TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MANAJEMEN/PENGELOLAAN STAF
2.1.1 Definisi pengelolaan/manajemen staf
Pengelolaan merupakan fungsi organik manajemen yang merupakan dasar
dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan tertentu dalam usaha mencapai
tujuan organisasi apabila proses pengelolaan dilakukan dengan baik akan
memberikan jaminan pelaksanaan kegiatan menjadi baik sehingga
mencapai tujuan organisasi yang berdaya guna dan berhasil guna.
Manajemen sumber daya manusia adalah manajemen yang menyangkut
pengerahan dan seleksi karyawan, uraian tugas, pendidikan pelatihan dan
2.1.2
pengembangannya.
Fungsi staffing
Fungsi
staffing
mencakup
memperoleh,
menempatkan,
dan
2.2.2
2.
Kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan
3.
Sumber tenaga kerja yang dibutuhkan
4.
Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh tenaga kerja.
Sumber Rekrutmen tenaga kerja
Perencanaan rekrutmen harus dilakukan dengan memperhatikan sumber
kerja).
Prosedur rekrutmen tenaga kerja
Rekrutment tenaga kerja yang dibutuhkan suatu organisasi atau perusahaan
tidaklah mudah untuk dilakukan. Hal yang menyulitkan adalah masalah penilaian
yang
kronologis
dan
sistematis.
Berdasarkan
data
tersebut
memilih orang yang tepat sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau
organisasi. Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan
menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai
calon tenaga kerja dengan karakteistik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam
perencanaan sumberdaya manusia. Berikut ini langkah-langkah yang umumnya
dilakukan dalam pelaksanaan rekrutmen, seperti:
1.Mengidentifikasi jabatan yang lowong
2.Mencari informasi jabatan melalui analisis jabatan
3.Menentukan calon yang tepat
4.Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat
5.Memanggil calon yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan
6.Menyaring atau menyeleksi kandidat
7.Membuat penawaran kerja
8.Mulai kerja
2.2.5 Proses Seleksi Sumber Daya Manusia
Seleksi SDM merupakan sebuah proses untuk memilih dan menetapkan
sejumlah orang dari calon-calon yang tersedia dengan referensi tertentu, sejalan
dengan itu Rivai (2014) mengemukan bahwa proses seleksi merupakan rangkain
tahap-tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang baik
diterima, proses tersebut dimulai ketika pelamar kerja dan diakhiri dengan
keputusan penerimaan.
Istilah seleksi maksudnya pemilihan tenaga kerja yang sudah tersedia.
Seleksi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi
syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada
atau sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan. Untuk itu perlu adanya
dasar kebijakan dalam seleksi tersebut sehingga ada landasan yang kuat untuk
mencapai hasil penarikan tenaga kerja yang sebaik-baiknya sehingga diperoleh
jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Dilihat dari teknis pelaksanaannya seleksi dapat dibedakan kedalam tiga
jenis, yaitu seleksi terhadap persyaratan administratif, seleksi berdasarkan hasil
pengujian (tes), dan seleksi atas dasar kepribadian. Adapun proses seleksi dapat
terlihat dari gambar, sebagai berikut:
Rekrutmen pegawai
Perencanaan SDM
Analisis Jabatan
Spesifikasi Pekerjaan
Alat seleksi
Standar Kualifikasi
Formulir isian
Kelengkapan administratif
Testing
Wawancara
Kesehatan: fisik dan mental
Fit dan proper test untuk menelusuri latar belakang
Bagan 2.2
Prores Rekrutmen
2.3 ORIENTASI STAF
Perawat yang telah lulus dalam tes seleksi penerimaan pegawai baru
Kualifikasi Individu
yang diterima
maka akan mengikuti kegiatan Pegawai
orientasi. Orientasi
dilakukan disemua unit yang
ada dirumah sakit dan selama beberapa waktu agar semua pegawai baru dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru. Perawat khususnya
perawat ICU dituntut memiliki pengetahuan, ketrampilan, daya analisa dan
tanggungjawab yang tinggi, mampu bekerja mandiri, membuat keputusan yang
cepat dan tepat, serta berkolaburasi dengan tim kesehatan lainnya (Depkes RI,
2006). Sebagai contoh orientasi 2 minggu dapat diterapkan di unit rawat intentif,
unit kebidanan, 4 minggu di unit bedah dalam dan anak (Oneal 1986).
Program orientasi tiga bulan diberikan kepada semua perawat untuk
mempercepat proses adaptasi selama masa transisi dari status siswa ke status
pegawai (Minor & Thompson, 1981). Menurut harmon dalam Gillies (1986)
orientasi menekan perubahan moral yang terjadi dari status siswa perawat ke
status pegawai. Pengenalan lingkungan kerja merupakan langkah awal untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang berbagai aspek dalam
memberikan pelayanan keperawatan sehingga diharapkan dapat memberikan
asuhan keperawatan yang profesional.
terhadap
kemajuan
organisasi.
Orientasi
organisasi
diri
sewaktu-waktu
atau
menimbulkan
masalah
dimasa
informasi orientasi secara efektif, hindari terlalu banyak informasi, evaluasi dan
tindak lanjut (Darmayanti T, Oktamianti P, 2013).
Dalam kegiatan orientasi juga perlu dipertimbangkan hal-hal yang harus
dihindari, yaitu penekanan pada kertas kerja, tinjauan yang kurang lengkap
mengenai dasar-dasar pekerjaan dan langsung ditempatkan pada unit tertentu,
tugas pertama yang tidak signifikan, memberi informasi yang terlalu cepat, proses
orientasi yang terlalu banyak dan penyampaian yang terlalu cepat dapat
mengakibatkan karyawan baru tidak terkonsentrasi dalam memahami materi yang
disampaikan.
