Nim :190461201046 MK : Pengantar Sumber Daya Manusia
Seleksi karyawan, tujuan, serta tahap dalam seleksi karyawan
Seleksi adalah serangkaian proses yang diselenggarakan oleh perusahaan guna
menentukan satu dari beberapa kandidat untuk menemukan yang paling sesuai dengan lowongan yang dibtuhkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hasibuan (2011) yang mengatakan bahwa seleksi karyawan adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan diperusahaan itu. Sedangkan menurut Bangun (2012), seleksi karyawan adalah proses memilih calon karyawan yang memiliki kualifikasi sesuai dengan prasayarat pekerjaan yang dilakukan untuk mengurangi sebagian jumlah pelamar, sehingga diperoleh calon karyawan yang terbaik. Dapat disimpulkan bahwa, seleksi merupakan proses mengeliminasi kandidat-kandidat yang tidak sesuai dan merekrut kandidat yang memiliki skill sesuai yang dibutuhkan. Hal ini bertujuan sebagai salah satu kegiatan mananjemen sumber daya manusia. Adanya posisi kosong di perusahaan akan mengakibatkan ketidakstabilan pada proses bisnis. Oleh karena itu, proses seleksi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan karyawan baru yang mempunyai nilai ekonomis bagi perusahaan, memiliki produktivitas yang tinggi, serta memilki skill set yang dibutuhkan pada posisi tersebut. Adapun proses seleksi dilakukan untuk menemukan calon kandidat yang cocok maka diperlukan proses seleksi sesuai prosedur. Jika proses seleksi tidak dilakukan dengan tepat, maka kemungkinan memilih kandidat yang salah bisa terjadi. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan dari segi waktu maupun biaya. Menurut Irianto (2011), terdapat tiga tujuan utama pelaksanaan seleksi karyawan, yaitu: 1. Membantu organisasi membuat keputusan tentang individu yang memiliki karakteristik yang paling memadu dengan atau memenuhi persyarat jabatan atau pekerjaan yang dibuka. 2. Memastikan bahwa calon pekerja yang ditawarkan dan organisasi secara keseluruhan yang memungkinkan mereka dapat membuat keputusan yang tepat untuk bergabung dengan organisasi atau tidak. 3. Dari fakta yang tak terhindarkan adalah bahwa dalam proses seleksi terdapat penyempitan bidang calon pekerjaan yang dibutuhkan yang akhirnya mengarahkan pada penawaran pekerjaan pada sutu orang atau sekelompok kerja calon pekerja. Sedangkan menurut Samsudin (2009), tujuan seleksi karyawan adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan gambaran pekerjaan yang ada atau sesuai kebutuhan organisasi atau perusahaan. 2. Mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku suatu jabatan tertentu. Selain itu, dalam menyeleksi karyawan memiliki beberapa aspek penting, menurut Mangkuprawira (2011), dalam pelaksanaan seleksi karyawan harus terlebih dahulu mempertimbangkan beberapa aspek berikut ini: Keabsahan Keabsahan dalam tes untuk seseorang merupakan tingkat dimana perubah perkiraan berkolerasi nyata dengan suatu kriteria tertentu. Perubah perkiraan terdiri atas semua jenis informasi yang dikumpulkan untuk keperluan proses seleksi, seperti data lamaran, data wawancara, nilai tes, dan data pemeriksaan fisik. Perubah kriteria meliputi ukuran kinerja pekerjaan, seperti tingkat produktivitas, ketidakhadiran,perputaran karyawan, hasil evaluasi dsb. Kehandalan Kehandalan diartikan sebagai tinglat dimana suatu teknik pengukura karakterisktik suatu teknik pengukuran karakterisktik pribadi pelamar memberikan hasil-hasil yang stabil dan taat asas (konsisten). Ukuran adalah jika individu-idividu pelamar medapatkan skor yang cenderung sama atau tidak jauh berbeda setiap kali dilakukan tes. Biaya Biaya memegang peran penting dlam mebcapai keberhasilan penyeleksian. Dengan biaya total yang sama untuk menyeleksi pelamar dengan jumlah yang sama, maka peluang mereka yang lolos akan berbeda jumlahnya. Yang terbanyaklah yang dianggap efisien dengan catatan teknik rekrutmen dan pernyeleksiannya sama. Kemudahan Pelaksanaan Kemudahan pelaksanaan teks seleksi juga sangat diperlukan antara lain mulai dari kondisi instrumennya samapai dengan kualitas pelaksana dan para ahli. Semakin tinggi derajat keahlian pelaksanaan tes penyeleksian, maka semakin mudah penyeleksi dilakukan. Adapun langkah-langkah seleksi karyawan menurut Danang (2012), sebagai berikut: a. Penerimaan Pendahuluan Apabila pelamar datang sendiri, wawancara pendahuluan dapat dilakukan. Ini akan sangat membantu dalam upaya menghilangkan kesalahpahaman dan menghindarkan pencarian informasi dari sumber tidak resmi. b. Tes-tes penerimaan Tes-tes penerimaan merupakan berbagai peralatan bantu yang menilai kemungkinan padunya antara kemampuan, pengalaman dan kepribadian pelamar dan persyarat jabatan. Beberapa tes penerimaan yang biasanya digunakan: a) Psychological test (tes psikologis). Psychological test (tes psikologis) adalah berbagai peralatan tes yang mengukur atau menguji kepribadian atau temperamen, bakat, minat, kecerdasan, dan keinginan berprestasi. b) Knowledge tests (tes pengetahuan). Bentuk tes yang menguji informasi atau pengalaman yang dimiliki para pelamar. pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan. c) Performace test (tes performa). Bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. c. Wawancara Seleksi Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal dapat diterima atau tidak diterimanya seorang pelamar. Pewawancara mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan umum. Tujuan utama wawancara pekerjaan adalah untuk menghimpunan informasi bagi pembuatan keputusan seleksi. Wawancara yang dikembangkan secara cermat dapat membuatnya mungkin untuk mencapai tingkat keandalan yang dapat diterima. d. Pemeriksaan Referensi-referensi Personal reference biasanya diberikan oleh keluarga atau teman-teman terdekat baik yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau perusahaan sendiri. Jika referensi diserahkan secara tertulis, pemberi referensi biasanya hanya menekan hal-hal positif. Oleh karena itu referensi pribadi pada umumnya jarang digunakan. e. Evaluasi Medis (tes kesehatan) Pada umunya evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk menunjukkan informasi kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan baik oleh dokter di luar perusahaan maupun oleh tenaga medis perusahaan sendiri. Evaluasi medis memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya perawatan kesehatan karyawan dan asuransi jiwa, mendapatkan karyawan yang dapat mengatasi stres fisik dan mental suatu pekerjaan. f. Wawancara oleh Penyelia Atasan langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang bertanggung jawab atas para karyawan yang baru diterima. Penyelia sering mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis pelamar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelamar tentang pekerjaan tertentu secara lebih tepat. Atas dasar alasan ini banyak organisasi yang memberikan wewenang kepada penyelia untuk mengambil keputusan penerimaan final. g. Keputusan Penerimaan Apakah diputuskan oleh atasan langsung atau departemen sumber daya manusia keputusan penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi. Dari sudut pandangan hubungan masyarakat para pelamar lain yang tidak terpilih harus diberitahu. Departemen sumber daya manusia dapat mempertimbangkan lagi para pelamar yang ditolak untuk lowongan-lowongan pekerjaan lainnya karena mereka telah melewati berbagai macam tahap proses seleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Bukit, Malusa, dan Rahmat. 2017. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Zahr. Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Askara.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional