Anda di halaman 1dari 3

Kasus Pergantian Manager Perusahan Benar Benar Mabok sebagai salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang

manufaktur telekomunikasi, mempekerjakan lebih dari 5000 karyawan. Pabriknya sudah tua tetapi dipelihara cukup baik dan terkenal sebagai supplier barang-barang telekomunikasi yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Pabrik itu mempunyai departemen riset dan pengembangan, depertemen tenaga kerja, departemen akunting dan pengendalian keuangan, departemen distribusi, dan departemen produksi. Manajer pabrik yang bernama Jojon, bertanggung jawab pada seluruh operasioanal pabrik mulai dari produksi, perawatan, dan pekerjaan teknik yang dilaksanakan dalam berbagai departemen. Timbul adalah supervisor yang bertanggung jawab kepada Jojon. Timbul mempunyai tiga team supervisor yang bertanggung jawab langsung kepadanya. Orang-orang ini masing-masing bertanggung jawab atas satu dari tiga shift kerja harian; pagi (jam 08.00 16.00), sore (jam 16.00 24.00), malam (jam 24.00 08.00). Hubungan dan kerja sama antara Timbul dengan Jojon sebagai atasannya sangat berjalan lancar, bahkan Timbul diprediksikan oleh banyak orang kelak akan dapat menggantikan Jojon yang mendekati usia pensiun. Selama dekade terakhir di mana Jojon menduduki jabatan sebagai manajer, produktivitas perusahaan BBM tidak ada masalah, bahkan perusahaan dikenal sebagai perusahaan yang termasyhur dan sering mendapatkan penghargaan. Selanjutnya karena Jojon pensiun, maka jabatan manajer Pabrik untuk sementara dijabat oleh Timbul sambil menunggu pemilihan manajer definitif. Produktivitas pabrik selama beberapa bulan dijabat oleh Timbul tidak terjadi masalah bahkan Timbul meningkatkan citra perusahaan kepada masyarakat. Tiga bulan setelah Timbul menjabat, diadakan pemilihan manajer pabrik. Panitia seleksi mendapatkan 5 orang kandidat, yang salah satunya adalah Timbul, dan salah satunya lagi adalah Narji orang yang dekat dengan partai politik yang berkuasa. Setelah diadakan fit and proper test yang keabsahannya banyak disorot oleh media massa, akhirnya yang terpilih manajer pabrik baru adalah Narji. Setelah menjabat Timbul tetap dipertahankan sebagai Supervisor. Namun tanpa sepengetahuan Narji, banyak para karyawan yang tidak menyukai Narji yang dianggap orang luar, dan masih menganggap Timbul yang pantas menjadi Manajer,

sehingga ada gap komunikasi antara para karyawan dengan manajer. Kenyataannya, Timbul di pabrik lebih dihormati dibandingkan dengan Narji.

Analisis kasus Dalam kasus ini ada 3 tiga orang yang memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam kepemimpinannya dalam suatu perusaahaan yang sama. Kemudian motivasi yang berbeda-beda ini akan dikaji menggunakan teori David McClelland. Kepemimpinan yang pertama dijabat oleh Jojon dalam kasus itu dikatakan Selama dekade terakhir di mana Jojon menduduki jabatan sebagai manajer, produktivitas perusahaan BBM tidak ada masalah, bahkan perusahaan dikenal sebagai perusahaan yang termasyhur dan sering mendapatkan penghargaan. Hal ini membuktikan bahwa Jojon memiliki kebutuhan untuk berkuasa (need for power) serta kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation). Keinginannya yang kuat untuk mempengaruhi orang lain dan memiliki dampak yang besar terhadap perusahaan serta keahliannya dalam berkerja sama dengan Timbul beserta timnya. Maka dari itu Jojon dapat mempertahankan jabatannya sebagai manajer hingga dia pensiun. Kepemimpinan yang kedua dijabat oleh Timbul, yang awal mulanya dia adalah supervisor. Disini dapat dianalisis bahwa Timbul memiliki 3 kebutuhan yang dikemukakan oleh McClellsnd yaitu kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) dan kebutuhan untuk berkuasa (need for power) yang dibuktikan dengan keinginan Timbul untuk mendapatkan tanggung jawab pribadi dalam bentuk sebagai seorang manajer, kemudian dia juga memiliki kebutuhan untuk berafiliasi/berhubungan (need for affiliation) yaitu dibuktikan dengan adanya tiga tim yang dia miliki. Ketiga hal inilah yang menjadi motivasi dia sehingga dapat menjadi manajer sementara tanpa menurunkan produktivitas perusahaan itu sendiri. Dan kepemimpinan yang ketiga dijabat oleh Narji, menurut teori McClelland narji memiliki kebutuhan berkuasa lebih tinggi daripada dua kebutuhan lainnya. Dia menjadi manajer karena dekat dengan partai politik yang sedang berkuasa pada saat itu, karena itulah terlihat Narji lebih mementingkan kebutuhan intuk berkuasa daripada kebutuhan untuk berprestasi. Disamping itu juga banyak karyawan tidak menyukainy karena Narji mengesampingkan kebutuhan berafiliasi dengan karyawan-karyawan di perusahaan tersebut. Hal-hal itulah yang menyebabkan produktivitas perusahaan menurun dibawah pimpinan Narji.

Kesimpulan Ketiga kebutuhan ini harus seimbang dan sama-sama tinggi karena orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berkuasa dan kebutuhan untuk berafiliasi yang tinggi sekaligus akan memiliki motivasi kerja yang proaktif. Sedangkan yang memiliki ketiga macam kebutuhan dalam derajat yang rendah akan memiliki corak motivasi kerja yang reaktif.

Anda mungkin juga menyukai