Nim : 2010811022
B. Definisi Prediktor :
Menurut Herdianto (2013) Prediksi atau prediktor adalah suatu proses
memperkirakan secara sistematis tentang sesuatu yang paling mungkin terjadi di
masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar
kesalahannya (selisih antara sesuatu yang terjadi dengan hasil perkiraan) dapat
diperkecil. Prediksi tidak harus memberikan jawaban secara pasti kejadian yang
akan terjadi, melainkan berusaha untuk mencari jawaban sedekat mungkin yang
akan terjadi .
Menurut beberapa ahli Prediktor adalah variabel yang digunakan untuk
meramalkan kriteria. Kriteria dapat diandaikan sebagai tujuan akhir yang dapat
mengarahkan kinerja karyawan agar lebih baik, sedangkan predictor merupakan
alat yang digunakan untuk mencapai kriteria tersebut. Prediktor yang berkualitas
adalah predictor yang valid dan reliabel, Maka prediktor harus memenuhi syarat
reabilitas dan validitas. Reabilitas mengacu pada stabilitas dan konsistensi hasil
pengukuran yang menunjukkan kelayakan suatu tes. Validitas menunjukkan
ketepatan dan akurasi suatu tes dalam mengukur aspek yang dimaksudkan.
2. Contoh :
Seorang HRD melalukan perencanaan SDM dengan menggunakan prediktor untuk
memperluas skills demi masa mendatang. Contohnya itu : seorang HRD memberikan
pelatihan kepada para pegawai yang memiliki usia diatas 40 tahun atau yang memang
dikhususkan untuk para pegawai yang masih fakir terhadap perkembangan teknologi.
karena seorang HRD akan selalu memprediksi terkait kinerja dengan luasnya atau
maraknya perkembangan teknologi. Jika para pegawai tidak berusaha belajar dan
membuka mata terkait teknologi maka skill mereka akan tertinggal, karena pada era
sekarang sudah bukan mengetik dengan alat ketik, bukan lagi mencatat di buku besar
tetapi sudah menggunakan input data sehingga para HRD akan menggunakan
prediktor ini sebagai bahan evaluasi, sebagai perencaan terhadap masa mendatang
terhadap para pegawai untuk memperluas skills.
5. Sumber data predictor yang digunakan dalam proses seleksi karyawan !
Menurut M. Paul Munchsky (1993) sumber data untuk predictor pada proses seleksi
karyawan adalah :
A. Tes Psikologi
Tes psikologi adalah prediktor yang paling sering digunakan di bidang
psikologi industri dan organisasi. Berdasarkan prosedur administrasi dan
metodenya, tes dibedakan menjadi:
1. Speed test dan power tes
Speed test digunakan dalam waktu yang sangat terbatas namun terdiri atas
pertanyaan yang mudah untuk dijawab dengan benar.
2. Tes individual dan tes klasikal
Tes individual diberikan pada satu orang dalam waktu tertentu. Meskipun
kurang efisien, tes ini menyajikan gambaran karakteristik individu yang
lebih detil, dan pada tes klasikal pemberian tes diberikan kepada suatu
kelompok yang menghendaki aspek yang dimaksudkan untuk diukur sama.
3. Paper – pencil test dan performance test.
Paper – pencil test adalah suatu tes yang disajikan dalam bentuk essay
maupun pilihan ganda yang tidak melibatkan manipulasi obyek.
Sedangkan performance test adalah sebaliknya yang merupakan bentuk tes
yang memungkinkan adanya manipulasi obyek dengan melihat respon
perilaku subyek terhadap stimulus yang diberikan.
4. Tes Intelegensi
Tingkat intelegensi yang tinggi dalam Tes Intelegensi akan meningkatkan
produktivitas dan menurunkan turnover. Tetapi berbagai penelitian telah
menunjukkan bahwa tingkat intelegensi yang tinggi tidak dapat
memastikan tercapainya prestasi yang baik. Tes intelegensi yang umum
digunakan di Indonesia adalah Culture Fair Intelligence Test (CFIT), Tes
Intelegensi Kolektif Indonesia (TIKI), Intelegenze Structure test (IST).
Beberapa tes ini telah dikenal dengan baik oleh pencari pekerja dan diduga
“bocor”. Maka menjadi tantangan saat ini untuk mengembangkan tes - tes
baru. Tes Mekanik dan Spasial digunakan sebagai prediktor bagi
kecakapan kerja. Dalam tes tersebut individu akan diukur kemampuannya
dalam hal penggunaan prinsip -prinsip mekanik dan hubungan spesial
antara objek fisik secara manipulatif.
5. Tes Kemampuan Sensori dan Motorik
Tes sensori mengukur sensitivitas penglihatan, pendengaran dan indra
lainnya dalam menerima rangsangan. Tes motorik mengukur ketepatan
koordinasi motorik halus maupun kasar dalam mengerjakan sesuatu.
6. Personality & Interest Inventory
Dalam tes Personality & Interest Inventory seseorang atau calon pekerja
diminta untuk memilih jawaban yang tersedia sesuai dengan kepribadian,
minat dan keinginan mereka. Hasil tes mengindentifikasikan sifat – sifat
seseorang tersebut seperti ekstra versi, dominasi dan motivasi yang
memprediksikan kesuksesan kerja. Kesesuain antara kepribadian individu
dengan pekerjaannya akan menghasilkan prestasi kerja yang diharapkan.
7. Tes Baterai
Tes baterai adalah gabungan berbagai tes yang disajikan untuk mengukur
berbagai kriteria, dimana setiap bagian tes menyajikan informasi yang
berguna bagi dasar pengambilan keputusan ketenagakerjaan, baik dari segi
penggajian, pelatihan dan pengembangan dan lain sebagainya.jenis baterai
yang sering digunakan adalah General Aptitude Test Battery (GATB).
B. Interview
Menurut Schmitt (1976) Tujuan dilakukannya interview yaitu untuk
mengumpulkan data yang relevan sebanyak mungkin dan untuk mengevaluasi
data tersebut sebagai dasar dalam memutuskan penerimaan para pelamar kerja.
Dalam interview terstruktur pertanyaan yang diberikan sudah ditentukan
terlebih dahulu dan setiap pelamar mendapatkan pertanyaan yang sama.
Sebaliknya, dalam interview yang tidak berstruktur pertanyaan yang diberikan
didasari oleh respon dan jawaban subyek terhadap pertanyaan sebelumnya.
Hasil interview dapat dipengaruhi oleh perilaku pewawancara secara
subyektif.
DAFTAR PUSTAKA
Koean, M. I. (2015). Proses Analisis Pekerjaan Rekrutmen dan Seleksi Karyawan pada PT
Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. Agora, 3(2), 524-527.
Mustikawati F., Kurniawan I. (2014). Pengaruh Job Description Terhadap Kinerja Karyawan
Departemen Security Di PT. Wilmar Nabati Indonesia – Gresik. Vol. 03, No.02,
Desember 2014. Jurnal Ekonomi.