MANUSIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajem Sumber Daya
Manusia
Dosen Pengampu:
Kelompok 3
Putu Kaila Dita Putri (2202612010984)
Komang Riski Weda pradnyana. (2202612010985)
Ni Made Ayu Evayanti. (2202612010986)
I Putu Ajis Suarjana Putra. (2202612010987)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penarikan, Penempatan dan Orientasi Sumber Daya
Manusia”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber daya
Manusia, sekaligus menambah wawasan tentang materi Manajemen Sumber Daya Manusia..
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan berbagai saran dan masukan dari seluruh pihak yang dapat
membangun dan menyempurnakan isi makalah ini. Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah suatu hal yang sangat penting kaitannya didalam suatu
perusahaan atau organisasi. Hal tersebut dikarenakan sukses tidaknya suatu perusahaan
ataupun organisasi dipengaruhi oleh baik atau tidaknya sumber daya manusia yang dimiliki.
Tujuan organisasi yang ingin dicapai akan sangat lama untuk diperoleh bila sumber daya
yang masuk ke dalam perusahaan tidak mempunyai ketrampilan yang memadai atau tidak
sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Seleksi merupakan tahap awal bagi organisasi untuk menentukan dan memperoleh
calon pegawai yang mempunyai ketrampilan handal dan professional. Seleksi merupakan
proses dimana para calon pegawai dipilih menurut kualifikasi yang dimiliki dan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan pada perusahaan.
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk
mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-
tujuan para pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang
paling umum dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan karena melalui pelatihan, para
pekerja akan menjadi lebih trampil dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat-
manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang
dilatih.
Penempatan kerja tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang
diterima (lulus seleksi) pada jabatan/pekerjaan yang membutuhkannya dan sekaligus
mendelegasikan otoritas kepada orang tersebut. Penempatan ini harus di dasarkan diskripsi
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan serta berpedoman kepada
prinsip“penempatanorang-orang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang
yang tepat untuk jabatan yang tepat” atau “the right man in the right place and the right man
behind the right job”.
Rekruitmen bermaksud untuk mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-
calon pelamar sehingga perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan pilihan terhadap calon tenaga kerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi
didalam perusahaan.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
10
2. System meryt (kecakapan) yaitu penarikan karyawan yang didasarkan
pada kecakapan, bakat, pengalaman, kesehatan sesuai dengan kriteria
yang telah dibuat sebelumnya.
Metode tertutup
Metode tertutup adalah ketika penarikan hanya diinformasikan kepada
para karyawan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya lamaran yang
masuk relatif sedikit sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan
yang baik sulit.
Metode terbuka
Metode terbuka adalah ketika penarikan diinformasikan secara luas
dengan memasang iklan pada media cetak maupun elektronik, agar tersebar
luas ke masyarakat. Dengan metode terbuka diharapkan lamaran banyak
masuk sehingga kesempatan mendapatkan karyawan yang qualified lebih
besar.
2
1. Sumber internal adalah upaya penarikan pegawai dapat dilakukan melalui
proses
memutasikan pegawai berdasarkan hasil evaluasi terhadap penilaian prestasi
kerja dan kondite pegawai yang ada di perusahaan. Ada tiga bentuk mutasi
pegawai, yaitu:
1) Promosi jabatan yaitu pindahan pegawai dari satu jabatan tingkat
jabatan lebih tinggi dari pada jabatan sebelumnya.
2) Rotasi pekerjaan, yaitu pemindahan bidang pekerjaan pegawai kepala
bidang pekerjaan lainnya tanpa mengubah tingkat jabatan.
3) Demosi jabatan, yaitu penurunan jabatan pegawai dari satu jabatan
tingkat jabatan yang lebih rendah atas dasar kondite dan prestasi
kerjanya, atau akibat terjadinya penyederhanaan struktur organisasi.
2
karyawan yang mempunyai kualifikasi dan mampu mengerjakan
pekerjaannya dengan baik, sehingga pengendalian, pengembangan, dan
pengaturan pegawai akan lebih mudah dilaksanakan.
2. Penyelenggaraan ujian
Berbagai ujian diselenggarakan dengan maksud untuk memperoleh
informasi yang obyektif dan dengan tingkat akurasi yang tinggi tentang
2
cocok tidaknya pelamar dengan jabatan atau pekerjaan yang akan
dipercayakan kepadanya.
Ada tiga tes yang ditempuh para pelamar yaitu:
1. Tes psikologi
2. Tes pengetahuan
3. Tes pelaksanaan pekerjaan
3. Tes wawancara
Pada dasarnya diselenggarakan dalam bentuk tatap muka antara
seorang pewancara dengan seorang pelamar. Dewasa ini dikenal paling
sedikit ada lima jenis wawancara yaitu:
1. Wawancara tidak terstruktur
2. Wawancara terstruktur
3. Gabungan antara wawancara tidak terstruktur dan terstruktur
4. Pemecahan masalah
5. Wawancara dalam situasi stress
5. Evaluasi kesehatan
Evaluasi kesehatan dimaksudkan untuk menjamin
bahwa pelamar berada dalam kondisi fisik yang sehat.
