Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matematika merupakan sebuah ilmu yang sangat penting dalam
membantu perkembangan pemikiran dan menciptakan sesuatu yang baru yang
membantu segala aktivitas manusia.Matematika merupakan alat yang sangat
penting dalam mempelajari ilmu-ilmu ekonomi dan bisnis. Oleh karena itu,
mahasiswa dituntut untuk mengetahui berbagai konsep matematika. Mata kuliah
Matematika Ekonomi dirancang untuk memenuhi kebutuhan ini, yaitu membekali
Anda dengan berbagai konsep matematika dalam mempelajari ilmu-ilmu
ekonomi dan bisnis. Penjelasan dan uraian dalam setiap kegiatan belajar
dikemukakan dengan penjelasan konsep dan kemudian diikuti dengan contoh
serta penggunaannya dalam ilmu ekonomi dan bisnis. Materi pembahasan mata
kuliah ini merupakan pendalaman dan perluasan terhadap materi yang telah
dipelajari sebelumnya dibangku SMA, yaitu pelajaran Matematika Ekonomi.
Tujuan Matematika bisnis adalah untuk memberikan konsep-konsep dan
teknik-teknik dalam matematika terapan yang sering digunakan untuk analisis
ekonomi, bisnis dan keuangan. Materi yang dibahas adalah masalah
matrik,fungsi logaritma dan eksponen,integral,fungsi Linier, fungsi non
linier,barisan dan deret
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan yang ingin di capai,
diantaranya:

1. Untuk menyelesaikan tugas matakuliah matematika bisnis


2. Memeberikan pemahaman mengenai materi yang ada dalam makalah ini, semoga kita
semua bisa benar-benar memahami tentang materi apa yang dibahas dalam makalah
ini dan dapat menjadikan kita lebih giat dan teliti dalam belajar terutama dalam
mencapai tujuan apa yang kita inginkan.
C. Kegunaan Makalah

1. Bagi kepentingan penulis, makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis
dalam menyajikan salah satu karya tulis ilmiah yaitu makalah dengan baik dan benar,
mengenai pentingnya Ringkasan Materi.
2. Bagi kepentingan pembaca, makalah ini dapat menambah wawasan mengenai
Ringkasan Materi, terutama bagi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.

BAB II
PEMBAHASAN

. Polinom atau Suku Banyak

Bentuk Umum
an xn + an 1 xn 1 + an 2 xn 2 + + a2x2 + a1x + a0
keterangan :
n = derajat suku banyak

a0 = konstanta

an, an 1, an 2, = koefisien dari xn, xn 1, xn 2,


Pangkat merupakan bilangan cacah.

Pembagian Suku Banyak


Bentuk Umum
F(x) = P(x).H(x) + S(x)
dimana :
F(x) = suku banyak

H(x) = hasil bagi

P(x) = pembagi

S(x) = sisa

Teorema Sisa
Jika suatu suku banyak F(x) dibagi oleh (x k) maka sisanya adalah F(k)
Jika pembagi berderajat n maka sisanya berderajat n 1
Jika suku banyak berderajat m dan pembagi berderajat n, maka hasil
baginya berderajat m n
Metode Pembagian Suku Banyak
contoh :
F(x) = 2x3 3x2 + x + 5 dibagi dengan P(x) = 2x2 x 1

1. Pembagian Biasa

Sehingga hasil baginya: H(X) = x 1, sisanya S(x) = x + 4

2. Cara Horner/skema
cara ini dapat digunakan untuk pembagi berderajat 1 atau pembagi yang dapat
difaktorkan menjadi pembagi-pembagi berderajat 1
Cara:

Tulis koefisiennya saja harus runtut dari koefisien x n, xn 1, hingga


konstanta (jika ada variabel yang tidak ada, maka koefisiennya ditulis 0)

Contoh: untuk 4x3 1, koefisien-koefisiennya adalah 4, 0, 0, dan -1 (untuk x 3, x2,


x, dan konstanta)

Jika koefisien derajat tertinggi P(x) 1, maka hasil baginya harus dibagi
dengan koefisien derajat tertinggi P(x)
Jika pembagi dapat difaktorkan, maka:
Jika pembagi dapat difaktorkan menjadi P 1 dan P2, maka S(x) = P1.S2 + S1

Jika pembagi dapat difaktorkan menjadi P 1, P2, P3, maka S(x) = P1.P2.S3 + P1.S2
+ S1
Jika pembagi dapat difaktorkan menjadi P 1, P2, P3, P4, maka S(x) = P1.P2.P3.S4 +
P1.P2.S3 + P1.S2 + S1
dan seterusnya

Untuk soal di atas,


P(x) = 2x2 x 1 = (2x + 1)(x 1)
P1: 2x + 1 = 0 x =
P2: x 1 = 0 x = 1
Cara Hornernya:

H(x) = 1.x 1 = x 1
S(x) = P1.S2 + S1 = (2x + 1).1/2 + 7/2 = x + + 7/2 = x + 4

3. Koefisien Tak Tentu


F(x) = P(x).H(x) + S(x)

Untuk soal di atas, karena F(x) berderajat 3 dan P(x) berderajat 2, maka
H(x) berderajat 3 2 = 1
S(x) berderajat 2 1 = 1
Jadi, misalkan H(x) = ax + b dan S(x) = cx + d

Maka:
2x3 3x2 + x + 5 = (2x2 x 1).(ax + b) + (cx + d)
Ruas kanan:
= 2ax3 + 2bx2 ax2 bx ax b + cx + d
= 2ax3 + (2b a)x2 + (b a + c)x + (b + d)

Samakan koefisien ruas kiri dan ruas kanan:


x3 2 = 2a a = 2/2 = 1
x2 3 = 2b a 2b = 3 + a = 3 + 1 = 2 b = 2/2 = 1
x 1 = b a + c c = 1 + b + a = 1 1 + 1 c = 1
Konstanta 5 = b + d d = 5 + b = 5 1 d = 4
Jadi:
H(x) = ax + b = 1.x 1 = x 1
S(x) = cx + d = 1.x + 4 = x + 4

Teorema Faktor
Suatu suku banyak F(x) mempunyai faktor (x k) jika F(k) = 0 (sisanya jika
dibagi dengan (x k) adalah 0)
Catatan: jika (x k) adalah faktor dari F(x) maka k dikatakan sebagai akar dari
F(x)

Tips
1.

Untuk mencari akar suatu suku banyak dengan cara Horner, dapat
dilakukan dengan mencoba-coba dengan angka dari faktor-faktor konstanta
dibagi faktor-faktor koefisien pangkat tertinggi yang akan memberikan sisa =
0. Contohnya :untuk x3 2x2 x + 2 = 0, faktor-faktor konstantanya: 1, 2,
faktor-faktor koefisien pangkat tertinggi: 1. Sehingga, angka-angka yang
perlu dicoba: 1 dan 2untuk 4x3 2x2 x + 2 = 0, faktor-faktor
konstantanya: 1, 2, faktor-faktor koefisien pangkat tertinggi: 1, 2, 4.
Sehingga, angka-angka yang perlu dicoba: 1, 2, 1/2, 1/4
2.
Jika jumlah koefisien suku banyak = 0, maka pasti salah satu akarnya
adalah x = 1.
3.
Jika jumlah koefisien suku di posisi genap = jumlah koefisien suku di posisi
ganjil, maka pasti salah satu akarnya adalah x = 1

Perhatikan contoh berikut :


Tentukan penyelesaian dari x3 2x2 x + 2 = 0?

Jawab :
Faktor-faktor dari konstantanya, yaitu 2, adalah 1 dan 2 dan faktor-faktor
koefisien pangkat tertingginya, yaitu 1, adalah 1, sehingga angka-angka yang
perlu dicoba: 1 dan 2
Karena jumlah seluruh koefisien + konstantanya = 0 (1 2 1 + 2 = 0), maka,
pasti x = 1 adalah salah
satu faktornya, jadi:

Jadi x3 2x2 x + 2 = (x 1)(x2 x 2)


= (x 1)(x 2)(x + 1)
x = 1 x = 2 x = 1
Jadi himpunan penyelesaiannya: {1, 1, 2}

Sifat Akar-akar Suku Banyak


Pada persamaan berderajat 3:
ax3 + bx2 + cx + d = 0 akan
mempunyai akar-akar x1, x2, x3
dengan sifat-sifat:

Jumlah 1 akar: x1 + x2 + x3 = b/a


Jumlah 2 akar: x1.x2 + x1.x3 + x2.x3 =
c/a
Hasil kali 3 akar: x1.x2.x3 = d/a

Pada persamaan berderajat 4:


ax4 + bx3 + cx2 + dx + e = 0 akan
mempunyai akar-akar x1, x2, x3, x4
dengan sifat-sifat:

Jumlah 1 akar: x1 + x2 + x3 + x4 =
b/a
Jumlah 2 akar: x1.x2 + x1.x3 + x1.x4
+ x2.x3 + x2.x4 + x3.x4 = c/a
Jumlah 3 akar: x1.x2.x3 + x1.x2.x4 +
x2.x3.x4 = d/a
Hasil kali 4 akar: x1.x2.x3.x4 = e/a

Dari kedua persamaan tersebut, kita dapat menurunkan rumus yang sama untuk
persamaan berderajat 5 dan seterusnya
(amati pola: b/a, c/a, d/a , e/a, )

Pembagian Istimewa

APLIKASI SUKU BANYAK DALAM EKONOMI BISNIS

Deret dalam Mengukur Pertumbuhan Penduduk


Menurut Robert Malthus, dalam mengukur Pertumbuhan Penduduk mengikuti
Barisan Geometri (Ukur), sedangkan Pertumbuhan Pangan mengikuti Barisan
Aritmatika (Hitung).

Barisan dalam Usaha Bisnis


Penerapan barisan bagi dunia bisnis yang lebih sesuai adalah Barisan
Aritmatika. Karena apabila diukur dengan barisan geometri, variabel-variabel
ekonomi seperti biaya produksi, modal, pendapatan, tenaga kerja akan
kesulitan untuk mengikutinya dalam arti segera memenuhinya.

Deret dalam Mengukur Bunga Majemuk

Model deret untuk bunga majemuk (Bunga berbunga) ialah baris geometri
khususnya bagi hutang piutang. Hal ini berlaku bagi dunia perbankan.
Transaksi dengan model ini disebut kredit.

.Peluang, Permutasi & Kombinasi Matematika


1) Permutasi
Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu.
Pada permutasi urutan diperhatikan sehingga
Permutasi k unsur dari n unsur
adalah semua urutan yang berbeda yang
mungkin dari k unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda. Banyak permutasi
k unsur dari n unsur ditulis

atau

.
Permutasi siklis (melingkar) dari n unsur adalah (n-1) !
Cara cepat mengerjakan soal permutasi
dengan penulisan nPk, hitung 10P4
kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur, yaitu 10.9.8.7
jadi 10P4 = 10x9x8x7 berapa itu? hitung sendiri
Contoh permutasi siklis :
Suatu keluarga yang terdiri atas 6 orang duduk mengelilingi sebuah meja makan
yang berbentuk lingkaran. Berapa banyak cara agar mereka dapat duduk
mengelilingi meja makan dengan cara yang berbeda?
Jawab :
Banyaknya cara agar 6 orang dapat duduk mengelilingi meja makan dengan
urutan yang berbeda sama dengan banyak permutasi siklis (melingkar) 6 unsur
yaitu :

2) Kombinasi
Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya.
Pada kombinasi AB = BA. Dari suatu himpunan dengan n unsur dapat disusun
himpunan bagiannya dengan untuk
Setiap himpunan bagian dengan k
unsur dari himpunan dengan unsur n disebut kombinasi k unsur dari n yang

dilambangkan dengan ,
Contoh :
Diketahui himpunan

Tentukan banyak himpunan bagian dari himpunan A yang memiliki 2 unsur!


Jawab :

Banyak himpunan bagian dari A yang memiliki 2 unsur adalah C (6, 2).

Cara cepat mengerjakan soal kombinasi


dengan penulisan nCk, hitung 10C4
kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur lalu dibagi 4!, yaitu 10.9.8.7 dibagi
4.3.2.1
jadi 10C4 = 10x9x8x7 / 4x3x2x1 berapa itu? hitung sendiri
Ohya jika ditanya 10C6 maka sama dengan 10C4, ingat 10C6=10C4. contoh
lainnya
20C5=20C15
3C2=3C1
100C97=100C3
1. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin mucul dari suatu
percobaan disebut ruang sampel. Kejadian khusus atau suatu unsur dari S
disebut titik sampel atau sampel. Suatu kejadian A adalah suatu himpunan
bagian dari ruang sampel S.
Contoh:
Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang
masing-masing memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah kejadian
muncul dua angka, tentukan S, P (kejadian)!
Jawab :
S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG}
P = {AAG, AGA, GAA}

2. Pengertian Peluang Suatu Kejadian


Pada suatu percobaan terdapat n hasil yang mungkin dan masing-masing
berkesempatan sama untuk muncul. Jika dari hasil percobaan ini terdapat k hasil
yang merupakan kejadian A, maka peluang kejadian A ditulis P ( A ) ditentukan
dengan rumus :
Contoh :
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang percobaan
kejadian muncul bilangan genap!
Jawab : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n ( S ) = 6
Misalkan A adalah kejadian muncul bilangan genap, maka:
A = {2, 4, 6} dan n ( A ) = 3

3. Kisaran Nilai Peluang Matematika


Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n
( A ) = k dan
Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian
yang peluangnya nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang
peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti.
4. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P
( A ), maka frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah n x P( A ).
Contoh :
Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari
munculnya mata dadu 1? Jawab :
Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } maka n (S) = 6.
Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka:
A = { 1 } dan n ( A ) sehingga :
Frekuensi harapan munculnya mata dadu 1 adalah

5. Peluang Komplemen Suatu Kejadian


Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada
ruang sampel S, dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka
nilai n (Ac) = n k, sehingga :

Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu
tidak terjadi adalah (1 P).
Peluang Kejadian Majemuk
1. Gabungan Dua Kejadian
Untuk setiap kejadian A dan B berlaku :
Catatan :
dibaca Kejadian A atau B dan
dibaca Kejadian
A dan B
Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan komposit
dan B adalah kejadian muncul bilangan genap. Carilah peluang kejadian A atau

B!
Jawab :

2. Kejadian-kejadian Saling Lepas


Untuk setiap kejadian berlaku
. Sehingga
ini, A dan B disebut dua kejadian saling lepas.

Jika
Dalam kasus

3. Kejadian Bersyarat
Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A|B) didefinisikan sebagai peluang
kejadian A dengan syarat B telah terjadi. Jika
terjadinya A dan B, maka
kejadian tersebut tidak saling bebas.

adalah peluang
Dalam kasus ini, dua

4. Teorema Bayes
Teorema Bayes(1720 1763) mengemukakan hubungan antara P (A|B) dengan P

( B|A ) dalam teorema berikut ini :


5. Kejadian saling bebas Stokhastik
(i) Misalkan A dan B adalah kejadian kejadian pada ruang sampel S, A dan B
disebut dua kejadian saling bebas stokhastik apabila kemunculan salah satu
tidak dipengaruhi kemunculan yang lainnya atau : P (A | B) = P (A), sehingga:

Sebaran Peluang
1. Pengertian Peubah acak dan Sebaran Peluang.
Peubah acak X adalah fungsi dari suatu sampel S ke bilangan real R. Jika X
adalah peubah acak pada ruang sampel S denga X (S) merupakan himpunan
berhingga, peubah acak X dinamakan peubah acak diskrit. Jika Y adalah peubah
acak pada ruang sampel S dengan Y(S) merupakan interval, peubah acak Y
disebut peubah acak kontinu. Jika X adalah fungsi dari sampel S ke himpunan

bilangan real R, untuk setiap

dan setiap

maka:

Misalkan X adalah peubah acak diskrit pada ruang sampel S, fungsi masa
peluang disingkat sebaran peluang dari X adalah fungsi f dari R yang ditentukan
dengan rumus berikut :

2. Sebaran Binom
Sebaran Binom atau Distribusi Binomial dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :

Dengan P sebagai parameter dan


Rumus ini dinyatakan sebagai:
untuk n = 0, 1, 2, . ,n
Dengan P sebagai parameter dan
P = Peluang sukses
n = Banyak percobaan
x = Muncul sukses
n-x = Muncul gagal

Aplikasi Matematika (Peluang) pada ilmu Ekonomi


A.
Statistika Dalam Bidang Bisnis
Salah satu contoh dari penerapan ilmu statistika terhadap bidang perekonomian
yaitu perhitungan pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah uang beredar, tingkat
kemiskinan, jumlah pengangguran dan lainnya, sedangkan dalam bidang industri
dapat dicontohkan pada perhitungan jumlah produksi barang atau jasa yang
mencapai keuntungan maksimum, kapan waktu yang tepat untuk
mengembangkan produk baru atau menambah produksi.
Dalam bidang bisnis statistika juga diterapkan pada perhitungan indeks tendensi
bisnis, perhitungan dividen, peluang mendapatkan keuntungan jika menanamkan
investasi di saham dan lainnya.
Salah satu contoh dari penerapan ilmu statistika ekonomi pada bisnis yaitu
penggunaan indeks tendensi bisnis (ITB). Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator
perkembangan ekonomi terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi
Bisnis (STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan
Bank Indonesia dengan variabel pembentuk indeks tendensi bisnis yaitu
pendapatan usaha, penggunaan kapasitas produksi / usaha dan rata-rata jam
kerja dengan memasukkan 9 sektor yang ada antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan


Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Listrik, gas dan air bersih
Konstruksi
Perdagangan, hotel dan restoran
Transportasi dan telekomunikasi
Keuangan, persewaan dan jasa

FUNGSI EKSPONENSIAL
Fungsi eksponensial adalah salah satu fungsi yang paling penting dalam
matematika. Biasanya, fungsi ini ditulis dengan notasi exp(x) atau ex, di mana e
adalah basis logaritma natural yang kira- kira sama dengan 2.7182818.

Sebagai fungsi variabel bilangan real x, grafik ex selalu positif (berada di atas
sumbu x) dan nilainya bertambah (dilihat dari kiri ke kanan). Grafiknya tidak
menyentuh sumbu x, namun mendekati sumbu tersebut secara asimptotik.
Invers dari fungsi ini, logaritma natural, atau ln(x), didefinisikan untuk nilai x
yang positif.
Fungsi Eksponensial mempunyai rumus umum, yakni:

SIFAT-SIFAT FUNGSI EKSPONENSIAL

FUNGSI LOGARITMA

Fungsi Logaritma adalah pangkat dengan suatu basis tertentu harus


dipangkatkan untuk mendapatkan bilangan tertentu. Jika bilangan yang dicari
logaritmanya adalah bersifat real dan positif maka dapat diterapkan rumus
umum logaritma, yakni:

PENERAPAN FUNGSI EKSPONENSIAL DAN LOGARITMA DALAM EKONOMI

Penerapan dalam Bunga Majemuk

Apabila suku bunga yang dibayarkan sebanyak 1 kali dalam setahun, maka
dapat dihitung dengan rumus:
Dimana :

S = nilai yang akan dating

i = suku bunga

P = nilai awal / saat ini

t = waktu

Apabila suku bunga yang diabayarkan sebanyak n-kali dalam setahun, maka
dapat dihitung dengan rumus:
Dimana :
S = Nilai yang akan datang

t = Waktu

P = Nilai awal / saat ini

n = Banyak kali pembayaran dalam


setahun

i = Suku bunga

INTEGRAL
A. Integral Tertentu
Kalau f(x).dx disebut integral tak tentu yang merupakan fungsi F (x) + c yang
turunannya = F(x) = f (x) maka yang dimaksud dengan integral tertentu adalah
integral yang mempunyai batas bawah dan batas atas, yang tertulis dalam
bentuk
b
a f(x).dx ; a adalah batas bawah dan b adalah batas atas.
Harga integral ini adalah tertentu yang ditentukan oleh besarnya harga a dan b,
yang merupakan selisih antara F (b) dan F (a).
Jadi, ab f(x)= [F(x)]ba =F(b) F(a)
Notasi [F(x)]ba berarti bahwa pada fungsi F(x), harga x harus diganti dengan
harga b dan a, kemudian hitunglah selisih antara F(b) dengan F(a).
Dengan demikian pada perhitungan integral tertentu, kita harus menentukan
dulu hasil dari integral tak tentu, tetapi tidak lagi memasukkan faktor konstan c
pada perhitungan F(b) F(a) karena dari selisih F(b) F(a) faktor c akan hilang.

Contoh:
4
2
3
2
4
2 (3x + 4x 2).dx = [x + 2x 2x] 2
3
2
3
2
= (4 + 2.4 2.4) (2 + 2.2 2.2)
= 88 12 = 76
B. Sifat-sifat Integral Tertentu
1. abf(x).dx = 0
2. abf(x).dx = abf(x).dx
3. abf(x).dx + acf(x).dx = acf(x).dx
4. ab{f(x) + g(x)}.dx = abf(x).dx + abg(x).dx
5. abk.f(x).dx = k.abf(x).dx ; (k = bilangan konstan)
C. Aplikasi Integral Tertentu dalam Surplus Konsumen dan Surplus
Produsen

Operasi hitung integral dapat diterapkan dalam persoalan ekonomi, misalnya


dalam integral tak tentu digunakan menghitung fungsi total, dan dalam integral
tertentu digunakan untuk menghitung surplus konsumen dan surplus produsen.
Jika diketahui fungsi demand dan supply suatu barang, operasi hitung integral
dapat dipakai untuk menghitung surplus konsumen dan surplus produsen pada
saat market equilibrium atau pada tingkat harga tertentu.
1.
Surplus Konsumen
Konsumen yang mampu atau bersedia membeli barang lebih tinggi (mahal) dari
harga equilibrium P0 akan memperoleh kelebihan (surplus) untuk tiap unit barang
yang dibeli dengan harga P0. Pada saat equilibrium, jumlah total pengeluaran
(total expenditure) konsumen = P0.X0 yang dalam gambar ini adalah luas empat
persegi panjang 0ABC, sedangkan konsumen yang tadinya bersedia membeli
barang ini lebih tinggi dari harga P0 akan menyediakan uang yang banyaknya =
luas daerah yang dibatasi kurva demand yang sumbu tegak P, sumbu mendatar
X, dan garis ordinat x = x0 (yakni = luas daerah 0ABF).
Karena itu, besarnya surplus konsumen yakni selisih antara jumlah uang yang
disediakan dikurangi dengan jumlah pengeluaran nyata konsumen sehingga
surplus konsumen dapat dinyatakan sebagai berikut:
SK = Luas 0ABF Luas 0ABC = Luas daerah CBF = oxof(x).dx P0.X0
Jika dari fungsi demand p = f(x) maka hasil dari 0af(x).dx adalah jumlah uang
yang disediakan.
2.
Surplus Produsen
Surplus produsen adalah selisih antara hasil penjualan barang dengan jumlah
penerimaan yang direncanakan produsen dalam penjualan sejumlah barang.
Pada saat harga terjadi price equilibrium P0 maka penjual barang yang bersedia
menjual barang ini dibawah harga po akan memperoleh kelebihan harga jual
untuk tiap unit barang yang terjual yakni selisih antara p o dengan harga kurang
dari po.
Sedangkan, pada saat equilibrium, penjual barang ini akan menerima hasil
penjualan barang sejumlah P0 . X0 yang dalam gambar adalah luas empat persegi
panjang 0ABC, sedangkan sebenarnya penjual barang ini bersedia menerima
sejumlah uang yang banyaknya = luas daerah yang dibatasi kurva supply
dengan sumbu P, sumbu X dan garis ordinat x = x o (yakni luas daerah 0ABE),
maka penjual barang ini akan memperoleh surplus produsen (penjual) sebanyak
berikut ini:
SP = Luas 0ABC Luas daerah 0ABE = P 0.X0 oxcg(x).dx
CONTOH SOAL :
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran
D: p = 1/2 x2 1/2 x + 33
S: p = 6 + x
Dapatkan besarnya surplus konsumen pada saat terjadi markwt equilibrium (ME).
Penyelesaian:
ME terjadi pada saat D = S
1/2 x2 1/2 x + 33 = 6 + x
1/2 x2 11/2 x + 27 = 0
X2 + 3x 54 = (x + 9) (x 6) = 0
Jadi, kuantitas equilibrium xo = 6 unit price equilibrium po = 6 + 6 = 12 satuan
rupiah.
Karena market equilibrium terjadi pada xo = 6 dan po = 12 maka;
SK = 06(-1/2 x2 1/2 x + 33).dx 12.6
= [-1/6 x3 1/4 x2 + 33x]60
= (-1/6 63 1/4 62 + 33.6) (0) 12.6
= (-36 9 + 198) 72

= 81
Angka itu adalah selisih antara jumlah uang yang disediakan konsumen dengan
jumlah uang yang dibelanjakan. Berdasarkan contoh diatas, surplus produsen
adalah:
SP = 12.6 06 (6 + x)dx
= 72 [6x + 1/2 x2]60
= 72 ((6.6 + 1/2 62)-0)
= 72 54
= 18
B.Integral tak tentu
Manakala integral tertentu adalah sebuah bilangan yang besarnya ditentukan
dengan mengambil limit penjumlahan Riemann, yang diasosiasikan dengan
partisi interval tertutup yang norma partisinya mendekati nol, teorema dasar
kalkulus menyatakan bahwa integral tertentu sebuah fungsi kontinu dapat
dihitung dengan mudah apabila kita dapat mencari antiturunan/antiderivatif
fungsi tersebut.[1]
Apabila

Keseluruhan himpunan antiturunan/antiderivatif sebuah fungsi adalah


integral tak tentu ataupun primitif dari terhadap x dan dituliskan secara
matematis sebagai:

Ekspresi F(x) + C adalah antiderivatif umum dan C adalah konstanta


sembarang.
Misalkan terdapat sebuah fungsi
antiturunan dari fungsi tersebut adalah:

, maka integral tak tentu ataupun

Perhatikan bahwa integral tertentu berbeda dengan integral tak tentu. Integral
tertentu dalam bentuk
tak tentu :

adalah

adalah sebuah bilangan, manakala integral

sebuah fungsi yang memiliki tambahan konstanta sembarang C.


Teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa turunan dan integral adalah dua
operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya, teorema ini menghubungkan
nilai dari anti derivatif dengan integral tertentu. Karena lebih mudah menghitung
sebuah anti derivatif daripada menerapkan definisi integral tertentu, teorema
dasar kalkulus memberikan cara yang praktis dalam menghitung integral
tertentu.

Teorema dasar kalkulus menyatakan:


Jika sebuah fungsi f adalah kontinu pada interval [a,b] dan jika F adalah fungsi
yang mana turunannya adalah f pada interval (a,b), maka

Lebih lanjut, untuk setiap x di interval (a,b),

Sebagai contohnya apabila kita hendak menghitung nilai integral


,
daripada menggunakan definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan
Riemann, kita dapat menggunakan teorema dasar kalkulus dalam menghitung
nilai integral tersebut.

Anti derivatif dari fungsi

adalah

. Oleh sebab itu,

sesuai dengan teorema dasar kalkulus, nilai dari integral tertentu


adalah:

Apabila kita hendak mencari luas daerah A dibawah kurva y=x pada interval
[0,b], b>0, maka kita akan dapatkan:

LIMIT
A.LIMIT FUNGSI ALJABAR
1.
Pengertian Limit Fungsi Secara Intuitif
Limit dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel fungsi yang
bergerak mendekati suatu titik terhadap fungsi tersebut.
Untuk dapat memahami pengertian limit secara intuitif, perhatikanlah contoh
berikut:

Fungsi f di definisikan sebagai f (x) =

x2 x 2
x2

Jika variabel x diganti dengan 2, maka f(x) =


Untuk itu perhatikanlah tabel berikut :
X

1,1

1,5

1,9

f(x)

2,1

2,5

2,9

1,9
99
2,9
99

2.0
00
???

0
0

(tidak dapat ditemukan)


2,0
01
3,0
01

2,0
1
3,0
1

2,5

2,7

3,5

3,7

x2 x 2
x2

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa f (x) =


: mendekati 3.
jika x mendekati 2, baik didekati dari sebelah kiri (disebut limit kiri) maupun di

x2 x 2
3
x2
x2

lim
dekati dari sebelah kanan (disebut limit kanan). Dapat ditulis :
2.

Menentukan Limit Fungsi Aljabar Bila Variabelnya Mendekati


Nilai Tertentu
Menentukan limit dengan cara diatas tidaklah efisien. Untuk mengatasinya, kita
dapat menentukan nilai limit suatu fungsi dengan beberapa cara, yaitu:
A.Subtitusi
Perhatikanlah contoh berikut!
Contoh:

lim x 2 8
x 3

Tentukan nilai
!
Penyelesaian :
Nilai limit dari fungsi f(x) = x2 8 dapat kita ketahui secara langsung, yaitu
dengan cara mensubtitusikan x =3 ke f(x)

lim x 2 8
x 3

8 98
1

Artinya bilamana x dekat 3 maka x 2 8 dekat pada 32 8 =9 8 = 1 Dengan


ketentuan sebagai berikut:

lim f ( x ) a
xa

a) Jika f (a) = c, maka

b) Jika f (a) =

c) Jika f (a) =

c
0
0
c

lim f ( x) ~
xa

, maka

lim f ( x ) 0
xa

, maka

B. Pemfaktoran
Cara ini digunakan ketika fungsi-fungsi tersebut bisa difaktorkan sehingga tidak
menghasilkan nilai tak terdefinisi.
Perhatikanlah contoh berikut!
Contoh:

x2 9
x 3 x 3

lim
Tentukan nilai

32 9 0

33 0

Jika x = 3 kita subtitusikan maka f (3) =


.
Kita telah mengetahui bahwa semua bilangan yang dibagi dengan 0 tidak

x2 9
x 3 x 3

lim

terdefinisi. Ini berarti untuk menentukan nilai


, kita harus mencari fungsi
yang baru sehingga tidak terjadi pembagian dengan nol. Untuk menentukan
fungsi yang baru itu, kita tinggal menfaktorkan fungsi f (x) sehingga menjadi:

x 3 x 3 x 3.
x 3

x 3

1
x 3

x2 9
x 3 x 3

x 3 x 3
x 3

lim

lim
Jadi,

x 3

lim x 3
x 3

=
=3+3=6
C. Merasionalkan Penyebut

Cara yang ke-tiga ini digunakan apanila penyebutnya berbentuk akar yang perlu
dirasionalkan, sehingga tidak terjadi pembagian angka 0 dengan 0.
Perhatikanlah contoh berikut!
Contoh:

x 2 3x 2
lim
x 2
x2
Tentukan nilai
Penyelesaian:

x 2 3x 2
x 2
x2

x 2 3x 2 x 2
.
x2
x2
x2

lim

lim
=

lim

3x 2

x2

x2

x 1 x 2
x 2
x 2

lim
=

lim x 1 x 2
x2

2 1.

22

=
=1.0
=0
D. Merasionalkan Pembilang
Perhatikanlah contoh berikut!
Contoh:

lim

x 1

Tentukan nilai

3x 2 4 x 3
x 1

Penyelesaian:

lim

x 1

3x 2 4 x 3
x 1

lim

x 1

3x 2 4 x 3
3x 2 4 x 3
.

3x 2 4 x 3
lim
x 1 x 1
3x 2 4 x 3

x 1
3x 2 4 x 3

lim

x 1

3x 2 4 x 3
x 1

x 1

x2

x2

lim

x 1

lim

x 1

x 1

1
3x 2 4 x 3

1
3.1 2 4.1 3

1
1 1

=
3.

x 1
3x 2 4 x 3

1
11

1
2

Menentukan Limit Fungsi Aljabar Bila Variabelnya Mendekati


Tak Berhingga
Bentuk
limit
fungsi
aljabar
yang
variabelnya
mendekati
tak
berhingga,diantaranya:

lim

x ~

f ( x)
g ( x)

lim f ( x) g ( x)
x ~

dan
Untuk menentukan nilai limit dari bentuk-bentuk tersebut, dapat dilakukan caracara sebagai berikut:
a. Membagi dengan pangkat tertinggi

lim

x ~

f ( x)
g ( x)

Cara ini digunakan untuk mencari nilai


. Caranya dengan membagi f(x)
dan g(x) dengan pangkat yang tertinggi dari n yang terdapat pada f(x ) atau g
(x).
Contoh:
Tentukan nilai limit dari:

4x 1
x ~ 2 x 1

lim
a.

4x 1
x ~ x 2 x

lim
b.

Penyelesaian:

lim

x ~

4x 1
2x 1

a. untuk menentukan nilai dari


perhatikan pangkat tertinggi dari x pada f
(x ) = 4x 1 dan g(x) = 2x + 1. ternyata pangkat tertinggi dari x adalah satu.

4x 1
x ~ 2 x 1

4x 1

lim x x
x~ 2 x
1

x x

lim

1
x
lim
x~
1
2
x
4

1
~
1
2
~
4

40
20
4
2

=2

4x 1
x2 2

b. Perhatikan fungsi h (x) =


! Fungsi tersebut memiliki x dengan pangkat
tertinggi 2, yaitu x2 yang terdapat pada x2 2. jadi, untuk menentukan nilai

4x 1
x ~ x 2 x

lim

lim

x ~

4x 1
x2 x

maka fungsi 4x + 1 dan x2 2 harus dibagi dengan x2 .

4x 1
2
2
x
lim 2 x
x ~ x
2
2
2
x
x

4 1
2
lim x x
x ~
2
1 2
x
4
1

~ (~) 2
2
1
(~) 2
=

00
1 0
0
1

=
= 0
b. Mengalikan dengan faktor lawan

lim f ( x) g ( x)
x~

Cara ini digunakan untuk menyelesaikan

lim f ( x) g ( x)

. Jika kita dimitai

x~

menyelesaikan

maka kita harus mengalikan

[f (x) g (x)]
[f (x) g (x)]

dengan

sehingga bentuknya menjadi:

[f (x) g (x)]
lim f ( x) g ( x) [f (x) g (x)]
x ~

lim

x ~

[f (x)]

[g (x)] 2
f (x) g (x)
2

ataupun sebaliknya.

