Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

6. Pengorganisasian

 Pembagian pekerjaan dalam Struktur


Organisasi
 Struktur Organisasi
 Departementasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Ekonomi dan Bisnis S-1 Manajemen MK0000 Drs, Ali Mashar, MM.

Abstract Kompetensi
Pengorganisasian cara pengaturan Diharapkan mahasiswa mampu
pekerjaan dan pengalokasian mengidentifikasi dan menjelaskan
pekerjaan di antara para anggota proses penyusunan struktur
organisasi sehingga tujuan organisasi yang sesuai dengan
organisasi dapat dicapai secara tujuan organisasi
efisien
Pengorganisasian
Pendahuluan

Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan,
badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu
pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.

Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan


pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996). Sedangkan T Hani Handoko (1999)
memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang
melingkupinya.

Pembahasan dalam modul ini meliputi pembagian pekerjaan dalam struktur organisasi,
koordinasi dan rentang manajemen, wewenang delegasi dan desentralisasi, dan
penyusunan personalia.

Proses Pengorganisasian

Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima
langkah:

1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan


organisasi
2. Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
3. Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam
satu kesatuan yang harmonis
5. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

‘1 Pengantar Manajemen
3 2 Drs, Ali Mashar, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga
langkah prosedur sebagai berikut:

1. Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan


organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat juga
tidak terlalu ringan.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

Pembagian Pekerjaan

Ada dua aspek utama dalam proses penyusunan struktur organisasi, yaitu
departementalisasi dan pembagian kerja (division of labor). Departementalisasi merupakan
pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang
sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Pembagian kerja adalah
pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab
untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Prinsip pembagian kerja ini
merupakan tiang dasar pengorganisasian.

Dalam pembagian kerja, spesialisasi pekerjaan merupakan hal yang utama. Manfaat
spesialisasi pekerjaan adalah menyebabkan kenaikan produktivitas. Hal ini disebabkan tidak
seorangpun yang secara fisik akan mampu melaksanakan seluruh kegiatan dalam tugas-
tugas yang paling rumit. Pekerjaan yang paling rumit memerlukan beberapa langkah dan
memerlukan pembagian langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh beberapa orang.
Pembagian kerja yang dispesialisasikan seperti ini memungkinkan orang mempelajari
keterampilan dan menjadi pakar dalam bidang pekerjaan tertentu.

Akan tetapi selain manfaat yang didapat dari spesialisasi pekerjaan, adalah dampak negatif
dari spesialisasi pekerjaan. Beberapa penulis manajemen menyebutkan bahwa spesialisasi
pekerjaan akan berdampak pada demoralisasi dari pekerjaan-pekerjaan yang menjemukan
dan repetitif.

‘1 Pengantar Manajemen
3 3 Drs, Ali Mashar, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana


organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi.

Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:

1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.


2. Teknologi yang digunakan
3. Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4. Ukuran organisasi
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:

1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dalam


organisasi.
2. Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya
kegiatan seperti yang direncanakan
3. Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja organisasi
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

Bagan Organisasi
Bagan Organisasi

Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau


posisi-posisi organisasi dan menunjukkan hubungan di antaranya. Bagan organisasi
memperlihatkan lima aspek utama suatu struktur organisasi:

1. Pembagian kerja.

‘1 Pengantar Manajemen
3 4 Drs, Ali Mashar, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen

Bentuk-bentuk bagan organisasi terdiri dari:

1. Bentuk piramid. Bentuk yang paling banyak digunakan karena sederhana, jelas dan
mudah dimengerti.
2. Bentuk vertikal. Bentuk yang agak menyerupai bentuk piramid dalam hal pelimpahan
kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
3. Bentuk horizontal. Bagan ini digambarkan secara mendatar, aliran wewenang dan
tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan
dengan jabatan lain.

Gambar 5.1. Bentuk-bentuk bagan organisasi

‘1 Pengantar Manajemen
3 5 Drs, Ali Mashar, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Departementalisasi

Ada beberapa cara di mana organisasi dapat memutuskan pola organisasi yang akan
digunakan untuk mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang bermacam-macam untuk
dilaksanakan. Proses ini disebut departementalisasi. Bentuknya adalah atas dasar:

1. Fungsi: pemasaran, akuntansi, produksi, atau keuangan

2. Produk atau jasa: divisi mesin cuci, lemari es, televisi atau radio

3. Wilayah: divisi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah

4. Langganan: penjualan industri, pedagang eceran, pemerintah

5. Proses atau peralatan: departemen pemotongan, kelompok perakitan, bagian

pembungkusan

6. Waktu: shift pagi, shift siang, shift malam

7. Pelayanan: kelas bisnis, kelas ekonomi, kelas turis (pelayanan pesawat terbang)

8. Alpha-numerical: bisa digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 00000 –

5000 ditempatkan dalam satu departemen

9. Proyek dan Matriks: digunakan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi dengan

teknologi tinggi, dan perusahaan konsultan.

‘1 Pengantar Manajemen
3 6 Drs, Ali Mashar, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5.3. Bagan Organisasi Divisional atas dasar produk

Organisasi Proyek dan Matriks

Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran (hybrid
design). Kedua struktur organisasi ini berusaha menggabungkan kebaikan-kebaikan dari
dua tipe departementalisasi di atas.

Kebaikan organisasi proyek dan matriks adalah sebagai berikut:

1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer-manajer fungsional


2. Mengembangkan keterampilan pegawai.
3. Memotivasi karyawan tentang pandangan manajemen menengah terhadap masalah-
masalah strategik perusahaan
4. Memberikan fleksibilitas dan mengembangkan kreativitas

‘1 Pengantar Manajemen
3 7 Drs, Ali Mashar, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Menstimulasi kerjasama antar disiplin
6. Membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan

Kelemahan organisasi proyek dan matriks adalah:

1. Pertanggungjawaban ganda
2. Memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal
3. Memerlukan lebih banyak keterampilan
4. Mendorong pertentangan kekuasaan dan perdebatan
5. Sangat mahal untuk diimplementasikan

‘1 Pengantar Manajemen
3 8 Drs, Ali Mashar, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta

Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta

‘1 Pengantar Manajemen
3 9 Drs, Ali Mashar, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai