DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
KELAS : K3 B
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Penulis panjatkan puji dan syukur atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Rekrutmen, Seleksi, & Penempatan
Tenaga Kerja” sebagai tugas mata kuliah Psikologi Industri.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar tugas
selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
untuk menambah wawasan mahasiswa ataupun dosen mengenai Rekrutmen, Seleksi, &
Penempatan Tenaga Kerja Berhubungan dengan Psikologi Industri.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar yang
kapabel untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi. Menurut Rivai (2006) rekrutment
merupakan proses menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk bekerja dalam
suatu perusahaan. Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan berakhir ketika
lamaran-lamaran mereka dikumpulkan. Hasilnya adalah merupakan sekumpulan
pelamar calon karyawan baru untuk diseleksi dan dipilih. Selain itu rekrutmen juga
dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan sejumlah SDM atau karyawan yang
berkualitas untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan disebuah perusahaan. Setelah
pada tahap rekrutmen diadakan seleksi. Seleksi adalah proses memilih pelamar sampai
dengan memutuskan pelamar mana yang diterima atau yang ditolak untuk dijadikan
pegawai.
Maka dari itu sebelum faktor sumber daya rekrutmen dan seleksi guna mendapatkan
sumber daya produksi yang tepat diadakan kegiatan rekrutmen produksi/tenaga kerja
yang biasanya diawali dengan analisis jumlah kebutuhan pegawai baru kemudian pada
tahap seleksi untuk mendapatkan pegawai yang tepat yang memenuhi kualifikasi
kebutuhan, setelah itu baru tahap akhir adalah penempatan. Penempatan pegawai adalah
penetapan tugas (assigment) bagi pegawai baru atau penugasan baru (reassigment) bagi
pegawai lama. Penempatan, biasanya dari atasan langsung setelah dikonsultasikan
kepada pihak manajemen dan melalui tahap rekrutmen dan seleksi tersebut. Ketiga
proses ini dilakukan untuk mendapatkan sumber daya produksi/tenaga kerja yang paling
cocok untuk job deskripsi yang sudah ditentukan.
Perusahaan-perusahaan dewasa ini telah cukup banyak menggunakan jasa psikolog
untuk membantu mereka dalam menyeleksi tenaga kerja. Pada dasarnya kegiatan seleksi
dengan bantuan psikolog ini adalah bertujuan untuk membantu organisasi tersebut
dalam mendapatkan, mengembangkan, memberdayakan, mengevaluasi dan
mempertahankan kualitas dan kuantitas pekerja dalam organisasi tersebut. Kegiatan-
kegiatan tersebut diwujudkan dalam bentuk tiga tahap seperti yang sudah disampaiakn
diatas, yaitu rekrutment, seleksi dan penempatan. Hasil penelitian Ellyta (2009)
mengemukakan bahwa proses seleksi yang significant akan berpengaruh pada hasil
kinerja pegawai. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ena (2016)
mengemukakan bahwa variable yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan
adalah seleksi. Simamora (2004) menjelaskan bahwa seleksi adalah proses yang terdiri
dari berbagai langkah yang spesifik dari kelompok pelamar yang paling cocok dan
memenuhi syarat untuk jabatan tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dalam Rekrutmen?
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Melatih mahasiswa dalam memahami Rekrutmen,
2. Melatih mahasiswa dalam memahami Seleksi,
3. Melatih mahasiswa dalam Penempatan Kerja lebih mendalam
BAB II
PEMBAHASAN
A. REKRUTMEN
Rekrutmen adalah upaya perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai
dengan kualifikasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan tenaga kerja. Rekrutmen juga
dapat diartikan sebagai kegiatan identifikasi dan membuat calon pekerja tertarik untuk
mengisi pekerjaan, baik yang tersedia sekarang maupun yang akan datang. Rekrutmen
adalah serangkaian aktivitas yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk menarik para
pelamar kerja yang memiliki kemampuan dan sikap yang dibutuhkan untuk membantu
organisasi dalam mencapai tujuan tujuannya” Marwansyah dalam (Rosento 2018).