Contoh:

x2 2x x2 x

lim

x~

Tentukan nilai dari


Penyelesaian:

lim

x~

x2 2x x2 x

lim

x 2x x x

lim

x~

=
x~

lim

x~

lim

x~

x2 2x x2 x

2 x 1
2

x2 2x x2 x
3x
x 2x x2 x
2

3x
x
x2 2x

x2 x2

x2 x

x2 x2

3
1 0 1 0
=

3
2
=
B.

TEOREMA LIMIT

x2 2x x2 x

[f (x) + g (x)]

Teorema limit yang akan disajikan berikut ini yang sangat berguna dalam
menangani hampir semua masalah limit. Misalkan n bilangan bulat positif, k
sebuah konstanta dan f, g adalah fungsi-fungsi yang mempunyai limit di a maka:

lim k k
x a

1.

lim x a
xa

2.

lim k

lim

x a

3.

x a

f (x) = k

f (x)

lim

lim

x a

4.

[f (x) g (x)] =

lim

x a

xa

x a

f (x) .

f ( x)
f ( x) lim
xa
g ( x) lim g ( x)

x a

6.

, dimana

g(x) 0

lim

x a

x a

7.

g (x)

lim

xa

lim

g (x)

lim

x a

v [f (x) . g (x)] =

lim

x a

f (x)

lim
5.

lim

x a

f (x)]n

[f (x) ] = [

lim

xa

f ( x) n lim f ( x)
xa

dimana

lim

x a

f (x)

0 untuk n bilangan genap

lim

x a

f (x) 0 untuk n bilangan ganjil


C.

LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI


Rumus limit fungsi trigonometri:
a. Limit fungsi sinus

1.

x
lim
1
x 0 sin x

lim

x 0

sin x
1
x 0
x

1.

ax
ax
a
1 lim

x 0 sin ax
x 0 sin bx
b

2.

sin ax
sin ax a
1 lim

x 0
x 0
ax
bx
b

3.

lim
2.

tan x
1
x 0
x

b.
e.
f.
g.
h.

ax
1
x 0 tan ax

lim

lim
4.

x
1
tan x

lim

lim
3.

c.
d. Limit fungsi tangens

4.

tan ax
lim
1
x 0
ax

ax
a

x 0 tan bx
b

lim

tan ax a

x 0
bx
b

lim

i.
j.
k.
l.
m.
n.
o. .FUNGSI LINIER
p. Fungsi adalah hubungan matematis antara suatu variabel
dengan variabel lainnya. Unsur-unsur pembentuk fungsi
adalah variabel, koefisien, dan konstanta.
q.
Variabel adalah unsur yang sifatnya berubah-ubah dari
satu keadaan ke keadaan lainnya. Variabel dapat dibedakan
menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas : variabel yang menjelaskan variabel lainnya.
Adapun
Variabel
terikat
adalah
variabel
yang
diterangkan oleh variabel bebas.
r. Koefisien adalah bilangan atau angka yang diletakkan
tepat di depan suatu variabel, terkait dengan variabel yang
bersangkutan.
s. Konstanta sifatnya tetap dan tidak terkait dengan suatu
variabel apapun.
t. 1). Pengertian fungsi linier
Fungsi linier adalah suatu fungsi yang variabelnya
berpangkat satu atau suatu fungsi
yang grafiknya merupakan garis lurus. Oleh karena itu
fungsi linier sering disebut
dengan persamaan garis lurus (pgl) dengan bentuk
umumnya sbb.:
f : x mx + c atau f(x) = mx + c atau y = mx + c
m adalah gradien / kemiringan / kecondongan dan
c adalah konstanta
2). Melukis grafik fungsi linier
Langkah-langkah melukis grafik fungsi linier
a Tentukan titik potong dengan sumbu x, y = 0 diperoleh
koordinat A( x1, 0)
b Tentukan titik potong dengan sumbu y, x = 0 diperoleh
koordinat B( 0, y1)
c hubungkan dua titik A dan B sehingga terbentuk garis
lurus
Persamaan linier juga dapat ditulis ditulis dengan simbol y
= ax + b (ini untuk memudahkan kita dalam memahami
gambar)
u. Jika b bernilai positif : fungsi linier digambarkan garis dari
kiri
bawah
ke
kanan
atas
Jika b bernilai negatif : fungsi linier digambarkan garis dari
kiri
atas
ke
kanan
bawah
Jika b bernilai nol : digambarkan garis yg sejajar dengan
sumbu datar x
v. Apabila b bernilai negatif : Y = 10 - 2X maka kurva
bergerak dari kiri atas ke kanan bawah
Apabila b bernilai positif : Y = 2 + 2X maka kurva bergerak
dari kiri bawah ke kanan atas

3). Gradien dan persamaan garis lurus


a). Garis lurus yang melalui titik A(x1, y1) dan B(x2, y2)
memiliki gradien m:
m = y1-y2 atau m = y2-y1
x1-x2 x2-x1
b. Persamaan garis lurus yang melalui titik A(x1, y1) dan
B(x2, y2) adalah:
y-y1 = x-x1
y2-y1 x2-x1
c. Persamaan garis lurus (pgl) yang bergradien m dan
melalui titik A(x1, y1) adalah:
y = m (x x1 ) + y1
4). Menentukan gradien dari persamaan garis lurus
(pgl)
@ Persamaan garis lurus : ax + by = c maka gradiennya m
= - a/b
@ Persamaan garis lurus : y = ax + b maka m = a
@ Garis yang sejajar sumbu x memiliki persamaan y = c
dan m = 0
@ Garis yang sejajar sumbu y memiliki persamaan x = c
dan tidak memiliki gradient
w. 5). Titik potong dua buah garis
Menentukan titik potong dua buah garis lurus identik
dengan menyelesaikan
penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel baik
dengan metode eleminiasi,
metode substitusi maupun metode grafik
6). Hubungan dua buah garis
Dua garis yang bergradien m1 dan m2 dikatakan sejajar jika
m1 = m2 dan tegak lurus jika m1 x m2 = -Berimpit
Dua garis lurus akan berimpit apabila persamaan garis yang
satu merupakan kelipatan dari garis yan lain. Dengan
demikian , garis akan berimpit dengan garis, jika
x.

Sejajar
Dua garis lurus akan sejajar apabila lereng/gradien garis
yang satu sama dengan lereng/gradien dari garis yang lain.

Dengan demikian , garis


garis

akan sejajar dengan

, jika

Berpotongan
Dua garis lurus akan berpotongan apabila lereng/gradien
garis yang satu tidak sama dengan lereng/gradien dari garis
yang lain. Dengan demikian , garis
berpotongan dengan garis

akan
, jika

y.
z.
aa.
ab.
ac.
ad.Tegak lurus
Dua garis lurus akan saling tegak lurus apabila
lereng/gradien garis yang satu merupakan kebalikan dari
lereng/gradien dari garis yang lain dengan tanda yang
berlawanan. Dengan demikian , garis
tegak lurus dengan garis

akan
, jika atau

ae.
af. Penerapan Fungsi Linier dalam Ekonomi
ag.Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran dan
Keseimbangan Pasar
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah
barang/jasa yang diminta oleh konsumen dengan variabel

harga serta variabel lain yang mempengaruhinya pada


suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara lain harga
produk itu sendiri, pendapatan konsumen, harga produk
yang diharapkan pada periode mendatang, harga produk
lain yang saling berhubungan dan selera konsumen
Bentuk Umum Fungsi Permintaan :
Q = a bP atau

Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P


(price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah) mempunyai
tanda yang berlawanan. Ini mencerminkan, hukum
permintaan yaitu apabila harga naikl jumlah yang diminta
akan berkurang dan apabila harga turun jumlah yang
diminta akan bertambah.
Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah
barang/jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan
variabel harga dan variabel lain yang mempengaruhinya
pada suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara lain
harga produk tersebut, tingkat teknologi yang tersedia,
harga dari faktor produksi (input) yang digunakan, harga
produk lain yang berhubungan dalam produksi, harapan
produsen terhadap harga produk tersebut di masa
mendatang
Bentuk Umum :
ah.Q = -a + bP atau

Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P


(price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah) mempunyai
tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Ini
mencerminkan,
hukum penawaran yaitu apabila harga naik jumlah yang
ditawarkan akan bertambah dan apabila harga turun jumlah
yang ditawarkan akan berkurang.
Keseimbangan Pasar
Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam

keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang


diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan.

Syarat Keseimbangan Pasar :


ai. Qd = Qs
keseimbangan
Qd = jumlah
Pe = harga
permintaan
keseimbangan
Qs = jumlah
Qe = jumlah
penawaran
keseimbangan
E = titik
aj.
ak. Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
Jika produk dikenakan pajak t per unit, maka akan terjadi
perubahan keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik
harga maupun jumlah keseimbangan. Biasanya tanggungan
pajak sebagian dikenakan kepada konsumen sehingga
harga produk akan naik dan jumlah barang yang diminta
akan berkurang. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah
kena pajak dapat digambarkan sebagai berikut.

Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang


dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas,
dengan penggal yang lebih besar pada sumbu harga. Jika
sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka
sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen : tk = Pe
Pe
Beban pajak yang ditanggung oleh produsen : tp = t tk
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah : T = t x Qe
al.
am.
an.
ao. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan suatu
barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi
lebih rendah.
Jika produk dikenakan subsidi s per unit, maka akan terjadi
penurunan harga produk sehingga keseimbangan pasar
atas produk tersebut juga akan bergeser. Jika sebelum pajak

persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak


ia akan menjadi P = a + bQ s

Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen : sk = Pe


Pe
Bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen : sp = s sk
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah : S = s
x Qe
Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan
Fungsi Biaya
Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Sifat biaya
tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan, biaya tetap merupakan sebuah konstanta.
Sedangkan biaya variabel tergantung pada jumlah barang
yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang yang
dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya. Secara
matematik, biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah
barang yang dihasilkan.
FC = k
VC = f(Q) = vQ
C = g (Q) = FC + VC = k + vQ

Keterangan ;
ap.FC = biaya
k = konstanta
tetap
V = lereng
VC= biaya
kurva VC dan
variabel
kurva C
C = biaya total
aq.
Fungsi Penerimaan
Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah
barang yang terjual dengan harga jual per unit barang
tersebut.
ar. R = Q x P = f (Q)
as. Analisis Pulang Pokok
Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang

digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk


yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, =
0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak memperoleh
keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara
grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R
dan kurva C.
at. .FUNGSI NON LINIER
au.A. Fungsi Kuadrat
av. Fungsi kuadrat atau fungsi berderajat dua ialah fungsi yang
pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat dua.
Mengingat pangkat dua dalam persamaan kuadrat
sesungguhnya dapat terletak pada baik variable x maupun
variable y, bahkan pada suku xy(jika ada) maka bentuk
yang lebih umum untuk suatu persamaan kuadrat ialah:
aw.
ax. 1 Lingkaran
ay. Bentuk Umum persamaan lingkaran ialah : ax 2 + by2 + cx +
dy + e = 0
az. Jika i dan j masing-masing adalah jarak pusat lingkaran
terhadap sumbu vertikal y dan sumbu horizontal x,
sedangkan r adalah jari-jari lingkaran, maka persamaan
baku lingkaran menjadi : ( x i )2 + ( y j )2 = r2 , dengan
ba.

bb.
bc.
bd.2 Ellips
be.Bentuk baku rumus ellips

bf.
bg.
bh.3 Hiperbola
bi. Jika sumbu lintang sejajar sumbu x

bj.
bk. Jika sumbu lintang sejajar sumbu y

bl.
bm.
bn.4 Parabola
bo.Bentuk umum persamaan parabola adalah :
bp.y = ax2 + bx + c, jika sumbu simetri sejajar sumbu vertical
bq.atau
br. x = ay2 +by +c, jika sumbu simetri sejajar sumbu horisontal
bs.
bt. B. Penerapan Ekonomi

bu.1. Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar


bv. Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran
dapat pula berbentuk fungsi non linier. Fungsi permintaan
dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat berupa
potongan lingkaran, potongan elips, potongan hiperbola
maupun
potongan
parabola.
Cara
menganalisis
keseimbangan pasar untuk permintaan dan penawaran
yang non linier sama seperti halnya dalam kasus yang
linier. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Q d =
Qs, pada perpotongan kurva permintaan dan kurva
penawaran.
bw.
bx.
bz. Qd = Qs
ca. Qd = jumlah
permintaan
cb. Qs =
jumlah
penawaran
cc. E
=
titik
keseimbangan
cd. Pe
=
harga
keseimbangan
ce. Qe =
jumlah
by. Keseimbangan
keseimbangan
Pasar:

cf.
cg. Analisis
pengaruh
pajak
dan
subsidi
terhadap
keseimbangan pasar juga sama seperti pada kondisi linier.
Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang
ditawarkan oleh produsen berubah, tercermin oleh
berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di
pasarpun
berubah.
Pajak
menyebabkan
harga
keseimbangan
menjadi
lebih
tinggi
dan
jumlah
keseimbangan menjadi lebih sedikit. Sebaliknya subsidi
menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah
dan jumlah keseimbangan menjadi lebih banyak.
ch.
ci. 2 Fungsi Biaya
cj. Selain pengertian biaya tetap, biaya variable dan biaya
total, dalam konsep biaya dikenal pula pengertian biaya
rata-rata (average cost) dan biaya marjinal (marginal cost).
Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan tiap unit produk atau keluaran, merupakan
hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang
dihasilkan. Adapun biaya marjinal ialah biaya tambahan
yang dikeluarkan untuk menghsilkan satu unit tambahan
produk
ck. Biaya tetap
:
FC = k
cl. Biaya variable
:
VC = f(Q) = vQ
cm.
Biaya total
:
C = g (Q) = FC + VC =
k + vQ
cn. Biaya tetap rata-rata
:

co.
cp. Biaya variable rata-rata:
cq.
cr. Biaya rata-rata:
cs.
ct. Biaya marjinal:
cu.
cv. Bentuk non linier dari fungsi biaya pada umumnya berupa
fungsi kuadrat parabolic dan fungsi kubik. Hubungan antara
biaya total dan bagian-bagiannya secara grafik dapat dilihat
sebagai berikut:
Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolik
cw.
cx. Andaikan C = aQ2 bQ + c maka dan
cy. Maka

cz.
da.

1.

db.
Biaya total merupakan fungsi kubik
dc. Andaikan C = aQ3 bQ2 + cQ + d, maka
dd.
de.
df. dan FC=D
dg.Maka
dh.
di.
dj.
dk.
dl. 3. Fungsi Penerimaan
dm.
Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R) yang
non linear pada umumnya berupa sebuah persamaan
parabola terbuka ke bawah.
dn.Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang ,
juga merupakan hasilkali jumlah barang dengan harga
barang per unit. Seperti halnya dalam konsep biaya, dalam
konsep penerimaanpun dikenal pengertian rata-rata dan
marjinal. Penerimaan rata-rata (average revenue, AR) ialah
penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan
hasilbagi penerimaan total terhadap jumlah barang.
Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) ialah
penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan
satu unit barang yang dihasilkan atau terjual.
do.Penerimaan total
R = Q x P = f (Q)
dp.Penerimaan rata-rata
dq.AR = R/Q
dr. Penerimaan marjinal
ds. MR =

dt.
du.
dv. 3 Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok
dw.
Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep
yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum
produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan
tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit

nol, = 0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak


memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita
kerugian.
Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh
perpotongan antara kurva R dan kurva C.
dx.

dy.
dz. Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang
pokok, sebab penerimaan total sama dengan pengeluaran
(biaya) total, R = C. Area disebelah kiri Q 1 dan sebelah
kanan Q4 mencerminkan keadaan rugi, sebab penerimaan
total lebih kecil dari pengeluaran total, R < C. Sedangkan
area diantara Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan untung,
sebab penerimaan total lebih besar dari pengeluaran total,
R > C. Tingkat produksi Q 3 mencerminkan tingkat produksi
yang memberikan penerimaan total maksimum. Besar
kecilnya keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih
positif antara R dan C. Keuntungan maksimum tidak selalu
terjadi saat R maksimum atau C minimum.
ea.
eb.Contoh soal:
ec. Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan
ditunjukkan oleh persamaan R = -0,1Q 2 + 20Q, sedangkan
biaya total yang dikeluarkan C = 0,25Q3 3Q2 + 7Q + 20.
Hitunglah profit perusahaan ini jika dihasilkan dan terjual
barang sebanyak 10 dan 20 unit ?
ed.Jawab ;
ee. = R C = -0,1Q2 + 20Q 0,25Q3 + 3Q2 7Q 20
ef. = 0,25Q3 + 2,9Q2 + 13Q 20
eg.Q = 10 = 0,25(1000) + 2,9(100) + 13(10) 20
eh.= 250 + 290 +130 20 = 150 (keuntungan )
ei. Q = 20 = 0,25(8000) + 2,9(400) + 13(20) 20
ej. = 2000 + 1160 +260 20 = 600 (kerugian )
ek.
el. .BARISAN DAN DERET
em.
Barisan Aritmatika (Hitung)
en.Barisan Aritmatika (Hitung) ialah barisan yang perubahan
suku-sukunya mempunyai selisih atau perbedaan (b) yang
sama. Barisan aritmatika diperoleh dengan menjumlahkan
bilangan
tertentu
ke
bilangan
sebelumnya
untuk
mendapatkan suku berikutnya. Bentuk umum suku ke-n
dalam barisan aritmatika ialah:
eo.
eq.Dimana :
er.

