Anda di halaman 1dari 3

Kasus Kelompok :

1. Giovanni Dimas Kristianto


2. Lenita Meisiana Saputri
3. Rochmiyati

(1211210012)
(1211210142)
(1211210237)

1. Kasus Motivasi
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Kabupeten Mega Ceria dihadapkan pada persoalan
tingkat ketidakhadiran pegawai yang cukup tinggi. Pada hari setiap Senin dan Jumat kurang lebih
26% pegawai tidak masuk kerja. Berdasarkan hasil rapat yang diikuti oleh para pimpinan PAM
tersebut, hal ini sudah membudaya dan sulit diperbaiki sebab banyak karyawan yang mempunyai
pekerjaan tambahan di luar kantor .
Irawan sebagai Kabag Kepegawaian, baru saja mengikuti pelatihan mengenai pengembangan
sumberdaya manusia pada salah satu perguruan tinggi ternama. Setelah mengikuti
pelatihan,Irawan terinspirasi untuk mengadakan perubahan dalam manajemen kepegawaian.
Karena setelah dianlisis secara ekonomi, tingkat ketidakhadiran pegawai ini dapat merugikan
perusahaan 1 juta Rupiah per minggu. Irawani yakin, dengan perubahan ini akan dapat
mengurangi kerugian.
Irawan mengajukan rencana untuk menyelesaikan masalah ini kepada atasannya, Kepala Cabang
PLN, yang bernama Suryono. Rencana Irawan adalah sebagai berikut:
Setiap hari Jumat pukul 15.00 diadakan undian yang akan ditarik setiap minggu. Kartu absen
semua pegawai yang bekerja penuh mentaati jam kerja pada minggu itu akan dimasukkan ke
dalam kotak undian. Setiap minggu 2 orang pemenang akan mendapatkan hadiah berupa Voucher
Rp 500.000,- Pada setiap akhir bulan juga akan diadakan undian bulanan dimana pegawai yang
tidak pernah absen saja yang akan diikutkan dalam undian. Undian bulanan menyediakan hadiah
bagi satu pemenang berupa Voucer seharga 1 juta Rupiah.
Setelah menyimak rencana Irawan dan mengadakan kalkulasi keuangan dengan Kabag
keuangan, Suryono sebagai Kepala Cabang menyetujui rencana ini, dan langsung
diimplementasikan pada bulan berikutnya.
Setalah berjalan selama empat bulan, diadakan evaluasi terhadap tingkat ketidakhadiran pegawai.
Hasilnya berkat kebijakan tersebut tingkat ketidakhadiran per minggu hanya sekitar 2 persen.
Tetapi kemudian muncullah suatu persoalan. Beberapa pegawai datang tapi tidak jelas
melakukan pekerjaan apa, beberapa pegawai memaksakan diri untuk datang ke kantor walaupun
dalam keadaan sakit yang perlu istirahat, sehingga memungkinkan terjadi penularan terhadap
pekerja yang sehat.

Diskusikan:

1. Bahas kebijakan di atas dengan menggunakan teori motivasi


Kebijakan tersebut sebenarnya cukup berhasil. Namun, waktu penilaian yang terlalu singkat,
kurang dapat mengevaluasi kinerja pegawai. Hal tersebut dapat memicu timbulnya motivasi
pegawai namun tidak sesuai dengan bentuk motivasi yang diharapkan oleh perusahaan sehingga
terdapat perbedaan visi antara pegawai dan perusahaan. Masalah ketidakhadiran yang
diakibatkan oleh banyaknya pegawai yang memiliki pekerjaan tambahan di luar kantor,

mengindikasikan adanya kebutuhan dasar pegawai yang masih belum terpenuhi, dalam hal ini
adalah penghasilan yang kurang.
2. Percayakah Anda bahwa keberhasilan tersebut dapat berlangsung langgeng untuk jangka
panjang? Berikan alasan-alasannnya
Tidak, hal tersebut tidak akan membawa perubahan yang signifikan terhadap kinerja pegawai
dan hanya berpengaruh pada tingkat kehadiran bukan kinerja para pegawai.
3. Langkah apa yang dilakukan agar pegawai yang datang setiap hari dapat produktif bekerja,
tidak sekedar untuk mengisi daftar hadir?
Reward and Punishment. Pegawai yang memiliki catatan kehadiran dan kinerja yang baik serta
produktif, tentunya berhak untuk mendapatkan reward. Bagi pegawai yang memiliki catatan
kehadiran dan kinerja buruk serta kurang produktif akan diberikan hukuman. Dengan begitu
akan tercipta keseimbangan dan memotivasi pegawai untuk berkontribusi lebih.
4. Mungkinkah kebijakan seperti ini dapat diterapkan di salah satu organisasi publik kita?
Ya, dengan reward and punishment akan memicu motivasi bagi anggota organisasi
2. Ada sebuah kepanitian yang menyelenggarakan suatu acara. Kepanitiaan tersebut dituntut
harus menyiapkan suatu acara besar. Ketua sebagai pemimpin ingin acara berjalan sesuai rencana
tetapi dia tidak dapat mengembangkan timnya. Pada hari H, kinerja panitia tidak terlalu baik
sehingga menyebabkan acara tidak terlaksana sesuai dengan rencana. Apa yang membuat acara
tersebut terlaksana sesuai dengan rencana? Apakah ada pengaruh dari kepemimpinan ketua
panitia ? Mengapa tim tersebut tidak dapat bekerjasama dengan baik ?