7. Pengenalan pekerjaan
8. Keputusan atas lamaran
2
Yaitu berupa surat-surat yang dimiliki pelamar untuk menentukan apakah
sudah sesuai dengan persyaratan
yang diminta organisasi perusahaan, antara lain:
a. Ijazah
b. Riwayat hidup
c. Domisili/ keberadaan status yang bersangkutan
d. Surat lamaran
e. Sertifikat keahlian, missalnya: komputer
f. Pas foto
g. Copy identitas (KTP,SIM, dan lain-lain)
h. Pengalaman kerja
i. Umur
j. Jenis kelamin
k. Status perkawinan
l. Surat keterangan dari dokter
m. Akte kelahiran
2
menurut Ali Hasan penempatan merupakan proses penugasan/
pengisian jabatan baru atau penugasan kembali pegawai pada tugas/ jabatan
baru atau jabatan yang berbeda. Penugasan ini dapat berupa penugasan
pertama yang baru direkrut, tetapi dapat juga melalui promosi, pengalihan
(tranfer), dan penurunan jabatan (demosi), atau bahkan
pemutusan hubungan kerja.
Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa
penempatan jabatan merupakan suatu usaha untuk menyalurkan kemampuan
karyawan sebaik baiknya dengan jalan menempatkan karyawan pada posisi
atau jabatan yang paling sesuai kebutuhan jabatan dan pengetahuan,
ketrampilan, kemampuan dan kepribadian karyawan tersebut.
2
menempatkan dimana karyawan yang bersangkutan harus melaksanakan
tugas dan pekerjaannya serta wewenang dan tanggung jawab.
2. Faktor Pengalaman
Pengalaman para karyawan yang sejenis yang telah dialami
sebelumnya, perlu mendapat pertimbangan dalam rangka penempatan
karyawan. Pengalaman bekerja banyak memberikan kecenderungan
bahwa karyawan memiliki keahlian dan ketrampilan kerja yang relatif
tinggi. Sebaliknya keterbatasan pengalaman bekerja yang dimiliki akan
makin rendah tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki.
4. Faktor Sikap
Sikap merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Dalam
penempatan karyawan faktor sikap hendaknya menjadi pertimbangan
bagi manajer sumber daya manusia, karena hal tersebut akan berpengaruh
secara langsung baik bagi individu dan perusahaan maupun bagi
masyarakat sebagai pengguna jasa dari perusahaan itu sendiri.
6. Faktor Usia
2
Faktor usia perlu dipertimbangkan dengan maksud untuk
menghindarkan rendahnya produktifitas yang dihasilkan oleh karyawan
yang bersangkutan. Biasanya karyawan yang usianya sudah tua akan
memiliki tingkat produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan
karyawan yang usianya lebih muda.
2
2) Orientasi waktu (orientasi temporal)
Orientasi waktu ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam
memahami masa bekerja, termasuk di dalamnya waktu, hari, musim,
bulan dan tahun, masa yang akan datang, atau masa yang lalu.
3. Sosialisasi Kebijakan
Perlu adanya sosialisasi tentang kebijakan perusahaan yang
berlaku, mulai dari kebijakan baik yang terkait dengan sumber daya
manusia seperti reward, career, training, hubungan kepegawaian,
penilaian pegawai, sampai pemberhentian. Selain itu, terkait dengan unit
kerja tempat dia bekerja, demikian juga tentang kode etik dan peraturan
perusahaan. Dengan demikian akan memperjelas hal-hal yang perlu
ditaati dan dijalankan dalam memperlancar tugas kerjanya.
2
4. Jalur Komunikasi
Membuka jalur komunikasi mempermudah pegawai baru
menyampaikan aspirasi maupun pertanyaan. Untuk itu perlu dibuka
ruang komunikasi, baik melalui komu- nikasi rutin melalui tatap muka
seperti pertemuan rutin, dan aktivitas lain. Jalur komunikasi bisa melalii
media online seperti surel (surat email) maupun telephone.
5. Proses Monitoring
Pada awal bekerja, pegawai baru sudah disosialisasikan target
kerja yang harus dicapai. Perlu adanya monitor rutin terhadap hasil
kerjanya, sehingga membantu pega- wai tersebut lebih meningkatkan
kinerjanya. Jika ada kekurangan, maka dapat disampaikan hal-hal yang
perlu dilakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut. Demi- kian juga
jika ternyata pegawai tersebut berhasil mencapai target yang lebih, maka
dapat ditingkatkan lagi target kerjanya.
Dengan adanya orientasi pegawai baru tersebut diharapkan dapat
membantu pegawai dapat bekerja dengan baik, yang dapat meningkatkan
produktivitas kerjanya, yang pada akhirnya mendukung pencapaian
tujuan perusahaan.
2
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
2
3.2 SARAN
2
DAFTAR PUSTAKA