ep.
Un = Suku ke n
a
= Suku pertama

es.
b
= Beda atau selisih
et.
n
= Banyaknya suku
eu.
ev. Deret Aritmatika (Hitung)
ew.
Deret Aritmatika (Hitung) ialah penjumlahan dari sukusuku suatu barisan aritmatika. Bentuk umum jumlah n suku
pertama deret aritmatika ialah:
ex.
ey. Dimana : Sn = Suku ke n
ez.
a
= Suku pertama
fa.
b
= Beda atau selisih
fb.
n
= Banyaknya suku
fc. Barisan Geometri (Ukur)
fd. Barisan Geometri (Ukur) ialah barisan bilangan dengan
perbandingan setiap suku dengan suku sebelumnya selalu
sama. Perbandingan setiap suku berurutannya disebut rasio
(r). Bentuk umum dari Barisan Geometri (Ukur) ialah:
fe.
ff.
fg. Deret Geometri (Ukur)
fh. Deret Geometri (Ukur) ialah penjumlahan dari suku-suku
suatu barisan geometri (Ukur). Bentuk umum dari Deret
Geometri (Ukur) ialah:
fi.

fj.
fk.
fl.
fm.
Dimana :
Un = Suku ke n
fn.
a
= Suku pertama
fo.
r
= rasio
fp.
n
= Banyaknya suku
fq.
fr.
fs. APLIKASI DALAM ILMU EKONOMI BISNIS
Barisan dalam Usaha Bisnis
ft.
fu. Penerapan barisan bagi dunia bisnis yang lebih sesuai
adalah Barisan Aritmatika. Karena apabila diukur dengan
barisan geometri, variabel-variabel ekonomi seperti biaya
produksi, modal, pendapatan, tenaga kerja akan kesulitan
untuk mengikutinya dalam arti segera memenuhinya.
fv. Contoh: Stok barang PT. X pada bulan 1 sampai dengan 10,
setelah dihitung rata-rata permintaan barang tersebut ialah
7. Berapakah stok barang pada bulan ke-6

fw.
Deret dalam Mengukur Bunga Majemuk
fx. Model deret untuk bunga majemuk (Bunga berbunga) ialah
baris geometri khususnya bagi hutang piutang. Hal ini
berlaku bagi dunia perbankan. Transaksi dengan model ini
disebut kredit.
fy.
fz. Rumus:
ga.
gb.
Rumus ini untuk kredit system pembayaran suku bunga
yang dibayarkan setahun sekali. Sebaiknya jika suku bunga
dibayarkan lebih dari satu kali dalam setahun rumusnya
menjadi:
gc.

gd.
ge.
gf.
gg.
MENERAPKAN KONSEP MATRIKS
gh.1. Pengertian Matriks
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dapatkan
sekumpulan bilangan yang tersusun menurut baris-baris
dan kolom-kolom. Kita ambil suatu contoh yang sederhana,
misalnya daftar siswa kelas I Program Akutansi pada suatu
SMK seperti berikut.
gi. Jenis Kelamin
Kelas Putra Putri Jumlah
gj. II Ak 1 28 15 43
II Ak 2 32 10 42
Jumlah 60 25 85
gk. Dalam matematika, himpunan bilangan demikian, yaitu
himpunan bilangan yang tersusun menurut baris-baris dan
kolom-kolom sehingga terbentuk persegi panjang, dan
ditempatkan diantara dua kurung disebut matriks.
gl.
gm.
Syarat syarat suatu matriks :
1. Unsur unsurnya terdiri dari bilangan bilangan

2. Mempunyai baris dan kolom


3. Elemen elemennya berbentuk persegi panjang dalam
kurung biasa , kurung siku , atau kurung bergaris dua .
gn.Kegunaan matriks :
1. Memudahkan dalam membuat analisis mengenai suatu
masalah ekonomi yang mengandung bermacam macam
variable.
2. Digunakan dalam memecahkan masalah operasi
penyelidikan , misalnya masalah operasi penyelidikan
sumber sumber minyak bumi dan sebagainya.
3. Dikaitkan dengan penggunaan program linear, analisis
input output baik dalam ekonomi, statistic, maupun dalam
bidang pendidikan, manajemen, kimia, dan bidang bidang
teknologi yang lainnya.
go.
gp.Matriks lazimnya akan dinotasikan dengan sebuah huruf
besar yang dicetak tebal ( A, B, dan seterusnya ), dan
elemen elemen yang dinotasikan dengan huruf kecil yang
dicetak miring ( a, b, dan seterusnya ).
Daftar diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai
berikut
Setiap bilangan pada matriks disebut elemen(unsur)
matriks. Letak suatu unsur matriks ditentukan oleh baris
dan kolom di mana unsur tersebut berada.
Misalnya, pada matriks di atas unsur 25 trletak pada baris
ke-3 dan pada kolom ke-2.
gq.
gr. MATRIKS MATRIKS ISTIMEWA
gs. 1. Matriks Istimewa Berdasarkan Jumlah Baris dan Kolom
Adapun beberapa matriks istimewa yang dilihat
berdasarkan jumlah baris dan kolom yaitu matriks baris,
matriks kolom, dan matriks persegi( matriks bujur
sangkar ).
gt. 1. Matriks Baris
Matriks Baris adalah matriks dengan satu baris elemen.
Jadi, matriks baris adalah matriks yang berordo 1 k,
dengan k menunjukkan jumlah elemen matriks tersebut.
gu.Contoh : A = merupakan matriks baris berordo 1 4
gv.
gw.
2. Matriks Kolom
Matriks Kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom
elemen. Jadi, matriks kolom adalah matriks berordo l 1,
dengan l menunjukkan jumlah elemen matriks tersebut.
Contoh : A = merupakan matris kolom berordo 3 1
gx.
gy. 3. Matriks Persegi atau Matriks Bujur Sangkar
Matriks Persegi atau matriks Bujur Sangkar adalah matriks
yang mempunyai jumlah baris = jumlah kolom
Contoh : A = , jumlah baris = jumlah kolom
gz.
ha.
hb.2. Matriks Istimewa Berdasarkan Sifat Elemen Elemennya

hc. Ditinjau dari sifat sifat elemen elemennya terdapat


beberapa matriks istimewa, di antaranya adalah matriks
segitiga, matriks diagonal, matriks identitas, dan matriks
nol.
hd.1. Matriks Segi Tiga
Matriks Segi Tiga adalah suatu matriks bujur sangkar yang
unsur-unsur dibawah atau diatas diagonal utama semuanya
0.
Contoh : C = , D =
he.Matriks C disebut matriks segi tiga bawah dan matriks D
disebut matriks segitiga atas.
Matriks segitiga dapat dibagi menjadi matriks segitiga atas
dan matriks segitiga bawah. Matriks yanga berdiagonal atas
dapat dilihat pada contoh matriks D, sedangkan matriks
yang memiliki diagonal bawah dapat dilihat pada contoh
matriks C.
hf.
hg.2. Matriks Diagonal
Matriks Diagonal adalah suatu matriks bujur sangkar yang
semua elemen bernilai nol kecuali diagonal utamanya.
hh.Contoh : E =
hi. Keterangan : Angka (5, 7, -2, 8) merupakan diagonal
utamanya.
hj.
hk. 3. Matriks Identitas atau Matriks Satuan
Matriks Identitas atau Matriks Satuan adalah matriks
diagonal yang unsur-unsur pada diagonal utama semuanya
satu ditulis dengan huruf I.
hl. Contoh : I3 = , I4 =
hm.
I3 adalah matriks identitas ordo 3 dan I4 adalah
matriks identitas ordo 4
hn.
ho.4. Matriks Nol
Matriks Nol adalah Suatu matriks yang setiap unsurnya 0
berordo ,ditulis dengan huruf O.
Contoh : = merupakan matriks nol yang berordo 2 3
hp.
hq.TRANSPOSE SUATU MATRIKS ( notasinya At atau A, )
hr. Transpose suatu matriks adalah matriks baru yang
diperoleh dari suatau matriks asal dengan mempertukarkan
antara elemen kolom dan elemen barisannya.
Jika diketahui suatu matriks A dengan ordo m n, maka
transpose matriks tersebut adalah matriks berordo n m.
Transpos A adalah matriks baru dimana elemen kolom
pertama = elemen baris pertama matriks A, elemen kolom
kedua = elemen baris kedua matriks A, elemen kolom
ketiga= elemen baris ketiga matriks A.
hs. Misal Matriks A =
ht. Maka Transpos A adalah At =
hu.Jadi jika ordo matriks A = 34 maka ordo matriks transpos
adalah 43
hv. Sifat-sifat matriks transpose :
hw.
1) ( A + B )t = At + Bt
2) ( At )t = A