Rekrutmen dengan kata lain adalah proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar
untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi, menurut Gomes dalam (Endang Suparni:
2017)
Perencanaan sumber daya manusia merupakan hal yang penting dilakukan oleh
manajemen sumber daya manusia di suatu organisasi atau perusahaan. Melalui
perencanaan tersebut maka dapat diketahui perbandingan antara kebutuhan tenaga kerja
dengan ketersediaan tenaga kerja. Jika ternyata setelah dilakukan perbandingan jumlah
tenaga kerja yang tersedia lebih kecil dari yang dibutuhkan, maka perlu dilakukan
rekrutmen.
Sebelum memutuskan untuk melakukan rekrutmen, terdapat beberapa alternatif yang perlu
dipertimbangkan oleh organisasi yang biasa diambil untuk mengisi posisi yang lowong.
Alternatif-alternatif itu diantaranya (jurnal-sdm,2009)
2. Iklan
Iklan merupakan salah satu jalur menarik calon pelamar. Media yang digunakan
dapat berbentuk surat kabar, majalah, jurnal ilmiah, dan bentuk media lainnya seperti
radio atau televisi,
3. Agen pemerintah
Setiap pemerintah memiliki agen atau divisi penempatan tenaga kerja yang dikelola
oleh Departemen Tenaga Kerja (Depnaker). Setiap pelamararus mendaftar terlebih dahulu
ke Depnaker. Pemerintah menginformasikan secara terbuka melalui pengumuman tertulis
tentanglowongan kerja di suatu perusahaan.Informasi tersebut dapat di aksessecara
langsung atau tidak langsung dari sumbernya.
4. Agen Swasta
Seperti layaknya penyalur tenaga kerja pada umumnya, agen swasta secara aktif
akan mencari bahkan memperoleh informasi tentang lowongan kerja dari perusahaan
tertentu
B. SELEKSI KARYAWAN
1. Penyaringan Pelamar
Tes ditunjukan untuk melihat kemampuan sebenarnya dari pelamar. Hal ini
dapat juga untuk menguji respons pelamar yang sebenarnya terhadap
pekerjaan dan tugas yang akan dijalani. Tes ini bias bervariasi pada beberapa
organisasi, antara lain tes pengetahuan, tes kecerdasan, tes kepribadian, tes
psikologi, tes kemampuan computer, tes minat serta bakat, dan lain-lain.
3. Jenis Tes
Wawancara awal berguna untuk memilih secara cepat apakah pelamar cocok
untuk pekerjaan yang ditawarkan. Wawancara dapat dilakukan untuk melihat
pengalaman kerja, tingkat gaji yang diinginkan, dan kemauan untuk dimutasi
atau dipromosikan. Wawancara ini biasanya tidak dilakukan apabila pelamar
jumlahnya cukup besar karena akan memakan biaya dan tidak efesien
5. Evaluasi Latar Belakang
Evaluasi ini ingin mengetahui kebenaran informasi yang diberikan oleh
pelamar kerja. Jika pelamar kerja menyebutkan referensi, manajemen dapat
mengecek referensi yang disebutkan. Manajer juga dapat menggunakan
sumber lain untuk mengonfirmasikan kebenaran informasi yang disebutkan
pelamar.
6. Wawancara Mendalam
Setelah tes terdahulu selesai, wawancara mendalam dilakukan untuk
memperoleh informasi lebih lanjut tentang pelamar. Hal ini dapat pula
digunakan untuk menginformasikan kebenaran informasi yang diberikan
secara tertulis. Wawancara bias dilakukan oleh manajer madya atau yang
akan menduduki posisi strategis. Wawancara mencerminkan pula betapa
pentingnya pearikan pelamar tersebut. Wawancara bias menjadi tidak efektif
bila, pertama, wawancara memiliki kedudukan yang lebih kuat dibanding
yang diwawancarai di mana pelamar akan merasa gugup dan canggung
dalam menghadapi wawancara sehingga mempengaruhi hasil wawancara
pelamar. Karena itu wawancara diharapkan memberikan gambaran yang
realities tentang organisasi baik kebaikan serta kelemahan yang dimiliki.
Wawancara dapat diklasifikasikan atas empat cara, yaitu: Menurut tingkat
struktur (wawancara di bagi 2 yaitu: terstruktur dan tidak terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang mengikuti serangkaian
urutan pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Wawancara seprti ini
baik karena model pertanyaan yang diajukan pada pelamar sesuai dengan
persyaratan pekerjaan. Namun kelemahannya, wawancara modal ini akan
menutup atau sulit mendapatkan informasi lebih luar tentang pelamar.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara tidak terarah yang
mengikuti pokok-pokok minat yang muncul dalam menanggapi pertanyaan.
