengambil bagian dalamnya, setelah
itu potong menjadi bagian yang terpisah. Selanjutnya bahan dasar seperti tepung beras dan
gula pasir di campur menjadi satu dan di tambahkan air bersih secukupnya untuk ditaburi
potongan pisang yang sudah di pisahkan. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemanasan
minyank goreng untuk dicelupkannya pisang yang sudah siap untuk di matangkan, untuk
mengetahui pisang yang sudah matang atau tidak itu dilihat dari pisang yang sudah kekuningan
dan secepatnya diangkat lalu tunggu beberapa menit untuk pengeringan minyak yang masih
melekat.
Setelah itu pisang siap untuk di jual atau di pasarkan pada lokasi yang menjadi tempat
penjualan. Selain itu masalah yang di hadapi oleh Usaha Pisang goreng di Kelurahan Ngade
xx
adalah penempatan lokasi yang kurang memadai, karena berapa pada posisi yang berdekatan
dengan jaran raya. Tentunya hal ini berpengaruh pada kualitas produk pisang goreng yaitu
dimana diperhadapkan dengan debu maupun polusi dari kendaraan yang berlulu-lalang di
jalanan.
4.3 Permodalan
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam mendirikan usaha, tanpa modal yang
mencukupi maka usaha yang dibangun tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. besarnya
modal awal yang digunakan untuk usaha Pisang Goreng sebesar Rp. 500.000.
Tabel 4.1 Modal Usaha Pisang Goreng Pak ito di Kelurahan Ngade,
Kecamatan Ternate Selatan.
tenaga kerja adalah para pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas
dalam proses produksi untuk mengubah faktor-faktor produksi menjadi barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. sehingga dalam hal ini peran tenaga kerja dari usaha batik
puta dino sangatlah penting untuk meningkatkan pendapatan usaha dan juga tenaga kerja yang
produktif tenaga kerja pada usaha Pisang Goreng yang berasal dari masyarakat Kelurahan
Tabel 4.2 Tenaga Kerja Pisang Goreng Pak ito di Kelurahan Ngade,
Kecamatan Ternate Selatan.
xxi
1. Bapak Ito Laki-Laki
4.5 Teknologi
Teknologi adalah pengembangan dan juga aplikasi dari alat, mesin, atau material yang
dapat menolong manusia menyelesaikan suatu masalah. Teknologi menjadi sangat penting
dalam suatu usaha oleh sebab itu dapat mempermudah suatu proses produksi agar dapat
berkembang tentunya dapat memberikan dampak yang sangat positif bagi suatu usaha.
Teknologi yang di gunakan pada usaha Pisang Goreng masih menggunakan alat-alat
tradisional.
Tabel 4.3 teknologi Pisang Goreng Pak ito di Kelurahan Ngade, Kecamatan
Ternate Selatan.
1 Kompor Sumbu 1
2 Kuali 2
3 Pisau 2
4 Baskom 3
5 Penyaring 1
6 Capitan 2
xxii
Biaya produksi merupakan biaya yang dipakai untuk menilai persediaan yang
dicantumkan dalam laporan keuangan dan jumlahnya relatif lebih besar daripada jenis biaya
lain yang selalu terjadi berulang-ulang dalam pola yang sama secara rutin.
Biaya produksi dapat dikatakan efisien apabila pengeluaran biaya tersebut tidak terjadi
suatu pemborosan serta mampu menghasilkan output produk dengan kuantitas dan kualitas
yang baik, untuk itu diperlukan suatu usaha yang sistematis pada perusahaan dengan cara
membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan tepat atas
perbedaannya.
Dalam kegiatan produksi sebuah produk jadi, perusahaan harus mengukur biaya-biaya
yang sudah dikeluarkan sebagai dasar menentukan harga pokok produk, apabila terjadinya
selain hal tersebut, perusahaan dalam melakukan suatu kegiatan produksinya memerlukan
biaya guna mengolah bahan baku menjadi produk jadi. biaya yang dikeluarkan tersebut akan
Tabel 4.4 Biaya Produksi Bahan Baku Usaha Pisang Goreng Pak Ito di
Kelurahan Ngade, kecamatan Ternate Selatan.
Harga
No Uraian Satuan Jumlah Biaya (Rp)
(Rp/unit)
xxiii
Rata-Rata Pendapatan Usaha Pisang Goreng Pak Ito di Kelurahan Ngade,
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a) Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha Pisang Goreng di Kelurahan
Ngade, Kecamatan Ternate Selatan layak untuk dijalankan dilihat dari jumlah konsumsi
masyarakat Kota Ternate akan prodak pisang goreng yang semakin meningkat. Beberapa
produk lain pun memiliki nilai minat yang tinggi. Selain itu usaha Pisang Goreng juga
memberikan pendapatan bagi pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah
tangga serta dapat melakukan penyerapan terhadap tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari
usaha pisang goreng yang setidaknya mampu menyerap tenaga kerja serta dalam menekan
5.2 Saran
a) Diperlukan adanya kebijakan pemerintah Kota Ternate dalam mendorong usaha pisang
b) Dengan kesimpulan diatas maka presentase pendapatan dari usaha pisang goreng bisa
xxiv
DAFTAR PUSTAKA
Ekasari, N., & Roza, S. (2017). PENGARUH INOVASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN BISNIS PADA UMKM KERIPIK PISANG DHARMA JAYA.
Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan, Vol. 6 No.3, 195-207.
Kadeni, & Srijani, N. (2020). Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Dalam
Mensejahterakan Masyarakat. EQUILIBRIUM, Vol. 8, No. 2, 191-200.
Leiwakabessy, P., & Lahallo, F. F. (2018). Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Sebagai Solusi Dalam Meningkatkan Produktivitas Usaha Pada UMKM
Kabupaten Sorong. J-DEPACE, Vol. 1, No. 1, 11-21.
Martina, N., Hasan, M. F., Wulandari, L. S., & Salimah, A. (2021). Upaya Peningkatan NilaiI
Ekonomis Produk UMKM. JMM, 5, 2273-2282.
Naton, S., Radiansah, D., & Juniansyah, H. (2020). Analisis Nilai Tambah dan Strategi
Pengembangan Usaha Pengolahan Pisang Pada UMKM Keripik Tiga Bujang di Kota
Pontianak. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 16, 135-148.
Rachmawati, U. (2021). Analisis Rantai Nilai Produk Olahan Pisang Pada Umkm Umik Cice
Kabupaten Lumajang. SIPORA, 1-74.
Rainanto, B. H. (2019). Analisis Permasalahan Yang Di Hadapi Oleh Pelaku Usaha Mikro Agar
Berkembang Menjadi Usaha Kecil (SCALLING UP) Pada UMKM di 14 Kecamatan di
Kabupaten Bogor. Manajemen Kesatuan, Vol. 7, No. 1, 05-16.
Sukoco, A., & HJandayani, S. (2020). Pelatihan Proses Pembuatan Biskuit Dari Tepung Pepaya
dan Pisang di Desa Silo, Jember. J-DINAMIKA, Vol. 5, No. i, 10-14.
Susanto, H. (2019). Analisis Usaha Agroindustri Pisang Goreng Coklat Keju di Kelurahan
Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. AGRITURE, Vol. 1, No. 2, 165-
192.
Tambajong, H. D., Sondakh, M. F., & Tarore, M. L. (2020). Analisis Keuntungan Usaha
Gorengan "Ibu Nouke" di Kelurahan Bahu Kecamatan Malayang Kota Manado. Agri-
SosioEkonomi, Vol. 16, No. 1, 97-104.
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Gambar 1.1 Proses Wawancara Pada Pelaku Usaha Pisang Goreng di Kelurahan Ngade,
Kecamatan Ternate Selatan. Dalam wawancara tersebut pelaku usaha menjelaskan awal
usaha yang dibangun tidak terlalu sulit, karena hanya membutuhkan modal yang tidak terlalu
banyak. Selain itu proses produksinya pun sangat mudah untuk dilakukan.
Gambar 1.2 Prodak pisang goreng yang sudah matang dan siap dijual. Proses pembuatan
prodak Pisang Goreng di Kelurahan Ngade pun cukup mudah untuk di lakukan dengan cara
pisang kulit pisang di lepas untuk mengambil bagian dalamnya, setelah itu potong menjadi
bagian yang terpisah. Selanjutnya bahan dasar seperti tepung beras dan gula pasir di campur
xxvi
menjadi satu dan di tambahkan air bersih secukupnya untuk ditaburi potongan pisang yang
sudah di pisahkan. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemanasan minyank goreng untuk
dicelupkannya pisang yang sudah siap untuk di matangkan, untuk mengetahui pisang yang
sudah matang atau tidak itu dilihat dari pisang yang sudah kekuningan dan secepatnya
diangkat lalu tunggu beberapa menit untuk pengeringan minyak yang masih melekat.
Gambar 1.3 Proses Penjualan Prodak Pisang Goleng yang Sudah Matang di depan rumah
Bapak Ito yang berada di depan jalan umum. Setelah itu pisang siap untuk di jual atau di
pasarkan pada lokasi yang menjadi tempat penjualan. Selain itu masalah yang di hadapi oleh
Usaha Pisang goreng di Kelurahan Ngade adalah penempatan lokasi yang kurang memadai,
karena berapa pada posisi yang berdekatan dengan jaran raya. Tentunya hal ini berpengaruh
pada kualitas produk pisang goreng yaitu dimana diperhadapkan dengan debu maupun polusi
xxvii
Sumber : Data di Olah Peneliti (2023).
xxviii