2.4 PENJADWALAN STAFF (STAFFING SCHEDULE)
2.4.1 Kebutuhan tenaga
Kebutuhan tenaga keperawatan ditetapkan berdasarkan karakteristik
klien,model penugasan dan kompetensi yang dipersyaratkan untuk mencapai
tujuan pelayanan keperawatan.Kesesuaian tenaga keperawatan tersebut mencakup
jumlah, jenis dan kualifikasi untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang
efektif dan efisien. Penghitungan ketenagaan keperawatan dapat dihitung dengan
berbagai macam cara untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang ada
saat ini cukup, kurang atau lebih. Formula tersebut antara lain:
1. Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut :
Tenaga Perawat (TP) :
A x B x 365
(365 C) x jam kerja/hari
Keterangan :
A
Dengan catatan :
1) Ada satu jam pengganti
2) Jam kerja efektif 7 jam/hari.
3) Libur hari minggu = 52 hari
Jumlahperawat
Siang
Klasifikasi
Minimal
Pagi
0,17
0,14
0, 07
Intermediate
0,27
0,15
0, 10
Maksimal
0,36
Sumber : Douglas, 1984
0,30
0,20
Sedangkan
klasifikasi
derajat
ketergantungan
Malam
pasien
terhadap
Segalanya diberikan/dibantu
Pemakaian suction
Gelisah/disorientasi
Tabel 2.2. Contoh Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan
Klasifikasi Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
Waktu
Klasifikasi
Pagi
Minimal
0,17x26=4,42
Intermediate
0,27x8=2,16
Maksimal
0,36x4=1,44
SubTotal
8,02
Total
Loss Day : 17 x 25 % = 4 orang
Jumlahperawat
Siang
0,14x26=3,64
0,15x8=1,2
0,30x4=1,2
6,04
16,76=17 orang
Malam
0, 07x26=1,82
0, 10x8=0,08
0,20x4=0,8
2,7
Klasifikasi
Rata rata
Jumlah Jam
Jumlah jam
1
2
3
Minimal
Intermediate
Total
Jumlah
Jumlah
Pasien/hari
26
8
4
38
Perawatan/Hari
2
3.08
6.16
15.24
Perawatan/hari
52
24.64
24.64
101.28
101.28
7
14.47
15 orang
52+12+14
X 15
(jumlah
perawat)
286 (Jumlah hari efektif)
4.09 = 4 orang
tenaga
Faktor Koreksi=
15 +4 X 25
100
= 4,75 = 5 orang
a. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja,
alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas yang bersifat
psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab
pekerjaan.
b. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja,
kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas
dan wewenang.
c. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,
2.
menurut
Gillies
(1994)
menyatakan
beban
kerja
dapat
asuhan
keperawatan
sesuai
kebutuhan
pasien.
Tujuan
dilakukan sendiri.
Keadaan umum baik, masuk rumah sakit untuk check up atau bedah
minor.
Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi: membutuhkan
penjelasan untuk tiap prosedur tindakan, membutuhkan penjelasan
pengobatan sederhana
2) Kategori II: Perawatan Minimal
- Kegiatan sehari-hari, makan, minum perawat bantu dalam persiapan,
masih dapat makan dan minum sendiri, merapikan diri perlu sedikit
bantuan, perlu dibantu ke kamar mandi/menggunakan urinal,
kenyamanan posisi tubuh dapat melakukan sendiri dengan sedikit
bantuan.
dengan obat.
Pengobatan dan tindakan: perlu 20-30 menit per shift, sering evaluasi
jam.
Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi: perlu 10-30
menit tiap shift, gelisah, menolak bantuan, cukup dikendalikan dengan
obat.
Pengobatan dan tindakan: perlu 30-60 menit per shift, perlu sering
diawasi terhadap efek samping pengobatan dan tindakan, perlu
dengan obat.
Pengobatan dan tindakan: perlu lebih dari 60 manit per shift, perlu
fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan
pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
dimana pekerjaan yang dilakukan karena pengulangan gerak yang menimbulkan
kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan
yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan. sehingga
secara potensial membahayakan pekerja (Manuaba, 2000). Beban kerja yang
tinggi dapat meningkatkan terjadinya komunikasi yang buruk antar perawat
dengan pasien, kegagalan kolaborasi antara perawat dan dokter, keluarnya
perawat dan ketidakpuasan kerja perawat.
klien
hanya
sebagian
selama
perawata
Nursing
Staf
Nursing
Staf
4-6 patient
4-6 patient
Nursing
Staf
Nursing
Staf
4-6 patient
Associate
nurse
physichia
n
Primary
nurse
Patient/kli
en
Charge
nurse
Associate
nurse
Hospital
resource
Pemimpin
dituntut
untuk
mampu
merencanakan,
stimulus
dan
juga
perhargaan
untuk
peningkatan
prestasi/karirnya.(
Pengembangan karier ini mampu diciptakan dengan baik jika
terdapat perencanaan karier yang baik pula. Perencanaan karir di mulai
dari awal karyawan atau pegawai tersebut masuk hingga sampai masa
akhir atau pensiun. Dikarenakan perencanaan karier ini penting baik
bagi institusi maupun bagi karyawan maka konseling karier di setiap
insitusi sangat diperlukan.
7. Studi banding
Dalam dunia kerja dikenal sebuah tradisi kompetisi, dimana
tuntutan menjadi lebih baik menjadi harga mati jika ingin terus
bertahan. Salah satu upaya meningkatkan kualitas individu atau instansi
adalah dengan melakukan studi banding pada instansi lain yang dirasa
memiliki
nilai
lebih
sehingga
dapat
dijadikan
pembelajaran,