Pertanyaan dapat dikembangkan seuai dengan topik pertanyaan buku.
Kelemahannya pertanyaan menjadi tidak terarah dan informasi utama yang
sebenarnya ingin malah tidak terjawab dari pelamar.
1. Merancang wawancara yang efektif
Merancang sebuah wawancara yang efektif bukan hal yang mudah untuk
itu ada beberapa langkah yang dapat menjadi pedoman bagi pewawancara guna
menggali informasi sebanyak-banyaknya dari peserta/pelamar, sekaligus
mengetahui sampai sejauh mana kemampuan pelamar dalam memegang posisi
jabatan apabila pelamar diterima:
a. Analisis jabatan
Mendisain diskripsi jabatan, spekulasi jabatan, dan standar pekerjaan yang
berisi tentang tugas, jabatan, pengetahuan,wewenang, tanggung jawab,
keterampilan, keahlian yang dituntut, serta dikualifikasi karyawan yang
dibutuhkan.
b. Evaluasi informasi jabatan
3. Tes Kesehatan
Tes kesehatan seseorang merupakan hal yang sangat penting untuk
hampir semua jenis pekerjaan, sebab disamping dapat mempengaruhi
produktifitas, juga berkaitan dengan biaya yang nantinya dikeluarkan oleh
perusahaan untuk pemeliharaan kesehatan. Tes ini dapat dilakukan dengan
menanyakan kepada pelamar beberapa pertanyaan yang dapat
mengindikasikan kondisi kesehatan.
Secara umum, misalnya apakah pelamar pernah mengalami, rata-
rata beberapa kali dalam satu bulan mengunjungi dokter atau rumah sakit,
dan lain-lain. Untuk tes umum kesehatan klinik perusahaan oleh seorang
dokter ahli, atau mengirim pelamar ke rumah sakit dengan biaya dari
perusahaan.
4. Pengambilan Keputusan
Jika pelamar sudah melalui serangkaian tes, pelamar siapa
bergabung dengan organisasi, akan mengambil keputusan dengan
menawarkan tawaran kerja dengan beberapa cara seperti pemberitahuan
lewat pos, telepon, madia massa, atau pengumuman ditempat seleksi. Calon
yang tidak diterima sebaiknya diberikan disertai alasan penolakan. Alasan
penolakan dapat dibuat standar untuk menghindari kesalahan atau perbedaan
interpretasi. Pengambilan keputusan dalam memberikan penawaran kerja ini
sangat penting dan strategis sebab akan menentukan keberadaan pelamar
dalam pekerjaan dan posisi jabatan yang akan ditanggung nanti.
Alat seleksi mengacu pada metode atau cara-cara atau instrumen yang
dipakai untuk mengumpulkan informasi mengenai pelamar, untuk memilih
pegawai yang terbaik sesuai dengan kebutuhan, seperti ujian tertulis, wawancara,
tes
kepribadian, tes kesehatan, dan lain-lain. Kemudian ujian tertulis apa yang
dibutuhkan, wawancara dalam bentuk paling baik, dapat mengindikasikan
berbagai kateria yang disebut diatas.
Dalam peraktik seleksi terdapat sejumlah alat atau metode seleksi yang
digunakan, dimana penggunaan dan tahapan pelaksanaannya dapat berbeda-beda
diantara setiap perusahaan. Selanjutnya di bawah ini akan dijelaskan lebih rinci
(Prianso; 2002; 90).
a. Penerimaan pendahuluan
Tahap ini berpungsi sebagai masing-masing pihak, yaitu pelamar dan
perusahaan, untuk saling melengkapi informasi mengenai masing-masing
yang dilakukan melalui wawancara.
b. Ujian penerimaan
Tes atau ujian merupakan salah satu teknik yang luas digunakan dalam proses
pelaksanaan seleksi. Tes ini dapat berupa tes tertulis atau tes
praktek/simulasi. Tes tertulis adalah tes yang menggunakan kertas dan alat
tulis, dan tes praktek adalah tes yang dilakukan dengan cara calon diminta
mendemontrasikan tindakan atau prilaku tertentu sesuai dengan pekerjaan
yang akan diembannya.
c. Penjelasan Pekerjaan Secara Realistis
Hasil rekurutmen juga merupakan faktor yang tidak bias tidak harus
diperhatikan. Artinya, jenis dan sifat berbagai langkah yang harus diambil dalam
proses seleksi tergantung pada hasil rekrutmen. Jika, misalnya, jumlah pelamar
yang memenuhi atau mungkin mmelebihi persyaratan yang ditentukan jauh lebih
besar dari lowongan yang terjadi, sifat proses seleksi akan berbeda dengan sifat
proses seleksi apabila dari segi jumlah dan persyaratan tidak memenuhi harapan.