Acara tersebut tidak terlaksana sesuai rencana sebab adanya perbedaan visi misi dan
kepentingan di antara panitia. Hal tersebut dapat menghambat kinerja panitia dan
memungkinkan timbulnya perpecahan di dalam kepanitiaan sehingga menghambat
pelaksanaan acara. Pemimpin yang tidak kompeten juga dapat mempengaruhi
kekompakan panitia. Pemimipin dapat menjadi pemersatu dan memotivasi seluruh
anggota kepanitiaan serta menyamakan visi misi seluruh panitia.

3. Perusahan Benar Benar Mabok sebagai salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang
manufaktur telekomunikasi, mempekerjakan lebih dari 5000 karyawan. Pabriknya sudah tua
tetapi dipelihara cukup baik dan terkenal sebagai supplier barang-barang telekomunikasi yang
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Pabrik itu mempunyai departemen riset dan pengembangan,
depertemen tenaga kerja, departemen akunting dan pengendalian keuangan, departemen
distribusi, dan departemen produksi.
Manajer pabrik yang bernama Jojon, bertanggung jawab pada seluruh operasioanal pabrik mulai
dari produksi, perawatan, dan pekerjaan teknik yang dilaksanakan dalam berbagai departemen.
Timbul adalah supervisor yang bertanggung jawab kepada Jojon. Timbul mempunyai tiga team
supervisor yang bertanggung jawab langsung kepadanya. Orang-orang ini masing-masing
bertanggung jawab atas satu dari tiga shift kerja harian; pagi (jam 08.00 16.00), sore (jam
16.00 24.00), malam (jam 24.00 08.00). Hubungan dan kerja sama antara Timbul dengan
Jojon sebagai atasannya sangat berjalan lancar, bahkan Timbul diprediksikan oleh banyak orang
kelak akan dapat menggantikan Jojon yang mendekati usia pensiun.
Selama dekade terakhir di mana Jojon menduduki jabatan sebagai manajer, produktivitas
perusahaan BBM tidak ada masalah, bahkan perusahaan dikenal sebagai perusahaan yang
termasyhur dan sering mendapatkan penghargaan. Selanjutnya karena Jojon pensiun, maka

jabatan manajer Pabrik untuk sementara dijabat oleh Timbul sambil menunggu pemilihan
manajer definitif. Produktivitas pabrik selama beberapa bulan dijabat oleh Timbul tidak terjadi
masalah bahkan Timbul meningkatkan citra perusahaan kepada masyarakat.
Tiga bulan setelah Timbul menjabat, diadakan pemilihan manajer pabrik. Panitia seleksi
mendapatkan 5 orang kandidat, yang salah satunya adalah Timbul, dan salah satunya lagi adalah
Narji orang yang dekat dengan partai politik yang berkuasa. Setelah diadakan fit and proper test
yang keabsahannya banyak disorot oleh media massa, akhirnya yang terpilih manajer pabrik baru
adalah Narji.
Setelah menjabat Timbul tetap dipertahankan sebagai Supervisor. Namun tanpa sepengetahuan
Narji, banyak para karyawan yang tidak menyukai Narji yang dianggap orang luar, dan masih
menganggap Timbul yang pantas menjadi Manajer, sehingga ada gap komunikasi antara para
karyawan dengan manajer. Kenyataannya, Timbul di pabrik lebih dihormati dibandingkan
dengan Narji.

Diskusikan:

1. Jika dikaitkan perencanaan sumber daya manusia apa muara kasus di atas?
Kegiatan produksi perusahaan dapat terhambat dan apabila hal ini berlangsung dalam waktu
yang lama, perusahaan dapat mengalami kebangkrutan
2. Apakah ada penyimpangan terhadap prinsip-prinsip dalam pengembangan SDM?
Ya, namun sebenarnya hal tersebut masih dapat dikompromikan
3. Kenapa Timbul lebih dihormati dan menjadi pemimpin informal?
Karena Timbul dan para karyawan yang lain telah memiliki ikatan emosional yang lebih kuat
daripada Narji yang merupakan orang baru dalam perusahaan
4. Dengan pergantian manajer, apakah produksi dapat dipertahankan? Bagaimana cara
mempertahankannya?
Belum tentu, sebab Narji mungkin lebih kompeten dari Timbul. Oleh karena itu Narji yang
terpilih menjadi manajer baru. Perlu diadakan komunikasi secara langsung untuk
mempertemukan keinginan seluruh pihak sehingga proses produksi dapat kembali berjalan.
5. Apakah kasus ini mungkin dan pernah terjadi di organisasi sekitar kita?
Kurang tahu

Anda mungkin juga menyukai