3) ( AB )t = Bt At
4) ( kA )t = kAt, dengan k = konstanta
hx.Dalam pembahasan transpose dikenal istilah matriks
simetri, yaitu matriks yang sama transposenya. Matriks
Simetri merupakan suatu matriks bujur sangkar yang unsur
pada baris ke-i kolom ke-j sama dengan unsur pada baris
ke-j kolom ke-i sehingga .
Contoh : G =
Unsur pada baris ke-2 kolom ke-4 adalah 9 dan unsur pada
baris ke-4 kolom ke-2 juga 9.
hy.
hz. KESAMAAN MATRIKS
ia. Kesamaan antara dua matriks tidak hanya ditentukan oleh
kesamaan ordo kedua matriks itu. Dua matriks dikatakan
sama ( identik ) jika ordo keduamatriks itu sama dan
elemen elemen yang bersesuaian pada kedua matriks
sama nilainya. Matriks A dan matriks B dikatakan berordo
sama atau berukuran sama jika banyaknya baris dan
banyaknya kolom pada matriks A sama dengan banyaknya
baris dan banyaknya kolom pada matriks B
ib. Contoh :
A = dan B =
Matriks A berordo sama dengan matriks B, yaitu
ic. Definisi:
Dua buah matriks A dan B dikatakan sama, ditulis A = B,
jika dan hanya jika :
a. Matriks A dan B mempunyai ordo sama
b. Unsur-unsur yang seletak pada matriks A dan matriks B
sama.
id.
ie. OPERASI ALJABAR PADA MATRIKS
if. Pada operasi aljabar dapat berupa penjumlahan atau
pengurangan matriks dan perkalian matriks.
ig. 1. Penjumlahan pada Matriks
Dua matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika
ordonya sama. Misal ordo matriks A = 2 x 3 dan ordo
matriks B = 2 x 3, maka keduanya dapatdijumlahkan atau
dikurangkan.
Contoh : Jika A = dan B =
ih. Maka A + B = =
ii. A B = =
Adapun beberapa sifat dasar yang dimiliki operasi
penjumlahan pada matriks. Untuk A, B, C, dan 0 ( matriks
nol ) yang merupakan matriks matriks berordo yang sama,
berlaku sifat sifat berikut :
1) A + B = B + A ( sifat komutatif )
2) A + (B + C ) = ( A + B ) + C ( sifat asosiatif )
3) Terdapat matriks identitas penjumlahan, yaitu matrik nol
sehingga berlaku A + 0 = 0 + A = A untuk setiap matriks A.
4) Terdapat invers penjumlahan sehingga berlaku A + (- A)
= A + A = 0, yang dimaksud dengan matriks A atau
matriks lawan dari matriks A adalah matriks yang elemen
elemennya merupakan negative dari elemen elemen dari

matriks A yang seletak.


ij. 2. Pengurang pada Matriks
Pada prinsipnya, operasi pengurangan pada matrik sama
dengan operasi penjumlahan pada matrik. Sehingga sifat
sifat pada operasi pengurangan pada matrik sama dengan
operasi pengurangan pada metriks, yaitu :
1) A B = A + (- B )
2) A B = C
3) A + B = C, maka berarti B = C A dan A = C B
ik. 3. Perkalian pada Matriks
il. Operasi perkalian pada matriks terdiri dari operasi perkalian
antara matriks dengan suatu scalar dan perkalian
antarmatriks (matriks dengan matriks).
im.3. Perkalian antara Matriks dengan Skalar
Jika A suatu ordo m n dan k suatu bilangan real (disebut
juga sutu skalar), maka kA adalah metriks ordo m n yang
unsur-unsurnya diperoleh dengan memperkalikan setiap
unsur matriks A dengan k. Perkalian seperti ini disebut
perkalian skalar.
Jadi, jika A , maka: kA
in. Contoh : Misal A = maka 3A = 3 =
io. Sifat-sifat perkalian matriks dengan bilangan real.
Jika a dan b bilangan real, maka :
1) ( a + b )A = aA + bA
2) a ( A + B ) = aA + aB
3) a( bA ) = (ab)A
4) 1 A = A
5) 0 A = 0
6) (- 1) A = A
ip.
iq. 4. Perkalian antar Matriks
Matriks A yang berordo m p dangan suatu matriks B yang
berordo p n adalah matriks C
yang berordo m n.
ir. A m p.B p n = C m n.
is. Dalam perkalian matriks ini yang perlu diperhatikan
adalah :
Banyaknya kolom pada matriks A harus sama dengan
banyaknya baris pada matriks B.
Jika hal ini tidak dipenuhi, maka hasil kali matriks tidak
didefinisikan.
it. Secara umum jika A = ordo matriks 2 3
B = ordo matriks 3 2
iu. C = A . B
= ordo matriks 2 2
iv.
iw. INVERS DAN DETERMINAN
ix. 1. Menentukan Determinan dan Invers
1). Determinan Matriks Persegi Berordo 2
iy. Matriks A =
Hasil kali elemen-elemen diagonal utama dikurangi hasil
kali elemen-elemen diagonal

samping disebut determinan matriks A.


Notasi determinan matriks A adalah atau det A = ad bc
Contoh : Jika A = maka det A =
= ( 1)(4) (2)(-3)
= 4 +6
= 10
iz.
ja. 2). Determinan Matriks Persegi Berordo 3
3). Invers Matriks Bujur Sangkar
Jika A dan B matriks ordo n x n, maka B adalah invers
matriks A atau B adalah invers dari matriks A dan hanya
jika AB = BA = I, I adalah matriks identitas.
Contoh : Misal A = dan B =
Maka BA = = = I
jb. Dengan demikian, B adalah invers dari A, di tulis B = A1.Oleh karena BA = I dan B = A-1
maka A-1A = I
jc. Jika A = maka invers A (ditulis A-1)
dan dirumuskan
jd. Harga (ad bc) disebut determinan dari matriks A atau det
A.
je. Matriks mempunyai invers jika dan hanya jika (ad bc) 0.
jf. Jika (ad bc) = 0 maka matriks tidak mempunyai
invers.Matriks yang
determinannya = 0, dinamakan matriks Singular.
jg. Sifat sifat invers matriks dan penggunaanya
a. Sifat sifat invers matriks
Diketahui matrik A dan B adalah matriks persegi, A-1 invers
dari A dan B-1 invers dari B, serta I matriks identitas, maka
berlaku sifat sifat invers matriks sebagai berikut:
1. AA-1 = A-1A = I
2. (A-1)-1 = A
3. (AB)-1 = B-1A-1
4. (At)-1 = (A-1)t
jh.
ji. Sifat sifat invers matriks matriks hanya berlaku pada
matriks non singular
Penyelesaian Persamaan Linier Dengan Matriks
jj. 1). Penyelesaian Persamaan Linier dua variabel dengan cara
determinan
Untuk menyelesaikan persamaan linier dua variabel yang
bentuknya seperti berikut
jk. Diubah dalam susunan bilangan sebagai berikut dan diberi
notasi D , Dx dan Dy dengan
D==
Dx = =
Dy = =

jl. BAB III


jm.
PENUTUP
jn.

jo.KESIMPULAN

jp.
Aplikasi matematika dalam ekonomi dan bisnis merupakan
salah satu bagian yang sangat penting untuk dipelajari, karena model-model
ekonomi yang berbentuk matematika biasanya dinyatakan dengan fungsi. Pada
umumnya semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi, maka semakin
besar utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai titik puncaknya (titik jenuh)
pada jumlah konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau
bahkan negatif jika jumlah barang yang dikonsumsi terus-menerus ditambah.
jq.

jr.
js. SARAN

jt.
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam masalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, karna terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
refrensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak
berharap pada pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
pada penyusun. Demi sempurnanya penyusunan makalah ini, kami berharap
kritik dan saran oleh para pembaca.
ju.

jv.

DAFTAR PUSTAKA

jw.
jx. Robiyatun, Alifah, Sinar(Siswa Rajin Belajar) (Sinar Mandiri:
Klaten. tt)
jy. Sudrajat, Asep, Prestasi Matematika 2 (Ganeca Axact:
Bandung. 2000)
jz. Donald A. McQuarrie (2003). Mathematical Methods for
Scientists and Engineers, University Science Books. ISBN
978-1-891389-24-5
ka. James Stewart (2002). Calculus: Early Transcendentals, 5th
ed., Brooks Cole. ISBN 978-0-534-39321-2
kb.
kc. http://ardiangood.blogspot.com/2011/01/penerapan-sukubanyak-polinom-dalam.html
kd. http://www.scribd.com/doc/131943605/PenerapanKomposisi-Fungsi-Dan-Invers-Dalam-Kehidupan-Ekonomi
ke. https://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20110228022131AAs0vXT
kf. http://brainly.co.id/tugas/142555
kg.
kh.
ki.

Anda mungkin juga menyukai