Para seleksi tenaga kerja pada umumnya menyadari bahwa situasi internal
organisasi harus dipertimbangkan dalam juga merekrut dan menyeleksi tenaga-
tenaga kerja baru. Misalnya, besar kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk
belanja pegawai menentukan beberapa banyak pegawai baru yang boleh
direkrut, untuk memangku jabatan apa dan melakukan pekerjaan apa. Juga
apakah untuk mengisi lowongan baru yang tersedia atau apakah seperti atasan
permintaan sendiri, diberhentikan tidak atas permintaan sendiri, memasuki masa
pensiun atau karena ada pegawai yang meninggal dunia.
Faktor internal lain yang harus perhitungkan adalah kebijaksanaan atau
strategi organisasi mengenai arah perjalanan orgainisasi dimana yang akan
dating. Misalnya, apakah organisasi merencanakan peluasan usaha, baik dalam
arti produk yang dihasikan maupun arti dalam wilayah kerja baru. Sebaiknya.
Dalam hal demikian jelas bahwa bukan penambahan tenaga yang terjadi, tetapi
sebaliknya.
Secara etika dan moral tertentu praktek yang diskiminatif tersebut tidak
dapat dibenarkan. Tidak ada alas an apapun yang membenarkan tindakan dan
praktek demikian.
Kinerja merupakan istilah yang tenar di dalam manajemen, yang mana istilah
kinerja diartikan sebagai istilah hasil kerja, prestasi kerja dan performance. Salah
satu hal yang dapat dijadikan parameter tentang kualitas sumber daya manusia
adalah tingkat kinerja yang ada pada sumber daya manusia tersebut.
pentingnya penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini
dan/atau dimasa lalu relatif terhadap standar prestasinya dan manajemen kinerja
sebagai proses mengkonsulidasikan penetapan tujuan, penilaian dan pengembangan
kinerja kedalam satu sistem tunggal bersama, yang bertujuan memastikan kinerja
karyawan mendukung strategis perusahaan. Oleh karna itu organisasi harus mampu
menjaga dan meningkatkan kinerja serta memaksimalkan potensi dari sumber daya
manusia tersebut.
Masalah akan kinerja karyawan merupakan permasalahan yang akan selalu
dihadapi manajemen disetiap perusahaan, oleh karna itu manajemen perlu mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Setelah itu perusahaan
dapat mengambil kebijakan yang diperlukan, sehingga dapat meningkatkan kinerja
karyawan sesuai dengan tujuan dan harapan perusahaan. Dalam
pencapaian tujuan dibutuhkan kontribusi kinerja karyawan. Untuk meningkatkan
kinerja karyawan adalah melalui perencanaan karir, pelatihan dan pengembangan
karir pegawai. Perusahaaan memiliki tujuan meningkatkan keuntungan dan eksistensi
agar dapat meningkatkan kinerja karyawan. Sedangkan bagi karyawan adalah untuk
perbaikan dan peningkatan kualitas hidup serta diberi peluang untuk maju dan
berkembang dalam kariernya.
Kebutuhan penempatan staf dipenuhi melalui dua acara, yaitu menyewa dari
pihak luar perusahaan dan penugasan kembali karyawan yang ada atau disebut
sebagai penempatan dari dalam. Sering terjadi penugasan kembali karyawan
yang ada untuk menempati posisi barunya tanpa melalui program orientasi.
Dengan anggapan bahwa karyawan berpengalaman ini telah mengetahui semua
yang mereka butuhkan tentang perusahaan. Akan tetapi sangat disayaangkan,
asumsi itu tidak sepenuhnya benar.
Pengalihan pekerjaan yang berebda dalam departemen yang sama
membutuhkan persyaratan orientasi yang reltif kecil. Pergeraka di antara
departemen meminta orientasi lebih lengkap secara progresif, seperti untuk
meningkatkan promosi dan mencegah penurunan pangkat. Ketika karyawan yang
sudah ada ditugaskan ke pekerjaan baru, sebagai contoh, mereka jarang
membutuhkan program orientasi. Mungkin dalam hal ini bagian departemen
SDM biasanya tidak dibutuhkan, meskipun orientasi yang dilakukan penyelia
masih dibutuhkan untuk mempercepat sosialisai karyawan di dalam kelompok
kerja baru.
Penempatan merupakan penugasan atau penugasan kembali dari seorang
karyawan pada sebuah pekerjaan baru. Kebanakan keputusan penempatan dibuat
oleh manajer lini. Biasanya penyelia karyawan dalam konsultasi dnegan tingkat
manajer lini yang lebih tinggi memutuskan penempatan masa depan untuk setiap
karyawan. Peranan departemen SDM adalah memebri pendapat pada manajer
lini tentang kebijakan perusahaan dan menyediakan bimbingan kepada
karyawan. Dalam ondisi kendala-kendala tertentu, tiga hal pokok keputusan
penempatan adalah promosi, pengalihan dan penurunan pangkat. Tiap keputusan
seharusnya dilekatkan dengan orientasi dan tindak lanjut apakah penempatan
disebabkan oleh penurunan jumlah, penggabungan (merger), akuisisi atau
perubahan internal dari kebutuhan penempatan staf.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penempatan karyawan baru meliputi
faktor pertumbuhan perusahaan, reorganisasi, kecenderungan kondisi ekonomi,
dan pekerjaan baru akibat pertumbuhan perusahaan.
a. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan bisnis atau perkembangan kondisi pemerintahan umumnya
mnyebabkan terjadinya pengisian posisi pekerjaan baru, baik melalui promosi
karyawan yang sudah ada atau yang baru sama sekali. Hal ini karena adanya
pengaruh ekspansi bisnis yang sudah mampu menciptakan posisi pekerjaan baru
Tentu saja proses tersebut sangat didukung oleh keadaan stabilitas sosio-ekonomi-
politik dalam dan luar negeri.
b. Reorganisasi
Sebuah restrukturisasi pokok dari sebuah perusahaan akan menghasilkan
jenis yang beragam dalam hal kegiatan-kegiatan personal, misalnya jika terjadi
merger dan reorganisasi perusahaan. Pembelian atau penjualan perusahaan atau
merger dengan perusahaan lain akan mempengaruhi aktivitas departemen SDM,
seperti rancangan pekerjaan, kompensasi, manfaat, hubungan kerja dan program
pension dini. Ujung-ujungnya adalah mempengaruhi keputusan penempatan
karyawan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seleksi adalah metode dan prosedur yang dipakai oleh bagian personalia
(perusahaan) waktu memilik orang untuk mengisi lowongan pekerjaan. Dalam
seleksi dan penempatan sangat ditentukan syarat-syarat penting yang dapat
menjadikan efektivitas fungsi seleksi dan penempatan. Syarat-syarat yang dimaksud
adalah informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia dan
keberhasilan fungi rekrutmen.
Dalam proses seleksi harus menetapkan kualifikasi minimal bagi suatu
jabatan melalui analisis jabatan, hal ini berkaitan dengan metode-metode tertentu
untuk mengukur kualifikasi-kulaifikasi dari pelamar atau pekerja, dalam hal ini
biasanya ada Sembilan metode yang digunakan yakni: (1) tinjauan data biografis,
(1) tes ketangkasan, (3) tes kemampuan, (4) tes performansi, (5) referensi, (6)
evaluasi performansi (7) wawancara, (8) pusat-pusat penilaian, (9) masa percobaan.
Dalam seleksi penerimaan pegawai baru juga harus mlalui tahapan- tahapan
yang dapat ditepuh dari penerimaan awal, ujian, wawancara, penilaian, referensi,
evaluasi medis, wawancara oleh manajer, pengambilan keputusan. Setelah proses
seleksi dilalui langkah selanjutnya yaitu penempatan, dimana dalam hal ini seorang
pegawai baru akan ditempatkan pada posisi-posisi tertentu dengan tanggung jawab
yang tertentu pula. Penempatan ini tidak hanya berlaku bagi karyawan baru, tetapi
juga bagi karyawan lama.
A. SARAN